2006-02-Standar Dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian22 PDF
2006-02-Standar Dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian22 PDF
PELATIHAN
MANDOR PEMBESIAN /
PENULANGAN BETON
KATA PENGANTAR
Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human
Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada
urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-
negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan
3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita.
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai
modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan
SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1
dan 2 bahwa :
- (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan
bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang
sumber daya air
i
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
(2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik
oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar
pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena
menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk
mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan
kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud.
Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
ii
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
PRAKATA
Modul : Standar dan rencana kerja pembuatan pembesian / penulangan beton merupakan
uraian, penjelasan serta prinsip – prinsip umum mengenai Standar yang dipakai beserta
rencana kerja umum pada pelaksanaan pembuatan pembesian / penulangan beton.
Sebelum memulai pekerjaan, seorang mandor tentunya harus mempelajari dan
menguasai dulu standar – standar pekerjaan yang ada, spesifikasi pembesian sesuai
dokumen kontrak serta rencana kerja yang ada berupa gambar-gambar kerja, schedule
kerja dan instruksi kerja. Dengan menguasai hal-hal tersebut baru seorang mandor bisa
menghitung harga borongan yang berisi volume pekerjaan dikalikan harga satuan ongkos
kerja.
Perlu diketahui bahwa modul ini salah satu unsur dalam satu kesatuan paket pelatihan
Mandor pembesian / penulangan beton berdasarkan metodologi pelatihan berbasis
kompetensi (Competency Based Training – CBT).
Biarpun telah dipersiapkan secara matang yang mengacu kepada SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah
dibahas dalam konvensi nasional yang dihadiri para pakar atau ahlinya dan asosiasi
profesi, dimaklumi bahwa materi pelatihan ini dimasa mendatang perlu terus
disempurnakan.
Sehubungan dengan itu sumbang saran dan koreksi dari semua pihak sangat diharapkan.
Tim Penyusun
iii
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu :
Menyiapkan, mengkoordinir dan memeriksa pembesian / penulangan pada
pekerjaan konstruksi beton bertulang.
iv
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Menguasai standar dan rencana pembuatan
pembesian / penulangan beton sesuai standar dan spesifikasi, gambar kerja, instruksi
kerja, schedule kerja serta dapat menghitung harga satuan ongkos kerja.
v
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
DAFTAR ISI
vi
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
DAFTAR PUSTAKA
vii
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
DAFTAR MODUL
viii
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
ix
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
PANDUAN PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
- Menjelaskan Tujuan Pembelajaran - Mengikuti penjelasan TPU & OHT
Umum dan Khusus (TPU & TPK) TPK dengan tekun dan aktif No. 1.1 s/d 1.5
- Merangsang motivasi peserta dengan - Mengajukan pertanyaan
pertanyaan atau pengalamannya apabila kurang jelas
dalam menguasai standar dan rencana
kerja pembesian
- Waktu : 5 menit
2. Ceramah : Pendahuluan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan - Memperhatikan penjelasan OHT
dilapangan, mandor harus mempelajari instruktur dengan tekun dan No. 1.6 s/d 1.8
dulu standar dan rencana kerja aktif
pembesian - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 5 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.1 :
Pendahuluan)
3. Ceramah : Spesifikasi pembesian
- Menjelaskan mengenai perlunya - Memperhatikan penjelasan OHT
mandor menguasai spesifikasi beserta instruktur dengan tekun dan No. 2.1 s/d 2.4
contoh spesifikasi aktif
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
x
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.2 :
Spesifikasi Pembesian)
4. Ceramah : Standar pembesian
- Menjelaskan mengenai macam-macam - Memperhatikan penjelasan OHT
standar pembesian yang harus instruktur dengan tekun dan No. 3.1 s/d 3.8
dikuasai oleh mandor sebagai aktif
pedoman pelaksanaan pekerjaan - Mencatat hal-hal yang perlu
dilapangan - Bertanya bila perlu
- Waktu : 30 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.3 :
Standar pembesian)
5. Ceramah : Gambar Kerja
- Menjelaskan mengenai cara membaca - Memperhatikan penjelasan OHT
gambar kerja penulangan instruktur dengan tekun dan No. 4.1s/d 4.12
aktif
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 45 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.4 :
Gambar kerja)
6. Ceramah : Instruksi kerja
- Menjelaskan pentingnya - Memperhatikan penjelasan OHT
melaksanakan sistem mutu dengan instruktur dengan tekun dan No. 5.1 s/d 5.4
melaksanakan proses pekerjaan aktif
sesuai instruksi kerja (IK) - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 20 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.5 :
Instruksi Kerja)
7. Ceramah : Schedule kerja
- Menjelaskan mengenai schedule kerja - Memperhatikan penjelasan OHT
yang menjadi pedoman waktu instruktur dengan tekun dan No. 6.1 s/d 6.6
pelaksanaan pekerjaan dilapangan aktif
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Bertanya bila perlu
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.6 :
Schedule kerja)
xi
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
- Waktu : 45 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.7 :
Hitungan harga satuan ongkos kerja)
xii
Standar dan Rencana Kerja Pembuatan
Pelatihan Mandor Pembesian / Penulangan Beton Pembesian / Penulangan Beton
MATERI SERAHAN
xiii
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, mandor harus menguasai
standar dan rencana pembuatan pembesian / penulangan beton. Pada Kompetensi
Menguasai Standar dan Rencana Kerja, yang dilakukan pertama kali adalah
mempelajari dokumen – dokumen yang ada, mencatat hal-hal yang penting, dapat
menjelaskan substansi dari dokumen – dokumen tersebut dan yang terpenting
nantinya standar dan rencana kerja tersebut akan diterapkan sebagai pedoman
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Apa saja yang harus dikuasai seorang mandor akan diuraikan pada bab-bab berikut,
dimulai dengan pada bab 2, yaitu spesifikasi pembesian / penulangan beton.
Spesifikasi merupakan standar yang utama di dalam melaksanakan pekerjaan, dan
seorang mandor harus betul-betul mempelajari dan menguasai spesifikasi yang
diberikan oleh pemberi pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan.
Selanjutnya pada bab berikutnya yaitu bab 3 akan diuraikan hal-hal mengenai
standar pembesian dan penulangan beton.
Pada item spesifikasi, diuraikan apa yang harus dilakukan kontraktor dalam
hubungan kerja dengan owner misalnya dalam persyaratan administrasi dimana
kontraktor harus menyerahkan brosur spec. dari baja beton dan permohonan izin
apa saja yang harus dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian.
