pertahanan negara Indonesia. Untuk itu, perlu ada analisa strategis untuk
mengantisipasi berbagai jenis ancaman yang terjadi.
Menurut Nakir, ada tiga jenis ancaman yang diprediksi bisa saja terjadi. Yakni,
ancaman militer, ancaman non militer dan hibrida. Ancaman militer, jelas nakir,
merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan senjata dan terorganisasi oleh
negara lain untuk melakukan aksi pendudukan.
Nakir menambahkan, ancaman yang terjadi di Indonesia saat ini bukan ancaman
militer. Sebab yang mengancam kedaulatan kedaulatan negara, keutuhan NKRI
dan keselamatan segenap bangsa adalah ancaman nonmiliter.
Untuk itu, dalam rangka mengantisipasi segala bentuk ancaman, harus ada
upaya dari seluruh warga negara untuk menciptakan NKRI yang kuat dan
berdayasaing.
Selain Nakir, jalannya diskusi yang dipandu Pakar Hukum Tata Negara, John
Tuba Helan itu juga menghadirkan dua pemateri lainnya. Yakni Kepala Kantor
Pertahanan Daerah NTT, Kolonel Laut (P) Aris Purwanto dan Direktur Wilayah
Pertahanan Kemenhan RI, Laksamana Pertama R. M. Harahap.
“Potensi ancaman kita lebih ke nonmiliter, seperti ekonomi, politik dan budaya.
Selain ancaman dalam negeri, gangguan juga terjadi dalam penegakan hukum,”
kata Khairul Fahmi melalui live by phone dalam dalam Diskusi Redbons ‘HUT
ke 72, Refleksi Perjuanga TNI’ di Kantor Redaksi Okezone, Gedung MNC
News, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2017).
“Kita butuh TNI yang kuat, bisa menegakkan kedaulatan dan lebih berwibawa.
Saya pikir ancaman lebih banyak dari luar,” ujarnya.
Yang dapat di klasifikasikan dalam ancaman non militer, yang terjadi dalam
beberapa bulan terakhir (current issue) seperti masalah teror dari kelompok
Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) yang berdimensi ideologi. Isu tersebut
terus berkembang di Indonesia setelah terjadi aksi teror di Paris, Prancis. Hal
tersebut juga dihubungkan dengan beredarnya video ancaman yang diduga
merupakan suara gembong teroris Santoso Abu Wardah AsySyarqi
Hafidzahullah yang mengancam menyerang sejumlah instansi pemerintah, serta
ancaman akan mengibarkan panji hitam (Bendera ISIS) di Istana Merdeka,
Jakarta.
Muncul pertanyaan dari warga negara yang merasa terganggu dengan ancaman
dan potensi ancaman non militer (red : saya). Apakah Indonesia sudah memiliki
suatu sistem pertahanan nonmiliter yang terintegrasi dan dapat mendeteksi serta
mananggulangi ancaman non militer dan menjamin keamanan rakyat
Indonesia ? Setelah saya membaca berbagai regulasi mengenai pertahanan
negara, saya simpulkan bahwa Indonesia masih belum memiliki sistem
pertahanan nonmiliter yang teregulasi secara detail.
UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 7 ayat (3) : Sistem
pertahanan negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai
dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur-
unsur lain dari kekuatan bangsa.
Dari dua nomenklatur yang saya cuplik tersebut, belum nampak siapakah atau
stake holder yang mana, yang bertanggung jawab bila terjadi suatu ancaman
nonmiliter dari dimensi tertentu. Untuk lebih jelasnya, saya berikan contoh.
Salah satu kelompok kepentingan melakukan serangan dengan menggunakan
agensia biologis tertentu dengan sasaran tanaman pangan dan hewan ternak di
Indonesia. Serangan tersebut menyebabkan pasokan tanaman pangan dan hewan
ternak di Indonesia berkurang drastis. Hal tersebut berdampak pada mahalnya
harga makanan pokok dan harga daging. Dalam kondisi ini, siapa yang perlu
bertanggung jawab dan melakukan penanganan ?
Untuk itu perlu disusun “unsur utama”diluar bidang pertahanan (TNI) yang
disebutkan dalam dua nomenklatur tersebut, melalui suatu peraturan
perundangan yang secara rinci mengatur tentang sistem pertahanan nonmiliter
di Indonesia. Sehingga bila terjadi suatu potensi ancaman atau aksi nonmiliter di
suatu bidang, unsur utama yang menangani bidang tersebut dapat bertanggung
jawab secara penuh. Hal ini juga menghindari over laping (tumpang tindi)
kewajiban masing-masing lembaga pemerintahan.
1. Agresi Militer
3. Pemberontakan Bersenjata
Ancaman militer dapat pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata.
Pemberontakan tersebut pada dasarnya merupakan ancaman yang timbul dan
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam negeri, tetapi pemberontakan
bersenjata tidak jarang disokong oleh kekuatan asing, baik secara terbuka
maupun secara tertutup.
Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan
bentuk ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan negara dan
jalannya roda pemerintahan. Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia pernah
mengalami sejumlah aksi pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh
gerakan radikal, seperti DI/TII, PRRI, Permesta, Pemberontakan PKI
Madiun,serta G-30-S/PKI. Beberapa sejumlah aksi pemberontakan bersenjata
tersebut tidak hanya mengancam pemerintahan yang sah, tetapi juga
mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Sabotase
Fungsi pertahanan negara ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap
objek-objek vital nasional dan instalasi strategis dari setiap kemungkinan aksi
sabotase dengan mempertinggi kewaspadaan yang didukung oleh teknologi
yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini.
