Anda di halaman 1dari 18

PEMISAHAN DENGAN CARA DESTILASI

I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah melakukan pemisahan senyawa dari
pengotornya dan atau pelarutnya melalui jalan destilasi.

II. Landasan Teori


Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan pada perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan atau zat. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu.
(Syukri,2007).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali
uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan
kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau
dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.
Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik
didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer
yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan
titik didih destilat.
(Harizul, Rivai. 1995)
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Pada prinsipnya zat cair dengan titik rendah memiliki
tekanan uap jenuh yang relative tinggi dari zat lain dengan titik didih tinggi,
dengan demikian akan cepat berubah manjadi fasa uap jika diberi kalor atau
panas.

1
Proses destilasi dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat
destilasi yang terdiri dari labu dasar bulat, kondensor, dan labu destilat.
Larutan atau campuran zat ditempatkan dalam labu dasar bulat dan biasanya
ditambahkan batu didih untuk mencegah golakan gelembung udara. Ketika
larutan tersebut dipanaskan secara perlahan tekanan uap masing-masing zat
akan naik hingga mencapai 1 Atm dan selanjutnya panas yang diberikan
digunakan zat untuk mengubah fasa cair menjadi fasa gas/uap.
(Tim Kimia Analitik, 2014)
Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi
cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi
menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser
yaitu alat pendingin. Proses pendinginan tersebut kemudian
mengkondensasikan uap air tersebut dengan kemurnian yang relatif tinggi.
Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan
seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
( Syukri, 2007).
Pemisahan dengan cara destilasi berbeda dengan pemisahan dengan
cara penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang
terdapat di dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Yang mana
tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada
suhu yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang
dihasilkan dari suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak
komponen yang lebih volatil. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya,
yakni pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung
komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan uapnya
pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada pemisahan dengan
cara penguapan komponen volatil dipisahkan dengan komponen yang kurang
volatil, karen aproses pemanasan. Sebagai contoh: pemisahan penguapan
dapat digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair, sedang

2
pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk memisahkan campuran
alkohol dari air.
(Wahyu, 2013).
Ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu destilasi
sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering
dan destilasi azeotropik.
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan
titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi
destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.
2. Destilasi Fraksionasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-
komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah.
3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang
memiliki titik didih yang konstan. Campuran azeotrop merupakan
penyimpangan dari hukum Raoult.
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin
didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum
atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di
atas 150 °C.
5. Destilasi Uap

3
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih
6. Destilasi kering
            Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara
memanaskan material padat  untuk mendapatkan fase uap dan cairnya,
biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau
batu bara.

III. Prosedur Kerja


3.1 Alat dan Bahan
Alat

 Seperangkat alat destilasi


 Lampu spirtus
 Termometer
 Batu didih atau
padatan berpori
 Mentel pemanas
 Rotary Evaporator
 Gelas ukur
 Corong pisah
 Pompa vaccum
Bahan
 Anilin yang kotor
 Benzena
 Akuades

3.2 Skema Kerja


3.3
3.3.1 Pemisahan anilin dari

50 ml anilin kotor
4
didestilasi

Hasil
dipisahkan menggunakan corong pisah
diamati
didestilasi

Hasil
diamati
dicatat
diukur volume destilat yang diperoleh

3.3.2 Pemisahan benzena dari campuran air dan benzena

2 ml air 50 ml benzena

Ditempatkan dalam labu dasar


bulatdestilasi
Diatur tekanan dalam labu (0,5 Atm)
Mengunakan alat vaccum
Dilaksanakan destilasi vaccum
Diatur panas yang digunakan

Hasil
Diamati suhu pada termometer
Dicatat
Diukur volume destilat yang dihasilkan

5
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
1. Pemisahan anilin dari pengotornya

Perlakuan Hasil Pengamatan


50 ml anilin kotor didestilasi, Tidak dipraktikumkan
hasil dipisahkan menggunakan
corong pisah, diukur volume
anilin yang diperoleh

2. Pemisahan Benzena dari campuran air-benzena

Jumlah tetesan Menit ke- T (⁰C)


