Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

METALURGI FISIK HEAT TREATMENT

Disusun Oleh :
DANI HARI SETIAWAN ( 122110013 )

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI JAKARTA

Jl. Jatiwaringin Raya No. 278 Pondok Gede – Jakarta

Telp. (021) 848-3069, Fax. (021) 846-2316

Email : enquiry@sttj.ac.id

Wewbsite : www.sttj.ac.id

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan
tugas ini. Tugas Laporan Praktikum mata kuliah Metalurgi Fisik.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan literatur yaitu buku-buku


yang berkaitan dengan Metalurgi Fisik dan data-data dari media
elektronik seperti internet. Tak lupa kami ucapkan rekan-rekan dan
asisten dosen yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Saya harap, dengan membaca laporan ini dapat memberi manfaat


bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita
mengenai Metalurgi Fisik.

Memang laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kami


mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................5

1.2 Tujuan...............................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................8

2.1 Heat Treatment................................................................................8

2.2 Proses – Proses Heat Treartment...................................................8

2.3 Jenis pengerasan permukaan........................................................11

2.4 Hal yang MempengaruhiLajuPendinginan.................................14

BAB III METODA PRAKTIKUM..................................................................16

BAB IV DATA DAN ANALISA....................................................................17

BAB V KESIMPULAN...................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

LAMPIRAN.....................................................................................................20

HARDENABILITY.........................................................................................22

iii
PRAKTIKUM METALURGI FISIK

Maksud dan Tujuan

Praktikum Metalurgi Fisik ini dilakukan guna menunjang teori


yang sedang atau telah diberikan pada Mata Kuliah Metalurgi Fisik.

Tujuan Utama :

 Untuk mengenal alat pengujian, mengetahui bagaimana cara


menggunakannya, dan untuk mengetahui sifat – sifat fisik
material logam.
 Untuk mengetahui parameter – parameter pengujian.
 Dengan melakukan praktikum ini diharapkan seseorang dapat
menyadari pentingnya suatu analisa sifat fisik material yang
dikaitkan dengan penggunaannya di dalam praktek.

iv
i
i
BAB I
PENDAHULUAN

Perlakuan panas adalah proses pemanasan dan pendinginan untuk


menghasilkan sifat – sifat yang diinginkan. Prinsip perlakuan panas ini
pada dasarnya sangat sederhana, yaitu logam dipanaskan dengan laju
pemanasan tertentu hingga mencapai temperature tertentu dan
kemudian ditahan pada temperature tersebut dengan waktu tertentu
serta akhirnya didinginkan dengan laju pendinginan tertentu pula.

Metoda pemanasan dan pendinginan dalam proses perlakuan panas


ini tergantung pada perubahan sifat yang dikehendaki serta tergantung
pula jenis logam atau paduannya. Disamping itu untuk memahami
proses perlakuan panas ini di perlukan pengetahuan diagram fasa serta
diagram TTT dan CCT

Jenis – jenis perlakuan panas antara lain :

 Hardening
 Surface Hardening
 Precipitation Hardening
 Tempering
 Spherodizing
 Stress relieving
 Martempering
 Normalizing
 peaustemring
 Annealing

1
gambar 1Diagram fasa Fe – Fe3C
gambar 2 Daerah pemanasan untuk berbagai proses perlakuan panas

gambar 3 transformasi fasa baja eutectoid

2
gambar 4Diagram TTT (Time – temperature – transformation)

3
gambar 5 Perubahan fasa akibat proses pendinginan Baja
Eutektoid.
Contoh di atas :

Baja didinginkan dengan cepat ke temperature 600ºC, ditahan


selama 104 detik, dan kemudian didinginkan ke temperature kamar.

