M.F.Santosa/13318040, Kelompok:10
Tanggal: 28 Februari 2020, Asisten: Karina Ardellia A. /13317033
TF 2207 - Laboratorium Teknik Fisika II
1. Tujuan Percobaan
1. Menentukan korelasi PWM dengan RPM opto dan input tegangan tachometer
menggunakan analisis regresi.
2. Menentukan Ndata maksimum pada metode offline dan periode sampling maksimum
pada metode online,
3. Menentukan metode pengukuran respons motor DC yang lebih akurat,
3. Teori Dasar
Tachometer merupakan sebuah sensor yang mampu untuk mengukur kecepatan putaran
dari poros engkol atau piringan, seperti yang terdapat pada sebuah motor atau mesin
lainnya.1 Digunakannya tachometer sebagai alat ukur pada kit ini karena secara praktis,
tachometer dapat dipasang secara langsung dengan motor. Motor dengan tachometer akan
dihubungkan dengan motor utama menggunakan puley, yang selanjutnya akan ikut berputar
apabila motor utama tersebut berputar.
Akibatnya, akan timbul listrik yang melewati beberapa komponen, lalu diumpankan pada
analog arduino (A5). Hasil tegangan input tersebut, selanjutnya akan dikonversikan dan
1
http://eprints.uny.ac.id/8316/11/11%20Bab%20I.pdf
Modul 4 : Akuisisi Data
ditampilkan oleh arduino menjadi kecepatan putar, sesuai dengan program yang telah
dibuat.2
PWM motor dapat diatur sedemikian rupa sehingga motor tersebut dapat berakselerasi
hingga mencapai kecepatan tertentu. Akan tetapi, proses akselerasi ini berlangsung cukup
cepat dalam waktu mili-detik sehingga tidak dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu,
diperlukan akuisisi data agar dapat diperoleh hasil pengukuran yang tepat. Akuisisi data
dibagi menjadi dua jenis metode.
Pertama, yaitu metode linier/offline. Pada metode ini, proses akuisisi dilakukan dulu untuk
seluruh data seraya disimpan di penyimpan sementara, kemudian saat selesai, data akan
dikirimkan ke komputer. Dalam pengukuran offline, dapat dilakukan pencuplikan secepat-
cepatnya sesuai dengan kemampuan ADC. Akan tetapi, jumlah data yang bisa diukur akan
dibatasi oleh ruang penyimpanan yang tersedia.
Untuk menyimpan data pencuplikan tersebut, umumnya digunakan suatu struktur data
linear-buffer. Implementasi struktur data itu berupa suatu array dengan jumlah item N data.
Array itu kemudian diisi secara berurutan dari awal hingga akhir dengan indeks yang disebut
head. Buffer akan penuh apabila head sudah mencapai N data. Selanjutnya array akan
dibaca dengan indeks yang disebut tail, sampai tail sama dengan head. Selanjutnya untuk
mengosongkan buffer, maka head dan tail dijadikan 0 lagi.3
Kemudian, metode kedua yaitu, Ring Buffer/Online. Pada akuisisi data secara online,
mikroprosesor melakukan pengukuran, lalu data diolah dan dikirimkan ke komputer secara
2
E.M.Budi,M.H.Mahyuddin.Modul 4 Lab TF II, Fisika Teknik ITB.2013.Bandung.Hal 22
3
E.M.Budi,M.H.Mahyuddin.Modul 4 Lab TF II, Fisika Teknik ITB.2013.Bandung.Hal 8
2
Modul 4 : Akuisisi Data
terus menerus. Akibatnya, data perlu ditampung sementara secara berkelanjutan. Untuk itu,
diperlukan buffer data yang tidak perlu terlalu panjang, namun harus bisa berjalan terus
menerus. Oleh karena itu, digunakanlah metode ring buffer.
