Bagian Mba Bella, Copas Ke PDF
Bagian Mba Bella, Copas Ke PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gel
kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase
dalam granulasi, koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral
dan sebagai basis supositoria. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada
produk obat-obatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses industri.
Pada kosmetik yaitu sebagai sediaan untuk perawatan kulit, sampo, sediaan
terlihat ada batas diantaranya, disebut dengan gel satu fase. Jika masa gel terdiri
dikelompokkan dalam sistem dua fase (Ansel, 1989). Polimer-polimer yang biasa
digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputi gom alam tragakan, pektin,
karagen, agar, asam alginat, serta bahan-bahan sintetis dan semisintetis seperti
merupakan polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang terionisasi. Gel
dibuat dengan proses peleburan, atau diperlukan suatu prosedur khusus berkenaan
kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara
spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus (Ansel,
1989).
besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi.
Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya tarik menarik pada
pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik
dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat
dan memiliki stabilitas yang lebih besar (Ansel, 1989). Gel hidrofilik umummnya
(Voigt, 1994).
ini sangat cocok pemakaian metil dan propil paraben yang umumnya disatukan
dalam bentuk larutan pengawet. Upaya lain yang diperlukan adalah perlindungan
itu untuk menyimpannya lebih baik menggunakan tube. Pengisian ke dalam botol,
meskipun telah tertutup baik tetap tidak menjamin perlindungan yang memuaskan
(Voigt, 1994).
serbuk atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa. Sangat sukar larut dalam
eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera
secara luas banyak digunakan dalam aplikasi produk kosmetik dan aplikasi
sebagai agen penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep. Sebagai koloid
pelindung yaitu dapat mencegah tetesan air dan partikel dari penggabungan atau
HPMC melarut sangat lambat dan sulit, metode yang disarankan sebagai
2) Tambahkan air panas lebih dari 80oC sebanyak 1/3 atau 2/3 kali dari jumlah
HPMC, sebab HPMC mudah larut dalam air panas dan HPMC di sebar merata
pada permukaan air panas. Tambahkan sisa air dingin, aduk dan dinginkan
campuran.
3) Tambahkan pelarut organik seperti etanol, propilen glikol atau minya sebagai
benar larut.
pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang yang
tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air. Propilen gilkol adalah cairan bening,
tidak berwarna, kental, dan hampir tidak berbau. Memiliki rasa manis sedikit
tajam menyerupai gliserol. Dalam kondisi biasa, propilen glikol stabil dalam
wadah yang tertutup baik dan juga merupakan suatu zat kimia yang stabil bila
dicampur dengan gliserin, air, atau alkohol. Propilen glikol juga digunakan
iritasi kulit pada pemakaian propilen glikol dibawah 10% dan dermatitis dibawah
2% (Lodėn, 2009).
umum merupakan pelarut yang lebih baik dari gliserin dan dapat melarutkan
A dan D, alkaloid, dan banyak anestesi lokal (Tabel 1) (Rowe., dkk, 2005).
hampir tidak berbau dan tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikiuti
kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi dan digunakan baik sendiri
atau dalam kombinasi dengan paraben lain atau dengan antimikroba lain. Pada
digunakan. Jenis paraben lainnya efektif pada kisaran pH yang luas dan memiliki
terhadap air, sehingga paraben sering dicampur dengan bahan tambahan yang
2.2. Kulit
permukaan lebih dari 20.000 cm2 yang mempunyai bermacam-macam fungsi dan
seluruh permukaan tubuh dan mempunyai berat 5% dari total berat badan. Secara
anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya kulit
Lapisan Eidermis
terdiri dari sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapisan yang jelas tampak,
yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis. Pada epidermis tidak
ditemukan pembuluh darah, sehingga nutrisi diperoleh dari transudasi cairan pada
dermis karena banyaknya jaringan kapiler pada papila (Lachman., dkk, 1994;
Dermis atau korium tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastik.
Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah
kapiler. Tebal lapisan dermis kira-kira 0,3-1,0 mm. Dermis merupakan jaringan
Hipodermis
Hipodermis yaitu bukan merupakan bagian dari kulit, tetapi batasnya tidak
embantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, juga
2.2.2 pH kulit
Kulit merupakan organ terbesar yang meliputi bagian luar dari seluruh
tubuh dan juga membentuk pelindung tubuh terhadap lingkungan. Bagian luar
yang kuat dan kering menandakan sifat fisik kulit. Morfologi dan ketebalan kulit
karbondioksida. Sifat asam dari kulit ditemukan pertama sekali oleh Heuss pada
menyatakan bahwa pH permukaan kulit sebagian besar asam antara 5,4 dan 5,9.
Sebuah variasi permukaan pH kulit terjadi pada setiap orang karena tidak
semua permukaan kulit orang terkena kondisi yang sama seperti perbedaan cuaca.
