Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Dibuat untuk memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa yang
dibimbing oleh:
Ns. Andi Surya Kurniawan, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:
Winy Liveline Suryani
2114314901036

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
TAHUN AJARAN
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROFESI NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Laporan ini telah disetujui oleh


Pembimbing Institusi

Hari/Tanggal: Kamis, 14 Juli 2022

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(Ns. Andi Surya Kurnia, M.Kep) (Suwarni, A.Md.Keb)


NIK. 07314309033 NIP. 197510232007012011

2
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)

Form Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)

Departemen : Keperawatan Jiwa Persepti : -


Periode : 11 - 16 Juli 2022 Preceptor : -
Tempat : Dusun Krajan, Sumbersekar Minggu ke: Ke-2

A. Target yang ingin dicapai


TUK:
Dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. M dengan kasus harga diri rendah
(tanggal 11 - 16 Juli 2022)
TIK:
1. Mampu melakukan pengkajian
2. Mampu menentukan prioritas masalah dan menentukan diagnosa keperawatan dengan
tepat
3. Mampu memberikan asuhan keperawatan
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan dan mengevaluasinya
B. Rencana kegiatan
TIK Jenis Kegiatan Waktu Kriteria Hasil
1 Melakukan pengkajian pada Tn. M Hari 1 Mampu melakukan
pengkajian
Data dapat terkumpul
dan valid
2 Melakukan analisa data pengkajian pada Hari 2 Mampu menganalisis
Tn. M hasil pengkajian
Mampu menentukan
diagnosa keperawatan
dengan benar
Menentukan masalah dan diagnosa Mampu menentukan
keperawatan jiwa prioritas masalah
3 Melakukan tindakan/ implementasi Hari 3 Mampu melakukan
keperawatan Tn. M tindakan keperawatan
yang tepat
4 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan Hari 4 Mampu mengevaluasi
Tn. M tindakan keperawatan

Melanjutkan tindakan keperawatan Mampu melakukan


tindakan keperawatan
dengan baik
C. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
1. Mampu mengikuti kegiatan orientasi dengan lancar dan tertib
2. Mampu melakukan pengkajian sesuai target kompetensi
3. Mampu menentukan prioritas masalah, diagnosa keperawatan, serta implementasi dan
evaluasi tindakan
D. Evaluasi diri praktikan
1. Melanjutkan semua rencana keperawatan
2. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan tindakan keperawatan
3. Belum mampu berkolaborasi dengan tenaga medis lain karena berbasis studi
E. Rencana Tindak Lanjut
1. Mahasiswa perlu meningkatkan keterampilan klinis dan berkolaborasi dengan tenaga
medis yang lain.
2. Mahasiswa perlu meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai kasus keperawatan
jiwa lainnya.

3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien dengan
Harga Diri Rendah” tanpa halangan apapun. Adapun tugas ini dibuat untuk
memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa.
Dalam penyusunan tugas ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga saya mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah
diberikan. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Andi Surya Kurniawan, S.Kep., M.Kep. selaku Kaprodi S1 Ilmu
Keperawatan dan selaku pembimbing institusi kelompok krajan yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan
dalam menyusun makalah.
2. Ns. Kurnia Laksana, S.Kep., M.Kep. selaku dosen penanggung jawab
Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa
3. Pembimbing lahan di Puskesmas Dau yang memberikan banyak arahan
dan bimbingan selama praktik di lahan.
4. Orang tua saya yang selalu mendoakan dan mendukung.
5. Dan teman-teman di STIKes Maharani Malang yang telah senantiasa
mendukung dalam penyusunan makalah.
Dalam penyusunan tugas ini saya menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini
sangat jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini, dan dalam pembuatan
laporan lainnya. Akhir kata, semoga tugas ini dapat berguna bagi kita semua.

Malang, 9 Juli 2022

Penyusun

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM).................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
LAPORAN PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Definisi Harga Diri Rendah............................................................................1
1.2 Etiologi......................................................................................................1
1.3 Klasifikasi..................................................................................................2
1.4 Proses Terjadinya Masalah........................................................................3
1.5 Manifestasi................................................................................................3
1.6 Rentang Respons.......................................................................................4
1.7 Mekanisme Koping...................................................................................4
1.8 Strategi Penatalaksanaan...........................................................................5
1.9 Pohon Masalah..........................................................................................8
1.10 Masalah Keperawatan...............................................................................8
BAB II.....................................................................................................................9
KASUS KEPERAWATAN JIWA........................................................................9
2.1 Kasus 4...........................................................................................................9
2.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................11
2.3 Peremusuan Diagnosa Keperawatan (single diagnosis)...............................11
2.4 Rencana Tindakan Keperawatan..................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................13
3.1 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa...............................................13
3.2 Analisa Data............................................................................................13
3.3 Pohon Masalah........................................................................................14
3.4 Diagnosa Keperawatan............................................................................14
3.5 Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan..................................................14
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan................................................................15

5
3.7 Implementasi dan Evaluasi......................................................................19
3.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)............................21
3.9 Analisa Proses Interaksi..........................................................................26
BAB IV..................................................................................................................30
PENUTUP.............................................................................................................30
4.1 Kesimpulan...................................................................................................30
4.1 Saran.............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

6
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP HARGA DIRI RENDAH


1.1 Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak
diterima di lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya.Self
esteem is a feeling of self acceptance and positive self image. Pengertian lain
mengemukakan bahwa harga diri rendah adalah menolak dirinya sendiri. Individu
gagal menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita (Barry dalam Yosep, 2011).
Harga diri seseorang diperoleh dari sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,perlakuan orang lain
yang mengancam dan hubungan interpersional yang buruk. Tingkat harga diri
seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki
harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap
sebagai ancaman (Driever dalam Yosep, 2007).

