Anda di halaman 1dari 10

Metoda-metoda didalam Mikroteknik

MIKROTEKNIK
Mikroteknik merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau
bagian jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. Penelaahan umumnya
dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci
pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Ruang
lingkup yang mencakup materi mikroteknik dapat diperoleh dari sejumlah definisi
dan peristilahan yang bisa dipakai, hanya saja sebaiknya kita mencamkan dalam
pikiran kita bahwa suatu spesimen mikroteknik dapat merupakan sebagian atau
seluruhan dari struktur yang ditetapkan. Selain dilekapkan dengan kaca preparat,
spesimen tadi umumnya dilindungi dengan kaca penutup, yaitu sepotong kaca
yang sangat tipis ataupun plastik yang tembus pandang yang direkatkan diatas
spesimen tersebut (Gunarso, 1989). Sedangkan menurut Amar (2008) Mikroteknik
adalah ilmu yang akan mempelajari metode/prosedur pembuatan preparat
mikroskopik.

Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara 


mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami
secara menyeluruh mengenai Mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih
menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya
landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk
yang harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja
dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan sediaan Mikroskopis.

Organ adalah susunan dari bagian organisme, yang tujuannya melakukan fungsi


tertentu ataupun kesatuan yang erat kaitannya. Dengan demikian pembuluh
darah adalah organ yang fungsinya membawa atau mengalirkan darah. Hati
adalah organ yang mempunyai banyak fungsi, akan tetapi sebagai kesatuan fungsi
maka hati ini erat kaitannya dengan pencernaan dan asimilasi makanan (Gunarso,
1989).
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai fungsi tertentu yang khas bagi perkembangannya.
Sebagai contoh jaringan epitelia dapat terdiri dari satu atau beberapa lapisan sel yang telah berkembang
dan membantuk lapisan penutup, jenis jaringan lainnya, jaringan otot terdiri dari sel-sel yang reka
membentuk otot (Gunarso, 1989).
Sel adalah bagian yang merupakan penyusun dasar suatu jaringan, dan pada
kenyataannnya merupakan bagian dari semua makhluk hidup. Suatu sel dapat
merupakan organisme yang lengkap, ataupun sejumlah sel dapat bergabung
membentuk suatu jaringan, kombinasi penyusunnya membentuk orga-organ.
Bentu-bentuk kehidupan berderajat tinggi sekalipun dimulai dari satu sel. Bila
suatu organisme hanya teridiri dari satu sel, maka dinamakan Organisme
Uniseluler. Sedangkan yang terbentuk oleh kumpulan sel-sel yang berbeda
fungsinya dinamakan Organisme Multiseluler (Gunarso, 1989).

Metoda-metoda didalam Mikroteknik yang umum digunakan :


1.      Sediaan utuh (Whole mounts)
2.      Sediaan irisan (sectioning)
3.      Sediaan uraian (teasing)
4.      Sediaan ulasan (smearing)
Selain itu masih ada pula dikenal beberapa metoda lain seperti :
1.      Sediaan rentang (spreading preparation)
2.      Sediaan gosok – sediaan remasan (squash)
3.      Sediaan supravital

Metoda Sediaan Utuh (Whole Mounts)


