Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS

Pendahuluan
Naskah publikasi adalah suatu bentuk ringkasan penulisan dari
laporan hasil penelitian yang ditulis dengan bentuk format tertentu. Hasil
penelitian yang telah selesai dilakukan, yaitu skripsi sebagai contohnya
perlu ditindak lanjuti dengan mengkomunikasikan hasil penelitian
tersebut kepada masyarakat secara luas agar dapat dipergunakan.
Adapun salah satu bentuk komunikasi adalah dengan mempublikasikan
hasil penelitian melalui jurnal ilmiah. Agar suatu hasil penelitian dapat
dipublikasikan ke jurnal, salah satu aspeknya adalah mengikuti format
penulisan ilmiah sesuai dengan ketentuan jurnal yang kita tuju.
Format penulisan naskah publikasi sebenarnya berbeda antara satu
jurnal dengan yang lainnya. Sehingga sebelum kita memulai menulis
naskah publikasi kita harus mempelajari dahulu jurnal yang akan kita tuju,
bagaimana format penulisan dari jurnal tersebut. Sehingga kita tidak
membuang waktu percuma, karena kalau tidak, redaksi dari jurnal
tersebut akan mengembalikan naskah publikasi kita agar diperbaiki
sesuatu format yang disepakati.

Tujuan Penulisan Naskah Publikasi


Tujuan penulisan naskah publikasi seperti telah tersirat diatas,
adalah sebagai jalan untuk komunikasi antara peneliti dengan masyarakat
luas, yaitu agar penelitian dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk kemajuan ilmu pengetahuan, masyarakat dan
kemanusiaan. Seiring dengan perkembangan jaman publikasi ilmiah
sekarang ini tidak hanya dimedia cetak, akan tetapi sekarang sudah
banyak berkembang jurnal dengan basis web atau online.
Selain untuk komunikasi penelitian, publikasi juga dimaksudkan
untuk menghindari plagiasi, sehingga keilmuan dapat berkembang
dengan baik dengan penuh kejujuran.

Sistematika Penulisan Naskah Publikasi


Secara umum naskah publikasi harus mengandung unsur judul,
keterangan tentang penulis/peneliti, abstrak, kata kunci, pendahuluan,
masalah penelitian, tujuan studi, review literature, metodologi penelitian
sampel, koleksi data, isu etik, hasil atau temuan, diskusi, kesimpulan,
dan yang terakhir adalah daftar pustaka.
Adapun format penulisan naskah publikasi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini
mengacu kepada petunjuk penulisan dari Jurnal Medika Islamika. Jurnal
Medika Islamika adalah jurnal resmi yang dimiliki dan dikelola oleh 4
program studi (prodi) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, yaitu
Prodi Kedokteran Umum, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, dan
Keperawatan UIN Jakarta. Jurnal ini menampung tulisan yang relevan
dengan kesehatan termasuk tulisan dari keperawatan, baik dosen
ataupun mahasiswa.
Makalah diketik dengan menggunakan program pengolah kata atau
Word processor dengan ukuran huruf 12 . Naskah publikasi diserahkan
dalam bentuk print out dan dalam bentuk disket, ini boleh dalam satu
disket atau CD dengan laporan penulisan yang diserahkan kepada
koordinator penelitian. Kertas yang digunakan adalah kwarto dengan
jumlah maximum adalah 20 lembar. Format penulisan sama dengan
penulisan Skripsi yaitu spasi berjarak 2 dengan batas atas 4 cm, bawah 3
cm, kanan 4 cm dan kiri 3 cm. Setiap halaman diberi nomor berurutan
mulai dari halaman judul sampai dengan halaman terakhir. Tulis nama file
dan program yang digunakan dalam label CD.
Judul
Halaman judul berisi judul makalah, nama setiap penulis, lembaga
afiliasi penulis, dan alamat korespondensi. Penulisan judul ditulis singkat
dengan maximal 40 karakter, termasuk huruf dan spasi. Judul diusahakan
ditulis dengan cukup informatif, jangan terlalu panjang, jika perlu dapat
dipecah menjadi anak judul.
Nama setiap penulis ditulis dibawah judul tanpa disertai dengan
penulisan gelar. Lembaga afiliasi penulis serta alamat korespondensi
ditulis dibawah nama penulis. Lembaga afiliasi dan alamat korespondensi
ditulis denga huruf miring. Jika penulis lebih dari satu maka diberikan
penanda penulisa pertama, kedua dan selanjutnya serta penulisan
lembaga afiliasi disesuaikan dengan nama penulis. Seandainya naskah
publikasi tersebut merupakan hasil karya tulis mahasiswa dan akan
dipublikasikan maka aturan pencatuman nama peneliti adalah nama
mahasiswa ditulis sebagai penulis pertama dilanjutkan nama
pembimbing. Nama pembimbing pertama ditulis terlebih dahulu
dilanjutkan nama pembimbing kedua.
Alamat korespondensi berisi alamat yang dapat dihubungi, boleh
alamat kantor ataupun alamat tempat tinggal, lebih diutamakan adalah
alamat kantor/institusi dimana penulis/peneliti bekerja. Alamat email dan
nomor telepon dapat disertakan. Alamat korespondensi ditulis dengan
huruf miring dan nomor huruf lebih kecil daripada nama penulis/peneliti,
dengan ukuran huruf yaitu 10.
Contoh penulisan judul, penulis dan lembaga penulis:

