PERMENPANRB NO 38 Tahun 2017
PERMENPANRB NO 38 Tahun 2017
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disebut Standar Kompetensi ASN adalah
deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
diperlukan seorang Aparatur Sipil Negara dalam
melaksanakan tugas jabatan.
2. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.
3. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
4. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan.
5. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
6. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.
7. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan.
8. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi.
9. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip,
yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran,
fungsi dan Jabatan.
10. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi,
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang
pegawai ASN dalam suatu satuan organisasi.
11. Ikhtisar Jabatan adalah uraian tugas yang disusun
secara ringkas dalam bentuk satu kalimat yang
mencerminkan pokok-pokok tugas jabatan.
12. Uraian Tugas adalah suatu paparan atau bentangan
atas semua tugas jabatan yang merupakan tugas pokok
yang dilakukan oleh pemangku jabatan dalam
memproses bahan kerja menjadi hasil kerja.
13. Kamus Kompetensi adalah kumpulan kompetensi yang
meliputi nama kompetensi, definisi kompetensi,
deskripsi dan level kompetensi serta indikator perilaku.
14. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi
daerah.
15. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan
kesekretariatan lembaga nonstruktural.
16. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan
perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi
sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat
daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.
17. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya
disingkat PPK adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan,
dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan
manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Instansi Pengguna adalah Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang
mempergunakan kamus kompetensi teknis, kamus
kompetensi manajerial dan kamus kompetensi sosial
kultural dan/atau menggunakan standar kompetensi
jabatan.
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
Pasal 2
(1) Dalam menyelenggarakan manajemen aparatur sipil
negara berbasis sistem merit, setiap instansi pemerintah
harus menyusun Standar Kompetensi ASN.
(2) Standar Kompetensi ASN yang telah disusun oleh
instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 3
Standar Kompetensi ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 meliputi:
a. identitas jabatan;
b. kompetensi jabatan; dan
c. persyaratan jabatan.
Pasal 4
(1) Identitas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a paling sedikit terdiri atas:
a. nama jabatan;
b. uraian/ihtisar jabatan; dan
c. kode jabatan.
(2) Kompetensi jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 huruf b terdiri atas:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
(3) Persyaratan jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 huruf c paling sedikit terdiri atas:
a. pangkat;
b. kualifikasi pendidikan;
c. jenis pelatihan;
d. ukuran kinerja jabatan; dan
e. pengalaman kerja.
Pasal 5
Standar Kompetensi ASN terdiri atas:
a. standar kompetensi jabatan pimpinan tinggi;
b. standar kompetensi jabatan administrasi; dan
c. standar kompetensi jabatan fungsional.
Pasal 6
(1) Standar Kompetensi ASN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 berdasarkan pada:
a. kamus kompetensi teknis;
b. kamus kompetensi manajerial; dan
c. kamus kompetensi sosial kultural.
(2) Kamus kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan daftar jenis kompetensi
teknis, definisi kompetensi teknis, deskripsi kompetensi
teknis, dan indikator perilaku untuk setiap level
kompetensi teknis.
(3) Kamus kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b merupakan daftar jenis kompetensi
manajerial, definisi kompetensi manajerial, deskripsi, dan
indikator perilaku untuk setiap level kompetensi
manajerial.
(4) Kamus kompetensi sosial kultural sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan daftar jenis
kompetensi sosial kultural, definisi kompetensi sosial
kultural, deskripsi, dan indikator perilaku untuk setiap
level kompetensi sosial kultural.
Pasal 7
(1) Kamus kompetensi teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) disusun dan ditetapkan oleh PPK
Kementerian/Lembaga, PPK Sekretariat Lembaga Negara,
dan PPK Sekretariat Lembaga Nonstruktural sesuai
dengan urusan pemerintah yang menjadi kewenangannya
setelah mendapatkan persetujuan Menteri.
(2) Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan ASN
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Kamus kompetensi sosial kultural sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) disusun dan ditetapkan
secara nasional oleh Menteri.
(2) Kamus Kompetensi Sosial Kultural tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
(1) Standar kompetensi manajerial dan standar kompetensi
sosial kultural jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrasi, dan jabatan fungsional ditetapkan secara
nasional oleh Menteri
(2) Standar Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural
Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan
Jabatan Fungsional tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 11
(1) Penyusunan Standar Kompetensi ASN oleh instansi
pengguna dengan cara menggabungkan antara standar
kompetensi manajerial dan standar kompetensi sosial
kultural dengan standar kompetensi teknis.
(2) Standar kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengacu pada kamus kompetensi teknis yang
sesuai dengan karakteristik tugas jabatan.
(3) Hasil penyusunan Standar Kompetensi Jabatan ASN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Menteri untuk ditetapkan sebagai Standar
Kompetensi Jabatan ASN secara nasional.
Pasal 12
(1) Dalam hal kamus kompetensi teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) belum disusun dan
ditetapkan oleh PPK Kementerian/Lembaga, PPK
Sekretariat Lembaga Negara, dan PPK Sekretariat
Lembaga Nonstruktural sesuai dengan urusan
pemerintah yang menjadi kewenanganya, instansi
pengguna dapat menyusun Standar Kompetensi ASN
yang sesuai dengan karakteristik tugas jabatan.
(2) Hasil penyusunan Standar Kompetensi ASN oleh
instansi pengguna sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (2) disampaikan kepada Menteri untuk
mendapatkan persetujuan.
