Anda di halaman 1dari 38

BAB III

TINJAUAN TEORI

Selama pelaksanaan OJT di Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan


Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) Kantor Cabang Lombok,
peralatan penunjang navigasi penerbangan dibagi atas 2 fasilitas, yaitu :
1. Fasilitas Telekomunikasi.
2. Fasilitas Navigasi.
3. Fasilitas Penunjang.

3.1 Fasilitas Telekomunikasi


Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan adalah semua peralatan elektronika
maupun mekanik yang dipasang didarat, bertujuan untuk membantu petugas Air
Traffic Communicationler (ATC) dalam berkomunikasi dengan pihak – pihak
tertentu baik yang ada didarat (Ground Station) maupun yang ada di udara (Pilot).
Adapun fasilitas peralatan telekomunikasi yang ada di Perum LPPNPI
Cabang Lombok meliputi :

3.1.1 VHF Air to Ground


VHF Air to Ground (VHF A/G) adalah peralatan telekomunikasi antara
petugas Air Traffic (ATC) yang ada disuatu Bandara dengan pilot pesawat terbang
berupa peralatan Transmitter (Tx) dan Receiver (Rx). Dalam komunikasi
penerbangan, Peralatan VHF A/G dibagi atas pesawat terbang adalah sebagai
berikut :

A. VHF A/G Aerodrome Communication (ADC)


Peralatan ini terletak di gedung Tower yang digunakan oleh petugas ADC
(Aerodrome Communication) dalam memandu pesawat pada saat take off (tinggal
landas) dan landing (mendarat) sampai sejauh 10NM dengan ketinggian sampai
2500 feet. Perum LPPNPI Cabang Lombok menggunakan dua frekuensi VHF
ADC yaitu 118.550 Mhz sebagai primary frequency dan 118.950 Mhz sebagai
secondary frequency. Berikut bentuk dan spesifikasi alat VHF Transmmitter
ADC dapat dilihat pada gambar 3.1 dan tabel 3.1. Sedangkan untuk bentuk dan
spesifikasi dari alat VHF Receiver ADC dapat dilihat pada gambar 3.2 dan tabel
3.2.
a. VHF Transmitter ADC

Gambar 3.1 VHF Transmitter ADC


Sumber : Dokumentasi penulis, 2019

Tabel 3.1 Spesifikasi VHF Transmitter ADC

Merk ROHDE & SCHWARZ


Type SU 4200 SERIES DUAL
Negara Germany
Power Output 50 W
Frekuensi 118,55 MHz
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Gedung Tower Lantai 11

Sumber : Manual Book ROHDE & SCHWARZ SU 4200

b. VHF Receiver ADC


Gambar 3.2 VHF Receiver ADC
Sumber : Dokumentasi penulis, 2019

Tabel 3.2 Spesifikasi VHF Receiver ADC

Merk ROHDE & SCHWARZ


Type SU 4200 SERIES DUAL
Negara Germany
Power Output 50 W
Frekuensi 118,55 MHz
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Gedung Tower Lantai 11

Sumber : Manual Book ROHDE & SCHWARZ SU 4200

B. VHF Emergency
Peralatan ini digunakan pada saat keadaan darurat, misalnya pada saat ada
pembajakan pada pesawat atau terjadi engine fail yang menyebabkan pesawat
akan jatuh, maka pilot menggunakan frekuensi ini untuk menghubungi ATC. VHF
Emergency di AirNav Lombok mempunyai merk ROHDE & SCHWARZ untuk
selengkapnya ditunjukkan pada gambar 3.5 dan tabel 3.5 untuk Transmitter
sedangkan untuk receiver ditampilkan pada gambar 3.6 dan tabel 3.6.

1. VHF Transmitter Emergency


Gambar 3.5 VHF Transmitter Emergency
Sumber : Dokumentasi penulis, 2019

Tabel 3.5 Spesifikasi VHF Transmitter Emergency

Merk ROHDE & SCHWARZ


Type SU 4200 SERIES
Negara Germany
Power Output 50 W
Frekuensi 121.5 MHz
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Gedung Tower Lantai 11
Sumber : Manual Book ROHDE & SCHWARZ SU 4200

2. VHF Receiver Emergency

Gambar 3.6 VHF Receiver Emergency


Sumber : Dokumentasi penulis 2019

Tabel 3.6 Spesifikasi VHF Receiver Emergency

Merk ROHDE & SCHWARZ


Type SU 4200 SERIES
Negara Germany
Power Output 50 W
Frekuensi 121.5 MHz
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Gedung Tower Lantai 11
Sumber : Manual Book ROHDE & SCHWARZ SU 4200

C. VHF A/G Portable


VHF A/G Portable adalah peralatan telekomunikasi VHF A/G yang
digunakan sebagai backup atau cadangan jika peralatan main dan standby
mengalami kerusakan, di Airnav Cabang Lombok terdapat dua backup VHF A/G
yang ditunjukkan pada gambar 3.7 dan spesifikasi pada tabel 3.7. Dan untuk merk
dittel ditunjukkan pada gambar 3.8 dan tabel 3.8
1. VHF A/G Transceiver

Gambar 3.7 VHF Transceiver A/G


Sumber : Dokumentasi penulis, 2019

Tabel 3.7 Spesifikasi VHF Transceiver A/G

Merk ROHDE & SCHWARZ


Type XU 4200 SERIES
Negara Germany
Power Output 50 W
Frekuensi 112 – 156 MHz
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Gedung Tower Lantai 13 & Ruang APP
Sumber : Manual Book ROHDE & SCHWARZ SU 4200