Pengaruh Senam Kaki Diabetes terhadap Neuropati Sensorik pada Kaki


Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Tegalrejo

Lina Andarwati1 & Uswatun Khasanah2


1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2
Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jln Kertamukti No. 5,
Pisangan Ciputat Tangerang Selatan, email: uswatun@uinjkt.ac.id
Abstrak
Abstrak dapat ditulis dengan dalam Bahasa Inggris dan atau Bahasa
Indonesia, tergantung dengan aturan penulisan jurnal yang dituju. Adapun
dalam aturan jurnal Medika Islamika, ditulis dalam bahasa Inggris,
sehingga harus denga huruf miring. Diketik satu spasi, kurang lebih 250
kata memuat antara lain harus berisi latar belakang penelitian, tujuan
penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan penelitian. Abstrak
ditulis dengan bahasa yang ringkas dan jelas sehingga memungkinkan
pembaca memahami tentang aspek baru atau penting tanpa harus
membaca seluruh makalah. Semua aspek dalam abstrak dituliskan hanya
menjadi satu paragarf didalam aturan Medika Islamika,
Dibawah abstrak dicantumkan keywords. Keywords adalah kata
kunci atau pokok dalam penelitian. Kata-kata pokok dalam penelitian
dapat diambil dari variabel penelitian, karakteristik subjek penelitian, dan
teori yang diacu. Dituliskan dalam bahasa yang sama dengan abstrak,
yaitu dalam bahasa Inggris untuk jurnal Medika Islamika.
Contoh penulisan abstrak dan kata kunci.