32 1 56
74 2 57
76 3 58
110 4 58
110 5 58
58 6 59
Volume benzena yang dihasilkan = 37 ml
volume hasil 37 ml
% rendemen= x 100 %= x 100 %=74 %
volume awal 50 ml
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, praktikan akan melakukan prosedur pemisahan
dengan cara destilasi. Percobaan yang dilakukan oleh praktikan ada dua bagian
yaitu pemisahan anilin dari pengotorannya dan pemisahan benzena dari campuran
air dan benzena.
Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan penguapan
senyawa cair dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang
terbentuk. Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen
zat cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destilasi dilakukan dengan
memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya
jadi cair dengan bantuan kondensor.
Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih

6
terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan
mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).

1. Pemisahan anilin dari pengotornya


Pada praktikum ini praktikan tidak melaksanakan kegiatan praktikum
dikarenakan sampel bahan anilin yang dibutuhkan tidak tersedia, sehingga pada
pembahasan ini hanya dibahas sesuai literatur yang praktikum temukan.
Sebanyak 50 ml anilin kotor dimasukkan ke dalam labu dasar bulat dan
ditambahkan batu didih di dalamnya. Fungsi dari batu didih ini adadlah agar
meratakan panas yang diterima sampel dan agar tidak menimbulkan percikan saat
pemanasan. Kemudian didestilasi dengan menggunakan metode destilasi
sederhana.
Destilasi sederhana merupakan prosedur pemisahan atau pemurnian zat
yang menggunakan tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer disekitarnya.
Destilasi ini baik digunaka dalam pemisahkan atau memurnikan zat yang
memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Selain itu dalam prosedur ini
dipengaruhi sifat kevolatilan ( kemudahan untuk menguap) dari zat yang akan
didestilasi.
Berdasarkan literatur senyawa anilin (C6H5-NH2) merupakan senyawa
aromatik dari turunan benzena. Anilin memiliki sifat fisik dan kimia antara lain:
Sifat Fisika Anilin
 Berat molekul : 93,128 g/mol
 Temperatur kritis : 699 K
 Titik lebur : 267,13 K
 Titik didih : 457,6 K
 Tekanan kritis : 53,09 bar
 Volume kritis : 270 cm3/mol
 Indeks bias : 1.58

Sifat Kimia Anilin

 Berupa zat cair seperti minyak

7
 Larut pada pelarut organik dengan baik, larut pada air dengan tingkat
kelarutan 3,5 % pada 25 C
 Anilin adalah basa lemah (Kb = 3,8 x 10^ -10)
 Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer
menghasilkan endapan 2,4,6 tribromanilin; sedangkan halogenasi
dengan klorin menghasilkan trikloroanilin
 Anilin beraksi dengan gliserol membentuk quinoline dengan adanya
nitrobenzen dan asam sulfat
 Anilin bereaksi dengan hidrogen peroksida dan arctonitril dalam
larutan metanol membentuk azoxybenzene
 Hidrogenasi anilin dengan menggunakan brom menghasilkan 2,4,6
tribromoanilin

Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi adalah memisahkan zat


berdasarkan perbedaan titik didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik
didih yang rendah akan lebih dulu menguap sedangkan yang lebih tinggi titik
didihnya akan tetap tertampung pada labu destilasi. Proses penguapan komponen
zat ini dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat
yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut
melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut
sehingga akan terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud
cair sehingga dapat ditampung di labu destilat atau labu Erlenmeyer.
Pada proses destilasi ini, destilat ditampung pada suhu tetap (konstan). Hal
ini dilakukan karena diharapkan akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi
suhu tersebut. Setelah sampel pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik
karena jumlah sampel yang didestilasi telah berkurang. Pada kondisi naiknya suhu
ini, proses destilasi sudah dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah
destilat murni. Pada destilasi, untuk memperoleh ketelitian yang tinggi
penempatan ujung termometer harus sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer
harus tepat berada di persimpangan yang menuju ke pendingin agar suhu yang
teramati adalah benar-benar suhu uap senyawa yang diamati.