(3) Standar Kompetensi ASN sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) hanya berlaku bagi instansi yang bersangkutan
sampai dengan ditetapkannya Standar Kompetensi ASN
secara nasional.
Pasal 13
(1) Menteri menetapkan Standar Kompetensi ASN secara
nasional berdasarkan usul dari instansi pemerintah.
(2) Penetapan Standar Kompetensi ASN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan melalui
pembahasan dengan melibatkan unsur:
a. Kementerian/Lembaga yang membidangi urusan
pemerintahan sesuai kewenangannya;
b. instansi terkait; dan
c. para pakar atau asosiasi profesi terkait.
Pasal 14
(1) Standar Kompetensi ASN yang telah ditetapkan oleh
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
diberikan kode jabatan.
(2) Kode Standar Kompetensi Aparatur Sipil Negara
tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Kode jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipergunakan sebagai identitas jabatan.
Pasal 15
Standar Kompetensi ASN yang ditetapkan oleh Menteri dan
telah memiliki kode jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14, berlaku secara nasional.
Pasal 16
Standar Kompetensi ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 menjadi acuan paling sedikit untuk:
a. perencanaan aparatur sipil negara;
b. pengadaan aparatur sipil negara;
c. pengembangan karier aparatur sipil negara;
d. pengembangan kompetensi aparatur sipil negara;
e. penempatan aparatur sipil negara;
f. promosi dan/atau mutasi aparatur sipil negara;
g. uji kompetensi aparatur sipil negara;
h. sistem informasi manajemen aparatur sipil negara; dan
i. kelompok rencana suksesi (talent pool) aparatur sipil
negara.
Pasal 17
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, setiap instansi
yang telah memiliki Standar Kompetensi ASN tetap dapat
mempergunakannya sampai ditetapkannya Standar
Kompetensi ASN nasional dan melakukan penyesuaian paling
lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.
Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2017
ttd
ASMAN ABNUR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
Herman Suryatman
11
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI JABATAN
APARATUR SIPIL NEGARA
I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) menyatakan bahwa penyelenggaraan
kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan pada asas
kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan,
delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien,
keterbukaan, non deskriminatif, persatuan dan kesatuan,
keadilan dan kesetaraan, dan kesejahteraan;.
2. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, bahwa ASN
sebagai profesi berlandaskan pada prinsip nilai dasar, kode etik
dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung
jawab pada pelayanan publik, diperlukan kompetensi,
kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas dan profesionalitas jabatan;
3. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, menyatakan
bahwa Menteri berwenang menetapkan kebijakan di bidang
pendayagunaan Aparatur Sipil Negara, antara lain standar
kompetensi jabatan Aparatur Sipil Negara;
4. Pasal 51 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, bahwa
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara
- 1212
-
adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.”
5. Pasal 69 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, bahwa
pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi
kompetensi, penilaian kinerja dan kebutuhan instansi
pemerintah, serta pengembangan karier PNS dilakukan dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas.
6. Untuk mendukung terwujudnya profesionalisme Aparatur Sipil
Negara dan untuk menyelenggarakan Sistem Merit dalam
manajemen Aparatur Sipil Negara diperlukan standar
kompetensi jabatan, yang terdiri atas Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, Kompetensi Sosial Kultural.
7. Standar Kompetensi Jabatan merupakan persyaratan
kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh seorang Aparatur
Sipil Negara dalam melaksanakan tugas jabatan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penyusunan standar kompetensi yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini meliputi:
1. Pedoman pembentukan dan tugas tim penyusun standar
kompetensi;
2. Pedoman dan tata cara penyusunan standar kompetensi jabatan
dan persyaratan jabatan;
3. Pedoman dan tata cara penetapan standar kompetensi jabatan.
4. Pedoman pembentukan dan tugas tim penyusun kamus
kompetensi teknis; dan
5. Pedoman dan tata cara penyusunan kamus kompetensi teknis;
D. PENGERTIAN
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disebut Standar Kompetensi ASN adalah deskripsi
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan
seorang Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas
jabatan.
2. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
3. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
4. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
5. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya
disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
6. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara
adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik,
ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
7. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan
yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
8. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan
untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.
9. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
10. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi, tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pegawai ASN
dalam suatu satuan organisasi.
11. Ikhtisar Jabatan adalah uraian tugas yang disusun secara
ringkas dalam bentuk satu kalimat yang mencerminkan pokok-
pokok tugas jabatan.
12. Uraian Tugas adalah suatu paparan atau bentangan atas semua
tugas jabatan yang merupakan tugas pokok yang dilakukan
oleh pemangku jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi
hasil kerja.
13. Kamus Kompetensi adalah kumpulan kompetensi yang meliputi
nama kompetensi, definisi kompetensi, deskripsi dan level
kompetensi serta indikator perilaku.
14. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi daerah.
15. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, dan
kesekretariatan lembaga nonstruktural.
16. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan
perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi sekretariat
daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, dinas
daerah, dan lembaga teknis daerah.
17. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK
adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN
dan pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Instansi Pengguna adalah Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang mempergunakan
kamus kompetensi teknis, kamus kompetensi manajerial dan
kamus kompetensi sosial kultural dan/atau menggunakan
standar kompetensi jabatan.
19. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.
A. UMUM
1. Standar kompetensi jabatan ASN, memuat Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, Kompetensi Sosial Kultural, dan
persyaratan jabatan.