Dengan metoda ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme
(baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. spesimen kultur, organ, maupun
bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa ,potongan syaraf,pembuluh darah,
jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar kita
mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format taga
dimensinya. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta
tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor
pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan
2 mm dan transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat
perbasaran tidak lebih dari 30 kali. Sediaan dengan ketebalan 0,5 mm mungkin
hanya akan mencapai tingkat perbesaran 100 kali. Sediaan permanen dengan
ketebalan 0,2 mm atau lebih yang telah di dehidrasidan diberi media pelekap
memerluka adanya suatu penunjang gelas penutup agar spesimen tidak menjadi
rusak dan gelas penutupnya sendiri tidak pecah karena proses pengeringan serta
pengkerutan media tersebuut. Belakangan ini umum pula digunakan tabung
plastik yang dipotong-potong secara melintang hingga dihasilkan cincin-cincin
penunjang dengan ketebalan yang sesuai dengan tinggi serta ketebalan speimen.
Tepi tempat pemotongan sebaiknya dihaluskan dengan mengunakan kerrtas
amplas (Gunarso, 1989).
Menurut (Joyner, 2008 dalam zaifbio 2010) Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat
yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada
metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ
maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud utuhnya
seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya
terbatas terhadap morfologi secara umum saja. Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk
pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa
melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian
tanaman sebagai preparatnya. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga
dapat termuat pada objek glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan pemangkasan
agar menjadi lebih rapi dan kecil. Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-
masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap
bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada tanaman
dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang besar sehingga metode ini perlu terus
dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan (Gunarso, 1989).
Metoda Sediaan Irisan (Sectioning)
Cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin
ataupun teknik bagi penyiapan spesimen histologi amaupun patologi. Tebal
tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen.
Tebal sayatan yang umum berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron = 0,001 mm).
Ukura sayatan juga sangat bervariasi, mulai dari saytaan pembuluh darah yang
sangat kecil hingga sayatan otak. Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran
panjang lebar 2x3 cm karena ukuran yang demikian paling sesuai untuk
direkapkan pada kaca preparat yang umum digunakan. Tentu saja ukuran
spesimen yang cukup kecil akan mengjasilkan sayatan juga juga jauh lebih kecil
dari ukuran sayatan tersebut.
Pengirisan atau penyayatan umumnya dilakukan dengan bantuan mikrotom, walau seringkali dilakukan
penyayatan dengan tangan saja untuk jenis spesimen seperti tulang, gigi ataupun benda-benda fosil
seringkali diperlukan gergaji untuk memotongnya. Mikrotom adalah jenis mesin khusus dirancang dan
dipasarkan untuk tujuan mikroteknik. Mesin tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
untuk melakukan penyayatan sesuatu spesimen dengan ketebalan yang sama atau paling kurang
mendekati sama (Gunarso, 1989). 
Metoda Sediaan Uraian (Teasing Preparations)
Pengertian teasing adalah menguaraikan. Untuk dapat memisahkan komponen
suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan
menggunakan jarum penguraian. Dengan demikian pengertian teasng ini berarti
juga pembedahan dalam skala kecil. Tingkatnya pada pembedahan biasa dan
pembedahan mikro yang dilakukan dengan menggunakan jarum pengurai.
Teasing ini dilakukan pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi dan mengalami
pewarnaan
Secara umum jenis tisu yang bisa ditelaah melalui metode ulas ini adalah darah,
limfa, cairan sum-sum tulang belakang, semen janan, sediaan air seni, serta
beberapa lainnya. Masing-masing biasanya memerlukan teknik perlakuan
tersendiri dalam melakukan pengulasa atau penyebaran pada kaca preparat.
Untuk jenis cairan yang mengandung suspensi yang tinggi densitasnya umumnya
dicairkan dengan air atau serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10
(Gunarso, 1989).

Metoda Sediaan Rentang


Pada metoda ini preparat belum difiksasi, diperlakukan sedemikian rupa sehingga
disamping jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui perentangan.
Jenis bahan siapan yang umum direntang saat difiksasi adalah otot, syaraf, jenis
jaringan tipis (selaput yang membungkus jantung ,hate dan lain-lain)
(Gunarso,1989).

Metoda Sediaan Gosok


Jenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa lainnya mungkin sekali sangat
sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya).
Untuk mengatasi hal diatas tadi, maka umum juga dibuat sediaan dengan metoda gosok. Tulang
misalkan tulang paha, terlebih dahulu dipotong-potong hingga ukuran beberapa mili hingga 1 – 2 cm.
Potongan tersebut kemudian digosok pada batu hingga cukup tipis untuk dapat diamati pada mikroskop
(Gunarso, 1989).

Metoda Sediaan Supravital


Selain jenis-jenis metoda yang dimanfaatkan materi yang mengalami matian dan
fiksasi. Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup umumnya digunakan
zat warna vital seperti Yanus green atau Neutral red, karena sel darah mempunyai
kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai. Bila kedua
zat warna tersebut dipakai secara bersama-sama maka memungkinkan kita untuk
mengamati mitokondria. Hanya saja akan terjadi perubahan yang sangat cepat
pada sel, karena sel dapat mati oleh kedua warna tadi secara bersamaan
(Gunarso, 1989).

