Anda di halaman 1dari 40

Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

MOMENTUM SUDUT
MODUL DAN ROTASI
BENDA TEGAR
STANDAR KOMPETENSI :
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan
masalah.
KOMPETENSI DASAR :
Setelah mempelajari bab ini kamu dapat memformulasikan hubungan antara konsep torsi
, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta
penerapannya dalam masalah benda tegar

INDIKATOR

• Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda
tersebut

• Mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi
• Menggunakan
Tujuan konsep momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar
Pembelajaran
• Memformulasikan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi
Setelah mempelajari bab ini Anda dapat :
Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari
KETERKAITAN
DENGAN MODUL LAIN 1. 1. Mengidentifikasi karakteristik gelombang transfersal
dan longitudinal
Masalah Gelombang 2. Mengidentifikasi karakteristik gelombang mekanik dan
elektromagnetik
Bunyi sangat bekaitan
dengan materi gelombang 3. Menyelidiki sifat-sifat gelombang
(pemantulan/pembiasan, superposisi, interferensi,
mekanik yang telah anda dispersi, difraksi, danpolarisasi) serta penerapnnya
pelajari pada modul dalam kehidupan sehari-hari

sebelumnya 4. Mengidentifikasi persamaan gelombang berjalan dan


PANDUAN MENGGUNAKAN MODUL
gelombang stasioner
Agar anda lebih mudah dalam belajar menggunakan system modul, maka
lakukan hal-hal berikut:

1. Pahami dengan benar dan mendalam setiap konsep dasar pendukung modul,
2. Ambilah pengalaman yang bermakna secara teliti yang ada pada modul
Alokasi waktu
3. Kerjakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan anda.
4 X 45 menit
4. Catatlah semua kesulitan untuk dibahas pada saat kegiatan tatap muka.
5. Konsultasikan dengan guru, apabila ada kesulitan dalam mengerjakan tugas.
6. Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi dalam modul ini.

Diskusikan dengan teman sekelas untuk memperdalam pemahaman anda

Modul MA/XII/Fisika/
1
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

PENDAHULUAN

Pernahkah Kamu melihat permainan roller coaster di pekan raya? Kereta meluncur dan
berputar menurut sumbu putaran tertentu. Pernahkah Kamu melihat katrol? Sebuah alat yang
dapat berputar dan memberikan keuntungan mekanik. Benda yang berotasi pasti ada momen
gaya yang bekerja pada benda itu.

Gambar:
Katrol

Modul MA/XII/Fisika/
2
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali memiliki momentum sudut yaitu hasil kali
momen inersia katrol dengan jari-jari katrol. Katrol termasuk silinder. Silinder selain dapat
berputar dengan sumbu putar menembus penampang, dapat juga berputar dengan sumbu putar
sejajar permukaan penampang. Sedangkan pada bola dapat berputar dengan sumbu putar dari
berbagai arah. Dalam bab ini akan dibahas tentang rotasi benda tegar beserta besaran-besaran
dalam dinamika rotasi seperti momentum sudut, momen gaya, momen inersia, hukum
kekekalan momentum sudut dan sebagainya.

A. Momen Gaya

Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik
sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik

acuan adalah poros jungkat-jungkit. Pada katrol yang berputar Gambar:


Menarik beban menggunakan
3 katrol
Modul MA/XII/Fisika/
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban.
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu.
Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang  (baca: tau).

=F.d
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut momen gaya
positif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut
momen gaya negatif.

B
O
Gambar:
Skema permainan jungkat jungkit
d1 d2
A F2
Titik 0 sebagai titik poros atau titik
F acuan.
1
Momen gaya oleh F1 adalah 1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah 2 = - F2 . d2

Pada sistem keseimbangan resultan momen gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:

∑=0
Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.
∑ =0
- F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang
dapat dibandingkan simbol besarannya.
Perbandingan dinamika translasi dan rotasi

Translasi Rotasi
Momentum linier p = mv Momentum sudut* L = I
Gaya F = dp/dt Torsi  = dL/dt

Modul MA/XII/Fisika/
4
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Benda massa Benda momen


 = I (d/dt)
Konstan F = m(dv/dt) inersia konstan*
Gaya tegak lurus Torsi tegak lurus
=L
terhadap momentum F=xp momentum sudut
Energi kinetik Ek = ½ mv2 Energi kinetik Ek = ½ I2
Daya P=F.v Daya P=.

