Panduan Penulisan Naskah Publikasi
Panduan Penulisan Naskah Publikasi
Oleh:
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS
Pendahuluan
Naskah publikasi adalah suatu bentuk ringkasan penulisan dari
laporan hasil penelitian yang ditulis dengan bentuk format tertentu. Hasil
penelitian yang telah selesai dilakukan, yaitu skripsi sebagai contohnya
perlu ditindak lanjuti dengan mengkomunikasikan hasil penelitian
tersebut kepada masyarakat secara luas agar dapat dipergunakan.
Adapun salah satu bentuk komunikasi adalah dengan mempublikasikan
hasil penelitian melalui jurnal ilmiah. Agar suatu hasil penelitian dapat
dipublikasikan ke jurnal, salah satu aspeknya adalah mengikuti format
penulisan ilmiah sesuai dengan ketentuan jurnal yang kita tuju.
Format penulisan naskah publikasi sebenarnya berbeda antara satu
jurnal dengan yang lainnya. Sehingga sebelum kita memulai menulis
naskah publikasi kita harus mempelajari dahulu jurnal yang akan kita tuju,
bagaimana format penulisan dari jurnal tersebut. Sehingga kita tidak
membuang waktu percuma, karena kalau tidak, redaksi dari jurnal
tersebut akan mengembalikan naskah publikasi kita agar diperbaiki
sesuatu format yang disepakati.
Abstract: To be first time father usually an exciting experience. Many fathers are
not able or afraid to handle and care their new born baby. This study is to
examine the effects of skills training program named healthy parenting program
on first time father skills. The skills are baby bath and umbilical cord care, baby
blanket, burping and handling the baby, baby lullaby and replace baby clothes.
This is a quasi experiment study. Sampling technique is purposive sampling with
30 first time father with 0-28 days new born baby. Sample equally assigned into
experimental and control groups. Subject in experimental group received healthy
parenting skills program, while control group was given routine care only. The
instrument is observation guideline. Wilcoxon and Mann Whitney Test, p<0,05 are
used to analyze data. The results are: Father skills in experimental group after
receiving the program are statistically increased from before the program
(bathing and umbilical cord care p<0,001, baby blanket p<0,001, baby burping
p<0,001, baby handling p<0,001, baby lullaby p< 0,001, replace baby clothes
p<0,001). Father skills in experimental group after receiving the program are
statistically increased over control group (bathing and umbilical cord care
p<0,000, baby blanket skill p<0,000, baby burping p<0,000, baby handling
p<0,000, baby lullaby p< 0,000, replace baby clothes p<0,000). Suggestions are
the educational efforts by health-care professionals could beneficially be directed
toward fathers throughout prenatal and postpartum periods. Health center in
Indonesia should initiate class program directed to father in part of program in
reducing neonates and post partum mothers health problems.
Pendahuluan
Pendahuluan dalam teks makalah berisi latar belakang masalah,
menunjukkan mengapa permasalahan tersebut perlu untuk diteliti.
Contoh Penulisan Pendahuluan
Kerangka penelitian
Diabetes Melitus dinyatakan secara narasi,
(DM) adalah penyakit tidak
metabolik perlu
dengan untuk dibuat
karakteristik hiperglikemik
skema. Ringkasan
(kadar gula reviewsebagai
darah tinggi) literature dituliskan
akibat pada bagian
dari kurangnya sekresipendahuluan.
insulin, aktifitas insulin
Ringkasan review 1literatur
ataupun keduanya. Penyakit ini
DM tidak
tercantum
perludalam urutan
ditulis per nomor empat
sub-topik dari prioritas
tetapi
penelitian nasional
deskripsikan menjadi untuk penyakit degeneratif
satu atau beberapa paragraf. setelah penyakit kardiovaskuler, dan
serebrovaskuler.2 Depkes lebih lanjut menyatakan bahwa penderita DM semakin
Pertanyaan
meningkat, hal inipenelitian disertakan
diantaranya disebabkanpada bagian
adanya pendahuluan,
perubahan setelah
gaya hidup masyarakat.
ringkasan
Lebih lanjutreview
DM literature.