Contoh penyiapan sediaan supervital darah adalah :


1. Satu tetes darah diteteskan pada kaca preparat
2. Teteskan pula 1 tetes zat warna (missal yanus green) dengan konsentrasi 0,25 dalam garam
fisiologis3. Tutup dengan kaca penutup
4. Biarkan selama 5 menit
5. Beri lak petrolatum sekeliling tepi kaca penutup. (Lasantha, 2010)

Metoda Sediaan Remasan (Squash)


Metode remasan banyak dikakukan untuk penyaiapan pengamatan kromosom
baik hewan maupun tumbuhan. Dengan metoda ini bahan diremas atau
dihancurkan sehingga masing-masing sel akan terlepas yang memudahkan
pengamatan selanjutnya. Jadi tujuan peremasan ini bukan berarti menghancurkan
sel-selnya, tapi masing-masing sel bebas terlepas satu sama lain dengan tetap
dipertahankan bentuk aslinya

Tahapan –tahapan dalam mikroteknik


1. Fiksasi (fixation)
Fiksasi bisa dengan kimiawi yaitu menggunakan senyawa formaldehide /
glutardehide dan mekanik dengan cara difreezing atau boiling.Tujuan fixation
adalah untuk mempertahankan bentuk sel atau jaringan seperti jaringan aslinya ,
serta untuk mencegah rusaknya sampel akibat autolisis atau karena
bakteri dekomposisi (bakteri pengurai).
2. Dehydration dan clearing
Menggunakan alkohol yang diberikan secara bertingkat dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Tujuan dari dehidrasi yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa
cairan/air yang ada pada sampel sehingga saat proses selanjutnya tidak terbentuk
es di dalam sampel. Setelah proses dehydration di clearing dengan larutan xyline
untuk membersihkan sisa-sisa alkohol.
3. Embedding
Sampel dikeraskan dengan menggunakan lilin/waxes, resin untuk membentuk
blok parapin. Dikeraskan supaya mudah untuk dilakukan pemotongan sampel.
4. Sectioning
Sampel dipotong dengan mengunakan alat pemotong misalnya microtome.
Ataupun jika sebelumnya sampel difiksasi dengan cara freezing bisa selanjutnya
dipotong dengan metode cryostat (pemotongan dengan dibekukan).
5. Staining
Selanjut sampel diwarnai, biasanya dengan pewarnaan hymatoksilin-eosin atau
dari derivatnya yang lain yang biasa digunakan. Pewarnaan tersebut untuk
mewarnai inti sel dan sitoplasmanya.
6. Mouthing
Setelah diwarnai selanjutnya sampel bisa langsung diamati dibawah mikroskop
atau di proses mouthing sampel dengan tujuan untuk mempertahankan sampel
jika disimpal lama, pewarnaannya dan sampelnya tidak rusak. Biasanya
menggunakan canada balsem.

I.Fiksasi

Tujuan utama fiksas adalah memberikan perlakuan tertentu terhadap


elemen-lemen jaringan, terutama inti sel atau nukleinya, sehingga dapat diwetkan
dalam kondisis yang sedikit banyak mendekati keadaan aslinya. Selain itu, fiksasi
juga mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang disebabakan oleh
mikroorganisme maupun perusakan oleh enzim yang terkandung dalam jaringan
itu sendiri, yang dikenal dengan autolisis. Dengan kata lain fiksasi bertujuan:

- Mematikan (menghentikanØ proses-proses metabolisme) jaringan dengan cepat


sehingga keadaannya sedikit banyak mendekati keadaan aslinya.

- Mencegah autolisis
- Menaikkan daya pewarnaan karena adanya bahan-bahan keras yang merupakan
komponen cairan fiksatif.

Pada garis besarnya berdasarkan komposisi bahannya suatu fiksatif dapat


dikelompok kan menjadi Fiksatif tunggal. Hanya menggunakan satu bahan kimia
umum dalam bentuk larutan
Contoh: formalin ,alcohol ,asam asetat dan asam pikrat. Umumnya kurang
memenuhi persyaratan sebagai fiksatif yang baik, terutama bagi tujuan
mikroteknik. Masih umum digunakan untuk tujuan anatomi maupun histopatologi
terutama fiksatif formalin.