Abstract: To be first time father usually an exciting experience. Many fathers are
not able or afraid to handle and care their new born baby. This study is to
examine the effects of skills training program named healthy parenting program
on first time father skills. The skills are baby bath and umbilical cord care, baby
blanket, burping and handling the baby, baby lullaby and replace baby clothes.
This is a quasi experiment study. Sampling technique is purposive sampling with
30 first time father with 0-28 days new born baby. Sample equally assigned into
experimental and control groups. Subject in experimental group received healthy
parenting skills program, while control group was given routine care only. The
instrument is observation guideline. Wilcoxon and Mann Whitney Test, p<0,05 are
used to analyze data. The results are: Father skills in experimental group after
receiving the program are statistically increased from before the program
(bathing and umbilical cord care p<0,001, baby blanket p<0,001, baby burping
p<0,001, baby handling p<0,001, baby lullaby p< 0,001, replace baby clothes
p<0,001). Father skills in experimental group after receiving the program are
statistically increased over control group (bathing and umbilical cord care
p<0,000, baby blanket skill p<0,000, baby burping p<0,000, baby handling
p<0,000, baby lullaby p< 0,000, replace baby clothes p<0,000). Suggestions are
the educational efforts by health-care professionals could beneficially be directed
toward fathers throughout prenatal and postpartum periods. Health center in
Indonesia should initiate class program directed to father in part of program in
reducing neonates and post partum mothers health problems.
Pendahuluan
Pendahuluan dalam teks makalah berisi latar belakang masalah,
menunjukkan mengapa permasalahan tersebut perlu untuk diteliti.
Contoh Penulisan Pendahuluan
Kerangka penelitian
Diabetes Melitus dinyatakan secara narasi,
(DM) adalah penyakit tidak
metabolik perlu
dengan untuk dibuat
karakteristik hiperglikemik
skema. Ringkasan
(kadar gula reviewsebagai
darah tinggi) literature dituliskan
akibat pada bagian
dari kurangnya sekresipendahuluan.
insulin, aktifitas insulin
Ringkasan review 1literatur
ataupun keduanya. Penyakit ini
DM tidak
tercantum
perludalam urutan
ditulis per nomor empat
sub-topik dari prioritas
tetapi
penelitian nasional
deskripsikan menjadi untuk penyakit degeneratif
satu atau beberapa paragraf. setelah penyakit kardiovaskuler, dan
serebrovaskuler.2 Depkes lebih lanjut menyatakan bahwa penderita DM semakin
Pertanyaan
meningkat, hal inipenelitian disertakan
diantaranya disebabkanpada bagian
adanya pendahuluan,
perubahan setelah
gaya hidup masyarakat.
ringkasan
Lebih lanjutreview
DM literature.
juga dinilaiTujuan
sebagaipenelitian
salah satudituliskan
penyakitsetelah
kronis penulisan
yang paling sering
ditemukan pada
pertanyaan abad ke-21
peneltian. ini, dengan
Diparagraf akhirjumlah penderita didunia
dari pendahuluan saat ini mencapai 230
ini seyogyanya
juta jiwa.3,4,5
disertakan kemungkinan kontribusi penelitian ini terhadap perkembangan
Salah satu prinsip manajemen penyakit diabetes adalah pengendalian kadar gula
ilmu/praktek
darah, karena keperawatan.
kadar gula darah yang tidak terkendali akan menyebabkan berbagai
macam komplikasi.5 Salah satu komplikasi yang cukup sering dialami oleh penderita DM
adalah neuropati atau kerusakan saraf.2 Hasil penelitian menunjukkan sekitar 60,3%
pasien DM mengalami komplikasi neuropati sensorik atau kerusakan serabut saraf
sensorik.6 Kerusakan serabut saraf sensorik akan menyebabkan gangguan sensasi rasa
getar, rasa sakit, rasa kram, semutan, rasa baal, rangsang termal / suhu, dan hilangnya
refleks tendo pada kaki sehingga akan menyebabkan gangguan mekanisme protektif
pada kaki. Saraf sensorik ini merupakan sistem saraf yang pertama kali terganggu pada
penderita DM sebelum sistem saraf motorik dan otonom. 7
Bahayanya jika neuropati tidak diobati dengan baik, sangat beresiko mengakibatkan
munculnya ulkus (borok) kaki, yang disebut neuropathic foot ulcer dan juga infeksi, yang
lama kelamaan bisa menjalar ke tulang dan terjadi osteomielitis (infeksi dan kerusakan
tulang) yang memerlukan tindakan amputasi.5 Lima puluh hingga 75% amputasi
ekstrimitas bawah dilakukan pada pasien-pasien yang menderita diabetes. 8

