Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

MSDS (Material Safety Data Sheet) yaitu merupakan sumber informasi

yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau cidera saat

menangani bahan kimia yang berbahaya dan mengetahui sifat-sifat bahaya bahan

kimia yang digunakan serta alat pelindung diri hingga prosedur darurat bila terjadi

tumpahan, kebakaran, kebocoran, dan ledakan. Maka dari itu, semua informasi

tersebut sangatlah penting untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja yang

bisa berakibat fatal.

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting bagi kita untuk

menciptakan tempat lingkungan kerja yang aman, sehat, dan bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakan

kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi

dan produktivitas kerja.

Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubungannya dengan

pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang

meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja, dan lingkungan kerja yang
2

mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun peerubahan kesehatan

dari seseorang.

Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan

dapat melakukan pekerjaan yang aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman

jika apapun yang dilakukan oleh pekeja tersebut, resiko yang mungkin muncul

dapat dihindari. Pekerjaan yang dikatakan nyaman jika para pekerja yang

bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah,

sehingga tidak mudah capek dan tidak akan menyebabkan kecelakaan.

Preparasi merupakan tahap yang wajib dilewati dalam menganalisa suatu

sampel di laboratorium. Pada analisa kimia di laboratorium untuk beberapa jenis

sampel diperlukan preparasi awal (persiapan sampel) sebelum di analisa.

Preparasi ini menjadi bagian yang sangat penting dalam suatu analisa, sehingga

harus dilakukan dengan baik dan benar agar memperoleh hasil analisa yang sesuai

dengan standar.

Preparasi sampel adalah proses persiapan suatu sampel agar layak untuk

di uji di laboratorium. Maksudnya adalah preparasi disini bertujuan untuk

mempersiapkan suatu zat atau bahan yang akan di analisis di laboratorium. Hal ini

disebabkan, dalam analisa terkadang terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi

sebelum sampel tersebut di uji. Contohnya seperti pada preparasi bahan baku

pembuatan botol 5 galon di PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung yaitu,

material harus bersih dan tidak terkontaminasi, kadar air harus sesuai dengan yang

ditentukan, kepadatan material harus sesuai dengan yang ditentukan, dan ukuran
3

sampel harus sekian mesh atau mikrometer. Jadi, sampel yang akan di analisa

harus memiliki kadar air, kepadatan material, dan ukuran material harus sesuai

dengan yang ditentukan sehingga hasil analisa menjadi akurat dan presisi.

1.2 Ruang lingkup masalah

1. Bagaimana fungsi dari MSDS dalam proses preparasi bahan baku

pembuatan galon.

2. Bagaimana cara melakukan proses preparasi bahan baku pembuatan

galon yang baik dan benar.

3. Bagaimana cara mengetahui standar mutu bahan baku dalam proses

preparasi bahan baku pembuatan galon.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui standar mutu bahan baku dalam proses penggilingan dan

pengayakan.

2. Mengetahui standar analisis kadar air dalam suatu sampel pembuatan

botol 5 galon.

3 Mengetahui standar bulk density (kepadatan) material dalam preparasi

bahan baku pembuatan galon.


4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

PT. Multi Sejahtera Plastisindo merupakan perusahaan yang didirikan

pada tanggal 07 Juni 2011. Perusahaan ini bergerak di bidang Manufacturing Of

Packaging Using Blow Moulding and Extrusion. Per Oktober 2019 PT. Multi

Sejahtera Plastisindo berganti nama menjadi PT. Primadaya Plastisindo Cabang

Lampung. PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung ini merupakan satu-

satunya cabang yang ada di Bandar Lampung, sedangkan pusatnya terletak di

daerah Bogor. Produk utama PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung adalah

berbagai jenis botol 5 galon (galon air mineral), straw (sedotan), dan tisu galon.

PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung memiliki Visi, Misi, Kebijakan

Mutu dan Keamanan Pangan sebagai berikut:

2.1.1 Visi, Misi, Kebijakan mutu, dan Keamanan pangan

2.1.1.1 Visi

Perusahaan kemasan plastik yang berkompeten, ramah lingkungan dan

sosial responsible seiring perkembangan jaman.

2.1.1.2 Misi
5

Meningkatkan kualitas produk dan layanan sejajar dengan standar

internasional.

2.1.1.3 Kebijakan mutu dan Keamanan pangan

Peningkatan sumber daya manusia dan sistem secara terus menerus agar

memenuhi harapan dan kebutuhan pihak terkait.

