TINJAUAN TEORI
B. VHF Emergency
Peralatan ini digunakan pada saat keadaan darurat, misalnya pada saat ada
pembajakan pada pesawat atau terjadi engine fail yang menyebabkan pesawat
akan jatuh, maka pilot menggunakan frekuensi ini untuk menghubungi ATC. VHF
Emergency di AirNav Lombok mempunyai merk ROHDE & SCHWARZ untuk
selengkapnya ditunjukkan pada gambar 3.5 dan tabel 3.5 untuk Transmitter
sedangkan untuk receiver ditampilkan pada gambar 3.6 dan tabel 3.6.
Berikut adalah bentuk fisik dan spesifikasi dari AMSC yang ada di Bandar
Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :
Merk ELSA
Type ELSA
Negara Indonesia
Nomor Seri 6114p7619
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Ruang AMSC Gedung Operasi
Jumlah 2 Unit
Sumber : Manual Book ELSA AMSC
Untuk mengetahui blok diagram AMSC dapat ditunjukkan pada gambar 3.12.
Merk SITTI
Type SITTI
Power Consump 750 W
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Ruang Peralatan Gedung Operasi
Jumlah 1 Set
Sumber : Manual Book VCSS SITTI
Provider LINTASARTA
Installasi 2017
Penempatan Ruang Peralatan Gedung Ops
Jumlah 1 Unit
Cara Kerja pada gambar 3.18 awos mendapatkan berita cuaca dan diformat
oleh BMKG dan dikirim di AMSC untuk diinput oleh server ATIS dan mengubah
data serial menjadi voice lalu dilanjutkan pada transmitter.
h. Voice Recorder
Voice Recorder merupakan peralatan yang digunakan untuk merekam
segala percakapan antara Air to Ground (A/G) dan Ground to Ground (G/G) serta
digunakan sebagai sarana alat bantu penyelidikan saat terjadi kecelakaan
penerbangan.
Merk AODR
Type AODR 3.24
Tahun Instalasi 2009
Penempatan Ruang Peralatan Gedung Operasi
Jumlah 1 Unit
Sumber : Manual Book AODR 3.24
Ident LMB
Instalasi 2009
Berikut adalah penjelasan dan fungsi masing sub sistem blok diagram pada
gambar 3.22:
a. Power Amplifier
Power Amplifier (PA) ini berfungsi sebagai menguatkan dan
memodulasikan sinyal carrier RF (108-118 MHz) yang berasal dari
frequency generator dengan sinyal reference 30Hz,ident 1020 Hz, dan
voice dari audio generator. Setelah dikuatkan dan dimodulasikan sinyal-
siyal tersebut, PA menghasilkan output sinyal carrier power RF sesuai
dengan tingkat keluar operasional.
b. Frequency Generator
Frequency Generator berfungsi sebagai pembangkit sinyal RF yang
digunakkan dalam DVOR. Pada frequency generator ini terdapat sinyal
Carrier Side Band (CSB), Upper Side Band (USB) = CSB + 9960 Hz, dan
Lower Side Band (LSB) = CSB - 9960 Hz. Yang mana sinyal itu nanti
akan dikuatkan oleh PA.
c. Low Pass Filter
Pada blok diagram tersebut memang tidak digambarkan LPF tersebut,
namun dalam sistem kerja DVOR, LPF ini berfungsi sebagai
menghilangkan harmonik dari signal carrier RF, serta mengambil sampel
dari energy RF yang digunakan sebagai koreksi error yang dikirim
kembali (feedback) ke Frekuensi Generator.
d. Audio Generator
Pada DVOR, audio generator ini berfungsi sebagai penghasil dan
pemroses semua signal modulasi yang dipancarkan oleh pemancar
DVOR dan menghasilkan level power serta level signal Communication
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan transmitter dan commutator.
