Panduan GLN PDF
Panduan GLN PDF
Tim GLN
Koordinator GLN: Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Kepala Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa
Ketua Pokja GLN: Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang
Inovasi dan Daya Saing
Sekretaris GLN: Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A., Sekretaris Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa
Tim Penyusun
Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd.
Nur Berlian Venus Ali, M.S.E.
Wien Muldian, S.S.
Miftahussururi, S.Pd.
Nur Hanifah, M.Pd.
Meyda Noorthertya Nento, B.SoC.
Qori Syahriana Akbari, S.Hum.
Sekretariat
TIM GLN Kemendikbud
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
iii
iv
SAMBUTAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Muhadjir Effendy
vi
DAFTAR ISI
vii
4.3 Pola dan Target Pendampingan .................................................... 29
4.4.1 Pola Pendampingan .......................................................... 29
4.4.2 Target Pendampingan Literasi .......................................... 30
4.4.3. Bentuk-bentuk Aktivitas Pendampingan Literasi ............... 30
4.4.4 Bentuk-bentuk Produk Pendampingan Literasi ................. 31
BAB V PENILAIAN DAN EVALUASI ...................................................... 33
5.1 Penilaian Gerakan Literasi Nasional ............................................. 33
5.1.1 Penilaian Implementasi Gerakan Literasi Sekolah ............. 33
5.1.2 Penilaian Implementasi Gerakan Literasi Keluarga ........... 36
5.1.3 Penilaian Implementasi Gerakan Literasi Masyarakat ....... 37
5.2 Evaluasi GLN ................................................................................. 39
viii
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Rasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015–2019 telah menetapkan sembilan agenda prioritas yang dikenal
dengan Nawacita berlandaskan ideologi Trisakti yang mencakup berdaulat
di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan. Kesembilan Nawacita tersebut meliputi (1) menghadirkan
kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara; (2) membuat pemerintah selalu
hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan tepercaya; (3) membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan; (4) memperkuat kehadiran negara dalam melakukan
reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan tepercaya; (5) meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya; (7) mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; (8)
melakukan revolusi karakter bangsa; serta (9) memperteguh kebinekaan
dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Pembangunan pendidikan dan kebudayaan diarahkan untuk
mewujudkan Nawacita tersebut, khususnya nomor 5, 6, 8, dan 9,
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan
produktivitas dan daya saing, melakukan revolusi karakter bangsa,
serta memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia. Untuk mencapai itu, pengembangan dan penguatan karakter
melalui kegiatan-kegiatan literasi merupakan upaya menyeluruh yang
dilaksanakan melalui pembangunan ekosistem pendidikan, baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
2
TATA KELOLA DAN DAYA
DUKUNG
b. Kementerian/Lembaga Lain
(1) Membuat peraturan, kebijakan, serta program literasi
untuk mendukung GLN sesuai dengan kapasitas dan
ruang lingkup kementerian/lembaga masing-masing;
(2) Menjadi mitra dalam pelaksanaan program GLN sesuai
dengan kapasitas dan ruang lingkup kementerian/
lembaga masing-masing;
(3) Membuat dan mengembangkan materi GLN sesuai
dengan kapasitas dan ruang lingkup kementerian/
lembaga masing-masing; dan
(4) Mendukung pengembangan implementasi GLN dalam
bentuk penyediaan bahan bacaan bermutu, penyediaan
sarana dan prasarana, kampanye/sosialisasi, penguataan
kapasitas fasilitator literasi, dll.
d. Kelurahan/Desa
(1) Memberikan keteladanan berliterasi kepada seluruh
warga desa;
(2) Membuat dan mengembangkan peraturan dan
kebijakan GLN di desa;
(3) Membangun sarana dan prasarana penunjang GLN di
desa;
(4) Melakukan sinergi dan implementasi GLN dengan satuan
pendidikan, komunitas literasi serta tokoh msyarakat;
dan
(5) Mengalokasikan dana desa untuk mengembangkan GLN
di desa sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
f. Pengawas pendidikan
(1) Memberikan keteladanan berliterasi kepada seluruh
komunitas sekolah;
(2) Mengidentifikasi dan mengoptimalkan berbagai potensi/
keunggulan sekolah binaan dalam implementasi GLN;
(3) Memetakan praktik baik implementasi GLN di sekolah-
sekolah binaan untuk dijadikan rujukan bagi sekolah
binaan lain;
(4) Mendampingi dan mendukung kepala sekolah, guru, dan
peserta didik untuk mengimplementasikan GLN sesuai
dengan karakteristik sekolah;
(5) Mengevaluasi implementasi GLN di sekolah binaan;
12 PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
GERAKAN LITERASI NASIONAL
(6) Mendampingi penyusunan tindak lanjut hasil evaluasi
implementasi GLN di sekolah binaan;
(7) Membantu menjelaskan secara komprehensif kepada
pihak terkait/komunitas sekolah tentang konsep, tujuan,
dan manfaat GLN;
(8) Memastikan GLN diterapkan secara utuh dan menyeluruh
melalui implementasi praktik literasi pada kurikulum dan
metode pembelajaran di sekolah binaan; dan
(9) Membantu kepala sekolah dalam pengawasan kegiatan
literasi di sekolah binaan.
