A. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
Keluhan utama:
Nyeri saat BAK
P: retensi urine
Q: cenut-cenut, pegel, panas
R: pada supra pubis
S: skala 5
T: nyeri timbul saat ingin BAK
2. Pemeriksaan fisik
DS:
Pasien mengatakan nyeri saat BAK
Pasien mengatakan hanya di seka oleh keluarga selama di RS
DO:
P: retensi urine
Q: cenut-cenut, pegel, panas
R: pada supra pubis
S: skala 5
T: nyeri timbul saat ingin BAK
- Terpasang DC kateter
- Output urine 500cc/3jam
- Urine warna kuning kecoklatan
- Input cairan 1.200cc/12 jam
- Infus Nacl 20tpm
- Area genital terlihat kotor
- Nyeri tekan pada area supra pubis
- Perkusi kandung kemih pekak
- Tidak ada masa pada abdomen dan supra pubis
- Badan pasien terlihat kotor
- Pasien menggunakan deapers
3. Pemeriksaan penunjang
EKG (tanggal 28/11/2019)
Hasil: synus thytem
USG (tanggal 29/11/2019)
Hasil: pembesaran prostat
Laboratorium (tanggal 28/11/2019)
Kimia
165 u/l
SGOT (AST) 0-50 u/l tinggi
172
SGPT tinggi
1,00
Kreatinin normal
B. PATOFISIOLOGI (PATHWAYS)
Kandung kemih
Retensi urine
Nyeri di presepsikan
Resiko infeksi
Nyeri akut
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Diagnosa keperawatan 1:
Nyeri akut berhubungan dengan distensi bladder
Keterangan 1:
1: berat (8-10)
2: cukup berat (6-7)
3: sedang (4-5)
4: ringan (1-3)
5: normal (0)
Keterangan 2:
1: berat (konsisten menunjukan)
2: sering
3: kadang-kadang
4: jarang menggunakan
5: tidak pe5rnah menunjukan
Data penunjang:
DS: pasien mengatakan nyeri saat ingin BAK
DO:
P: retensi urine
Q: cenut-cenut, pegel, panas
R: pada supra pubis
S: skala 5
T: nyeri timbul saat ingin BAK
- Pasien nampak menahan nyeri
- Input cairan 1.200cc/12 jam
- Terpasang infus Nacl 20 tpm
- Output 500cc/3 jam
- Terpasang cateter
- Urine warna kuning kecoklatan
Rencana intervensi (NIC):
Managemen nyeri (1410)
a. Kaji nyeri yang dirasa pasien dengan skala nyeri wong baker
b. Observasi reaksi non verbal
c. Ajarkan teknik non farmakologi tariknafas dalam
d. Beri kompres hangat pada supra pubis
Evaluasi:
S: pasien mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan kompres hangat
O:
P: retensi urine
Q: cenut-cenut, pegel, panas
R: pada supra pubis
S: skala 3
T: nyeri timbul saat ingin BAK
- Tampak pasien relex saat dilakukan kompres hangat pada supra pubis
P: lanjutkan intervensi
- Kaji nyeri dengan skala wong beker
- edukasi dan motivasi keluarga tentang manfaat kompres hangat
2) Diagnosa keperawatan 2:
Defisit perawatan diri: mandi
Keterangan1 :
1: tidak mandi
2: di lap dengan kain/tisu basah
3: diseka dengan sabun
4: dibantu dalam mandi dengan sabun
5: tidak terganggu
Keterangan 2:
1: tidak pernah dilakukan
2: hanya di ganti deapers saja
3: di lap dengan tisu kering
4: di lap dengan tisu basah
5: di bersihkan dengan air bersih
Data penunjang:
DS: pasien mengatakan hanya di seka oleh keluarga selama di RS
DO:
- Pasien tampak kotor
- Area genital terlihat kotor
- Terpasang DC kateter
- Pasien menggunakan deapers
Rencana intervensi (NIC):
a. Pantau peningkatan atau penurunan kemampuan untuk melakukan
perawatan diri mandi
b. Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pempers yang sudah penuh
c. Ajarkan pasien dan keluarga untuk membersihkan area genital
d. Bantu pasien untuk panis hygine
e. Edukasi pasen dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan
diri
f. Motivasi pasien untuk mandi setiap hari
Evaluasi:
S: pasien mengatakan badan lebih segar setelah di bersihkan badan dan area
genitalnya
O:
- Tampak pasien lebih segar
- Tampak area genital bersih
P: lanjutkan intervensi
- edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan badan dan area genital