5. Spionase
Kegiatan spionase dilakukan secara tertutup dengan menggunakan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak mudah dideteksi. Kegiatan
tersebut merupakan bentuk ancaman militer yang memerlukan penanganan
secara khusus untuk melindungi kepentingan pertahanan dari kebocoran yang
akan dimanfaatkan oleh pihak lawan.
6. Aksi Terrorisme
Aksi teror bersenjata merupakan bentuk kegiatan terorisme yang mengancam
keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan yang mendalam serta
menimbulkan korban tanpa mengenal rasa perikemanusiaan. Sasaran aksi teror
bersenjata dapat menimpa siapa saja, sehingga sulit diprediksi dan ditangani
dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh
teroris pada dekade terakhir meningkat cukup pesat dengan mengikuti
perkembangan politik, lingkungan strategis, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Ancaman Non-Militer
Ancaman-ancaman Non-Militer
Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif globalisasi
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa ancaman militer dalah suatu
ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi dan dinilai
mempunyai kemampuan yang dapat membahayakan kedaulatan dan keutuhan
wilayah suatu negara, serta membahayakan dapat membahayakan keselamatan
warga negara dan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari dalam
maupun luar negeri.
Upaya penggantian ideologi pancasila dengan ideologi yang lain ekstrem atau
tidak sesuai dengan kebiasan dari masyarakat indonesia.
Invasi, cara.bentuk dalam melakukan agresi terhadap suatu negara yang pertama
adalah invasi yaitu suatu serangan yang dilakukan oleh kekuatan bersenjata
negara lain terhadap wilayah NKRI
Spionase adalah ancaman militer yang dilakukan terhadap suatu negara yang
kegiatannya berupa mata-mata dan dilakukan oleh negara lain yang bertujuan
untuk mencari dan mendapatkan dokumen rahasia militer suatu negara.
Sabotase, adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara yang
kegiatannya mempunyai tujuan untuk merusak instalasi militer dan obyek vital
nasional. Tentunya sabotase ini dapat membahayakan keselamatan suatu
bangsa.
Ancaman militer yang berupa aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh suatu
jaringan terorisme yang luas (internasional) atau ancaman yang dilakukan oleh
teroris internasional yang bekerjasama dengan terorisme lokal (dalam negeri).
2. Ancaman non militer (bentuk ancaman terhadap negara yang bersifat non
tradisional)
Pengertian dari ancaman non militer adalah suatu ancaman yang tidak
menggunakan kekuatan senjata, namun jika dibiarkan akan membahayakan
kedaulatan dan keutuhan wilayah suatu negara, selain itu juga dapat
membahayakan keselamatan segenap bangsa.
Komponen utama untuk menghadapi ancaman non militer ini adalah lembaga
pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman
yang dihadapi, dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
Contoh lembaga pemerintah yang menghadapi ancaman non militer yaitu :
Polisi, KPK, DPR, Satpol PP dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh ancaman yang berbentuk non militer:
Selain beberapa contoh ancaman militer dan ancaman non militer tersebut, ada
beberapa contoh ancaman dan gangguan terhadap pertahanan NKRI di masa
yang akan datang, yaitu:
Konfik horisontal antar suku, agama, ras, dan antar golongan (sara)
Aksi unjuk rasa atau demonstrasi yang anarkhis, arogan, dan radikal atau amuk
masa
Dan lain-lain
Ancaman Militer dan Nirmiliter
Ancaman militer.
Ancaman militer dapat berupa ancaman yang dilakukan oleh militer suatu
Negara atau ancaman bersenjata yang datangnya dari gerakan kekuatan
bersenjata, yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan Negara,
keutuhan wilayah Negara, dan keselamatan segenap bangsa dapat berupa agresi,
pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan
bersenjata, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut atau udara, serta
perang saudara atau konflik komunal yang sewaktu-waktu dapat timbul.
Ancaman nirmiliter.
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmubelanegara.files.wordpress.com/2015/02/wpid-2a7c640c8f3b0a7a7f8fa89de3e008ef.jpg
https://news.okezone.com/read/2017/10/05/337/1789581/hut-ke-72-tni-pengamat-sebut-tni-tak-
lagi-hadapi-ancaman-militeristik-kok-bisa
https://m.jpnn.com/news/waspada-negara-dihantui-ancaman-nonmiliter
https://www.terpintar.web.id/ancaman-militer-dan-non-militer-pengertian-bentuk-dan-contoh/
https://www.kompasiana.com/daris/5508e9a6a33311da5b2e3fc9/ancaman-militer-dan-nirmiliter
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ancaman_militer
https://forum.teropong.id/2017/07/19/pengertian-ancaman-militer-non-militer-serta-bentuk-dan-
contohnya/
https://masapelajar.blogspot.com/2017/09/pengertian-dan-bentuk-ancaman-militer.html?m=1
https://www.kompasiana.com/andikaeling/565d3477ec9673a9165f0471/sistem-pertahanan-dari-
ancaman-nonmiliter