 Pada temperature 760º berada dalam daerah austenite – 100%


austenite.
 Didinginkan dengan cepat dari temperature 760ºC ke 600ºC :
100 % austenite.
 Ditahan selama 104 detik pada temperature 250ºC : 100% perlit
 Didinginkan dengan cepat ke temperature kamar: 100% perlit

4
gambar 6 Diagram CCT (Continous Cooling Transformation)

1.1Latar Belakang
Sejak zaman dulu metode heat treatment telah digunakan oleh
orang-orang untuk mengubah sifat-sifat mekanik logam sesuai dengan
keinginannya, contohnya dalam pembuatan alat-alat perang seperti
ujung tombak pedang serta tameng. Ini menunjukan bahwa
heathreatment adalah metode paling mudah dan baik yang dapat

5
digunakan mengubah sifat-sifat mekanik dari suatu material. Pada
zaman dahulu logam yang baik adalah logam yang keras dan kuat
karena penggunannya hanya semata untuk peralatan- peralatan yang
sederhana seperti pedang, ujung tombak dan yang lainnya. Oleh
karena itu metode perlakuan panas yang digunakan belum bervariasi,
kemudian dizaman moderen ketika qualitas logam tidak hanya diukur
dari kekuatan dan kekerasaanya tetapi dari terpenuhinya sifat-sifat
mekanik lain yang sesuai dengan kebutuhan, baru kemudian
berkembang metode-metode Heat treatment untuk menghasilkan sifat-
sifat mekanik yang dibutuhkan.

Sekarang metode heat threatment masih merupakan metode yang


paling baik yang dapat digunakan untuk mengubah sifat-sifat mekanik
suatu material logam. Dengan heat threatment kita dapat
meningkatkan ataupun menurunkan sifat-sifat dari logam sesuai
dengan kebutuhan akan sifat mekanik logam tersebut yang kita
butuhkan.

Pesatnya laju pembangunan dan teknologi yang semakin moderen


sekarang ini mendorong naiknya tingkat kebutuhan akan logam
dengan berbagai macam karakteristik yang sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Hal ini juga mendorong berkembangnnya variasi
metode-metode Heat treatment untuk menghasilkan sifat-sifat  dari
logam yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri moderen saat ini.

1.2Tujuan
 Setelah melakukan Heat Treatment praktikan dapat :

1. Menjelaskan tujuan Heat Treatment.


2. Menjelaskan prosedur proses Heat Treatment.

6
3. Menjelaskan bahan dan peralatan yang digunakan.
4. Menjelaskan jenis-jenis proses Heat Treatment.
5. Menjelaskan hubungan antara diagram fasa Fe-C dengan
proses Heat Treatment.
6. Menjelaskan hubungan antara media pendingin, laju
pendinginan, diagram TTT dengan proses Heat Treatment.
7. Mampu melakukan dengan baik proses Heat Treatment.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1Heat Treatment
Proses pemanasan atau pendinginan logam dalam keadaan padat
untuk mengubah sifat-sifat fisis logam dan mekanik dari logam. Salah
satu contohnya adalah baja. Baja dikeraskan hingga tahan aus, dan
kemampuan memotongnya meningkat atau biasa dapat digunakan
untuk dapat memudahkan proses spesimen lebih lanjut.

Melalui proses perlakuan panas yang tetap, tegangan yang dapat


dilakukan dengan busur puntir dapat diperbesar atau diperkecil.
Ketangguhan dapat ditingkatkan atau dihasilkan suatu permukaan
keras disekeliling busi, yang akan mempengaruhi sifat-sifat logam
terutama sifat mekaniknya.

2.2Proses – Proses Heat Treartment


1. Quanching

  Suatu proses pemanasan logam hingga mencapai batas autensit yg


homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka autensit perlu
waktu pemanasan yg cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebur
dicelupkan ke dalam media dingin, kecepatan pendingin yang kita
inginkan untuk mencapai kekerasan baja. Pada waktu pendinginan
yang cepat, pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferlit atau
ferit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang lebih
larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk
sementit, oleh karena itu terjadi pada keadaan karbon. Sebagai contoh,
dapat mengurangi kristalinitas dan dengan demikian meningkatkan

8
ketangguhan dari kedua paduan dan plastik (dihasilkan melalui
polimerisasi).