Dukungan penuh dan komitmen yang tinggi dari managemen dan seluruh

karyawan untuk memenuhi keamanan produk dan layanan serta

persyaratan pihak terkait.

Pengembangan etos kerja dan produktivitas agar tercapai kesejahteraan

bersama dan berdampak positif kepada lingkungan sekitar.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 MPC (Material Product Control)

MPC (Material Product Control) merupakan suatu area dimana material di

kontrol. Di area MPC terdapat beberapa bagian proses yaitu seperti proses

penggilingan galon dan mixing. di dalam proses penggilingan maupun proses

mixing terdapat sebuah contoh sampel yang baik dan sesuai dengan ketentuan

yang telah di tetapkan, jadi, hasil dari proses tersebut material dilihat

menggunakan mata (visual) apakah sudah seperti contoh sampel yang telah

ditetapkan atau tidak.

2.2.2 MSDS (Material Safety Data Sheet)


6

MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah dokumen yang berisi informasi

tentang potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, dan lingkungan) dan bagaimana

cara agar terhindar dari kecelakaan kerja. Ini adalah titik awal yang penting untuk

pengembangan program kesehatan dan keselamatan yang lengkap. Hal ini juga

berisi informasi tentang penggunaan, penyimpanan, penanganan, dan prosedur

darurat semua hal yang berkaitan dengan bahaya material. MSDS berisi informasi

lebih banyak tentang materi dari label. MSDS disusun oleh pemasok atau

produsen material. Hal ini dimaksudkan untuk mengatakan apa bahaya dari

produk, bagaimana untuk menggunakan produk dengan aman, apa yang harus

dilakukan jika terjadi kecelakaan. Di PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung

telah menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk kesehatan dan keselamatan

para pekerja, seperti sepatu safety, penutup kepala, masker, sarung tangan, dan

penutup telinga. serta APAR (Alat Pemadam Api Ringan) apabila terjadi suatu

insiden yang tidak di inginkan dan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

untuk upaya pertolongan dan perawatan jika terkena goresan pisau atau hal-hal

lainnya. Semua itu disediakan demi mencegah terjadinya resiko kecelakaan kerja.

2.2.3.1 Analisis Bahan Baku

Kadar air (Moisture Content) adalah perbandingan berat air terkandung dalam

material dengan berat kering material. Kegunaannya untuk menentukan air yang

terkandung dalam material yang dinyatakan dalam satuan persen. analisis kadar

air dalam proses pembuatan botol 5 galon dilakukan untuk menentukan kadar air

yang terdapat pada bahan baku. Nama alat yang di gunakan dalam analisis kadar

air adalah moisture analyzer.


7

2.2.3.2 Bulk Density

Bulk density merupakan berat suatu massa material per satuan volume tertentu.

Satuannya adalah g/cm3. volume material yang dimaksud adalah volume

kepadatan material termasuk ruang-ruang pori. Bulk density merupakan petunjuk

kepadatan material. Makin padat suatu material maka semakin tinggi bulk density.

PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung bulk density digunakan untuk

mengukur kepadatan material bahan baku. standar bulk density yang baik adalah

0,0 - 0,6 g/cm3 jika lebih dari 0,6 g/cm3 maka akan berpengaruh pada proses

produksi pembuatan botol 5 galon, yaitu dapat menyebabkan timbulnya

gelembung-gelembung pada produk botol 5 galon.

2.2.3.3 Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat sebuah produk di mana

bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan

bagian terbesar dari bentuk barang). bahan baku dalam proses pembuatan botol 5

galon di PT. Primadaya Plastisindo berupa bijih plastik.

2.2.3.4 Resin PC (PolyCarbonate)

Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik yang mudah dibentuk

dengan menggunakan panas. Plastik jenis ini banyak digunakan secara luas dalam

industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu tahan termal

dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat

bening. Dalam identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.


8

Untuk jenis plastik nomor 7 polikarbonat dapat ditemukan pada botol susu bayi,

gelas anak balita, botol minum polikarboat, dan kaleng kemasan makanan dan

minuman. Polikarbonat menjadi perdebatan, karena diemukan pada saat mencuci

BPA (bisphenol A), menjadi bahan hormon pengganggu kehamilan dan

pertimbuhan janin.

Polikarbonat disebut demikian karena plastik ini terdiri dari polimer dengan gugus

karbonat (-O-(C=O)-O-) dalam rantai molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat

yang paling umum adalah bisfenol A (BPA). Polikarbonat akan mengalami

transisi gelas pada temperatur 150 oC sehingga polikarbonat akan menjadi lembek

secara bertahap di atas temperatur ini, dan mulai mencair pada temperatur 300 oC.

