Anda di halaman 1dari 2

Nama Bakteri :

Haemophilus Ducreyi
Domain: Bakteri
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gammaproteobacteria
Spesies: ducreyi

Sifat Bakteri :
Bakteri berbentuk basil, termasuk bakteri gram negative dan anaerob fakultatif bersifat katalase negatif
dan oksidase positif. Tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Biasanya bakteri ini terdapat bersama
dengan mikroorganisme piogen lainya. H. Ducreyi membutuhkan factor X, tetapi tidak factor V.
Mikroorganisme ini inert secara biokimia, ia mereduksi nitrat menjadi nitrit dan menghasilkan alkali
fosfatase. Organisme tersebut tumbuh dengan baik dari kerokan dasar ulkus pada agar coklat yang
mengandung IsoVitaleX 1% dan vankomisin 3μg/ml, dan diinkubasi di dalam CO 2 10% pada 33̊°C.
Penularan :
Dapat menyebar melalui hubungan seksual. Selain melalui hubungan seksual, penyakit ini juga dapat
menular jika melakukan kontak kulit dengan luka yang terinfeksi bakteri haemophilus ducreyi. Bakteri
Haemophilus ducreyi menyerang jaringan pada area genital dan menimbulkan luka terbuka. Luka terbuka
ini dapat mengeluarkan darah atau cairan yang kembali menyebarkan bakteri H. Ducreyi kepada orang
lain.
Penyakit :
Chancroid adalah penyakit ulseratif genital yang menular secara seksual yang disebabkan oleh
Haemophilus ducreyi. Ini paling umum di negara-negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin,
terutama di antara orang-orang yang memiliki kondisi sosial ekonomi rendah. Di wilayah geografis ini,
insidensi chancroid tahunan dapat melebihi dari sifilis.
Karena fakta sinergi epidemiologis, di era infeksi HIV dan epidemi AIDS saat ini, diagnosis yang cepat
dan pengobatan chancroid yang memadai serta penyakit ulseratif genital lainnya telah menjadi sangat
penting.
Gejala awal chancroid biasanya ditandai dengan munculnya satu atau beberapa benjolan berwarna merah
pada area genital, setelah tiga atau tujuh hari terinfeksi. Pada pria, benjolan merah kecil terlihat pada
kulup dan beberapa bagian penis. Sedangkan pada wanita, jumlah benjolan dapat mencapai beberapa
buah yang berada di antara labia, anus, atau paha. Benjolan tersebut bisa menjadi semakin besar dan
berisi nanah. Apabila pecah, dapat meninggalkan luka terbuka atau borok yang terasa nyeri. Bagian
tengah luka yang lembut berwarna abu-abu kekuningan, luka mudah mengeluarkan darah jika disentuh,
terasa nyeri saat berhubungan seksual dan berkemih, juga disertai pembengAkakan kelenjar getah bening
pada pangkal paha yang bisa pecah dan mengeluarkan nanah.
Sumber
1. Inamadar, AC. Palit, A. (2002). Chancroid: An Update. IJDVL, 68(1), 5-9.
2. Lewis, D. (2003). Chancroid: Clinical Manifestations, Diagnosis, and Management
3. Moreno-Vázquez K, Ponce-Olivera RM, Ubbelohde-Henningsen T. Chancroide (penyakit
Ducrey's). Dermatol Rev Mex 2014; 58: 33-39

Anda mungkin juga menyukai