8
Anilin yang dihasilkan melalui desdtilasi ini kemudian dipisahkan
menggunakan corong pisah menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Hal ini
dikarenakan hasil destilat yang dihasilkan terdiri dari dua fase larutan yang
berbeda. Kemungikan akibat perbedaan massa jenis dari kedua senyawa atau sifat
kepolarannnya. Kemudian diukur volume anilin yang dihasilkan.

2. Pemisahan benzena dari campuran air-benzena


Pada percobaan pemisahan benzana dari campuran air dan benzena,
dilakukan dengan cara destilasi vaccum. Langkah pertama pada percobaan ini
yaitu, praktikan memasukkan 2 ml air dan 50 ml benzene dalam labu dasar bulat.
Kemudian dihidupkan pompa vaccum, dan dilakukan proses destilasi.
Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (≤300
mmHg absolut). Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer.
Fungsinya yaitu untuk menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu
sehingga menghasilkan produk - produknya.
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi
ini.
Benzena, juga dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol,
adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah
terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari
6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada
setiap 1 atom karbon. Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon
aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap. Benzena adalah salah satu komponen
dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang paling
dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena memiliki bilangan
oktanyang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin.

9
Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik,
bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami
dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang
terdapat dalam minyak bumi. Karena bersifat karsinogenik, maka pemakaiannya
selain bidang non-industri menjadi sangat terbatas.
Sifat fisik benzena:
 Rumus molekul : C6H6
 Massa molar : 78,1121 g/mol
 Penampilan : cairan tak berwarna
 Densitas : 0,8786 g/ml, zat cair
 Titik lebur : 5,5 ⁰C (278,6 K)
 Titik didih : 80,1 ⁰C (353,2 K)
 Kelarutan dalam air : 0,8 g/l (25⁰C)

Air adalah senyawa kimia yang paling banyak digunakan oleh kehidupan
manusia. Air merupakan elemen/unsur pembangun kehidupan di bumi, sehingga
perlu dijaga dan dilestarikan.
Air mempunyai rumus moleku H2O dan merupakan pelarut yang paling
banyak digunakan dalam kegiatan kimia karena sifatnya yang terdisosiasi
membentuk Ion H+ dan ion OH-.
Sifat fisik air:
 Rumus molekul : H2O
 Massa molar : 18,0153 g/mol
 Densitas : 0,998 g/cm3 (cairan pada 20⁰C)
0,92 g/cm3 (padatan)
 Titik lebur : 0⁰C (273,15 K)
 Titik didh : 100⁰C (373,15 K)
 Kalor jenis : 4184 J/kg.K
Dilihat dari sifat fisiknya, diketahui bahwa kelarutan benzena dalam air
sangat kecil, sehingga ketika dicampukan benzena dan air akan sulit saling
melarutkan. Hal ini juga dipengaruhi sifat kepolaran yang dimilki kedua senyawa

10
tersebut. Senyawa benzena memilki sifat non polar, sedangkan air adalah senyawa
polar. Karena ketidaklarutan tersebut, maka campuran benzena-air dapat
dipisahkan melalui destilasi.
Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi adalah memisahkan zat
berdasarkan perbedaan titik didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik
didih yang rendah akan lebih dulu menguap sedangkan yang lebih tinggi titik
didihnya akan tetap tertampung pada labu destilasi. Benzena memliki titik didih
sekitar 80,1 ⁰C lebih rendah dari pada titik didih air yang berkisar 100⁰C pada
tekanan atmosfer, sehingga berdasarkan perbedaan titik didih yang cukup besar ini
dapa dilakukan prosedur pemisahan menggunakan metode destilasi.
Destilasi yang digunakan dalam prosedur pemisahan benzena-air ini
adalah destilasi vakum, artinya praktikan akan memisahkan komponen benzena
dibawah titik didih normalnya akibat berkurangnya tekanan dalam alat destilasi.
Kemudian praktikan membuat grafik temperatur titik didh terhadap volume
destilat yang diperoleh.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatlah

grafik hubungan volume destilat vs waktu


120
volume destilat (per tetes)

100

80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7
waktu ( permenit)