Dasar pengobatan neuropati dibagi dalam tiga bagian: (1) penyuluhan atau
pemberian nasehat; (2) pengobatan nyeri; dan (3) perawatan kaki.5,7 Perawatan kaki
merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki diabetes. Salah satu
tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk mengetahui adanya kelainan
kaki secara dini adalah dengan melakukan senam kaki diabetes, disamping memotong
kuku yang benar, pemakaian alas kaki yang baik, dan menjaga kebersihan kaki. 9
Senam kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang mengalami
gangguan sirkulasi darah dan neuropati di kaki, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan tubuh penderita. Latihan senam kaki DM ini dapat dilakukan dengan cara
menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk,
meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencengkeram pada jari-
jari kaki.9
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan dalam 3rd
National Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapat membantu memperbaiki
sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi keluhan dari neuropati sensorik seperti: rasa
pegal, kesemutan, gringgingen di kaki. Manfaat dari senam kaki DM yang lain adalah
dapat memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius, hamstring, quadriceps), dan
mengatasi keterbatasan gerak sendi.9
Selain itu disebutkan bahwa latihan seperti senam kaki DM dapat membuat otot-
otot di bagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan
terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka.
Adapun penulisan sitasi atau biasa juga disebut kutipan atau
penulisan daftar/sumber rujukan didalam jurnal Medika Islamika
menggunakan sistem Vancouver. Sistem Vancouver merupakan sistem
yang sering digunakan dalam berbagai jurnal ilmiah atau publikasi
akademik. Sistem ini umumnya disebut author-number system karena
sistemnya yang merujuk dengan menggunakan angka. Sehingga setiap
rujukan ditulis dengan angka.
Nama Vancouver diambil karena sistem ini merupakan hasil dari
pertemuan yang dilaksanakan di Vancouver, British Columbia, Canada
pada tahun 1979 yang merupakan cikal bakal berdirinya ICMJE
(International Comitee of Medical Journal Editors). Dibandingkan harvard,
vancouver lebih populer digunakan di jurnal kedokteran karena tidak
terlalu banyak memakan tempat (karena hanya perlu menuliskan angka
tanpa nama dan tahun) sehingga mengurangi jumlah halaman. Selain itu,
vancouver juga memungkinkan penggunanya merujuk lebih dari satu
sumber untuk sebuah pernyataan (kalimat) tanpa perlu merusak estetika
penulisan. Adapun penulisan sistem Vancouver dipelajari dalam topic lain
dalam modul bahasa Indonesia ini.

Metode
Pada bagian metode ini terdiri atas jenis penelitian, cara penelitian,
sampel penelitian, variabel penelitian, intervensi dan pengukuran
(intrumen), persiapan intervensi, analisa data, etik penelitian (Ethical
clearance), dan limitasi penelitian (jika ada). Subjek penelitian. Misalnya
jumlah subjek, karakteristik khusus subjek seperti usia, dan asal.
Instrumen pengukuran. Uraikan tentang alat ukur yang digunakan dalam
penelitian.
Jelaskan tentang validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan
penelitian (kuantitatif), atau uraikan metode pengambilan data disertai
dengan contoh pertanyaan atau panduan observasi (penelitian kualitatif).
Untuk penelitian eksperimen, perlu dijelaskan tentang prosedur dan
peralatan eksperimen yang digunakan. Teknik analisis data. Jelaskan
tentang analisis statistik yang digunakan, atau metode analisis dan
kuantitatif yang digunakan untuk menginterpretasi data.

Contoh Penulisan Metode (penelitian eksperimen)


Desain penelitian ini adalah Quasy experiment terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok
kontrol dan kelompok intervensi dengan masing-masing kelompok terdiri dari 15 pasien
diabetes yang diplih secara purposive sampling. Adapun kriteria pasien DM adalah
menderita DM baik tipe 1 maupun 2, berusia lebih dari 40 tahun baik laki-laki maupun
perempuan, serta mengalami gejala neuropati yaitu pasien dengan gangguan sensasi
rasa getar, rasa sakit, rasa kram, semutan, rasa tebal, rangsang termal / suhu, dan
hilangnya reflek tendo pada kaki. Pasien dengan ulkus DM tidak disertakan dalam
penelitian ini.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah panduan pengkajian
neuropati, yaitu dengan ACTG Periperhal Neuropathy Screening Tool. Panduan ini
digunakan untuk menilai derajat neuropati sensorik seseorang apakah ringan, sedang
atau berat. Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pre test pada
semua kelompok. Adapun pada saat pretest dilakukan dengan menilai data umum
pasien, lama menderita DM, serta menilai derajat neuropati dengan terlebih dahulu
menyingkirkan kemungkinan pasien menderita rematoid arthritis serta keluhan sendi
lainnya.
Pada kelompok intervensi kemudian diajarkan gerakan senam kaki dengan cara
peneliti memberi contoh sampai pasien dapat mempraktekkan dengan benar dan hafal
dengan gerakan senamnya. Agar pasien tidak terlupa maka pasien diberikan modul
senam kaki. Senam kaki terdiri dari 10 gerakan yang dilakukan setiap hari dengan
durasi 10-15 menit. Pada tiga hari setelah diberikan pendidikan, peneliti mengecek
pelaksanaan senam kaki pada kelompok intervensi. Intervensi dilaksanakan selama 4
Hasil
Pada bagian ini hasil penelitian dituliskan. Jika ada sertakan tabel
yang dapat membantu pembaca memahami hasil penelitian. Untuk itu
hendaknya tabel disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk tabel yang
informatif, ringkas, dan jelas. Tidak semua hasil penelitian harus
dituliskan, akan tetapi hasil penelitian perlu diringkas.