Polikarbonat dapat dibuat dengan menggunakan bisfenol A dan fosgen (Karbonil

diklorida, COCl2). Langkah awal dalam sintesis polikarbonat adalah dengan

melakukan deprotonisasi bisfenol A dengan Natrium Hidroksida sehingga

terbentuk air. Reaksinya adalah sebagai berikut:

(CH3)2 -C- (C6H6)2 - (OH)2 + 2 NaOH  (CH3)2 -C- (C6H6)2 -O2- + 2 Na+ + 2 H2O

Molekul oksigen pada bisfenol yang terdeprotonisasi bereaksi dengan fosgen

melalui adisi karbonil dan menghasilkan ion Cl-. Reaksinya adalah sebagai

berikut:

(CH3)2 -C- (C6H6)2 -O2- + Cl – (C=O) -Cl (CH3)2 -C- (C6H6)2 - (O- (C=O) – Cl)

(O-) + Cl-
9

Lalu gugus kloroformat (O-(C=O)-Cl) yang terbentuk menempel pada gugus

bisfenol yang lainnya sehingga rantai panjang polikarbonat terbentuk dan

meninggalkan ion Cl-.

2.2.3.5 Masterbatch

Masterbatch merupakan salah satu bahan aditif yang berperan penting dalam

industri pembuatan plastik yang digunakan untuk memenuhi fungsi perwarnaan

dan memberikan berbagai kualitas tertentu pada produk akhir. Matsterbatch

merupakan jenis pewarna plastik yang berbentuk padatan (granule), terdiri dari

resin termoplastik misanya (polietilena, polipropilena, polivinil klorida atau

campuran polimer lainnya) dan pigmen dengan dengan konsentrasi tinggi, selain

itu seringkali ditambahkan dengan bahan aditif yang digunakan untuk

meningkatan sifat fisik polimer dan masterbatch, dan produk yang dihasilkan

memperoleh warna atau sifat dari masterbatch itu sendiri. Umumnya zat aditif

yang digunakan berfungsi sebagai anti blocking, anti statik, stabilitas terhadap

sinar UV. Masterbatch banyak digunakan dalam berbagai aplikasi misalnya

sebagai pewarna pada botol galon dan ekstruksi pipa.

2.2.3.6 Regrind

Regrind adalah salah satu bahan baku pembuatan botol 5 galon yang digunakan di

PT. Primadaya Plastisindo. Regrind merupakan hasil giling dari galon-galon yang

telah lama digunakan, dimana galon-galon tersebut akan di daur ulang (recycle)

menjadi material yang lebih kecil dalam proses recycling yang menggunakan

mesin penggiling. Dari hasil giling tersebut, regrind ini masih memiliki
10

kandungan campuran seperti virgin (resin PC) dan pewarna dari masterbatch,

sehingga masih bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan botol 5 galon.

2.2.3.7 MG (Material Gilingan)

Adalah hasil dari proses penggilingan galon reject dan aval bottom galon

menggunakan mesin giling, Ada tiga macam mesin penggiling yaitu mesin

penggiling galon, mesin penggiling aval bottom galon, dan mesin penggiling

bekuan. di PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung produk yang keluar dari

proses penggilingan tersebut dinamakan MG (Material Gilingan). Prosesnya

hampir sama dengan proses recycling yaitu sama-sama menggunakan mesin

crushing, hanya saja recycling adalah proses penggilingan galon-galon yang

sudah lama dipakai dan harus didaur ulang kembali, sedangkan MG (Material

Gilingan) adalah hasil dari proses penggilingan galon reject/rusak dan aval

bottom yang diterima langsung dari proses produksinya.

2.2.3.8 Crushing

Crusher/Penghancur adalah alat yang digunakan dalam proses crushing untuk

menghancurkan suatu jenis material. Crusher berfungsi untuk

memecahkan/menghancurkan material berukuran besar menjadi ukuran yang lebih

kecil sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Peralatan penghancur zat padat

dibagi atas mesin pemecah (crusher), mesin giling (grinder), dan mesin giling

ultra halus (ultrafine grinder). mesin pemecah bertugas melakukan kerja berat

seperti memecah bongkahan/material besar menjadi kepingan-kepingan kecil.