2. Portable VHF Transceiver A/G

Gambar 3.8 Portable VHF Transceiver A/G


Sumber : Dokumentasi penulis, 2019

Tabel 3.8 Spesifikasi DITTEL FSG 60 M


Merk DITTEL
Type FSG 60 M
Power Consump 50 W
Power Output 50 W
Frekuensi 112 - 156 MHz
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Gedung Tower Lantai 13 & Ruang Peralatan
Gedung Operasi
Sumber : Manual Book DITTEL FSG 60 M

d. AMSC (Automatic Message Switching Centre)

AMSC ( Automatic Message Switching Communication ) merupakan pusat


pengelolaan data penerbangan dalam system pengatur penyalur berita berbasis
komputer yang bekerja secara store and forward artinya berita yang masuk ke
AMSC disimpan lalu di salurkan sesuai dengan address (alamat) yang dituju.
AMSC digunakan di dunia penerbangan menggunakan standart format
penerbangan yang diatur dalam annex 10 volume II untuk jaringan AFTN
(Aeronautical Fixed Telecomunication Network). AFTN sendiri adalah suatu
sistem jaringan komunikasi data yang digunakan oleh dunia penerbangan untuk
mengirimkan data penerbangan yang berupa jadwal penerbangan, berita cuaca dan
berita lain yang berhubungan dengan dunia penerbangan. Dalam sistem AFTN di
Bandar Udara menggunakan suatu peralatan yang dinamakan AMSC. Rute
pengalamatan AFTN dibagi menjadi 2 wilayah besar yaitu Jakarta dan Makasar.
Wilayah Jakarta terhubung dengan jaringan international yaitu Singapore dan
Brisbane, sehingga Jakarta membawahi Indonesia bagian barat sedangkan
Makasar membawahi Indonesia bagian timur.

Berikut adalah bentuk fisik dan spesifikasi dari AMSC yang ada di Bandar
Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :

Merk ELSA
Type ELSA
Negara Indonesia
Nomor Seri 6114p7619
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Ruang AMSC Gedung Operasi
Jumlah 2 Unit
Sumber : Manual Book ELSA AMSC

Untuk mengetahui blok diagram AMSC dapat ditunjukkan pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Blok Diagram AMSC AROMES 1003-Q


Sumber : Manual Book AMSC

Data diterima melalui VSAT kemudian masuk ke LIC/LPC sebagai


pembagi channel. 1 LIC/LPC digunakan 1-8 channel. Lalu diteruskan ke
signal selector masuk ke Change Over Unit untuk membagi ke AMSC A dan
AMSC B yang terhubung melalui Interface Current Loop untuk
menguhubungkan ke telex/VSAT
1. Message Processing Unit (MPU)
Berfungsi untuk mengontrol seluruh aktivitas sitem. Di dalam unit ini
terdapat program AROMES 1003Qi+ yang berfungsi sebagai pengendali
pusat agar sistem dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Untuk AMSC dengan sistem Dual Redundant, maka AMSC
terdiri dari dua set. MPU yang terintegrasi, untuk menghindari terjadi
kondisi down pada sistem dimana jika salah satu MPU mengalami
kerusakan, maka MPU pasangannya akan mangambil alih.
2. Main Processor
Berfungsi untuk mengendalikan semua proses pada sistem didalam main
Processor inuikah program AROMES-1003Qi+ terinstalasi untuk
mengelola sistem agar dapat beroperasi sebagai mana mestinya dan
berfungsi secara efektiv dan efisien. Main processor menerima berita
melalui saluran telex yang kemudian diperiksa formatnya. Jika format
berita tidak sesuai dengan format yang dikenal, maka berita tersebut akan
ditolak kemudian dibuang ke reject intercept/reject edit. Sebaliknya jika
berita tersebut sesuai dengan format yang ada, maka main processor akan
mengindentifikasi berita.
3. Alarm dan Status Printer
Unit ini terdiri dari sebuah printer yang dihubungkan ke komputer utama
dengan sistem komunikasi serial RS-232.
4. Supervision and Correction terminal
Unit ini akan menerima salinan/copy dari “Service Message” tertentu
yang keluar ke stasiun luar dan berita-berita yang mengandung
kesalahan/reject message yang tidak dapat disalurkan secara otomatis oleh
sistem “ELSA AMSC AROMES-1003Qi+”. Supervision and Corection
Terminal dihubungkan melalui jaringan (LAN) ke MPU sistem AMSC
melalui serial RS-232 ke signal selector.
5. Modem
Modem dengan kecepatan tinggi digunakan untuk keperluan remote
monitoring dan maintenance. Modem yang digunakan pada sistem AMSC
adalah modem dengan kecepatan 300-19200 bps.
6. Interface module
Interface module adalah Interface antara CPU dengan saluran berita. 1 unit
intrface modul dapat menangani 16 saluran berita. Interface modul ini
merupakan asynchronous communication module dengan menggunakan
sistem komunikasi serial RS-232. Saluran RS-232 dari interface module
dapat langsung dipakai sebagai saluran I/O AMSC. Jika berita disalurkan
secara current loop, maka saluran RS-232 dari interface modul
disambungkan ke LIC/LPC untuk dikonversikan menjadi current loop.
7. Statistic printer
Statistic printer berfungsi untuk mencetak data statistic sistem pada media
kertas agar dapat dibaca dan didokumentasikan. Statistic printer ini
terhubung ke sistem secara serial. Kecepatan transfer datanya 19200 bit
per detik.
8. GPS Master Clock
Untuk mengambil data waktu dari satelit, dimana data waktu tersebut
diambil dan digunakan untuk menyesuaikan waktu pada sistem AMSC.
9. Monitor teleprinter
Untuk mengamati berita-berita yang masuk dan/ keluar dari sistem. Atas
instruksi supervisor, semua berita, baik yang keluar/masuk melalui sistem
“ELSA AMSC AROMES-1003Qi+” dapat dicetak ke monitor teleprinter
ini sehingga operator dapat memonitor isi berita tersebut.
e. VCSS (Voice Cotrol Switchig System)
Voice Communication Switching System merupakan suatu sistem peralatan
yang dapat digunakan untuk mengontrol alur komunikasi suara dari beberapa
peralatan komunikasi yang ada, dan dapat meringankan beban kerja ATC (Air
Traffic Communicationler) . Dengan adanya VCSS ini Communicationler akan
lebih mudah memilih channel komunikasi yang terintregasi dengan VCCS.
Sistem VCSS dapat memilih secara otomatis dengan menekan tombol yang
tersedia. VCSS dapat memilih radio A/G atau G/G, public telephone, dan lainnya.
Berikut merupakan spesifikasi Voice Communication Switching System (VCSS) di
Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :
Gambar 3.13 Voice Communication Switching System (VCSS)
Sumber : Hasil Dokumentasi Penulis, 2019

