Anda di halaman 1dari 17

Filsafat Modern (Abad 17 M)

• Abad pencerahan (Enlightenment)


• Akal budi dan ilmu pengetahuan.
• Menggunakan akal-pikiran, metode ilmiah, obyektivitas.
Mempengaruhi Psikologi

1. Mekanistik Dasar pengetahuan & filsafat abad 17 yaitu semangat mekanistik  dunia dan alam
semesta di anggap sebagai mesin besar.
Mekanistik: doktrin/pandangan bahwa proses-proses di alam/dunia ditentukan secara mekanis
dan dapat dijelaskan oleh hukum-hukum fisika dan kimia.
Metode untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan observasi, eksperimentasi dan
diikuti dengan pengukuran Ilmuwan mencoba menjelaskan dan menggambarkan setiap
fenomena dengan memberikan nilai-nilai numerik . Termometer, barometer, penggaris,
mikrometer, pendulum  alat2 yang digunakan untuk memberikan angka pada fenomena.
2. Determinisme
Pemikiran bahwa setiap kejadian/tindakan ditentukan atau disebabkan oleh peristiwa
sebelumnya. Atau dengan kata lain: - Semua kejadian disebabkan oleh sesuatu. - Segala sesuatu
di dunia bekerja dengan hukum sebabakibat.
3. Reduksionisme
Pemikiran bahwa fenomena-fenomena yang kompleks dapat dijelaskan melalui fenomena yang
lebih sederhana.
4. Rasionalisme
Pengetahuan manusia hasil dari pikiran atau rasio.
5. Empirisme
Metode untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengalaman inderawi, observasi dan
eksperimentasi.
6. Positivisme Doktrin yang hanya mengakui fenomena alam atau fakta yang dapat diamati
secara obyektif. Segala sesuatu yang spekulatif, inferensial dan metafisik adalah ilusi dan
ditolak.
Puncak pengetahuan merupakan knowledge of the correlation of observables  diperoleh dari
faktafakta objective untuk explanasi dan prediksi
Pengaruh Terhadap Psikologi
1. Fungsi-fungsi mental dan tingkah laku manusia diatur seperti hukum-hukum mekanis.

2. Metode-metode eksperimental dan kuantitatif yang sukses untuk menyelidiki ilmu-ilmu eksak
dapat diterapkan untuk meneliti manusia.
Tokoh-Tokoh & Pemikirannya
1. Rene Descartes (1596 – 1650)
• Mind-Body Problem Tubuh & pikiran saling mempengaruhi Tubuh entitas fisik
 mesin Pikiran non material
 mampu mengoperasikan proses berpikir dan proses kognitif Pikiran berinteraksi dengan tubuh
melalui satu titik, yaitu di Otak.
 Otak lokasi fungsi pikiran.
• Reflex Action Theory Gagasan bahwa eksternal stimulus dapat menyebabkan respon yang
otomatis/tidak disengaja.  mempengaruhi teori aliran behavioris SR
• Doktrin Tentang Ide Pikiran menghasilkan dua macam pengetahuan/ide:
1. Derived Idea : ide yang berasal dari stimulus eksternal
2. Innate Idea : ide yang dikembangkan dari pikiran/kesadaran
• Empat prosedur berpikir kritis
 kebenaran:
1. Kebenaran didukung oleh bukti yang clear & distinct (nyata)
2. Memecahkan masalah kompleks  dibagi menjadi lebih sederhana
3. Berpikir sistematis
4. Kepastian akan diporoleh bila data lengkap

