21b0 PDF
21b0 PDF
2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1451
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP KADAR NITRAT,
NITRIT DAN VITAMIN C PADA BEBERAPA SAYURAN
SKRIPSI
OLEH:
RIZKY SYAFNITA RAMBE
NIM 151524072
SKRIPSI
OLEH:
RIZKY SYAFNITA RAMBE
NIM 151524072
OLEH:
RIZKY SYAFNITA RAMBE
NIM 151524072
Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App. Sc., Apt. Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M. Sc., Apt.
NIP 195006071979031001 NIP 195008201976032002
Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas segala limpahan
skripsi ini, shalawat serta salam teruntuk Baginda Rasulullah Muhammad SAW
sebagai suri tauladan dalam kehidupan. Skripsi ini disusun untuk melengkapi
salah satu syarat mencapai gelar sarjana farmasi Pada Fakultas Farmasi
sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan fakultas
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang terus memberi saran dan nasihat
kepada penulis selama masa perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi,
M.App.Sc., Apt., dan Bapak Prof. Dr. Muchlisyam. M.Si., Apt., yang telah
hingga selesainya skripsi ini. Bapak dan Ibu staf pengajar fakultas farmasi USU
terhingga kepada Ayahanda Syarifuddin Rambe dan Ibunda Almh. Nanni Juwita
Siregar yang telah memberikan nasihat, motivasi, dukungan dan kasih sayang
yang tidak terhingga dan tidak ternilai dengan apapun, pengorbanan baik materi
maupun motivasi serta doa yang tulus yang tiada terhenti dan seluruh keluarga
sejawat yang telah memberikan bantuan dan semangat khususnya widia, yesi,
febri, nanur dan uswa dan semua teman-teman angkatan 2015 lainnya yang tidak
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima
kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah hasil karya saya
sendiri, bukan plagiat dan apabila dikemudian hari diketahui skripsi saya ini
plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi yang
diberikan oleh Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Sumatera Utara. Saya
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dalam keadaan
sehat.
ABSTRAK
Sayuran merupakan sumber utama paparan nitrat dan nitrit dalam diet
manusia yang berkontribusi sekitar 80-92% dari rata-rata asupan makanan sehari-
hari. Nitrit dapat bereaksi dengan alkilamin terutama dimetilamin yang terdapat
dalam makanan yang dapat membentuk terjadinya karsinogen nitrosamin.
Pembentukan nitrat menjadi nitrit selain dipengarui oleh enzim nitrat reduktase
dipengarui oleh faktor reduktor lain dan kemungkinan juga vitamin C.
Penyimpanan dan pengolahan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
nitrit, nitrat dan vitamin C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penyimpanan pada suhu kamar terhadap kadar nitrit, nitrat dan vitamin
C pada beberapa sayuran.
Sampel yang dianalisis adalah bayam, selada dan seledri yang berasal dari
Pasar Ceria, Medan Johor. Sampel disimpan selama 0 jam, 24 jam dan 48 jam
pada penyimpanan suhu kamar (± 25°C). Sampel dihaluskan, ditimbang, dan
dilakukan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif nitrit
dilakukan dengan menggunakan pereaksi asam sulfanilat dan N-(1-naftil)
etilendiamin dihidroklorida. Analisis kualitatif nitrat dilakukan dengan
menggunakan pereaksi Serbuk Zn dan NaOH(e). Analisis kualitatif vitamin C
dilakukan dengan menggunakan pereaksi FeCl3 dan perak amoniakal. Penentuan
kadar nitrit dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan
pereaksi asam sulfanilat dan pereaksi N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida
pada panjang gelombang maksimum 540 nm. Penentuan kadar nitrat dilakukan
dengan cara mereduksi nitrat terlebih dahulu menjadi nitrit dengan menggunakan
serbuk Zn, kemudian nitrit yang terbentuk diukur menggunakan spektrofotometri
sinar tampak. Penentuan kadar vitamin C dilakukan secara volumetri dengan
metode 2,6-diklorofenol indofenol.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada bayam, selada dan seledri yang
disimpan pada suhu kamar dari 0 jam segar sampai ke 48 jam diperoleh hasil
dengan kadar nitrit yang semakin meningkat sedangkan kadar nitrat dan vitamin C
mengalami penurunan. Kadar nitrit tertinggi diperoleh pada sampel seledri sebesar
5,900 µg/g, kadar nitrat tertinggi diperoleh pada sampel bayam hijau sebesar
107,997 µg/g dan kadar vitamin C yang tertinggi diperoleh pada sampel selada
sebesar 40,157 µg/g.
Disimpulkan bahwa dengan adanya vitamin C sebagai zat pereduksi dalam
bayam, selada dan seledri pada penyimpanan suhu kamar menyebabkan terjadinya
penurunan kadar vitamin C yang semakin besar yang mengakibatkan terjadinya
penurunan nitrat dan peningkatan nitrit yang tidak begitu besar akibat adanya
kandungan kimia lain pada sampel yang berbeda-beda yang bereaksi dengan
vitamin C itu sendiri.
