Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN INDIVIDU

DEPARTEMEN BEDAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Keperawatan
di Ruang OK Sentral
Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang

Disusun oleh:
JAYA DWIPUTRANTO
NIM. 190070300011027
KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
DEPARTEMEN BEDAH
Periode 9 Maret 2020 s.d 13 Maret 2020
di Ruang OK Sentral Rumkit Tk.II Dr. Soepraoen Malang

Disusun Oleh :
Jaya Dwiputranto
NIM. 190070300011027
KELOMPOK 3

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Nama Mahasiswa : Jaya Dwiputranto Program : SAP B

NIM : 190070300011027 Ruangan : OK RST

Kelompok :3 Periode : 09-03-2020


: 13-03-2020

A. Target yang ingin dicapai


Dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien post operatif selama 1 minggu
(tgl 9 maret – 15 maret 2020)
1. Membuat Laporan pendahuluan pada klien dengan pre, intra dan post operasi
dengan kasus Hernia Inguinalis Lateralis (HIL)
2. Mebuat asuhan keperawatan yang berkualitas secara holistik , kontinue dan
konsisten pada klien dengan pre, intra dan post operasi dengan kasus HIL,
meliputi :
a) Melakukan pengkajian pada klien pre, intra dan post operasi dengan
kasus HIL
b) Melakukan analisa data yang diperoleh dari pengkajian pada pasien pre,
intra dan post operasi dengan kasus HIL
c) Menentukan masalah keperawatan yang muncul dan dapat
memprioritaskan masalah pada pasien pre, intra dan post operasi
dengan kasus HIL
d) Mengintrepetasikan masalah keperawatan yang didapat, meliputi tujuan
dan kriteria hasil yang ingin dicapai pada pasien pre, intra dan post
operasi dengan kasus HIL
e) Membuat rencana intervensi keperawatan dengan masalah keperawatan
yang muncul pada pasien pre, intra dan post operasi dengan kasus HIL
f) Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan yang sudah dibuat
kepada pasien pre, intra dan post operasi dengan kasus HIL
g) Membuat catatan perkembangan pasien pre, intra dan post operasi
dengan kasus HIL
h) Membuat evaluasi keperawatan berdasarkan kondisi klien pre, intra dan
post operasi dengan kasus HIL
3. Mendemonstrasikan ketrampilan keperawatan (kompetensi skill) yang
sesuai dengan standar yang berlaku berdasarkan kebutuhan klien
meliputi pemenuhan kebutuhan :
 Memenuhi kebutuhan oksigen
 Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
 Memenuhi kebutuhan nutrisi
 Memenuhi kebutuhan eliminasi
 Memenuhi kebutuhan mobilisasi/pergerakan/imobilisasi
 Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
 Memenuhi kebutuhan personal higiene dan integumen
 Memenuhi kebutuhan suhu tubuh normal
 Memnuhi kebutuhan dalam komunikasi
 Memenuhi kebutuhan spiritual
 Memenuhi penatalaksanaan keperawatan pada klien kemoterapi,
target terapi, bioterapi
 Melakukan pelaksanaan keperawatan radioterapi
 Melakukan penatalaksanaan keperawatan neurodiagnostik
 Penatalaksanaan pemberian obat
 Penatalaksanaan dengan model keperawatan kronis
4. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien lain selain
pasien kelolaan (Resume)
5. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
profesional
6. Mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif
B. Rencana Kegiatan
TIK Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Membuat Laporan Pendahuluan pada pasien Hari 1 Laporan pendahuluan


dengan pre, intra dan post operasi dengan berdasarkan pada
kasus Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) kasus klien kelolaan

2 Membuat asuhan keperawatan yang meliputi : Hari 1 Terbina hubungan


Melakukan pengkajian pada klien sesuai saling percaya dengan
dengan kasus, meliputi: klien dan keluarga
- Komunikasi terapeutik
 Pengkajian awal Pengkajian
 Pengkajian fisik (head to toe, B1-B6) Keperawatan, analisa
 Pemeriksaan neurologi dasar data, proritas masalah,

 Pengkajian resiko jatuh Rencana intervensi,

 Pengkajian status psikososial dan implementasi dan

ekonomi evaluasi terdokumentasi

 Pengkajian status fungsional dengan baik menjadi


satu buah Askep.
 Pengkajian nyeri (VAS/CPOT/NRS).
 Pengkajian status gizi
 Pengkajian kebutuhan edukasi
 Pengkajian kebutuhan discharge
plannning
Menganalisis data dari hasil pengkajian Hari 1 Data dianalisis menjadi
diagnose keperawatan
Menetapkan diagnosa dan prioritas Hari ke 1 Diagnosa sesuai
masalah keperawatan dengan kondisi actual
klien.
Menetapkan tujuan sesuai kriteria hasil Hari ke 1 Tujuan dan kriteria
hasil yang sesuai
dengan kondisi klien
Membuat intervensi keperawatan Hari ke1 Repra dibuat tepat
sesuai kondisi klien

Melakukan implementasi keperawatan Hari ke 1-6 Implementasi sesuai


dengan kondisi dan
kebutuhan klien
Mengevaluasi setiap tindakan yang Hari 1-6 Evaluasi berdasarkan
dilakukan dan evaluasi proses keperawatan tujuan dan kriteria
secara keseluruhan hasil yang telah
ditetapkan
3 Hari ke 1-6 Dapat melakukan
Melakukan skill/keterampilan sesuai
prosedur tindakan
kompetensi berdasarkan pemenuhan
sesuai dengan SOP
kebutuhan klien meliputi:
 Memenuhi kebutuhan oksigen
 Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan
cairan
 Memenuhi kebutuhan nutrisi
 Memenuhi kebutuhan eliminasi
 Memenuhi kebutuhan
mobilisasi/pergerakan/imobilisasi
 Memenuhi kebutuhan istirahat dan
tidur
 Memenuhi kebutuhan personal higiene
dan integumen
 Memenuhi kebutuhan suhu tubuh
normal
 Memnuhi kebutuhan dalam komunikasi
 Memenuhi kebutuhan spiritual
 Memenuhi penatalaksanaan
keperawatan pada klien kemoterapi,
target terapi, bioterapi
 Melakukan pelaksanaan keperawatan
radioterapi
 Melakukan penatalaksanaan
keperawatan neurodiagnostik
 Penatalaksanaan pemberian obat
 Penatalaksanaan dengan model
keperawatan kronis
4
Membuat resume ( 3 kasus) dalam 1
Hari ke 1-6
minggu
5 Mengembangkan potensi diri untuk Hari ke 1-6
meningkatkan kemampuan profesional
(melakukan sharring jurnal kelompok)