Tabel 3.10 Spesifikasi VCSS SITTI

Merk SITTI
Type SITTI
Power Consump 750 W
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Ruang Peralatan Gedung Operasi
Jumlah 1 Set
Sumber : Manual Book VCSS SITTI

VCSS memiliki blok diagram seperti gambar 3.14

Gambar 3.14 Blok Diagram VCSS SITTI


Sumber : Manual Book SITTI

f. VSAT (Very Small Aperture Terminal)


Very Small Aperture Terminal, merupakan peralatan komunikasi informasi
yang menggunakan media transmisi via satelit. VSAT di Zainuddin Abdul Madjid
International Airport digunakan untuk mendukung telekomunikasi AMSC, dan
DS (Direct Speech). Berikut merupakan spesifikasi VSAT (Very Small Aperture
Terminal) yang ada di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :

Gambar 3.15 VSAT Merk Lintas Arta


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Tabel 3.11 Spesifikasi VSAT Merk Lintas Arta

Provider LINTASARTA
Installasi 2017
Penempatan Ruang Peralatan Gedung Ops
Jumlah 1 Unit

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019


Blok diagram VSAT dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3.16 Blok Diagram VSAT

Sumber : Manual Book VSAT

g. ATIS (Automatic Terminal Information Service)


ATIS (Automatic Terminal Information Service) yaitu fasilitas
telekomunikasi di bandara yang broadcast secara terus – menerus menyiarkan
informasi – informasi penting seperti cuaca, R/W in use & terminal area.
Rekaman informasi yang di-broadcast secara terus menerus (30 menit sekali di
upgrade) ini membantu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban
kerja ATC dengan menyiarkan berulang - ulang untuk informasi penting secara
rutin. Berikut adalah bentuk fisik dan spesifikasi dari ATIS yang ada di Bandar
Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :
Gambar 3.17 ATIS Merk Elsa
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Tabel 3.12 Spesifikasi ATIS ELSA

Merk ELSA / BANDUNG


Type ELSA Dual
Frekuensi 126.7 MHz
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Ruang Peralatan Gedung Operasi
Jumlah 1 Unit

Sumber : Manual Book ATIS ELSA

Berikut adalah blok diagram dari peralatan ATIS :


Gambar 3.18 Blok Diagram ATIS
Sumber : Karya Penulis, 2019

Cara Kerja pada gambar 3.18 awos mendapatkan berita cuaca dan diformat
oleh BMKG dan dikirim di AMSC untuk diinput oleh server ATIS dan mengubah
data serial menjadi voice lalu dilanjutkan pada transmitter.
h. Voice Recorder
Voice Recorder merupakan peralatan yang digunakan untuk merekam
segala percakapan antara Air to Ground (A/G) dan Ground to Ground (G/G) serta
digunakan sebagai sarana alat bantu penyelidikan saat terjadi kecelakaan
penerbangan.

Berikut merupakan bentuk fisik dan spesifikasi dari peralatan voice


recorder di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid:

Gambar 3.19 Peralatan Recorder Merk AODR


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Tabel 3.13 Spesifikasi Recorder AODR

Merk AODR
Type AODR 3.24
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Ruang Peralatan Gedung Operasi
Jumlah 1 Unit
Sumber : Manual Book AODR 3.24

3.2 Fasilitas Navigasi


Fasilitas navigasi merupakan suatu alat yang digunakan sebagai perambu
atau pemandu pesawat terbang selama proses penerbangan maupun pendaratan.
Adapaun peralatan navigasi yang digunakan di Bandar Udara Internasional
Zainuddin Abdul Madjid adalah sebagai berikut :

a. DVOR (Doppler Very High Frequency Omnidirectional Range)