h. Komite Sekolah/Masyarakat
(1) Memberikan keteladanan dalam berliterasi di
lingkungan sekolah dan masyarakat;
(2) Mendukung pelaksanaan program GLN secara mandiri
dan bergotong royong;
(3) Mendukung pelaksanaan kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler berbasis GLN;
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL 13
GERAKAN LITERASI NASIONAL
(4) Membantu terbentuknya kolaborasi pengembangan
literasi antara sekolah dan wali murid serta masyarakat;
(5) Menciptakan suasana rumah yang meningkatkan
budaya literasi; dan
(6) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
program GLN.
i. Tenaga Kependidikan
(1) Memberikan keteladanan dalam berliterasi kepada
seluruh warga sekolah;
(2) Mendukung terbentuknya relasi yang baik antartenaga
kependidikan, pendidik, peserta didik, dan seluruh
komunitas sekolah di dalam mengembangkan literasi di
lingkungan sekolah; dan
(3) Mendukung pelaksanaan kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler berbasis GLN.
k. Perguruan Tinggi
(1) Membuat peraturan, kebijakan, serta program literasi
untuk mendukung GLN sesuai dengan kapasitas dan
ruang lingkup kementerian/lembaga masing-masing;
m. Media Massa
(1) Memberikan keteladanan kepada seluruh komunitas
sekolah dan masyarakat sebagai perwujudan dari
dukungan pelaksanaan program GLN;
(2) Sosialisasi dan informasi yang mendukung pelaksanaan
program GLN; dan
(3) Mendukung kegiatan dan menyebarluaskan praktik-
praktik baik GLN kepada masyarakat.
2.3 Pembiayaan
Pengembangan Gerakan Literasi Nasional perlu didukung
dengan pembiayaan yang baik dalam rangka penguatan kapasitas
fasilitator literasi, penyediaan sarana dan prasarana literasi, penyediaan
sumber belajar yang bermutu, perluasan akses sumber belajar, pelibatan
publik, serta penguatan tata kelola. Pembiayaan Gerakan Literasi Nasional
dapat melibatkan seluruh pemangku kepantingan secara mandiri dan
bergotong royong. Pembiayaan Gerakan Literasi Nasional menjadi
tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah,
satuan pendidikan, komite sekolah, dan swadaya dari masyarakat.
Pemerintah pusat dan masyarakat juga dapat bermitra langsung dengan
perguruan tinggi, asosiasi profesi, komunitas masyarakat, media massa,
serta dunia usaha dan dunia industri (DUDI) melalui program Corporate
Social Responsibility (CSR). Selain itu, sumber-sumber lain, baik melalui
donasi perseorangan maupun kelompok, juga bisa dikembangkan dengan
memperhatikan transparansi dan akuntabilitas serta memperhatikan
peraturan-peratuan yang ada.
3
IMPLEMENTASI GERAKAN
LITERASI NASIONAL
4
PENDAMPINGAN LITERASI
Akses dan minat pada bahan bacaan dan juga kemampuan literasi
berdampak dalam kehidupan masyarakat. Semakin baik kemampuan literasi
seseorang, akan semakin baik juga kehidupannya. Secara konseptual,
pengertian literasi yang diadopsi dan disosialisasikan Kemdikbud bukanlah
sekadar kegiatan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi dipahami
sebagai kemampuan mengakses, mencerna, dan memanfaatkan informasi
secara cerdas. Penumbuhan budaya baca menjadi sarana untuk mewujudkan
warga sekolah, masyarakat, dan keluarga yang literat, dekat dengan buku,
dan terbiasa menggunakan bahan bacaan dalam memecahkan beragam
persoalan kehidupan. Selain itu, masyarakat yang literat diyakini memiliki
karakter kuat dan menjadi salah satu tujuan Nawacita Presiden Joko Widodo.
Harapannya, dengan adanya Gerakan Literasi Nasional, penyatuan kegiatan
dan fokus dari seluruh kegiatan literasi di Indonesia agar dapat tersebar di
lingkungan masyarakat.
Lembaga Mitra
5
PENILAIAN DAN EVALUASI
2. Metode Penilaian
a. Observasi;
b. Wawancara;
c. Angket; dan
d. Verifikasi data-data dan dokumen yang mendukung proses
penilaian GLN.