Banyak penelitian menyatakan bahwa pH kulit alami adalah pada rata-rata 4,7 dan
sering dilaporkan bahwa pH kulit antara 5,0 dan 6,8. pH permukaan kulit tidak
hanya bervariasi di lokasi yang berbeda, tetapi juga dapat mempengaruhi profil
melalui stratum korneum yang terdiri dari kurang lebih 40% protein (pada
umumnya keratin) dan 40% air dengan lemak berupa trigliserida, asam lemak
bebas, kolesterol dan fosfat lemak. Stratum korneum sebagai jaringan keratin akan
berlaku sebagai membran buatan yang semi permiabel, dan molekul obat
mempenetrasi dengan cara difusi pasif, jadi jumlah obat yang pindah menyebrangi
lapisan kulit tergantung pada konsentrasi obat atau airnya. Bahan-bahan yang
baik untuk difusi melalui stratum korneum seperti juga melalui epidermis dan
Prinsip absorbsi obat melalui kulit adalah difusi pasif yaitu proses dimana
suatu substansi bergerak dari daerah suatu sistem ke daerah lain dan terjadi
merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Daya
dorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi
membran sel. Difusi obat berbanding lurus dengan konsentrasi obat, koefisien
difusi, viskositas dan ketebalan membran. Disamping itu difusi pasif dipengaruhi
oleh koefisien pasrtisi, yaitu semakin besar koefisien pastisi maka semakin cepat
proses penuaan pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1956 dengan teori
penuaan radikal bebas. Teori ini menyatakan bahwa kerusakan oksidatif pada
DNA dan komponen sel lain adalah faktor utama terjadinya penuaan. Penelitian
fenotipe melalui terganggunya produksi energi dan produksi ROS yang berlebihan
dengan tenaga besar disebut sebagai radikal bebas. Atom atau molekul dengan
elektron bebas ini dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga dan beberapa
fungsi fisiologis seperti kemampuan untuk membunuh virus dan bakteri. Namun
oleh karena mempunyai tenaga yang sangat tinggi, zat ini juga dapat merusak
pembuluh darah, dan produksi prostaglandin. Radikal bebas juga dijumpai pada
lingkungan, beberapa logam (misalnya besi, tembaga), asap rokok, polusi udara,
obat, bahan beracun, makanan dalam kemasan, bahan aditif, dan sinar ultraviolet
2.6 Antioksidan
tubuh dari beragam penyakit termasuk penyakit degeneratif pada usia lanjut
antioksidan yang baik dan dapat mencegah reaksi berantai radikal bebas dan
dan inovatif dalam sediaan topikal. Antioksidan yang paling penting adalah
vitamin E, vitamin C, tiol dan flavonoid. Tubuh terus terkena radikal bebas yang
berasal dari sumber endogen sebagai akibat dari jalur metabolisme normal.
Radikal bebas yang berasal dari sumber eksogen timbul dari polusi
lingkingan seperti asap, kabut asap, radiasi UV dan diet. Efek dari antioksidan
makromolekul seperti lipid, DNA dan protein. Biasanya ada keseimbangan ketat
antara radikal bebas dan produksi antioksidan, namun dalam kondisi tertentu
keseimbangan bisa berpihak pada radikal bebas dan dikenal dengan “stres
bebas, misalnya akibat dari merokok, radiasi UV, atau karena kekurangan
yakni:
baru menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas
ini sempat bereaksi. Contohnya: enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung
hancurnya sel-sel dalam tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal
bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita, namun kerjanya
membutuhkan zat-zat gizi mineral seperti mangan, seng, tembaga dan selenium
(Se) juga berperan sebagai antioksidan. Jadi jika ingin menghambat gejala dan
2.7.1 Habitat
yang berasal dari pulau Kalimantan Tengah (Galingging, 2009). Bawang ini
banyak terdapat pada lahan yang kaya akan belerang pada ketinggian 600–2000
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Iridaceae
Marga : Eleutherine
sebagai obat berbagai jenis penyakit seperti kanker payudara, obat penurun darah
kolesterol, obat bisul, kanker usus dan mencegah stroke (Galingging, 2009).
2.8 Flavonoid
tumbuhan seperti pada korteks, akar, daun, bunga dan buah-buahan. Selain
abad dan diakui sebagai polifenol tanaman yang bersifat sebagai antioksidan yang
elektron dan hidrogen terhadap radikal bebas adalah fitur utama dari sifat
2.9 Ekstraksi
larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
(Depkes, 2000).
1. Maserasi
2. Perkolasi
temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaban bahan, tahap
3. Refluks
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
4. Digesti
temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan
5. Sokletasi
6. Infundasi
macam zat kimia dan memungkinkan dilakukan dengan pengukuran kualitatif dan
kuantitatif dari suatu zat dengan ketelitian yang lebih besar (Day, dkk., 1986).
untuk elusidasi struktur menjadi lebih mudah, namun karena informasi penting
dan cairan biologis lain. Metode analisa ini mengukur aktivitas dari antioksidan
pada makanan, serum dan cairan biologis lain. Metode analisa lain mengukur
tergantung pada spesifitas dari radukal bebas yang digunakan sebagai reaktan
DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering
ekstrak bahan alam. DPPH menerima elektron atau radikal hidrogen akan
baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH, akan menetralkan
radikal bebas dari DPPH dan membentuk DPPH tereduksi. Jika semua elektron
pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari
ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm
akan hilang. Perubahan ini dapat diukur sesuai dengan jumlah elektron atau atom
hidrogen yang ditangkap oleh molekul DPPH akibat adanya zat antioksidan
antioksidan bila nilai IC 50 kurang dari 200 ppm. Bila nilai IC 50 yang diperoleh
berkisar antara 200-1000 ppm, maka zat tersebut kurang aktif namun masih
menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat
2.11.1 Pelarut
Metode ini akan bekerja dengan baik menggunakan pelarut metanol atau
etanol dan kedua pelarut ini tidak mempengaruhi dalam reaksi antar sampel uji
Marxen, 2007).
maksimum untuk DPPH antara lain 515 nm, 516 nm, 517 nm, 518 nm, 519 nm,
adalah selama 30 menit dan ini telah dilakukan dalam beberapa penelitian
Berikut ini dapat dilihat resonansi DPPH dan reaksi DPPH dengan atom H
2001) :
Gambar 7. Reaksi antara DPPH dengan atom H netral yang berasal dari
antioksidan.