7 Mewujudkan lingkungan bekerja yang Hari ke 1-6


kondusif

8 Mengevaluasi setiap tindakan yang dilakukan Hari 1-6 Evaluasi berdasarakan


dan evaluasi proses keperawatan secara tujuan dan kriteria hasil
keseluruhan yang telah ditetapkan

C. Evaluasi pelaksanaan kegiatan


.......................................................................................................................................
.
Target capaian pada minggu ini antara lain laporan pendahuluan dan askep keloaan
pada pasien perioperatif dengan kasus hernia inguinalis lateralis (HIL) telah
diseleseikan tepat waktu. Askep tersebut terdiri dari pre op, intra op dan post op.
Target skill dan ketrampilan dapat tercapai di ruang OK RST Malang
.......................................................................................................................................
.
D. Evaluasi diri praktikan
.......................................................................................................................................
Mendapatkan banyak ilmu dan skill terkait dengan kasus asuhan keperawatan
pasien perioperatif di ruang OK RST Malang. Terdiri dari pasien berbagai kasus
bedah.
Skill dan ketrampilan yang didapatkan sesuai dengan kompetensi dan SOP yang
berlaku di lahan serta sesuai dengan kebutuhan klien
.......................................................................................................................................

E. Rencana tindak lanjut


.......................................................................................................................................
Melanjutkan ke stase berikutnya, yaitu stase medikal
.......................................................................................................................................
Mengetahui, Malang, 13 Maret 2020

Preseptor Ruang Intensive Care


Unit (ICU) RST Persepti

Ns. Sri Utami, S.Kep Jaya Dwiputranto


NIM. 190070300011027
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
DEPARTEMEN BEDAH
Pada Tn.S dengan Diagnosa Medis HERNIA INGUINALIS LATERALIS (HIL)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Keperawatan
di Ruang OK Sentral
Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang

Disusun oleh:
JAYA DWIPUTRANTO
NIM. 190070300011027
KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA INGUINALIS LATERALIS (HIL)

1. Definisi
Hernia inguinalis adalah hernia berisi abdomen yang menonjol di daerah sela paha
(regio inguinalis). (Haryono, 2012). Hernia inguinalis lateralis adalah tonjolan dari
abdomen di lateral pembuluh epigastrika inferior melalui dua pintu yaitu anulus dan
kanalis inguinalis. (Sjamsuhidajat & Jong, 2010). Hernia inguinalis adalah suatu
keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut
kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung,
yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat
sebelum bayi dilahirkan.

2. Etiologi
a. Kelemahan otot dinding abdomen.
 Kelemahan jaringan
 Adanya celah yang luas di ligamen inguinal
 Trauma
b. Peningkatan tekanan intra abdominal.
 Obesitas
 Mengangkat benda berat
 Konstipasi – mengejan
 Kehamilan
 Batuk kronik
 Hipertropi prostat
c. Faktor resiko: kelainan congenital

3. Tanda dan Gejala


Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara
berangsur,-angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang
progresif dan persisten yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa
terbakar didaerah lipat paha yang mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari
penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari symtomp
hernia yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu
mungkin tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga menyebar kedaerah
pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah genital.

Disebut "Reffered pain" gejala ketidaknyamanan ini dapat mempercepat


keadaan yang berat dan menyusahkan. Gejala ketidaknyamanan pada hernia
biasanya meningkat dengan durasi atau intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat
mereda atau menghilang dengan istirahat, meskipun tidak selalu.Rasa tidak enak
yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja hari dan membaik pada
malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang. Nyeri lipat paha
tanpa hernia yang dpat terlihat, biasanya tidak mengindikasikan atau menunjukkan
mula timbulnya hernia

4. Klasifikasi
Menurut Syamsuhidjayat dan Jong (2004) klasifikasi hernia adalah sebagai berikut
a. Macam-macam hernia menurut terlihat atau tidaknya
1. Hernia internal
Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui lubang dalam rongga perut (tidak
terlihat dari luar).
2. Hernia eksternal
Tonjolan menonjol keluar dari rongga abdomen melalui dinding abdomen
(terlihat dari luar).
b. Macam-macam hernia menurut penyebabnya
1) Hernia kongenital
Hernia yang disebabkan karena kelemahan dinding otot abdomen yang
bersumber dari lahir atau bawaan.
2) Hernia traumatik atau didapat
Hernia yang disebabkan karena adanya trauma seperti peningkatan tekanan
intra abdominal (batuk kronis, sering mengejan dan mengangkat benda
berat).
3) Hernia insisionalis
Hernia yang disebabkan karena dinding abdomen lemah akibat sayatan atau
pembedahan sebelumnya, seperti post laparatomi dan prostatektomi.
c. Macam-macam hernia menurut sifatnya
1) Hernia responibilis
Bila isi hernia dapat keluar masuk usus keluar jika berdiri atau mengejan dan
masuk lagi jika berbaring atau duduk masuk tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
2) Hernia Irreponibilis
Bila isi hernia berada didalam kantong hernia dan terjepit cincin hernia
sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen.
3) Hernia incarserata atau strangula
Bila isi hernia berada didalam kantong hernia dan terjepit cincin hernia
sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen, dapat
disertai gangren pasase akibat peredaran darah terganggu.
d. Macam-macam hernia menurut lokasinya
1) Hernia opigastrika
Hernia yang keluar defek di linea alba umbilikus dan procesus xipoideus.
2) Hernia umbilikalis
Hernia keluar melalui umbilikus akibat peningkatan tekanan intraabdomen.
3) Hernia inguinalis
Penonjolan organ intraabdomen melalui lubang amulus inguinalis, karena
bagian lemah dari dinding rongga abdomen yang terjadi karena didapat atau
juga kongenital.
4) Hernia skrotalis
Hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum.
5) Hernia femoralis
Batang usus masuk melalui cincin femoral ke dalam kanalis femoralis.

5. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan

tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat

buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus

kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu

saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal

yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada

sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan

abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil

pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ- organ selalu selalu

saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup

lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat

parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi

atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat

menyebabkan ganggren.

Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang

didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena


meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan

penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut,

bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan

intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot

dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus

inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis

inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena

kelemahan daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang

disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen (Nettina, 2001). Menurut

Mansjoer, A (2000) kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada

bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan

testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi

penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. Pada

bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga

isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun beberapa hal,

seringkali kanalis tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka

kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka

biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini

akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak

mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang

tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris

resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal

meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis

lateralis akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan

intraabdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda

berat, mengejan pada saat defekasi dan mengejan pada saat miksi misalnya

hipertrofi prostat.
Patofisiologi Hernia Inguinalis Lateralis (HIL)

Kelemahan otot dinding abdomen


 Trauma
 Obesitas
 Kehamilan
 Kelainan kongenital (kelemahan dinding abdomen sejak
lahir)

Isi rongga abdomen melewati anulus inguinal

Masuk ke kanal inguinal

 Teraba benjolan
Hernia Inguinalis  Terdengar bising usus
 Nyeri pada benjolan

Prosedur pembedahan
Operasi Herniotomy Hernioraphy (HTHR)

Pre Operasi Intra Operasi Post Operasi

Dilakukan pembiusan SAB


Akan dilakukan Insisi jaringan abdomen
tindakan pembedahan ↓
(HTHR) ↓
Vasodilatasi pembuluh darah
↓ kerusakan jaringan
Kompensasi kebutuhan ↓
Klien bertanya-tanya
volume pembuluh darah Pelepasan mediator
tentang lama waktu
meningkat nyeri
operasi
↓ (prostalgladin,histamin,
bradikiin)
Resiko ketidakseimbangan
Wajah klien tampak ↓
volume cairan
tegang Diterima reseptor nyeri
perifer

Ansietas
Kelemahan otot pernafasan Rangsangan nyeri pada
↓ sistem saraf pusat

Penurunan RR
Nyeri

Ketidakefektifan pola nafas
6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Mansjoer, A (2000) pemeriksaan penunjang pada hernia adalah :


a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–
18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.

7. Penatalaksanaan
a. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi herniayangtelahdireposisi.
b. Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-
anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk
corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan
lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering
terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya
gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal
ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres
es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari
berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan
operasi segera.
c. Bantalan penyangga
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi
dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun cara
yang berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang.Sebaiknya
cara ini tidak dinjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain merusak kulit dan
tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap
mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan
pada taki sperma yang mengandung pembuluh darah testis.

d. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
1) Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong

16
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong
2) Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya
dalam mencegah terjadinya residif dibandingkandenganherniotomi. Dikenal berbagai
metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus dangan jahitan
terputus, menutupdan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.
tranversus internus abdominis dan musculus oblikus internus abdominis yang dikenal
dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode
Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus
internus abdominis keligamentum cooper pada metode McVay Bila defek cukup
besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti
mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.

8. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas Klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register, diagnosa
medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan Utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis, berdiri,
mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada
penderita HIL
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal : adanya batuk
kronis, gangguan proses kencing (HIL). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu
merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di daerah
lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis, mengejar waktu
defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada
benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lain seperti mual dan muntah
akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.
e. Riwayat Kesehatam Keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit menular lainnya.
f. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum, kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb
Terdapat keluhan benjolan pada bagian abdomen.

17
g. Pemeriksaan Laboratorium
Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal hemostasis, dan jumlah
lekosit.
Analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
h. Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia³ 45 th.

9. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Timbul


1) Nyeri akut
2) Gangguan mobilitas fisik
3) Risiko infeksi
4) Kecemasan

18
10. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis
No Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
keperawatan
1 Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Manajemen Nyeri:
Nyeri akut selama 3X24 jam tingkat nyeri menurun, Observasi:
berhubungan dengan kriteria hasil 1. Identifikasi skala nyeri
 meringis: menurun 2. Identifikasi respons nyeri non verbal
dengan agen
 frekuensi nadi: membaik (60-90x/mnt) 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
cedera fisik ditandai
 tekanan darah: membaik (sitole: 100-130 4. Monitor efek samping penggunaan analgetik
dengan klien mmhg, diastole: 60-90 mmHg) Terapeutik:
mengeluh nyeri Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu
selama 3x24jam kontrol nyeri meningkat, ruangan, pencahayaan, kebisingan)
dengan kriteria hasil: 2. Fasilitasi istrahat dan tidur
 dukungan orang terdekat: meningkat 3. Dokumentasikan respons terhadap efek anlgesik dan efek yang
 pengunaan analgesik: menurun tidak diinginkan
Edukasi : Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri pada
keluarga
Kolaborasi: Kolaborasi pemberian analgetik
2 Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Mobilisasi (1.05173)
Fisik berhubungan selama 3 x 24 jam masalah gangguan Observasi
mobilitas fisik dapat teratasi dengan kriteria  Identifikasi adanya nyeri dan keluhan fisik lainnya
dengan nyeri
hasil sebagai berikut :  Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
ditandai dengan  Pergerakan ekstremitas : meningkat Terapeutik
nyeri saat bergerak.  Rentang gerak (ROM) : meningkat  Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu ( mis.pagar
 Kekuatan otot : meningkat tempat tidur)
 Libatkan keluarga dalam membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
 Anjurkan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan ( mis.
Duduk di tempat tidur )
3. Cemas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas (l.09314)
19
berhubungan selama 3 x 24 jam masalah cemas dapat Observasi
dengan kurang teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut :  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
terpapar informasi  Verbalisasi kebingungan : menurun  Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
ditandai dengan  Perilaku gelisah : menurun  Monitor tanda tanda ansietas
klien merasa Terapeutik
 Perilkau tegang : menurun
khawatir dan  Ciptakan suasana teraputik untuk menumbuhkan
bingun akan kondisi kepercayaan
yang dihadapi  Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
 Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang akan dialami
 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih teknik relaksasi
Kolaboratif
 Kolaboratif pemberian obat anti ansietas jika perlu
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeski (l.14539)
ditandai dengan selama 3 x 24 jam masalah resiko infekso Observasi
efek prsedur invasif dapat teratasi dengan kriteria hasil sebagai  Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
( prosedur operasi ) berikut :  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
 Kebersihan tangan : meningkat dan lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik
 Kebersihan badan : meningkat Edukasi
 Kadar sel darah putih : membaik  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka pasca operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan

20
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,J,L 2012. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 13. Doenges
M.E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pedokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4, Jakarta, EGC
Liu, T., & Campbell, A. 2011. Case Files Ilmu Bedah. Jakarta: Karisma Publishing Group.
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi
1: Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi
1: Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
Price, S, A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, (terjemahan), Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed.8. EGC.
Jakarta

21
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang

PENGKAJIAN PREOPERATIF

Nama : Tn.S   Diagnosis   : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra No. RM   : 363706  


Tgl Lahir : 17 Mei 1954 Tgl. Operasi : 10 Maret 2020 Dr. Bedah : dr. Saiful Burhan, Sp.B  
Alamat : Gedangan Kab.Malang Perseptor Klinik : Ns. Sri Utami, S.Kep Dr. Anastesi : dr. M. Rodli, Sp.An  
  Perseptor Akademik : Ns. Efris Kartika Sari, S.Kep.,M.Kep Mahasiswa : Jaya Dwiputranto  
Data Pengecekan :           R. Tunggu OK Keterangan
Gelang Identitas : Ada    
Informed Consent : Ada    
Penyuluhan, Dr. Bedah : dr. Saiful Burhan, Sp.B    
  Dr. Anastesi : dr. M. Rodli, Sp.An    
Perawat
  Ruangan : Ika Amelia, Amd.Kep    
Penandaan lokasi operasi : Ada    
Persiapan kulit / cukur : Ada    
Makan terakhir pukul : 22.00 (9/3/2020)    
Minum terakhir pukul : 22.00 (9/3/2020)    
Gigi Palsu / perhiasan : Ada ( dilepas diruangan rawat inap / Dahlia )    
Kaca mata / Contak lensa : Tidak ada    
Implant / Protese : Tidak ada    
Hasil laboraturium, Golongan Darah :O    
Leuko : 10.750 ribu/cmm SGOT/PT : 28 / 17 U/L    
Ureum : 18 mg/dl Creatinin : O,82 mg/dl    
HBs.Ag. :- Kalium : -    
Hb : 14,5 g/dl Na : -    
PT/APT :- PCO2 : - PO2 : -      

22
GDP/GDS : - Alb : - BE : -      
GD 2 JPP : - PH : lain-lain : -      
PCV : -

Hasil Pemeriksaan Lain: (Xray, ECG, ECHO, CT Scan, MRI, IVP, dll)      
Radiografi Thorax (9/3/2020)
Trachea posisi ditengah
Cor : CTR = 50%
Pulmo : Corakan bronkhovaskuler normal, tidak tampak
infiltral
Sinus phrecocostalis kanan kiri tajam
Tak tampak lesi osteolytic
Kesimpulan hasil : Cor dan Pulmo dalam batas normal
     
Cairan Masuk Pre Operasi : 500cc NS 0,9% 30tpm
     
Persiapan Darah Whole Blood : Tidak diberikan labu, Persendiaan / Diambil    
  Packed Cell : Tidak diberikan labu, Persediaan / Diambil      
Riwayat Penyakit : Tidak ada Hipertensi   Gastritis
  Hyperthyroid Asma
  Penyakit Ginjal PJK
  DM Stroke

  Lain-lain, sebutkan
   
Status Kesehatan Saat ini :  
 
a. Keluhan Utama : Klien mengatakan takut dan cemas karena belum pernah operasi atau opname sebelumnya
b. Lama Keluhan : Klien mengatakan cemas sejak mulai rawat inap (opname) di rumah sakit
c. Kualitas Keluhan : Aktual, wajah tampak tegang (+)
d. Faktor Pencetus : Akan dilakukan tindakan pembedahan (operasi)

23
e. Faktor Pemberat : Klien belum mengetahui prosedur pembedahan
f. Upaya yang telah dilakukan : -
g. Tanda Vital : TD : 120/70 mmhg, N : 84x/menit, RR : 22x/menit, S : 36,4°C, Ku cukup, kesadaran composmentis,
GCS 456

Riwayat Kesehatan Saat Ini :


Klien mengeluh tidak nyaman pada perut sejak 3 bulan yang lalu, yaituu terdapat benjolan yang keluar di selangkangan dan
bila ditekan masuk lagi. Kemudian sejak 1 bulan yang lalu keluhan klien bertambah berat, yaitu semakin sering benjolan
tersebut keluar dan menimbulkan rasa sakit sehingga menganggu aktifitas klien.
Oleh keluarga klien dibawa ke seorang saudara klien yang bekerja di RST Malang dan disarankan untuk berobat ke poli
bedah RST Malang. Pada tanggal 9/3/2020 klien berobat ke poli bedah RST Malang, dari hasil pemeriksaan klien
disarankan untuk dilakukan pembedahan dan klien masuk rawat inap di Ruang Dahlia RST Malang pada 9/3/2020 pukul
17.00 untuk direncanakan operasi keesokan harinya pada 10/3/2020.

Mengetahui
Waktu Serah
  Perseptor Klinik Perawat Ruang Tunggu Kamar Operasi Terima
 

 
  ( Ns. Sri Utami, S.Kep) (Jaya Dwiputranto) Jam : 08.00

24
PENGKAJIAN INTRAOPERATIF
Beri tanda "X" di dalam 

Nama : Tn.S   Tgl. Operasi : 10/3/2020 No. RM : 363706  


Tindakan Operasi : Operasi Herniotomy Hernioraphy (HTHR) Dr. Bedah : dr. Saiful Burhan, Sp.B Dr. Anastesi : dr.M Rodli, Sp.An  
   
Persiapan
Anastesi  
Evaluasi Jalan Nafas Jenis Anastesi :  
  Bebas : Ya / Tidak Rencana Premedikasi :  
Buka Mulut : Lebih dari 3 Jari / Tidak
  Penyulit :  
Malampathv :1 2 3 4 5
  Jarak Mentohyoid : Lebih dari 4 jari / Tidak Antisipasi :  
  Leher : Pendek / Tidak ASA : 1/2/3/4/5/D  
Gerak Leher : Bebas / Tidak
  Gigi Palsu: Ada / Tidak
 
  Lain-lain : .........................................  
   