DVOR (Doppler Very High Frequency Omni Directional Range) adalah
suatu alat bantu navigasi yang memancarkan signal-signal yang digunakan oleh
pesawat terbang untuk menentukan azimuth bearing (dalam degrees) terhadap
ground station VOR.
VOR bekerja pada frekuensi VHF, maksimum 126.42 NM pada
ketinggian 35.000 feet. VOR memancarkan sinyal radio frekuensi omni
directional (ke segala arah) dan sinyal memberikan informasi azimuth 0-360
derajat dan arah “TO” (ke VOR) atau “FROM” (dari VOR).
Bila pesawat terbang di atas gedung VOR, maka pesawat tidak menerima
sinyal VOR karena melalui “cone of silence” (daerah kerucut tanpa sinyal radio).
VOR mempunyai kode identifikasi yang dipancarkan dengan kode morse. Adapun
fungsi dari VOR secara lengkap adalah :
a. Memberikan informasi azimuth dengan garis yang menghubungkan
stasiun tersebut dengan bearing pesawat
b. Sebagai course landing, beroperasi bersama dengan alat bantu navigasi
ILS.
c. Untuk holding pesawat, yaitu pergerakan pesawat mengelilingi VOR
untuk mempertahankan posisinya terhadap lokasi ground station.
d. Penuntun arah lokasi landasan (runway).
e. Menunjukkan deviasi kepada penerbang, sehigga penerbang dapat
mengetahui jalur penerbangan pesawat udara sedang dilakukan berada di
sebelah kiri atau kanan dari jalur penerbangan yang seharusnya.
f. Menunjukkan apakah arah pesawat udara menuju ke atau meninggalkan
stasiun VOR.

Signal-signal yang dihasilkan atau dipergunakan oleh VOR adalah :

a. Frequency Carrier (108-118 MHz)


b. Frequency Side Band
 Upper Side Band = fc + 9960 Hz
 Lower Side Band = fc – 9960 Hz
c. Dua buah signal :
 Reference Signal 30 Hz AM
 Variable Signal 30 Hz FM
d. Ident Signal (tone 1020 Hz)
e. Voice/suara berupa keadaan Bandar Udara maupun keadaan cuaca di
lokasi setempat.
Berikut adalah gambar shelter pada gambar 3.20 dan bentuk fisik dan
spesifikasi peralatan DVOR yang ada di Bandar Udara Internasional Zainuddin
Abdul Madjid pada gambar 3.21 dan tabel 3.14.
Gambar 3.20 Shelter dan Antena DVOR
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Gambar 3.21 Peralatan DVOR Merk SELEX 1150 A


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Tabel 3.14 Spesifikasi DVOR SELEX 1150A SERIES DUAL
Merk SELEX

Tipe 1150A SERIES DUAL

Power Consmp 750 W (Dual)

Power Output 100 W

Frekuensi 116.000 MHz

Ident LMB

Instalasi 2009

Penempatan Gedung Shelter DVOR

Sumber : Manual Book SELEX 1150A SERIES DUAL

Pada gambar 3.22 menunjukkan blok diagram peralatan DVOR di


Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :
Gambar 3.22 : Blok Diagram DVOR SELEX 1150 A
Sumber : Manual Book DVOR 1150 A

Berikut adalah penjelasan dan fungsi masing sub sistem blok diagram pada
gambar 3.22:
a. Power Amplifier
Power Amplifier (PA) ini berfungsi sebagai menguatkan dan
memodulasikan sinyal carrier RF (108-118 MHz) yang berasal dari
frequency generator dengan sinyal reference 30Hz,ident 1020 Hz, dan
voice dari audio generator. Setelah dikuatkan dan dimodulasikan sinyal-
siyal tersebut, PA menghasilkan output sinyal carrier power RF sesuai
dengan tingkat keluar operasional.

b. Frequency Generator
Frequency Generator berfungsi sebagai pembangkit sinyal RF yang
digunakkan dalam DVOR. Pada frequency generator ini terdapat sinyal
Carrier Side Band (CSB), Upper Side Band (USB) = CSB + 9960 Hz, dan
Lower Side Band (LSB) = CSB - 9960 Hz. Yang mana sinyal itu nanti
akan dikuatkan oleh PA.
c. Low Pass Filter
Pada blok diagram tersebut memang tidak digambarkan LPF tersebut,
namun dalam sistem kerja DVOR, LPF ini berfungsi sebagai
menghilangkan harmonik dari signal carrier RF, serta mengambil sampel
dari energy RF yang digunakan sebagai koreksi error yang dikirim
kembali (feedback) ke Frekuensi Generator.
d. Audio Generator
Pada DVOR, audio generator ini berfungsi sebagai penghasil dan
pemroses semua signal modulasi yang dipancarkan oleh pemancar
DVOR dan menghasilkan level power serta level signal Communication
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan transmitter dan commutator.
Audio generator juga dapat digunakan untuk memonitor status operasional
pemancar. Output yang dikeluarkan pada audio generator ini 30 Hz
reference dan 1020 Hz ident (yang nantinya menuju PA), 360 Hz sin dan
360 Hz cos (sinyal ini akan menjadi inputan side band), dan DC level.
e. Side Band Generator
Side Band Generator (SB) berfungsi untuk menguatkan signal RF
sideband yang akan di pancarkan ke 48 SB Antena secara switching
melalui commutator unit. Pada DVOR pun terdapat side band sample yang
berfungsi untuk mencampurkan dua signal USB atau dua signal LSB RF
untuk menghasilkan signal pembentukan error feedback yang dikirim
kembali ke rangkaian frekuensi generator. Keluaran dari SB ini akan
dilanjutkan ke komutator.

