DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Pemodelan Teknik Kimia ini
tepat pada waktunya. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Matakuliah
Pemodelan Teknik Kimia serta juga sebagai media pembelajaran untuk dapat lebih memahami
topik mengenai metode regresi linear beserta penerapannya untuk menyelesaikan permasalahan di
bidang teknik kimia.
Dalam proses penyusunan laporan ini, ada beberapa kendala yang kami hadapi. Namun,
berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak, laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo DEA., dan Dr. rer.
Nat. Ir. Yuswan Muharam M.T., selaku fasilitator dan dosen pengampu matakuliah Pemodelan
Teknik Kimia.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa baik dalam segi penyusunan maupun materi yang
kami paparkan dalam laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi kami ke depannya.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan kepada penulis dan pembaca mengenai regresi
linear beserta penerapannya dalam memperbaiki permasalahan di bidang teknik kimia.
Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode regresi yang dapat
dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat (dependen). Dengan menggunkan analisis ini kita
dapat mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
II. TUJUAN
● Mempelajri konsep termodinamika dengan menggunakan pemodelan teknik kimia
prinsip regresi linear.
● Mencari tahu keterikatan pengaruh nilai kapasitas kalor (cp) terhadap suhu
● Memahami dan menganalisis pengaruh cp terhadap suhu dengan metode regresi
linear
● Mencari argumen atau alasan mengapa regresi linear digunakan sebagai penghitung
pengaruh cp terhadap suhu
BAB II
PEMBAHASAN
Pengukuran kapasitas panas pada volume konstan seringkali sulit dilakukan pada
benda berwujud padat dan cair, karena perubahan temperatur dapat membuat volume zat
mengalami pemuaian sehingga membutuhkan penampung yang memiliki kekuatan yang
sangat tinggi. Lebih mudah menghitung secara tekanan konstan dan lalu menurunkannya
menggunakan persamaan termodinamika dasar.
Berikut ini diberikan Tabel Cp (kapasitas panas “isobarik”, pada tekanan konstan)
sebagai fungsi dari suhu (dalam °C):
Salah satu contoh model matematika untuk Cp yang dapat digunakan, dalam satuan
kJ/kg-K, untuk komponen air dalam fasa cair, dalam rentang suhu 273 - 373 K adalah:
dengan T = suhu cairan, dalam [K]elvin dan Semua koefisien (dari A sampai F ) harus
kalian tentukan menggunakan metode regresi linier. Cobalah kalian pelajari lah beragai
kemungkinan model matematika yang dapat kalian gunakan, baik berbentuk polinomial atau
lainnya, sehingga teknik-teknik regresi linier masih dapat digunakan..!
II.3 JAWABAN SOAL 1
Percobaan model matematika untuk Cp yang saya gunakan untuk metode regresi linier
dalam satuan kJ/kg-K, untuk komponen air dalam fasa cair, dalam rentang suhu 283 - 333 K
adalah:
𝐶𝑝 (𝑇) = 𝐴𝑥 3 + 𝐵𝑥 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷
Dengan melakukan pengolahan data dengan metode regresi linier menggunakan Ms.
Excel. Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut
𝐶𝑃 (𝑇) = 𝐴𝑇 3 + 𝐵𝑇 2 + 𝐶𝑇 + 𝐷
𝐶𝑃 . 𝑇 3 = 𝐴𝑇 6 + 𝐵𝑇 5 + 𝐶𝑇 4 + 𝐷𝑇 3
𝐶𝑃 . 𝑇 2 = 𝐴𝑇 5 + 𝐵𝑇 4 + 𝐶𝑇 3 + 𝐷𝑇 2
𝐶𝑃 . 𝑇 1 = 𝐴𝑇 4 + 𝐵𝑇 3 + 𝐶𝑇 2 + 𝐷𝑇 1
𝐶𝑃 = 𝐴𝑇 3 + 𝐵𝑇 2 + 𝐶𝑇 1 + 𝐷𝑇 0
3. Memasukan data matriks pada Ms.Excel yang telah dibuat,sehingga pada suhu 283 -
333 K, sehingga didapat hasil regresi :
ket. T = suhu cairan ([K]elvin), sehingga di dapat hasil regresi :
4. Menghitung Galat dari model matematika yang telah diregresi matriksnya. Dimana
galat yang didapat pada percobaan model matematika diatas dengan rantang suhu 51
data sebesar :
𝐶𝑝 (𝑇) = 𝐴𝑥 3 + 𝐵𝑥 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷
adalah valid.
Alasan menggunakan data diatas :
• 51 data adalah untuk menyamakan frekuensi data dengan anggota kelompok yang
lain
• Pada suhu 303K – 353K fluida masih berbentuk cairan. Disebabkan perubahan
temperatur dapat membuat volume zat mengalami pemuaian sehingga
membutuhkan penampung yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Lebih
mudah menghitung secara tekanan konstan dan lalu menurunkannya
• Pengambilan data suhu juga bertujuan agar dapat membandingkan galat dengan
anggota kelompok lain yang memiliki jumlah data yang sama tapi pada suhu yang
berbeda.