2. Penyusunan standar kompetensi jabatan ASN, memerlukan
Kamus Kompetensi Teknis, Kamus Kompetensi Manajerial dan
Kamus Kompetensi Sosial Kultural.
3. Kamus Kompetensi Manajerial disusun dan ditetapkan oleh
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, sebagaimana termuat dalam lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini;
4. Kamus Kompetensi Sosial Kultural disusun dan ditetapkan oleh
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, sebagaimana termuat dalam lampiran III
5. Kamus kompetensi teknis disusun dan ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian instansi Pusat. setelah mendapat
persetujuan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi;
6. Setiap Instansi Pemerintah menyusun standar kompetensi
jabatan yang ada dalam organisasi masing masing, berdasarkan
Kamus Kompetensi Teknis, Kamus Kompetensi Manajerial dan
Kamus Kompetensi Sosial Kultural yang telah ditetapkan,.
7. Tim Penyusun Kamus Kompetensi Teknis dan Tim Penyusun
Standar Kompetensi Jabatan di bentuk guna menyusun Kamus
Kompetensi Teknis dan Standar Kompetensi Jabatan.
8. Tim Penyusun Kamus Kompetensi Teknis di bentuk di
Kementerian/Lembaga sesuai urusan pemerintah yang menjadi
kewenanganya,
9. Tim Penyusun Standar Kompetensi jabatan dibentuk di setiap
Instansi Pemerintah.
IDENTIFIKASI KOMPETENSI
1 ................. 1. ......................
2 .......................
2 ................. 3. .......................
4 ........................
3 ..................... 5 .......................
6 ........................
4 ..................... 7 ........................
8. .......................
1. .......................
Nama Kompetensi :
Kode Kompetensi :
Definisi : ........................................................
I. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan ……………………………. *5)
II. STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi
A. Manajerial
1. Integritas
2. Kerjasama
3. Komunikasi
5 Pelayanan Publik
8. Pengambilan Keputusan
B Sosial Kultural
9. Perekat Bangsa
C. Teknis
10. ……………*6) *7 ……*8)) ....................*9
11. …………… ….
12 …………… ….
13 …………… ….
14 ……………. ….
15 .............
III. PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd jabatan
Jenis Persyaratan Uraian
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1. Jenjang ….................. *10)
2. Bidang Ilmu ……........…… *11)
B. Pelatihan 1. Manajerial ……………… ….*16) ….*17) ….*18)
… *12)
2. Teknis ……………… …. …. ….
… *13)
3. Fungsional ……………… …. …. ….
… *14)
C. Pengalaman kerja ……………… …. …. ….
… *15)
D. Pangkat ……………………………… *19)
E. Indikator Kinerja Jabatan ........................................*20).
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
ttd
ASMAN ABNUR
ttd
Herman Suryatman
- 11 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2017
TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN
APARATUR SIPIL NEGARA
KOMPETENSI MANAJERIAL
No Kompetensi
1 Integritas Kerjasama
2 Komunikasi
3 Orientasi pada Hasil
4 Pelayanan Publik
5 Pengembangan Diri dan Orang Lain
6 Mengelola Perubahan
7 Pengambilan Keputusan
8
1. INTEGRITAS
Kode Kompetensi : M.01
2. KERJASAMA
Kode Kompetensi : M.02
3. KOMUNIKASI
Kode Kompetensi : M.03
5. PELAYANAN PUBLIK
Kode Kompetensi : M.05
pemangku kepentingan/masyarakat
serta mengantisipasi kebutuhan
mereka saat menjalankan tugas
pelayanan publik di unit kerjanya.
4 Mampu memonitor, 4.1. Memahami dan memberi perhatian
mengevaluasi, kepada isu-isu jangka panjang,
memperhitungkan kesempatan atau kekuatan politik yang
dan mengantisipasi mempengaruhi organisasi dalam
dampak dari isu-isu hubungannya dengan dunia luar,
jangka panjang, memperhitungkan dan mengantisipasi
kesempatan, atau dampak terhadap pelaksanaan tugas-
tugas pelayanan publik secara objektif,
kekuatan politik
transparan, dan professional dalam
dalam hal
lingkup organisasi;
pelayanan 4.2. Menjaga agar kebijakan pelayanan
kebutuhan publik yang diselenggarakan oleh
pemangku instansinya telah selaras dengan
kepentingan yang standar pelayanan yang objektif, netral,
transparan, objektif, tidak memihak, tidak diskriminatif,
dan profesional serta tidak terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/partai politik;
4.3. Menerapkan strategi jangka panjang
yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan pemangku kepentingan
dalam menyusun kebijakan dengan
mengikuti standar objektif, netral,
tidak memihak, tidak diskriminatif,
transparan, tidak terpengaruh
kepentingan pribadi/kelompok.
5 Mampu memastikan 5.1. Mampu menciptakan kebijakan
kebijakan kebijakan kebijakan pelayanan publik yang
pelayanan publik menjamin terselenggaranya pelayanan
yang menjamin publik yang objektif, netral, tidak
terselenggaranya memihak, tidak diskriminatif, serta
pelayanan publik tidak terpengaruh kepentingan
yang objektif, netral, pribadi/kelompok/partai politik.
5.2. Menginternalisasikan nilai dan
tidak memihak,
semangat pelayanan publik yang
tidak diskriminatif,
mengikuti standar objektif, netral,
serta tidak tidak memihak, tidak diskriminatif,
terpengaruh transparan, tidak terpengaruh
kepentingan kepentingan pribadi/kelompok kepada
pribadi/kelompok/p setiap individu di lingkungan
artai politik. instansi/nasional.