f. Komutator
Komutator ini berfungsi sebagai switching elektronik untuk antenna
sideband dengan input 4 buah SB (USB SIN, USB COS, LSB SIN dan
LSB COS) yang akan disalurkan ke 48 antenna sideband, dengan
timing TSP (time switching pulse) per antenna sebesar 1/720 detik. Dan
ini yang akan di pancarkan pada antenna 48.
g. Pin Diode
Pin Diode ini memiliki fungsi untuk mengolah Commutator Switch
Communication Signal (berasal dari blok AG) untuk menghasilkan
Driver Signal yang akan diberikan kepada Transfer cct & Switch cct
yang terletak di Commutator cct. Memiliki 2 PDD yaitu, PDD master
(mengendalikan antenna SB nomor ganjil) dan PDD slave (mengendalikan
antenna SB nomor genap)
h. Field Detector
Pada blok ini, dia terpisah dari blok sebelumnya. Field detector memiliki
antena sendiri yang akan menangkap hasil pancaran DVOR lalu
diteruskan ke field detector dan akan ditampilkan dalam tampilan pada
monitor.
i. Monitor
Monitor ini berfungsi untuk menampilkan hasil pancaran DVOR yang
ditangkap oleh antenna monitor dan diteruskan oleh field detector, maka
hasilnya pun akan ditampilkan dalam monitor ini.

b. DME (Distance Measuring Equipment)


DME (Distance Measuring Equipment) adalah alat navigasi penerbangan
yang berfungsi untuk memberikan panduan berupa informasi jarak bagi pesawat
udara dengan stasiun DME yang dituju (slant range distance)

Penempatan DME pada umumnya berpasangan (colocated) dengan VOR


atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan bandara
tergantung fungsinya sebagai pemberi informasi jarak pesawat terhadap bandara
tujuannya. Di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid penempatan
DME dipasangkan dengan penempatan DVOR dan Glide Path pada satu gedung
yang sama.

Berikut ini bentuk fisik dan spesifikasi dari DME yang digunakan di Bandar
Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :

DME (HIGH POWER)


Gambar 3.23 DME Colocated DVOR
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Tabel 3.15 Spesifikasi DME SELEX 1119 A SERIES DUAL


Merk SELEX
Type 1119 A SERIES DUAL
Power Consmp 200-250 W
Power Output 1000 W
Channel 107 X
Penempatan Gedung Shelter DVOR
Instalasi 2009
Jumlah 1 SET
Sumber : Manual Book SELEX 1119 A SERIES DUAL

Berikut adalah Blok Diagram DME yang ditunjukkan dalam gambar 3.24

Gambar 3.24 Blok Diagram DME SELEX 1119 A


Sumber : Manual Book DME SELEX 1119 A

Cara Kerja :
Prinsip kerja dari DME adalah sebagai transponder dengan menerima
sinyal pancaran dari pesawat. Pesawat memancarkan sinyal pulse pair yang
nanti diterima di DME melalui antena. Dari antenna sinyal yang masih lemah
dan terdapat banyak noise tadi akan dihilangkan noise-nya dan dikuatkan lagi
di blok LNA. Setelah dari LNA sinyal tadi akan dicampur dengan sinyal
carrier di MIXER. Setelah itu masuk ke IF AMPLIFIER untuk di deteksi
signalnya. Dari situ sinyal akan masuk ke ADC untuk diubah menjadi sinyal
digital agar lebih mudah untuk menghitung jarak pesawat terhadap
transponder. Waktu yang dibutuhkan untuk memproses signal adalah 50µs.
Sehingga pesawat baru dapat menerima informasi jarak pesawat adalah 50µs
setelah pesawat memancarkan pulse pair ke transponder. Setelah dihitung
sinyal yang masih berbentuk digital tadi dikembalikan lagi ke bentuk analog
untuk dipancarkan kembali ke pesawat.

TDME/GP (LOW POWER)


TDME (Treeshold Directional Measuring Equipment) berfungsi untuk
memberikan informasi jarak kepada penerbang hingga mencapai ±50 nautical
mile terhadap ground station. Dilihat dari pesawat peralatan ini sebagai pengganti
Outer Marker.
Berikut adalah bentuk fisik dan spesifikasi dari TDME/GP yang ada di
Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :

Gambar 3.25 Terminal Directional Measuring Equipment (TDME)


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Tabel 3.16 Spesifikasi TDME SELEX 1118 A SERIES DUAL (Low Power)
Merk SELEX
Tipe 1118A SERIES DUAL
Power Consmp 100 - 160 W
Power Output 100 W
Chanel 36 X
Instalasi 2009
Penempatan Gedung Shelter GP
Jumlah 1 Set
Sumber : Manual Book SELEX 1119 A SERIES DUAL (Low Power)

c. ILS (Instrument Landing System)


ILS (Instrument Landing System) adalah alat bantu pendaratan non visual
yang digunakan untuk membantu pilot dalam melakukan pendaratan pesawat. ILS
memberikan informasi yang cukup akurat sehingga pilot dapat melakukan
pendaratan dalam segala kondisi cuaca.
1. Localizer
Localizer adalah peralatan navigasi yang membantu untuk pendaratan
dengan memberikan informasi ke pesawat berupa panduan terhadap garis tengah
runway (center line). Localizer biasanya terletak setelah ujung landasan, terdiri
dari beberapa pasang antena terarah (directional antennas). Localizer bekerja
pada frekuensi (carrier) 108,00 MHz dan 112,00 MHz. Localizer di Bandar Udara
Internasional Lombok menggunakan frekuensi 109.900 MHz dengan
memancarkan frekuensi carrier yang dimodulasi AM (Amplitude Modulation)
dengan dua sinyal audio 90 Hz (kiri) dan 150 Hz ( kanan ).

Course pada ILS adalah pola pancaran utama dari antenanya, sedangkan
clearance pada ILS untuk memback up pola pancaran utama yang dipengaruhi
oleh gedung ataupun gunung. Antena localizer terdiri dari 14 LPDA (Log
Periodic Dipole Antenna).