Mula-mula, dibuat buffer berupa array dengan ukuran N data. Selanjutnya, array diisi sesuai
indeks head yang dinaikkan satu sebelum mulai mengisi. Jika head sudah mencapai N data,
maka diputar kembali ke 0. Namun jika saat akan mengisi ternyata head menjadi sama
dengan tail, maka buffer sudah penuh. Oleh karena itu, untuk melakukan akuisisi data, data
yang baru diambil ditindihkan pada data yang lama. Kalau untuk operasi lain, biasanya data
baru yang akan diabaikan. Lalu, array akan dibaca sesuai indeks tail. Jika tail masih sama
dengan head, tandanya buffer masih kosong dan tidak boleh baca apapun. Jika sudah
selesai baca, maka tail dinaikkan 1, dan bila sudah mencapai N data, maka putar kembali ke
0.4
Melalui data yang telah didapatkan melalui metode-metode tersebut, selanjutnya data
tersebut digambarkan dalam suatu grafik respons transien. Ada beberapa istilah penting
yang umumnya digunakan pada respons transien, diantaranya dead time, rise time, dan
settling time. Dead time merupakan jumlah waktu yang diperlukan untuk setiap respons
untuk mencapai 50% dari nilai akhir sistem. Rise time adalah jumlah waktu yang diperlukan
oleh respons untuk meningkat dari 10% hingga 90% dari nilai akhir sistem. Sedangkan
settling time dapat didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan sistem untuk mencapai
respons transien dan kemudian tetap berada di sekitar pita toleransi yang ditentukan
(berkisar antara 2 hingga 5% dari nilai input).5
4
E.M.Budi,M.H.Mahyuddin.Modul 4 Lab TF II, Fisika Teknik ITB.2013.Bandung.Hal 9
5
http://electronicsguide4u.com/control-system-transient-response-specification/
3
Modul 4 : Akuisisi Data
10000
f(x) = 493.34 x + 2726.63
9000 R² = 0.78
8000
7000
6000 RPM
(Opt
5000 o)
Line
4000 ar
(RP
3000 M(O
pto)
)
2000
1000
4
Modul 4 : Akuisisi Data
5000
4500 Offline1-
1
4000 Offline1-
2
3500 Offline1-
3
Offline2-
3000 1
Offline2-
2
RPM
2500
2000
1500
1000
500
0
208 9984 20224 30464 39680 49920 60160 70400 79616
Time
Berdasarkan grafik 4.2.1 didapatkan grafik offline 2-2 sebagai grafik dengan pengukuran
respon motor paling akurat dibandingkan dengan grafik offline lainnya. Hal tersebut
dikarenakan nilai rpm tiap waktu pada grafik offline2-2, tidak mengalami drop hingga
bernilai 0 di saat pwm bernilai maksimum. Dari grafik tersebut diperoleh dead time
berlangsung dari t = 208 hingga t = 70400. Lalu untuk rise time offline2-2 terjadi di t = 208
hingga t ≤ 79616. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa metode offline dengan
menggunakan interupsi akan menghasilkan nilai yang lebih akurat dibandingkan dengan
yang tanpa menggunakan interupsi.
Lalu, pada grafik 4.2.2, diperoleh grafik online 2-3 secara linier meningkat terhadap waktu
sesuai dengan peningkatan pwm. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode online dengan
mevariasikan n window akan lebih akurat dibandingkan dengan hanya mevariasikan periode
sampel nya saja. Hal ini dikarenakan dengan mevariasikan n window, maka kemungkinan
lag maupun delay yang terjadi saat processing data akan semakin sedikit. Dari grafik
tersebut, diperoleh dead time saat t = 3080 hingga t = 3279. Lalu untuk rise time, diperoleh
saat t = 3080 hingga t = 3930. Kemudian, dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh
untuk metode offline memiliki N data maksimum sebesar 250 dan pada metode online
diperoleh periode sampel maksimum sebesar 25.
5
Modul 4 : Akuisisi Data
10000
9000
8000
7000
6000
RPM
5000
4000
3000
2000
1000
0
3080 3129 3179 3229 3279 3330 3380 3429 3479 3529 3579 3630 3680 3729 3779 3829 3879 3930 3980
Time
6
Modul 4 : Akuisisi Data
Void loop ()
No
If S1 is Tidak terjadi
pressed apapun
Yes
MS Timer start
No No
If ring is If ms > T
MS Timer Stop
ready wave
Yes Yes
Gelombang
Baca data, lalu
sinyal dari
kirim ke serial
motor dibuat
7
Modul 4 : Akuisisi Data
5. Kesimpulan
1. Berdasarkan grafik regresi, didapat PWM, RPM, dan analog input berbanding lurus.
2. Pada metode offline,diperoleh N data maksimum sebesar 250 dan pada metode
online diperoleh periode sampling maksimum sebesar 25
3. Metode offline paling akurat yaitu metode dengan interupsi, sedangkan pada metode
online yaitu dengan mevariasikan N window.
Void loop ()
No
If S1 is Tidak terjadi
pressed apapun
Yes
MS Timer start
No No
If ring is If ms > T
MS Timer Stop
ready wave
Yes Yes
Gelombang
Baca data, lalu
sinyal dari
kirim ke serial
motor dibuat
8
Modul 4 : Akuisisi Data
Daftar Pustaka
Budi,Eko,M.,Haris Mahyuddin, Modul 4 lab TF II. Institut Teknologi Bandung. hlm. 8-9,
22.
http://eprints.uny.ac.id/8316/11/11%20Bab%20I.pdfhttp://prometec.org/advanced-
tools/arduino-and-interrupts/
https://volersystems.com/wp-content/uploads/2011/07/daqbasics090505.pdf
6. Lampiran
Daftar File Terlampir:
1. Kode_4.3
2. Kode_4.4
3. Kode_4.5
4. Kode_4.6
5. Kode_4.7
6. Kode_4.8
7. Kode_4.9
8. Kode_4.10
9. Kode_4.11
10. Jurnal Praktikum Modul 4