Selain itu pada item spesifikasi, owner menyebutkan standar apa saja yang harus
menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan, misalnya ukuran
pembengkokan harus sesuai PBI (Peraturan Beton Indonesia) atau bahkan proyek –
proyek dengan dana dari luar negeri memakai standar luar negeri pula yang
persyaratannya tentunya berbeda dengan standar SNI, NI2 dan PBI 71.
Pengenalan standar pembesian / penulangan beton baik dari SNI atau PBI atau
standar lainnya diperlukan seorang mandor meskipun biasanya mandor sudah hafal
ukuran pembengkokkan misalnya, tetapi yang bersangkutan tidak tahu standar
tersebut dari mana.
1-1
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Pada prosedur Quality Assurance atau Jaminan Mutu sesuai ISO 9000 (untuk
perusahaan kontraktor yang sudah melaksanakannya), terdapat suatu prosedur
yang dinamakan Instruksi Kerja. Isi prosedur tersebut berupa format atau check list
yang memuat langkah-langkah pekerjaan beserta kriteria keberterimaan (artinya
kriteria apa saja yang harus dipedomani agar langkah pekerjaan tersebut bisa
diterima dengan baik). Dengan adanya setiap langkah pekerjaannya selalu dicheck
apakah betul-betul dilaksanakan dan betul-betul sesuai dengan kriteria yang ada,
maka diharapkan hasil pekerjaan tersebut akan sesuai seperti yang diharapkan.
Mengenai Instruksi Kerja tersebut akan diuraikan pada bab 5.
Terakhir, apabila seorang mandor sudah mempelajari dan menguasai semua hal
mengenai standar dan rencana kerja yang diberikan oleh pemberi pekerjaan, maka
mandor tersebut bisa menghitung analisa harga satuan pekerjaan dan jumlah harga
borongan. Bagaimana prinsip – prinsip perhitungan harga satuan ongkos kerja,
dapat dilihat pada bab 7. Dengan mengetahui prinsip-prinsip perhitungan tersebut,
diharapkan sang mandor dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai
mutu, waktu dan biaya yang telah ditentukan dan terhindar dari kerugian.
1-2
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
RANGKUMAN
Standar dan rencana kerja harus betul-betul dipelajari, diketahui dan dikuasai
oleh seorang mandor sebelum melaksanakan pekerjaannya sehingga
pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik sesuai persyaratan yang ada.
Didalam spesifikasi, diuraikan apa saja yang harus dilakukan kontraktor dalam
hubungan kerja dengan owner beserta standar apa saja yang harus dipedomani
di dalam melaksanakan pekerjaan.
Standar pelaksanaan pekerjaan pembesian / penulangan beton di dalam negeri
biasanya mengacu pada SNI dan PBI’ 71.
Membaca gambar kerja merupakan pengetahuan yang perlu untuk para mandor
agar kondisi lapangan, letak-letak posisi pembesian dll dapat diketahui terlebih
dahulu.
Prosedur instruksi kerja (IK) berisi check list yang memuat langkah-langkah
pekerjaan beserta kriteria keberterimaan,
Rencana kerja secara umum atau schedule kerja kontraktor harus dipahami dulu
sebelum mandor membuat rencana kerja harian dan mingguan.
Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan atau analisa harga satuan ongkos
kerja harus melihat standar dan rencana kerja yang ada.
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
LATIHAN
BAB 2
SPESIFIKASI PEMBESIAN / PENULANGAN BETON
2.1. Umum
Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis bagi
kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan sehingga otomatis juga
merupakan pedoman pelaksanaan bagi seorang mandor.
Spesifikasi merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat antara owner /
pemberi kerja dan kontraktor dan biasanya terdiri dari spesifikasi umum, spesifikasi
khusus dan spesifikasi teknik.
Untuk mandor pembesian, biasanya hanya diberi oleh kontraktor berupa spesifikasi
khusus pembesian / penulangan beton.
Spesifikasi teknik harus dipelajari oleh para mandor sebelum menghitung biaya
pelaksanaan pekerjaan sehubungan banyak ketentuan dan aturan yang
menyangkut biaya atau harga satuan pekerjaan dan proses pengadaan material dan
alat. Dengan mempelajari dan menguasai spesifikasi teknik diharapkan harga
borongan yang ditawar oleh mandor menjadi realistis.
Spesifikasi teknis berisi tentang :
1. Lingkup pekerjaan
2. Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan
3. Syarat – syarat bahan dan alat
4. Syarat – syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, cara kerja dan segala
sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan.
Perlu diketahui bahwa spesifikasi teknis tidak boleh mengarah kepada merk/ produk
tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan harus logis dan semaksimal mungkin
diupayakan menggunakan standar nasional misal SNI atau PBI’ 71.
Sekali lagi seorang mandor harus mempelajari secara teliti dan cermat semua
ketentuan dalam spesifikasi teknis yang dapat menimbulkan biaya dalam
pelaksanaannya. Agar tidak lupa, catatlah hal-hal yang penting pada spesifikasi
teknis tersebut antara lain spesifikasi bahan, syarat – syarat pelaksanaan, standar
yang dipakai serta syarat-syarat untuk peralatan.
2-1
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
- Metode Kerja
Untuk penyusunan biaya pelaksanaan diperlukan penetapan metode kerja
yang akan digunakan. Mandor yang berpengalaman biasanya sudah
mempunyai beberapa alternative metode kerja yang efisien. Dengan
pemilihan metode kerja yang efisien dan efektif akan berakibat perhitungan
harga satuan pekerjaan yang kompetitif.
- Bahan
Pada umumnya kontrak berdasarkan unit price, sehingga secara otomatis
perjanjian borongan seorang mandor juga berdasarkan unit price.
Perhitungan pada bahan yang akan digunakan meliputi :
a). Pengecekan atas spesifikasi bahan dan harganya bila ada kesalahan
spesifikasi perlu dikoreksi, demikian juga pada harga, apabila ada
perubahan harga perlu dikoreksi.
b). Perhitungan atas kuantitas / volume bahan untuk pekerjaan lumpsum.
c). Perhitungan volume bahan dilakukan dengan ditambah angka koefisien
bahan atau waste pada perhitungan analisa harga satuan pekerjaan /
ongkos kerja.
- Upah
Perhitungan yang perlu dilakukan pada upah :
a). Perhitungan atas biaya upah dilakukan dengan ditambah angka koefisien
upah berdasarkan produktifitas pekerja pada perhitungan analisa harga
satuan pekerjaan / ongkos kerja sesuai metode kerja yang direncanakan.
b). Perhitungan atas biaya upah dilakukan pada pekerjaan lumpsum
Bila ada perubahan volume pekerjaan merupakan resiko bagi pelaksana
pekerjaan, untuk itu khusus pekerjaan lumpsum harus ada faktor resiko.