Kata Kunci : Bayam, Selada, Seledri, Nitrat, Nitrit, Vitamin C, Spektrofotometri Sinar
Tampak, 2,6-Diklorofenol indofenol, dan lama penyimpanan
ABSTRACT
Vegetables are the main source of exposure to nitrates and nitrites in the
human diet that contribute about 80-92% of the average daily food intake. In
foods, nitrites can react with alkylamine especially dimethylamine to form the
carcinogen nitrosamine. The formation of nitrate to nitrite addition affected by
nitrate reductase enzyme is influenced by factors other reductant and possibly
vitamin C. In addition to being a source of nitrate, vegetables can also be a major
source of ascorbic acid (vitamin C). This shows that ascorbic acid can inhibit the
synthesis of nitrosamines and lower the risk of methaemoglobinaemia. Storage
and processing are all factors that affect the levels of nitrite, nitrate and vitamin C.
The aim of this study was to determine the effect of storage at room temperature
on levels of nitrite, nitrate and vitamin C in some vegetables.
The samples analyzed were spinach, lettuce and celery are derived from
market cheery, Medan Johor. The samples were stored for 0 hours (fresh), 24
hours (day 2) and 48 hours (day-3) in the storage room temperature (± 25 ° C).
Samples were crushed, weighed, and carried out qualitative and quantitative
analysis methods. Qualitative analysis of nitrite done using sulfanilic acid reagent
and N- (1-naphthyl) ethylenediamine dihydrochloride. Qualitative analysis was
performed using reagents nitrate Zn powder and NaOH (e). Qualitative analysis of
vitamin C is done by using FeCl reagents and silveramoniakal. Determining the
amount of nitric done by visible spectrophotometry using sulfanilic acid reagent
and reactant N- (1-naphthyl) ethylenediamine dihydrochloride at maximum
wavelength of 540 nm. Determination of nitrate is done by reducing nitrate to
nitrite in advance by using Zn powder and then nitrite formed was measured using
visible spectrophotometry. Determination of vitamin C performed volumetric
method indofenol 2,6-diklorofenol.
Results showed that in spinach, lettuce and celery are stored at room
temperature of 0 hours up to 48 hours obtained results with nitrite levels were
increased while the levels of nitrate and vitamin C decreased. The highest nitrite
levels obtained on a sample of celery that is 5,900 ug / g, the highest nitrate levels
in the samples obtained green spinach 107.997 g / g and the highest levels of
vitamin C were obtained in samples of lettuce is 40.157 mg / g.
It can be concluded that the presence of vitamin C as a reducing agent in
spinach, lettuce and celery on the storage room temperature leads to decreased
levels of vitamin C were greater resulting in a decrease in nitrate and increased
nitrite were not so great due to their chemical content other on different samples -
beda which reacts with vitamin C itself.
Halaman
JUDUL ..................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ vi
2. 9 Bayam .................................................................................... 16
LAMPIRAN ............................................................................................ 50
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Kromatropat…………………... ........................................ 19
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
PENDAHULUAN
terutama pada sayuran yang sangat diperlukan dalam membantu pertumbuhan dan
reduktase yang berguna dalam mengubah nitrat manjadi nitrit (Hill, 1996).
Sayuran merupakan sumber utama paparan nitrat dan nitrit dalam diet
manusia yang berkontribusi sekitar 80-92% dari rata-rata asupan makanan sehari-
hari. Kandungan nitrit dalam sayuran beragam dan relatif tinggi dibandingkan
dalam buah-buahan yang kandungan nitritnya relatif rendah. Selada dan seledri
jumlah asupan yang diizinkan Acceptable daily intake (ADI) oleh FAO/WHO
untuk berat badan 60 kg adalah 220 mg nitrat dan 8 mg untuk nitrit (Chou, dkk.,
reduktase, dipengaruhi oleh faktor reduktor lain dan kemungkinan oleh vitamin C
yang merupakan senyawa yang mudah larut dalam air dan memiliki sifat
pereduksi yang kuat yang ditemukan pada sayur-sayuran dan buah-buahan yang
juga dapat mencegah terjadinya pembentukan nitrosamine oleh reaksi antara nitrit
Indonesia. Sosok tanaman bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang
tumbuh tegak, batangnya tebal dan berserat serta beberapa jenis memiliki duri.
Daunnya bisa tebal atau tipis, besar atau kecil dan berwarna hijau atau ungu
kemerahan (pada jenis bayam merah). Kandungan vitamin C dalam bayam segar
ini berkisar 28,1 mg yang berguna dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh
sehingga tubuh lebih mudah untuk melawan infeksi serta menetralkan racun
subtropik Eropa dan Asia. Di Indonesia yang banyak ditanam adalah jenis seledri
daun yang biasanya digunakan sebagai penyedap dalam makanan dan dapat juga
Kadar nitrat dan nitrit dalam sayuran dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti sifat biologis dari tanaman, intensitas cahaya, struktur tanah, suhu,
pada suhu kamar kondisi lingkungan tidak dapat dikendalikan seperti adanya
pada suhu kamar terhadap kadar nitrat, nitrit dan hubungannya dengan vitamin C
yang terdapat dalam bayam (Amaranthus tricolor L.), selada (Lactuca sativa L.)