5.3. Menjamin terselenggaranya pelayanan
publik yang objektif, netral, tidak
memihak, tidak diskriminatif, serta
tidak terpengaruh kepentingan
pribadi/kelompok/partai politik.
berkembang.
4 Menyusun 4.1. Menyusun program pengembangan
program jangka panjang bersama-sama dengan
pengembangan bawahan, termasuk didalamnya
penetapan tujuan, bimbingan,
jangka panjang
penugasan dan pengalaman lainnya,
dalam rangka serta mengalokasikan waktu untuk
mendorong mengikuti pelatihan/pendidikan/
manajemen pengembangan kompetensi dan karir;
pembelajaran 4.2. Melaksanakan manajemen
pembelajaran termasuk evaluasi dan
umpan balik pada tataran organisasi;
4.3. Mengembangkan orang-orang
disekitarnya secara konsisten,
melakukan kaderisasi untuk posisi-
posisi di unit kerjanya.
5 Menciptakan 5.1. Menciptakan situasi yang mendorong
situasi yang individu, kelompok, unit kerja untuk
mendorong mengembangkan kemampuan belajar
secara berkelanjutan di tingkat instansi;
organisasi untuk
5.2. Merekomendasikan/memberikan
mengembangkan penghargaan bagi upaya pengembangan
kemampuan yang berhasil, memastikan dukungan
belajar secara bagi orang lain dalam mengembangkan
berkelanjutan kemampuan dalam unit kerja di tingkat
dalam rangka instansi;
mendukung 5.3. Memberikan inspirasi kepada individu
atau kelompok untuk belajar secara
pencapaian hasil
berkelanjutan dalam penerapan di
tingkat instansi.
7. MENGELOLA PERUBAHAN
Kode Kompetensi : M.07
arahan tersebut.
1.2. Mengikuti perubahan secara terbuka
sesuai petunjuk/pedoman.
1.3. Menyesuaikan cara kerja lama dengan
menerapkan metode/proses baru
dengan bimbingan orang lain.
2 Proaktif 2.1. Menyesuaikan cara kerja lama dengan
beradaptasi menerapkan metode/proses baru
mengikuti selaras dengan ketentuan yang berlaku
perubahan tanpa arahan orang lain
2.2. Mengembangkan kemampuan diri
untuk menghadapi perubahan
2.3. Cepat dan tanggap dalam menerima
perubahan
3 Membantu orang 3.1. Membantu orang lain dalam
lain mengikuti melakukan perubahan
perubahan, 3.2. Menyesuaikan prioritas kerja secara
mengantisipasi berulang-ulang jika diperlukan
perubahan secara 3.3. Mengantisipasi perubahan yang
tepat dibutuhkan oleh unit kerjanya secara
tepat. Memberikan solusi efektif
terhadap masalah yang ditimbulkan
oleh adanya perubahan
4 Memimpin 4.1. Mengarahkan unit kerja untuk lebih
perubahan pada siap dalam menghadapi perubahan
unit kerja termasuk memitigasi risiko yang
mungkin terjadi;
4.2. Memastikan perubahan sudah
diterapkan secara aktif di lingkup unit
kerjanya secara berkala;
4.3. Memimpin dan memastikan penerapan
program-program perubahan selaras
antar unit kerja.
5 Memimpin, 5.1. Membuat kebijakan-kebijakan yang
menggalang dan mendorong perubahan yang
menggerakkan berdampak pada pencapaian sasaran
dukungan prioritas nasional;
pemangku 5.2. Menggalang dan menggerakkan
kepentingan dukungan para pemangku kepentingan
untuk mengimplementasikan
untuk
perubahan yang telah ditetapkan
menjalankan
5.3. Secara berkelanjutan, mencari cara-
perubahan secara
cara baru untuk memberi nilai tambah
berkelanjutan bagi perubahan yang tengah dijalankan
pada tingkat agar memberi manfaat yang lebih besar
instansi/nasional bagi para pemangku kepentingan.
8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kode Kompetensi : M.08
kesimpulan;
2.3. Membuat keputusan operasional
berdasarkan kesimpulan dari berbagai
sumber informasi sesuai dengan pedoman
yang ada.
3 Membandingkan 3.1. Membandingkan berbagai alternatif
berbagai alternatif, tindakan dan implikasinya,
menyeimbangkan 3.2. Memilih alternatif solusi yang terbaik,
membuat keputusan operasional mengacu
risiko keberhasilan
pada alternatif solusi terbaik yang
dalam implementasi didasarkan pada analisis data yang
sistematis, seksama, mengikuti prinsip
kehati-hatian.
3.3. Menyeimbangkan antara kemungkinan
risiko dan keberhasilan dalam
implementasinya.
