Kendala Dalam Pemboran Kendala-Kendala T
Kendala Dalam Pemboran Kendala-Kendala T
KENDALA-KENDALA TEKNIS
2. Caving/Shale Problem
Pengertian
Pengeboran menembus lapisan shale mempunyai permasalahan tersendiri.
Menjaga agar shale stabil, tidak runtuh atau logsor merupakan suatu
masalah, tidak terdapat suatu cara pasti yang dapat diterapkan untuk semua
keadaan. Untuk mengurangi masalah ini maka biasanya pengeboran
dilaksanakan dengan menerapkan drilling practice yang baik dan
penggunaan mud practice yang tepat. Karena runtuhan atau longsornya
shale maka akibat seterusnya yang dapat timbul antara lain:
• lubang bor membesar
• masalah pembersihan lubang bor
• pipa bor terjepit
• bridges dan fill up
• kebutuhan lumpur bertambah
• penyemenan yang kurang sempurna
• kesulitan dalam pelaksanaan logging
• dan lain-lainya
Jenis-Jenis Shale
Shale biasanya merupakan lapisan yang diendapkan pada cekungan
marine, terdiri terutama dari lumpur, silt, dan clay, dalam bentuknya yang
lunak biasanya disebut clay.
Semakin dalam maka tekanan dan temperatur akan semakin tinggi sehingga
endapan ini (clay) akan mengalami perubahan bentuk dan disebut sebagai
shale. Selanjutnya, perubahan bentuk karena proses metamorfosa disebut
slate, phylite, atau mica schist.
Bila shale mengandung banyak pasir disebut arenaceous shale sedangkan
yang mengandung banyak material organik disebut carbonaceous shale.
Shale mengandung berbagai jenis mineral lempung yang sebagian
berhidrasi tinggi. Shale yang mengandung banyak mineral montmorilonite
akan berhidrasi tinggi yaitu akan menyerap air dalam kapasitas yang besar.
Biasanya shale terdapat dalam formasi yang relatif tidak dalam.
• Pressure shale
Shale merupakan batuan endapan yang biasanya terdapat di daerah yang
luas, adakalanya terdapat pula kontak dengan endapan pasir. Dengan
semakin tebal lapisan di atasnya karena proses pengendapan terus
berlangsung maka tekanan overburden akan semakin besar. Pada proses
compaction atau pemadatan ini cairancairan yang berada di dalam lapisan
shale akan tertekan keluar dan masuk ke dalam batuan yang porous
(permeabel) dan tidak kompresibel misalnya batupasir. Akibatnya cairan
terperangkap dan tertekan di dalam pasir dan tekanan dapat mencapai
tekanan yang relatif tinggi bahkan dapat menyamai tekanan overburden itu
sendiri. Selanjutnya pada waktu lapisan tersebut dilakukan pengeboran bisa
terjadi situasi dimana tekanan hidrostatis lumpur lebih kecil daripada tekanan
formasi. Perbedaan tekanan ini dapat mengakibatkan runtuhnya dinding
lubang bor pada waktu pengeboran sedang berlangsung.
Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menaikan tekanan pada
dasar lubang bor, dalam hal ini menaikan berat lumpur. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah menjaga agar lubang bor tetap terisi penuh pada waktu
mencabut dan memasukkan stang bor, dengan jalan
menurunkan viskositas dan gel strength.
• Mud Making Shale
Jenis lain adalah shale yang sangat sensitif terhadap air atau lumpur. Jenis
ini dapat berupa shale bentonit yang bisa menghisap air (hidrasi).
Cara menghadapi shale jenis ini adalah pengeboran dengan memakai cairan
pengeboran yang tidak berpengaruh atau bereaksi dengan shale. Jenis-jenis
lumpur yang dipakai dalam hal ini antara lain lime mud, gyp mud, calcium
chloride mud, salt mud, dan yang banyak dipakai saat ini adalah
lignosulfonate mud serta oil mud.
Namun demikian jenis-jenis lumpur ini pun tidak seluruhnya mampu
mengatasi masalah shale ini. Sehingga yang dapat diusahakan adalah agar
shale ini tidak terhidrasi atau bereaksi dengan lumpur ataupun air fitrasi,
salah satu cara bisa dipakai lumpur dengan air filtrasi yang sangat rendah.
Hal lain yang berpengaruh dalam menghadapi shale ini antara lain:
- Keasaman diusahakan konstan pada pH sekitar 8,5 – 9,5
- Densitas atau berat lumpur cukup untuk menahan dinding lubang bor
- Air filtrasi diusahakan rendah
• Stressed shale
Shale jenis ini tidak banyak bereaksi atau terhidrasi dengan air tetapi mudah
runtuh.