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi

Konsep Translasi Rotasi Catatan


Perubahan sudut s  s = r.
Kecepatan v = ds/dt  = d/dt v = r.
Percepatan a = dv/dt  = d/dt a = r.
Gaya resultan, momen F   = F.r
Keseimbangan F=0 =0
v = v0 + at  = 0 + t
Percepatan konstan s = v0t = ½ at2  = 0t + ½t2
v2 = v02 + 2as 2 =  02 + 2
Massa, momen kelembaman m I I = miri2
Hukum kedua Newton F = ma  = I
Usaha W =  F ds W =   d
Daya P = F.v P=I
Energi potensial Ep = mgy
Energi kinetik Ek = ½ mv2 Ek = ½ I2
Impuls  F dt   dt
Momentum P = mv L = I

B. Momen Inersia Rotasi Benda Tegar

Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar.
Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar
tersebut memiliki percepatan sudut  yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi 
didefinisikan sebagai berikut.
”Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya
putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia benda
itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut”.
Dirumuskan sebagai berikut.
 =  Fi Ri Sin i atau  = (  mi R 2 i ) . 

Modul MA/XII/Fisika/
5
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

mi Ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya dari
sumbu.
Dirumuskan:
I =  mi . R i 2
Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen) terhadap
percepatan sudut.
Dirumuskan:
τ
I =
α
maka  = I.

 = I
dt
Karena  = F . R dan =I.
maka F.R=I.
Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi
roda.
a = .R
a
=
R
persamaan menjadi :
a
F.R=I.
R
Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak. Untuk
menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.
Tabel berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen.

Modul MA/XII/Fisika/
6
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal

I = 1 ML2 I = 1 M(a2 + b2) I = 1 Ma


I = 1 ML2 3
12 3 12

L L b
b
a
a

(a) Batang silinder, (b) Batang silinder, (c) Pelat segiempat, (d) Pelat segiempat
poros melalui poros melalui ujung poros melalui tipis, poros
sepanjang tepi pusat
pusat pusat pusat

R2
R1 R R R

(a) Silinder berongga (f) Silinder pejal (g) Silinder tipis (h) Bola pejal (i ) Bola tipis
berongga berongga

I = ½ M (R12 + R22) I = 1/3 MR2 I = MR2 I = 2/5 MR2 I = 2/3 MR2

Contoh:
1. Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah batang kaku
ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem partikel terhadap
proses:
a. sumbu AA1,

Modul MA/XII/Fisika/
7
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

b. sumbu BB1!

A B

m1 m2 m3 m3

1 kg 2 kg 1 kg 3 kg

2m 2m 2m

Penyelesaian:
a. I = Σ mi . Ri2
A1 B1
= m1 R1 + m2 . R22 + m3 R32 + m4
2 b. I = Σ mi Ri2
R42 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
= 1 . 02 + 2 . 22 + 1 . 42 + 3 . 62 = 1 . 42 + 2 . 22 + 1 . 02 + 3 . 22
= 0 + 8 + 16 + 108 = 16 + 8 + 0 + 12
I = 132 kg m2 I = 36 kg m2
2. Empat buah partikel massanya 1kg, 2 kg, 2 kg, 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar,
dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat diabaikan.
a. Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak lurus
pada bidang kertas!
A

A’
Modul MA/XII/Fisika/
8
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

b. Berapa besar momen gaya harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu
rad
percepatan  terhadap poros ini ( = 4 )?
s2
c. Ulangi pertanyaan (a) dan (b) untuk poros AA1!
Penyelesaian:
a. I = Σ mi Ri2 = m1 R12 + m2 R22 + m3 R32 + m4 R42
= 3 . 22 + 2 . 22 + 1 . 22 + 2 . 22
= 12 + 8 + 4 + 8
= 32 kg m2
b. τ = I .  = 32 . 4 = 128 N.m
c. I = m2 R12 + m2 R22 + m2 R22 + m3 R32 + m4R42

3. Sebuah benda sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg
dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan
sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap sumbu
yang tegak lurus batang dan melalui
a. pusat 0, O
A B
b. salah satu bola!
L=1m

Penyelesaian:
a. I = Σ mi Ri2
I = mA . RA2 + mB . RB2 + 1/12 m . L2
I = 5 . (0,5)2 + 5 . (0,5)2 + 1/12 . 2 . 12
I = 5 . 0,25 + 5 . 0,25 + 1/6
I = 2,5 + 1/6
15 + 1
I = 5/2 + 1/6 = = 16/6
6
I = 8/3 kg m2
b. I = Σ mi Ri2
I = mA.RA2 + Mb.RB2 + 1/3 .m.l2
I = 0 + 5 . 12 + 1/3 . 2.12
Modul MA/XII/Fisika/
9
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