ini adalah:
b. Bagaimana hubungan kadar nitrat, nitrit dengan vitamin C yang terdapat dalam
1.3 Hipotesis
adalah:
a. Lamanya penyimpanan pada suhu kamar dapat meningkatkan kadar nitrit dan
menurunkan kadar nitrat dan vitamin C dalam bayam, selada dan seledri.
b. Untuk mengetahui hubungan kadar nitrat nitrit dengan vitamin C yang terdapat
nitrat, nitrit dan vitamin C pada bayam, selada dan seledri selama penyimpanan
pada suhu kamar sehingga masyarakat dapat memilih waktu dan suhu yang tepat
TINJAUAN PUSTAKA
pertumbuhan tanaman yang diserap dalam bentuk ion nitrat atau amonium dari
tanah dengan kadar rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2% - 4% berat kering
dan dalam tanah sangat bervariasi tergantung pada pengelolaan dan penggunaan
tanah tersebut. Ditinjau dari berbagai hara, nitrogen merupakan yang paling
banyak mendapat perhatian, ini disebabkan jumlah nitrogen yang terdapat dalam
tanah sedikit sedangkan yang diangkut tanaman dalam bentuk panenan setiap
musim cukup banyak dan efeknya terhadap pertumbuhan tanaman sangat cepat
mencapai 78% volume yang memasuki sistem tanah melalui perantaraan jasad
renik penambat-N, hujan dan kilat. Jasad renik penambat N bebas ini akan
mengubah bentuk nitrogen menjadi senyawa N- asam amino dan N- protein, jika
jasad renik mati maka bakteri pembusuk melepaskan asam amino dari protein dan
bakteri amonifikasi melepaskan amonium dari gugus amino yang selanjutnya akan
larut dalam larutan tanah. Amonium ini dapat diserap oleh tanaman dan sisa
amonium akan diubah menjadi nitrit, kemudian menjadi nitrat oleh bakteri
nitrifikasi yang dapat langsung diserap oleh tanaman. Nitrat dan nitrit yang tidak
bermanfaat sebagian akan lenyap dalam air pengatusan dan sebagian mengalami
denitrifikasi menjadi gas nitrogen dan nitrogen oksida yang akan memasuki
Gambar 2.1 Daur Nitrogen dalam Tanah (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Nitrat dan nitrit adalah senyawa nitrogen alami yang terdapat dalam air,
tanah dan air permukaan. Sumber utama nitrit secara umum adalah makanan,
terutama sayuran dan air minum. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemakaian
pupuk pada sayuran, jika pupuk urea banyak digunakan akan menyebabkan
paparan pada manusia melalui sayuran, terutama yang berdaun hijau (Silalahi,
2005).
xilem. Xilem membawa air dan nutrisi dari akar ke daun, kemudian floem
membawa produk fotosintesis dari daun untuk pertumbuhan tanaman (Centre for
Tabel 2.1 Rentang Kadar Nitrat dan Nitrit dari Berbagai Sayuran
Sayuran merupakan sumber asupan harian utama nitrat pada manusia yang
memasok sekitar 70 - 90% dari total asupan. Asupan ini tergantung pada jenis
sayuran yang dikonsumsi, tingkat nitrat dalam sayuran dan jumlah sayuran yang
dikonsumsi. Akumulasi nitrat dan nitrit yang ditemukan tidak hanya bergantung
pada jenis sayuran tetapi juga pada banyak faktor yaitu faktor pra dan paska
kandungan nitrat yang tinggi dalam sayuran maka perlu dipertimbangkan serta
genetik, pertanian (tipe tanah, kandungan kimia dari nitrogen, tersedianya nutrisi
lain dan aplikasi herbisida). Faktor utama yang berkontribusi terhadap kandungan
nitrat dalam sayuran dapat dinilai sebagai berikut: faktor genetik 10%, periode
tumbuh 15%, kondisi tanah 20%, pemupukan 30% dan kondisi cuaca 25%.
Nitrogen pemupukan dan intensitas cahaya merupakan dua faktor terakhir yang
Kandungan nitrat pada sayur mentah yang disimpan pada suhu kamar
dapat turun, sebaliknya kadar nitrit tidak rusak dalam jaringan tanaman tetapi
vakuola, sehingga selama penyimpanan sayuran akan melepas nitrat dari vakuola,
kemudian dengan adanya bakteri yang mengeluarkan enzim reduktase nitrat akan
bahwa semakin tinggi suhu dan waktu penyimpanannya yang lebih lama maka
kandungan nitrat dan nitrit dalam selada secara konsisten akan meningkat (EFSA,
2.3.2 Perebusan
Umumnya nitrat larut dalam air dan proses pencucian pada sayuran bisa
mengurangi kadar nitrat hingga 10-15%. Penelitian yang dilakukan oleh flora
Nitrat dapat diabsorpsi dengan cepat pada saluran pencernaan bagian atas
dan sebagian besar dikeluarkan melalui urin yang mempunyai waktu paruh sekitar
5 jam. Asupan nitrit dapat bereaksi dengan zat-zat yang ada dalam saluran
pencernaan, yang jika diserap ke dalam sistem sirkulasi akan teroksidasi dengan
cepat menjadi nitrat, namun sebagian nitrat yang diangkut dalam darah
dikeluarkan melalui kelenjar ludah. Nitrat yang berada dalam mulut akan
direduksi menjadi nitrit oleh mikroba rongga mulut, oleh karena itu sekitar 5%
dari asupan nitrat sesungguhnya direduksi menjadi nitrit dalam ludah dan tertelan
Nitrat merupakan senyawa yang reaktif yang mempunyai efek positif dan
efek negatif terhadap kesehatan manusia. Nitrit dapat direduksi menjadi senyawa
diubah menjadi ferri (Fe3+) dan kemampuannya untuk mengangkut oksigen telah
karsinogenik penyebab kanker yang terbentuk melalui reaksi kimia antara agen
nitrosasi dan senyawa amin yang mudah dinitrosasi. Prekursor yang umum dalam
optimum untuk nitrosasi senyawa amin sekunder berkisar antara 2,5 dan 3,5.