11
grafik pengaruh temperatur terhadap volume
destilat
59.5
59
temperatur (⁰C) 58.5
58
57.5
57
56.5
56
55.5
55
54.5
20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
volume destilat (pertetes)

Grafik pertama (hubungan volume destilat terhadap waktu) menunjukkan


sejak awal tetesan pertama, destilat mengalami penambahan volume setiap
menitnya. Hal ini dikarenakan ketika pemanasan berlangsung, temperatur larutan
mengalami kenaikan sehingga mendekati titik didihnya dan mengakibatkan
semakin banyak cairan yang mengalami perubahan fasa menjadi uap. Hal ini terus
berlangsung selama volume cairan yang akan dipisahkan (benzena) masih ada
sehingga hanya menyisakan air.

Grafik kedua (hubungan temperatur terhadap volume destilat)


menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur dari larutan maka akan semakin
banyak volmue destilat yang dihasilkan. Dikarenakan kondisi destilasi ini dibuat
vakum, maka destilat akan menguap di bawah titik didid normalnya. Tempertur
ini akan terus naik hingga mencapai titik didihnya sehingga hanya menyisakan
senyawa campurannya karena titik didihnya berada lebih tinggi dari senyawa yang
akan dipisahkan.

Dari hasil pengukuran volume destilat yang dihasilkan, didapatlah volume


benzena yang berhasil dipisahkan dari larutan campuran sebanyak 37 ml.
Sehingga persentase keberhasilan destilasi in berkisar 74%.

Besar persentase ini kemungkina dipengaruhi adanya volume benzena


yang menguap dan keluar selama prosedur destilasi berlangsung, sehingga
mengurangi volume benzena yang semestinya.

12
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan:
1. Destilasi adalah pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan titik
didih. Apabila titik didih dari suatu campuran yang akan dipisahkan
rendah maka campuran itu akan mudah di distilasi.
2. Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki
titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian apabila
didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
3. Destilasi vakum Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan
operasinya 0,4 atm (≤300 mmHg absolut). Proses distillasi dengan
tekanan dibawah tekanan atmosfer. Fungsinya yaitu untuk menurunkan
titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga menghasilkan
produk - produknya.
4. Volume benzena yang berhasil dipisahkan dari senyawa campurannya
berkisar 37 ml, sehingga persentase hasilnya sebesar 74%
5.2 Saran
Pada percobaan ini, ketersediaan alat di laboratorium sangat minim.
Ketika praktikum pun, praktikan harus melakukannya di laboratorium lainnya
karena di laboratorium pertama alatnya tidak bisa dipakai. Praktika pun
mengharapkan agar peralatan yang dibutuhkan ketika praktikum dapat tersedia
dengan baik sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
prosedur.

VI. Daftar Pustaka


Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press
Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang : UM Pres
Syukri.2007. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB
Tim Kimia Analitik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Analitik II. Jambi :
Universitas Jambi

13
LAMPIRAN

Pertanyaan
PraPraktikum
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tinggi rendahnya titik didih dan
tekanan upa suatu zat, serta bagaimana keterkaitan antara keduanya?
Jawab :
Titik didih zat cair dipengaruhi oleh dua faktor yaitu tekanan di atas
permukaan zat cair dan ketidakmurnian zat cair. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan uap salah satunya adalah suhu. Semakin tinggi
suhu zat cair, semakin besar tekanan uapnya.
Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi  pada
suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut
mudah untuk melepaskan diri dari permukaan  larutan atau dapat
dikatakan pada suhu yang sama sebuah  larutan mempunyai tekanan uap
yang rendah, maka molekul molekul   dalam larutan tersebut tidak dapat
dengan mudah melepaskan diri dari larutan.
Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu
akan memiliki titik didih yang lebih rendah. Cairan akan mendidih ketika
tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan udara luar. Titik didih
cairan pada tekanan udara 760 mmHg disebut titik didih standar atau titik
didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik didih adalah suhu pada saat
tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan
pada permukaan cairan ).  