------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------
Contoh Penulisan Hasil

Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,


pekerjaan, lama menderita diabetes mellitus serta penyakit
penyerta

Karakteristik Kelompok Kelompok


Responden eksperimen intervensi
n % n %
Golongan usia
40-50 3 20 5 33,3
51-60 10 66,7 7 46,7
61-70 2 13,3 3 20
Jenis Kelamin
Pria 2 13,3 3 20
Wanita 13 86,7 12 80
Pekerjaan
Tidak bekerja 5 33,3 7 46,7
Pedagang 9 60 6 40
Wiraswasta 1 6,7 2 13,3
Lama Menderita
1-5 tahun 12 80 11 73,3
6-10 tahun 3 20 4 26,7
Penyakit Penyerta
Tidak ada 8 53,3 7 46,7
Hipertensi 6 40 7 46,7
Dispepsia 1 6,7 0 0
ISK 0 0 1 6,7
Kelompok usia terbanyak pada penelitian ini adalah berusia 51-60
tahun berjumlah 10 orang (66,7%) pada kelompok eksperimen dan 7
orang (46,7%) pada kelompok kontrol. Sedangkan jenis kelamin
terbanyak adalah wanita pada masing-masing kelompok. Pekerjaan
responden pada masing-masing kelompok cukup bervariasi, dimana
pedagang adalah pekerjaan terbanyak pada kelompok eksperimen (60%)
pada kelompok eksperimen dan pada kelompok kontrol adalah tidak
bekerja (40%).
Lama responden menderita DM pada 2 kelompok paling banyak
yaitu 1-5 tahun. juga bervariasi. Sedangkan penyakit hipertensi adalah
penyakit penyerta paling banyak pada 2 kelompok penelitian ini.
Walaupun tidak dirinci apakah hipertensi tersebut mendahului penyakit
DM atau sebaliknya, menderita DM kemudian diikuti dengan hipertensi.

Lokasi Neuropati
Gambaran tentang lokasi Neuropati sensorik pada kaki yang
dirasakan oleh responden dapat dilihat pada tabel di bawah

Tabel 2. Gambaran lokasi neuropati sensorik pada kaki

Eksperimen Kontrol
Lokasi neuropati sensorik
N % N %
bagian telapak kaki 5 33,3 4 26,7
menjalar sampai mata kaki 3 20 6 40
menjalar sampai atas mata kaki
7 46,7 6 40
tapi tidak sampai lutut
menjalar sampai lutut 0 0 0 0
menjalar sampai di atas lutut 0 0 0 0

Berdasarkan tabel diatas lokasi neuropati sensorik di bagian kaki untuk


kedua kelompok yaitu menjalar sampai ke mata kaki dan menjalar
sampai atas mata kaki tapi tidak sampai lutut yang rata-rata mencapai
40% keluhan.

Derajat Neuropati
Gambaran tentang distribusi frekuensi skor keparahan neuropati,
kategori derajat neuropati kelompok eksperimen dengan kontrol sebelum
dan sesudah terapi senam kaki DM serta hasil analisa statitik dapat dilihat
berturut-turut pada tabel dibawah.

Tabel 3. Distribusi frekuensi skor keparahan neuropati sensori pada kaki


yang dirasakan responden
Skor Distribusi Frekuensi
Derajat
Keparah N % N %
Neuropati
an
Kel.
Eksperime
n
Ringan 2.0 0 0 6 40
2.3 1 6,7 2 13,3
2.7 2 13,3 1 6,7
3.0 5 33,3 4 26,7
3.3 2 13,3 1 6,7
Sedang 4.0 4 26,7 1 6,7
4.3 1 6,7 0 0
Kel.
Kontrol
Ringan 2.0 1 6.7 0 0
2.3 2 13.3 5 33.3
2.7 2 13.3 0 0
3.0 2 13.3 0 0
3.3 0 0 3 20
3.7 0 0 1 6.7
Sedang 4.0 6 40 5 33.3
4.3 2 2 1 6.7