Berikut merupakan bentuk antenna Localizer pada gambar 3.26 yang


berjenis LPDA (Log Periodic Dipole Antenna)dan untuk bentuk fisik pemancar
localizer serta spesifikasi pada gambar 3.27 dan tabel 3.17 yang digunakan di
Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :
Gambar 3.26 Antenna Localizer
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Gambar 3.27 Localizer Merk SELEX


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Tabel 3.17 Spesifikasi Localizer SELEX 2100 SERIES DUAL
Merk SELEX
Tipe 2100 SERIES DUAL
Frekuensi 109.900 MHz
Power Consmp 535 W
Power Output 15 W
Ident ILMB
Penempatan Gedung Shelter LLZ
Instalasi 2009
Jumlah 1 SET
Sumber : Manual Book SELEX 2100 SERIES DUAL

Untuk blok diagram localizer pada Bandara Zainuddin Abdul Madjid seperti pada
gambar 3.28

Gambar 3.28 Blok Diagram Localizer SELEX 2100


Sumber : Manual Book Localizer SELEX 2100

Pada gambar 3.28 menjelaskan Prinsip kerja Localizer saat pertama


dinyalakan mula mula Power Supply mendapat inputan 220VAC, dari inputan
220VAC di convert menjadi 24VDC oleh Power Supply, setelah dikonvert
tegangan akan dibagi menjadi +5VDC, +12VDC, dan -12VDC oleh BCPS
(Battery Charging Power Supply), setelah itu akan dikirim ke tiap tiap modul.
Gelombang transmisinya sendiri mula mula dihasilkan oleh modul
Synthesizer Assembly dimana dalam modul Synthesizer ini menhasilkan frequency
carrier dari 108 hingga 112 MHz dan berlaku kelipatan 50 KHz, tidak hanya
frekuensi carrier di dalam modul ini juga dibentuk sinyal audio 90 dan 150 Hz
course dan clearance yang digunakan untuk membentuk sinyal upper dan lower
sideband, selain itu sinyal ident 1020 Hz juga dihasilkan di modul ini, setelah itu
sinyal akan di teruskan di masing masing modul course transmitter dan clearance
transmitter, dimana fungsi masing masing modul yaitu untuk menguatkan sebesar
15Watt dan membentuk sinyal SBO dan CSB. Course transmitter menghasilkan
sinyal Course CSB dan SBO, sedangkan Clearence transmitter menghasilkan
sinyal Clearence CSB dan SBO, yang kemudian ke empat sinyal outputan dari
masing masing transmitter di teruskan kedalam transfer dan recombiner, selain
untuk menggambungkan ke empat sinyal tadi Transfer / Recombiner unit juga
disambungkan dengan Local Communication unit untuk dapat disetting dan
monitoring output transmitter Localizer secara local Communication untuk
remote Communicationnya sendiri tersambung dengan LCU, sinyal yang dari
transfer/recombiner unit kemudian disalurkan kedalam Antena Tunning Unit dan
di distribusikan kepada seluruh antena.
2. Glide Path
Glide Path atau disebut juga Glide Slope adalah alat bantu pendaratan yang
memberikan informasi sudut agar mendarat tepat pada center line runway. Glide
Path bekerja pada frekuensi UHF (Ultra High Frequency) antara 328,6 MHz
hingga 335,4 MHz. Glide Path di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul
Madjid bekerja pada frekuensi 333.8 MHz. Peralatan navigasi Glide Path tidak
jauh berbeda dengan localizer pada bentuk modulasi dan frekuensi loopnya. Glide
Path juga memancarkan frekuensi carrier dan loop. Glide Path memberikan
informasi sudut pendaratan 3° dengan mengkombinasikan frekuensi loop 150 Hz
dan 90 Hz. Sudut 3° dihasilkan jika loop 150 Hz sebanding dengan 90 Hz. Kedua
frekuensi ini akan dibandingkan setelah diterima oleh pesawat udara untuk
melihat apakah pesawat sudah membentuk sudut 3° atau belum. Indikator yang
terlihat di cockpit pesawat berupa jarum sebagai tanda sudut 3°.
Ada tiga tipe sistem antena Glide Path untuk mengatasi macam-macam
kondisi lokasi:

a) Null Reference Glide Path.


Antena Null Reference system digunakan apabila kondisi lokasi yang akan
dipasang antena Glide Path adalah rata di bagian depan antena sampai 450
m.
b) Side Band Reference (B-Type) System.
Side Band Reference (B-Type) System digunakan apabila kondisi lokasi
yang akan dipasang antena Glide Path terdapat tanah lapang/daerah yang
curam.
c) “M” Array Glide Path
“M” Array Glide Path digunakan apabila kondisi lokasi yang akan dipasang
antena Glide Path terdapat tanah lapang/daerah halangan yang tidak rata
berupa bukit, gedung-gedung dan transmisi listrik.
Berikut adalah gambar 3.29 antena Glide Path yang berjenis M – Array
antena dan bentuk fisik serta spesifikasi dari Glide Path di Bandar Udara
Internasional Zainuddin Abdul Madjid pada gambar 3.30 dan tabel 3.18

Gambar 3.29 Shelter Glide Path


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Gambar 3.30 Peralatan Glide Path Merk SELEX
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Tabel 3.18 Spesifikasi Glide Path SELEX 2100 SERIES DUAL


