Spektrofotometri ini melibatkan radiasi elektromagnetik (REM) jenis UV dan Visibel sebagai
sumber cahaya atau sinar.
Berdasarkan REM, dari kiri ke kanan panjang gelombang (λ) semakin besar namun energi
semakin kecil.
Apabila suatu sampel mengabsorbsi atau menyerap cahaya, maka akan menyebabkan
terjadinya transisi elektronik yaitu perpindahan electron dari keadaan dasar yang energinya lebih
rendah ke keadaan tereksitasi yang energinya lebih tinggi.
Transisi elektronik yang mungkin terjadi :
Namun, jika adanya ikatan rangkap terkonjugasi maka energi transisi menjadi lebih kecil. Hal ini
terjadi karena terbentuknya orbital baru. Contohnya :
C = C – C = C (terdapat delokalisasi elektron), sehingga transisi elektronik :
Adanya ikatan rangkap terkonjugasi maka akan muncul peak >200 nm pada spektrum UV.
Semakin banyak ikatan rangkap terkonjugasi maka panjang gelombang (λ) semakin besar
(menuju ke visible) dan energi semakin rendah.
Perbedaan energi untuk eksitasi berkaitan dengan panjang gelombang (λ), sesuai dengan
persamaan Planck :
E = h.v atau E = h.C / λ
Dimana, E = energi tiap foton, h = tetapan plank (6,626x10-34 J.s), v = frekuensi dan C =
kecepatan cahaya (3x108 m/s).
Sedangkan besarnya cahaya yang diserap atau diadsorbsi dapat diukur dengan Hukum Lambert
Beer :
A = έ .b.c
Dimana, A = absorbansi, έ = ekstingsi molar maksimum, b = tebal kuvet dan c = konsentrasi.
Pergeseran panjang gelombang :
Contoh Soal:
Jadi, konsentrasi minimum kompleks besi(II)-1,10 fenantrolin yang dapat dideteksi adalah
1,2x10-7 M.
2. Suatu senyawa mempunyai serapan maksimum pada 235 nm dengan 20% cahaya yang dapat
dilewatkan atau ditransmisikan oleh senyawa ini. Diketahui bahwa senyawa ini mempunyai
konsentrasi 2.0x10-4 molar dengan ketebalan sel 1 cm. Berapa koefisien ekstingsi molar
senyawa ini pada λ 235?
Penyelesaian :
Diketahui :
T = 20% = 0.2
A = -log T = -log 0.20 = 0.7
b=1
c = 2.0 x10-4 M
Dengan menggunakan persamaan A=έ . b . c, maka :
A=έ . b . c,
0.7 = ε. 1 cm . 2.0 x10-4 M
0.7
ε=
1cm 2.0 x 10−4 M
ε = 3.5 x 103 M-1cm-1
3. Berdasarkan tabel diatas, berapa banyak substituen yang melekat pada ikatan rangkap dari
sistem terkonjugasi senyawa dibawah ini? Apakah ada eksosiklik ikatan rangkap? Hitung
serapan maksimum dari senyawa ini :
Penyelesaian :
1. Ada 4 substituen pada ikatan rangkap terkonyugasi
2. Ada 1 eksosiklik ikatan rangkap (ikatan rangkap eksosiklik terhadap cincin A)
Penyelesaian :
Kromofor induk 230 nm
Substituen 58 nm
Jadi, panjang gelombang maksimum 288 nm
INFRA RED (IR)
Untuk analisis instrument, panjang gelombang IR yang digunakan yaitu 2,5-25 µm sedangkan
bilangan gelombangnya yaitu 4.000-650 cm-1.
IR berfungsi untuk melihat adanya gugus fungsi.
Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini menyebabkan terjadinya vibrasi atau getaran pada
molekul.
Daerah bilangan gelombang (ῡ) pada IR :
Daerah finger print yaitu pada 1500-500 cm-1
Daerah investigasi yaitu pada 4000-1500 cm-1
Jenis-jenis vibrasi :
Ulur (stretching), yaitu simetri dan asimetri
Tekuk (bending), yaitu goyangan, guntingan, kibasan dan pelintiran
Untuk jumlah vibrasi pada senyawa yang linier dapat ditentukan dengan persamaan 3n-5,
dimana n adalah jumlah atom.
Untuk jumlah vibrasi pada senyawa yang nonlinier dapat ditentukan dengan persamaan 3n-6,
dimana n adalah jumlah atom.
Disini terlihat adanya beberapa jenis ikatan seperti: Gugus karbonil C=O, Ikatan tunggal karbon-
oksigen C-O, Ikatan oksigen-hidrogen O-H, Ikatan karbon-hidrogen C-H, dan Ikatan tunggal
karbon-karbon C-C.
Ikatan karbon-karbon mempunyai serapan pada range bilangan gelombang yang besar pada
daerah sidik jari. Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai serapan pada daerah sidik jari
yang bervariasi antara bilangan gelombang 1000 dan 1300 cm-1, tergantung pada molekul. Ikatan
C-H (dengan hidrogen melekat pada karbon) menyerap pada daerah antara 2853 - 2962 cm -1.
Karena ikatan ini ada pada hampir semua senyawa organik, maka interpretasi ikatan ini tidak
begitu berguna dalam identifikasi senyawa. Ini berarti bahwa sinyal yang berada dibawah 3000
cm-1 bisa diabaikan. Ikatan pada gugus karbonil, C=O, memberikan serapan yang sangat berguna
pada daerah 1680 - 1750 cm-1. Posisi pita serapan dapat mengalami sedikit variasi tergantung
pada jenis senyawanya. Ikatan O-H menyerap pada posisi yang berbeda-beda tergantung pada
lingkungannya. Ikatan ini sangat mudah diidentifikasi sebagai asam karena menghasilkan sinyal
yang lebar pada daerah 2500 - 3300 cm-1.
Ikatan O-H pada alkohol menyerap pada bilangan gelombang yang lebih besar dari suatu
asam yaitu antara 3230 - 3550 cm-1. Absorbsi ini berada pada bilangan gelombang yang lebih
besar lagi jika alkohol ini tidak mengandung ikatan hidrogen seperti dalam keadaan gas.
Absorbsi ikatan C-H sedikit berada dibawah 3000 cm -1, dan serapan pada daerah pada 1000
dan 1100 cm-1 salah satunya berasal dari ikatan C-O.