2. Auguste Comte (1798 – 1857)


• Penggagas Positivisme
• Tingkat pengetahuan:
1. Tahap teologi  mistis & supranatural
2. Tahap metafisik  prinsip, hukum tapi spekulatif
3. Tahap positivistik  prosedur-prosedur ilmiah  pengetahuan yang valid
3. John Locke (1632 – 1704)
• Cara Pikiran Memperoleh Pengetahuan Menolak gagasan Rene Descartes mengenai Innate
Idea. Manusia dilahirkan tanpa pengetahuan  tabula rasa.
• Pikiran manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, yaitu dari proses sensasi dan
refleksi.
• Proses Sensasi: bila pengetahuan yang diperoleh langsung berasal dari panca indera  impresi
• Proses refleksi: merecall impresi-impresi sebelumnya dan mengkombinasikannya untuk
mengembangkan abstraksi atau membuat gagasan-gagasan yang lebih tinggi lainnya.
• Pengetahuan manusia diperoleh melalui sensasi dan refleksi, namun sumber utamanya adalah
panca indera.
• Simple ideas: ide/pengetahuan yang berasal baik dari sensasi maupun refleksi dan diterima
secara pasif oleh pikiran. • Complex ideas: ide-ide/gagasan baru yang dibuat secara aktif oleh
pikiran dengan cara mengkombinasikan beberapa simple ideas. • Asosiasi: pengetahuan hasil
dari menghubungkan atau mengasosiasikan simple ideas dengan complex ideas.
4. George Barkeley (1685 – 1753)
• Pengetahuan manusia tergantung dari pengalaman dan persepsi individu  Mentalism.
• Menerapkan prinsip-prinsip asosiasi untuk menjelaskan bagaimana kita memperoleh
pengetahuan
• Pengetahuan merupakan konstruksi atau komposisi dari simple ideas (elemen mental) yang
terikat oleh asosiasi.
• Ide kompleks dibentuk dengan menambahkan /menggabungkan ide-ide sederhana yang
diterima melalui indera.

5. David Hartley (1705 – 1757)


• Repetisi: Semakin sering dua ide terjadi secara bersamaan, semakin dekat dua ide tersebut
dihubungkan.

6. James Mill (1773 – 1836)


• Pemikirannya terhadap pikiran / proses mental sangat mekanis.
• Pikiran bersifat pasif total dan hanya bereaksi ketika ada stimulus eksternal. Oleh karena itu
pikiran tidak mempunyai fungsi-fungsi kreatif.

7. John Stuart Mill (1773 – 1836)


• Mempunyai pandangan yang berbeda dengan ayahnya, yaitu: pikiran mempunyai peranan aktif
dalam asosiasi ide.
• Creative Synthesis: Ide kompleks dibentuk dari penjumlahan ide-ide sederhana dan ide
kompleks yang baru terbentuk tersebut memiliki kualitas baru yang lebih tinggi dari pada ide-
ides sederhana yang semula.

C. Kontribusi Emprisme Pada Psikologi


• Berkembangnya empirisme membawa pendekatan baru bagi para ilmuwan dalam usahanya
mendefisikian ilmu pengetahuan.
• Mereka tetap meneliti topik yang sama, namun dengan menggunakan pendekatan yang berbeda
 lebih ilmiah.
Sumbangan prinsip Empirisme: - Fokus pada proses penginderaan atau sensasi. - Analisis
pengalaman-pengalaman yang disadari ke dalam elemen-elemen. - Menggabungkan elemen-
elemen dalam pengalaman mental yang lebih kompleks melalui proses asosiasi. - Fokus pada
proses-proses mental yang disadari.

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Manusia


Bagian integral dari sistem filsafat yang secara spesifik menyoroti dan mengkaji hakikat atau
esensi manusia.

Filsafat antropologi

Filsafat Eksistensialisme

Untuk memahami manusia, eksistensi lebih penting ketimbang esensi (Hassan, 2005).

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Manusia

• Objek kajian filsafat manusia lebih luas dibandingkan dengan ilmu-ilmu tentang manusia
(human studies)
• Tidak membatasi pada gejala/fenomena yang empiris

• Metafisik, spiritual, universal

• Tugas dan fungsi filsafat manusia yaitu untuk mempelajari manusia dalam kebulatan
aslinya/holistik

• Perhatian filsafat pada manusia harus ditujukan pada manusia dalam dunianya.

Ciri-ciri Filsafat Manusia

- Ekstensif

- Intensif

- Kritis

- Radix

Metode Filsafat Manusia

- Sintesis

- Reflektif

Topik-Topik Dalam Filsafat Manusia

- Esensi/hakikat manusia

- Eksistensi/keberadaan manusia

- Kebebasan

- tanggung jawab

- Kesadaran

- Dehumanisasi

- Manusia sebagai makhluk yang unik

Soren Kierkegaard (1813 – 1855)

• Eksistensi manusia di dunia bukan pilihan dirinya.

• Eksistensi manusia menuju kehampaan  kecemasan


• Tuhan sebagai sumber kepastian manusia

• 3 Tahap eksistensi manusia:

1. Tahap estetik

2. Tahap etik (moral, nilai, tapi fana)

3. Tahap religius

• Proses pemasalah (masifikasi)  ancaman eksistensi manusia.