I = 5 + 2/3
2
I=5 kg m2
3

C. Persamaan Lain Gerak Rotasi Benda Tegar

Dalam dinamika, bila suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya, maka
momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan sudut , yang selalu searah sumbu rotasi.
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut .
Sehingga dapat dirumuskan :
L = I.
Bagaimana persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar berikut. Momentum sudut
terhadap titik 0 dari sebuah partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan V
(memiliki momentum P = mv) didefinisikan dengan perkalian vektor,
L = R P
atau L = R  mV
L = mR  V

L
 F
L

0 v 
0
r r v

m
m 90
Lintasan
Bidang gerak

Momentum sudut sebuah partikel Hubungan vektor antara kecepatan sudut dan
momentum sudut pada gerak melingkar

Jadi momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh

Modul MA/XII/Fisika/
10
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

R dan v.

Dalam kejadian gerak melingkar dengan 0 sebagai pusat lingkaran, maka vektor R dan v saling
tegak lurus.

V =  R

Sehingga L = m R v

L = m R R

L = m R2 

Arah L dam  adalah sama, maka:

L = m R2 

atau L = I 


karena =
dt


maka : L = m R2
dt


L = I
dt

Momentum sudut sebuah partikel, relatif terhadap titik tertentu adalah besaran vektor, dan secara
vektor ditulis:

L = R  P = m (R  v)

Bila diturunkan, menjadi:

dL  dR   dp 
=  P + R  
dt  dt   dt 

dL
= ( V  mV ) + ( R  F )
dt

dL
= 0 +( R F )
dt

Modul MA/XII/Fisika/
11
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

dL
= R F
dt

karena  = F  R

dL
maka  =
dt

Apabila suatu sistem mula-mula mempunyai memontum sudut total L, dan sistem
mempunyai momentum sudut total akhir L’, setelah beberapa waktu, maka berlaku hukum
kekekalan momentum sudut. Perhatikan seorang penari balet yang menari sambil berputar
dalam dua keadaan yang berbeda. Pada keadaan pertama, penari merentangkan tangan
mengalami putaran yang lambat, sedangkan pada keadaan kedua, penari bersedekap tangan
roknya berkibar-kibar dengan putaran yang cepat.

momentum sudut total awal = momentul sudut total akhir

L = L’

L1 + L2 = L1’ + L2’

Hukum Kekekalan momentum rotasi sebagai berikut.

I1 1 + I2 2 = I1’ 1’ + I2’ 2’

D. Energi Kinetik Rotasi


Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan m2 dan rotasi
bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah ½

Modul MA/XII/Fisika/
12
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

m1v12. Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik partikel
ke 2 adalah ½ m2v22 ) :

EK = ½ m1 v12 + ½ m2v22

Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:

EK =  ½ mi vi2

Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut , kecepatan tiap
partikel adalah vi =  . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.

jadi EK =  ½ mivi2

=  ½ mi Ri2 2

= ½ ( mi Ri2) 2

EK = ½ I . 2

karena L = I.

maka EK = ½ L . 

L2
atau EK = ½
I

Masalah umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui pusat
massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif terhadap seorang pengamat.
Karena itu, energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.

EK = ½ mv2 + ½ I . 2
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:

E = EK + EP = konstan
½ mv2 + ½ I 2 + mgh = konstan
Contoh:
Sebuah silinder pejal homogen dengan jari-jari R dan massa m, yang berada di puncak bidang
miring, menggelinding menuruni bidang miring seperti tampak pada gambar. Buktikanlah

Modul MA/XII/Fisika/
13
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

4
kecepatan liniear pusat massa ketika tiba di dasar bidang miring adalah V= gh
3
a. dengan menggunakan hukum kekekalan energi,
b. dengan menggunakan hukum II dinamika rotasi!

Penyelesaian

Jawab:
v1 = 0, 1 = 0

s
h

a. Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2


(½ m v12 + ½ I 12) + mgh1 = ( ½ mv22 + ½ I 22) + mgh2
v 2
0 + 0 + mgh = ½ mv2 + ½ . ½ mR2 ( ) +0
r
gh = ½ v2 + ¼. R2 . v/r
gh = ¾ v2
4
v2 = gh
3
4
v = gh (terbukti)
3
b. hukum II dinamika rotasi
ΣF=m.a
h
mg. -½m.a=m.a
s
gh 3
= a
s 2

Modul MA/XII/Fisika/
14
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

2 gh
a= .
3 s
v2 = vo2 + 2 a s
2 gh
v2 = 02 + 2. .s
3 s
4
v2 = gh
3

4
v = gh (terbukti)
3

E. Menghitung Momen Inersia/Kelembaman Benda-benda


Homogen
1) Batang homogen (panjang 1, massa m, penampang A)
a. Momen kelembaman terhadap sumbu melalui ujung batang (O) tegak lurus
penampang batang.