1.Jenis Operasi √ Bersih  Bersih Kontaminasi  Kontaminasi  Kotor  
2. Premedikasi  Ya  √Tidak  
3. Lokasi Kanul IV  √Ta ka/ki oleh…………………  Ka. Ka/ki  CVP  
   Arteri line di ………………………  CVP di………………..  
4. Posisi Operasi  √Telentang  Tengkurap  Lithotomy  
   Lateral ka/ki  Lain-lain………………………………  
5. Posisi Lengan  √Telentang ka/ki  Samping ka/ki  Lain-lain  
6. Alat Bantu  Donat √ Bantal  √Penyangga Lengan
   Kantong Pasir  Lain-lain……………………  
7. Alat Penghangat  Infant Warmer pukul………….  Patient Warmer pukul……….  
8. Alat Pelindung  Siku  Mata  Lutut  
   Pergelangan / Tumit  Lain-lain……………………………..  
9. Kateter Urine  Ya  √Tidak Oleh……………………….
   Tipe: Cath B/U  Ukuran 16  Fixasi  
10. Diathermy lokasi electroda  Tidak  Monopolar  Bipolar  
25
   Bokong ka/ki  Paha ka/ki  √Betis  
   Lain-lain………………………………  Dipasang oleh…………………….  
Keadaan kulit sekitar area operasi  √Baik  Merah/Terbakar  Gelembung  
   Lain-lain Bengkak  
Pengkajian luka operasi  
11. Tourniqueiet  
Diawasi oleh  
12. Antiseptik √ Isodine/Alkohol 70%  Iodium Tinctuur  Chlorhexidine  
   Savlon………………….%  Hibiscrub………%  Lain-lain……………..
13. Drain  Polymed  Redon/Rectal Tube  Blood Set  
   Thoraks  Tekanan  Lain-lain……………..
14. Tampon  √Tidak Ada  Ada di……………………………………………..  
15. Cairan Irigasi  Antibiotik  Dosis  
   √NaCl 0,9 %  H2O2  Water for irigation
   Lain-lain……………………………. Jumlah………….cc  
16. Implant Jenis Sekrup Jumlah 10 buah  
Plat Jumlah 1 buah
17. Sinar X  C.ARM Lamanya ± 60 menit  
   Jenis Kontras…………………….. Jumlah……………………………………………………  
18. Dressing  √Kassa Jumlah ±3-4  
   √Primary dressing supratule √ Secondery dressing kassa steril  
19. Area operasi terkontaminasi dengan  Faeces  Urine  Pus  
20. Defekasi di OK  Ya  √Tidak  
21. Spesimen  Histologi/PA  Cytologi  Kultur  
   Lain-lain……………………………..  

22. Kehilangan Darah : ± 50cc  

Pemeriksaan Fisik

26
1. Kepala & Leher
a. Kepala : Pasien terpasang nasal canul oksigen 2 liter per menit
b. Mata : Simetris, terbuka spontan, simetris
c. Hidung, Mulut, Tenggorokan : Tidak terpasang ETT, terpasang nasal canul 2 lpm pada hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung
d. Telinga : simetris

2. Thorak & Dada : Dada tertutup oleh drapping

3. Payudara & Ketiak : Tidak terkaji

4. Punggung & Tulang Belakang : Tidak Terkaji

5. Abdomen : Terdapat sayatan selebar ± 5c, di perut bagian kanan bawah

6. Genetalia & Anus : Tidak Terkaji

7. Ekstermitas : terpasang infus NS 0,9% 30tpm pada tangan kiri, terpasang manset tensi pada betis kanan, dan terpasang eletroda diatermi pada
betis kiri

8. Sistem Neorologi : Klien mendapatkan bius SAB

10. Kulit & Kuku : kulit kering, CRT kembali < 3 detik, warna kuku merah muda

11. TTV :

TD : 117/72 mmhg, N : 77x/menit, RR : 15x/menit, S : 36°C


 
Mengetahui  
  Perseptor Klinik  
   
   
   
  (Ns. Sri Utami, S.Kep)  
   
                           

27
PENGKAJIAN POST OPERATIF

Diisi oleh Mahasiswa yang praktek di ruang RR

Beri tanda "x" di dalam □


     
No. RM : 363706

Nama : Tn.S      
Tgl
Diagnosis post operasi : Hernia Inguinalis Lateralis Dextra : 10/3/2020 Dr. Anestesi : dr. M. Rodli, Sp.An
Operasi
Tindakan operasi : Herniotomy Hernioraphy (HTHR) Dr. Bedah : dr.Saiful B, Sp.B

Keterangan

Informed consent Ada  

Laporan bedah Ada

Laporan anestesi Ada

Hasil penunjang yang diserahkan : F. Thorax  

  hasil pemeriksaan laboratorium

Resep dr. Saiful Burhan Sp.B □√ Ada □ Tidak ada


  Obat & Dosis:    

Ceftriaxon 3 x 1 gram
Antrain 3 x 1
Ranitidi 3 x 1

28
Gigi palsu atau benda berharga lainnya, berupa : Tidak Ada

Sisa obat yang diserahkan : Tidak ada

Jaringan tubuh/sisa spesimen : □ Ada □√ Tidak ada


Darah yang tersisa di Bank Darah   □1 Labu, jenis PRC
Penjelasan tentang operasi yang dilakukan dan jenis anestesi GA □√ Ada □ Tidak ada
Pengiriman jaringan ke Laboratorium PA □ Ada □√ Tidak ada
Pengiriman kultur / pus / darah / cairan

Pemeriksaan Lab di RR : □ Hb □ Gula Darah


  □ DL □ Lain-lain
Komplikasi selama operasi □ Ada □√ Tidak Ada Keterangan : .....................