• Perjuangan eksistensi manusia = perjuangan melawan kekuatan massa, arus utama,


pendapat umum.

• Tugas manusia  bertahan sebagai subjek, pribadi dengan jati diri yang kuat.

Friedrich Nietzsche (1844 – 1900)

• Dipengaruhi oleh teori Darwin.

• Hidup adalah perjuangan untuk eksis

di dunia

Kesulitan yang dihadapi oleh manusia dapat dijawab melalui dalam dirinya

Manusia yang tidak hanyut dalam arus massa

Nihilis  menghancurkan nilai & moral lama

• Motive utama manusia  Kehendak berkuasa  diekspresikan

• Konsep “Ubermensch”.

- Kekuatan

- Kecerdasan

- Kebanggaan

Setiap individu punya potensi untuk menjadi “Ubermensch” (passion, courage, insight)

Jean Paul Sartre (1905 - 1980)

• Eksistensi manusia  memilih untuk menjadi dirinya.

• Man is nothing else but what he makes


of himself.

• Man is nothing else but his plan; he exist only to the extent that he fulfils himself.

• Eksistensi manusia  membutuhkan kebebasan penuh.

• Manusia harus menyadari kebebasan penuh demi memberi makna pada eksistensinya.

• Orang lain sebagai penghambat eksistensi manusia

Sumbangan Filsafat Manusia/Eksistensialisme

• Filsafat Nietzsche mempengaruhi Psikoanalisa Freud & Jung

• Eksistensi manusia bersumber pada dirinya sendiri, bukan dari luar dirinya.

• Manusia pada dasarnya adalah individu (subjective), dan individu identik dengan
kebebasan (free will).

• Filsafat eksistensialisme  mazhab ke-3 Psikologi (Psikologi Humanistik)

Pengaruh Ilmu Fisiologi/Faal Terhadap Perkembangan Psikologi

Perkembangan Awal Ilmu Fisiologi

Ilmu Fisiologi :

Adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang bagaimana mekanisme atau cara kerja
suatu sistem organ dari makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan).

Menjadi sangat eksperimen di bawah pengaruh Johannes Muller (abad 19 M):

Stimulasi pada suatu syaraf selalu menghasilkan sensasi.

Penelitian Fungsi Otak

Ahli fisiologi memetakan fungsi otak  menentukan bagian spesifik dari otak yang mengkontrol
fungsi kognitif.

Marshal Hall (1790 – 1857):

Perbedaan level tingkah laku berasal dari bagian otak dan sistem syaraf yang berbeda.
- Gerakan yang voluntary  cerebrum

- Gerakan reflex  spinal cord

- Gerakan sistem pernafasan  medulla.

Flourens (1794 – 1867):

- Cerebrum mengkontrol proses-proses mental tingkat tinggi

- Bagian tengah otak mengkontrol fungsi koordinasi

- Medulla mengatur gerakan jantung, sistem respirasi dan fungsi vital lainnya

Paul Broca (1824 – 1880):

Menemukan letak pusat bahasa di bagian hemisfer kiri dari cerebral cortex  “area Broca”.

Frans J Gall (1758 – 1828):

- Mengembangkan phrenology  bentuk tengkorak dapat menjelaskan karakteristik-


karakteristik intelektual dan emosional seseorang.

- Memetakan 35 atribut manusia berdasarkan bentuk tengkorak. Banyak dikritik karena


dianggap tidak ilmiah.

Metode Extirpation:

Teknik menemukan fungsi bagian otak dengan cara membuang atau merusak bagian otak
tertentu dan kemudian mengobservasi perubahan tingkah lakunya.  pada binatang.

Metode Clinical:

Menguji struktur otak seseorang yang sudah meninggal

untuk mendeteksi bagian otak yang rusak yang diasumsikan bertanggung jawab terhadap
tingkah laku tertentu sebelum orang tersebut meninggal.

Metode Stimulasi Listrik:

Teknik mengeksplorasi cerebral cortex dengan mengunakan arus listrik yang lemah untuk
melihat respon-respon motoriknya.

Penelitian Sistem Saraf.

Luigi Galvani (1737 – 1798):


Impuls-impuls syaraf berupa listrik.

Sistem syaraf seperti sebuah konduktor listrik dan sistem saraf pusat/otak berfungsi sebagai
pusat pengontrol yang bertugas memindahkan impuls dari/ke jaringan saraf sensoris atau
jaringan saraf motoris.