Agen nitrosasi yang paling penting dalam pembentukan nitrosamin adalah N2O3
yang mudah terbentuk dari nitrit dalam suasana asam sebagai berikut ini:
NO2 - + H + HNO2
HNO2 + H + H2 NO2
N2O3 bereaksi dengan pasangan elektron bebas yang ada pada amin sekunder
membentuk nitrosamin.
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal, namun tidak
dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu
harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi dengan jumlah vitamin yang
relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda. Provitamin atau
calon vitamin merupakan salah satu bentuk vitamin C yang terdapat dalam bahan
pangan yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang akif. Vitamin dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin yang dapat larut dalam air dan
2.6.1 Vitamin C
C6 H8 O6 yang merupakan bentuk murni dengan ciri khas kristal putih, tidak
berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu 190- 192° C. Senyawa ini bersifat
reduktor kuat dan mempunyai rasa asam yang mudah larut dalam air (1 g larut
dalam 50 ml alkohol atau 100 ml gliserin) serta tidak larut dalam benzen, eter,
kloroform dan minyak. Rumus bangun vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2.2
vitamin yang ada dengan sifat yang mudah teroksidasi yang disebabkan oleh
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta katalis tembaga dan besi. Oksidasi ini
terdapat dalam sel-sel tanaman yang dapat menaikkan kecepatan oksidasi, namun
pada sel-sel yang utuh enzim tersebut terpisah dari vitamin. Sayuran yang
dipotong atau diiris akan menyebabkan vitamin C kontak dengan enzim dan
mengalami kerusakan, namun bila enzim tidak ada oksidasi vitamin C tetap
kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam
terutama sayuran dan buah-buahan segar, oleh karena itu sering disebut Fresh
Vitamin C mudah diabsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta
kemudian vitamin ini dibawa ke semua jaringan. Rata-rata absorpsi adalah 90%
mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut selama
dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Vitamin C yang dikonsumsi
dengan kandungan yang melebihi 100 mg sehari akan dikeluarkan sebagai asam
mengandung seng atau pektin dengan jumlah tinggi dapat mengurangi absorpsi,
(Almaitser, 2002).
dalam tulang rawan, berperan penting dalam proses hidroksilasi dua asam amino
fungsi yang melibatkan respirasi sel dan kerja enzim (Winarno, 1995).
untuk wanita hamil 95 mg, anak-anak 45 mg, dan bayi 35 mg, namun karena
asap rokok maka penggunaan vitamin C perlu ditingkatkan hingga dua kali
dengan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi virus dan melalui inhibisi
yang terbentuk melalui reaksi antara nitrit dengan alkilamin. Reaksi vitamin C
2006).
2.7 Selada
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Selada termasuk tanaman yang bersifat tahunan atau setahun yang sangat
tidak tahan terhadap pukulan air hujan dengan bentuk seperti kepala sehingga
vitamin A dan C dan juga merupakan tanaman penyumbang serat yang baik untuk
tampilan makanan yang mengandung 5 kalori dalam 100 gram (Smith, 2002).
2.8 Seledri
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Apiales
Ordo : Apiaceae
Famili : Asteraceae
Genus : Apium
Tanaman ini berupa tanaman herba yang dapat tumbuh didataran rendah
maupun dataran tinggi dan merupakan tanaman semak dengan tinggi sekitar 15
cm yang sangat bergantung pada lingkungan. Seledri yang baik adalah yang masih
segar, tangkai dan daunnya berwarna hijau cerah, tidak robek, tangkai tidak keras
Sayuran ini banyak mengandung vitamin A dan C, mineral Ca, P, K dan Na serta
untuk seledri adalah suhu 0℃ dan untuk memperoleh kualitas dan hasil yang
tinggi, tanaman harus ditanam pada kondisi lingkungan yng tepat (Rubatzky dan
sebagai berikut:
Kingdom :Plantae
Divisio :Spermatophyta
Subdivisio :Dicotyledonae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Amaranthales
Famili :Amaranthaceae
Genus :Amaranthus
Tanaman bayam terdiri dari beberapa jenis varietas, baik yang telah
dibudidayakan atau yang masih merupakan tanaman liar yang memiliki perbedaan
satu sama yang lain. Dua jenis bayam budidaya yang dikenal di indonesia, yaitu
Amaranthus tricolor yang biasa ditanam sebagai bayam cabut dan Amaranthus
hybridus yang sering disebut sebagai bayam petik (Bandini dan Azis, 2004).