Skor Neuropati pada kelompok eksperimen setelah dilakukan intervensi


dari data deskriptif diatas menunjukkan adanya perubahan jumlah
sehingga skor neuropati menjadi masuk ke kategori yang lebih ringan
dengan paling paling banyak pada skor neuropati 2 yaitu sebanyak 40%.
Adapun rata-rata perubahan skor neuropati pada kelompok eksperimen
setelah dilakukan intervensi adalah 1.29. Sedangkan pada kelompok
kontrol perubahan tidak terlalu banyak terjadi. Responden yang
mengalami kenaikan sebanyak 3 orang (20%), penurunan sebanyak 4
orang (26,7%) dan tidak mengalami perubahan sebanyak 8 orang
(53,3%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi kategori derajat neuropati kelompok eksperimen
dengan kontrol sebelum dan sesudah terapi senam kaki DM
Frekuensi
Derajat neuropati sensori Sebelum Sesudah
N % N %
Eksperimen
Ringan 10 66.7 14 93.3
Sedang 5 33.3 1 0.7
Berat 0 0 0 0
Kontrol
Ringan Sedang Berat 7 46.7 9 60
8 53.3 6 40
0 0 0 0

Tabel 5. Hasil analisa statistik


Mean Rank Mean Standar Selisih Z Sig. (2-
Deviasi Mean tailed)
Eksperimen 0.73 -3,4 0.001
Pre-test 8 3.30 0,60
Post-test 0 2.57 0,62
Kontrol 0.08 - 0.196
Pre-test 5,40 3.37 0,82 1,294
Post-test :3 3.29 0,78
Eksperiment- - 0.000
Kontrol 3.930
Eksperimen 21,67
Kontrol 9,33

Derajat neuropati responden kelompok eksperimen sebelum dilakukan terapi


senam kaki DM tertinggi yaitu 10 orang yang mengalami neuropati ringan (66.7).
Setelah dilakukan 1 bulan intervensi didapatkan hasil terjadi peningkatan derajat
neuropati pada neuropati ringan dari 10 (66.7%) menjadi 14 orang (93.3%) dari
yang semula mengalami derajat neuropati lebih berat.
Derajat neuropati pada kelompok kontrol saat pre test didapatkan hasil
tertinggi responden mengalami neuropati sedang sebanyak 8 orang (53,3%).
Responden pada kelompok kontrol juga dilakukan post test setelah satu bulan
tanpa diberikan terapi senam kaki DM, kemudian didapatkan hasil bahwa
responden yang mengalami neuropati ringan meningkat dari 7 orang (46.7) menjadi
9 orang (60%), pada neuropati sedang menurun dari 8 orang (53,3%) menjadi 6
orang (40%) dan responden yang mengalami neuropati berat tetap 0 (0%).
Dari table 5 dapat dilihat bahwa ada perbedaan nilai mean pretest
eksperimen 3.30 dan posttest eksperimen 2.57 dengan selisih mean sebesar 0.73.
Kelompok kontrol menunjukkan selisih mean sebesar 0.08. Terlihat perbedaan yang
cukup mencolok pada kedua kelompok tersebut.
Nilai p kelompok eksperimen sebesar 0.001, p < 0.05 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara skor maksimum keparahan
neuropati sebelum dan sesudah dilakukan terapi Senam Kaki DM. Kelompok control
nilai p > 0.05 yaitu 0.196 yang menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada
kelompok ini secara statistik tidak bermakna.
Uji beda derajaat neuropati awal dan akhir pada kelompok eksperimen
dilakukan untuk melihat kemaknaan perubahan derajat neuropati sebagai efek
perlakuan pemberian terapi Senam Kaki DM selama satu bulan. Uji beda Wilcoxon
didapatkan selisih mean skor pre test dan post test kelompok eksperimen sebesar
0.73 dengan nilai signifikansi 0.001. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara skor maksimum keparahan neuropati sebelum
dan sesudah dilakukan terapi Senam Kaki DM.
Uji beda derajat neuropati awal dan akhir pada kelompok kontrol tanpa
dilakukan terapi Senam Kaki DM didapatkan selisih mean skor pretest dan post test
sebesar 0.08 dengan nilai signifikansi 0.196. nilai ini menunjukkan bahwa terjadi
sedikit penurunan (0.08) dan perubahan ini secara statistik tidak bermakna (p >
0.05).
Uji Mann Whitney digunakan untuk menilai perbedaan kelompok kontrol dan
eksperiment. Pada uji ini didapatkan hasil selisih mean rank pada pre – post test
kelompok eksperimen sebesar 21.67 dan kelompok kontrol sebesar 9.33 dengan
selisih mean rank sebesar 12.34 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai ini
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p < 0.05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa senam kaki akan berpengaruh terhadap derajat neuropati
sensori.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------