1.2 Etiologi
Harga diri seseorang diperoleh dari sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,perlakuan orang lain
yang mengancam dan hubungan interpersional yang buruk. Tingkat harga diri
seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki
harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap
sebagai ancaman (Driever dalam Yosep, 2007).
Factor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi factor predisposisi
dan factor presipitasi
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi hargadiri rendah meliputi penolakan dari
orang tua, seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang
terlalu mengekang, sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak
berguna lagi serta merasa rendah diri.
1
b. Factor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi ideal diri
seperti dituntut untuk selalu berhasil dan tidak boleh berbuat salah,
sehingga anak kehilangan rasa percaya diri.
2. Faktor Presipitasi
Factor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
misalnya ada salah satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga
keluarga merasa malu dan rendah diri. Pengalaman traumatic juga dapat
menimbulkan harga diri rendah seperti penganiayaan seksual, kecelakaan
yang menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit dengan pemasangan
alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon terhadap trauma umumnya
akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi represi dan denial

1.3 Klasifikasi
Menurut Damayanti (2012) harga diri rendah ada secara situasional dan
kronik yaitu
1. Situasional yaitu, Harga diri seseorang diperoleh dari sendiri dan orang
lain. Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih
sayang,perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersional yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam
rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai
ancaman (Driever dalam Yosep, 2007).
2. Kronik yaitu, Harga diri seseorang diperoleh dari sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih
sayang,perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersional yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam
rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai
ancaman (Driever dalam Yosep, 2007).

2
1.4 Proses Terjadinya Masalah
Harga diri sesorang didapatkan dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi ketika perlakuan orang lain mengancam dirinya.
Tingkat harga diri sesorang berada dalam tingkat tinggi sampai rendah. Seseorang
yang mempunyai harga diri tinggi maka dapat beradaptasi dengan lingkungan
secara efektif, sedangkan jika seseorang memiliki harga diri yang rendah maka
lingkungan yang dilihat akan terasa mengancam bagi dirinya.
Penyebab harga diri rendah dapat terjadi pada masa kecil sering
disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai
masa remaja keberadaanya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelnag dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau
pergaulan.
Seseorang yang berada pada situasi stressor berusaha menyelesaikannya
tapi tidak tuntas serta ditambah pikiran tidak mampu atau merasa gagal
menjalankan fungsi dan peran itu bisa disebut dengan kondisi harga diri rendah
situasional, jika pada situasi tersebut lingkungan tidak mendukung positif dan
jjustru menyalahkan secara terus menerus maka akan mengakibatkan harga diri
rendah kronis

1.5 Manifestasi
Menurut Carpenito, L.J dan Keliat, B A dalam buku kartika Sari (2015)
tanda dan gejala pada harga diri rendah yaitu:
1. Data subjektif
a. Mentrospeksi diri sendiri
b. Perasaan diri yang berlebihan
c. Perasaan tidak mampu dalam semua hal
d. Selalu merasa bersalah
e. Sikap selau negative pada diri sendiri
f. Bersikap pesimis dalam kehidupan
g. Mengeluh sakit fisik
h. Pandangan hidup yang terpolarisasi
i. Menentang kemampuan diri sendiri
3
j. Menjelek-jelekkan diri sendiri
k. Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan
l. Menolak atau menjauh dari umpan balik positif
m. Tidak mampu menentukan tujuan
2. Data Objektik
a. Produktivitas menjadi menurun
b. Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri
c. Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain
d. Penyalah gunaan suatu zat
e. Tindakan menarik diri dari hubungan social
f. Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu
g. Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan
h. Gampang tersinggung dan mudah marah

1.6 Rentang Respons


Respon individu terhadap konsep dirinya dimulai dari respon adaptif dan
maladaptive. Menurut Keliat dalam Ade Herman (2011) rentang respon
digambarkan sebagain berikut

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Aktualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan Depolarisasi
positif rendah identitas diri

Gambar 2. 1:Rentang Respons Harga Diri Rendah


Sumber: Keliat (2011) dalam Fitria (2017)

1.7 Mekanisme Koping


Seseorang dengan harga diri rendah memiliki mekanisme koping jangka
pendek dan jjangka panjang. Jika mekanisme jangka pendek tidak memberikan
hasil yang telah diharapkan individu, maka individu dapat mengembangkan
mekanisme koping jangka panjang (Direja,2011). Mekanisme tersebut mencakup
sebagai berikut
4
1. Jangka Pedek
a. Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu, pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton tv secara terus menerus
b. Aktivitas yang memberikan penggantian indentitas bersifat sementara,
misalnya ikut kelompok social, agama, dan politik
c. Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan
2. Jangka Panjang
a. Penutupan identitas: terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang
disukai dari orang-orang yang berarti tanpa memperhatikan keinginan
atau potensi diri sendiri
b. Identitas negative : asumsi identitas yang bertentangan dengan nilai-
nilai dan harapan masyarakat