2.2.3.9 Mesin Dust Collector


11

Dust Collector adalah salah satu mesin penghisap debu dan asap yang

menyebabkan polusi udara dari proses-proses industri. Pada proses industri seperti

penuangan material, pengelasan, pengayakan, dan beberapa aplikasi dan penting

lainnya yang menimbulkan debu dan asap dapat dihisap oleh mesin dust collector,

udara kotor tersebut kemudian difilter dan dipisahkan antara debu dan udara, debu

atau asap akan masuk ke tempat penampungan sedangkan udara dibuang keluar

pabrik sehingga pencmaran dapat diatasi. Mesin dust collector dapat diguanakan

untuk membersihkan udara dari banyak sumber debu dan asap, dengam

melakukan flowrate yang dibutuhkan untuk menghisap debu tersebut. Mesin dust

collector yang dapat menangani banyak sumber debu disebut mesin dust collector

central atau terpusat. Disamping itu tersedia juga mesin dust collector portable

untunk menangani polusi udara di 1 dan 2 sumber debu saja.

2.2.10 Mixing ( Pencampuran Bahan )

Mixing adalah suatu proses pencampuran dua bahan atau lebih sehingga dapat

bergabung menjadi suatu homogen yang bersifat seragam dan memiliki

penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan

pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang

berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan , keadaan

produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan

pencampuran. Di dalam mesin mixing terdapat sebuah pengaduk (impeller) yang

berfungsi sebagai pengaduk material agar proses pencampuran tersebar secara

merata.
12

BAB III
METODOLOGI DAN PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan pada tanggal 30

September sampai dengan 13 Desember 2019 di PT. Primadaya Plastisindo

Cabang Lampung berlokasi di Jl. Ir. Sutami Km. 8 No. 88 Campang Raya,

Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, Indonesia.

3.2 Metodologi yang digunakan

1. Wawancara

Mewawancarai atau bertanya kepada beberapa karyawan yang bekerja di

PT. Primadaya Plastisindo.

2. Observasi

Melihat secara langsung bagaimana proses persediaan bahan baku di PT.

Primadaya Plastisindo.

3. Eksperimen
13

Melakukan proses persiapan bahan baku seperti menggiling galon, mixing

bahan baku di area MPC.

4. Studi Pustaka

Mendapatkan data laporan dari buku yang ada di PT. Primadaya

Plastisindo, laporan Prakerin siswa regular, dan internet.

3.3 Bahan dan Peralatan

 Pengecekan Kadar Air (Moisture Content).

Alat :

1. Moisture Analyzer.

Bahan :

1. Virgin (resin PC).

2. Masterbatch.

3. Material Gilingan(MG).

4. Regrind.

 Pengecekan Bulk Density.

Alat :

1. Timbangan.

2. Gelas ukur (1000 mL).

Bahan :
14

1. Virgin (resin PC).

2. Masterbach.

3. Material Gilingan(MG).

4. Regrind.

 Proses Penggilingan Galon.

Alat :

1. Mesin Crushing.

2. Mesin Dust Collector.

3. Blower.

4. Conveyor.

5. Mesin Ayak.

6. Timbangan.

7. Pallet.

8. Karung.

9. Tali Plastik.

10. Forklift.

11. Keranjang.

12. Mesin Belah Galon.

13. Mesin Kerok Galon.

14. Pelindung Telinga.

15. Masker.

Bahan :
15

1. Galon Reject.

2. Aval Bottom.

3. Bekuan Galon.

 Proses Belah Galon.

Alat :

1. Mesin Belah.

2. Keranjang.

3. Sarung tangan.

4. Masker.

Bahan :

1. Galon bekas (reject).

 Proses Pengerokan Galon.

Alat :

1. Mesin Kerok.

2. Keranjang.

3. Sarung tangan.

Bahan :

1. Galon bekas (reject).


16

 Proses Pencucian Galon.

Alat :

1. Serabut/ busa.

2. Pelindung telinga.

Bahan :

1. Air.

2. Sabun.

3. Wadah baskom.

 Proses Mixing(Pencampuran).

Alat :

1. Mesin Mixing.

2. Timbangan.

3. Karung.

4. Pisau.

5. Tali Plastik.

6. Magnet.

7. Pallet.

8. Hand Pallet.

9. Forklift.

10. Masker.
17

Bahan :

1. Virgin(resin PC).

2. Masterbatch.

3. Material Gilingan(MG).

4. Regrind.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Diagram Alir Proses Preparasi Bahan baku

1.1 M 1.2 M
u u

Penerimaan dan pemeriksaan Penerimaan dan pemeriksaan bahan


OPRP 1
galon reject baku dan incoming material

OK OK
Claim supplier Claim

OK
Proses

Proses Kerok

Proses Cuci

Crushing + ayak
OPRP 2

Penimbangan
18

Pengemasan Penyimpanan

Penimbangan

Masterbatch

Proses Mixing

Karung&Tali plastik

Penimbangan&Pengemasan

Distribusi ke produksi galon

 Gambar 1. Diagram Alir Proses Preparasi Bahan.