Problem ini akan makin besar bila lapisan miring dan ditambah lagi bila
menjadi basah oleh air atau lumpur.
• Tindakan Pencegahan
Pengalaman menunjukkan bahwa sekitar 50% dari hilangnya lumpur
pengeboran terjadi karena induced fracture. Dalam hal ini hilangnya lumpur
dapat terjadi dimana-mana tidak terlalu terpengaruh oleh jenis formasi.
Dengan demikian pencegahan akan lebih murah daripada mengatasi
hilangnya lumpur pengeboran bila sudah terjadi. Beberapa hal yang perlu
diingat untuk pencegahan antara lain:
- Berat lumpur
Berat Lumpur perlu dijaga agar tetap minimum sekedar mampu
mengimbangi tekanan formasi. Serbuk bor (cutting) yang berada di annulus
juga mengakibatkan penambahan berat lumpur. Sehingga pembersihan
lubang bor memegang peranan yang penting.
- Viscosity dan gel strength
Gel strength juga dijaga agar tetap kecil, gel strength yang besar
memerlukan tenaga yang besar pula untuk menyirkulasikan gel tersebut,
tenaga yang besar ini akan dapat mengakibatkan pecahnya formasi.
Disarankan agar rotary table dan spindle digerakkan terlebih dulu sebelum
menjalankan pompa, disamping itu dalam menjalankan pompa tidak
dilakukan dengan mengejutkan (perlahan-lahan dalam membuka
kran/katup).
- Pada waktu menurunkan stang bor dan mata bor harus dihindari terjadinya
pressure surge untuk mencegah pecahnya formasi, juga pada waktu
mencabut atau menaikkan stang bor dan mata bor harus dihindari
terjadinya swabbing.
- Harus dipergunakan lumpur pengeboran yang baik dan stabil. Hal ini dapat
mengurangi negative mud seperti caving dan sloughing bridging.
• Pengenalan Masalah
Sebelum mulai operasi pembersihan lubang bor dari fish yang tertinggal
maka harus menentukan dulu perincian serta cirri-ciri dari fish tersebut,
dimana fish berada, dan sebab-sebab mengapa fish berada di situ.
Sebagai contoh pada stang bor terjepit. Sebelum atau dalam proses
pembebasannya perlu diketahui ukuran stang bor, ukuran lubang bor,
tempat jepitan, sebab stang bor terjepit, dan seterusnya. Contoh lainnya
pada stang bor yang patah dan tertinggal di dalam lubang bor. Maka perlu
diketahui ukuran stang bor dan ukuran lubang bor, berapa stang bor yang
tertinggal, dimana, bagaimana bentuk patahan, apakah lubang bor miring,
dan lain sebagainya. Dengan dasar pengetahuan tersebut dapat ditentukan
langkah atau cara pemancingan serta peralatan yang diperlukan.
• Alat Pancing
Alat pancing secara keseluruan dapat dikelompokkan dalam alat pancing itu
sendiri dan alat-alat pembantu untuk melaksanakan operasi pemancingan,
termasuk juga alat keselamatan agar rangkaian stang bor pemancignan itu
sendiri tidak terjepit.
- Alat pancing pipa:
• dari luar: die collar, overshot
• dari dalam: taper tap, pipe spear,
- Alat pancing benda-benda kecil :
• junk basket
• fishing magnet
- Alat pancing kabel:
• cable spear
- Alat pemukul:
• bumper sub
• jar: mechanical rotary jar, hydraulic jar, surface jar.
- Alat pemotong pipa: internal cutter dan external cutter
- Alat penyelamat: safety joint
- Lain-lain: milling shoe dan casing roller
• Rangkaian Alat Pancing
Untuk pemancingan benda–benda dimana ada kemungkinan tidak dapat
terlepas terutama untuk stang bor, maka disarankan agar dalam rangkaian
alat pancing tersebut dipasang :
- Safety joint, sebagai pengaman di atas alat pancing
- Jar/bumper sub, untuk memukul dan membantu melapaskan jepitan
- Drill collar, sebagai pemberat
- Jar accelerator, diperlukan bila jepitan tidak dalam
2. KENDALA-KENDALA NON-TEKNIS
Banyak kendala non-teknis yang sering dijumpai saat proses pengeboran di
lapangan. Keberadaan kendala ini biasanya sangat mempengaruhi kemajuan
proses pengeboran.