sumbu
A 

dx x 0

m m
Massa jenis batang  = =
V l.A
Kita ambil bagian kecil dx yang jaraknya x dari ujung O massa bagian itu:

dm = .dV
dm = A dx

m
dm = A dx
1A
m
dm = dx
1

momen inersia batang :

Modul MA/XII/Fisika/
15
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

1
x
2
I = dm
0

1 m
x
2
I = dx
0 1
1 m 2
I = 0 1
x dx

I =
m
1
1 3x 3 
1
0

m 3
I = 13 1 −o
1
I = 1/3 ml2

b. Momen kelembaman batang terhadap titik beratnya (z)


z
-½  +½ 

sumbu

1
+ 1
maka: I =  1
2
− 1
x 2 dm
2

1
+ I m 2
I =  1
2
− I 1
x dx
2

1
m +2 I 2
 − 2 I
I = 1 x dx


1
m + 1
I = 1 3 x3 2
1
1 − 1
2

m
I = 1/3 (1/8 13 + 1/8 13 )
1
m 1 3
I = 1/3 . 1
1 4
I = 1/12 m 12

Modul MA/XII/Fisika/
16
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

2) Batang tipis (tanpa tebal) bentuk lingkaran (massa m)


a. Momen kelembamannya terhadap sumbu rotasi melalui pusat lingkaran tegak lurus
bidang lingkaran.

sumbu

I = m R2
R

b. Momen kelembaman terhadap garis tengah sebagai sumbu rotasi

sumbu

R
I = ½ m R2

3. Keping (plat) berbentuk lingkaran (massa m)


a. Momen kelembaman terhadap sumbu rotasi melalui pusat lingkaran tegak lurus
keping.

sumbu

x
I = ½ m R2
R

b. Momen kelembaman terhadap garis tengah sebagai sumbu rotasi

Modul MA/XII/Fisika/
17
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

sumbu

R
I = ¼ m R2

4. Keping berbentuk segi empat


Keping tipis dengan panjang a dan lebar b, massa m sumbu x sejajar a dan sumbu
y sejajar b.

1
z y Ix = m b2
12
1
Iy = m a2
b x 12
1
a Iz = m ( a2 + b2 )
12

5. Silinder pejal homogen


Momen kelembaman terhadap sumbu silinder sebagai sumbu rotasi:
Sumbu

I = ½ mR2

6. Silinder berongga homogen


Momen kelembaman terhadap sumbu silinder sebagai sumbu rotasi:
Sumbu

I = ½ m ( R12 + R22 )

7. Bola pejal homogen


Momen kelembaman terhadap garis tengahnya sebagai sumbu rotasi:

Modul MA/XII/Fisika/
18
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

I = 2/5 mR2
R

Contoh:
1. Tentukan momen inersia batang yang berputar pada poros berjarak ¼ l dari ujung titik 0
O
-1/4 l +3/4 l
Penyelesaian:
+3 / 4 l
m
I=  xdm
−1 / 4 l
→ dm =
l
. dx

+3 / 4 l +3 / 4 l
m m
I= 
−1 / 4 l
x.
l
.dx =
l  x.dx
−1 / 4 l
3
+ l
m 1 3  4
I= x
l  3  − 1 l
4

m 1  3 1 
I= . . ( l ) 3 − ( − l ) 3 
l 3  4 4 

m 1  27 1 
I= . .  l3 + l3
l 3  64 64 

m 1 28 3
I= . . .l
l 3 64

28 2
I=m . .l
192

7
I= m .l 2
48

2. Tentukan momen inersia bola pejal! R


r
Jawab:
x
−R +R
• massa bola m
dx

Modul MA/XII/Fisika/
19
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

• volume bola V = 4/3  R3


• massa keping = dm
• volume keping = dV = r2 dx
dm dV
=
m V
m
dm = dV
V
2
dm = m.π.r .dx
4/3π/3 3

dm = ¾ m.( R − x ) dx
2 2

R3

d I = ½ r2 dm

I +R

 dI =  1 / 2( R
2
− x2 )
.
3.m
(R2 - x2) dx
0 −R 3
4.R
+R
I-0=
3m
3 
8R − R
(
R 4 − 2R 2 x 2 + x 4 .dx )
3m  4 2 2 2 
I = 3 
R x - R x + x4  +− RR
8R  3 
3m  5 2 5 1 5   2 1 
I = 3 
R − R + x  −  − R 5 + R 5 − x 5 
8R  3 5   3 5 

