Kak Wonosalam
Kak Wonosalam
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting
dalam perekonomian di Indonesia. Tanaman kopi di Indonesia umumnya
membudidayakan tiga jenis kopi, yaitu Robusta, Arabica, dan Liberika. Tiga jenis
kopi memiliki keunggulan masing-masing. Salah satunya pada aroma dan rasa
kopi, kopi arabica lebih disenangi oleh konsumen. Kopi Arabica umumnya
ditanam di tanah mineral dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl, ketinggian tempat
akan berkaitan dengan cita rasa kopi. Curah hujan yang sesuai untuk kopi Arabica
adalah 1.500 – 2.500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan
suhu rata-rata 12-25oC. (Pustiloka, 2006)
Penggunaan lahan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kopi
arabica di Indonesia. Dalam upaya pengoptimalkan penggunaan lahan secara
berkelanjutan dan terarah diperlukan tersedianya data dan informasi yang lengkap
mengenai keadaan iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya serta persyaratan
tumbuh tanaman kopi arabica. Kemudian data tersebut identifikasi melalaui
kegiatan survei dan pemetaan sumber daya lahan. Pendekatan penilaian suatu
lahan atau evaluasi lahan menggunakan beberapa sistem sistem matching atau
mencocokan anrata kualitas dan sifat lahan dalam setiap satuan peta lahan (SPL)
dengan kriteria kelas kesesuain lahan, kemampuan lahan dan kesuburan lahan
berdasarkan persyaratan tumbuh komoditas kopi arabica, serta faktor pembatas
tergantung karakteristik lahan. (Djaenudin, et al., 2011)
Kegitan survei lahan pada satuan peta lahan pengunungan gunung
kuncung daerah Wonosalam yang berada pada Kabupaten Jombang. Wonosalam
merupakan daerah yang berpotensi pada sektor kehutanan dengan produksi hasil
hutan kayu dan non kayu, selain itu pada sektor pertanian digunakan sebagai
perkebunan. Pengembangan komoditas perkebuhan dan tanaman tahunan.
Wilayah Wonosalam memiliki tingkat kerapatan garis kontur yang renggang dan
memiliki rentang ketinggian 50-1.100serta kemiringan lereng kurang dari 8%
sehingga diperlukan penanganan penggunaan lahan yang tepat. (Wijayanto, 2015)