Sayuran ini kaya akan zat besi dan mengandung vitamin A, C, serta setiap
beberapa menit, terbentuk warna ungu merah. Reaksi diazotasi dan pengkoplingan
dari dua fungsi alat yang terdiri dari spektrometer yang menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur
melalui larutan yang berwarna maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu
akan diserap secara selektif dan radiasi sinar lainnya akan diteruskan. Absorbansi
warna yang diamati, dengan kata lain warna yang diserap adalah warna
komplementer dari warna yang diamati. Daftar panjang gelombang dan warna
Panjang Gelombang
Warna yang Diserap Warna yang Diamati
Serapan Maksimum (nm)
380−420 Lembayung (violet) Kuning kehijauan
440−470 Biru Jingga
470−500 Hijau kebiruan Merah
500−520 Hijau Lembayung (violet)
520−550 Hijau kekuningan Ungu
550−580 Kuning Biru violet
580−620 Jingga Biru
620−680 Merah Hijau kebiruan
680−780 Ungu Hijau
(Harris, 1982).
kerja (operating time) digunakan untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil
yang terjadi pada rentang waktu tersebut. Panjang gelombang yang digunakan
regresi linier yang dipakai untuk menghitung kadar analit dalam sampel (Rohman,
2007).
DREL, 2000).
dengan menggunakan asam asetat yang memberikan hasil yang lebih baik. Studi
agency (USEPA). Nitrit dalam sampel bereaksi dengan asam sulfanilat untuk
membentuk garam diazonium, lalu senyawa yang terbentuk bereaksi dengan asam
antara garam diazonium dengan asam kromatropat dapat dilihat pada Gambar 2.5
N N SO3 H
OH OH OH OH
S𝑂𝑂 𝐻𝐻
Asam Kromatropat Warna merah jambu
Gambar 2.5 Reaksi antara garam diazonium dengan asam kromatropat (DREL, 2000).
Besi, Kadmium dan Hidrazin Sulfat dapat dipakai untuk mereduksi nitrat
menjadi nitrit. Prosedur umum yang dilakukan untuk mereduksi nitrat menjadi
nitrit menggunakan reduktor cadmium yang akan bereaksi dengan asam sulfanilat
menghasilkan warna merah muda. Kadar nitrat yang dihasilkan merupakan selisih
Gambar 2.6 Reaksi reduksi nitrit dengan logam cadmium (Boltz, 1978; DREL,
2000; Zanardi, 2002).
Reaksi nitrat dengan brucin dalam media asam sulfat akan membentuk
warna merah yang cepat berubah menjadi kuning. Warna kuning yang terbentuk
merupakan hasil oksidasi yang menyerap dengan kuat pada daerah 400-410 nm.
Pembentukan warna yang baik dapat terjadi bila perbandingan asam sulfat pekat
dan larutan nitrat sebanyak 2 : 1. Metode ini mempunyai kepekaan sekitar 0,1 mg
per liter nitrogen nitrat, dengan hasil terbaik umumnya dalam batas 1 sampai 4 mg
Metode yang digunakan dalam penetapan kadar nitrat nitrit dalam sayuran
berdasarkan prosedur yang dilakukan oleh cintya dkk yaitu, sampel yang siap
asam sulfanilat ke dalam sampel yang akan menghasilkan senyawa diazonium dan
senyawa azo yang berwarna merah ungu. Warna merah ungu yang terbentuk
diukur absorbansinya pada panjang gelombnag 540 nm serta pada uji nitrat
komponen lain selain vitamin C yang juga bersifat pereduksi. Reaksi antara
Deteksi titik akhir titrasi pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan
berwarna biru, sedangkan dalam suasana asam akan berwarna merah muda yang
jika direduksi oleh vitamin C maka akan menjadi tidak berwarna, dan bila vitamin
C sudah mereduksi larutan 2,6- diklorofenol indofenol maka kelebihan sedikit saja
Titrasi ini harus dilakukan dengan cepat karena banyak faktor yang
Suasana larutan yang asam akan memberikan hasil yang lebih akurat
dibandingkan dalam suasana netral atau basa (Andarwulan dan Koswara, 1992;
Counsell dan Horning, 1981). Reaksi antara vitamin C dengan larutan 2,6-
2,6- Diklorofenol indofenol Asam askorbat 2,6- Diklorofenol aminofenol Asam dehidroaskorbat
METODE PENELITIAN
dalam bayam, selada dan seledri terhadap kadar nitrat, nitrit dan vitamin C secara
indofenol.
3.2.1 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bayam, selada dan
seledri yang diambil dari Pajak Ceria, Medan Johor Sumatera Utara.