Cara Kerja Saraf Sensoris-Motoris

Stimulus eksternal  organ-organ sensoris  menimbulkan impuls-impuls di sistem saraf 


Impuls-impuls saraf akan diteruskan ke lokasi yang tepat di otak/sistem saraf pusat.

Sebagai respon dari impuls tersebut  impuls baru diciptakan oleh sistem saraf pusat  akan
diteruskan ke saraf-saraf motoris yang tepat  kemudian menimbulkan adanya respon tertentu.

1. Herman Helmholtz (1821-1894)

Kontribusi pada Ilmu Psikologi: menginvestigasi kecepatan impuls saraf, meneliti


pendengaran dan penglihatan.

- Kecepatan respon saraf terhadap stimulus dapat diukur

 bertolak belakang dengan pandangan sebelumnya.

- Meneliti delay/jeda antara stimulus yang diberikan pada saraf yang dekat otot dengan
respon yang diberikan oleh otot tersebut.

- Pada saat stimulus diberikan pada saraf yang jauh dari otot, respon otot juga bisa diukur
waktunya.

- Meneliti waktu reaksi saraf sensoris pada manusia.

- Dari hasil penelitiannya, Helmholtz menemukan adanya

perbedaan individual di antara manusia mengenai waktu reaksi terhadap stimulus.

- Dia juga menemukan waktu reaksi pada orang yang sama bisa berbeda pada percobaan
yang satu dengan percobaan yang lainnya.

- Persepsi inderawi:

Persepsi manusia bahan bakunya dari pengalaman sadar/ penginderaan.

2. Ernst Weber

Two-point threshold:

Ambang batas dimana dua titik stimulasi dapat dibedakan.


- Bila dua stimulasi diberikan di dua titik di kulit yang jaraknya berdekatan, orang hanya
merasakan stimulasi di satu titik saja.

- Namun bila jarak stimulasi antara dua titik diperlebar, orang akan merasakan stimulasi di
dua titik yang berbeda.

Just noticeable difference:

Perbedaan terkecil yang dapat dideteksi atau dirasakan antara dua stimulus.

 contoh: perbedaan berat 2 benda

- Riset dari Weber menunjukkan bahwa tidak ada hubungan secara langsung antara stimulus
fisik dengan persepsi.

3. Gustaf T. Fechner (1801 – 1887)

- Hubungan antara sensasi mental dan stimulus

eksternal dapat ditemukan atau diteliti secara

kuantitatif.

- Peningkatan intensitas stimulus satu level, tidak serta merta menghasilkan peningkatan
intensitas sensasi satu level.

- Efek dari penambahan intensitas stimulus tidak absolut, namun relatif terhadap jumlah
sensasi yang sudah ada.

Implikasi dari pernyataan Fechner diatas:

Untuk mengukur perubahan di sensasi, kita harus mengukur perubahan di stimulus.

Dua cara untuk mengukur sensasi:

1. Dengan menentukan apakah sensasi ada atau tidak ada; terasa atau tidak terasa.

2. Dengan cara mengukur intensitas stimulus dengan cara menentukan titik absolut threshold.

 titik dimana subjek pertama kali merasakan adanya sensasi dari stimulus

Absolut Threshold

Titik sensitivitas bawah dimana sensasi tidak dapat dideteksi dan titik sensitivitas atas dimana
sensasi dapat dialami/dirasakan.

 Intensitas terkecil dari stimulus sensoris yang dapat dideteksi atau dapat menimbulkan
sensasi.
Differential Threshold

Titik sensitivitas di mana perubahan terkecil pada stimulus menimbulkan perubahan pada
sensasi.

Contoh: berapa banyak berat suatu benda ditambahkan atau diturunkan sebelum seseorang
mengalami perubahan sensasi.

Kesimpulan:

• Pada abad 19, metode ilmu fisik khususnya ilmu fisiologi benar-benar digunakan untuk
meneliti fenomena-fenomena mental (persepsi-sensasi, cara kerja syaraf sensoris-
motoris).

• Proses-proses mental manusia (sensasi, persepsi, kesadaran) bisa diteliti secara empiris.