3m  15 - 10 + 3 5   - 15 + 10 - 3 5 
 R − R 
8R3 
I =
15   15 
3m  8 5   8 5 
 R − R 
8R 3  15   15 
I =

3m 16 5
I = . R
8R 3 15
2
I = m.R2
5

3. mencari momen kelembaban silinder pejal

Modul MA/XII/Fisika/
20
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Sumbu x
dr

massa = m l
volume = V =  R2 l
massa selubung = dm
volume selubung = dv = 2  r l dr
dm dV
=
m V
m
dm = dV
V
m.2π.2π.
dm = dr
π.R 2 l
2.m.r
dm = dr
R2

d I = r2 dm
2.m.r
d I = r2 . dr
R2
I R
2m
 dI =  r
3
dr
0 0 R2

2m 3
R2 
I–0= r dr

R
2m  1 4 
I= r
R 2  4  0
2m 1 4
I= . R
R2 4
I = ½ m R2

Modul MA/XII/Fisika/
21
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

F. Katrol Tetap

a. Sumbu dianggap licin tanpa gesekan

Massa =m
Jari-jari =R
Momen kelembaman = I
Gerak translasi beban :
F = m . a
+ T1 – m1g = m1a ......................(i)
B + m2g – T2 = m2a ......................(ii)

Gerak rotasi katrol :


A
 = I .a
a
(T2 – T1) R = I ...................(iii)
R

b. Pada puncak bidang miring


Gerak translasi beban :
F = m . a
+ T1 – m1g sin  – f = m1a .......(i)
+ m2g – T2 = m2a .......................(ii)

Gerak rotasi katrol :


 = I .a
a
(T2 – T1) R = I ........................(iii)
R

c. Satu ujung talinya terikat pada sumbu katrol

Gerak translasi beban :


F = m . a
mg – T = m . a .................(i)

Modul MA/XII/Fisika/
22
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Gerak rotasi katrol :


 = I .a
a
T . R = I . .................(ii)
R

G. Menggelinding

Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi
(penampang bentuk lingkaran).
F

F
f f

Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.


1. Bila gaya F berada tepat di sumbu:
- gerak translasi berlaku : F – f = m . a
- gerak rotasi berlaku : f . R = I . 
a
di mana ( = )
R
2. Bila gaya F berada di titik singgung :
- gerak translasi berlaku : F + f = m . a
a
- gerak rotasi berlaku : (F – f) . R = I .  ( = )
R
Contoh:
1. 8.Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri atas katrol
silinder yang masanya 4 kg (dianggap silinder pejal). Masa
m1 dan m2 masing- masing 5 kg dan 3 kg. jari- jari katrol =

Modul MA/XII/Fisika/
23
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

50 cm. Tentukan:
a. percepatan beban,
b. tegangan tali!

Penyelesaian:
a. Tinjau benda m1
m2
Σ F = m1 . a
w1 – T1 = m1 . a m1
5 . 10 – T1 =5 . a
T1 = 50 – 5a.

Tinjau benda m2: Στ=I.


Σ F = m2 . a T1 . R – T2 . R = ½ m . R2 a/r
T2 – W2 = m2 . a T1 – T2 = ½ . 4 . 2
T2 – 3.10 = 3 . a 50 – 5a – 30 – 3a = 2a
T2 = 30 + 3a 20 = 10 . a
a = 2 m/s2
Tinjau katrol

b. T1 = 50 – 5 . 2 = 40 N
T2 = 30 + 3 . 2 = 36 N

2.

Pesawat Atwood seperti pada gambar, terdiri dari katrol silinder yang licin tanpa gesekan

Modul MA/XII/Fisika/
24
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Jika m1 = 50 kg dan m2 = 200 kg , g = 10 m/det2


Antara balok m1 dan bidang datar ada gaya gesek dengan μ = 0,1. massa katrol 10 kg.
hitunglah:
a. percepatan sistem,
b. gaya tegang tali!
Penyelesaian:
a.
Tinjau m1:
ΣF=m.a
T1 – f1 = m . a
Ti – k . N = m1 . a
Ti – 0,1 . m1 . g = m1 . a
T1 – 0,1 50 . 10 = 50 . a
T1 = 50 + 50a

Tinjau m2:
ΣF=m.a
w2 – T2 = m2 . a
m2 . g – T2 = m2 . a
200 . 10 – T2 =200 . a
T2 = 2000 – 200 . a