3.2.2 Pereaksi
analisis dari E.Merck jika tidak dinyatakan lain yaitu meliputi 2,6 diklorofenol
(Baku Pembanding Asean), produksi E-Merck yaitu natrium nitrit, natrium nitrat,
sulfat, serbuk Zn, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, dan yang tidak
penyulingan.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat
analitik (Boeco Germany), bola karet, batang pengaduk, blender, beaker glass, hot
plate, gelas ukur, kertas saring, kertas perkamen, klem, labu tentukur, lumpang
dan alu, mat pipet 10 mL, pipet volum 1,0 mL; 2,0 mL; 5,0 mL, statif, spatula,
tabung reaksi, termometer, tissue, plat tetes, penjepit tabung, serta alat-alat gelas
Larutan ferro sulfat 12% (b/v) dibuat dengan cara ditimbang 0,12 g ferro
Larutan asam asetat 15% (v/v) dibuat dengan cara pipet 75 mL asam asetat
glasial dimasukkan kedalam labu tentukur 500 mL, encerkan dengan akuabides
asetat 15% (v/v). Saring dan disimpan didalam botol berwarna coklat (Manan,
2006).
sulfanilat didalam 250 mL asam asetat 15% (v/v). Saring dan disimpan didalam
dikocok kuat, dan jika sudah terlarut, ditambahkan air hingga 200 mL. Saring ke
encerkan dengan air secukupnya hingga 500 mL. Simpan di tempat dingin, hanya
2005).
sayuran yang telah dibersihkan, lalu disimpan (mulai 0 jam sampai ke-48 jam
pada suhu kamar (±30°C). Sampel pada saat 0 jam ditimbang masing-masing
Perlakuan yang sama juga dilakukan pada sampel yang disimpan (mulai 0 jam
Identifikasi nitrit dalam bayam, selada dan seledri pada saat 0 jam
dilakukan dengan cara sebagai berikut. Ambil sebagian sampel yang telah
yaitu:
pekat dan 1 tetes kalium permanganat, maka warna ungu dari kalium
plate sambil diaduk selam 15 menit, kemudian dinginkan dan disaring, lalu
NaOH akan terbentuk NH3 yang akan membirukan lakmus merah (Masfria,
dkk., 2013).
besi (II) sulfat yang dibuat baru, tambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat
pH 6-8 dengan penambahan NH4OH 1N, lalu ditambahkan 3 tetes FeCl3 3%,
tanda (C = 1000 µg/mL) (LIB I). Pipet 1 mL LIB I dan dimasukkan kedalam labu
diukur serapan pada panjang gelombang 400 - 800 nm dengan blanko akuabides
(C = 0,8 µg/mL).
Hitung durasi waktu yang dibutuhkan mulai dari penambahan larutan pereaksi N-
diukur serapan pada panjang gelombang 540 nm setiap menit dengan blanko
garis tanda serta dihomogenkan. Ukur serapannya pada menit ke- 15 pada panjang
ke dalam beaker glass 100 mL, kemudian ditambah air suling panas (± 80ºC)
sampai volume 50 mL. Aduk hingga homogen dengan batang pengaduk dan
dipanaskan diatas penangas air selama 15 menit, didinginkan pada suhu kamar
dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 50 mL, ditambahkan air
suling sampai garis tanda, dihomogenkan kemudian disaring serta filtrat pertama
dihidroklorida dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian
dihomogenkan. Ukur serapan pada menit ke-15 dan panjang gelombang 540 nm.
Kadar nitrit dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan regresi Y = aX+b.
X x V x Fp
K=
Berat Sampel (g)
Keterangan: Y = Absorban
K = Kadar nitrit dalam sampel (μg/g)
X = Kadar nitrit dalam larutan sampel sesudah pengenceran
V = volume larutan sampel sebelum pengenceran (mL)
Fp = Faktor pengenceran
ke dalam beaker glass 250 mL, kemudian ditambah air suling panas (± 80ºC)
sampai volume 150 mL. Aduk hingga homogen dengan batang pengaduk dan
dipanaskan diatas penangas air selama 15 menit, didinginkan pada suhu kamar
dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 250 mL, ditambahkan
air suling sampai garis tanda, dihomogenkan kemudian disaring serta filtrat
dihidroklorida dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian
dihomogenkan. Ukur serapan pada menit ke-15 dan panjang gelombang 540 nm.
Kadar nitrat dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan regresi Y = aX+b.
X x V x Fp
K=
Berat Sampel (g)
Keterangan: Y = Absorban
Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi – Kadar nitrit
sebelum reduksi.
𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
Kadar nitrat = kadar nitrit dari reduksi nitrat x
𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛
mantap tidak kurang dari 5 detik. Titrasi dilakukan untuk blanko dengan
Va x W x %Kadar
Kesetaraan (mg) =
Vc x (Vt −Vb )
Keterangan:
jambu yang mantap sebagai titik akhir titrasi (Ditjen POM, 1995).