Peralatan medis yang sedang dipakai :    

□√ IV perifer □ IV sentral □ Catheter

□ NGT □ Drain □ Lain-lain


 
Penjelasan tentang KU / Kelainan pasien selama di RR  
 

□√ Ya □ Tidak    
Keterangan:
Kondisi baik, klien mengatakan kaki klien masih belum terasa dan belum dapat bergerak, kesadaran compos
29
mentis, verban post op tidak merembes. Klien mengatakan mulai merasa tidak nyaman pada luka operasinya

Spo2 : 98%
TD : 117/78
N : 82x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°C

Kolaborasi post operasi dokter anestesi:

Kolaborasi post operasi dokter bedah:


TTV :

Aldrete Score :
Bromage Score : 10
Yang menyerahkan, jam ……… Yang menerima, Yang menerima,    
Nama Perawat Intra Operasi Perawat RR Perawat ruangan / ICU Waktu serah
terima,

Jam : 11.30
Iqbal Ika Eris

30
ANALISA DATA
Pre Operasi HTHR
Tanggal 10/03/2020
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Ansietas
HIL
- Klien mengatakan takut ↓
dan cemas karena belum
Akan dilakukan tindakan
pernah operasi atau
pembedahan (HTHR)
opname sebelumnya

DO:
Klien bertanya-tanya tentang
- KU: cukup lama waktu operasi
- GCS: 4,5,6 ↓

- Kesadaran: compos mentis Wajah klien tampak tegang

- Wajah klien tampak tegang ↓


Ansietas
- Tanda – tanda Vital
o TD: 120/70 mmHg
o Nadi: 84x/menit
o RR: 22x/menit
o Suhu: 36,4 oC

Intra Operasi HTHR


Tanggal 10/03/2020
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: - HIL Risiko
DO: ketidakseimbangan

- Dilakukan tindakan cairan
Dilakukan tindakan
pembiusan SAB
pembedahan
- Pasien terpasang infus
(HTHR)
NS 30 tpm di tangan kiri

(total infus masuk pre
operasi 500cc Dilakukan pembiusan SAB
- Kehilangan darah sekitar ↓
50cc
- Tanda – tanda Vital Vasodilatasi pembuluh darah

 TD : 117/72 mmhg, Kompensasi kebutuhan
 N : 77x/menit volume pembuluh darah
meningkat
 RR : 15x/menit

 S : 36°C
Resiko
ketidakseimbangan
31
volume cairan
DS: - HIL Pola Nafas
DO: ↓ Tidak Efektif
- Kesadaran: compos mentis Post tindakan pembedahan
- GCS: 4,5,6 (HTHR)

- Pasien dilakukan pembiusan ↓


SAB Post prosedur anastesi dan
- Fase ekspirasi memanjang pemberian obat anestesi
saat pelaksanaan operasi

- Tanda – tanda Vital
Kelemahan otot pernafasan
 TD : 117/72 mmhg,

 N : 77x/menit
Penurunan RR
 RR : 15x/menit

 S : 36°C Ketidakefektifan pola nafas
Post Operasi HTHR
Tanggal 10/03/2020
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Prosedur operasi Nyeri akut
Klien mengatakan kaki klien ↓
masih belum terasa dan belum
Insisi jaringan abdomen
dapat bergerak

Klien mengatakan mulai
kerusakan jaringan
merasa tidak nyaman pada luka

operasinya
Pelepasan mediator nyeri
DO: (prostalgladin,histamin,
bradikiin)
- Pasien post operasi HTHR

- Pembiusan SAB
Diterima reseptor nyeri
- KU: cukup, GCS: 4,5,6 perifer

- Kesadaran: compos mentis
Rangsangan nyeri pada
- Tanda – tanda Vital sistem saraf pusat
o Spo2 : 98% ↓
o TD : 117/78 nyeri
o N : 82x/menit
o RR : 20x/menit
o S : 36°C

32
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA TANGAN
Dx TERATASI
Pre Operasi (HTHR)
Tanggal 10 Maret 2020

1 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar


informasi ditandai dengan klien mengatindakan
operasi HTHR
Intra Operasi (HTHR)
Tanggal 10 Maret 2020

1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


kelemahan otot pernapasan (tindakan anastesi)
ditandai dengan fase ekspirasi memanjang
2 Risiko ketidakseimbangan cairan d.d proses
pembedahan
Post Operasi (HTHR)
Tanggal 10 Maret 2020

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik


( luka prosedur operasi ) ditandai dengan klien mulai
mengeluh tidak nyaman dengan luka operasinya

33
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosis keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


Pre operasi
1 Ansietas Setelah dilakkan tindakan keperawatan Reduksi ansietas
selama .. x 24 jam diharapkan ansietas Observasi
teratasi dengan kriteria hasil: - Monitor tanda-tanda ansietas
Luaran utama: tingkat ansietas Terapeutik
- Verbalisasi kebingungan - Ciptaka lingkngan terapeutik untuk menumbuhkan keperccayan
menurun - Temani pasien untuk mengurangi kcemasan
- Verbalisasi khawatir akibat Edukasi
kondisi yang dihadapi menurun - Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang dirasakan
- Perilaku gelisah menurun - Informasikan mengenai pembedahan
- Perilaku tegang menurun - Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi
- Koaborasi obat antiandietas
Intra operasi
1 Pola nafas tidak Setelah dilakkan tindakan keperawatan 1.
Pemantauan Respirasi
efektif selama .. x 24 jam diharapkan pola 1)
Observasi

Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
nafas tidak efektif teratasi dengan

Monitor pola napas (seperti bradipneu, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,
kriteria hasil: Cheyne-stokes, Biot, ataksik)
Luaran utama: Pola Nafas  Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Pemanjangan fase ekspirasi  Palpasi kesimetrisan ekpansi paru
menurun  Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi oksigen
- Frekuensi nafas membaik
2) Terapeutik
34
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Kedalaman nafas membaik
 Dokumentasikan hasil pemantauan
2) Edukasi
 Informasikan hasil pemantauan.
2. Manajemen Jalan Nafas
1) Observasi
 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usahanafas)
 Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
2) Terapeutik
 Berikan oksigen, jika perlu
2 Risiko Setelah dilakkan tindakan keperawatan Manajemen cairan
ketidakseimbangan selama .. x 24 jam diharapkan bersihan Observasi
cairan risiko ketidakseimbang volume cairan - Monitor status hidrasi (nadi, akral, tekanan darah, mukosa kulit dan turgor
tidak terjadi dengan kriteria hasil: kulit)
Luaran utama: keseimbangan cairan Terapeutik
- Asupan cairan meningkat - Berikan asupan cairan sesuia kebutuhan melalui intravena
- Kelembapan membrane Kolaborasi
mukosa meningkat - Kolaborasi pemberian deuretik
- Dehidrasi menurun
- Tekanan darah membaik