1.8 Strategi Penatalaksanaan


1. SP-1 Pasien: Harga Diri Rendah Pertemuan : Mendiskusikan
kemampuandan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
telah dilatih dalam rencana harian.
2. SP-2 Pasien: Harga Diri Rendah Pertemuan : Melatih pasien melakukan
kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.
3. SP-3 Keluarga: Harga Diri Rendah : Mendiskusikan masalah yang
dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang
pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat
pasiendengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien
dengan hargadiri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat.
4. SP-4 Keluarga: Harga Diri Rendah : Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah langsung kepada
pasien
5
Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu
metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang berdasarkan
kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan mengimplementasikan
komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga diri rendah tindakan keperawatan
pada pasien menurut Suhron (2017) diantaranya:
1. Tujuan keperawatan: pasien mampu:

 Membina hubungan saling percaya

 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

 Menilai kemampuan yang dapat digunakan

 Menetapkan atau memilih kegiatan yang telahdipilih


kemampuan
 Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
2. Tindakan keperawatan

a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:

 Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien

 Perkenalkan diri dengan pasien

 Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini

 Buat kontrak asuhan

 Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang


diperoleh untuk kepentingan terapi
 Tunjukkan sikap empati terhadap klien

 Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki


pasien:

c. pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

 Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat

6
ini

 Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap


kemampuan diri yang diungkapkan pasien

d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan


kegiatan yang dilakukan

 Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.

 Bantu pasien memberikan ersama terhadap pilihan yang ia tetapkan.

e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

 Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).

 Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua


kali perhari.

 Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang


diperlihatkan pasien.

 Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya


menyusun rencana kegiatan.

 Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah


dilatihkan.

 Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan


setiap aktivitas.

 Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan ersama pasien dan


keluarga.

 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah


pelaksanaan kegiatan.

7
1.9 Pohon Masalah

Risiko tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan persepsi sensori: Halusinansi


Effect

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah

Cause Ketidakefektifan mekanisme koping

1.10 Masalah Keperawatan


1. Ketidakefektifan mekanisme koping
2. Harga diri Rendah
3. Isolasi Sosila
4. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
5. Resiko tinggi perilaku kekerasan

