Sop Hemodialisa
Sop Hemodialisa
HEMODIALISA
TUGAS
oleh
KELOMPOK 6
TUGAS
diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik VA
Pembina Mata Kuliah : Murtaqib, S.Kp., M.Kep
Oleh:
Kelompok 6
Riana Vera Andantika NIM 122310101006
Sungging Pandu Wijaya NIM 122310101026
Dina Amalia NIM 122310101037
Dwi Nida Dzusturia NIM 122310101045
Myta Kirana Dewi NIM 122310101056
Amanda Putri Anugerah NIM 122310101065
Alisa Miradia Puspitasari NIM 122310101074
3 INDIKASI -
4 KONTRA INDIKASI -
5 PERSIAPAN 1. Timbang berat badan
PASIEN 2. Observasi tanda-tanda vital dan
anamnesis
3. Raba desiran pada cimino apakah lancar
4. Tentukan daerah tusukan untuk
keluarnya darah dari tubuh ke mesin
5. Tentukan pembuluh darah vena lain
untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh
pasien
6. Beritahu pasien bahwa tindakan akan
dimulai
7. Letakkan perlak di bawah tangan pasien
8. Dekatkan alat-alat yang akan digunakan
6 PERSIAPAN ALAT 1. 1 buahbakinstrumenbesar, yang
terdiridari :
a. 3 buah mangkok kecil
1) 1 untuk tempat NaCL
2) 1 untuktempatBetadine
3) 1 untukAlkohol 20%
b. Arteriklem
2. 1 spuit 20 cc
3. 1 spuit 10 cc
4. 1 spuit 1 cc
5. Kassa 5 lembar (secukupnya)
6. IPS sarungtangan
7. Lidocain 0,5 cc (bilaperlu)
8. Plester
9. Masker
10. 1 buahgelasukur / math can
11. 2 buah AV Fistula
12. Duksteril
13. Perlakuntuk alas tangan
14. Plastikuntukkotoran
7 PERSIAPAN 1. Perawat mencuci tangan
PERAWAT 2. Perawat memakai masker
3. Buka bak instrumen steril
4. Mengisi masing-masing mangkok steril
dengan: Alcohol, NaCl 0,9%, dan Betadine
5. Buka spuit 20 cc dan 10 cc, taruh di bak
instrumen
6. Perawat memakai sarung tangan
7. Ambil spuit 1 cc, hisap lidocain 1%
untuk anestesi lokal (bila digunakan)
8. Ambil spuit 10 cc diisi NaCl dan
Heparin 1500u untuk mengisi AV Fistula
8 CARA BEKERJA 1. MemulaiDesinfektan
a. Jepit kassa betadine dengan arteri klem,
oleskan betadine pada daerah cimino
dan vena lain dengan cara memutar dari
arah dalam ke luar, lalu masukkan kassa
bekas ke kantong plastik
b. Jepit kassa Alcohol dengan arteri klem,
bersihkan daerah Cimino dan vena lain
dengan cara seperti no.1
c. Lakukan sampai bersih dan dikeringkan
dengan kassa steril kering, masukkan
kassa bekas ke kantong plastik dan arteri
klem diletakkan di gelas ukur
d. Pasang duk belah di bawah tangan
pasien, dan separuh duk ditutupkan di
tangan
2. MemulaiPunksiCimino
a. Memberikan anestesi lokal pada cimino
(tempat yang akan dipunksi) dengan
spuit insulin 1 cc yang diisi dengan
lidocain.