2. Anneling (pelunakan)

   Proses pelunakan baja dimana proses pemanasan baja diatas


temperatur kritis (723°C) selanjutnya dibiarkan beberapa lama sampai
temperatur marata disusul dengan perbandingan secara perlahan-lahan
sambil dijaga agar temperatur bagian luar dan dalam kira-kira sama
hingga diperoleh struktur yg diinginkan dengan menggunakan media
pendingin udara

Tujuan proses ini adalah

 melunakkan material logam


 menghilangkan tegangan dalam/sisa
 memperbaiki batu logam
3. Normalizing
Normalizing adalah proses peningkatan suhu sampai lebih dari 60 º
C (108 º F), di atas A3 baris atau ACM baris sepenuhnya ke kisaran
Austenite. Hal ini diadakan pada suhu ini untuk sepenuhnya
mengubah struktur menjadi Austenite, dan kemudian dihapus bentuk
tungku dan didinginkan pada suhu ruangan di bawah konveksi alam.
Hal ini menghasilkan struktur butir perlit halus dengan kelebihan
Ferrite atau sementit. Bahan yang dihasilkan adalah lemah; derajat
kelembutan tergantung pada kondisi ambien sebenarnya pendinginan.
Proses ini jauh lebih murah daripada anil penuh karena tidak ada biaya
tambahan pendinginan tungku dikontrol.

4. Tempering

9
Tempering adalah perawatan panas teknik untuk logam, paduan
dan kaca. Dalam baja, tempering dilakukan untuk "menguatkan"
logam dengan mentransformasikan martensit rapuh atau bainit
menjadi kombinasi ferit dan sementit atau kadang-kadang martensit
tempered. Paduan pengerasan Air hujan, seperti banyak nilai dari
aluminium dan superalloy, yang marah untuk mengendapkan partikel
intermetalik yang memperkuat logam. Tempering dicapai oleh
pemanasan terkendali benda kerja ke suhu yang lebih rendah di bawah
temperatur kritis.

5. Case Hardening

Case Hardening adalah teknik di mana permukaan logam diperkuat


dengan menambahkan lapisan halus di bagian atas paduan logam lain
yang umumnya lebih tahan lama.Kasus pengerasan baja biasanya
digunakan untuk meningkatkan kehidupan objek. Hal ini terutama
penting untuk pembuatan bagian mesin, tempa baja karbon, dan
kepaknya baja karbon. Kasus pengerasan juga dimanfaatkan untuk
aplikasi lain. Kasus pengerasan juga disebut pengerasan permukaan.
Kasus pengerasan telah digunakan selama berabad-abad, dan sering
digunakan untuk memproduksi sepatu kuda dan berbagai jenis
peralatan memasak yang besar mengalami keausan. Kasus pengerasan
pada dasarnya adalah sekelompok proses yang digunakan untuk
meningkatkan kekerasan permukaan ke tingkat yang lebih tinggi dari
bahan massal. Kasus pengerasan biasanya dilakukan secara lokal pada
permukaan atas, dan untuk kedalaman terbatas. Greater kekerasan
biasanya berhubungan dengan pakaian yang lebih baik dan ketahanan
lelah.

10
6. Spheroidizing

Spheroidizing adalah proses anil yang digunakan untuk baja


karbon tinggi (Carbon> 0,6%) yang akan menjadi mesin atau dingin
terbentuk kemudian. Hal ini dilakukan oleh salah satu cara berikut:

1. Panaskan bagian ke suhu di bawah garis ferit-Austenite,


garis A1 atau di bawah garis Austenite-sementit, pada
dasarnya di bawah 727 º C (1340 º F) line. Tahan suhu
untuk waktu yang lama dan diikuti dengan pendinginan
yang cukup lambat. Atau
2. Siklus beberapa kali antara suhu sedikit di atas dan sedikit
di bawah 727 º C (1340 º F) garis, katakanlah misalnya
antara 700 dan 750 º C (1292-1382 º F), dan lambat
dingin.Atau
3. Untuk alat dan panas baja paduan untuk 750-800 º C
(1382-1472 º F) dan tahan selama beberapa jam diikuti
dengan pendinginan lambat.