8
BAB II

KASUS KEPERAWATAN JIWA

2.1 Kasus 4
Pada tanggal 7 November 2020 malam Tn M (31 tahun) dibawa ke
Rumah Sakit Ben waras untuk ke delapan kalinya oleh keluarganya dengan
keluhan Klien sering mondarmandir kurang lebih 1 minggu yang lalu. Klien
sering terlihat gelisah dan keluar jauh dari rumah. Klien mulai seperti itu setelah
berhenti minum obat satu minggu yang lalu, Klien sulit tidur sejak 1 minggu yang
lalu, Klien sering tertawa sendiri. Klien mulai ada perubahan perilaku sejak 3
tahun yang lalu sejak Klien mengonsumsi obat- obatan terlarang. Klien saat itu
sudah tidak memiliki uang untuk membeli obat – obatan terlarang sehingga Klien
memukul saudaranya dan mendorong ibunya. Saat itu Klien mulai merasa
bersalah dengan keluarganya, Klien mulai suka menyendiri. Klien pernah diusir
oleh bapaknya dari rumah karena perlakuan kasar kepada keluarganya, Klien
pernah dibawa berobat jalan ke Rumah Sakit Jiwa Ben waras tahun 2018. Klien
pernah diberi obat berwarna pink diminum pagi dan satu obat berwarna putih
diminum pada malam hari.
Saat dikaji oleh perawat tanggal 18 November 2020, Klien mengatakan
masuk ke Rumah Sakit Ben waras karna sering mondar-mandir. Klien juga
mengatakan pernah diusir oleh bapaknya karena sering berperilaku kasar kepada
keluarganya. Klien mengatakan saudaranya tidak menyukainya. Klien tampak
selalu menyendiri dikamarnya dan tidak mau berbicara dengan temannya.
Walaupun temannya berkumpul dikamarnya, kontak mata kurang saat diajak
berkomunikasi dan lebih banyak menunduk. Klien tampak berbicara lambat
dengan nada suara lemah. Klien tampak tidak mau bergaul dengan teman
sekamarnya.
Klien mengatakan sudah delapan kali keluar masuk RS, Pengobatan
sebelumnya berhasil tapi klien pernah tidak meminum obatnya sehingga Klien
kembali depresi lagi. Klien mengatakan pernah mendorong ibunya ketika
keinginan Tn “M” tidak dipenuhi oleh ibunya. Klien mengatakan ada anggota
9
keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan Klien yaitu kakak
pertamanya. Klien juga mengungkapkan jika pernah diusir oleh bapaknya karena
melakukan tindakan kekerasan pada saudaranya, Klien mengatakan saudaranya
tidak menyukai dirinya. Saat di lakukan TTV di dapat hasil TD: 130/80 mmHg,
N: 80 x/m suhu 36 oC. Klien mengatakan jika tidak ada keluhan fisik. Klien
merupakan anak kedua dari empat bersaudara, Klien paling dekat dengan ibunya.
Komunikasi awalnya baik, tetapi saat Klien sakit disitulah awal mula Klien
menyendiri dan tidak mau berkomunikasi didalam keluarga. Tn M tinggal satu
rumah Bersama kedua orangtuanya dan saudaranya. Klien mengatakan dirinya
anak ke-2 dari 4 bersaudara, klien adalah seorang petani. Klien mengatakan
didalam keluarganya atau dirumah sebagai anak, klien pernah memukul kakak dan
mendorong ibunya. Klien mengatakan sangat merindukan ibunya dan berharap
dan berharap untuk segera sembuh dan pulang. Klien mengatakan malu untuk
bergaul, Klien merasa sedih karena tidak disukai oleh saudaranya sendiri, Ketika
ditanya bagian tubuh yang paling disukai klien menjawab matanya. Klien
mengungkapkan jika dulu pernah bergabung di group sepak bola di desanya,
namun sejak klien sakit tidak pernah lagi bergabung dan bersosialisasi dengan
orang-orang di sekitarnya. Klien mengatakan apa yang dialami sekarang adalah
takdir. Klien mengatakan Klien sering sholat tetapi sholatnya tidak sampai full 5
waktu, jika Klien sholat Klien sering berdoa untuk kesembuhannya. Klien tampak
sedih dan mengatakan rindu dengan ibunya. Klien kurang memperhatikan
penampilannya, klien juga kurang rapi dalam hal kebersihan badannya dan juga
dalam berpakaian. Klien berbicara lambat dan kadang-kadang tidak dapat
dipahami sehingga tujuan pembicaraan tidak tercapai, klien juga tidak mampu
memulai pembicaraan. Klien lebih banyak menunduk, sering menyendiri, tampak
lesu dan lebih banyak menghabiskan waktunya tidur. Ekspresi wajah datar saat
interaksi dengan perawat, bicaranya tidak sesuai dan labil. Kontak mata kurang
karena Klien sering menunduk, Klien menjawab seadanya jika ditanya. Klien
mengatakan pernah mendengar bisikan seorang perempuan ditelinganya setiap
malam saat Klien menyendiri, Klien biasanya menghardiknya. Klien tampak
memperlihatkan cara menghardik halusinasinya, Pada saat dikaji tidak terdapat

10
waham. Klien kadang mengulang-ulang pembicaraannya saat ditanya, seperti
Klien mengulang-ulang ketika Klien diusir oleh bapaknya.
Klien mengingat masa lalunya, meskipun kadang tiba-tiba klien langsung
lupa. Klien mampu berhitung 4x4 = 16 , Klien mampu menjawabnya dengan
benar, tetapi terkadang Klien kurang konsentrasi, jika Klien ditanya Klien mudah
beralih, seperti saat dikaji dimana arah kiblat awalnya Klien menjawab ke arah
depan pintu, kemudian tiba-tiba bealih ke arah serong sebelah kanan. Saat berada
di Rs klien makan 3x/hari, minum tidak menentu, Klien minum jika haus dan
minum obat. Tanpa bantuan orang lain. Klien mengatakan makannya teratur, dan
berselera untuk makan, Klien tampak pada saat pembagian makanan mampu
menghabiskan makanannya. Klien bab 1x/hari, bak ±4 kali sehari, secara mandiri.
Klien mandi 2xsehari ( pagi dan sore ), gosok gigi setiap mandi. Tanpa bantuan.
Klien mengatakan kurang menjaga kebersihan diri seperti mandi pada saat berada
di Rumah Sakit namun klien mampu berpakaian secara mandiri. Klien terlihat
lebih banyak tiduran , jadi waktu tidur siang dan malam Klien tidak menentu.
Terapi yang didapat saat di RS Risperidone 2x1/2 2 mg, clozapine 0-1/2-1 25 mg,
lorazepam 2x1/2 2 mg. Klien mampu minum obat tanpa bantuan perawat. Klien
selalu menyendiri dikamarnya, kalaupun ditanya oleh temannya, hanya menjawab
seadanya saja, sulit untuk bergaul dengan temantemannya saat di RS.

2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Gangguan sensori persepsi : halusinasi

2.3 Peremusuan Diagnosa Keperawatan (single diagnosis)


Perilaku Kekerasan Aksis 1
2.4 Rencana Tindakan Keperawatan
TUM:
Klien dapat mengontrol atau mengendalikan perilaku kekerasan
TUK :

11
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda-tanda, dan akibat dari
perilaku kekerasan yang dilakukan serta dapat latihan cara mengontrol
perilaku kekerasan secara fisik.
2. Klien dapat menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan.
3. Klien dapat melakukan cara mengontrol perilaku kekerasan secara
verbal.
4. Klien dapat melakukan cara mengontrol perilaku kekerasan secara
spiritual.
5. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan secara mandiri.