3.4.2 Prosedur Kerja Proses Pembelahan Galon (Bagian Recycling)

1. Mengambil galon-galon yang masih utuh dari tempat penampungan galon

menggunakan keranjang.

2. Membawa keranjang yang berisi galon ke area belah galon.

3. Menghidupkan mesin belah galon.

4. Memasukkan galon satu per satu.

5. Mengirim hasil belah galon ke bagian pengerokan.

3.4.3 Prosedur Kerja Pengerokan Galon (Bagian Recycling)


19

1. Menyalakan mesin kerok.

2. Mengambil galon reject di tempat penampungan galon reject.

3. Mengerok galon reject untuk menghilangkan label, kotoran seperti tinta,

cat, tanah, dan sebagainya.

4. Menyerahkan hasil kerok ke bagian cuci.

5. Operator membuat laporan.

3.4.4 Prosedur Kerja Proses Pencucian Botol Galon (Bagian Recycling)

1. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan saat mencuci.

2. Mengambil botol 5 galon reject untuk diletakkan ke dalam bak cucian.

3. Memastikan hasil kerok bersih dari kotoran yang menempel.

4. Mencuci botol 5 galon reject dari kotoran tanah dan lumut agar tidak

terjadi kontaminasi.

5. Memastikan hasil cucian benar-benar bersih.

6. Menumpuk hasil cucian pada tempatnya untuk proses selanjutnya.

7. Operator membuat laporan.

3.4.5 Prosedur Kerja Proses Pengilingan Botol Galon (Recycling)

1. Menghidupkan mesin crushing dan conveyor.

2. Mengambil galon-galon yang telah di cuci bersih.

3. Meletakkan galon yang telah dicuci ke conveyor.

4. Memulai proses penggilingan dengan mesin crushing.

5. Menghisap material menggunakan blower menuju mesin dust collector.

6. Menimbang hasil giling dan packing dengan karung sebanyak 25 kg.


20

7. Menyusun hasil giling diatas pallet dan memberi identitas/label.

8. Menyerahkan hasil giling ke bagian MPC.

9. Membuat laporan.

3.4.6 Prosedur Kerja Proses Penggilingan Galon Reject (Bagian Produksi)

1. Menerima galon reject dari produksi.

2. Melakukan pemisahan botol galon.

3. Melakukan pengeboran galon reject jika terdapat kotoran.

4. Menghidupkan mesin crushing lalu memasukkan galon ke dalam mesin

untuk melakukan proses penggilingan.

5. Menghisap material menggunakan blower menuju mesin dust collector.

6. Mengemas hasil giling dan menimbang sebanyak 25 kg.

7. Menyusun hasil gilingan yang sudah di-packing di atas pallet dan memberi

identitas/label.

8. Membawa hasil giling yang telah disusun ke gudang penyimpanan bahan

baku.

9. Membuat laporan hasil penggilingan.

3.4.7 Prosedur Kerja Proses Penggilingan Aval Bottom (Bagian Produksi )

1. Membawa keranjang yang berisi aval bottom dari produksi ke area

crushing.

2. Menghidupkan mesin giling dan conveyor.

3. Meletakkan aval bottom ke dalam conveyor.

4. Melakukan proses penggilingan.


21

5. Menghisap hasil giling menggunakan blower menuju mesin dust collector.

6. Mengemas hasil giling dan menimbang sebanyak 25 kg.

7. Menyusun hasil giling yang sudah di-packing di atas pallet dan memberi

label/identitas.

8. Membawa hasil giling yang telah disusun ke gudang penyimpanan bahan

baku.

9. Membuat laporan hasil giling.

3.4.8 Proedur Kerja Proses Pengayakan.

1. Menerima hasil gilingan.

2. Melakukan pengayakan dari hasil giling.

3. Melakukan pemisahan dan hasil ayak antara yang bersih dan yang kotor.

4. Menimbang 25 kg hasil ayak dan mengems dengan karung.

5. Menyusun hasil ayak yang sudah ditimbang di pallet dan memberikan

label/identitas.

