SEDIAAN EMULGEL
Disusun oleh :
Kelompk B-6
Jessica Fredly (2019210135)
Nafka Yola Novelia (2019210136)
Fenny Aprilia Mahmud (2019210137)
Intan Apriliani Hasan (2019210138)
Alfianita (2019210141)
Safina Huda (2019210143)
Marina Ester Yhosefine (2019210144)
Jeanita Harvianti (2019210145)
Kelas B
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
I. JUDUL PRAKTIKUM
Formulasi Emulgel Capsaicin
II. TUJUAN
Untuk mengetahui rancangan formula emulgel dan mampu mengamati
pengaruh basis terhadap karakteristik fisik emulgel.
9. Aquadest (FI Edisi III hal. 96; Handbook of Pharmacutical Excipient 6th
edition hal. 766)
Struktur kimia :
V. FORMULA LENGKAP
Berdasarkan Jurnal (Sch. Acad. J. Pharm., 2017; 6(6): 281-287) :
Bahan Formula
Capsaicin 0,1%
HPMC K15M 2,5%
Span 80 1%
Liquid paraffin 7,5%
Tween 80 1%
Propilenglikol 5%
Metil paraben 0,03%
Etanol 2,5%
Minyak cengkeh 8%
Aquadest Ad 100%
Basis Emulgel:
1. HMPC K15M 2,5% = 2,5/100 x 300 = 7,5 g
2. Air untuk HPMC = 20 x 7,5 g = 150 ml
3. Span 80 1% = 1/100 x 300 = 3 g
4. Tween 80 1% = 1/100 x 300 = 3 g
5. Liquid paraffin 7,5% = 7,5/100 x 300 = 22,5 ml
6. Propilenglikol 5% = 5/100 x 300 = 15 g
7. Metil paraben 0,03% = 0,03/100 x 300 = 0,09 g
8. Etanol 2,5% = 2,5/100 x 300 = 7,5 ml
9. Minyak cengkeh 8% = 8/100 x 300 = 24 ml
10. Aquadest ad 100% = 350 – (7,5 + 3 + 3 + 22,5 + 15 + 0,09 + 7,5 +
24) = 267,41 mL
PENIMBANGAN
Bahan Penimbangan
Capsaicin 0.3 g
HPMC K 15M 7,5 g
Span 80 3g
Liquid Paraffin 22,5 ml
Tween 80 3g
Propilenglikol 15 g
Metil paraben 0,09 g
Etanol 7,5 ml
Minyak cengkeh 24 ml
Aquadest 267,41 ml
VII. PEMBUATAN
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang.
3. HPMC dikembangkan dengan mendispersikan polimer dalam air murni
dengan pengadukan konstan.
4. Fase minyak: Span 80 dicampur dalam paraffin cair
5. Fase air: Dicampurkan tween 80 dalam air murni.
6. Metil paraben dilarutkan dalam propilen glikol, sedangkan capsaicin
dilarutkan dalam etanol dan kedua larutan dicampur dengan fase air
7. Minyak cengkeh ditambah ke fase minyak sebagai penambah penetrasi
8. Fase minyak dan fase air dipanaskan secara terpisah sampai 40o sampai 50oC
9. Kemudian fase minyak ditambahkan ke fase air dengan pengadukan terus
menerus sampai didinginkan sampai suhu kamar
10. Gel dan emulsi dicampurkan dengan perbandingan 1:1
11. Lakukan uji evaluasi
12. Sediaan dikemas, diberi etiket, lalu diserahkan
Keterangan : S adalah daya sebar, m adalah berat pelat atas dan bertumpu di
atasnya (g), l adalah diameter emulsi yang menyebar (cm), dan t adalah waktu
yang dibutuhkan
Sampel Diameter Daya Sebar (g.cm/min)
5. Formula 105 dengan rentang 93-123 Pe
ne
tapan pH (Navaneetha., 2017 hal. 282)
Cara :
Nilai pH larutan encer 1% dari emulsi yang disiapkan diukur dengan pH meter
yang dikalibrasi.