Uji presisi dilakukan dengan cara menetapkan kadar nitrat, nitrit dan
rumus :
SD =
∑(X − X ) 2
n −1
Keterangan :
SD = Standar deviasi
dengan rumus :
SD
RSD = x100%
X
Keterangan :
SD = Standar deviasi
Uji perolehan kembali nitrat, nitrit dan vitamin C dapat dilakukan dengan
perlakuan yang sama pada sampel. Larutan baku untuk nitrit ditambahkan
Keterangan :
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
kuantitas adalah kuantitas terkecil analit yang masih dapat memenuhi kriteria
�
X−X
t hitung =� �
SD /√n
Keterangan :
µ : Kadar sebenarnya
�
X : Kadar analit dalam sampel
SD : Standar deviasi
α : Tingkat kepercayaan
Uji kualitatif nitrit telah dilakukan, yaitu dengan asam sulfanilat dan N-(1-
identifikasi nitrit dalam selada, seledri dan bayam dapat dilihat pada Tabel 4.1
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sampel mengandung nitrit, hal tersebut
dibuktikan dari hasil reaksi yang positif. Gambar hasil identifikasi nitrit dapat
Uji kualitatif nitrat telah dilakukan, yaitu dengan Zn dan NaOH serta KI
dan Asam asetat (e). Hasil identifikasi nitrat dalam selada, seledri dan bayam
dibuktikan dari reaksi yang positif. Gambar hasil identifikasi nitrat dapat dilihat
vitamin C dalam selada, seledri dan bayam dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sampel mengandung vitamin C, hal tersebut
dibuktikan dari reaksi yang positif. Gambar hasil identifikasi vitamin C dapat
larutan baku pada konsentrasi 0,8 μg/mL. Kurva serapan nitrit dilakukan pada
yang sesuai dengan panjang gelombang nitrit pada serapan maksimum menurut
Hess (2000), yaitu 540 nm. Kurva serapan selanjutnya digunakan untuk penentuan
senyawa tersebut memiliki nilai serapan paling stabil saat diukur, yang dilakukan
pada konsentrasi 0,8 µg/mL dan diukur setiap menit selama 60 menit dimulai
pada menit ke-3. Tabel waktu kerja dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 70-
0,3648
0,3646
0,3644
0,3642
0,364
0,3638
0,3636
0,3634
0,3632
0,363
0,3628
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Waktu (Menit)
Berdasarkan gambar 4.2, diperoleh waktu yang paling stabil adalah menit ke-12
sampai menit ke-16 dengan konsentrasi 0,8 μg/mL dimana pada menit tersebut
absorbansi stabil.
Kurva kalibrasi adalah suatu seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis
kurva kalibrasi sebesar, 2 μg/mL; 0,35 μg/mL; 0,5 μg/mL; 0,6 μg/mL; 0,7 μg/mL.
Kurva kalibrasi nitrit baku dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini.
Dari Gambar 4.3, diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dengan
dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9995. Nilai r > 0,99 menunjukkan adanya
Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung dari persamaan regresi yang
diperoleh. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi tersebut dapat dilihat
pada Lampiran 13 halaman 74. Batas deteksi nitrit dan nitrat adalah 0,027549
mg/kg sedangkan batas kuantitasi dari nitrit dan nitrat adalah 0,0918 mg/kg.
merupakan kuantitas terkecil analit yang masih dapat memenuhi kriteria cermat
Contoh perhitungan kadar nitrit, nitrat pada sampel dapat dilihat pada
Lamp 14-15 hal 75-76 dan vitamin C pada sampel dapat dilihat pada Lamp 35 hal
97. Analisis data statistik untuk menghitung kadar nitrit, nitrat dan vitamin C pada
sampel dapat dilihat pada Lamp 16-33, 39-41 dan hal 77-94, 101-107. Pengaruh
lama penyimpanan pada suhu kamar terhadap nitrit, nitrat dan vitamin C pada
Tabel 4.4 Pengaruh Lama Penyimpanan pada Suhu Kamar Terhadap Nitrit, Nitrat
dan Vitamin C pada Sampel
120
100
80
Kadar
60 Nitrat
40
Kadar
20 Vitamin C
Kadar Nitrit
0
0 jam 24 jam 48 jam
Waktu (jam)
Tabel 4.4, dan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara
kadar nitrat, nitrit dan vitamin C pada sampel bayam, selada dan seledri yang
bayam,selada dan seledri pada suhu kamar dari 0 jam sampai 48 jam terjadi
peningkatan kadar nitrit yang diikuti dengan penurunan kadar nitrat dan kadar
107,997 µg/g dan 25,635 mg/100g. Penyimpanan 24 jam kadar nitrit 2,827 µg/g,
nitrat 99,507 µg/g dan vitamin C 20,916 mg/100g. Penyimpanan 48 jam kadar
nitrit 3,413 µg/g. nitrat 86,582 µg/g dan vitamin C 16,083 mg/100g.
Kadar nitrit, nitrat dan vitamin C pada saat 0 jam sebesar 3,789 µg/g,
63,995 µg/g dan 40,158 mg/100g. Penyimpanan 24 jam kadar nitrit 4,644 µg/g,
nitrat 48,071 µg/g dan vitamin C 35,454 mg/100g. Penyimpanan 48 jam kadar
nitrit 5,316 µg/g, nitrat 36,137 µg/g dan vitamin C 29,306 mg/100g.
Kadar nitrit, nitrat dan vitamin C pada saat 0 jam sebesar 4,773 µg/g,
71,263 µg/g dan 33,941 mg/100g. Penyimpanan 24 jam kadar nitrit 5,398 µg/g,
nitrat 63,204 µg/g dan vitamin C 28,392 mg/100g. Penyimpanan 48 jam kadar
nitrit 5,900 µg/g, nitrat 51,594 µg/g dan vitamin C 23,312 mg/100g, dari ketiga
sayuran yang diuji persentase peningkatan terbesar nitrit pada bayam sebesar
selada sebesar 43,53% dan vitamin C pada bayam sebesar 37,2% selama
penyimpanan 48 jam.