2-2
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
- Alat
Perhitungan yang perlu dilakukan pada alat
a). Perhitungan atas alat dilakukan pada biaya alat yang terjadi sesuai
rencana metode kerja.
b). Perhitungan atas alat dilakukan dengan di tambah koefisien sesuai
kondisi dan produktifitas alat.
Pekerjaan Persiapan
Untuk pelaksana pekerjaan borongan yang dikerjakan mandor, biasanya
pekerjaan persiapan merupakan hal khusus menyangkut hubungan kerja
dengan kontraktor dan tidak ada hubungan dengan pekerjaan persiapan sesuai
kontrak antara kontraktor dan owner.
Pekerjaan persiapan antara lain mobilisasi pekerja dan tukang, akomodasi pada
lokasi proyek, penyediaan peralatan K3 dan lain sebagainya.
Pada uraian berikut akan disampaikan contoh-contoh dari spesifikasi teknis
khusus pekerjaan pembesian / penulangan beton sedangkan standar – standar
yang biasa dipakai pada pekerjaan tersebut akan diuraikan pada bab 3.
Potongan melintang dari setiap tulangan baja yang akan digunakan harus
mempunyai bentuk yang sama dan memiliki diameter yang spesifik pada
setiap titik. Diameter rata-rata tulangan yang akan dipilih secara acak dari
setiap pengiriman yang memiliki perbedaan diameter lebih atau kurang dari
2-3
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
dua persen (2 %). Tulangan harus bersih dari sisik, oli, kotoran dan cacat
produksi.
Apabila di minta oleh Direksi, kontraktor harus menyerahkan tiga (3) buah
fotocopy dari brosur pabrik / lembaran spesifikasi pabrik untuk mendapat
persetujuan sebelum pengiriman dilaksanakan dan pemeriksaan dilapangan
harus dilakukan oleh Direksi berdasarkan spesifikasi dan berdasarkan brosur
pabrik.
(2) Daftar Bengkokkan
Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulang yang tepat untuk dipakai dalam
pekerjaan. Daftar bengkokkan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada
kontraktor harus memeriksa dan teliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan
dan bengkokkan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan
dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm
atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan
untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokkan harus sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan
lain, atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus
dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa
persetujuan Direksi.
(3) Pemasangan
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran
beton. Pengelasan tempel dengar, adanya persetujuan Direksi lebih dahulu
dapat diijinkan untuk menyambung tulangan – tulangan yang saling tegak
lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal,
alat peregangan dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggangan dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama
seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulang dari besi beton dan
kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang
ditentukan harus terpelihara.
2-4
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
2-5
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
RANGKUMAN
- Pemasangan tulangan
- Selimut beton
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
LATIHAN
a). Mengapa spesifikasi pembesian harus betul-betul dipelajari dan dikuasai oleh
mandor pembesian !
b). Spesifikasi teknis berpengaruh kepada perkiraan biaya pelaksanaan
pekerjaan. Uraikan secara singkat !
c). Uraikan jenis bahan baja beton beserta persyaratannya !
d). Standar pembesian diindonesia ada berapa macam ?
e). Uraikan apa saja pekerjaan persiapan yang harus dilakukan mandor
pembesian !
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
BAB 3
STANDAR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON
3.1 Umum
Sebelum menghitung harga borongan suatu pelaksanaan pekerjaan, seorang mandor
akan diberikan dulu spesifikasi teknis oleh pemberi pekerjaan, dalam hal ini biasanya
perusahaan kontraktor. Ada beberapa macam spesifikasi teknis dimana ada yang
mencantumkan di dalamnya bahwa standar pelaksanaan yang akan digunakan
adalah PBI’ 71 misalnya, tanpa diuraikan detail dari standar tersebut. Tetapi ada juga
spesifikasi teknis yang menguraikan di dalamnya detail dari pada standar yang
digunakan, misalnya digunakan standar dari luar negeri. Pada spec tersebut
diuraikan bagaimana cara pembengkokkan tulangan, toleransi pemotongan dan
pembengkokkan tulangan, maupun pemasangan tulangan beserta toleransinya.
Karena menyangkut angka keamanan konstruksi maka standar dari luar negeri
mensyaratkan standar yang berbeda dibanding standar dari PBI’ 71 misalnya. Untuk
itu seorang mandor meskipun sudah hafal cara-cara yang lazim dalam pelaksanaan
pekerjaan, tetapi yang bersangkutan harus meminta kepada pemberi pekerjaan, apa
standar yang dipakai beserta uraian detailnya.
Pada sub bab berikut akan diberikan contoh-contoh standar pembesian / penulangan
beton menurut PBI’71, SNI maupun standar lainnya yang digunakan pada proyek –
proyek konstruksi di Indonesia. Contoh standar tersebut hanya diambil khusus untuk
item-item pelaksanaan pekerjaan dilapangan antara lain pemotongan tulangan,
toleransi pemotongan, pembengkokkan tulangan, pemasangan tulangan dan
toleransi pemasangan tulangan. Hal-hal lain misalnya perhitungan penulangan beton
yang tidak diperlukan oleh mandor, tidak dicantumkan pada contoh berikut.
3-1
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Tabel 3.2.1
Mutu Baja Tulangan
Pembengkokkan Tulangan
(1) Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara – cara
yang merusak tulangan itu
(2) Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali
tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya
(3) Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana
(4) Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
(5) Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 o C .
(6) Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
o
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100 C yang
bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan – perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin
(7) Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila
diijinkan oleh perencana
3-2
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
(8) Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan
dengan jalan disiram dengan air.
(9) Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokkan.
PEMASANGAN TULANGAN
(1) Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta
bahan – bahan lain yang mengurangi daya lekat
(2) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya
(3) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan
atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
3-3
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Gambar 5.4.1
Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan
(4) Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari
tulangan – tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.
3-4
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Umum
1) Ketentuan – ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku
umum untuk setiap bagian konstruksi yang bersifat strukturil.
2) Untuk konstruksi – konstruksi tertentu, kecuali harus dipenuhi ketentuan-ketentuan
mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini, juga harus dipenuhi ketentuan-
ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab – bab lain dari peraturan ini
yang berlaku untuk konstruksi – konstruksi itu.