Fiksatif majemuk
Umumnya berupa campuran dari beberapa fiksatif tunggal Disusun dengan
formula agar dapat diperoleh sesuai keinginan dan tujuan.biasanya fiksatif
campuran ini dituliskan sesuai dengan nama penemu formulanya Banyak sekali
fiksatif campuran yang ada,

contoh : larutan Bouin,larutan FAA, larutan glison, dan lain sebagainya


Fiksatif berfungsi untuk menghentikan metabolisme secara
cepat, mengawetkan komponen sitologis dan histologis, memperkeras tekstur
yang rapuh, dan mewarnai jaringan sehingga bagian-bagiannya
dapat diketahui. Faktor-faktor yang berperan dalam fiksasi adalah buffer (pH),
suhu yang rendah, ketebalan irisan, perubahan volume,osmolalitas pada larutan
fiksatif, konsentrasi, dan waktu fiksasi.Dehidrasi memiliki fungsi menghilangkan
air dalam jaringan. Bahan yangdigunakan untuk dehidrasi harus mampu
menggantikan fungsi air. Dehidrasi yang baik dilakukan secara bertahap yaitu
mulai dari konsentrasi 70% sesuai dengan pelarut Bouin formol kemudian
berturut-turut ke dalam alkohol 80%, 90%, 96%dan alkohol absolut. Pada setiap
konsentrasi dilakukan pengulangan 3 kali.Metode paraffin merupakan cara dalam
pembuatan sediaan denganmenggunakan paraffin sebagai
media embedding   (penanaman).

II. Dehydration dan clearing (penjernihan)

Clearing atau dealkoholisasi ini dapat menggunakan aceton, benzol,toluol,


dan xilol. Clearing dapat dilakukan selama 24 jam.Mikrotom adalah mesin untuk
mengiris spesimen biologi menjadi bagianyang sangat tipis untuk pemeriksaan
mikroskop. Beberapa mikrotommenggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi
(Wikipedia). Jenis-jenis mikrotom yang bisa dipakai pada mikroteknik adalah:1.
Rocking microtom, cara kerjanya seperti mengatam kayu, biasanya untuk organ-
organ keras seperti kayu2. Rotary microtom atau mikrotom putar, cara kerjanya
dengan di putar yang akanmengerakan objek maju dan naik turun, sementara
pisaunya tetap. Mikrotom ini biasanya dipakai dalam mikroteknik metode
paraffin3. Sliding microtom atau mikrotom sorong, dimana jaringan tetap
posisinya dan pisau yang bergerak maju dan mundur. Mikrotom ini sering
digunakan padamikroteknik metode paraffin, walau umumnya digunakan pada
penyayayan jaringan yang di tanam dalam celloidin. Biasanya digunakan pada
objek-objek yang keras.4. Freezing microtom atau mikrotom beku, sering
digunakan untuk penyayatan jaringan yang tidak ditanam dalam paraffin maupun
dalam celloidin, jadi jaringanyang disayat adalah jaringan yang tidak di tanam
tetapi dibekukan denganmemakai gas CO2. Keuntungan dari mikrotom ini adalah
waktu yang dipakailebih pendek, karena langsung disayat setelah proses fiksasi.
Kerugiannya adalah bila temperature kamar tinggi, objek menjadi lunak sehingga
sulit dipotong. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penyayatan ini
adalah:o Mikrotom harus seberat mungkino Meja tempat mikrotom harus stabilo
Pisau harus cocok dengan mikrotomo Posisi pisau harus stabilo Mata bisau harus
tajam, bersih dan suhunya harus sama dengan balok jaringanyang akan disayat.

Whole Mount
Whole mount berasal dari kata whole (keseluruhan; utuh tanpa pengirisan) dan mount (gunung; tutup)
yang artinya seluruh spesimen utuh ditutup atau ditetesi dengan medium penutup. Metode ini
digunakan untuk membuat preparat organisme utuh yang nantinya akan diamati di bawah mikroskop
tanpa adanya pengirisan. Organisme tersebut harus berukuran kecil sehingga dapat termuat pada gelas
benda, sedangkan organisme yang berukuran agak besar dapat dilakukan pemangkasan agar menjadi
lebih rapi dan berukuran lebih kecil. Spesimen yang sering dibuat preparat dengan metode ini antara
lain algae, fungi berbentuk benang, algae dengan talus tipis, bryophyta, protalium, paku, irisan
epidermis dan atau batang, dan polen.

Jenis medium penutup preparat akan mempengaruhi daya pisah mikroskop yang disebabkan oleh
perbedaan indeks bias dari masing-masing medium penutup preparat. Indeks bias medium penutup
preparat semakin besar maka akan meningkatkan daya pisah mikroskop dan menghasilkan bayangan
preparat yang lebih baik. Berikut jenis-jenis medium penutup preparat pada Tabel 1:

Tabel 1. Karakteristik medium penutup preparat.