juga dinilaiTujuan
sebagaipenelitian
salah satudituliskan
penyakitsetelah
kronis penulisan
yang paling sering
ditemukan pada
pertanyaan abad ke-21
peneltian. ini, dengan
Diparagraf akhirjumlah penderita didunia
dari pendahuluan saat ini mencapai 230
ini seyogyanya
juta jiwa.3,4,5
disertakan kemungkinan kontribusi penelitian ini terhadap perkembangan
Salah satu prinsip manajemen penyakit diabetes adalah pengendalian kadar gula
ilmu/praktek
darah, karena keperawatan.
kadar gula darah yang tidak terkendali akan menyebabkan berbagai
macam komplikasi.5 Salah satu komplikasi yang cukup sering dialami oleh penderita DM
adalah neuropati atau kerusakan saraf.2 Hasil penelitian menunjukkan sekitar 60,3%
pasien DM mengalami komplikasi neuropati sensorik atau kerusakan serabut saraf
sensorik.6 Kerusakan serabut saraf sensorik akan menyebabkan gangguan sensasi rasa
getar, rasa sakit, rasa kram, semutan, rasa baal, rangsang termal / suhu, dan hilangnya
refleks tendo pada kaki sehingga akan menyebabkan gangguan mekanisme protektif
pada kaki. Saraf sensorik ini merupakan sistem saraf yang pertama kali terganggu pada
penderita DM sebelum sistem saraf motorik dan otonom. 7
Bahayanya jika neuropati tidak diobati dengan baik, sangat beresiko mengakibatkan
munculnya ulkus (borok) kaki, yang disebut neuropathic foot ulcer dan juga infeksi, yang
lama kelamaan bisa menjalar ke tulang dan terjadi osteomielitis (infeksi dan kerusakan
tulang) yang memerlukan tindakan amputasi.5 Lima puluh hingga 75% amputasi
ekstrimitas bawah dilakukan pada pasien-pasien yang menderita diabetes. 8
Dasar pengobatan neuropati dibagi dalam tiga bagian: (1) penyuluhan atau
pemberian nasehat; (2) pengobatan nyeri; dan (3) perawatan kaki.5,7 Perawatan kaki
merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki diabetes. Salah satu
tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk mengetahui adanya kelainan
kaki secara dini adalah dengan melakukan senam kaki diabetes, disamping memotong
kuku yang benar, pemakaian alas kaki yang baik, dan menjaga kebersihan kaki. 9
Senam kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang mengalami
gangguan sirkulasi darah dan neuropati di kaki, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan tubuh penderita. Latihan senam kaki DM ini dapat dilakukan dengan cara
menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk,
meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencengkeram pada jari-
jari kaki.9
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan dalam 3rd
National Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapat membantu memperbaiki
sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi keluhan dari neuropati sensorik seperti: rasa
pegal, kesemutan, gringgingen di kaki. Manfaat dari senam kaki DM yang lain adalah
dapat memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius, hamstring, quadriceps), dan
mengatasi keterbatasan gerak sendi.9
Selain itu disebutkan bahwa latihan seperti senam kaki DM dapat membuat otot-
otot di bagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan
terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka.
Adapun penulisan sitasi atau biasa juga disebut kutipan atau
penulisan daftar/sumber rujukan didalam jurnal Medika Islamika
menggunakan sistem Vancouver. Sistem Vancouver merupakan sistem
yang sering digunakan dalam berbagai jurnal ilmiah atau publikasi
akademik. Sistem ini umumnya disebut author-number system karena
sistemnya yang merujuk dengan menggunakan angka. Sehingga setiap
rujukan ditulis dengan angka.
Nama Vancouver diambil karena sistem ini merupakan hasil dari
pertemuan yang dilaksanakan di Vancouver, British Columbia, Canada
pada tahun 1979 yang merupakan cikal bakal berdirinya ICMJE
(International Comitee of Medical Journal Editors). Dibandingkan harvard,
vancouver lebih populer digunakan di jurnal kedokteran karena tidak
terlalu banyak memakan tempat (karena hanya perlu menuliskan angka
tanpa nama dan tahun) sehingga mengurangi jumlah halaman. Selain itu,
vancouver juga memungkinkan penggunanya merujuk lebih dari satu
sumber untuk sebuah pernyataan (kalimat) tanpa perlu merusak estetika
penulisan. Adapun penulisan sistem Vancouver dipelajari dalam topic lain
dalam modul bahasa Indonesia ini.