Audio generator juga dapat digunakan untuk memonitor status operasional
pemancar. Output yang dikeluarkan pada audio generator ini 30 Hz
reference dan 1020 Hz ident (yang nantinya menuju PA), 360 Hz sin dan
360 Hz cos (sinyal ini akan menjadi inputan side band), dan DC level.
e. Side Band Generator
Side Band Generator (SB) berfungsi untuk menguatkan signal RF
sideband yang akan di pancarkan ke 48 SB Antena secara switching
melalui commutator unit. Pada DVOR pun terdapat side band sample yang
berfungsi untuk mencampurkan dua signal USB atau dua signal LSB RF
untuk menghasilkan signal pembentukan error feedback yang dikirim
kembali ke rangkaian frekuensi generator. Keluaran dari SB ini akan
dilanjutkan ke komutator.
f. Komutator
Komutator ini berfungsi sebagai switching elektronik untuk antenna
sideband dengan input 4 buah SB (USB SIN, USB COS, LSB SIN dan
LSB COS) yang akan disalurkan ke 48 antenna sideband, dengan
timing TSP (time switching pulse) per antenna sebesar 1/720 detik. Dan
ini yang akan di pancarkan pada antenna 48.
g. Pin Diode
Pin Diode ini memiliki fungsi untuk mengolah Commutator Switch
Communication Signal (berasal dari blok AG) untuk menghasilkan
Driver Signal yang akan diberikan kepada Transfer cct & Switch cct
yang terletak di Commutator cct. Memiliki 2 PDD yaitu, PDD master
(mengendalikan antenna SB nomor ganjil) dan PDD slave (mengendalikan
antenna SB nomor genap)
h. Field Detector
Pada blok ini, dia terpisah dari blok sebelumnya. Field detector memiliki
antena sendiri yang akan menangkap hasil pancaran DVOR lalu
diteruskan ke field detector dan akan ditampilkan dalam tampilan pada
monitor.
i. Monitor
Monitor ini berfungsi untuk menampilkan hasil pancaran DVOR yang
ditangkap oleh antenna monitor dan diteruskan oleh field detector, maka
hasilnya pun akan ditampilkan dalam monitor ini.
Berikut ini bentuk fisik dan spesifikasi dari DME yang digunakan di Bandar
Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid :
Berikut adalah Blok Diagram DME yang ditunjukkan dalam gambar 3.24
Cara Kerja :
Prinsip kerja dari DME adalah sebagai transponder dengan menerima
sinyal pancaran dari pesawat. Pesawat memancarkan sinyal pulse pair yang
nanti diterima di DME melalui antena. Dari antenna sinyal yang masih lemah
dan terdapat banyak noise tadi akan dihilangkan noise-nya dan dikuatkan lagi
di blok LNA. Setelah dari LNA sinyal tadi akan dicampur dengan sinyal
carrier di MIXER. Setelah itu masuk ke IF AMPLIFIER untuk di deteksi
signalnya. Dari situ sinyal akan masuk ke ADC untuk diubah menjadi sinyal
digital agar lebih mudah untuk menghitung jarak pesawat terhadap
transponder. Waktu yang dibutuhkan untuk memproses signal adalah 50µs.
Sehingga pesawat baru dapat menerima informasi jarak pesawat adalah 50µs
setelah pesawat memancarkan pulse pair ke transponder. Setelah dihitung
sinyal yang masih berbentuk digital tadi dikembalikan lagi ke bentuk analog
untuk dipancarkan kembali ke pesawat.
Course pada ILS adalah pola pancaran utama dari antenanya, sedangkan
clearance pada ILS untuk memback up pola pancaran utama yang dipengaruhi
oleh gedung ataupun gunung. Antena localizer terdiri dari 14 LPDA (Log
Periodic Dipole Antenna).
Untuk blok diagram localizer pada Bandara Zainuddin Abdul Madjid seperti pada
gambar 3.28
Power Output 5W
Instalasi 2009
Jumlah 1 SET
3. MM (Middle Marker)
Middle Marker merupakan alat bantu pendaratan yang memberikan
informasi penanda ke pilot dengan jarak yaitu 1,050 Km dari threshold (ujung
runway). Oleh karena itulah perlatan pemancar middle marker diletakkan pada
jarak 1,050 Km dari ujung runway, sehingga pada saat pesawat berada tepat di
atas middle marker maka pesawat akan menerima informasi bahwa pesawat
berada pada jarak 1,050 km dari threshold. Pada area ini, pilot harus sudah
mengambil keputusan apakah dia sudah siap dan pada posisi yang tepat untuk
landing atau tidak. Jika pilot merasa belum siap landing, dia harus segera
memutuskan untuk go arround (kembali lagi pada posisi pendekatan).