4 Menyelesaikan 4.1. Menyusun dan/atau memutuskan konsep
masalah yang penyelesaian masalah yang melibatkan
mengandung risiko beberapa/seluruh fungsi dalam organisasi.
tinggi, mengantisipasi 4.2. Menghasilkan solusi dari berbagai masalah
yang kompleks, terkait dengan bidang
dampak keputusan,
kerjanya yang berdampak pada pihak lain.
membuat tindakan 4.3. Membuat keputusan dan mengantisipasi
pengamanan; dampak keputusannya serta menyiapkan
mitigasi risiko tindakan penanganannya (mitigasi risiko)
Level Deskripsi Indikator Perilaku
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI
ttd
ASMAN ABNUR
Salinan Sesuai Dengan Aslinya
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik,
ttd
Herman Suryatman
- 5353
-
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI JABATAN
APARATUR SIPIL NEGARA
No Kompetensi
1 Perekat Bangsa
1. PEREKAT BANGSA
Kode Kompetensi : SK.01
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
ttd
ASMAN ABNUR
ttd
Herman Suryatman
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI JABATAN
APARATUR SIPIL NEGARA
I. PENDAHULUAN
1. Setiap tingkatan jabatan dibuat standar kompetensinya sesuai
kebutuhan kompetensi dan diisi berdasarkan kamus kompetensi
sesuai Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Menteri ini.
2. Standar kompetensi jabatan aparatur sipil negara disusun sesuai
formulir pada Lampiran IV Peraturan Menteri ini.
3. Pada setiap tingkatan jabatan sudah ditentukan standar minimal
untuk kompetensi manajerial dan standar kompetensi sosial kultural
berdasarkan Lampiran IV Peraturan Menteri ini.
4. Setiap instansi pemerintah dilarang mengganti kategori dan
menurunkan level standar minimal kompetensi manajerial dan
kompetensi sosial kultural pada setiap tingkatan jabatan yang ada
pada Lampiran IV Peraturan Menteri ini.
5. Setiap instansi pemerintah dapat menaikkan level kompetensi pada
setiap tingkatan jabatan apabila diperlukan.
6. Formulir diisi sesuai dengan petunjuk pengisian pada bagian akhir
pada Lampiran IV Peraturan Menteri ini.
15 .............
III. PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd jabatan
Jenis Persyaratan Uraian
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1. Jenjang …………………………………… *10)
2. Bidang Ilmu …………………………………… *11)
B. Pelatihan 1. Manajerial ………………… *12) ….*16) ….*17) ….*18)
2. Teknis ………………… *13) …. …. ….
3. Fungsional ………………… *14) …. …. ….
C. Pengalaman kerja ………………… *15) …. …. ….
D. Pangkat ……………………………… *19)
E. Indikator Kinerja Jabatan ........................................*20).
JABATAN ADMINISTRATOR
I IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan ……………………………. *5)
…………………………....
II STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 3 Mampu 3.1. Memastikan anggota yang
memastikan, dipimpin bertindak sesuai
menanamkan dengan nilai, norma, dan
keyakinan etika organisasi dalam
bersama agar segala situasi dan kondisi.
anggota yang 3.2. Mampu untuk memberi
dipimpin apresiasi dan teguran bagi
bertindak sesuai anggota yang dipimpin agar
nilai, norma, dan bertindak selaras dengan
etika organisasi,
nilai, norma, dan etika
dalam lingkup
organisasi dalam segala
formal
situasi dan kondisi.
3.3. Melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap penerapan
sikap integritas di dalam
unit kerja yang dipimpin.
2. Kerjasama 3 Efektif 3.1. Melihat
membangun tim kekuatan/kelemahan
kerja untuk anggota tim, membentuk tim
peningkatan yang tepat, mengantisipasi
kinerja organisasi kemungkinan hambatan,
dan mencari solusi yang
optimal;
3.2. Mengupayakan dan
mengutamakan
pengambilan keputusan
berdasarkan usulan-usulan
anggota tim/kelompok,
bernegosiasi secara efektif
untuk upaya penyelesaikan
pekerjaan yang menjadi
target kinerja kelompok
dan/atau unit kerja;
3.3. Membangun aliansi dengan
para pemangku kepentingan
dalam rangka mendukung
penyelesaian target kerja
kelompok.
3. Komunikasi 3 Berkomunikasi 3.1. Menyampaikan suatu
secara asertif, informasi yang
terampil sensitif/rumit dengan cara
berkomunikasi penyampaian dan kondisi
lisan/ tertulis yang tepat, sehingga dapat
untuk dipahami dan diterima oleh
menyampaikan pihak lain;
informasi yang 3.2 Menyederhanakan topik yang
sensitif/ rumit/ rumit dan sensitif sehingga
kompleks
lebih mudah dipahami dan
diterima orang lain;
3.3. Membuat laporan
tahunan/periodik/naskah/d
okumen/proposal yang
kompleks; Membuat surat
resmi yang sistematis dan
tidak menimbulkan
pemahaman yang berbeda;
membuat proposal yang
rinci dan lengkap;
4. Orientasi pada hasil 3 Menetapkan 3.1. Menetapkan target kinerja
target kerja yang unit yang lebih tinggi dari
menantang bagi target yang ditetapkan
unit kerja, organisasi;
memberi apresiasi 3.2. Memberikan apresiasi dan
dan teguran teguran untuk mendorong
untuk mendorong pencapaian hasil unit
kinerja kerjanya;
3.3. Mengembangkan metode
kerja yang lebih efektif dan
efisien untuk mencapai
target kerja unitnya.