Sampel Nilai pH
Formula 6,21
6. Uji Pelepasan (Navaneetha., 2017 hal. 286)
Uji pelepasan menggunakan alat sel difusi Franz, dengan cara :
a. Ditimbang 1g formulasi dan ditempatkan pada membran dialisis yang
memiliki luas permukaan 2,5 cm
b. Ditempatkan antara kompartemen donor dan reseptor sel difusi. Buffer
fosfat 7.4 disiapkan dan digunakan sebagai media difusi.
c. Suhu sel dipertahankan pada 37oc.
d. Seluruh pengaturan ini diaduk menggunakan pengaduk magnet berlapis
e. Teflon pada 50 rpm. Pada interval waktu yang ditentukan 5ml larutan
sampel diambil dan dianalisis secara spektrofotometri pada 281nm.
15 8
30 24
60 44
90 68
120 84
150 92
180 96
3. Tersier
Skala 2 : 1
Keterangan = Ukuran sebenarnya (ukuran gambar)
4. Etiket
Skala 2 : 1
Keterangan = Ukuran sebenarnya (ukuran gambar)
5. Brosur
Skala 2,5 : 1
Keterangan = Ukuran asli (ukuran gambar)
X. PEMBAHASAN
1. Capsaicin digunakan sebagai zat aktif dengan khasiat sebagai analgesik untuk
menghilangkan nyeri otot dan rematik. Capsaicin merupakan bubuk berwarna
putih pucat, lipofilik, tidak mudah menguap dengan konsentrasi antara 0,025%
- 0,075 % mempunyai titik lebur 65oC, praktis larut dalam air dingin dan larut
dalam alcohol. Capsaicin disimpan di tempat sejuk dalam wadah kedap udara
dan lindungi dari cahaya matahari langsung. (Martindale 36th edition p.32-33)
2. HPMC digunakan sebagai emulgator dan agen pengikat kelarutan. HPMC
tidak berbau dan tidak berasa, berwarna putih krim, berserat atau serbuk
granul dengan konsentrasi 2% dan stabil pada pH 5 – 8. HPMC larut dalam air
dingin dan praktis larut dalam air panas dalam bentuk serbuk merupakan
material yang stabil dengan bentuk higroskopis setelah pengeringan juga dapat
mengalami reversible fase sol-gel pada pemanasan dan pendinginan berturut-
turut. HPMC tidak kompatibel dengan beberapa agen pengoksida. (Handbook
of Excipients 6th edition p. 326-239)
3. Liquid paraffin digunakan sebagai pelarut atau penambah viskositas dalam
fase minyak. Liquid paraffin akan berbau ketika dipanaskan tetapi ketika
dingin tidak berasa dan berbau karena liquid paraffin mengalami oksidasi saat
terkena panas dan cahaya. (Handbook Of Pharmaceutical Excipients 6th
edition p. 445-446, FI Edisi IV h. 652)
4. Span 80 berfungsi sebagai emulgator dan pembasah akan tersidpersi dalam air
dan propilen glikol dapat juga tercampur dalam alcohol. Bagian hidrofobik
dalam Span 80 mampu mempertahankan stabilitas droplet fase minyak dengan
baik, droplet yang stabil ini akan meningkatkan ketahanan sediaan.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th edition p. 675)
5. Propilen glikol digunakan sebagai pelarut khususnya zat yang tidak stabil atau
tidak larut dalam air, propilen glikol digunakan karena Capsaicin praktis larut
dalam air dingin untuk itu propilen glikol akan membantu kelarutan Capsaicin
dengan air. (FI Edisi VI h. 1446; Handbook Of Pharmaceutical Excipients 6th
edition p. 592)
6. Metil paraben digunakan sebagai pengawet antimikroba yang larut dalam
etanol, untuk mencegah kontaminasi mikroba karena tinggi nya kadar air
dalam sediaan maka digunakan metil paraben. (FI Edisi V h. 856, Handbook
Of Pharmaceutical Excipients 6th edition p. 441)
7. Clove oil digunakan untuk meningkatkan permeasi dan aquadest digunakan
sebagai pelarut. (Martindale 36th edition h. 2285, FI Edisi III h. 96 dan
Handbook of Pharmacutical Excipient 6th edition p. 766)
8. Dari ke 6 hasil uji didapatkan bahwa formula berbau cengkeh tidak
menyengat, berwarna putih dan bersifat semipadat. Formula yang didapat
bersifat homogen dengan nilai viskositas 3340 cps dengan hasil daya sebar
berdiameter 105 g.cm/min pada rentang 93 – 123 g.cm/min, mempunyai pH
sebesar 6,21 pada rentang 6,07- 6,33 dan pada uji pelepasan didapat selama
180 menit telah mengalami pelepasan sebanyak 96%. (Navaneetha., 2017 p.