Pembahasan

Jelaskan hasil penelitian yang ditemukan, dan bagaimana kaitannya dengan


hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Jelaskan tentang bagaimana temuan
penelitian yang dilakukan mendukung atau bertentangan dengan penelitian yang
sudah ada. Akhiri dengan memberikan rumusan kesimpulan dari hasil penelitian
dan diskusi. Jika memungkinkan uraikan saran terhadap pihak yang
berkepentingan, antara lain subjek penelitian, instansi terkait, dan
penelitiselanjutnya.
Contoh Penulisan Pembahasan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh senam kaki terhadap derajad
neuropati sensori. Intervensi senam kaki pada penelitian ini dilakukan setiap hari selama
10-15 menit dalam waktu 1 bulan pada kelompok eksperimen. Hasil menunjukkan senam
kaki DM bermanfaat karena dapat menurunkan skor maksimum keparahan Neuropathy
secara bervariasi. Dasar pengambilan waktu selama 1 bulan adalah sesuai dengan
penelitian Mihardja12 yang melakukan penelitian senam diabetes (aerobik) yang dilakukan
selama 6 minggu dapat menurunkan kadar glukosa darah. Peneliti mengambil batas waktu
tidak jauh dari penelitan Mihardja.
Mekanisme penurunan skor maksimum keparahan neuropati dapat dijelaskan melalui
beberapa cara. Menurut penelitian Goldsmith dikatakan bahwa 9 orang dari 19 respondent
yang melakukan ROM aktif dan pasif pada bagian sendi di kaki tanpa pendampingan
selama terapi 1 bulan didapatkan hasil statistik yang signifikan yaitu penurunan 4.2 %
tekanan puncak plantar.13 Hal itu didukung oleh penelitian Williams bahwa latihan seperti
senam kaki dapat meningkatkan TcPO2 dan TcPCO2 yang mengindikasikan terjadinya
perbaikan perfusi cutaneous pada suhu local sesudah latihan. 14
Latihan/Olahraga untuk pasien DM seperti Senam kaki DM yang didukung oleh
penelitian-penelitian diatas akan menyebabkan aliran darah meningkat dan memperlancar
sirkulasi darah, ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak
reseptor insulin yang tersedia dan aktif.9 Kondisi ini akan mempermudah saraf menerima
nutrisi dan oksigen yang mana dapat meningkatkan fungsi saraf.10
Perlu diketahui bahwa pada kondisi neuropati terjadi penurunan potensial membran
dari axon yang akan menyebabkan deformasi dari saraf yang dapat menyebabkan
gangguan produksi potensial aksi secara berulang. Kerusakan axon juga akan
menyebabkan terganggunya penghantaran pola potensial aksi yang harus ada disepanjang
saraf selama proses penghantaran impuls. Oleh karena itu, senam kaki DM akan
merangsang terjadinya peningkatan potensial aksi yang dibutuhkan saraf untuk
menghantarkan impuls.15
Lebih lanjut menyebutkan bahwa latihan seperti senam kaki DM dapat membuat
otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan
terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka. 9 Dengan
masuknya ion positif itu akan mempermudah juga aliran penghantaran impuls saraf. 10
Otot untuk berkontraksi membutuhkan energi. Energi ini didapat melalui glukosa
darah. Terjadilah proses pengambilan dan perubahan glukosa menjadi energi. Kondisi
tersebut dapat membuat penurunan kadar glukosa darah juga. Hal itu didukung oleh
penelitian Mihardja, yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan penurunan glukosa
darah secara bermakna antara awal dan 3 minggu/pertengahan bersenam dari glukosa
darah puasa, 2 jam sesudah olah raga, namun antara pertengahan dan akhir tidak terdapat
perbedaan bermakna.kelompok senam diabetes dan senam merpati putih. 12
Derajat neuropati kelompok kontrol saat pre test didapatkan hasil bahwa responden
dengan neuropati ringan berjumlah 7 orang (46.7%), neuropati sedang berjumlah 8 orang
(53,3%) dan neuropati berat tidak ada (0%). Kelompok kontrol juga dilakukan post test
setelah satu bulan tanpa diberikan terapi senam kaki DM. Didapatkan hasil bahwa
responden yang mengalami neuropati ringan meningkat dari 7 orang (46.7) menjadi 9
orang (60%), pada neuropati sedang menurun dari 8 orang (53,3%) menjadi 6 orang (40%)
dan responden yang mengalami neuropati berat tetap 0 (0%).
Kelompok kontrol juga mengalami penurunan skor maksimum keparahan Neuropati.
Kesimpulan
Simpulan penelitian berisi kesimpulan dari hasil penelitian. Tuliskan dengan
jelas dan ringkas.