5 Pelayanan Publik 3 Mampu 3.1. Memahami,
memanfaatkan mendeskripsikan pengaruh
kekuatan dan hubungan/kekuatan
kelompok serta kelompok yang sedang
memperbaiki berjalan di organisasi
standar pelayanan (aliansi atau persaingan),
publik di lingkup dan dampaknya terhadap
unit kerja unit kerja untuk
menjalankan tugas
pemerintahan secara
profesional dan netral, tidak
memihak;
3.2. Menggunakan keterampilan
dan pemahaman lintas
organisasi untuk secara
efektif memfasilitasi
kebutuhan kelompok yang
lebih besar dengan cara-cara
yang mengikuti standar
objektif, transparan,
profesional, sehingga tidak
merugikan para pihak di
lingkup pelayanan publik
unit kerjanya;
3.3. Mengimplementasikan cara-
cara yang efektif untuk
memantau dan
mengevaluasi masalah yang
dihadapi pemangku
kepentingan/masyarakat
serta mengantisipasi
kebutuhan mereka saat
menjalankan tugas
pelayanan publik di unit
kerjanya.
6 Pengembangan diri 3 Memberikan 3.1. Memberikan tugas-tugas
dan orang lain umpan balik, yang menantang pada
membimbing bawahan sebagai media
belajar untuk
mengembangkan
kemampuannya;
3.2. Mengamati bawahan dalam
mengerjakan tugasnya dan
memberikan umpan balik
yang objektif dan jujur;
melakukan diskusi dengan
bawahan untuk memberikan
bimbingan dan umpan balik
yang berguna bagi bawahan;
3.3. Mendorong kepercayaan diri
bawahan; memberikan
kepercayaan penuh pada
bawahan untuk
mengerjakan tugas dengan
caranya sendiri; memberi
kesempatan dan membantu
bawahan menemukan
peluang untuk berkembang.
7. Mengelola Perubahan 3 Membantu orang 3.1. Membantu orang lain dalam
lain mengikuti melakukan perubahan;
perubahan, 3.2. Menyesuaikan prioritas
mengantisipasi kerja secara berulang-ulang
perubahan secara jika diperlukan;
tepat 3.3. Mengantisipasi perubahan
yang dibutuhkan oleh unit
kerjanya secara tepat.
Memberikan solusi efektif
terhadap masalah yang
ditimbulkan oleh adanya
perubahan.
8. Pengambilan 3 Membandingkan 3.1. Membandingkan berbagai
Keputusan berbagai alternatif tindakan dan
alternatif, implikasinya,
menyeimbangkan 3.2. Memilih alternatif solusi
risiko yang terbaik, membuat
keberhasilan keputusan operasional
dalam mengacu pada alternatif
- 7070
-
JABATAN PENGAWAS
I.IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan ……………………………. *5)
…………………………....
II. STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 2 Mampu 2.1. Mengingatkan rekan kerja
mengingatkan, untuk bertindak sesuai dengan
mengajak rekan nilai, norma, dan etika
kerja untuk organisasi dalam segala situasi
bertindak sesuai dan kondisi; Mengajak orang
nilai, norma, dan lain untuk bertindak sesuai
etika organisasi etika dan kode etik.
2.2. Menerapkan norma-norma
secara konsisten dalam setiap
situasi, pada unit kerja
terkecil/kelompok kerjanya
2.3. Memberikan informasi yang
dapat dipercaya sesuai dengan
etika organisasi
2. Kerjasama 2 Menumbuhkan 2.1 Membantu orang lain dalam
tim kerja yang menyelesaikan tugas-tugas
partisipatif dan mereka untuk mendukung
efektif sasaran tim;
2.2. Berbagi informasi yang relevan
atau bermanfaat pada anggota
tim; mempertimbangkan
masukan dan keahlian anggota
dalam tim/kelompok kerja
serta bersedia untuk belajar
dari orang lain;
2.3. Membangun komitmen yang
tinggi untuk menyelesaikan
tugas tim.
3. Komunikasi 2 Aktif menjalankan 2.1. Menggunakan gaya komunikasi
komunikasi informal untuk meningkatkan
secara formal dan hubungan profesional;
informal ; 2.2. Mendengarkan pihak lain
Bersedia secara aktif; menangkap dan
mendengarkan menginterpretasikan pesan-
orang lain, pesan dari orang lain, serta
menginterpretasik memberikan respon yang
an pesan dengan sesuai;
respon yang 2.3. Membuat materi presentasi,
sesuai, mampu pidato, draft naskah, laporan
menyusun materi dll sesuai arahan pimpinan
presentasi,
pidato, naskah,
laporan, dll
4. Orientasi pada hasil 2 Berupaya 2.1.Menetapkan dan berupaya
meningkatkan mencapai standar kerja
hasil kerja pribadi pribadi yang lebih tinggi dari
yang lebih tinggi standar kerja yang ditetapkan
dari standar yang organisasi;
ditetapkan, 2.2. Mencari, mencoba metode
mencari, mencoba kerja alternatif untuk
metode alternatif meningkatkan hasil kerjanya;
untuk
2.3. Memberi contoh kepada
peningkatan
kinerja orang-orang di unit kerjanya
untuk mencoba menerapkan
metode kerja yang lebih efektif
yang sudah dilakukannya.
5 Pelayanan Publik 2 Mampu 2.1. Menunjukan sikap yakin dalam
mensupervisi/me mengerjakan tugas-tugas
ngawasi/menyelia pemerintahan/pelayanan
dan menjelaskan publik, mampu menyelia dan
proses menjelaskan secara obyektif
pelaksanaan bila ada yang mempertanyakan
tugas tugas kebijakan yang diambil;
pemerintahan/pel 2.2.Secara aktif mencari informasi
ayanan publik
untuk mengenali kebutuhan
secara transparan
pemangku kepentingan agar
dapat menjalankan
pelaksanaan tugas
pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan publik secara
cepat dan tanggap;
2.3. Mampu mengenali dan
memanfaatkan kebiasaan,
tatacara, situasi tertentu
sehingga apa yang
disampaikan menjadi perhatian
pemangku kepentingan dalam
hal penyelesaian tugas-tugas
pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan publik.