6. Meletakkan hasil ayak ke gudang penyimpanan.

7. Membuat laporan.

3.4.9 Prosedur Kerja Mengukur Kadar Air (Moisture Content)

1. Menghidupkan moisture analyzer dengan cara menekan tombol on.

2. Mengatur angka digital 0,00.

3. Menimbang material sebanyak 20 gr.

4. Menekan tombol start.

5. Mesin akan membaca kadar air secara otomatis.


22

6. Mencatat data di buku moisture content.

7. Mematikan moisture analyzer dengan menekan tombol off.

8. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

3.4.10 Prosedur Kerja Bulk Density

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Menimbang gelas ukur kosong

3. Memasukkan material ke dalam gelas ukur sampai 1000 mL.

4. Memadatkan material dengan cara menggoyangkan gelas ukur.

5. Menimbang material lalu hasil timbangan dibagi 1000.

6. Mencatat hasil timbangan di buku laporan.

3.4.11 Prosedur Kerja Proses Mixing

1. Menerima job sheet dari PPIC.

2. Memeriksa stok bahan material.

3. Mengambil bahan baku dari gudang material.

4. Menghidupkan mesin mixing.

5. Melakukan mixing untuk komposisi yang sudah ditentukan di job sheet.

6. Mengemas hasil mixing dan menimbang sebanyak 25 kg lalu menyusun di

atas pallet dan diberi identitas/label.

7. Membawa hasil mixing ke area produksi menggunakan forklift/hand pallet.

8. Membuat laporan hasil mixing.


23

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berikut ini adalah hasil checklist dari proses preparasi bahan baku pembuatan

botol 5 galon di PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung.

4.1.1 Tabel 1. Tabel Checklist MPC.

CHECKIST
             
MPC
HASIL HASIL
             
GILING AYAK
TANGGAL SHIFT JAM A B C A B C
05/11/2019 1 08.00 A     A    
  09.00 A     A    
  10.00 A     A    
  11.00 A     A    
  12.00 A     A    
  13.00 A     A    
    14.00 A     A    
  2 15.00 A     A    
  16.00 A     A    
  17.00 A     A    
  18.00 A     A    
  19.00 A     A    
  20.00 A     A    
  21.00 A     A    
    22.00 A     A    
  3 23.00 A     A    
  24.00 A     A    
24

  01.00 A     A    
  02.00 A     A    
  03.00 A     A    
  04.00 A     A    
  05.00 A     A    
    06.00 A     A    

Keterangan: Hasil giling


 A. Ukuran material sesuai dengan standar
 B. Ukuran material masih banyak yang besar
 C. Ukuran material besar-besar
Keterangan: Hasil ayak
 A. Material bersih dan tidak berdebu
 B. Material bersih tapi sedikit berdebu
 C. Material terkontaminasi & berdebu

4.1.2 Tabel 2. Tabel Checklist Moisture Content.

                           
  CHECKLIST MOISTURE CONTENT  
                           
VIRGI REGRIN FLASHIN MASTERBAT
    N   D   G   CH
                           
TANGG SHIF
A B C A B C A B C A B C
AL T
03/11/201 0.08 0.08 0.08
1            
9 0 6 1   0.098  
0.08 0.08
  2   0.087          
1 6   0.088  
0.08 0.08
  3   0.088         0.098  
0 0    
04/11/201 0.08 0.08 0.08
1       0.098      
9 1 0 3    
0.08 0.08 0.08
2       0.088      
  3 3 2    
0.08 0.08 0.08
  3           0.096  
0 3 1    
06/11/201 0.08 0.08 0.08 0.08
1            
9 1 3 0 3    
0.08 0.08 0.08
  2       0.101      
6 6 6    
  3   0.088     0.088     0.088     0.087  
07/11/201 0.08 0.08
1       0.083      
9 6 5   0.088  
0.08
  2       0.080     0.088  
3   0.093  
25

0.08 0.09 0.08 0.08


  3            
1 1 6 6    

4.1.3 Tabel 3. Tabel Checklist Bulk Density

      Checklist Bulk Density      


             
  Regrind(RL) Regrind(RC)   Mixing
Tgl Shift          
03/11/201 0.50
1   0.514   0.504
9 6
  2 0.548   0.523   0.516
  3 0.530   0.515   0.534
04/11/201
1 0.543   0.506   0.540
9
  2 0.518   0.523   0.543
  3 0.515   0.517   0.547
06/11/201
1 0.547   0.524   0.527
9
  2 0.534   0.517   0.523
  3 0.535   0.511   0.514
07/11/201
1 0.514   0.525   0.513
9
  2 0.512   0.532   0.534
  3 0.511   0.509   0.508

4.2 Pembahasan

Pada proses preparasi pembuatan botol 5 galon, MPC merupakan area

dimana material produk seperti bahan baku dikontrol agar sesuai dengan standar

bahan baku yang telah ditetapkan. Crushing merupakan salah satu unit dalam

proses penggilingan dan pengayakan. Dari tabel checklist MPC diatas terdapat

sebuah parameter sebagai tolak ukur terhadap nilai atau kondisi yang lainnya.

