Teori Dasar Percobaan 1
Teori Dasar Percobaan 1
Penentuan kadar suatu obat dalam sampel biologis merupakan hal yang
kompleks disebabkan sampel biologis pada umumnya merupakan suatu matriks yang
kompleks. Jika suatu obat atau metabolitnya dalam sampel biologis dapat dianalisa
langsung tanpa perlu dilakukan perlakuan awal terhadap sampel yang diperoleh maupun
pemisahan obat atau metabolit yang ditentukan maka hal ini merupakan suatu hal yang
menguntungkan. Akan tetapi perlakuan awal sampel maupun isolasi obat atau metabolit
yang akan ditentukan dari matriks biologis yang diperoleh harus dilakukan (Day &
Underwood, 2002 : halaman 223).
Selain itu, protein juga dapat membentuk ikatan dengan logam dimana
beberapa asam amino dapat terikat pada satu logam sehingga molekulnya menjadi besar,
beratnya juga menjadi besar sehingga potein mengendap. Selain itu terdapat juga
beberapa sifa lain yang berhubungan dengan presipitasi protein ini yang dijelaskan pada
mekanisme pengendapan oleh masing-masing reagen (Setiawati, 2005 : halaman 812).
Botsoglou, N.A. dan Fletouris, D.J. 2001. Drug Residues in Foods pharmacology,
Food Safety, and Analysis. New York: Marcel Dekker. Halaman 582-583
Day, R.A&Underwood, A.L. 2002. Analisis Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta :
Erlangga. Halaman 223
Holford, N.H. 1998. Farmakokinetik dan farmakodinamik : Pemilihan Dosis yang
Rasional dan waktu Kerja Obat. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta.
Halaman 36
Katzung, B. 1998. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi VI. Jakarta. Halaman 40
Munson, J.W. 1991. Analisis Farmasi. Surabaya: Universitas Air Langga. Halaman
73
Neal, M .J. 2006. Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga
Halaman. 70-71.
Putra, E. 2007. Dasar-dasar Kromatografi Gas dan Kromatografi Cair Kinerja.
Tinggi. Medan : Fakultas Farmasi USU. Halaman 81
Setiawati, A. 2005. Farmakokinetik Klinik. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4.
Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman.
811-812.
Shargel, L. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.Edisi Kedua.
Surabaya : Airlangga University Press. Halaman 167.