𝑥8 𝑥7 𝑥6 𝑥5 𝑥4 𝐴 𝑥4𝑦
𝑥7 𝑥6 𝑥5 𝑥4 𝑥3 𝐵 𝑥3𝑦
𝑥6 𝑥5 𝑥4 𝑥3 𝑥 2 𝐶 = 𝑥2𝑦
𝑥5 𝑥4 𝑥3 𝑥2 𝑥 𝐷 𝑥𝑦
(𝑥 4 𝑥3 𝑥2 𝑥 𝐸
𝑁)( ) ( 𝑦 )
Menjadi:
Contoh lain pemodelan rekan saya, Ervina Kalinda, yang mana model matematikanya
adalah 𝐶𝑝 = 𝐴𝑥 5 + 𝐵𝑥 4 + 𝐶𝑥 3 + 𝐷𝑥 2 + 𝐸𝑥:
pada masing-masing nilai T dalam rentang 303-353 K, maka dihasilkan:
Cp numeris
T (K) Abs Galat
(kJ/kg.K)
303 4,180 0,0005 0,0457%
304 4,180 0,0005 0,0461%
305 4,180 0,0005 0,0468%
306 4,180 0,0005 0,0480%
307 4,180 0,0005 0,0497%
308 4,180 0,0005 0,0517%
309 4,180 0,0005 0,0542%
310 4,180 0,0006 0,0570%
311 4,181 0,0006 0,0603%
312 4,181 0,0004 0,0401%
313 4,181 0,0004 0,0441%
314 4,181 0,0005 0,0486%
315 4,181 0,0005 0,0535%
316 4,181 0,0006 0,0588%
317 4,182 0,0006 0,0644%
318 4,182 0,0005 0,0465%
319 4,182 0,0005 0,0529%
320 4,182 0,0006 0,0597%
321 4,183 0,0007 0,0668%
322 4,183 0,0005 0,0504%
323 4,183 0,0006 0,0582%
324 4,184 0,0007 0,0665%
325 4,184 0,0005 0,0511%
326 4,185 0,0006 0,0600%
327 4,185 0,0007 0,0693%
328 4,185 0,0006 0,0550%
329 4,186 0,0006 0,0650%
330 4,186 0,0008 0,0753%
331 4,187 0,0006 0,0620%
332 4,187 0,0007 0,0730%
333 4,188 0,0006 0,0604%
334 4,188 0,0007 0,0720%
335 4,189 0,0006 0,0600%
336 4,189 0,0007 0,0723%
337 4,190 0,0006 0,0610%
338 4,190 0,0007 0,0740%
339 4,191 0,0006 0,0634%
340 4,191 0,0008 0,0769%
341 4,192 0,0007 0,0670%
342 4,192 0,0008 0,0812%
343 4,193 0,0007 0,0719%
344 4,194 0,0009 0,0867%
345 4,194 0,0008 0,0780%
346 4,195 0,0007 0,0697%
347 4,196 0,0009 0,0855%
348 4,196 0,0008 0,0778%
349 4,197 0,0007 0,0704%
350 4,198 0,0009 0,0872%
351 4,198 0,0008 0,0805%
352 4,199 0,0007 0,0742%
353 4,200 0,0009 0,0920%
Setelah membuat 3 macam persamaan polinomial dan membandingkannya dengan
rekan kelompok bahwa persamaan polinomial yang dibuat Raihan yang paling baik
dengan persamaan polinomial 5 variabel 𝐶𝑝 = 𝐴𝑥 3 + 𝐵𝑥 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷 + 𝐸𝑥 −2 . Setelah
melakukan pengolahan data, galat yang diperoleh oleh Raihan relatif paling kecil
dibandingkan dengan persamaan yang dibuat oleh saya dan Ervina. Hal ini terjadi karena
pemodelan yang Raihan buat memiliki angka yang lebih spesifik daripada saya dan
Ervina.
III.2 KESIMPULAN
• Nilai Cp (kapasitas kalor) dapat ditentukan dengan pendekatan numeris melalui
pemodelan.
• Semakin banyak variabel yang terlibat dalam suatu pemodelan, maka nilai yang
didapat akan semakin spesifik/mendekati nilai sebenarnya.
• Pemodelan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang mendekati nilai sebenarnya
(secara numeris) untuk memudahkan proses penghitungan.
III.3 SARAN
Analisis lebih lanjut diperlukan karena masih terdapat model matematika lain yang
dapat digunakan untuk mencari persamaan kapasitas kalor melalui pendekatan numeris.
DAFTAR PUSTAKA
Bismo, S. and Muharam, Y. (2010). Metode Numerik: Komputasi Dengan Fortran 77 Dan Turbo
Pascal. Bandung: Bandung Sains & Teknologi
Chapra, S.C., and Canale, R.P. (2012). Numerical Methods For Engineers, Seventh Edition. New
York: McGraw-Hill Education.
Smith, J., Van Ness, H., Abbott, M. and Swihart, M. (n.d.). Introduction to chemical engineering
thermodynamics.