3-5
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Gambar
Kait penuh
Gambar
Kait miring
Gambar
Kait miring pada sengkang
3-6
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Gambar
Pembengkokkan tulangan
Definisi
Yang dimaksud dengan baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang
berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari
bahan baku ingot atau Billet Baja dengan cara canai panas (hot rolling).
Jenis
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu
Baja tulangan polos dan baja tulangan sirip.
(1) Baja Tulangan beton polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar
dengan permukaan rata tidak bersirip disingkat BjTP
(2) Baja Tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus,
yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang
dimaksud untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS.
3-7
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Syarat Mutu
(1) Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan
gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada
permukaan.
(2) Bentuk
Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai berikut :
a. Baja tulangan beton polos
Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata tidak bersirip
b. Baja tulangan beton sirip
Permukaan batang baja tulangan beton sirio harus bersirip teratur. Setiap
batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan
sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang
sumbu batang.
Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak
pada jarak yang teratur, serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf –huruf pada permukaan
baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana angka
atau huruf diletakkan dapat ditiadakan.
Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 o
terhadap
sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 o sampai 70 o
, arah
yang berlawanan tidak diperlukan.
Ukuran
Diameter, berat dan ukuran sirip
Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti pada tabel 1.
Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti pada
table 2.
3-8
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Tabel 1.
Ukuran baja tulangan beton polos
Luas
Diameter
Penampang Berat nominal
No. Penamaan nominal
nominal (kg/m)
(mm)
(mm)
1 P6 6 0,2827 0,222
2 P8 8 0,5027 0,395
3 P10 10 0,7854 0,617
4 P12 12 1.131 0,888
5 P14 14 1,539 1,21
6 P16 16 2,011 1,58
7 P19 19 2,835 2,23
8 P22 22 3,801 2,98
9 P25 25 4,909 3,85
10 P28 28 6,158 4,83
11 P32 32 8,042 6,31
Tabel 2.
Ukuran Baja Tulangan beton polos dan sirip
No. Penamaan Diameter Luas Diameter Tinggi sirip Jarak sirip Lebar rusuk Berat
nominal penampang dalam melintang melintang memanjang nominal
(mm) nominal (mm) (diameter maksimum maksimum
dalam)
Min Maks
Cm2 mm mm mm mm Mm Kg/m
1 s 6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 s 8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 s 10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
4 s 13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 s 16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58
6 s 19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23
7 s 22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
8 s 25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85
9 s 29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
10 s 32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 s 36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
12 s 40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
13 s 50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4
3-9
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Gambar
Beberapa bentuk baja tulangan sirip
Syarat penandaan
Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf
timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter
nominal.
Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung – ujung
penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas
bajanya, seperti tabel 7
Tabel 7
Tabel untuk tanda kelas baja tulangan
Kelas Warna
Bj. TP 24 Hitam
Bj. TP 30 Bj. TS 30 Biru
Bj. TS 35 Merah
Bj. TS 40 Kuning
Bj. TS 50 Hijau
3 - 10
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Cara Pengemasan
Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ukuran, jenis dan
kelasnya sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapih dan kokoh.
Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ditekuk dengan
panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapih dan kokoh. Berat tiap
bundel minimum 500 kg.
3 - 11
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
3 - 12
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
3 - 13
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
hb < 600 -
600 hb < 900 2 x 1 D10
900 hb < 1200 2 x 2 D10
1200 hb < 1500 2 x 3 D13
1500 hb < 1800 2 x 4 D13
1800 hb < 2100 2 x 5 D13
3 - 14
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
3 - 15
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
3 - 16
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
3 - 17
Standar dan rencana kerja pembuatan
Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
RANGKUMAN
LATIHAN
a). Untuk keperluan pekerjaan dilapangan, apa saja yang harus dikuasai oleh
mandor sehubungan dengan isi dari standar pembesian !
b). Secara garis besar isi dari standar menurut SNI 07 – 2052 – 1997, sebutkan !
c). Sebutkan secara garis besar isi dari standar menurut PBI’ 71 !
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
BAB 4
GAMBAR KERJA
4-1
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Gambar yang digunakan di bidang Konstruksi juga banyak macamnya antara lain :
Gambar situasi, gambar denah, gambar detail.
MACAM-MACAM GAMBAR
Beberapa gambar dan keguanaannya :
Gambar situasi
Gambar situasi adalah gambar sebidang lahan yang akan digunakan untuk tempat
bangunan, dilihat dari atas, dengan batas-batas yang mengelilinginya depan,
belakang, kanan dan kiri. Bisa digambar dengan skala 1 : 500 sampai 1 : 200
tergantung kebutuhan. Digunakan untuk menunjukkan posisi atau letak bangunan
pada lahan itu dan hubungannya dengan sekelilingnya.
4-2
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Gambar detail
Gambar detail adalah gambar suatu bagian tertentu, untuk menjelaskan bentuk
dan motif yang sebenarnya, dilengkapi petunjuk dan ukuran, dan skala lebih besar
(1:40; 1:25; 1:20: 1:10; 1:5)
4-3
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4-4
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Dibagian atas ini dapat anda lihat pula catatan tentang spesifikasi menyangkut
ketentuan mutu, yaitu : MUTU BETON K175 MUTU BAJA U. 24.
Sedangkan sket-sket dibuat dengan tangan, artinya tidak menggunakan alat
gambar khusus tertentu. Cukup alat tulis biasa jadi hasilnya juga sederhana, tidak
sehalus dan seteliti gambar rencana. Sket-sket dibuat dengan maksud
memberikan petunjuk-petunjuk khusus.
Pada pekerjaan acuan atau bekisting, sketsket dapat dibuat oleh tukang kayu, jadi
tidak perlu oleh perencana. Sket-sket tersebut dibuat dengan menyatakan ukuran-
ukuran yang diperlukan bagi komponen acuan, atau cara menyetelnya. Perhatikan
sket di sebelah ini, dan coba kenalilah detail acuan itu.
4-5
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4-6
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Sket atau gambar tiga dimensi memperlihatkan obyek atau benda seolah
duplikat atau tiruan benda sebenarnya tampak tiga bidang sisinya
Sket di bawah ini memperlihatkan sket 3 dimensi bagian acuan atau
bekisting, yaitu penutup samping.
4-7
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4-8
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Titik pusat lubang atau lingkaran atau baut dinyatakan dengan silang garis tengah
lubang atau lingkaran seperti di bawah ini.