Post operasi
1 Nyeri akut Manajemen Nyeri
35
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
selama ...... x 24 jam masalah nyeri akut  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
dapat teratasi dengan kriteria hasil  Identifikasi skala nyeri
sebagai berikut :  Identifikasi respons nyeri non verbal
 Keluhan nyeri : menurun  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Meringis : menurun
Terpeutik
 Berikan teknik non fakmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (nafas dalam)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)

Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

36
IMPLEMENTASI
Nama klien : Tn.S Tanggal pengkajian : 10 Maret 2020
Diagnosa medis : HIL + post op HTHR

No
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Diagnosis
PRE OPERASI
1 08.15 - Mengkaji tingkat ansietas klien S: -
10
- Melakukan pendekatan yang tenang dan O:
Maret
meyakinkan kepada Klien. - KU: baik
2020
- Mendorong verbalisasi perasaan, ketakutan dan - GCS: 4-5-6
persepsi - Kesadaran: compos mentis
- Membantu mengurangi kecemasan klien secara - Klien tampak lebih tenang.
efektif - Tanda – tanda Vital
- Melakukan edukasi klien terkait penyakit yang o TD: 120/80 mmHg
dialami kien dan tindakan pembedahan yang akan o Nadi: 88 x/menit
dilaksanakan o RR: 22 x/menit
- Mengajarkan dan Menginstruksikan klien untuk o Suhu: 36,2 oC
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam A: Ansietas
o TD: 120/80 mmHg P: ansietas teratasi
o Nadi: 88 x/menit
o RR: 22 x/menit
o Suhu: 36,2 oC

37
INTRA OPERASI
2 10.00- - Memastikan kepatenan nasal canule 3lpm S: -
3 Maret
11.00 - Memantau frekuensi pernapasan klien, RR: O:
2020
15x/menit DS: -
- Memasang sensor pemantauan Oksigen DO:
noninvasif - RR : 22 x/menit
- Monitor nafas tambahan : tidak ada suara napas - SPO2 : 99 %
tambahan ketika klien dalam pengaruh anastesi - Klien dalam pengaruh bius SAB
- Memonitor saturasi oksigen : 99 % - Terpasang nasal canula 3 lpm
- Catat perubahan saturasi O2 A: Pola nafas tidak efektif

P: Lanjutkan intervensi
Monitor status pernapasan klien
3 10.00- - Memonitor status hidrasi klien S: -
3 Maret
11.00 - Memantau ttv klien O:
2020
- Dilakukan pemberiain cairan Ns 0,9% 30tpm - Dilakukan tindakan invasif (pembedahan )
- Memonitor intak dan output cairan - Selama klien di OK dilakukan 2 kali pemberian

- Memantau kepatenan jalur iv line klien agar tidak cairan Ns 0,9% = 1000 cc

terjadi sumbatan, hematom, dan phlebitis - Tanda – tanda Vital

- Memantau respon klien terhadap penambahan  TD : 117/72 mmhg,


cairan  N : 77x/menit

38
 RR : 15x/menit
 S : 36°C
 A: resiko ketidakseimbangan cairan
 P: Lanjutkan intervensi : manajemen cairan

POST OPERASI
4 11.30 - MengIdentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S: Klien mengatakan terasa agak panas pada luka
3 Maret
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri operasi
2020
- Mengidentifikasi skala nyeri O:
- Mengidentifikasi respons nyeri non verbal - Skala nyeri 3

- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan - Klien tidak tampak meringis

memperingan nyeri - TTV :

- Memberikan teknik non fakmakologis untuk o Spo2 : 98%


mengurangi rasa nyeri (nafas dalam) o TD : 117/78
o N : 82x/menit
o RR : 20x/menit
o S : 36°C
A: Nyeri akut
P: Hentikan intervensi (klien kembali ke ruang
perawatan)

39
EVALUASI

Hari/ Tanggal/ No Dx
Evaluasi Tanda tangan
Jam Kep
Pre operasi
Selasa, 10 1 S: Klien mengatakan akan siap menjalani operasi
Maret 2020 O:
- KU: baik
- GCS: 4-5-6
- Kesadaran: compos mentis
- Klien tampak lebih tenang.
- Tanda – tanda Vital
o TD: 120/80 mmHg
o Nadi: 88 x/menit
o RR: 22 x/menit
o Suhu: 36,2 oC
A: Ansietas
P: ansietas teratasi
Intra operasi
Selasa, 10 2 S: -
Maret 2020 O:
DS: -
DO:
- RR : 22 x/menit
- TD : 117/72 mmhg
- N : 77x/menit

- SPO2 : 99 %
- Klien dalam pengaruh SAB
- Terpasang nasal canule 3lpm
A: Pola nafas tidak efektif

P: Lanjutkan intervensi
Monitor status pernapasan klien

Selasa, 10 3 S: -
Maret 2020 O:
- Dilakukan tindakan invasif (pembedahan )
- Selama di OK dilakukan 2 kali pemberian cairan
Ns 0,9% = 1000 cc
40
- Tanda – tanda Vital
 TD: 120/80 mmHg
 RR : 22 x/menit
 TD : 117/72 mmhg
 N : 77x/menit

Selasa, 10 4 S: Klien mengatakan terasa agak panas pada luka


Maret 2020
operasi
O:
- Skala nyeri 3
- Klien tidak tampak meringis
- TTV :

o Spo2 : 98%
o TD : 117/78
o N : 82x/menit
o RR : 20x/menit
o S : 36°C
A: Nyeri akut
P: Hentikan intervensi (klien kembali ke ruang
perawatan)

41
RESUME KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. H Tanggal : 9/03/2020 (09.00)
Dx.Medis : Hydronefrosis Ruang : OK RST Malang