Sistem antena yang digunakan pada middle marker adalah antenna yagi
dua elemen. Yang ditunjukkan pada gambar 3.31 dan bentuk fisik dari pemancar
dan spesifikasi Middle Marker di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul
Madjid pada 3.32 dan tabel 3.19:
Gambar 3.31 Shelter dan Antena Middle Marker
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
Pada gambar 3.33 dibawah terdapat blok diagram dari alat Middle Marker di
bandara Zainuddin Abdul Madjid.
DC to DC Converter
LCU menerima + 12V dari dua catu daya sistem independen dan dioda
ATAU dua sumber untuk memberi daya masukan ke konverter DC ke DC
yang memasok semua voltase yang dibutuhkan untuk LCU.
Power Fail Detectors
Masing-masing dari dua sumber independen 12V dipantau oleh komparator
tegangan untuk memantau kesehatan dan ketersediaan daya dari masing-
masing sumber. Sinyal ini digunakan untuk menentukan logika pemungutan
suara untuk register alarm dan dilaporkan kembali ke RMS melalui
antarmuka paralel.
Key Switch Register
Saklar panel depan dilepas dan dipegang di Key Switch Register yang
menunggu proses oleh mesin transfer LCU. Perintah yang diterima dari
RMS melalui antarmuka paralel juga mengontrol isi Key Switch Register.
Register akan memegang perintah terakhir yang diterima sampai mesin
transfer LCU memproses perintah tersebut.
Paralel Interface
Antarmuka ke RMS adalah melalui bus data paralel yang terdiri dari delapan
(8) bit data, sebuah baris Command Address, sebuah Command Write, dan
sebuah Command Read. Urutan untuk mengakses register internal dalam
LCU terdiri dari alamat yang ditempatkan pada bus data yang diikuti oleh
strobing dari Address Command Line untuk memasukkan alamat ke dalam
register alamat internal. Hal ini diikuti oleh Read Command Line yang
digerakkan untuk memudahkan dibaca dari alamat yang terkunci. Untuk
perintah tulis, alamat diikuti oleh data yang akan ditulis ke LCU diikuti
dengan strobing the Write Command Line. Konfigurasi Alarm, Perintah
Bypass, Perintah Utama, dan konfigurasi LCU dasar adalah beberapa bit
yang dikendalikan oleh RMS melalui antarmuka paralel. Status Mesin,
Status Power, Bit Konfigurasi Sistem (SCON), dan status Local / Remote
adalah beberapa bit status yang dapat dibaca oleh RMS melalui antarmuka
paralel.
18432 MHz Oscillator
LCU menggunakan osilator kristal 1.8432MHz untuk menghasilkan semua
frekuensi yang dibutuhkan oleh desain. Frekuensi dibagi dengan 512 untuk
menghasilkan 3600Hz yang digunakan untuk menghasilkan nada alarm yang
dapat didengar dan jam Transmit On digerakkan kembali ke monitor. Sinyal
selanjutnya dibagi 8 untuk menghasilkan 450Hz yang digunakan sebagai
jam sistem dalam desain. Sinyal ini dibagi dengan 45 untuk menghasilkan
10Hz yang digunakan pada penghitung penundaan 20 detik dan rangkaian
Key De-bounce.
Positive Alarm Register
Register ini menerima alarm positif (high true) dari dua monitor potensial di
dalam sistem. Bergantung pada konfigurasi logika pemungutan suara dan
bypass alarm, Register Alarm akan melaporkan alarm ke mesin transfer jika
dilaporkan oleh pemantau yang aktif.
Negative Alarm Register
Register ini menerima alarm negatif (low true) dari dua monitor potensial di
dalam sistem. Bergantung pada konfigurasi logika pemungutan suara dan
bypass alarm, Register Alarm akan melaporkan alarm ke mesin transfer jika
dilaporkan oleh pemantau yang diaktifkan.
20 Second Delay Counter
Penghitung penundaan 20 detik diaktifkan setiap kali sistem yang awalnya
menyala atau pemancar dimatikan tanpa dipindahkan ke sistem standby
untuk memastikan sistem tidak memancarkan sinyal selama 20 detik setelah
penonaktifan.
Audible Alarm
Jika alarm seperti yang dilaporkan oleh monitor terdeteksi, alarm yang
terdengar akan dihasilkan. Alarm dapat didengar dan diatur ulang dengan
menekan tombol Alarm Silence di panel depan. Dalam mode lokal, alarm
yang terdengar dinonaktifkan.