4-9
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Jadi, sesuai gambar untuk sengkang perlu besi dengan diameter 8 mm, jarak satu
sama lain 15 cm, lalu : 5 ø 16 berarti 5 batang besi diameter 16 mm, dan ø 19 - 16
artinya besi dengan diameter 19 mm, jarak pemasangan 16 cm. Ingat, ø besi :
mm, sedangkan jarak pemasangan dalam satuan cm.
Ingat !
Ø besi = mm
Jarak = cm
Sengkang 8 - 15
5 16
19 - 16
4 - 10
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4 - 11
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan,
diberikan notasi sebagai berikut :
Untuk menyatakan jenis baja :
Baja tulangan polos 24, atau Bj. Tp 24 tandanya P
Baja tulangan deform 40, atau Bj. Tp 40 tandanya D
Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan :
Lapisan terluar
Lapisan kedua dari luar
Lapisan kedua dari luar
Lapisan terluar
Segitiga hitam menunjukkan arah pusat bagian konstruksi. Jumlah segitiga
hitam menerangkan letaknya dilihat dari arah luar.
Catatan :
Hal di atas ini sudah jelas bahwa untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/
notasi dari letak lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi (daftar
keterangan gambar, biasanya dipojok kanan bawah). Apabila ada suatu lantai
atau bagian dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan
identik ini tidak perlu diulang kembali. Pada gambar 4.2.1 ini, D 6 – 250 adalah
tulangan pembagi yang menyatakan tulangan berada di jalur tulangan A (jalut
tulangan adalah suatu jalur dimana penulangan harus didistribusikan). Untuk
tulangan yang identik cukup bila notasinya hanya pada jalur A saja. Notasi ini juga
berlaku untuk jalur B.
4.2.2. Dinding
Suatu tulangan dinding (Gambar 4.2.2) yang tampak penampangnya
seperti pada gambar tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar
tulangan lantai.
Gambar 4.2.2
Tulangan Dinding
4 - 12
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4.2.3. Balok
Gambar tulangan balok pada Gambar 4.2.3 adalah gambar tampak dari
sisi balok.
Bagian atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok menerangkan jumlah
batang-batang tulangan, kemudian diameter serta jenis bajanya (deform),
selanjutnya batang-batang tulangan ditandai dengan huruf. Bila diperlukan,
tanda dengan huruf-huruf tersebut dapat ditulis kembali pada ujung batang
tulangan.
Supaya lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan digambar dengan
sedikit dibengkokkan (misalnya lihat batang tulangan b). Letak dari
tulangan akan dinyatakan pada gambar potongan penampangnya,
sedangkan bentuk dari sengkang hanya digambarkan pada potongannya.
Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi balok diterangkan jumlah
sengkang, diameternya serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu
(misalnya 20 sk D 10 – 250).
4 - 13
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4 - 14
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4 - 15
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4 - 16
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4.3. Membaca gambar rencana / gambar kerja pembesian dan pembuatan Daftar
Lengkung Pembesian (Bar Bending Schedule) dan Daftar Potong Pembesian
Mengingat, bahwa pekerjaan pembesian merupakan salah satu unsur
pekerjaan konstruksi yang sangat penting, maka seorang mandor harus
dapat membaca gambar rencana dan gambar kerja. Agar tidak salah dalam
melaksanakan pekerjaan.
Setelah memahami gambar-gambar tersebut ia dapat merencanakan segala
sesuatunya untuk mengadakan persiapan-persiapan untuk mengawali
pekerjaan tersebut.
Macam-macam baja tulangan :
Baja tulangan terbagi dalam dua macam tulangan, menurut bentuknya, yaitu :
1. Batang polos
4 - 17
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4 - 18
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Perlu dibuat :
Daftar Lengkung Pembesian
Lalu :
Daftar Potong Pembesian
4 - 19
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4 - 20
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Tanda di atas ini memberitahukan bahwa pembesian yang diberi tanda O hanya dipasang
sampai batas panah, berarti dipasang sampai batas panah kiri dan kanan.
Yakni agar dapat membedakan garis itu garis pembesian atau garis tanda, sebab kadang-
kadang pada plat ada pembesian tanpa kait, terutama pembesian tambahan, biasanya
gambar pembesian ada gambar kaitnya.
4 - 21
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
4 - 22
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
RANGKUMAN
Agar sket dan gambar rencana dapat digunakan sebagai perintah kepada
tukang, perlu dilengkapi catatan atau notasi.
Untuk catatan atau notasi banyak digunakan simbol, tanda, singkatan,
maksudnya agar tidak terlalu banyak tulisan dan agar gambar / sket tampak
lebih jelas.
Ada simbol – simbol, tanda – tanda dan singkatan – singkatan yang terdapat
pada gambar dan sket.
Ada simbol-simbol, tanda – tanda maupun singkatan yang bersifat umum,
antara lain :
LATIHAN
BAB 5
INSTRUKSI KERJA
5.1 Umum
Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia c/q Menteri Pekerjaan Umum sudah
mensyaratkan kontraktor harus melaksanakan sistem jaminan mutu atau Quality
Assurance pada pelaksanaan proyek di Indonesia.
Pelaksanaan Quality Assurance biasanya berupa system manajemen mutu
ISO 9000 (untuk kontraktor berupa seri ISO 9002) yang harus dilaksanakan oleh
seluruh personil pelaksanaan proyek termasuk juga seorang mandor borong.
Salah satu prosedur mutu yang harus dilakukan adalah instruksi kerja atau IK.
Instruksi kerja menjelaskan proses kerja secara detail dan merupakan petunjuk kerja
bagi mandor yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
Biasanya seorang mandor dalam melaksanakan pekerjaannya membuat langkah-
langkah kerja tertentu tetapi tidak tertulis sehingga sulit diketahui apakah langkah
kerja itu urutan dan isinya sudah benar dan apakah langkah kerja itu betul-betul
sudah dilaksanakan.
Pada pelaksanaan di lapangan prosedur mutu ISO 9000 mensyaratkan bahwa
mandor harus mengendalikan pekerjaan dengan melaksanakan pengisian check list
Instruksi Kerja sesuai contoh pada halaman berikut.
Manfaat bagi mandor dan karyawannya dalam penerapan prosedur mutu tersebut
antara lain :
- Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas
- Menumbuhkan keyakinan kerja, karena bekerja berdasarkan prosedur kerja
yang jelas dan benar.
- Berkurang atau tidak adanya kerja ulang karena system mutu yang baik,
Manfaat bagi unit kerja mandor borong antara lain :
- Efektifitas dan efisiensi operasional mandor meningkat
- Produktifitas meningkat dan biaya pekerjaan ulang berkurang.