2. Buatlah table yang memperlihatkan perbedaan antara Ke-4 teknik destilasi


yaitu destilasi biasa, vaccum, uap, dan destilasi fraksional?
Jawab :
Table 1 koaparasi beberapa teknik destilasi
No. Aspek D. biasa D. vaccum D. fraksional D. uap
1 Jenis zat Komponen Konponen Komponen Komponen
yang yang yang yang yang tidak
didestilasi memiliki memiliki memiliki larut dalam
perbedaan titik didih perbedaan air, namun

14
titik didih sangat titik didih dapat
cukup tinggi relatif kecil didestilasi
tinggi. menggunakan
air
2. Kondisi Berada di Berada di Kondensor Berada pada
sistem tekanan bawah memliki tekanan
normal tekanan fraksi-fraksi atmosfer,
(tekanan atmosfer dalam dengan uap
atmosfer) (< 1 atm) memisahkan air sebagai
komponennya media
destilasinya.
3 Contoh Metanol- Komponen Komponen Minyak atsiri
komponen air minyak minyak bumi pada
yang bumi tumbuhan.
didestilasi

3. Beberapa titik didih dari senyawa anilin dan benzene ini pada tekanan 1
Atm?
Jawab : titik didih anilin 457,6 K sedangkan titik didih benzen 80,1 °C
(353,2 K)

4. Jelaskan penggunaan Hukum Raoult dalam kaitannya dengan proses


destilasi?
Jawab : Destilasi adalah pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan
titik didih. Apabila titik didih dari suatu campuran yang akan dipisahkan
rendah maka campuran itu akan mudah di distilasi. Penerapan hukum dalam
destilasi yaitu hukum raoult
Menurut Raoult, tekanan parsial suatu komponen setara dengan hasil kali

tekanan uap komponen murni dengan fraksi mol komponen tersebut di

dalam suatu campuran, sesuai dengan Hukum Raoult:

PA = PA0 . XA

15
Di mana, PA = tekanan parsial komponen A dalam campuran

PA0 = tekanan uap zat A dalam keadaan murni

XA = fraksi mol komponen A dalam campuran

Pascapraktek

1. Apakah fungsi batu didih dapat digantikan dengan bahan lain, jelaskan
jawaban saudara?
Jawab:
Fungsi batu didih merupakan alat yang digunakan untuk meratakan
panas pada larutan yang akan didestilasi. Selain itu batu didih ini
digunakan agar tidak terjadi percikan yang dapat merusak perlatan
destilasi selama destilasi berlangsung. Pori-pori dalam batu didih akan
membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke
permukaan larutan (ini akan menyebabkan timbulnya gelembung-
gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu didih, maka larutan yang
dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba
akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan
(bumping).
Fungsi batu didih dapat digantikan dengan media lain yang terbuat
dari keramik, pecahan kaca, maupun batu kapur selama media tersebut
berisifat inert atau tidak bereaksi dengan larutan yang digunakan.

2. Tentukan presentasi anilin yang diperoleh?


Jawab:
Volume benzena yang dihasilkan = 37 ml
volume hasil 37 ml
% rendemen= x 100 %= x 100 %=74 %
volume awal 50 ml

3. Apakah yang dapat saudara simpulkan dari grafik titik didih terhadap
volume destilasi tersebut?

16
Jawab:
Semakin tinggi temperatut larutan yang akan didestilasi, maka akan
semakin banyak volume destilat yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan
senyawa yang akan dipisahkan mencapai titik didihnya, sehingga akan
merubah fasenya menjadi gas.

17
DAFTAR ISI

I. Tujuan......................................................................................... 1
II. Landasan Teori........................................................................... 1
III. Prosedur Kerja............................................................................ 4
III.1Alat dan Bahan........................................................... 4
III.2Skema Kerja............................................................... 4
IV. Hasil dan Pembahasan................................................................ 6
IV.1 Hasil dan Perhitungan................................................
6
IV.2 Pembahasan................................................................
6
V. Kesimpulan dan Saran................................................................ 13
V.1 Kesimpulan................................................................ 13
V.2 Saran.......................................................................... 13
VI. Daftar Pustaka............................................................................. 13
Lampiran

18

Anda mungkin juga menyukai