Merk SELEX

Tipe 2110 SERIES DUAL

Frekuensi 333.800 MHz

Power Consmp 535 W

Power Output 5W

Penempatan Gedung Shelter GP

Instalasi 2009

Jumlah 1 SET

Sumber : Manual Book SELEX 2100 SERIES DUAL

3. MM (Middle Marker)
Middle Marker merupakan alat bantu pendaratan yang memberikan
informasi penanda ke pilot dengan jarak yaitu 1,050 Km dari threshold (ujung
runway). Oleh karena itulah perlatan pemancar middle marker diletakkan pada
jarak 1,050 Km dari ujung runway, sehingga pada saat pesawat berada tepat di
atas middle marker maka pesawat akan menerima informasi bahwa pesawat
berada pada jarak 1,050 km dari threshold. Pada area ini, pilot harus sudah
mengambil keputusan apakah dia sudah siap dan pada posisi yang tepat untuk
landing atau tidak. Jika pilot merasa belum siap landing, dia harus segera
memutuskan untuk go arround (kembali lagi pada posisi pendekatan).

Informasi yang diterima pesawat berupa identifikasi nada panjang dan


singkat bergantian (dash dot tone) / ___ o ___ secara terus menerus sampai
pesawat tidak lagi berada pada pancaran sinyal middle marker / tidak berada di
atas peralatan middle marker. Selain terdengar dash dot tone, pilot juga akan
memonitor indikator lampu berwarna amber yang akan menyala saat pesawat
menerima sinyal middle marker.

Middle Marker digunakan sebagai final decision bagi penerbang, sehingga


penerbang akan mengetahui jarak yang ideal untuk mengambil keputusan
Landing atau Go Around.

Sistem antena yang digunakan pada middle marker adalah antenna yagi
dua elemen. Yang ditunjukkan pada gambar 3.31 dan bentuk fisik dari pemancar
dan spesifikasi Middle Marker di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul
Madjid pada 3.32 dan tabel 3.19:
Gambar 3.31 Shelter dan Antena Middle Marker
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019

Gambar 3.32 Peralatan Middle Marker Merk SELEX


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Tabel 3.19 Spesifikasi Middle Marker SELEX 2100 SERIES DUAL
Merk SELEX
Tipe 2238 SERIES DUAL
Frekuensi 75 MHz
Power Consmp 5W
Power Output 2.5 W
Instalasi 2009
Penempatan Gedung Shelter MM
Jumlah 1 SET
Sumber : Manual Book SELEX 2100 SERIES DUAL

Pada gambar 3.33 dibawah terdapat blok diagram dari alat Middle Marker di
bandara Zainuddin Abdul Madjid.

Gambar 3.33 Blok Diagram Middle Marker SELEX 2238 SERIES


Sumber : Manual Book Middle Marker SELEX 2238 SERIES

Berikut adalah penjelasan dari gambar 3.33 :

 DC to DC Converter
LCU menerima + 12V dari dua catu daya sistem independen dan dioda
ATAU dua sumber untuk memberi daya masukan ke konverter DC ke DC
yang memasok semua voltase yang dibutuhkan untuk LCU.
 Power Fail Detectors
Masing-masing dari dua sumber independen 12V dipantau oleh komparator
tegangan untuk memantau kesehatan dan ketersediaan daya dari masing-
masing sumber. Sinyal ini digunakan untuk menentukan logika pemungutan
suara untuk register alarm dan dilaporkan kembali ke RMS melalui
antarmuka paralel.
 Key Switch Register
Saklar panel depan dilepas dan dipegang di Key Switch Register yang
menunggu proses oleh mesin transfer LCU. Perintah yang diterima dari
RMS melalui antarmuka paralel juga mengontrol isi Key Switch Register.
Register akan memegang perintah terakhir yang diterima sampai mesin
transfer LCU memproses perintah tersebut.
 Paralel Interface
Antarmuka ke RMS adalah melalui bus data paralel yang terdiri dari delapan
(8) bit data, sebuah baris Command Address, sebuah Command Write, dan
sebuah Command Read. Urutan untuk mengakses register internal dalam
LCU terdiri dari alamat yang ditempatkan pada bus data yang diikuti oleh
strobing dari Address Command Line untuk memasukkan alamat ke dalam
register alamat internal. Hal ini diikuti oleh Read Command Line yang
digerakkan untuk memudahkan dibaca dari alamat yang terkunci. Untuk
perintah tulis, alamat diikuti oleh data yang akan ditulis ke LCU diikuti
dengan strobing the Write Command Line. Konfigurasi Alarm, Perintah
Bypass, Perintah Utama, dan konfigurasi LCU dasar adalah beberapa bit
yang dikendalikan oleh RMS melalui antarmuka paralel. Status Mesin,
Status Power, Bit Konfigurasi Sistem (SCON), dan status Local / Remote
adalah beberapa bit status yang dapat dibaca oleh RMS melalui antarmuka
paralel.
 18432 MHz Oscillator
LCU menggunakan osilator kristal 1.8432MHz untuk menghasilkan semua
frekuensi yang dibutuhkan oleh desain. Frekuensi dibagi dengan 512 untuk
menghasilkan 3600Hz yang digunakan untuk menghasilkan nada alarm yang
dapat didengar dan jam Transmit On digerakkan kembali ke monitor. Sinyal
selanjutnya dibagi 8 untuk menghasilkan 450Hz yang digunakan sebagai
jam sistem dalam desain. Sinyal ini dibagi dengan 45 untuk menghasilkan
10Hz yang digunakan pada penghitung penundaan 20 detik dan rangkaian
Key De-bounce.
 Positive Alarm Register
Register ini menerima alarm positif (high true) dari dua monitor potensial di
dalam sistem. Bergantung pada konfigurasi logika pemungutan suara dan
bypass alarm, Register Alarm akan melaporkan alarm ke mesin transfer jika
dilaporkan oleh pemantau yang aktif.
 Negative Alarm Register
Register ini menerima alarm negatif (low true) dari dua monitor potensial di
dalam sistem. Bergantung pada konfigurasi logika pemungutan suara dan
bypass alarm, Register Alarm akan melaporkan alarm ke mesin transfer jika
dilaporkan oleh pemantau yang diaktifkan.
 20 Second Delay Counter
Penghitung penundaan 20 detik diaktifkan setiap kali sistem yang awalnya
menyala atau pemancar dimatikan tanpa dipindahkan ke sistem standby
untuk memastikan sistem tidak memancarkan sinyal selama 20 detik setelah
penonaktifan.
 Audible Alarm
Jika alarm seperti yang dilaporkan oleh monitor terdeteksi, alarm yang
terdengar akan dihasilkan. Alarm dapat didengar dan diatur ulang dengan
menekan tombol Alarm Silence di panel depan. Dalam mode lokal, alarm
yang terdengar dinonaktifkan.