Metode
Pada bagian metode ini terdiri atas jenis penelitian, cara penelitian,
sampel penelitian, variabel penelitian, intervensi dan pengukuran
(intrumen), persiapan intervensi, analisa data, etik penelitian (Ethical
clearance), dan limitasi penelitian (jika ada). Subjek penelitian. Misalnya
jumlah subjek, karakteristik khusus subjek seperti usia, dan asal.
Instrumen pengukuran. Uraikan tentang alat ukur yang digunakan dalam
penelitian.
Jelaskan tentang validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan
penelitian (kuantitatif), atau uraikan metode pengambilan data disertai
dengan contoh pertanyaan atau panduan observasi (penelitian kualitatif).
Untuk penelitian eksperimen, perlu dijelaskan tentang prosedur dan
peralatan eksperimen yang digunakan. Teknik analisis data. Jelaskan
tentang analisis statistik yang digunakan, atau metode analisis dan
kuantitatif yang digunakan untuk menginterpretasi data.
------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------
Contoh Penulisan Hasil
Karakteristik Responden
Lokasi Neuropati
Gambaran tentang lokasi Neuropati sensorik pada kaki yang
dirasakan oleh responden dapat dilihat pada tabel di bawah
Eksperimen Kontrol
Lokasi neuropati sensorik
N % N %
bagian telapak kaki 5 33,3 4 26,7
menjalar sampai mata kaki 3 20 6 40
menjalar sampai atas mata kaki
7 46,7 6 40
tapi tidak sampai lutut
menjalar sampai lutut 0 0 0 0
menjalar sampai di atas lutut 0 0 0 0
Derajat Neuropati
Gambaran tentang distribusi frekuensi skor keparahan neuropati,
kategori derajat neuropati kelompok eksperimen dengan kontrol sebelum
dan sesudah terapi senam kaki DM serta hasil analisa statitik dapat dilihat
berturut-turut pada tabel dibawah.
Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh senam kaki terhadap derajad
neuropati sensori. Intervensi senam kaki pada penelitian ini dilakukan setiap hari selama
10-15 menit dalam waktu 1 bulan pada kelompok eksperimen. Hasil menunjukkan senam
kaki DM bermanfaat karena dapat menurunkan skor maksimum keparahan Neuropathy
secara bervariasi. Dasar pengambilan waktu selama 1 bulan adalah sesuai dengan
penelitian Mihardja12 yang melakukan penelitian senam diabetes (aerobik) yang dilakukan
selama 6 minggu dapat menurunkan kadar glukosa darah. Peneliti mengambil batas waktu
tidak jauh dari penelitan Mihardja.