Contoh Penulisan Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat


disimpulkan bahwa: terdapat pengaruh senam kaki DM terhadap skor neuropati
sensori pada kaki pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Tegalrejo. Sehingga
disarankan agar senam kaki dapat sebagai salah satu program bagi Puskesmas
dalam perawatan pasien dengan DM, terlebih senam kaki dapat dilakukan dengan
mudah dan murah.
Adapun bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih melakukan
penelitian ini secara mendalam sebagai contoh dengan menggunakan sampel
pasien dengan derajad neuropati berat dan sedang, karena pada penelitian kali ini
pasien yang dapat terjaring lebih banyak pada tingkat skor neuropati ringan.

Daftar Pustaka
Rujukan ditulis sesuai dengan aturan penulisan Vancouver, diberi nomor urut
sesuai dengan pemunculan dalam keseluruhan teks, bukan menurut abjad.
Cantumkan nama semua penulis bila tidak lebih dari 6 orang penulis, tulis nama 6
orang penulis pertama diikuti oleh et al. Jumlah rujukan dibatasi sampai 25 rujukan
dan usahakan dari sumber yang baru. Untuk itu pilihlah rujukan yang benar-benar
diperlukan dan erat berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Untuk materi yang telah dikirim untuk publikasi tetapi belum dipublikasi
(unpublished observations) seijin sumber. Makalah yang telah diterima untuk
publikasi tetapi belum terbit dapat digunakan sebagai rujukan dengan diberi
keterangan ‘in press’.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka Menggunakan Sistem Vancouver


1. Rodak. 1995. Manajemen terapi insulin pada pasien anak dengan diabetes:studi
kasus di RSCM. Jurnal Mutiara Medika, 7 (3), 43-47
2. Lesher, AL. 1996. A model of bladder training for the incontinencia urine in elderly.
New England Journal Medicine. In press.
3. Panpakdee, O. 2003. Self care process in Thai people with hypertension: An emerging
model. Thai Journal Research, 7(2): 121-136
Tabel
Nomor tabel berurutan sesuai dengan urutan penyebutan dalam teks. Setiap
tabel diberi judul singkat. Setiap kolom diberi subjudul singkat. Tempatkan
penjelasan pada catatan kaki, bukan pada judul. Jelaskan dalam catatan kaki semua
singkatan tidak baku yang ada pada tabel, jumlah tabel maksimal 6 buah.

Gambar
Kirimkan gambar yang dibutuhkan bersama makalah asli. Gambar sebaiknya
dibuat secara professional, lebih baik bila ada fotonya. Kirimkan cetakan foto yang
tajam. Setiap gambar memiliki label pada bagian belakang dan berisi nomor
gambar, nama penulis, dan tanda penunjuk bagian atas gambar. Tandai juga
bagian depan. Bila gambar berupa gambar yang mungkin berupa orang yang dapat
dikenali atau ilustrasi yang pernah dipublikasikan maka harus disertai dengan izin
tertulis. Gambar harus diberi nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks,
jumlah gambar maksimal 6 buah.

Rujukan
Mengenal sitasi 1: Vancouver style. Diakses pada 14 Februari 2013.
http://scientificatmosphere.bemfkunud.com/2012/05/mengenal-sistasi-i-
vancouver-style.html
Format Naskah Publikasi. pada 14 Februari 2013.
http://kompetisitesispsikologiugm.files.wordpress.com/2009/08/format-naskah-
publikasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai