PL ANESTESI 2019 4
PEMERIKSAAAN FISIK
B1 (Breathing)
Airway: Bebas, gerak leher bebas,buka mulut 3cm, jarak mentohyoid 3 jari,
jarak hyothiroid 2 jari, leher pandek (-), gigi goyang (-), gigi geligi tidak
lengkap, Malampati: 2
Breathing: Bunyi napas ves/ves, Ronchi (-/-), whezing (-/-), Rr: 18 x/menit,
SpO2 98% dengan O2 bebas 21%.
B2 (Blood)
(a) Irama jantung : frek nadi 103 x/menit, reguler
(b) Tekanan darah: 108/64 mmHg
(c) Pengisian kapiler < 2 detik PL ANESTESI 016 5
B2 (Blood)
Irama jantung : frekuensi nadi 103x/menit, reguler, tekanan darah :
108/64 mmHg, pengisian kapiler < 2 detik, perfusi : hangat, kering, merah,
suhu badan : 36,5°C.
B3 (Brain)
Kesadaran Composmentis, GCS: E4 - V5 - M6, Pupil : Isokor
B4 (Bladder)
BAK terpasang dower kateter no.16 hari ke-13, produksi urin + 1500/24
jam, warna kuning jernih. Ada pembengkakan kelenjar prostat
Ab.
Pemeriksaan penunjang
7
EKG 13 Juli 2019 :
sinus ritem 93x/mnt
x-ray thorax 19 Juli 2019 :
cardio dan pulmo dalam batas normal, CTR 50%
USG UROLOGI : BPH (Benigna Prostat Hypertrophy) Gr
II, berat 35 gr.
PL ANESTESI 2019 8
Status Anestesi
• Diagnosa pra anestesi : BPH gr II: retensi urine: HIL D/S responsible,
• Rencana tindakan : TURP : herniotomy bilateral
• Evaluasi pra anestesi : pasien tidak mempunyai penyulit fungsi organ
pernafasan, cardio/musculuskeletal, hepato/gastroinstestinal
• Pada renal terdapat retensi urin dan pembengkakan prostat
• Evaluasi jalan nafas : tidak ada penyulit ventilasi
• Simpulan evaluasi pra anestesi
PS ASA 2 dengan comorbid geriatri
2019 9
• KIE Pasien dan keluarga tentang prosedur serta mendatangani surat
persetujuan anestesi
• Pesanan sebelum operasi
puasa mulai jam 24.00 wib.
Semua perhiasan dan asesoris gigi di lepas,
pasang iv line dan cateter urin sebelum operasi
Vital sign
• T : 120/70 mmhg
• N : 90 x/mnt
• S : 36,5
• RR : 18 x/mnt
• SPO2 : 98-99 % dengan O2bebas
PENATALAKSANAAN ANESTESI
Persiapan Induksi:
• Pemasangan monitor (EKG, SPO2, Temp, Tensi)
• Memberikan bantuan oksigen dengan nasal canul 3LPM
• Menyiapkan dan menata SAB set
• Memposisikan pasien lateral decubitus
• Menyiapkan obat anestesi lokal
11
MEDIKASI :
Anestesi Regional (SAB)
• lidodex 5% dengan sediaan 2 ml kosentrasi hiperbarik
• identifikasi L3-L4, desinfeksi landmark, persempit dengan douk sterile, injeksi
dengan local anestesi, insersi jarum, liquor (+), CSF (+), darah (-)
• ketinggian blok sampai dengan Thorakal 10
Posisi:
• Posisi saat anestesi : lateral dekubitus
PL ANESTESI 2019 12
BALANCE CAIRAN
• Pre operasi
Input : NaCl 0,9% 100 ml,
RL 500
output : urin tampung via cateter 350 ml
• Durante operasi :
Input : NaCl 0,9% 500 ml
Irigasi saat TUR P memakai Aquades sebanyak 15 ltr
Output : urine 500ml/2,5jam
perdarahan ±50 ml
cairan irigasi keluar 15 liter (1 timba penuh dengan ukuran 15 liter)
PL ANESTESI 2019 13
EBV : 65 kg x 70= 4550 Hb: 13,5
EBL :
10% = 455cc Hb: 12,15
20% = 910 cc Hb: 10,8
30% = 1365 cc Hb: 9,45
40% = 11820 cc Hb: 8,1
50% = 12275c Hb: 6,75
Kondisi hemodinamik
TD MAP Nadi
110/80 79 80
105/75 82 76
100/60 80 78
102/70 76 85
106/66 80 82
101/70 76 80
110/70 83 84
115/80 83 80
110/70 96 78
120/81 87 81
115/70 83 74
15
KONDISI POST OP
• B1 : airway bebas, nafas spontan adekuat, RR: 17 x/menit, SpO2: 99%
dengan O2 bebas
• B2 : perfusi hangat, kering, merah TD: 119/82 mmHg, N: 80 x/menit
• B3 : kesadaran komposmentis, GCS 4-5-6, pupil isokor ϕ 3/3, reaksi
cahaya +/+
• B4 : BAK menggunakan D. Catheter, produksi urine 600 cc, irigasi NaCl
0,9%
• B5 : abdomen supel, kembung (-) terdapat luka operasi pada lingual
kanan dan kiri tertutup kasa steril dan plaster.
• B6 : Oedem (-), tungkai belum bisa bergerak
• Pasien pindah ke RR
PL ANESTESI 2019 16
INSTRUKSI POST OPERASI:
• Infuse RD5% 1000 ml/ 24 jam (jika intake sudah adequate infuse lifeline)
• Puasa sampai dengan sadar baik, bila mual/muntah (-) boleh minum
sedikit-sedikit t.a.a, boleh makan biasa
• Observasi TTV, GCS tiap 15 menit, produksi urine tiap 15 menit samapi
stabil
• Terapi : Metamizole 3 x 1 g IV, Ranitidine 2 x 50 mg IV, Ondancentron
3x4mg/IV.
• Pertahankan airway tetap bebas
• Bila mual atau muntah, miringkan kepala, posisi head down, suction k/p
PL ANESTESI 2019 17
Analisa data
Data Etiologi Masalah
PRE OPERASI
DS : pasien mengungkapkan nyeri pada Fase awal prostat hyperplasia Nyeri
saat kencing
DO : Perubahan pola dan kualitas
- Pasien tampak memegang perut miksi
bagian bawah Kontraksi musculus detrusor lemah
- Nyeri tekan pada vesika urinaria Skala
nyeri 4 Retensi urine
Diagnosa keperawatan :
- TD : 120/70 mmHg
- Nadi : 90 x/menit penekanan pada syaraf di vesika
- Vesika urinaria teraba penuh urinaria
- Urin keluar menetes saat disuruh
kencing nyeri
Nyeri b/d penekanan pada syaraf di vesika urinaria
PL ANESTESI 2019 18
Data Etiologi Masalah
DURANTE OPERASI Proses TURP lama
Ds : - Resiko terjadi TURP
Do : banyak sinus prostat Sindrom
- Dilakukanya yang terbuka
prosedur pembedahan
TURP /prosedur Absorbs massif dari
invasive cairan irigasi
Tekanan intravascular
meningkat,
Diagnosa keperawatan :
Resiko terjadinya Sindrom TUR P b/d lamanya proses invasif
PL ANESTESI 2019 19
Data Etiologi Masalah
POST OPERASI
Ds : pasien mengatakan Penyumbatan lubang / Potensial Terjadinya
ada selang pada saluran lumen kateter selang sumbatan / obstruksi
kencing urin karena bekuan aliran urin
Do : terpasang cateter darah.
tripel lumen pada
saluran kencing.
Diagnosa keperawatan :
Potensial terjadi penyumbatan atau tertekuk cateter urin
PL ANESTESI 2019 20
INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TUJUAN dan KH INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN •Kaji lokasi skala Jam 12.45 Jam 13:00
Setelah dilakukan dan intensitas •mengkaji lokasi skala S : pasien mengatakan
keperawatan selama nyeri dan intensitas nyeri sudah tidak nyeri lagi
15 menit nyeri •Tirah baringkan •memberikan posisi O : skala 0, terpasang
berkurang sampai semifowler semifowler DC prod urin 350 ml
hilang: •Ajarkan teknik •mengajarkan teknik warna kuning jernih
relaksasi dan relaksasi dan distraksi (inisial)
KH distraksi •Memasangan IV line, Pasien tenang
pasien tenang •Kolaborasikan memberikan obat anti T : 120/70 mmhg
Nyeri berkurang pemasangan iv line nyeri, pemasangan N : 80 x/mnt
dengan skala 0-3 dan pemberian cateter urin, S : 36,5
anti nyeri, Vital sign RR : 18 x/mnt
Pemasangan T : 110/70 mmhg SPO2 : 98-99 %
dower cateter N : 80 x/mnt dengan o2 bebas
S : 36,5 A: masalah teratasi
RR : 16 x/mnt P :intervensi
SPO2 : 98-99 % dengan dihentikan
o2 bebas
PL ANESTESI 2019 21
TUJUAN dan KH INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJ UAN: selama •Berikan bantuan oksigen Jam 13.00 Jam 15.30
dilakukan dengan nasal kanul •Memberikan oksigen S: -
tindakan operasi sebelum pembiusan nasal canul 3 lpm O : pasien tampak
tidak terjadi TUR •Lakukan kolaborasi •mengatur ketinggian tenang, tidak mual
P sindrom dengan tim bedah dalam irigasi kurang lebih 60 cm dan muntah
Pemakaian cairan isotonis dari pasien T : 100-120 / 66-85
KH : untuk irigasi dan atur •Menghitung cairan N: 78 – 94
Vital sign dalam ketinggian irigasi kurang irigasi yang masuk dan HB 10 gr/%
batas normal lebih 60 cm dari pasien keluar SPO2 99 % dengan
tidak terjadi •Pantau vital sign dan •Melihat warna cairan 02 kanul 3 lpm
bradikardi tanda TURP sindrom irigasi yang keluar Perfusi HKM
Mual dan •Pantau balance cairan •memasang IV line no 18 A: masalah tidak
muntah irigasi, warna dan jumlah •Mengingatkan operator terjadi
Disorientasi •Pantau perdarahan lamanya operasi tidak P: intervensi
Kejang •Operasi tidak lebih dari lebih dari 90 menit. dihentikan
90 menit. •memantau vital sign dan
•Kolaborasikan dalam tanda TURP sindrom
pemasangan infuse •melakukan cek HB sahli
double line HB 10 gr/%
PL ANESTESI 2019 22
TUJUAN dan KH INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAN •Pantau vital sign Jam 10.45 Jam 11.00
selama •Jaga cairan irigasi •menjaga cairan irigasi S: pasien
pemasangan jangan sampai NaCl 0,9% jangan sampai mengatakan ada
cateter tidak terlambat terlamba cateter pada saluran
terjadi sumbatan •Jaga kaki pasien jangan •Menjaga traksi kateter kencing
sampai tertekuk terpasang baik O : jumlah cairan
KH : •Jaga kateter jangan •menjaga kateter jangan irigasi masuk dan
cairan yang keluar sampai tertekuk sampai tertekuk keluar sesuai, warna
melalui cateter •Letakkan urine bag •Meletakkan urine bag merah jernih.
lancar lebih rendah dari lebih rendah dari kandung T : 120/80
Kateter tidak kandung kemih kemih N: 80
tertekuk •Gantung cairan irigasi •menggantung cairan SPO2 99 % dengan
60 cm dari pasien irigasi 60 cm dari pasien udara bebas
•Pantau jumlah dan •memantau jumlah dan Perfusi HKM
warna output cairan warna output cairan A: masalah tidak
•Lakukan kolaborasi jika •Melaporkan jika terjadi terjadi
terjadi sumbatan aliran sumbatan aliran cateter P: intervensi di
cateter hentikan, lanjtkan di
ruangan
PL ANESTESI 2019 23
Prostat adalah organ seksual sekunder (sekretori)
membungkus/melingkari uretra, dipersyarafi oleh syaraf
simpatometik (T11-L2)
Syaraf parasimpatik (S2-S4)
BPH (Benigna Prostat Hyperthophy)
Dihydrotestoteron (DHT), sesuatu metabolik
Testoteron adalah mediator pertumbuhan prostat
Lelaki Usia tua merupakan faktor dominan terjadinya BPH
• Inhibitor spesifik dari 5 alpha reductase atau uro-alfa
bloker selektif