b. Tusuk tempat cimino dengan jarak 8 –
10 cm dari anastomose
c. Tusuk secara intrakutan dengan
diameter 0,5 cm
d. Memberikan anestesi lokal pada tusukan
vena lain
e. Bekastusukandipijatdengankassasteril
3. MemasukkanJarumAV Fistula
a. Masukkan jarum AV Fistula (Outlet)
pada tusukan yang telah dibuat pada saat
pemberian anestesi lokal
b. Setelah darah keluar aspirasi dengan
spuit 10 cc dan dorong dengan NaCl
0,9% yang berisi heparin, AV Fistula
diklem, spuit dilepaskan, dan ujung AV
Fistula ditutup, tempat tusukan difiksasi
dengan plester dan pada atas sayap
fistula diberi kassa steril dan diplester
c. Masukkan jarum AV Fistula (inlet) pada
vena lain, jarak penusukan inlet dan
outlet usahakan lebih dari 3 cm
d. Jalankan blood pump perlahan-lahan
sampai 20 ml/mnt kemudian pasang
sensor monitor
e. Program mesin hemodialisis sesuai
kebutuhan pasien
f. Bila aliran kuran dari 100 ml/mnt karena
ada penyulit, lakukan penusukan pada
daerah femoral
g. Alat kotor masukkan ke dalam plastik,
sedangkan alat-alat yang dapat dipakai
kembali di bawa ke ruang disposal
h. Pensukan selesai, perawat mencuci
tangan
4. MemulaiPunksi Femoral
a. Obeservasi daerah femoral (lipatan),
yang aka digunakan penusukan
b. Letakkan posisi tidur pasien terlentang
dan posisi kaki yang akan ditusuk fleksi
c. Lakukan perabaan arteri untuk mencari
vena femoral dengan cara menaruh 3 jari
di atas pembuluh darah arteri, jari
tengah di atas arteri
d. Dengan jari tengah 1 cm ke arah medial
untuk penusukan jarum AV Fistula
5. MelakukanKanulasi Double Lumen
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan
c. Berikan posisi tidur pasien yang nyaman
d. Dekatkan alat-alat ke pasien
e. Perawat mencuci tangan
f. Buka kassa penutup catheter dan
lepaskan pelan-pelan
g. Perhatikan posisi catheter double lumen
1) Apakah tertekuk?
2) Apakah posisi catheter berubah?
3) Apakah ada tanda-tanda meradang /
nanah? Jika ada laporkan pada
dokter
h. Memulai desinfektan
1) Desinfektan kulit daerah kateter
dengan kassa betadine, mulai dari
pangkal tusukan kateter sampai ke
arah sekitar kateter dengan cara
memutar kassa dari dalam ke arah
luar
2) Bersihkan permukaan kulit dan
kateter dengan kassa alkohol
3) Pasang duk steril di bawah kateter
double lumen
4) Buka kedua tutup kateter, aspirasi
dengan spuit 10 cc / 20 cc yang
sudah diberi NaCl 0,9% yang terisi
heparin.
i. Tentukan posisi kateter dengan tepat dan
benar
j. Pangkal kateter diberi Betadine dan
ditutup dengan kassa steril
k. Kateter difiksasi kencang
l. Kateter double lumen siap
disambungkan dengan arteri blood line
dan venus line
m. Alat-alat dirapikan, pisahkan dengan
alat-alat yang terkontaminasi
n. Bersihkan alat-alat
o. Perawat cuci tangan
8 HASIL 5. Evaluasiresponkli
en
6. Berikan
reinforcement positif
7. Lakukankontraku
ntukkegiatanselanjutnya
8. Mengakhiri
kegiatan dengan baik
9 DOKUMENTASI 4. Catattindakan yang telahdilakukan,
tanggaldan jam pelaksanaan
5. Catathasiltindakan
(responsubjektifdanobjektif) di dalamcatatan
6. Dokumentasikantindakandalambentuk
SOAP
PSIK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN
INTRA HEMODIALISA
UNIVERSIT
AS
JEMBER
PROSEDUR NO NO REVISI HALAMAN
TETAP DOKUME
N
TANGGA DITETAPKAN OLEH
L TERBIT
1 PENGERTIAN Perawatan intra hemodialisa dilakukan saat pasien
menjalani hemodialisa.
Perawatan ini meliputi pemantauan kondisi pasien,
mesin HD, dan lain – lain selama prosedur.
2 TUJUAN Hemodialisa dilakukan untuk mengambil zat-zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah dan
mengeluarkan air yang berlebihan
3 INDIKASI Pasien dengan gagal ginjal baik akut maupun kronik
dengan tanda kadar kreatinin serum diatas 6 mg/dl
pada laki-laki, 4mg/dl pada perempuan, dan GFR 4
ml/detik.
Lumenta, Nico, A, dkk. (1992). Penyakit Ginjal. Penerbit PT. BPK Gunung
Mulia.
Sudoyo, Aru W, dkk, (2006), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I – III, Edisi
IV, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.