- Karena proses / langkah kerja dimonitor dan dikendalikan secara tertulis dapat
diketahui siapa saja tukang atau pekerja yang potensial.
Ada kesan pelaksanaan Jaminan Mutu hanya memperbanyak pekerjaan
administratif saja sehingga perlu sosialisasi kepada seluruh karyawan yang ada.
5-1
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Setelah hal tersebut betul-betul dikerjakan di lapangan, manfaat yang ada akan
segera terlihat.
Sudah saatnya seorang mandor mengetahui konsep dasar penerapan ISO 9000,
yaitu :
- Tulis apa saja yang anda kerjakan
- Kerjakan apa yang anda tulis
- Sudah efektif? Perbaiki yang perlu.
- Rekam dan catat hasil pelaksanaannya.
Pada bab berikut akan diuraikan contoh dari Instrukrur Kerja untuk pekerjaan
pembesian/penulangan beton.
5-2
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
5-3
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Bagian teknik
5-4
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
RANGKUMAN
Instruksi kerja (IK) merupakan salah satu prosedur sistem manajemen mutu
yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksanaan pekerjaan konstruksi
termasuk mandor dan pekerjanya.
Instruksi kerja (IK) berupa check list yang berisi detail dari langkah-langkah
pekerjaan yang harus dilaksanakan seorang mandor beserta kriteria apa saja
yang menjadi dasar langkah pekerjaan itu dapat diterima dengan baik
Manfaat bagi mandor dan pekerjnya dari penerapan prosedur mutu tersebut
antara lain :
- Tugas dan tanggung jawab menjadi jelas
- Menumbuhkan keyakinan kerja, karena bekerja berdasarkan prosedur kerja
yang jelas dan benar.
- Berkurangnya kerja ulang karena sistem mutu yang baik.
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
LATIHAN
BAB 6
SKEDUL KERJA
6.1. Umum
Pekerjaan pembesian/penulangan beton merupakan sebagian saja dari seluruh
kegiatan proyek konstruksi, bahkan hanya merupakan bagian dari pekerjaan beton
bertulang, tetapi karena pekerjaan beton bertulang biasanya merupakan pekerjaan
utama maka pembesian memegang peran penting baik dalam hal mutu maupun
waktu pelaksanaan. Mutu harus sesuai spesifikasi dan standar yang telah
ditentukan, sedangkan waktu pelaksanaan harus sesuai dengan skedul kerja proyek
secara keseluruhan.
Dalam pelaksanaan, mandor akan diberi oleh Pemberi Pekerjaan/Kontraktor yaitu
skedul pekerjaan beton bertulang atau concreting scheduling dan ditambah rencana
kerja bulanan dan mingguan.
Misalnya pada rencana kerja mingguan tertera = (lihat sub bab berikut)
Pekerjaan plat lantai
- Bekisting : 210m2
- Pembesian : 26.716kg
- Pengecoran : 80m2
Maka tugas mandor adalah mempelajari dan menguasai skedul pekerjaan beton
bertulang secara keseluruhan kemudian juga menelaah skedul atau rencana kerja
bulanan atau mingguan dan dilakukan pengecekan dengan gambar kerja dan bar
bending schedule.
Hasil dari pengecekan tersebut akan menjadi input bagi pembuatan skedul
harian/mingguan khusus pekerjaan pembesian yang dalam contoh minggu pertama
harus menyelesaikan pekerjaan pembesian dengan volume 26.716kg.
Cara pembuatan skedul harian/mingguan berikut skedul tenaga kerja, peralatan dan
bahan akan dibahas pada modul RCF-03 : Jadwal kerja harian dan mingguan
sedangkan gambar kerja dan bar bending schedule dapat dilihat pada bab. 4 :
Gambar Kerja, pada modul ini.
6-1
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
6-2
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
6-3
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
3 Tangga core AP 12 - 13 / E
4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3
6-4
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
RANGKUMAN
LATIHAN
a). Apa gunanya schedule pekerjaan struktur / beton bertulang bagi seorang
mandor pembesian !
b). Program apa yang perlu dibuat mandor apabila diberi schedule harian pekerjaan
pembesian !
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
BAB 7
HITUNGAN HARGA SATUAN ONGKOS KERJA
Sebagai mandor, bukan hanya pemasok tenaga tetapi juga pemimpin kelompok kerja dan
usahawan atau wirausahaan. Sebagai wirausahawan, mandor dituntut memiliki
pandangan luas dan pandai memperhitungan kemungkinan yang akan terjadi, sehingga
pekerjaan yang akan dilaksanakan tidak mengalami kegagalan dan memberikan
keuntungan wajar, maka mandor harus pandai menghitung harga satuan ongkos kerja
bagi pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor atau pemberi kerja. Modul ini
dimaksudkan untuk membantu anda, sehingga dapat menghitung harga satuan ongkos
kerja secara lebih teliti, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Bab ini terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Menghitung ongkos kerja
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi harga borongan
3. Anggaran biaya pelaksanaan dan keuntungan mandor
4. Contoh perhitungan
7-1
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7-2
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7-3
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Produktivitas
Untuk mencari tingkat produktivitas yang ada, baik produktivitas tenaga
maupun alat, perlu diketahui/ dipahami hal-hal sebagi berikut :
(1) Pengertian produktivitas
Secara teori, produktivitas adalah output dibagi input, yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
OUTPUT PER SATUAN WAKTU
PRODUKTIVITAS =
INPUT
Pembahasan disini dibatasi pada produktivitas tenaga dan alat
yang output-nya berupa kuantitas pekerjaan proyek konstruksi.
Output dalam proyek konstruksi dapat berupa kuantitas (atau
volume) :
Pekerjaan galian (m3)
Pekerjaan timbunan (m3)
Pekerjaan pemasangan beton (m3)
Pekerjaan pemasangan formwork (m2)
Pekerjaan penulangan beton (kg)
Pekerjaan dinding bata (m2)
Pekerjaan plesteran, lantai, plafond dan seterusnya.
Sedang input-nya dalah tenaga kerja atau alat (dalam hal ini alat
termasuk operatornya). Bila tenaga atau alat bekerja secara
individual, maka prodduktivitas yang diukur adalah produktivitas
individu. Bila tenaga atau alat bekerja secara kelompok, maka
produktivitas yang diukur adalah produktivitas kelompok.
Produktivitas kelompok sangat dipengaruhi oleh komposisi dari
anggota kelompok.
(2) Faktor yang mempengaruhi produktivitas
Produktivitas tenaga atau alat, dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan, dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain sebagai
berikut :
Kondisi pekerjaan dan lingkungan
Keterampilan tenaga kerja/ kapasitas alat.