Parameter ini dianggap sebagai nilai atau kondisi yang diharapkan.


26

Dalam tabel hasil giling MPC diatas, menyatakan bahwa hasil giling

sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan. yaitu memasuki parameter A.

jika hasil giling memasuki parameter A maka ukuran material yang telah digiling

sudah sesuai dengan standar dan siap untuk di produksi. Tindakan yang harus

dilakukan adalah monitoring normal untuk memastikan hasil giling tetap berada di

parameter A. Jika hasil giling memasuki parameter B maka ukuran matrial dari

gilingan masih banyak yang besar yang tidak sesuai dengan standar. Tindakan

yang dilakukan adalah, melakukan pengecekan saringan mesin giling. Jika

saringan rusak atau pisau giling kurang tajam maka melaporkan ke bagian teknik

untuk perbaikan dan setelah itu melakukan monitoring normal untuk memastikan

kembali hasil giling berada di parameter A. Jika hasil giling memasuki parameter

C maka gilingan yang dihasilkan yaitu berupa material dengan ukuran yang besar-

besar dan sangat jauh dari standar yang telah ditetapkan. Hasil giling parameter C

ini akan mengakibatkan proses jalannya produksi terganggu, seperti distribusi

material pada selang hopper tersumbat/macet karena material yang ukurannya

besar-besar, menimbulkan rongga udara pada hopper dan kepadatan material tidak

merata pada hopper. Tindakan yang harus dilakukan adalah menghentikan mesin

giling dan melaporkan ke bagian teknik untuk perbaikan.

Agar hasil giling tetap berada di parameter A atau sesuai dengan standar

maka operator akan melakukan monitoring. Masalah yang terdapat dalam proses

penggilingan yaitu berupa material yang masih besar-besar dikarenakan pisau

giling tidak tajam dan perlu dilakukan pergantian pisau giling. Maka dari itu PT.

Primadaya Plastisindo Cabang Lampung membuat jadwal pergantian pisau mesin


27

giling sebanyak 2 kali sebulan agar hasil giling yang dihasilkan sesuai dengan

standar dan tetap selalu berada di parameter A.

Begitupun dengan hasil ayak MPC, hasil ayak juga memiliki

parameter/standar yang sudah ditetapkan. Jika hasil ayak memasuki parameter A,

maka hasil ayak tersebut bersih dan tidak berdebu. Tindakan yang harus dilakukan

adalah monitoring normal untuk memastikan tetap berada di parameter A. Jika

hasil ayak memasuki parameter B, maka hasil ayak tersebut bersih tetapi sedikit

berdebu. Tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan pembersihan saringan

ayak dan melakukan monitoring untuk memastikan hasil ayak berada di parameter

A. Sedangkan, hasil ayak memasuki parameter C maka hasil ayak tersebut sudah

pasti terjadi kontaminasi dan berdebu. Hal ini akan mempengaruhi kualitas atau

hasil dari proses produksi yang mengakibatkan munculnya black spot/white spot

pada galon. Produk tersebut akan di-reject dan akan diproses kembali di area

MPC. Jika hal ini terjadi, tindakan yang harus dilakukan adalah menghentikan

mesin ayak, mengganti saringan mesin ayak, dan mengecek blower mesin ayak.

Selain proses penggilingan dan pengayakan ada satu lagi proses dalam

preparasi bahan baku pembuatan botol 5 galon, yaitu mixing. Mixing juga

merupakan bagian dari MPC (material product control) yang sangat penting.

Sebelum melakukan proses mixing, operator akan menerima job sheet dari PPIC

kemudian memeriksa stok material terlebih dahulu lalu mengambil bahan baku

dari gudang penyimpanan, Setelah semua yang dibutuhkan sudah siap maka

melakukan mixing bahan sesuai dengan komposisi yang sudah ditentukan di job
28

sheet. Agar hasil mixing tercampur secara merata, durasi mixing harus sesuai

dengan parameter yang sudah ditentukan.