12
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa


-Terlampir-
3.2 Analisa Data
No. Data Masalah
1. Ds: Harga Diri Rendah
- Klien mulai merasa bersalah dengan keluarganya,
Klien mulai suka menyendiri. Klien pernah diusir
oleh bapaknya dari rumah karena perlakuan kasar
kepada keluarganya,
- Klien mengatakan saudaranya tidak menyukainya.
- Klien pernah memukul saudaranya dan mendorong
ibunya. Saat itu Klien mulai merasa bersalah
dengan keluarganya, dan Klien mulai suka
menyendiri.
Do:
- Klien tampak selalu menyendiri dikamarnya dan
tidak mau berbicara dengan temannya. Walaupun
temannya berkumpul dikamarnya, kontak mata
kurang saat diajak berkomunikasi dan lebih banyak
menunduk.
- Klien tampak berbicara lambat dengan nada suara
lemah.
- Klien tampak tidak mau bergaul dengan teman
sekamarnya
2. Ds : Isolasi sosial
- Klien mengatakan malu untuk bergaul
Do:
- Klien selalu menyendiri dikamarnya, kalaupun
ditanya oleh temannya, hanya menjawab seadanya
saja, sulit untuk bergaul dengan teman-temannya
saat di RS.
- Tidak pernah lagi bergabung dan bersosialisasi
dengan orang-orang di sekitarnya.
3. Ds: Gangguan Persepsi
- Klien mengatakan pernah mendengar bisikan sensori : Halusinasi
seorang perempuan ditelinganya setiap malam saat
Klien menyendiri, Klien biasanya menghardiknya
Do:
- Klien tampak memperlihatkan cara menghardik
halusinasinya,

13
3.3 Pohon Masalah

Risiko tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan persepsi sensori: Halusinansi


Effect

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah

Cause Ketidakefektifan mekanisme koping

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Gangguan sensori persepsi : halusinasi

3.5 Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan


Ruang :-
Nama Pasien : Tn. M
No. Register : -
Tanggal Tanggal Tanda
No. Diagnosa Keperawatan
Muncul Pengkajian Tangan
1. 07 Nov 2020 Harga diri rendah 07 Nov 2020
2. 07 Nov 2020 Isolasi social 07 Nov 2020
3. 07 Nov 2020 Gangguan sensori persepsi : 07 Nov 2020
halusinasi

14
3.6 Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria Standar


Tgl No Intervensi Rasional Ttd
Keperawatan Umum Khusus
07/11/ 1 Harga diri rendah Masalah harga 1. Klien dapat Pada Pasien Untuk membangun
2020 berhubungan diri rendah membina - Ucapkan salam kepercayaan antara
dengan teratasi hubungan - Perkenalkan diri nama dan nama perawat dan klien untuk
ketidakefektifan saling percaya panggilan perawat, serta mempermudah proses
mekanisme koping tanyakan nama dan nama asuhan keperawatan
Kriteria hasil: panggilan klien yang suka
Ds: - Klien mau - Tanyakan perasaan dan keluhan
- Klien mulai menjawab klien saat ini
merasa bersalah salam - Buat kontrak asuhan: kegiatan,
dengan - Klien mau waktu dan tempat
keluarganya, berjabat tangan - Jelaskan bahwa perawat akan
Klien mulai suka - Klien menjaga rahasia dan informasi
menyendiri. menyebutkan - Tunjukkan sikap empati kepada
Klien pernah nama klien
diusir oleh - Klien - Penuhi kebutuhan dasar
bapaknya dari tersenyum
rumah karena - Klien ada
perlakuan kasar kontak mata
kepada - Klien tahu
keluarganya, nama perawat
- Klien
mengatakan 2. Klien dapat Pada Pasien Membuat klien mampu
saudaranya tidak mengidentifika - Identifikasi kemampuan mengetahui aspek diri
menyukainya. si kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif dalam dirinya
- Klien pernah dan aspek posistif klien ( buat daftar
memukul positif yang kegiatan)
saudaranya dan dimiliki - Beri pujian yang realistik dan

15
mendorong hindarkan memberikan penilaian
ibunya. Saat itu Kriteria Hasil: negatif setiap kali bertemu klien
Klien mulai - Klien mampu
merasa bersalah menyusun
dengan jadwal kegiatan
keluarganya, dan berdasarkan
Klien mulai suka kemampuan
menyendiri. dan aspek
Do: positif yang
- Klien tampak dimiliki
selalu - Klien
menyendiri mendapatkan
dikamarnya dan apresiasi
tidak mau posistif setiap
berbicara dengan kegiatan yang
temannya. ddilakukannya
Walaupun 3. Membantu Pada Pasien Membuat klien dapat
temannya pasien dapat - Bantu klien menilai kegiatan menilai kemampuan
berkumpul menilai yang dapat dilakukan saai ini: kegiatan klien
dikamarnya, kemampuan pilih dari daftar kegiatan: buat
- kontak mata yang dapat dafatar kegiatan yang dapat
kurang saat digunakan dilakukan saat ini
diajak - Bantu pasien menyebutkannya
berkomunikasi Kriteria Hasil: dan memberi penguatan terhadap
dan lebih banyak - Klien dapat kemampuan diri yang
menunduk. menilai diungkapkan klien
- Klien tampak kemampuan
berbicara lambat yang dapat
dengan nada dilakukan
suara lemah. dengan
- Klien tampak memilih dari
tidak mau daftar kegiatan,