2.3Jenis pengerasan permukaan


1. Karburasi, proses pengerasan permukaan dengan memanaskan
bahan dalam link lalu dibiarkan beberapa saat pada suhu tersebut
dengan tujuan untuk memberikan lapisan luas pada benda yg akan
disepuh dengan keras. Lapisan ini disebut lapisan karbonasi.

2. Karbonitriding, merupakan modifikasi teknik metalurgi


permukaan yang digunakan untuk meningkatkan kekerasan
permukaan logam, sehingga mengurangi keausan. Selama proses ini,
atom karbon dan nitrogen menyebar interstitially menjadi logam,

11
menciptakan hambatan untuk slip, meningkatkan kekerasan dan
modulus dekat permukaan. Carbonitriding sering diterapkan pada
murah, mudah mesin baja karbon rendah untuk menanamkan sifat
permukaan lebih mahal dan sulit untuk bekerja nilai dari baja.
Permukaan kekerasan berkisar bagian carbonitrided 55-62 HRC.

3.Cyaniding, disebut karbonitriding cair, merupakan proses dimana


terjadi absorbsi karbon dan N1 untuk memperoleh permukaan yang
keras pada baja karbon rendah yg sulit dikeraskan. Proses ini
dilakukan dengan rendaman air garam terhadap karbonat natrium dan
sianida natrium yang dicampur dengan salah satu bahan klorid

4. Nitriding, suatu proses pengerasan permukaan dalam hal ini


baja paduan spesial dipanaskan untuk waktu yg lama dalam suatu
atmosfer dan gas nitrogen. Baja dipanaskan sampai 510°dalam link
gas amonia. Nitrid yang diserap oleh logam akan membentuk nitrid
yang keras tersebar merata pada permukaan logam. Seluruh baja dan
besi cor yang dapat dikeras haruslah dikeraskan dan di”temper”
dahulu sebelum dilakukan proses nitriding, dimana temperatur
tempering harus cukup tinggi untuk menjaga kestabilan struktur pada
proses nitriding (minimal 10oC diatas temperatur nitriding).

Proses nitriding dilakukan dengan tujuan:

- mendapatkan kekerasan permukaan yang tinggi

- meningkatkan ketahanan pakai dan sifat “antigalling”


- meningkatkan ketahanan terhadap umur kelelahan

- meningkatkan ketahanan terhadap korosi

12
- meningkatkan ketahanan kekerasan permukaan terhadap
kenaikkan tem peratur sampai temperatur nitriding.

Keuntungan lain yang diperoleh dengan proses nitriding ialah: distorsi


dan deformasi minimum, karena temperatur pemanasan rendah. Di
industri penggunaan proses nitriding terutama dilakukan terhadap:

Komponen komponen mesin untuk kendaraan bermotor, antara lain:

- steering gears - cylinder heads

- cylinder liners - crankshafts

- camshafts - ball steering joint

- valves dan valves quiders - rocker arm

- rocker shaft - connecting rod

- oil pump gears - water pump gears

- dan lain-lain.

komponen-komponen mesin perkakas

- perkakas termasuk dies, antara lain:

- cutting tools (high speed steel)

- rolling tools

- drawing tools

- dies casting moulds

- forging dies, dan lain-lain.

Di industri dikenal dua jenis proses nitriding, yaitu: liquid nitriding


dan gas nitriding.

13
Pada umumnya kedua jenis proses ini adalah sama dan lama proses
dibutuhkan juga sama, tetapi proses gas nitriding biasanya lebih
disukai bila diinginkan kedalam penetrasi nitrogen yang lebih besar.