Tinjau katrol:
Σ=I.
T2 . R – T1 . R = ½ m . r2 . a/R
T2 – T1 = ½ m . a
2000 – 200a – 50 – 50 a = ½ . 10 . a
1950 = 255 a

a = 1950 = 7,65 m/s2


255

Modul MA/XII/Fisika/
25
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

b. T1 = 50 + 50 . 7,65 = 432,5 N
T2 = 2000 – 200 . 7,65 = 470 N

3. Dua buah benda yang massanya m1 dan m2 dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah
katrol bermassa M dan berjari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar. Permukaan meja licin.
Tentukan percepatan masing- masing benda bila:
a. katrol dapat dianggap licin sehingga tali meluncur pada katrol
b. katrol cukup kasar sehingga ikut berputar dengan tali

3 kg
M = 1 kg

5 kg

Penyelesaian:
a. katrol licin (k = 0), T1 = T2 = T
Tinjau m1 : Σ F = m . a
T = m1 . a
T=3.a
Tinjau m2 : Σ F = m . a
w2 – T = m2 . a
m2 . g – T = m 2 . a
5 . 10 – T = 5 . a
T = 50 – 5a
• T=T
3a = 50 – 5a
3a + 5a = 50

Modul MA/XII/Fisika/
26
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

8a = 50

a = 50 = 6,25 m 2
8 s

b. katrol kasar
Katrol :
Στ=I.
T2 . R – T1 . R = ½ mk . R2 . a/r
50 – 5a – 3a = ½ . 1 . a
50 = ½ a + 8a = 8,5 a

a = 50/8,5 = 5,88 m 2
s
4. Bidang miring dengan sudut kemiringan  = 30º. Koefisien gesek 0,2. Ujung bidang miring
diperlengkapi katrol dengan massa 600 gram. Jari- jari 10 cm (dianggal silinder pejal). Ujung
tali di atas bidang miring diberi beban 4 kg. Ujung tali yang tergantung vertikal diberi beban
dengan massa 10 kg. Tentukanlah percepatan dan tegangan tali sistem tersebut!

m1

m2

Penyelesaian:
Tinjau m1 Σ F1 = m1 . a
T1 – fk – w1 sin 30 = m1 . a
T1 – k . N – m1 g sin 30 = m1 . a
T1 – k . m1 . g . cos 30 – m1 . g sin 30 = m1 . a
T1 – 0,2 . 4 . 10 . ½ 3 - 4 . 10 . ½ = 4 . a
T1 – 4 3 - 20 = 4a
T1 = 26,928 + 4a

Modul MA/XII/Fisika/
27
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Tinjau m2 ΣF=m.a
w2 – T2 = m2 . a
w2 . g – T2 = m2 . a
10 .10 – T2 = 10 .a
T2 = 100 – 10a

Tinjau katrol Σ τ = I . 
T2 . R – T1 . R = ½ m . R2 . a/R
100 – 10a – 26,928 – 4a = ½ . 0,6 . a
100 – 26,928 = 0,3a + 10a + 4a
73,072 = 14,3 a
a = 5,1 m/s2
• T1 = 26,928 + 4 . 5,1
T1 = 47,328 N
T2 = 100 – 10 . 5,1
= 49 N
5. Balok A ditarik oleh pemberat B dengan cara seperti pada gambar. Koefisien gesekan antara
balok A dengan lantai = 0,5 . Jika massa A = m, massa B = 3m. Massa tali dan katrol
diabaikan dan percepatan gravitasi g.
Tentukan:
a. gaya tarik oleh tali
b. percepatan B
Penyelesaian:

A
Waktu sama, jarak yang ditempuh A adalah 2x jarak
tempuh B berarti
sA = 2 sB atau aA = 2 aB

Tinjau benda A
B
wB – 2T = mB . aB
3mg – 2T = 3m aB

Modul MA/XII/Fisika/
28
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

3mg − 2T
aB =
3m
Tinjau benda B
T–f = mA aA
T – 0,5 NB = m . aA
T – 0,5 m g = m aA
T − 0,5mg
aA =
m

a. gaya tarik oleh tali


Substitusi
aA = 2 aB
T − 0,5mg 3mg − 2T
=2( )
m 3m
3 T m – 1,5 m2 g = 6 m2 g – 4 T m
7Tm − 7,5m2 g = 0
:m
7T − 7,5mg = 0
7,5mg
T =
7

b. percepatan B
3mg − 2T
aB =
3m
7,5mg
3mg − 2( )
= 7
3m
21mg − 15mg
7 6mg
= =
3m 21m
2
aB = g
7

Modul MA/XII/Fisika/
29
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

H. Kesetimbangan Benda Tegar

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-
lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa,
gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda

1. Kesetimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel F = 0 → Fx = 0 (sumbu X)
Fy = 0 (sumbu Y)
2. Kesetimbangan Benda
Syarat kesetimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0,  = 0
Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan: =F.d
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya
positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.