16
bergaul dengan dan membuat
teman daftar kegiatan
sekamarnya yang dapat
dilakukan saat
ini
4. Klien dapat Pada Pasien Membuat klien memiliki
memilih dan - Diskusikan kegiatan yang akan kegiatan sesuai dengan
menetapkan dipilih untuk dilatih saat kemampuannya
kegiatan pertemuan
berdasarkan - Bantu pasien memberikan alasan
daftar kegiatan terhadap pilihan yang ia tetapkan
yang dapat - Latih kegiatan yang telah dipilih
dilakukan ( alat dan cara melakukannya)
- Masukkan pada jadwal kegiatan
Kriteria Hasil: untuk latihan 2 kali per hari
- Klien dapat - Berikan dukungan dan pujian
mau berdiskusi yang nyata setiap kemajuan yang
memilih diperlihatkan klien.
kegiatan untuk
dilatih saat
pertemuan
- Klien dapat
memberikan
alasan terhadap
pilihan kegiatan
yang telah
ditetapkan
- Klien mau
melkaukan
latihan kegiatan
yang telah
dipilih

17
5. Klien dapat Pada Pasien Membuat klien puas atas
memilih dan - Berikan kesempatan pada pasien kesempata melatih
menetapkan untuk mencoba kegiatan yang kegiatan guna
kegiatan telah dilatih meningkatkan harga diri
berdasarkan - Beri pujian atas
daftar kegiatan aktivitas/kegiatan yang dapat
yang dapat dilkukan pasien setiap hari
dilakukan - Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan tingkat toleransi dan
Kriteria Hasil: perubahan setiap aktivitas.
- Klien mendapat - Susun daftar aktivitas yang sudah
kesempatan dilatihkan bersama pasiendan
untuk mencoba keluarga.
kegiatan yang - Beri kesempatan pasien untuk
telah dilatih mengungkapkan perasaannya
- Klien mendapat setelah pelaksanaan kegiatan.
pujian atas - Yakinkan bahwa keluarga
aktivitas yang mendukung setiap aktivitas klien
dilakukan

18
3.7 Implementasi dan Evaluasi
NO TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. 07/11/2020 Sp 1 S :
Fase orientasi teraupetik - Klien mau menjawab salam
- Menyapa klien - Klien menyebutkan nama
- Memperkenalkan nama lengkap, nama panggilan dan tujuan - Klien tahu nama perawat
berkenalan
Fase Evaluasi Validasi O:
- Menanyakan kabar klien - Klien mau berjabat tangan
- Menanyakan keluhan klien saat ini - Klien mau sedikit bercerita tentang diri nya
Fase Kontrak - Kontak mata kurang
- Membuat kontrak yang jelas dengan klien untuk - Klien menunduk
membincangkan tentang apa yang dirasakan klien - Klien tampak berbicara lambat dengan
Fase Kerja nada suara lemah.
Klien dapet membina hubungan saling percaya A : Hubungan saling percaya belum terbina
- Mengucapka salam P : Rencana bina hubungan saling percaya
- Memperkenalkan diri nama dan nama panggilan perawat, dilanjutkan
serta tanyakan nama dan nama panggilan klien yang suka
- Menananyakan perasaan dan keluhan klien saat ini
- Membuat kontrak asuhan: kegiatan, waktu dan tempat
- Menjelaskan bahwa perawat akan menjaga rahasia dan
informasi
- Menunjukkan sikap empati kepada klien
- Memenuhi kebutuhan dasar klien
Fase terminasi
Evaluasi Validasi
- Menanyakan perasaan
Evaluasi objektif
- Menganjurkan klien untuk memperagakan kembali cara yang
telah dilatih
Tindak lanjut
- Menganjurkan klien bisa membina hubungan saling
19
percaya
Kontrak yang akan datang
- Membuat kontrak yang jelas untuk klien berlatih cara
yang lain
- Mendiskusikan lokasi, tempat, waktu dan durasi untuk
pertemuan selanjutnya

20
3.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)
A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas menurun, cemas dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri,
klien mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum… Boleh Saya kenalan dengan Mas?
Nama Saya………….. boleh panggil Saya Saya Mahasiswa Akper
Muhammadiyah Kendal, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama Mas siapa
dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”

21
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan
tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T
dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai ,kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang tamu
Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?

2. Kerja
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas lakukan?
Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”. “ Mas
dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua sampai 5 (misalnya ada 3
yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan
di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau begitu,bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Mas”.Mari kita lihat tempat
tidur Mas ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan
n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya bagus!

22
Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir
masukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala.
Mari kita lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T
( tidak) melakukan .