• Metode-metode yang digunakan:

- Extirpation

- Clinical

- Stimulasi listrik

Psikologi Baru (The New Pscychology)

A. Wilhelm Wundt (1832 – 1920)

Dipandang sebagai bapak pendiri Psikologi sebagai disiplin ilmu yang formal:

• Mendirikan laboratorium pertama

• Mengedit jurnal psikologi pertama

• Meneliti psikologi sebagai ilmu dalam setting laboratorium.

• Usahanya dilakukan untuk menemukan ilmu baru Psikologi.

• Meneliti dasar-dasar psikologi  kesadaran (consciousness) :

Sensasi dan persepsi, attensi, feeling, reaksi dan asosiasi. Pendekatan Wundt  metode
eksperimental yang biasa digunakan pada ilmu-ilmu alam  terutama teknik yang digunakan
pada ilmu fisiologi.

Obyek utama penelitian psikologi Wundt adalah

mengenai “kesadaran (consciousness)”


Terdiri dari elemen-elemen yang berbeda dan dapat diteliti dengan cara mereduksinya.

Menurt Wundt, kesadaran tidak pasif, namun aktif dalam mengorganisasi isi/content kesadaran.

Voluntarism

Gagasan bahwa pikiran mempunyai kapasitas untuk

mengorganisir isi mental ke dalam proses-proses

pikiran yang lebih tinggi.

Apperception:

Proses dimana elemen-elemen mental terorganisir.

Tujuan-tujuan psikologi sebagai ilmu:

- Analisis proses-proses kesadaran dalam elemen dasarnya

- Menemukan bagaimana elemen-elemen ini bersintesis terorganisir.

- Menemukan hukum yang mengatur pengorganisasian elemen-elemen kesadaran.

Dua elemen dasar pengalaman-pengalaman kesadaran:

1. Sensasi  dapat dibedakan berdasarkan intensitasnya,

durasi dan sumber inderanya

2. Emosi  komplemen subyektif dari sensasi, namun tidak muncul secara langsung dari organ
panca indera.

Metode Introspeksi

 Pengujian atas pikiran-pikiran atau emosi kita sendiri.

Sebagai ilmu, psikologi fokus pada pengalaman-pengalaman

yang disadari (consiousness).

Hanya orang yang mengalami sendiri yang mampu mengobservasi pengalaman-pengalaman


sadarnya.

Kritik terhadap pemikiran Wundt:

- Terlalu fokus pada elemen kesadaran, tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah praktis .

- Pendekatan Wundt meletakkan psikologi sebagai ilmu akademik yang murni


- Metode instropeksi  subyektif

B. Hermann Ebbinghaus (1850 – 1909)

Psikolog pertama yang mempelajari proses-proses mental tingkat tinggi  proses belajar &
ingatan Mengingat apa yg dipelajari dan memori  belum diteliti sebelumnya secara
eksperimental.

Dalam penelitiannya, Ebbinghaus menggunakan nonsense syllables (kata-kata yang tidak


bermakna) untuk mempelajari proses belajar dan ingatan.

Hasil eksperimen Ebbinghause:

• Mempelajari materi yang tidak bermakna / tidak berasosiasi, 9 kali lebih sulit daripada
mempelajari materi-materi yang bermakna.

• Semakin panjang materi yang dipelajari, akan semakin banyak repetisi dibutuhkan yang
membuat proses belajar semakin lama.

• Materi yang dipelajari akan cepat dilupakan setelah beberapa jam pertama materi dipelajari,
namun setelah itu prosesnya lebih lambat. Tujuan Psikologi sebagai Ilmu (Ebbinghause):

• Psikologi harus mengikuti prosedur ilmu-ilmu alam dan menjauhi filsafat,

• Ruang lingkup topik dan riset psikologi, bukan hanya tentang kesadaran, namun juga proses
mental tingkat tinggi

• Psikologi harus mengembangkan grand theory (umum)

• Psikologi juga harus bisa diterapkan dan selaras dengan teori.

C. Franz Brentano (1838 – 1917)

Pendekatan utama psikologi obeservasi, bukan eksperimentasi. Menolak pandangan Wundt yang
menyatakan psikologi fokus mengkaji “isi dari kesadaran/pengalamanpengalaman yang
disadari”.

Brentano: Psikologi harusnya menekankan aktivitas mental dari pada isi mental  Act
Psychology.

