1211010081
AFI 5B
Resume Filsafat Jiwa
2. John Locke (1632–1704): Dalam “An Essay Concerning Human Understanding,” Locke
menyatakan bahwa pikiran kita adalah seperti kertas kosong (tabula rasa) yang diisi dengan
pengalaman sensorik dan ide.
3. Immanuel Kant (1724–1804): Kant mempertanyakan bagaimana kita memperoleh
pengetahuan tentang dunia, menekankan peran struktur bawaan dalam pikiran manusia yang
membentuk pengalaman.
4. William James (1842–1910): James adalah salah satu pendiri aliran fungsionalisme dalam
psikologi dan memandang pikiran sebagai hasil dari fungsi-fungsi adaptif dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Sigmund Freud (1856–1939): Freud merupakan pendiri psikoanalisis dan mengajukan model
struktur pikiran yang terdiri dari id, ego, dan superego. Teorinya menekankan peran bawah
sadar dalam membentuk perilaku manusia.
6. Jean-Paul Sartre (1905–1980): Sartre menekankan kebebasan dan tanggung jawab individual
dalam memilih tindakan, dengan pandangan bahwa manusia “condemned to be free”
(“terkutuk untuk bebas”).
7. Gilbert Ryle (1900–1976): Dalam karyanya “The Concept of Mind,” Ryle mengkritik
dualisme Descartes dan menyatakan bahwa pikiran dan tubuh tidak dapat dipisahkan,
membawa konsep “ghost in the machine.”
8. Daniel Dennett (1942–): Seorang filsuf kognitif kontemporer, Dennett memandang pikiran
sebagai produk dari proses kognitif dan menantang beberapa konsep tradisional tentang
kesadaran.
9. Thomas Nagel (1937–): Dalam esainya “What Is It Like to Be a Bat?” Nagel membahas
masalah kesadaran dan pengalaman subjektif, menantang pemahaman kita tentang pandangan
dunia dari perspektif lain.
10. Martha Nussbaum (1947–): Filsuf etika yang memadukan filsafat moral dengan filsafat
politik dan psikologi, Nussbaum menyumbangkan gagasan-gagasan menygenai emosi dan
moralitas manusia.
Setiap tokoh memiliki perspektif dan kontribusi unik mereka terhadap filsafat jiwa,
membentuk perdebatan dan pemahaman kita tentang sifat pikiran dan kesadaran manusia.