 LCU CCA (1A1A1)


LCU mengendalikan sekuens pemancar Marker Beacon utama dan siaga
sesuai sinyal alarm dari monitor. Ini menampilkan status stasiun dan
menerima masukan kontrol dari operator lokal. LCU juga menyediakan
status dan menerima informasi kontrol dari PMDT atau RCSU melalui
interface paralel RMS. Kartu sirkuit LCU terdiri dari dua Field
Programmable Gate Arrays (FPGA's), logika kontrol diskrit dan sirkuit
interface digital, termasukLight Emitting Diode (LED).
 Power Supply
Power LCU CCU yang berasal dari dua sumber berbeda +12 VDC melalui
Rectifier Schottky CR29 dan CR30. Rectifier mengisolasi dua sumber +12
VDC satu sama lain dan memungkinkan untuk memasok daya ke papan.
VDC +12 diubah menjadi +3,3 VDC dengan konverter DC ke DC, PS1.
+3.3 VDC memasok listrik untuk semua sirkuit di LCU.
Masing-masing dari dua sumber +12 VDC yang digunakan untuk
menyalakan papan dan dipantau oleh komparator U10. Kedua rangkaian
komparator itu identik, jadi pembahasan berikut akan menjelaskan
pemantauan suplai 1 + 12 VDC. Tegangan supply +12 VDC dikurangi
menjadi kira-kira +2,7 VDC oleh jaringan pembagi tegangan yang terdiri
dari R33 dan R37. Tegangan ini terhubung ke input positif dari komparator
U10A. +3.3 VDC yang ada di supply dikurangi menjadi 2,18 VDC oleh
divider, R30 dan R31. Tegangan ini terhubung ke input negatif U10A. Bila
supply +12 VDC berada pada tegangan normal, input positif ke U10A lebih
tinggi daripada input negatif sehingga output dari komparator berada pada
tingkat logika yang tinggi. Karena output dari komparator adalah kolektor
terbuka, R32 diperlukan untuk menariknya. Bila tegangan supply 12 VDC
turun sekitar +9,60 VDC, tegangan pada masukan positif U10A akan turun
di bawah + 2.18V dan menyebabkan keluaran U12A beralih ke tingkat
logika rendah.
 Pushbutton Switches and LED Display
LCU menerima masukan kontrol dari operator melalui pushbutton switches
dan menyajikan informasi status untuk stasiun Marker Beacon melalui
serangkaian LED. Sirkuit saklar diimplementasikan dengan menggunakan
resistor pull up ke 3.3V untuk menghasilkan tingkat logika tinggi dan
menggunakan saklar untuk menghasilkan tingkat logika rendah. Switch yang
menyediakan fungsi toggling atau sequencing (dimana beberapa push akan
memberikan hasil yang berbeda dari satu dorongan) dilepas oleh logika
dalam EPLD (U1 dan U3). Untuk switch lain, kontak berulang atau pantulan
tidak akan memiliki pengaruh yang nyata.
Papan menggunakan tiga warna berbeda LED: merah, kuning, dan hijau.
Masing-masing dari tiga warna memiliki tegangan bias dan efisiensi bias
yang sedikit berbeda. Karena itu, dua nilai resistor seri yang berbeda
digunakan untuk menciptakan tingkat kecerahan yang ditampilkan. Jika
tombol pushbuttonswitch ditekan,lampu diimplementasikan dari LCU untuk
menyalakan semua LED untuk mengkonfirmasi fungsinya. Saat saklar uji
lampu, S3, didorong, logika di dalam U1 dan U3 menyebabkan semua
output ke LED terdorong rendah untuk menyalakan LED.
 Paralel Interface
RMS berkomunikasi dengan LCU dan Cabinet Interface (CI) melalui
interface bus paralel delapan (8) bit. Agar desain periferal (LCU atau CI)
sederhana, RMS mengontrol semua komunikasi pada interface. RMS
membaca dan menulis ke sirkuit periferal tanpa handshaking. Interface
terdiri dari delapan bit alamat bi-directional / bus data, strobe alamat, strobe
tulis, dan hak baca. Untuk mencapai kekebalan yang cukup, alamat strobe
dan data strobe ditulis secara berbeda melalui IC antarmuka RS-422, U4.
Sisa antarmuka didorong ke tingkat logika CMOS 3.3V.

Anda mungkin juga menyukai