3. Instrumen Penilaian
a. Kuesioner, berisi daftar pertanyaan tertutup dan pertanyaan
terbuka dan jawaban yang sudah terkonfirmasi;
b. Lembar observasi yang berisi daftar kegiatan sekolah dalam
berbagai bentuk, seperti gambar, foto, dan video yang
mendukung kegiatan literasi; dan
c. Lembar wawancara yang berisi panduan pertanyaan yang
digunakan untuk menggali hal-hal yang diperlukan dalam
penilaian.
6. Sumber Data
Sumber data bisa berasal dari sumber data primer dan
sumber sekunder. Sumber primer diperoleh dari pihak sekolah,
terutama dari kepala sekolah, guru, wali murid, dan komite
sekolah. Sumber sekunder bisa diperoleh dari berbagai hasil
survei dan kajian tentang capaian literasi, seperti skor PISA, skor
PIRLS, skor TIMSS, skor INAP, nilai Ujian Nasional (UN), skor Uji
Kompetensi Guru (UKG), angka melek huruf, dan lain-lain.
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL 35
GERAKAN LITERASI NASIONAL
5.1.2 Penilaian Implementasi Gerakan Literasi Keluarga
Implementasi kegiatan literasi berbasis keluarga merupakan
rangkaian kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam
keluarga untuk meningkatkan kemampuan literasi seluruh anggota
keluarga. Struktur keluarga yang paling kecil dan paling umum
biasanya terdiri atas ayah dan ibu sebagai orangtua serta anak-
anak. Penilaian dapat dilakukan dengan berpedoman pada hal-hal
berikut.
1. Tujuan
a. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya pendukung
(input) dalam keluarga untuk meningkatkan
kemampuan enam dimensi literasi;
b. Memetakan kegiatan-kegiatan (proses) di keluarga
yang mendukung kemampuan enam literasi; dan
c. Mengukur capaian kemampuan (output) enam
dimensi literasi oleh keluarga.
2. Metode Penilaian
a. Observasi;
b. Wawancara; dan
c. Angket.
3. Instrumen Penilaian
a. Kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tertutup
dan pertanyaan terbuka dan jawaban yang sudah
terkonfirmasi;
b. Lembar observasi yang berisi daftar kegiatan di
rumah dalam berbagai bentuk, seperti gambar, foto,
dan video yang mendukung kegiatan literasi; dan
c. Lembar wawancara yang berisi panduan pertanyaan
yang digunakan untuk menggali hal-hal yang
diperlukan dalam penilaian.
4. Petugas Penilai
a. Pihak internal keluarga: orang tua dan anggota
keluarga. Penilaian oleh pihak internal keluarga lebih
bersifat evaluasi diri literasi di tingkat keluarga.
2. Metode Penilaian
a. Observasi;
b. Wawancara;
c. Angket; dan
d. Verifikasi data-data dan dokumen yang mendukung
proses penilaian GLN.
3. Instrumen Penilaian
a. Kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tertutup
dan pertanyaan terbuka dan jawaban yang sudah
terkonfirmasi;
b. Lembar observasi yang berisi daftar kegiatan sekolah
dalam berbagai bentuk, seperti gambar, foto, dan
video yang mendukung kegiatan literasi; dan
c. Lembar wawancara yang berisi panduan pertanyaan
yang digunakan untuk menggali hal-hal yang
diperlukan dalam penilaian.
4. Petugas Penilai
a. Pihak internal masyarakat: pengurus PKBM, taman
baca masyarakat, atau komunitas literasi. Penilaian
oleh pihak pengurus tersebut lebih bersifat evaluasi
diri literasi di tingkat masyarakat.
b. Pihak eksternal masyarakat: Pokja GLN Kemendikbud,
Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Penilaian oleh pihak eksternal lebih
bersifat pengawasan proses pelaksanaan kegiatan
literasi di lingkungan masyarakat.
4. Petugas Evaluasi
a) Pihak internal: Pokja GLN bidang penilaian dan evaluasi dan
Direktorat Teknis Kemendikbud. Evaluasi ini lebih bersifat
evaluasi diri terhadap pelaksanaan program GLN dan capaian
literasi.
5. Aspek
Aspek evaluasi capaian literasi menggunakan data yang tersedia
dari hasil penilaian dan dianalisis berdasarkan perkembangan
capaian dalam beberapa kurun waktu atau membandingkan
kondisi capaian dengan kondisi sebelum dan setelah GLN
dicanangkan.
a. Aspek evaluasi GLN terkait input meliputi
• Tenaga pendukung kegiatan GLN (Pokja);
• Dokumen pendukung untuk pelaksanaan GLN (peta
jalan, panduan, modul, dan materi pendukung);
• Sarana dan prasarana; dan
• Anggaran.
Panduan secara teknis dan rinci bisa dipelajari pada modul penilaian
dan evaluasi Gerakan Literasi Nasional.
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL 41
GERAKAN LITERASI NASIONAL