Mekanisme penurunan skor maksimum keparahan neuropati dapat dijelaskan melalui
beberapa cara. Menurut penelitian Goldsmith dikatakan bahwa 9 orang dari 19 respondent
yang melakukan ROM aktif dan pasif pada bagian sendi di kaki tanpa pendampingan
selama terapi 1 bulan didapatkan hasil statistik yang signifikan yaitu penurunan 4.2 %
tekanan puncak plantar.13 Hal itu didukung oleh penelitian Williams bahwa latihan seperti
senam kaki dapat meningkatkan TcPO2 dan TcPCO2 yang mengindikasikan terjadinya
perbaikan perfusi cutaneous pada suhu local sesudah latihan. 14
Latihan/Olahraga untuk pasien DM seperti Senam kaki DM yang didukung oleh
penelitian-penelitian diatas akan menyebabkan aliran darah meningkat dan memperlancar
sirkulasi darah, ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak
reseptor insulin yang tersedia dan aktif.9 Kondisi ini akan mempermudah saraf menerima
nutrisi dan oksigen yang mana dapat meningkatkan fungsi saraf.10
Perlu diketahui bahwa pada kondisi neuropati terjadi penurunan potensial membran
dari axon yang akan menyebabkan deformasi dari saraf yang dapat menyebabkan
gangguan produksi potensial aksi secara berulang. Kerusakan axon juga akan
menyebabkan terganggunya penghantaran pola potensial aksi yang harus ada disepanjang
saraf selama proses penghantaran impuls. Oleh karena itu, senam kaki DM akan
merangsang terjadinya peningkatan potensial aksi yang dibutuhkan saraf untuk
menghantarkan impuls.15
Lebih lanjut menyebutkan bahwa latihan seperti senam kaki DM dapat membuat
otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan
terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka. 9 Dengan
masuknya ion positif itu akan mempermudah juga aliran penghantaran impuls saraf. 10
Otot untuk berkontraksi membutuhkan energi. Energi ini didapat melalui glukosa
darah. Terjadilah proses pengambilan dan perubahan glukosa menjadi energi. Kondisi
tersebut dapat membuat penurunan kadar glukosa darah juga. Hal itu didukung oleh
penelitian Mihardja, yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan penurunan glukosa
darah secara bermakna antara awal dan 3 minggu/pertengahan bersenam dari glukosa
darah puasa, 2 jam sesudah olah raga, namun antara pertengahan dan akhir tidak terdapat
perbedaan bermakna.kelompok senam diabetes dan senam merpati putih. 12
Derajat neuropati kelompok kontrol saat pre test didapatkan hasil bahwa responden
dengan neuropati ringan berjumlah 7 orang (46.7%), neuropati sedang berjumlah 8 orang
(53,3%) dan neuropati berat tidak ada (0%). Kelompok kontrol juga dilakukan post test
setelah satu bulan tanpa diberikan terapi senam kaki DM. Didapatkan hasil bahwa
responden yang mengalami neuropati ringan meningkat dari 7 orang (46.7) menjadi 9
orang (60%), pada neuropati sedang menurun dari 8 orang (53,3%) menjadi 6 orang (40%)
dan responden yang mengalami neuropati berat tetap 0 (0%).
Kelompok kontrol juga mengalami penurunan skor maksimum keparahan Neuropati.
Kesimpulan
Simpulan penelitian berisi kesimpulan dari hasil penelitian. Tuliskan dengan
jelas dan ringkas.
Daftar Pustaka
Rujukan ditulis sesuai dengan aturan penulisan Vancouver, diberi nomor urut
sesuai dengan pemunculan dalam keseluruhan teks, bukan menurut abjad.
Cantumkan nama semua penulis bila tidak lebih dari 6 orang penulis, tulis nama 6
orang penulis pertama diikuti oleh et al. Jumlah rujukan dibatasi sampai 25 rujukan
dan usahakan dari sumber yang baru. Untuk itu pilihlah rujukan yang benar-benar
diperlukan dan erat berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Untuk materi yang telah dikirim untuk publikasi tetapi belum dipublikasi
(unpublished observations) seijin sumber. Makalah yang telah diterima untuk
publikasi tetapi belum terbit dapat digunakan sebagai rujukan dengan diberi
keterangan ‘in press’.
Gambar
Kirimkan gambar yang dibutuhkan bersama makalah asli. Gambar sebaiknya
dibuat secara professional, lebih baik bila ada fotonya. Kirimkan cetakan foto yang
tajam. Setiap gambar memiliki label pada bagian belakang dan berisi nomor
gambar, nama penulis, dan tanda penunjuk bagian atas gambar. Tandai juga
bagian depan. Bila gambar berupa gambar yang mungkin berupa orang yang dapat
dikenali atau ilustrasi yang pernah dipublikasikan maka harus disertai dengan izin
tertulis. Gambar harus diberi nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks,
jumlah gambar maksimal 6 buah.
Rujukan
Mengenal sitasi 1: Vancouver style. Diakses pada 14 Februari 2013.
http://scientificatmosphere.bemfkunud.com/2012/05/mengenal-sistasi-i-
vancouver-style.html
Format Naskah Publikasi. pada 14 Februari 2013.
http://kompetisitesispsikologiugm.files.wordpress.com/2009/08/format-naskah-
publikasi.pdf