Air Gliserol Kanada balsam

Indeks bias 1,333 1,475 1,547

Titik didih 100°C 280°C

  Mudah menguap Tidak mudah menguap Tidak mudah menguap

 
Tidak lengket, sehingga Tidak lengket, sehingga gelas Lengket sehingga gelas
Sifat lainnya gelas penutup mudah penutup mudah dilepas penutup tidak mudah dilepas
dilepas

Spesimen yang akan dibuat preparat pertama-tama harus dimasukkan ke dalam larutan fiksatif yang
bertujuan untuk penguatan sehingga mencegah terjadinya perubahan selama proses pembuatan
preparat. Larutan fiksatif yang digunakan berupa krom-asetat atau formalin tergantung dari spesimen
yang akan diproses. Alga laut seperti chlorophyta lebih baik menggunakan krom-asetat untuk fiksasi
bahan karena alkohol yang terkandung di dalam FAA (formalin-aseto-alkohol) akan menyebabkan
pengerutan sel khususnya pada spesimen akuatik.
Cara kerja pembuatan preparat dengan whole mount

Metode : gliserin-xilol dengan spesimen Spirogyra

1. Hari ke-1 : Fiksasi spesimen: krom-asetat

 Larutan 10% asam kromat (air)…………………………………… 7 ml

 Larutan 10% asam asetat (air)…………………………………….. 10ml

 Aquades…………………………………………………………………….. 8ml

3. Hari ke-2 : Pencucian dan pewarnaan (Aquades dan fast green)

 Pencucian          : Aquades sebanyak 3 kali, masing-masing 10 menit.

 Pewarnaan         : Fastgreen 1% dalam akuades selama 24 jam

4. Hari ke-3 : Dehidrasi

 Aquades………………………………………………………………….. 5 menit

 Aquades………………………………………………………………….. 5 menit

 Gliserin 10%……………………………………………………………. 24 jam

Selanjutnya ditempatkan di parafin oven sampai larutan gliserin menjadi gliserin murni. Proses ini harus
dijaga jangan sampai bahan menjadi kering.

5. Hari ke-4 : Dealkoholisasi dan mounting

 Alkohol 95%……………………………………………………………. 30 menit

 Alkohol 100%………………………………………………………….. 30 menit

 Alkohol 100%………………………………………………………….. 30 menit

      Dealkoholisasi

 Alkohol:xilol 9:1………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 8:2………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 7:3………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 6:4………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 5:5………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 4:6………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 3:7………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 2:8………………………………………………………. 10 menit

 Alkohol:xilol 1:9……………………………………………………….. 10 menit


 Xilol………………………………………………………………………… 10 menit

 Xilol………………………………………………………………………… 10 menit

6. Hari ke-5 : Mounting dan pemberian nama

 Mounting : Bahan diambil menggunakan pinset kemudian diletakkan di atas gelas benda dan
dibubuhkan balsam Kanada, terakhir ditutup dengan gelas penutup. Preparat dikeringkan di
atas Hot plate dengan temperatur 45°C hingga balsam Kanada kering.

 Pemberian nama: Label preparat diletakkan disebelah kiri gelas penutup (Keterangan: nama
preparat, organ yang bersangkutan, dsb)

Daftar Pustaka:

Sutikno. 2016. Buku Panduan Mikroteknik Tumbuhan (BIO 30603). Laboratorium Struktur dan
Perkembangan Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. hal. 8, 13-17.

FIKSASI Tujuan utama fiksas adalah memberikan perlakuan tertentuterhadap elemen-lemen


jaringan, terutama inti sel atau nukleinya, sehinggadapat diwetkan dalam k"ndisis yang sedikit
banyak mendekati keadaanaslinya. elain itu, fiksasi juga mencegah terjadinya kerusakan
jaringanyang disebabakan "leh mikr""rganisme maupun perusakan "leh en6imyang terkandung
dalam jaringan itu sendiri, yang dikenal dengan aut"lisis.(engan kata lain fiksasi bertujuan 7
•Mematikan 3menghentikan pr"ses-pr"ses metab"lisme4 jaringandengan cepat sehingga
keadaannya sedikit banyak mendekatikeadaan aslinya.
•Mencegah aut"lisis
•Menaikkan daya pewarnaan karena adanya bahan-bahan kerasyang merupakan k"mp"nen
cairan fiksatif.

Anda mungkin juga menyukai