6 Pengembangan diri 2 Meningkatkan 2.1. Meningkatkan kemampuan
kemampuan bawahan dengan memberikan
dan orang lain
bawahan dengan contoh, instruksi, penjelasan
memberikan dan petunjuk praktis yang jelas
contoh dan kepada bawahan dalam
penjelasan cara menyelesaikan suatu
melaksanakan pekerjaan;
suatu pekerjaan 2.2. Membantu bawahan untuk
mempelajari proses, program
atau sistem baru;
2.3. Menggunakan metode lain
untuk meyakinkan bahwa
orang lain telah memahami
penjelasan atau pengarahan.
7. Mengelola Perubahan 2 Proaktif 2.1. Menyesuaikan cara kerja lama
beradaptasi dengan menerapkan
mengikuti metode/proses baru selaras
perubahan dengan ketentuan yang berlaku
tanpa arahan orang lain;
2.2. Mengembangkan kemampuan
diri untuk menghadapi
perubahan;
2.3. Cepat dan tanggap dalam
menerima perubahan.
8. Pengambilan 2 Menganalisis 2.1. Melakukan analisis secara
masalah secara mendalam terhadap informasi
Keputusan
mendalam yang tersedia dalam upaya
mencari solusi.
2.2. Mempertimbangkan berbagai
alternatif yang ada sebelum
membuat kesimpulan;
2.3. Membuat keputusan
operasional berdasarkan
kesimpulan dari berbagai
sumber informasi sesuai
dengan pedoman yang ada.
B Sosial Kultural
9. Perekat Bangsa 2 Aktif 2.1 Menampilkan sikap dan
mengembangkan perilaku yang peduli akan nilai-
sikap saling nilai keberagaman dan
menghargai, menghargai perbedaan;
menekankan
persamaan dan 2.2. Membangun hubungan baik
persatuan antar individu dalam
organisasi, mitra kerja,
pemangku kepentingan;
2.3. Bersikap tenang, mampu
mengendalikan emosi,
kemarahan dan frustasi dalam
menghadapi pertentangan yang
ditimbulkan oleh perbedaan
latar belakang,
agama/kepercayaan, suku,
jender, sosial ekonomi,
preferensi politik di lingkungan
unit kerjanya
C. Teknis
10. ……………*6) *7 ……………*8)) ..........................................*9
11. …………… ….
12 …………… ….
13 …………… ….
14 ……………. ….
15 .............
III. PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd jabatan
Jenis Persyaratan Uraian
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1 Jenjang …………………………………… *10)
2 Bidang Ilmu …………………………………… *11)
B. Pelatihan 1 Manajerial ……………… *12) ….*16) ….*17) ….*18)
2 Teknis …………………… *13) …. …. ….
3 Fungsional …………………… *14) …. …. ….
C. Pengalaman kerja …………………… *15) …. …. ….
D. Pangkat …………………………………… *19)
E. Indikator Kinerja Jabatan .............................................*20).
A. Standar Kompetensi Jabatan Pelaksana
Pejabat dalam jabatan pelaksana bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan.
Formulir standar kompetensi jabatan pelaksana adalah sebagai berikut:
JABATAN PELAKSANA
I. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan ……………………………. *5)
…………………………....
II STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi
A. Manajerial
1. Integritas 1 Mampu 1.1. Bertingkah laku sesuai
bertindak sesuai dengan perkataan; berkata
nilai, norma, sesuai dengan fakta;
etika organisasi 1.2. Melaksanakan peraturan,
dalam kapasitas kode etik organisasi dalam
pribadi lingkungan kerja sehari-hari,
pada tataran individu/pribadi;
1.3. Tidak menjanjikan/
memberikan sesuatu yang
bertentangan dengan aturan
organisasi.
2. Kerjasama 1 Berpartisipasi 1.1. Berpartisipasi sebagai anggota
dalam kelompok tim yang baik, melakukan
kerja tugas/bagiannya, dan
mendukung keputusan tim;
1.2. Mendengarkan dan
menghargai masukan dari
orang lain dan memberikan
usulan-usulan bagi
kepentingan tim;
1.3. Mampu menjalin interaksi
sosial untuk penyelesaian
tugas
3. Komunikasi 1 Menyampaikan 1.1.Menyampaikan informasi
informasi (data), pikiran atau pendapat
dengan jelas, dengan jelas, singkat dan tepat
lengkap, dengan menggunakan
pemahaman cara/media yang sesuai dan
yang sama mengikuti alur yang logis;
1.2.Memastikan pemahaman yang
sama atas instruksi yang
diterima/diberikan
1.3.Mampu melaksanakan
kegiatan surat menyurat
sesuai tata naskah organisasi.
4. Orientasi pada hasil 1 Bertanggung 1.1.Menyelesaikan tugas dengan
jawab untuk tuntas; dapat diandalkan;
memenuhi 1.2.Bekerja dengan teliti dan hati- hati guna
standar kerja meminimalkan kesalahan dengan
mengacu pada standar kualitas (SOP).