Modul MA/XII/Fisika/
30
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Kerja Mandiri
1. Suatu batang AB yang homogen, massanya 30 kg, panjangnya 5 meter, menumpu pada
lantai di A dan pada tembok vertikal di B. Jarak dari B ke lantai 3 meter; batang AB
menyilang tegak Lurus garis potong antara lantai dan tembok vertikal. Berapa besarnya
gaya K mendatar yang harus di berikan pada batang di A supaya batang tetap seimbang
? dan Hitung juga gaya tekan pada A dan B.

3. Titik Berat

Titik berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau sistem benda.
Titik berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:
a. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.
b. Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris, dan
lain-lain.
c. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung, dan lain-
lain

a. Benda berbentuk partikel massa


Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung menjadi
satu, maka koordinat titik beratnya dirumuskan:
m . X m X + m2 X 2 + m3X3 + ...
Xo = = 1 1
m m1 + m2 + m3 + ...
Jadi zo (Xo,Yo)
m . Y m Y + m2 Y2 + m3Y3 + ...
Yo = = 1 1
m m1 + m2 + m3 + ...

Modul MA/XII/Fisika/
31
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

b. Benda berbentuk garis/kurva


Daftar titik beberapa benda berbentuk garis dapat dilihat dalam lampiran. Apabila
sistem benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi satu, maka koordinat
titik beratnya dirumuskan:
l . X l X + l X + l X + ...
Xo = = 1 1 2 2 3 3
l l 1 + l 2 + l 3 + ...
Jadi zo (Xo,Yo)
l . Y l Y + l Y + l Y + ...
Yo = = 1 1 2 2 3 3
l l1 + l 2 + l 3 + ...

c. Benda berbentuk bidang/luasan


Daftar titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang selimut benda
dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan, maka
koordinat titik beratnya dirumuskan:
A . X AX 1 + A 2 X 2 + A 3 X 3 + ...
Xo = =
A A 1 + A 2 + A 3 + ...
Jadi zo (Xo,Yo)
A . Y A Y + A 2 Y2 + A 3 Y3 + ...
Yo = = 1 1
A A 1 + A 2 + A 3 + ...

d. Benda berbentuk volume/ruang (homogen)


Daftar titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat dilihat dalam
lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda, maka koordinat titik
beratnya dirumuskan:
Bila terbuat dari bahan-bahan yang sama (homogen)
V . X V X + V2 X 2 + V3 X 3 + ...
Xo = = 1 1
V V1 + V2 + V3 + ...
Jadi zo (Xo,Yo)
V . Y V Y + V2 Y2 + V3 Y3 + ...
Yo = = 1 1
V V1 + V2 + V3 + ...

Modul MA/XII/Fisika/
32
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

e. Bila terbuat dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)


W . X W X + W2 X 2 + W3 X 3 + ...
Xo = = 1 1
W W1 + W2 + W3 + ...
Jadi zo (Xo,Yo)
W . Y W Y + W2 Y2 + W3 Y3 + ...
Yo = = 1 1 ]
W W1 + W2 + W3 + ...

keterangan : W = mg =  . V . g
karena S =  . g → W = S . V
 = massa jenis (kg/m3)
S = berat jenis (N/m3)
Tabel titik berat bentuk teratur linier
Nama benda Gambar benda letak titik berat keterangan
1. Garis lurus
1 z = titik tengah
x0 = 2 l
garis
2. Busur lingkaran tali busur AB
y0 = R 
busur AB
R = jari-jari lingkaran

3. Busur setengah
lingkaran 2R
y0 =

Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen


Nama benda Gambar benda Letak titik Keterangan
berat

Modul MA/XII/Fisika/
33
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

1. Bidang segitiga
y0 = 13 t t = tinggi
z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF
2.Jajaran genjang,
Belah ketupat, y0 = 1
2 t t = tinggi
Bujur sangkar z = perpotongan
Persegi panjang diagonal AC dan
BD
3. Bidang juring tali busur AB
y 0 = 23 R 
lingkaran busur AB
R = jari-jari lingkaran

4.Bidang setengah
lingkaran 4R
y0 =
3
R = jari-jari lingkaran

Tabel titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen


Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan
1. Bidang kulit z1 = titik berat
prisma z pada titik bidang alas
tengah garis z1z2 z2 = titik berat
1
y0 = 2 l bidang atas
l = panjang sisi
tegak.