3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur ? yach?, Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Mas praktekkan dengan baik
sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Mas,Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis
istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T
( tidak) melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam
08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum

23
STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)
A. Kondisi
DO : Klien tampak tenang, sudeh mau menghargai dirinya sendiri.
DS : Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
C. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki yang
lain (yang belum dilakukan)
D. Tindakan Keperawatan.
Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
2. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
3. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit
4. Bantu klien melakukannya, kalau perlu beri contoh
5. Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
6. Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi :
“assalammua ‘laikum, Mas… masih ingat saya??? baguss Bagaimana perasaan
Mas pagi ini ? Wah tampak gembira”
“ Bagaimana Mas, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin tadi pagi ?
Bagus ( kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi ),
Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan itu Mas
“Ya benar kita akan latihan memcuci piring didapur ruangan ini”
“Waktunya 10 menit, mari kita ke dapur”

2. Kerja :
“Mas, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapanya, yaitu
serabut tepes untuk membersikan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan

24
air untuk membilas, Mas bisa mneggunakan air yang mengalir dari kran ini, oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa – makanan.
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring koto, lalu buang
dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat sampah, kemudian Mas
bersikan piring tersebut dengan menggunakan sabut tepes yang sudah diberikan
sabun pencuci piring, setelah selesai disabuni bilas dengan menggunakan air
bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut, setelah itu
Mas bisa mengkeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia
didapur, nah selesai
“sekarang coba Mas yang melakukan”
“Bagus sekali, Mas dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik, sekarang dilap
tanganya
3. Terminasi :
“bagaimana perasaan Mas setelah latihan cuci piring” Coba ulangi cara mencuci
piring…baguss“ bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi
kegiatan sehari – hari Mas. mau berapa kali Mas mencuci piring ? bagus sekali
Mas mencuci piring tiga kali setelah makan”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan tempat
tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita akan latihan
mengepel”
“mau jam berapa? Sama dengan sekarang? sampai jumpa…Assalamu’alaikum

CATATAN:
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 2 dengan kegiatan yang
dimiliki sesuai kemampuan pasien lainnya (yang belum dilatih)

25
3.9 Analisa Proses Interaksi
KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT
KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Assalamualaikum, P : Perawat menuju Perawat memulai Klien tampak bersedia Membina kepercayaan
benar dengan bu pintu dan percakapan dengan berinteraksi, tampak untuk mendapatkan
Karmisah? Perkenalkan mengucapkan salam. sikap terbuka senang penerimaan pasien
nama saya Latifia Perawat tersenyum terhadap intervensi
mahasiswa pak bagyo ramah kepada yang akan dilakukan.
dari brawijaya. pasien. Perawat
berdiri di depan
pasien
K : Waalaikumsalam, iya
Mbak. K : Melihat kearah
perawat, menjabat
tangan perawat dan
tampak tersenyum
P : Lagi apa ini bu? P: Perawat berdiri di Perawat memulai Pasien tampak ingin Perawat menunjukkan
Sibuk ndak? depan pasien percakapan dengan sikap segera menyelesaikan hubungan yang terbuka
terbuka makannya dan dengan klien. Hal ini
berinteraksi dengan sesuai dengan teori
perawat komunikasi yaitu teknik
komunikasi terapeutik
K: Ndak mbak K: Melihat ke arah perawat dimana bahwa untuk
sambil terburu mendapatkan data
diperlukan pertanyaan
dan sikap terbuka dari
perawat dalam memahami
kebutuhan klien saat ini
P : Oalah, ga ganggu kan P: Perawat berdiri di depan Perawat tetap menjaga Pasien tampak bersedia Perawat menunjukkan
Mas. pasien posisi tubuh dengan berinteraksi dan hubungan yang terbuka
terapeutik menunjukkan sikap dengan klien. Hal ini
terbuka sesuai dengan teori
komunikasi yaitu teknik
K: Enggak komunikasi terapeutik
dimana bahwa untuk

26
mendapatkan data
diperlukan pertanyaan
K: Melihat ke arah perawat dan sikap terbuka dari
sambil mempersilahkan perawat dalam memahami
perawat duduk kebutuhan klien saat ini
P : Gimana bu, apa yang P: Mempertahankan sikap Perawat tetap menjaga Klien memandang ke Perawat menggunakan
dirasakan sekarang. duduk, terbuka, badan posisi tubuh terapeutik arah perawat teknik komunikasi
condong ke depan, terbuka. Hal ini sesuai
tersenyum dengan teori bahwa
K: biasa mbk sikap terapeutik yaitu
K: Tersenyum, melihat ke keterbukaan, jujur,
perawat keiklasan dan penggunaan
teknik terapeutik akan
mempengaruhi
keberhasilan interaksi
P : Hari ini mau ndak mas P: Mempertahankan sikap Perawat tetap menjaga Klien memandang ke Perawat menggunakan
ngobrol- ngobrol duduk, terbuka, badan posisi tubuh terapeutik arah perawat teknik komunikasi
sebentar? condong ke depan, terbuka. Hal ini sesuai
tersenyum dengan teori bahwa sikap
terapeutik yaitu
keterbukaan, jujur,
keiklasan dan penggunaan
K: Tersenyum, melihat ke teknik terapeutik akan
K: Iya mbak perawat mempengaruhi
keberhasilan interaksi
P: Ngobrol disini P: Mempertahankan sikap Perawat memberikan Pasien berespon positif, Kontrak awal
bagaimana mas? duduk, terbuka, badan kebebasan pasien untuk memandang sebentar, memperjelas arah
condong ke depan, menentukan waktu kemudian melihat ke interaksi dan tempat serta
tersenyum interaksi arah lain lama interaksi akan
berlangsung