1.3.Bersedia menerima masukan,
mengikuti contoh cara bekerja yang
lebih efektif, efisien di lingkungan
kerjanya
C. Teknis
10. ……………*6) *7 …………*8)) ......................................*9
11. …………… ….
12 …………… ….
13 …………… ….
14 ……………. ….
15 .............
III. PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd jabatan
Jenis Persyaratan Uraian
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1. Jenjang …………………………………… *10)
2. Bidang Ilmu …………………………………… *11)
B. Pelatihan 1. Manajerial ……………… *12) ….*16) ….*17) *18)
2. Teknis ………………… *13) …. …. ….
3. Fungsional ………………… *14) …. …. ….
C Pengalaman kerja ………………… *15) …. …. ….
D Pangkat …………………………………… *19)
E. Indikator Kinerja Jabatan .............................................*20).
IV. JABATAN FUNGSIONAL
A. Jabatan Fungsional Keahlian
1. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Utama
Formulir standar kompetensi jabatan fungsional utama
adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan : ...............................
*1) Kelompok Jabatan :
............................... *2) Urusan Pemerintah :
............................... *3) Kode Jabatan :
............................... *4)
C. Teknis
10. ……………*6) *7 ……………*8)) ..........................................*9
11. …………… ….
12 …………… ….
13 …………… ….
14 ……………. ….
15 .............
III. PERSYARATAN JABATAN
Tingkat pentingnya thd jabatan
Jenis Persyaratan Uraian
Mutlak Penting Perlu
A. Pendidikan 1 Jenjang …………………………………… *10)
2 Bidang Ilmu …………………………………… *11)
B. Pelatihan 1 Manajerial ……………… *12) ….*16) ….*17) ….*18)
2 Teknis …………………… *13) …. …. ….
3 Fungsional …………………… *14) …. …. ….
C. Pengalaman kerja …………………… *15) …. …. ….
D. Pangkat …………………………………… *19)
E. Indikator Kinerja Jabatan .............................................*20).
A. Jabatan Fungsional Keterampilan
1. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyelia
Formulir standar kompetensi jabatan fungsional penyelia adalah
sebagai berikut:
Nama Jabatan : ............................... *1)
Kelompok Jabatan : ............................... *2)
Urusan Pemerintah : ............................... *3)
Kode Jabatan : ............................... *4)
Nomor
Uraian
Kode
*1) Tulislah nama jabatan yang akan disusun standar
kompetensinya.
*2) Tulislah kelompok jabatan (Jabatan Pimpinan Tinggi / Jabatan
Administrasi / Jabatan Fungsional).
*3) Tulislah urusan pemerintahan yang sesuai dengan jabatannya.
Contoh : Urusan yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2008, dan urusan yang mengacu pada Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014.
*4) Kode diisi dan ditentukan oleh Kementerian PANRB.
*5) Tulislah ikhtisar jabatan (job sumary) sesuai hasil analisis
jabatan (job description)
*6) Tulislah kompetensi teknis sesuai kamus kompetensi teknis
yang disusun oleh kementerian/lembaga yang membidangi
urusan pemerintahan.
*7) Tulislah level kompetensi teknis.
*8) Tulislah diskripsi sesuai level kompetensi teknis yang terdapat
dalam kamus kompetensi teknis yang disusun oleh
kementerian/lembaga yang membidangi urusan pemerintahan.
*9) Tulislah indikator perilaku kompetensi teknis sesuai level
indikator perilaku yang terdapat dalam kamus kompetensi
teknis yang disusun oleh kementerian/lembaga yang
membidangi urusan pemerintahan.
*10) Tulislah jenjang pendidikan terendah yang dibutuhkan pada
jabatan tersebut.
Contoh : SLTA, Diploma III (D-III), Sarjana (S-1), Pascasarjana
(S-2), Doktoral (S-3)
*11) Tulislah bidang ilmu atau jurusan latar belakang pendidikan yang
dibutuhkan pada jabatan tersebut atau yang menjadi sumber
keilmuan dari kompetensi teknis
Conoh : Ilmu Hukum, Teknik Nuklir, Ilmu Kedokteran, Statistik
dll.
*12) Tulislah pelatihan manajerial yang dibutuhkan pada jabatan
tersebut.
*13) Tulislah pelatihan teknis yang dibutuhkan pada jabatan
tersebut.
*14) Tulislah pelatihan fungsional yang dibutuhkan pada jabatan
tersebut.
*15) Tulislah bidang pengalaman kerja yang diperlukan untuk
jabatan tersebut.
*16) Berilah tanda centang ( √ ) apabila diklat manajerial, teknis,
fungsional, pengalaman kerja tersebut tingkat pentingnya
terhadap jabatan masuk dalam kategori mutlak (essensial)
untuk jabatan tersebut.
*17) Berilah tanda centang ( √ ) apabila diklat manajerial, teknis,
fungsional, pengalaman kerja tersebut tingkat pentingnya
terhadap jabatan masuk dalam kategori penting (very important)
untuk jabatan tersebut.
*18) Berilah tanda centang ( √ ) apabila diklat manajerial, teknis,
fungsional, pengalaman kerja tersebut tingkat pentingnya
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
ttd
ASMAN ABNUR
ttd
Herman Suryatman
-
107107107
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR
KOMPETENSI JABATAN APARATUR SIPIL
NEGARA
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
ttd
ASMAN ABNUR
ttd
Herman Suryatman