Dua cara mempelajari aksi mental:

1. Melalui ingatan

2. Melalui imaginasi.
C. Carl Stumpf (1848-1936)

Menolak pandangan Wundt yang membagi/mereduksi pengalaman yang disadari menjadi


elemen-elemen. Menurut Stumpf, menganalisis pengalaman dengan mereduksinya ke dalam
elemen-elemen mental akan membuat pengalaman tersebut menjadi artifisial/palsu dan tidak
alamiah

Phenomenology:

Metode instropeksi yang menguji pengalaman seperti aslinya/alamiah, dan tidak mereduksi
pengalaman ke dalam elemen-elemen. Data utama psikologi adalah fenomena.

D. Oswald Kulpe (1862-1915)

Systematic Experimental Instropection:

Metode instropeksi yang menggunakan laporan restropectiv subyek penelitian setelah mereka

menyelesaikan uji coba penelitian.

Imageles thought:

Makna/interpretasi dalam pikiran kita dapat terjadi tanpa adanya komponen-komponen sensoris
atau imej.

Kesimpulan:

• Psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu (bukan bagian dari filsafat

atau fisiologi) semenjak Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama pada tahun 1879.

• Psikologi menggunakan prosedur eksperimental di laboratorium untuk meneliti dan mengukur


proses mental dan kesadaran.

• Tidak hanya meneliti proses mental yang rendah, namun juga mengkaji proses mental tingkat
tinggi.

• Sebagai dasar untuk penelitian-penelitian di bidang psikologi lainnya.


Pengaruh Filsafat Yunani Terhadap Psikologi
Socrates (470 – 299 SM)
• Lebih berminat mengkaji manusia daripada filsafat alam.
• Lebih tertarik hal praktis daripada hal yang teoritis.
• Kebenaran/esensi sifatnya obyektif.
• dialektika - verifikasi - mencari kebenaran yang obyektif - esensi - generate knowledge
• Kesejahteraan manusia bisa diperoleh melalui keutamaan (virtue)
• salah satu virtue  mengenal diri sendiri
• Wujud tertinggi dari keunggulan manusia adalah rasa ingin tahu, mempertanyakan diri sendiri
dan orang lain.
“Kenalilah dirimu sendiri.”

Plato (429 – 347 SM)


• Gagasan tentang “Idea” (objektif, permanen, abstrak).
• Segala sesuatu (yang konkrit) di dunia ini manifestasi dari idea yang lebih murni yang abstrak.
• Untuk memahami idea  rasio
• Jiwa dan raga merupakan entitas yang berbeda
• Jiwa  sesuatu yang tak bisa mati dan tak berwijud yang terperangkap sementara dalam tubuh.
• Jiwa manusia terdiri dari 3 unsur:
- rasio (akal)
- emosi
- nafsu (lapar, haus, seksual)
• Manusia senantiasa mencari dirinya sendiri dan setiap saat dengan cermat menguji dan
mengkaji eksistensinya.

Aristoteles (384 – 322)


• Esensi/kebenaran  aktivitas
riset, mengumpulkan data
• Penganut rasionalisme dan
empirisme  pengalaman
inderawi
• Rasion untuk memperoleh
pengetahuan tetapi objek rasio
diperoleh dari indera
• Jiwa sebagai “inti” atau "esensi" dari makhluk hidup,
yang membuat hidup (vegetative, sensitive dan a
rational soul)
• Bahagia  memenuhi kebutuhan rational soul
• Manusia: makhluk yang memiliki jiwa, pikiran dan
kesadaran.
Untuk berpikir logis, membuat keputusan
• Informasi inderawi sebagai informasi dasar untuk memperoleh
pengetahuan. Ada proses lanjutan, yaitu:
- common sense  mekanisme koordinasi dari seluruh indera
- passive reason menggunakan informasi untuk sehari-hari
- active reason  esensi
• Persepsi dari indera akan disimpan dalam ingatan, yang
kemudian memori tersebut akan diproses melalui :
- laws of contiguity (memikirkan sesuatu yang berhubungan)
- laws of similiarity (memikirkan sesuatu yang mirip)
- laws of contrast (memikirkan sesuatu yang berlawanan)
- laws of frequency (semakin sering 2 pengalaman dialami,
asosiasi)

Kesimpulan
Kajian manusia (Psikologi) bermula
dari bidang Filsafat (ratusan SM):
- Jiwa
- Memori
- Persepsi
- Penalaran
- Moral
- Cinta, Kebahagiaan, dsb.
Menggunakan berbagai metode
Kajian terhadap manusia lebih spekulatif, intuitif, dan
subyektif.

Anda mungkin juga menyukai