Modul MA/XII/Fisika/
34
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

2. Bidang kulit t = tinggi


silinder. y0 = 1
2 t silinder
( tanpa tutup ) A = 2  R.t R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder
3. Bidang Kulit
limas T’z = 1
3 T’ T T’T = garis
tinggi ruang

4. Bidang kulit
kerucut zT’ = 1
3 T T’ T T’ = tinggi
kerucut
T’ = pusat
lingkaran alas

5. Bidang kulit
setengah bola. y0 = 1
2 R R = jari-jari

Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen


Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan

Modul MA/XII/Fisika/
35
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

1. Prisma z pada titik z1 = titik berat


beraturan. tengah garis z1z2 bidang alas
y0 = 1
2 l z2 = titik berat

V = luas alas kali bidang atas

tinggi l = panjang sisi


tegak
V = volume
prisma
2. Silinder Pejal
y0 = 1
2 t t = tinggi silinder

V =  R2 t R = jari-jari
lingkaran alas

3. Limas pejal T T’ = t = tinggi


beraturan y0 = 41 T T’ limas beraturan

= 41 t

V = luas alas x
tinggi
3
4. Kerucut pejal t = tinggi kerucut
1
y0 = 4 t R = jari-jari

V= 1
 R2 t lingkaran alas
3

5. Setengah bola
pejal y0 = 83 R R = jari-jari bola.

4. Macam-macam Keseimbangan

Modul MA/XII/Fisika/
36
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Dibedakan menjadi 3:
a. Keseimbangan stabil/mantap
Adalah keseimbangan suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan pada
benda dihentikan, benda akan kembali ke posisi keseimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).

b. Keseimbangan labil/goyah
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang
diberikan/dialami benda dihentikan, maka benda tidak kembali ke posisi keseimbangan
semula, tetapi bahkan memperbesar gangguan tersebut.
Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).
c. Keseimbangan indeferen/netral
Adalah keseimbangan pada suatu benda di mana setelah gangguan yang diberikan
tidak mengubah posisi benda.
Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik
beratnya (energipotensialnya).

Rangkuman
1. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang  (baca: tau).
Dirumuskan dengan:
=F.d
2. Pada sistem keseimbangan resultan momen gaya selalu bernilai nol, sehingga
dirumuskan:
∑=0
3. Momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu
penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat
jaraknya dari sumbu.

Modul MA/XII/Fisika/
37
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Dirumuskan:
I =  mi . R i 2
4. Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut .
Sehingga dapat dirumuskan :
L = I.
5. Hukum Kekekalan momentum rotasi sebagai berikut.
I1 1 + I2 2 = I1’ 1’ + I2’ 2’

6. Energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.


EK = ½ mv2 + ½ I . 2
7. Hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK + EP = konstan
½ mv2 + ½ I 2 + mgh = konstan
8. Syarat keseimbangan partikel F = 0 → Fx = 0 (sumbu X)
Fy = 0 (sumbu Y)
9. Syarat keseimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0,  = 0

Modul MA/XII/Fisika/
38
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

Glosarium
• Benda tegar = benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai
gaya luar.
• Gaya resultan = jumlah gaya-gaya.
• Geometri = ilmu ukur sudut ruang.
• Gerak rotasi = gerak perputaran pada porosnya.
• Gerak translasi = gerak lurus tanpa rotasi.
• Hukum kekekalan momentum sudut = momentum sudut awal sama
dengan momentum sudut akhir.
• Inersia = kelembaman yaitu kecenderungan suatu benda untuk
mempertahankan keadaan semula.
• Keseimbangan indiferen = keseimbangan pada suatu benda di mana
setelah gangguan yang diberikan tidak mengubah posisi benda.
• Keseimbangan labil = keseimbangan pada suatu benda dimana setelah
gangguan yang diberikan/dialami benda dihentikan, maka benda tidak
kembali ke posisi keseimbangan semula, tetapi bahkan memperbesar
gangguan tersebut.
• Keseimbangan stabil = keseimbangan suatu benda di mana setelah
gangguan yang diberikan pada benda dihentikan, benda akan kembali ke
posisi keseimbangan semula..
• Mekanika dinamika = mekanika yang mempelajari gerak dengan
memperhitungkan gaya-gayanya.
• Momen gaya = hasil kali antara gaya dengan jarak terpendek gaya ke
sumbu putar.
• Momen inersia = momen kelembaman yang dimiliki oleh benda
• Momentum linier = hasil kali antara massa dengan kecepatan.
• Momentum sudut = hasil kali antara momen inersia dengan kecepatan
sudut.
• Resultan = jumlah.
• Rotasi benda tegar = perputaran benda pada porosnya dimana benda
tidak mengalami perubahan bentuk.
Modul MA/XII/Fisika/
39
Momentum sudut dan rotasi Benda tegar

• Torsi = momen gaya.


• Translasi = pergeseran linier.

Modul MA/XII/Fisika/
40

Anda mungkin juga menyukai