7-4
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7-5
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7-6
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7-7
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Dilihat dari prosesnya, waste material dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :
(a) Raw material (bahan baku)
Yang dimaksud dengan raw material adalah material buatan pabrik
yang didatangkan ke site / proyek masih berupa bahan baku untuk
diproses di site seperti, batu, pasir, kayu, besi beton, semen dan lain-
lain.
Untuk kelompok ini, waste yang terjadi paling tinggi, yang biasanya
meliputi penyebab (1), (2), (3), (4) dan (5). Terutama untuk material
jenis curah (bulk material), waste yang terjadi dapat mencapai angka
yang cukup fantastik bila tidak dikendalikan dengan baik.
(b) Material jadi
Yang dimaksud dengan material jadi adalah material buatan pabrik
yang didatangkan ke site / proyek untuk langsung dipasang, seperti :
tegel, batu, plafond, kaca, genteng dan lain-lain.
Untuk kelompok ini, waste yang terjadi agak tinggi, umumnya terjadi
akibat penyebab no. (3) dan kemungkinan kecil penyebab No. (2).
Adakalanya pada material kelompok ini, untuk menghindari waste
dipergunakan pola subkontrakting yaitu beli material dengan quantity
terpasang.
(c) Material campuran
Yang dimaksud dengan material campuran adalah material yang
didatangkan ke site / proyek sudah dalam bentuk tercampur seperti
beton ready mix, asphalt hot mix.
Proses pencampuran material dilakukan oleh pihak lain di luar site /
proyek. Untuk kelompok ini, waste yang terjadi lebih sedikit, karena
waste bahan bakunya telah terjadi di luar (pihak lain). Pada umumnya
waste kelompok ini terjadi akibat penyebab no. (5) di atas.
(d) Material prefab
Yang dimaksud dengan material prefab adalah material yang dirangkai/
dicetak di luar site oleh pihak lain, dan kegiatan site/ proyek tinggal
memasasng saja, seperti misalnya beton precast, rangka baja, kusen
serta daun pintu/ jendela dan lain-lain.
7-8
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Untuk kelompok ini, waste yang terjadi paling kecil dan bahkan
mungkin tanpa waste. Satu-satunya penyebab waste yang terjadi
adalah penyebab no (3), yaitu kerusakan sebagai akibat handling yang
kurang baik.
Dengan demikian, pada saat membuat rencana kebutuhan dengan jadwal
material harus didahului dengan kebijakan penggunaan 4 (empat) jenis
material tersebut di atas.
Kebijakan ini harus dijadikan pedoman dalam proses pelaksanaan. Bila
kebijakan penggunaan jenis material telah ditetapkan, maka langkah
berikutnya adalah menetapkan besarnya waste yang realistik. Bila untuk
keperluan persaingan, misalnya dalam menawarkan harga bahan yang
kompetitif, ditetapkan waste yang penuh tantangan artinya waste tersebut
dapat dicapai bila dilakukan tindakan-tindakan khusus.
Untuk waste yang penuh tantangan, berarti harus dilakukan strategi yang
berisi upaya-upaya untuk menurunkan tingkat waste pada semua jenis
material.
Upaya-upaya tersebut dapat diuraikan, antara lain sebagai berikut :
Pilihan material prefab diutamakan.
Untuk material campuran, diupayakan diadakan/ dibeli dalam kondisi
sudah dicampur (sesuai spec), tidak diproses sendiri.
Untuk pembelian material jadi (fabrikasi) diupayakan dengan sistem
quantity terpasang.
Khusus besi beton, tidak membeli besi lonjoran tetapi beli dalam ukuran
potongan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk material lepas seperti batu pecah, pasir dan lain-lain dibuatkan
ukuran yang jelas, seperti bak material dengan ukuran tertentu. Untuk
kebutuhan skala besar, quantity didasarkan atas berat sehingga tinggal
menimbang dump truck yang bermuatan material.
Mengurangi kegiatan perpindahan material untuk menghindari risiko
penyusutan dan kerusakan akibat handling.
Membuat sistem pengamanan dan pengawasan yang baik untuk
mencegah terjadinya pencurian material-material tertentu.
Menunjuk petugas penerima material yang menguasai spesifikasi
material.
7-9
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7 - 10
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
upahnya adalah Rp. 30.000,00 untuk tukang dan Rp. 15.000,00 untuk
pekerja per hari.
7 - 11
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7 - 12
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7 - 13
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7 - 14
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7 - 15
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7 - 16
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Makin besar dan rumit serta sulit, maka makin banyak rincian bagian – bagian
pekerjaan, makin sulit pula menghitung anggaran biayanya. Sebaliknya makin
sederhana bangunan yang akan dikerjakan, rinciannya juga makin sedikit dan
perhitungan anggaran biaya pelaksanaannya juga makin mudah. Dengan
ketelitian yang cukup dapat dihitung anggaran biaya dengan tepat.
Dari masing-masing pos pekerjaan tersebut dapat dihitung harga satuan pos
pekerjaan, berdasarkan perhitungan analisa biaya. Misalnya kita gunakan analisa
biaya menurut BOW. Dan dengan perhitungan atau kalkulasi biaya yang terinci
seperti itu dapat diharapkan hasil perhitungan yang dapat dipertanggung
jawabkan, bukan perhitungan yang berdasar perkiraan atau tafsiran yang sering
meleset.
Yang perlu diingat ialah bahwa dalam praktek sehari-hari banyak hal-hal yang
mempengaruhi anggaran biaya pelaksanaan, karena adanya faktor - faktor
penyebab yang sering sulit diperkirakan.
Pelajaran dari pengalaman pahit dalam melaksanakan pekerjaan akan memberi
pengetahuan berharga untuk memperbaiki kekurangan yang pernah terjadi.
Pengalaman pahit bisa berupa pengalaman diri sendiri maupun pengalaman
orang lain. Maka kita wajib selalu belajar, agar dapat berkembang.
Mandor yang telah bekerja baik dan sungguh-sungguh, pantas untuk mendapat
keuntungan atau laba yang wajar atas jerih payahnya.
7 - 17
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Anggaran biaya pelaksanaan baru mencakup biaya pokok pekerjaan saja, jadi
merupakan harga pokok. Berdasarkan angka anggaran itu, perlu ditambahkan
pada harga pokok sekian persen untuk keuntungan mandor. Dan perlu ditambah
lagi dengan pajak sekian persen pula sesuai ketentuan pemerintah tentang
besarnya pajak. Pajak ini harus disetor ke pemerintah.