Pada proses liquid nitrididng media yang digunakan adalah


campuran garam-garam, yaitu: NaCN, Na2CO3, KCl dan beberapa
bahan pengaktif lainnya. Pada proses nitriding media yang digunakan
adalah: gas amonia.

Berdasarkan diagram fasa biner Fe-N (gambar 2.6)8) dapat


diperkirakan bahwa beberapa lapisan dapat terbentuk pada temperatur
500-6000C, yaitu berturut-turut pada bagian dalam (dekat substrat)
kebagian terluar: α-Fe, γ-Fe4N dan ε-Fe2N.

Chromizing dikenal sebagai pengayaan wilayah permukaan baja


dengan krom dengan perlakuan termokimia. Selama perawatan ini
atom kromium menyebar pada suhu antara 900 ° C dan 1000° C ke
permukaan benda kerja

Carburizing adalah perawatan panas proses di mana besi atau baja


dipanaskan di hadapan bahan lain (tetapi di bawah titik lebur logam's)
yang membebaskan karbon seperti terurai. Permukaan luar atau kasus
ini akan memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi dari bahan asli.
Ketika besi atau baja didinginkan cepat dengan pendinginan,
kandungan karbon lebih tinggi pada permukaan luar menjadi keras,
sedangkan inti tetap lembut dan tangguh.
2.4Hal yang MempengaruhiLajuPendinginan

1) Densitasdari media pendingin

14
Semakin tinggi densitas dari media pendingin maka laju
pendinginan pun akan semakin cepat.

2) Viskositas Media Pendingin

Semakin tinggi viskositas dari media pendingin makan


akan semakin rendah laju pendinginannya

3) JenisAliran
Jika aliran turbulen maka laju pendinginannya akan lebih
cepat, dan jika alirannya laminer maka laju pendinginnya lebih
lambat

4) Luas Pemukaan material yang akan di dinginkan


Semakin lebar luas permukaan material yang akan di
dinginkan, makaakan semakin cepat pula laju pendinginannya

15
BAB III
METODA PRAKTIKUM

Bersihkan specimen dari semua kotoran yang menempel

n specimen sampai temperature tertentu untuk melakukan proses perlakuan panas : Hardening, Normalizing

Lakukan penahanan pada temperature tersebut selama waktu tertentu

Lakukan Pendinginan pada media : Air, Oli dan Udara terbuka

Selesai

16
BAB IV
DATA DAN ANALISA

TANGGAL PRAKTIKUM : 20 Desember 2014

N Kekerasan Temperatur Waktu Kekerasan


Spesimen Pendinginan Ket
o Awal Pemanasan Penahanan Akhir

AISI Quenchin
1 4140 20.9 900°C 30 menit g air 58,5   

2 AISI
. 4140 20.9 900°C 30 menit Annealing 28.8

3 AISI Normalizi
. 4140 20.9 900°C 30 menit ng 20

4 AISI Quenchin
. 4140 20.9 900°C 30 menit goli 39,2

Kekerasan diuji dengan metoda Rockwell C = 1470 N

Hasil Pengujian Kekerasan


70
60
50
40
30
20
10
0
Kekerasan

Kekerasan awal Quenching Air Annealing


Normalizing Quenching Oli

Setelah proses heat treatment maka terjadi perubahan struktur pada logam. Ini
terbukti setelah dilakukannya uji kekerasan seperti pada table diatas.

Proses heat treatment juga bertujuan untuk memperbaiki mampu mesin,


mampu bentuk, memperbaiki keuletan dan kekuatan material.