Agar semua bahan baku tercampur secara merata proses mixing harus

dipastikan tetap berada di parameter A yaitu selama 1-1,5 jam dan meletakkan

magnet di tempat awal masuknya bahan baku pada mesin mixing untuk

menyingkirkan logam-logam yang menempel pada material. Dengan begitu bahan

baku akan tercampur secara merata, dan terbebas dari logam-logam yang dapat

menyebabkan bahaya bagi manusia. Jika proses mixing dilakukan sesuai dengan

parameter A akan memberikan hasil yang baik untuk proses pembuatan botol 5

galon seperti warna produk yang dihasilkan sesuai dengan standar dan kualitas

droptest baik.

Jika proses mixing hanya dilakukan selama 30–55 menit bahkan dibawah

30 menit maka akan berdampak pada proses produksi nantinya. Hal ini akan

menyebabkan material tidak tercampur secara merata dan mengakibatkan warna

produk pembuatan botol 5 galon out standar serta akan mempengaruhi kualitas

droptest. Tindakan yang harus dilakukan adalah menambahkan durasi mixing.

Moisture Content juga memiliki parameter yang telah ditetapkan. standar

kadar air yang baik dalam bahan baku pembuatan botol 5 galon adalah 0,00-

0,086% dengan angka toleransi 0,001. Jika kadar air tidak sesuai dengan standar

yang sudah ada, maka akan berdampak timbulnya gelembung-gelembung pada

produk botol 5 galon, yang akan mengakibatkan produk reject. Kemudian, jika
29

semakin banyak kadar air yang terkandung dalam material, maka pemanasan

dalam proses produksi akan semakin lama.

Kadar air yang masuk dalam parameter A adalah material yang sudah siap

untuk masuk tahap selanjutnya atau siap untuk di produksi. Jika kadar air masuk

di parameter B maka bahan baku akan tetap digunakan karena masih dalam batas

toleransi. Jika kadar air memasuki parameter C, maka bahan baku tersebut tidak

akan digunakan karena dapat mengakibatkan munculnya gelembung-gelembung

pada botol 5 galon yang menghasilkan produk reject.

Bulk density termasuk salah satu preparasi sampling yang penting, bulk

density digunakan sebagai pengukur kepadatan material. Dalam proses preparasi

pembuatan botol galon, material bahan baku galon seperti regrind, material

giligan (MG), dan hasil mixing akan diukur terlebih dahulu kepadatannya apakah

sudah sesuai dengan standar atau tidak. Standar yang di tetapkan pada bulk

density adalah 0-0.6 gr/cm3.. jika kepadatan material tidak sesuai dengan yang

ditentukan maka akan menimbulkan gelembung pada produk, timbulnya

gelembung pada produk karena terdapat rongga-rongga pada material yang

menyebabkan udara masuk pada saat tahap proses pembuatan botol galon.
30

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti dan melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di PT.

Primadaya Plastisindo Cabang Lampung dari tanggal 30 September sampai

dengan 13 Desember 2019, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

1. Proses preparasi bahan baku pembuatan botol 5 galon seperti hasil giling

galon dan hasil ayak di PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung telah

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditentukan.

2. Hasil analisa kadar air (Moisture Content) dalam masing-masing bahan

baku yang akan digunakan dalam proses pembuatan botol 5 galon telah

memenuhi standar kadar air yang telah ditetapkan yaitu 0.00 – 0.086.

meskipun masih ada beberapa kadar air dari bahan baku yang melebihi

standar. Namun, masih bisa di toleransi dan dapat digunakan dalam proses

selanjutnya.

3. Hasil analisia bulk density pada material bahan baku yang digunakan di

PT. Primadaya Plastisindo dalam proses pembuatan botol 5 galon, sudah

memenuhi keterangan telah ditetapkan yaitu 0-0,6 gr/cm3.

5.2 Saran
31

Setelah penulis melakukan Praktik Kerja Industri di PT. Primadaya Plastisindo

Cabang Lampung, penulis dapat memberikan saran yang dapat dipertimbangkan:

1. Kepada Karyawan PT. Primadaya Plastisindo Cabang Lampung

hendaknya harus lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja,

untuk selalu menggunakan alat pelindung diri seperti, sarung tangan,

masker, penutup kepala, dan lain-lain agar dapat mengurangi resiko

kecelakaan kerja.

2. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan bersih demi menjaga dan

memajukan kinerja perusahaan.

3. Lebih meningkatkan kedisiplinan, kejujuran, dan kerja sama bagi seluruh

karyawan PT. Primadaya Plastisindo untuk memaksimalkan pekerjaan dan

tugas.

Anda mungkin juga menyukai