P: Tersenyum, menunduk
tampak malu, dan
K: Iya mbak hehe
tersenyum

27
P: Mau berapa lama mas P: Mempertahankan sikap Perawat memberikan Pasien setuju dengan Perawat memberikan
kira-kira? 15 menit? duduk, terbuka, badan kebebasan pasien untuk pilihan yang diberikan kebebasan pasien untuk
condong ke menentukan waktu perawat menentukan waktu
depan, tersenyum interaksi interaksi

K: hehe.. yaa terserah K : Tersenyum, melakukan


kontak mata, lalu
menunduk sambil
tersenyum
P: Kemarin sebelum saya P: Serius, menatap klien - Berusaha bersikap care. Klien menunjukkan sikap Menggali masalah yang
kesini ada teman saya Menjadi pendengar aktif. antusias dihadapi oleh klien
yang kesini tidak mas? - sehingga dapat dilakukan
Masih ingat namanya? intervensi yang tepat.
sudah diajarin apa saja?

K: iya, diajarin memasak


mbk

K: Memandang ke arah
perawat, kemudian
menunduk.
P: Oh. Mbk karmisah ga P: Kontak mata, bertanya, Berusaha memberikan - Terlihat senang dan Mencoba menggali minat
pernah keluar rumah? tersenyum. pujian pada malu. pasien terhadap aktivitas
perkembangan aktivitas menanam yang sudah
K: Menjawab dengan yang sudah dikerjakan. dilakuakan sebelumnya.
antusias sambil berjalan ke
K: Enggak Mbak. samping rumah dan
menunjukkan jari pada
bibit terong.
P: trus di rumah biasanya P: Kontak mata, bertanya, Berusaha membantu Tampak menunduk Memberikan pilihan

28
ngapain mbk? tersenyum mencari aktivitas baru tersenyum. tampak malu aktivitas yang akan
yang dapat dilakukan oleh dikerjakan klien sesuai
pasien minat klien
K: duduk duduk diteras K: mengangguk tampak
malu
P : Ooh, kalau nanti saya P: Kontak mata, bertanya, Berusaha untuk Klien mulai terlihat Menambah aktivitas ke-2
ajari memasak mie mau tersenyum memberikan kebebasan nyaman dengan perawat dalam upaya
atau tidak bu? Lumayan kepada klien kapan waktu meningkatkan harga diri
bisa mengisi waktu luang. yang tepat untuk klien dan mengembalikan
melakukan aktivitas kepercayaan dirinya
dengan menunjukkan
kemampuan yang dimiliki.
K: Iyaa, Mbak.

K: mengangguk tampak Melakukan kontrak waktu


malu dan aktivitas yang akan
dilakukan pada pertemuan
selanjutnya
P: saya pamit dulu ya P: Tersenyum, kontak mata Berusaha tetap bersikap Mengantarkan perawat Sikap care terhadap
mas, terimaksih sudah dan kemudian berjalan care. sampai di pintu dan keputusan klien
mau ngobrol-ngobrol menuju ke luar rumah. kemudian menutup pintu diharapkan dapat
sama saya. Selamat kembali membangun hubungan
siang!. saling percaya antara
perawat dengan klien
sampai pada pertemuan
K: tersenyum dan menatap berikutnya.
K: iya mbak
perawat sambil memegang
pintu

29
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.Kesehatan jiwa
bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang
dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan adalah perasaan sehat dan bahagian serta
mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang sebagai mana adanya, serta
mempunyai sifat positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Harga diri seseorang diperoleh dari sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri
rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,perlakuan orang lain yang mengancam
dan hubungan interpersional yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam
rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat
lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman (Driever dalam
Yosep, 2007).

4.1 Saran
Dengan tersusunnya laporan ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis sadar
bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.dan kami sangat mengharapkan
kritik dan saran itu dari pembaca.untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.

30
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck M. Gloria et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi 6.


Yogyakarta. Mocomedia.

Damaiyanti.M & Iskandar.(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika


Aditama.

Direja, A. H. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

Direja, Ade Herman. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan

Jenny, M., Purba, S. E., Mahnum, L. N., & Daulay, W. 2008. Asuhan Keperawatan

Keliat, B.A. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Keliat, D. B. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Laksana Kurnia. 2020. Modul Clinical Study Keperawatan Jiwa. Malang. STIKes
Maharani Malang

Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Nanda. 2018-2020. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta.


EGC

Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. In Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan


Jiwa. Jakarta: Pusdik

Stuart, Garl W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Dialih bahasakan oleh R.P
Yuda E.K. Jakarta: EEC

Wijianingsih Kartika Sari. (2015), Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa,
Jakarta: Trans Info Medika

Yosep I. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

31
Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

32

Anda mungkin juga menyukai