284 - 285)
9. Formulasi ditemukan stabil dan homogen di alam, pH formulasi menunjukkan
bahwa nilai-nilai berada dalam batas pH kulit. Mempertimbangkan berbagai
persiapan topikal dermatologis dengan berbagai keuntungan dan kerugian,
emulgel berfungsi sebagai alternatif yang lebih baik dari formulasi topikal
yang tersedia saat ini untuk pengiriman obat hidrofobik. (Navaneetha., 2017 p.
286)
XI. DAFTAR PUSTAKA
1. Allen, L. V., Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R.
C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and
American Pharmacists Assosiation. 2009. Hal. 239, 326, 441, 445-446, 549-
551, 592, 675, 766
2. Anwar, E., Ramadon, D, dan Harmita, D.,. Formulation and Evaluation of Gel
and Emulgel of Chili Extract (Capsicum fructescens L.) as Topical Dosage
Forms. Academic Sciences Vol. 6 No. 3. 2014. Hal. 15
3. Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia, Edisi V, Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Hal. 96, 399, 856
4. Departemen Kesehatan RI. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Hal. 1446
5. Haneefa, K., Easo, S., Hafa, V, P., et al.,. Emulgel: An Advanced Review.
Journal of Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 5 No. 1. 2013. Hal. 254
6. Joshi, B., Singla, V., Saini, S., et al.,. Emulgel: A New Platform for Topical
Drug Delivery. International Journal of Pharma and Bio Sciences, 2012. Hal.
487
7. Ranjan, Priya., Vivek Jain., Shradha Shende., Prabhat Kumar Jain.
Formulation Development and Evaluation of Emulgel of Clindamycin
Phosphate for Effective Treatment of Acne. Journal of Drug Delivery and
Therapeutic 9(4). 2018. p. 206
8. Navaneetha, K.,Asma Begum., dkk. Formulation and In-Vitro Evaluation of
Capsaicin Emulgel for Topical Delivery. Telangana : Scholars Academic
Journal of Pharmacy (SAJP) 6(6). 2017. Hal. 281-287
9. Phad, AR., Dilip, NT., Ganapathy, RS. Emulgel: A Comprehensive Review
for Topical Delivery of Hydrophobic Drugs. Asian Journal of Pharmaceutics
12 (2). 2018. Hal 382-83
10. Sweetman SC, S. BP, Brayfield A, McGlashan JM, Neathercoat GC, Parsons
AV. Martindale The Complete Drug Reference Thirty sixth edition. 36th ed.
London: The Pharmaceutical Press; 2009. Hal. 32-3, 2285
XII. LAMPIRAN
1. Lampiran Jurnal
5. Alat Penetapan pH
6. Alat Uji Pelepasan
7. Capsaicin
8. HPMC
9. Tween 80
10. Liquid Paraffin
11. Propilen Glikol
12. Span 80