17
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan


yaitu:

1. Kandungan unsur karbon dan unsur-unsur paduan lainnya pada


material dapat mempengaruhi nilai kekerasannya.
2. Kekerasan suatu material dipengaruhi oleh media pendinginannya
yaitu pada percobaan ini air, oli, udara, dan tungku.
3. Kekerasan suatu material dipengaruhi oleh daya serap media
pendinginnya.
4. Spesimen yang memiliki nilai kekerasan tertinggi didapatkan dari
material yang di dinginkanmenggunakan airsedangkan yang
terendah yang didinginkansecara normalizing.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Incropera, F.P., dan Dewitt, D.P., Fundamental of Heat and Mass


Transfer, John Wiley & Sons, 2002.
2. Laurance H. Van Vlack.2001. Elemen-elemen  Ilmu dan Rekayasa
Material Edisi keenam. Erlangga : Jakarta.
3. Surdia, Tata & Saito, Shinroku. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik.
(edisi kedua). Pradnya Paramita :Jakarta.
4. http://www.steelindonesia.com/article/02heat_treatment.html
5. Callister Jr. William D. 1994. Material Science and Engineering edisi
VB.H. Amstead. Teknologi Mekanik.1992
6. B.H. Amstead, Philip F Ostwald dan Myron L. Brgman, Teknologi
Mekanik jilid I, 1981
7. Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma Heat Treatment
Principles And Techniques.
8. Ashok Sharma, Heat Treatment Principles and Techniques.

19
LAMPIRAN

Tugas :

1. Gambarskematiksiklus proses perlakuanpanas

2. - Quenching :Suatu proses pemanasan logam hingga mencapai


batas autensit yg homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan
ini maka autensit perlu waktu pemanasan yg cukup. Selanjutnya
secara cepat baja tersebur dicelupkan ke dalam media dingin,
kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai
kekerasan baja. Pada waktu pendinginan yang cepat, pada fase
austenit tidak sempat berubah menjadi ferlit atau ferit karena
tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang lebih larut
dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk
sementit, oleh karena itu terjadi pada keadaan karbon. 

20
- Anneling (pelunakan)Proses pelunakan baja dimana proses
pemanasan baja diatas temperatur kritis (723°C) selanjutnya
dibiarkan beberapa lama sampai temperatur marata disusul
dengan perbandingan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar
temperatur bagian luar dan dalam kira-kira sama hingga
diperoleh struktur yg diinginkan dengan menggunakan media
pendingin udara.
- Normalizing adalah proses peningkatan suhu sampai lebih
dari 60 º C (108 º F), di atas A3 baris atau ACM baris
sepenuhnya ke kisaran Austenite. Hal ini diadakan pada suhu
ini untuk sepenuhnya mengubah struktur menjadi Austenite,
dan kemudian dihapus bentuk tungku dan didinginkan pada
suhu ruangan di bawah konveksi alam. Hal ini menghasilkan
struktur butir perlit halus dengan kelebihan Ferrite atau
sementit. Bahan yang dihasilkan adalah lemah; derajat
kelembutan tergantung pada kondisi ambien sebenarnya
pendinginan. Proses ini jauh lebih murah daripada anil penuh
karena tidak ada biaya tambahan pendinginan tungku
dikontrol.

3. Karena fase austenite pada saat pendinginan cepat (quenching)


tidak sempat berubah sifat mekaniknya,pada annealing
didinginkan beberapa saat di udara sehingga sifat mekanik
kemungkinan berubah, sedangkan pada normalizing
pendinginan terjadi di dalam tungku sehingga sifat mekanik
sedikit demi sedikit berubah tetapi tidak signifikan karena
penurunan suhu yg stabil

21
4. Baja karbon yang bersifat ulet menjadi getas karena proses
quenching pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi
ferlit atau ferit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom
karbon yang lebih larut dalam austenit untuk mengadakan
pergerakan difusi dan bentuk sementit, oleh karena itu terjadi
pada keadaan karbon. 
5. Atomic Packing Faktor untuk FCC adalah = 0.74

A sites
A sites
B sites
B sites
A sites
A sites

HARDENABILITY

22

Anda mungkin juga menyukai