Dengan demikian maka harga jual yang ditawarkan adalah harga pokok ditambah
keuntungan dan ditambah pajak, seperti berikut ini :
HARGA POKOK = A Rupiah
KEUNTUNGAN = X % x A Rupiah
PAJAK = Y %xB
HARGA JUAL = B ( 1 + Y % ) Rupiah
7 - 18
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
7 - 19
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Misalnya :
Tukang batu : Rp. 20.000,- / hari
Kep. Tk. Batu : Rp. 25.000,- / hari
Pekerja : Rp. 10.000,- / m3
Mandor : Rp.20.000,- / hari
Maka hitungannya seperti ini
Upah : 1,2 tukang batu
1,2 x Rp. 20.000,- = Rp. 24.000,-
0,12 kep tk. Batu
0,12 x Rp. 25.000,- = Rp. 3.000,-
3,60 pekerja
3,60 x Rp. 10.000,- = Rp. 36.000,-
0,18 mandor
0,18 x Rp. 20.000,- = Rp. 3.600,-
Jumlah = Rp. 66.600,- (b)
Jadi ongkos 1 m3 pekerjaan batu kali = a + b = Rp. 253.855,- dan untuk
realisasi harga bahan maupun upah mengikuti harga daerah setempat.
Walhasil anda pun bisa membuat analisa berdasarkan pengalaman sendiri
tanpa melepas patokan yang ditetapkan BOW.
7 - 20
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Bahan :
Besi beton = …………… ( disediakan owner)
Transport lokal = Rp. .............................
A= Rp. …………………../ kg
Upah :
Koefisien x Rp. 150.000 = Rp. ..............................
Koefisien x Rp. 100.000 = Rp. ..............................
Koefisien x Rp. 50.000 = Rp. ..............................
B = Rp. .............................. / kg
Peralatan :
Koef Sewa Bar Bender = Rp. ..............................
Koef Sewa Bar Cutter = Rp. ..............................
Alat-alat bantu = Rp. ..............................
C = Rp. .............................. / kg
A + B + C = Rp. ………………… / kg
(Harga satuan pembesian per kg besi beton)
(Disediakan Owner)
Catatan :
Koefisien upah bisa dari BOW atau pengalaman mandor. Agar harga
bisa bersaing,
Koefisien bias sebaiknya tidakpengalaman
dari BOW atau mengambilmandor
nilai koefisien dari BOW.
Semua biaya baik bahan, upah maupun peralatan di transfer menjadi
biaya per kg besi beton.
Dapat dimasukkan biaya persiapan, mobilisasi dan akomodasi tukang
dan pekerja.
Koefisien upah tergantung dari produktifitas tenaga kerja
Koefisien alat tergantung dari produktifitas alat.
Apabila termasuk penyediaan bahan, maka koefisien bahan tergantung
dari waste bahan.
7 - 21
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
RANGKUMAN
Dengan menghitung harga satuan ongkos kerja secara teliti dan cermat, mandor
akan dapat menyusun harga borongan yang wajar untuk ditawarkan, tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah.
Dengan harga wajar, kemungkinan penawaran akan dapat diterima, dapat
dilaksanakan dengan tetap mempertahankan mutu, dan mendapat keuntungan
yang cukup, serta memperolah kepercayaan dan peluang order berikutnya dari
pemberi kerja.
Perhitungan perlu dilakukan berdasar ketentuan dan satu cara yang berlaku,
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga
seperti tempat, waktu dan sebagainya.
Sebagai dasar perhitungan, dahulu masih digunakan analisa BOW. Namun
sekarang telah dikembangkan cara-cara lain sesuai perkembangan teknologi.
Karena itu hitungan harga satuan ongkos kerja bias berbeda-beda, tergantung
keahlian dan pengalaman masing-masing.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya
dan harga borongan antara lain :
- Jenis dan sifat pekerjaan (misalnya mudah atau sulit / berbahaya)
- Tempat, letak, lokasi pekerjaan (jauh, dekat, transport sulit)
- Volume pekerjaan (volume besar, harga dapat ditekan)
- Keadaan cuaca di tempat pekerjaan (banyak hujan)
Ketrampilan dan produktifitas tukang, efisiensi penggunaannya dan tingkat upah
juga sangat mempengaruhi biaya dan harga. Tukang yang tidak produktif dan
kurang efisien penggunaannya, akan menimbulkan pemborosan upah, sehingga
biaya dan harga borongan tinggi.
Faktor waktu juga sangat mempengaruhi biaya / harga. Jika pekerjaan harus
selesai dalam waktu singkat, harga / biaya cenderung tinggi.
Berkaitan dengan bahan yang dapat mempengaruhi biaya / harga antara lain :
langkanya bahan, salah beli, kelebihan, jarak tempat tersedianya barang jauh,
dan sebagainya.
Penyediaan dana dan cara pembayaran juga mempengaruhi biaya/ harga. Jika
tidak ada uang muka, mandor terpaksa meminjam uang ke bank dengan resiko
membayar bunga, sehingga menaikkan biaya / harga borongan.
Standar dan rencana kerja pembuatan
Pelatihan Mandor pembesian / penulangan beton pembesian / penulangan beton
Peraturan setempat, bila tidak dipahami oleh mandor, sering menimbulkan biaya
tambahan yang tidak terduga.
Dalam menghitung harga borongan, ada 2 faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi hal tersebut yaitu produktifitas dan waste.
Faktor produktifitas dipakai untuk menghitung kebutuhan sumber daya tenaga
kerja dan peralatan dan faktor waste dipakai untuk menghitung kebutuhan
sumber daya bahan / material.
Dengan menghitung produktifitas tenaga kerja dan peralatan serta waste bahan
secara benar maka tercapai penawaran harga borongan yang realistis sesuai
kemampuan mandor.
Data produktifitas dan waste perlu diketahui untuk :
a) Mengetahui tingkat kemampuan mandor dalam efisiensi
b) Untuk dasar peningkatan efisiensi seorang mandor
Butir a) terkait penyusunan penawaran harga borongan agar menghasilkan
harga penawaran yang realistik
Butir b) berupa program menerus untuk meningkatkan efisiensi
LATIHAN
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto Ir. MBA, Manajemen Produksi untuk jasa konstruksi, pradnya paramita,
2005
Dewan Standarisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia SNI 07 – 2052 -1997. ICS
Departemen PUTL, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 , Jakarta, April 1979.
Dit Jen Pengairan, Pedoman Teknis Pekerjaan Pengairan Secara Padat Tenaga
kerja, Maret , 1998