S O A P I E
 KIien  KU lemah Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Mengidentifikasi S : Klien mengatakan
mengatakan nyeri  Wajah tampak berhubungan dengan tindakan keperawatan lokasi, karakteristik, nyeri berkurang
perut dan panggul meringis menahan agen pencedera fisik selama 1 jam masalah durasi, frekuensi, sedikit
 Pengkajian nyeri ditandai dengan nyeri akut dapat kualitas, intensitas O:
Nyeri  Lengan kiri keluhan nyeri, klien teratasi dengan kriteria nyeri  KU: cukup
P : Pembengkakan tampak infus NS tampak meringis hasil sebagai berikut : 2. Mengidentifikasi  GCS: 4 5 6
ginjal akibat 20tpm  Keluhan nyeri : skala nyeri  Klien tidak tampak
penumpukan urin  Klien tampak menurun 3. Mengidentifikasi meringis menahan
Q : Rasa nyeri disertai membatasi gerakan  Meringis : menurun respons nyeri non sakit.
panas  TD : 140/90 verbal  Klien sudah
R : Area perut bawah mmHg Manajemen Nyeri 4. Mengidentifikasi tampak lebih relax
menjalar ke panggul  N : 84x/ii (1.08238) faktor yang  Skala nyeri : 5 / 10
S : 6 / 10  Identifikasi nyeri memperberat dan
 R : 22x/ii  TTV
 Identifikasi skala memperingan nyeri
 S : 36,2°C o TD : 140/80
nyeri 5. Mengajarlkan
mmHg
 Identifikasi respons teknik non
o Nadi : 80 x/ii
nyeri non verbal fakmakologis untuk
mengurangi rasa o Suhu : 36oC
 Identifikasi faktor o RR : 20x/ii
yang memperberat nyeri (nafas dalam)
T : Hilang timbul dan memperingan A : Masalah nyeri
nyeri teratasi sebagian
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk P : Intervensi
mengurangi rasa dipertahankan
nyeri (nafas dalam) (manajemen nyeri)
 Kolaborasi
pemberian analgetik
( Injeksi Antrain
30mg IV)

42
RESUME KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.L Tanggal : 00/03/2020 (09.30)
Dx.Medis : Colic Renal Ruang : OK RST Malang

S O A P I E
 Klien mengatkan  Keadaan Umum Ansietas berhubungan Setelah dilakukan  Memonitor tada- S:
sakitnya sudah lemah dengan kekhawatiran tindakan keperawatan tanda ansietas  Klien mengatakan
sejak 3 bulan yang  Klien terpasang mengalami kegagalan selama 1 jam, maka  Menciptakan sudah agak tenang
dibuktikan dengan diharapkan ansietas suasana terapeutik dan siap menjalani
lalu infus NS 0,9 % di merasa khawatir menurun dengan untuk operasi
 Klien mengatakan tangan kiri dengan kondisi yang kriteria hasil sebagai menumbuhkan O:
takut dulunya mau  Wajah klien tampak dihadapi (operasi), berikut: kepercayaan  Keadaan Umum
periksa cemas dan tegang tampak gelisah dan Luaran Utama : (BHSP) lemah
 Klien mengatakan ini serta jarang tegang tingkat ansietas  Gunakan  Klien terpasang
merupakan operasi tersenyum - Perilaku tegang pendekatan yang infus NS 0,9 % di
menurun tenang dan tangan kiri
yang pertama  TTV : - Verbalisasi khawatir meyakinkan  Klien tampak
 Klien mengatakan Tensi : 140/80 mmHg akan kondisi yang  menjelaskan terbaring lemah di
takut mau operasi ini Nadi : 88 x/ mnt dihadapi prosedur dan tempat tidur
RR : 21 x/mnt Intervensi : Reduksi termasuk sensasi
S : 36 C  Wajah klien tegang
ansietas yang mungkin agak berkurang
 Monitor tanda- dialami  Klien masih jarang
tanda ansietas  melatih tehnik tersenyum
 Ciptakan suasana relaksasi (nafas
 TTV :
terapeutik untuk dalam)
TD : 130/80
kepercayaan
Nadi : 80 x/ mnt
 Gunakan
RR : 20 x/mnt
pendekatan yang
S : 36C
tenang dan
meyakinkan
A: ansietas
 Jelaskan prosedur
dan termasuk
P: Lanjutkan intervensi:
sensasi yang
Reduksi Ansietas
mungkin dialami
 Latih teknik
relaksasi (nafas
dalam)
43
RESUME KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. Tanggal : 10/03/2020 (09.00)
Dx.Medis : Benigna Prostat Hiperplasi Ruang : OK RST Malang

S O A P I E
 KIien  Keadaan Umum Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Memonitor tada- S:
mengatakan susah cukup dengan kekhawatiran keperawatan selama 1 jam, tanda ansietas  Klien mengatakan
untuk tidur sejak  Klien terpasang mengalami kegagalan maka diharapkan ansietas  Menciptakan sudah agak tenang
MRS di tadi malam dibuktikan dengan menurun dengan kriteria suasana dan siap menjalani
infus NS 0,9 % di merasa khawatir hasil sebagai berikut: terapeutik untuk
karena takut akan operasi
operasi tangan kiri dengan kondisi yang Luaran Utama : tingkat menumbuhkan O:
 Klien  Wajah klien tampak dihadapi (operasi), ansietas kepercayaan  Keadaan Umum
mengatakan ini cemas dan tegang tampak gelisah dan - Perilaku tegang (BHSP) lemah
pengalaman  Klien tampak tegang menurun  Gunakan  Klien terpasang
pertamanya operasi - Verbalisasi khawatir pendekatan yang infus NS 0,9 % di
sesekali melamun
 Klien cemas tenang dan tangan kiri
 TTV : akan kondisi yang
apabila nanti gagal meyakinkan  Klien tampak
Tensi : 130/80 mmHg dihadapi  menjelaskan
operasinya terbaring lemah di
Nadi : 84 x/ mnt Intervensi : Reduksi prosedur dan tempat tidur
RR : 21 x/mnt ansietas termasuk sensasi
 Monitor tanda-tanda  Wajah klien tegang
S : 36 C yang mungkin
ansietas agak berkurang
dialami  Klien masih jarang
 Ciptakan suasana  melatih tehnik
terapeutik untuk tersenyum
relaksasi (nafas
menumbuhkan  TTV :
dalam)
kepercayaan TD : 130/80
 Gunakan pendekatan Nadi : 82 x/ mnt
yang tenang dan RR : 20 x/mnt
meyakinkan S : 36C
 Jelaskan prosedur
dan termasuk A: ansietas
sensasi yang
mungkin dialami P: Lanjutkan intervensi:
 Latih tehnik relaksasi Reduksi Ansietas
(nafas dalam)

44
45

Anda mungkin juga menyukai