Metalurgi Fisik
Metalurgi Fisik
Disusun Oleh :
DANI HARI SETIAWAN ( 122110013 )
Email : enquiry@sttj.ac.id
Wewbsite : www.sttj.ac.id
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan
tugas ini. Tugas Laporan Praktikum mata kuliah Metalurgi Fisik.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................6
BAB V KESIMPULAN...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
LAMPIRAN.....................................................................................................20
HARDENABILITY.........................................................................................22
iii
PRAKTIKUM METALURGI FISIK
Tujuan Utama :
iv
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
Hardening
Surface Hardening
Precipitation Hardening
Tempering
Spherodizing
Stress relieving
Martempering
Normalizing
peaustemring
Annealing
1
gambar 1Diagram fasa Fe – Fe3C
gambar 2 Daerah pemanasan untuk berbagai proses perlakuan panas
2
gambar 4Diagram TTT (Time – temperature – transformation)
3
gambar 5 Perubahan fasa akibat proses pendinginan Baja
Eutektoid.
Contoh di atas :
4
gambar 6 Diagram CCT (Continous Cooling Transformation)
1.1Latar Belakang
Sejak zaman dulu metode heat treatment telah digunakan oleh
orang-orang untuk mengubah sifat-sifat mekanik logam sesuai dengan
keinginannya, contohnya dalam pembuatan alat-alat perang seperti
ujung tombak pedang serta tameng. Ini menunjukan bahwa
heathreatment adalah metode paling mudah dan baik yang dapat
5
digunakan mengubah sifat-sifat mekanik dari suatu material. Pada
zaman dahulu logam yang baik adalah logam yang keras dan kuat
karena penggunannya hanya semata untuk peralatan- peralatan yang
sederhana seperti pedang, ujung tombak dan yang lainnya. Oleh
karena itu metode perlakuan panas yang digunakan belum bervariasi,
kemudian dizaman moderen ketika qualitas logam tidak hanya diukur
dari kekuatan dan kekerasaanya tetapi dari terpenuhinya sifat-sifat
mekanik lain yang sesuai dengan kebutuhan, baru kemudian
berkembang metode-metode Heat treatment untuk menghasilkan sifat-
sifat mekanik yang dibutuhkan.
1.2Tujuan
Setelah melakukan Heat Treatment praktikan dapat :
6
3. Menjelaskan bahan dan peralatan yang digunakan.
4. Menjelaskan jenis-jenis proses Heat Treatment.
5. Menjelaskan hubungan antara diagram fasa Fe-C dengan
proses Heat Treatment.
6. Menjelaskan hubungan antara media pendingin, laju
pendinginan, diagram TTT dengan proses Heat Treatment.
7. Mampu melakukan dengan baik proses Heat Treatment.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Heat Treatment
Proses pemanasan atau pendinginan logam dalam keadaan padat
untuk mengubah sifat-sifat fisis logam dan mekanik dari logam. Salah
satu contohnya adalah baja. Baja dikeraskan hingga tahan aus, dan
kemampuan memotongnya meningkat atau biasa dapat digunakan
untuk dapat memudahkan proses spesimen lebih lanjut.
8
ketangguhan dari kedua paduan dan plastik (dihasilkan melalui
polimerisasi).
2. Anneling (pelunakan)
4. Tempering
9
Tempering adalah perawatan panas teknik untuk logam, paduan
dan kaca. Dalam baja, tempering dilakukan untuk "menguatkan"
logam dengan mentransformasikan martensit rapuh atau bainit
menjadi kombinasi ferit dan sementit atau kadang-kadang martensit
tempered. Paduan pengerasan Air hujan, seperti banyak nilai dari
aluminium dan superalloy, yang marah untuk mengendapkan partikel
intermetalik yang memperkuat logam. Tempering dicapai oleh
pemanasan terkendali benda kerja ke suhu yang lebih rendah di bawah
temperatur kritis.
5. Case Hardening
10
6. Spheroidizing
11
menciptakan hambatan untuk slip, meningkatkan kekerasan dan
modulus dekat permukaan. Carbonitriding sering diterapkan pada
murah, mudah mesin baja karbon rendah untuk menanamkan sifat
permukaan lebih mahal dan sulit untuk bekerja nilai dari baja.
Permukaan kekerasan berkisar bagian carbonitrided 55-62 HRC.
12
- meningkatkan ketahanan kekerasan permukaan terhadap
kenaikkan tem peratur sampai temperatur nitriding.
- dan lain-lain.
- rolling tools
- drawing tools
13
Pada umumnya kedua jenis proses ini adalah sama dan lama proses
dibutuhkan juga sama, tetapi proses gas nitriding biasanya lebih
disukai bila diinginkan kedalam penetrasi nitrogen yang lebih besar.
14
Semakin tinggi densitas dari media pendingin maka laju
pendinginan pun akan semakin cepat.
3) JenisAliran
Jika aliran turbulen maka laju pendinginannya akan lebih
cepat, dan jika alirannya laminer maka laju pendinginnya lebih
lambat
15
BAB III
METODA PRAKTIKUM
n specimen sampai temperature tertentu untuk melakukan proses perlakuan panas : Hardening, Normalizing
Selesai
16
BAB IV
DATA DAN ANALISA
AISI Quenchin
1 4140 20.9 900°C 30 menit g air 58,5
2 AISI
. 4140 20.9 900°C 30 menit Annealing 28.8
3 AISI Normalizi
. 4140 20.9 900°C 30 menit ng 20
4 AISI Quenchin
. 4140 20.9 900°C 30 menit goli 39,2
Setelah proses heat treatment maka terjadi perubahan struktur pada logam. Ini
terbukti setelah dilakukannya uji kekerasan seperti pada table diatas.
17
BAB V
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
Tugas :
20
- Anneling (pelunakan)Proses pelunakan baja dimana proses
pemanasan baja diatas temperatur kritis (723°C) selanjutnya
dibiarkan beberapa lama sampai temperatur marata disusul
dengan perbandingan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar
temperatur bagian luar dan dalam kira-kira sama hingga
diperoleh struktur yg diinginkan dengan menggunakan media
pendingin udara.
- Normalizing adalah proses peningkatan suhu sampai lebih
dari 60 º C (108 º F), di atas A3 baris atau ACM baris
sepenuhnya ke kisaran Austenite. Hal ini diadakan pada suhu
ini untuk sepenuhnya mengubah struktur menjadi Austenite,
dan kemudian dihapus bentuk tungku dan didinginkan pada
suhu ruangan di bawah konveksi alam. Hal ini menghasilkan
struktur butir perlit halus dengan kelebihan Ferrite atau
sementit. Bahan yang dihasilkan adalah lemah; derajat
kelembutan tergantung pada kondisi ambien sebenarnya
pendinginan. Proses ini jauh lebih murah daripada anil penuh
karena tidak ada biaya tambahan pendinginan tungku
dikontrol.
21
4. Baja karbon yang bersifat ulet menjadi getas karena proses
quenching pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi
ferlit atau ferit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom
karbon yang lebih larut dalam austenit untuk mengadakan
pergerakan difusi dan bentuk sementit, oleh karena itu terjadi
pada keadaan karbon.
5. Atomic Packing Faktor untuk FCC adalah = 0.74
A sites
A sites
B sites
B sites
A sites
A sites
HARDENABILITY
22