(2008) dan Hill (1996) bahwa kadar nitrat pada sayuran mentah yang disimpan
pada suhu ruang dapat turun, sebaliknya kadar nitrit tidak rusak dalam jaringan
penyimpanan sayuran akan melepas nitrat dari vakuola, kemudian dengan adanya
bakteri yang mengeluarkan enzim reduktase nitrat akan tereduksi menjadi nitrit.
pada kondisi dibawah suhu kamar dari 0 jam-36 jam. Hasil penelitian yang
dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya terhadap kadar nitrat dan nitrit
dimana terjadi peningkatan kadar nitrit dari 0 jam-36 jam diikuti peningkatan
kadar nitrat dari 0 jam-30 jam dan mengalami penurunan pada jam-36. Hal yang
faktor genetik 10%, periode tumbuh 15%, kondisi tanah 20%, pemupukan 30%,
kondisi cuaca 25% dan faktor varietas, sedangkan kandungan nitrit mungkin hasil
dari reduksi nitrat yang terjadi selama penyimpanan yang tidak tepat serta diikuti
pola peningkatan dan penurunan selama disimpan pada suhu kamar, sehingga
faktor ini belum diketahui demikian (Fattah, 2016; Raczuk, dkk., 2014).
dan 7 hari pada kondisi dibawah suhu kamar, dimana terjadi penurunan kadar
vitamin C selama penyimpanan pada suhu kamar. Hasil penelitian ini berbeda
seperti varietas, pengolahan, suhu, masa permanen dan tempat tumbuh dan
kamar. Hal ini terjadi, karena penguapan air menyebabkan struktur sel
sebagai zat pereduksi dalam bayam, selada dan seledri dengan kadar yang
nitrit dapat bereaksi dengan amina atau amida untuk membentuk karsinogenik,
menjadi sumber utama vitamin C. Hal ini menunjukkan bahwa selain beperan
sebagai zat reduktor kuat, vitamin C juga dapat dapat menghambat sintesis
2004).
dapat dilihat pada Lampiran 44-45, 48 dan Halaman 114-115, 118. Berdasarkan
baku relatif untuk nitrit yaitu 1,24%, nitrat 6,15 % dan vitamin C 1,47%.
ke dalam sampel, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 540 nm.
bayam pada waktu penyimpanan 0 jam dan persen perolehan kembali nitrit dan
nitrat dengan metode penambahan baku dalam selada pada waktu penyimpanan 0
Kadar
Kadar baku
setelah
Penambahan Berat yang Volume %
ditambahkan %
NO vitamin C sampel ditambahkan titrasi Recovery
baku pada Recovery
(mg) (g) pada sampel (ml) rata-rata
sampel
(mg/100g)
(mg/100g)
1 2,56 102,008 250,207 0,54 529,605 109,21
2 2,56 101,998 250,232 0,53 518,622 104,81
3 2,56 100,887 252,987 0,53 524,334 105,92
107,9
4 2,56 102,125 249,921 0,54 528,998 109,09
5 2,56 101,876 250,532 0,53 519,243 104,93
6 2,56 102,185 249,774 0,55 539,702 113,44
Kadar Nitrit Selada pada waktu 0 jam Kadar Nitrat Selada pada waktu 0 jam
Sebelum Kadar Baku Setelah (%) Sebelum Kadar Baku Setelah (%)
Penambahan yang Penambahan Perolehan Penambahan yang Penambahan Perolehan
Bahan Baku Ditambahkan Bahan Baku Kembali Bahan Baku Ditambahkan Bahan Kembali
(µg/g) (µg/g) (µg/g) (µg/g) (µg/g) Baku (µg/g)
3.7855 1.9997 5.4758 84.52 65.5471 39.5178 101.8019 92.35
3.7279 1.9998 5.4194 84.62 65.4294 39.4465 101.941 92.57
3.7566 1.9997 5.4413 84.24 65.7112 39.564 102.4184 92.77
3.828 1.9996 5.498 83.51 63.782 39.4457 102.64 98.51
3.8678 1.9996 5.509 82.07 61.6184 39.1903 102.6404 104.62
3.7669 1.9997 5.4645 84.89 61.885 38.8934 102.7094 104.95
�=
X 83.97 �=
X 97.62
Berdasarkan tabel di atas diperoleh rata-rata persen perolehan kembali untuk nitrit
5.1 Kesimpulan
penurunan kadar nitrat dan kadar vitamin C dalam bayam, selada dan seledri.
Kadar nitrit tertinggi diperoleh pada sampel seledri yaitu 5,9003 µg/g ±
0,1713 µg/g, kadar nitrat tertinggi diperoleh pada sampel bayam hijau
107,9969 µg/g ± 2,8682 µg/g dan kadar vitamin C yang tertinggi diperoleh
kadar nitrit.
5.2 Saran
nitrit dan vitamin C dengan perlakuan yang lain seperti penyimpanan pada suhu
Almaitser, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Halaman 186-188.
Andarwulan, N., dan Koswara, S. (1992). Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali Press.
Halaman 23-35.
Bandini, Y., dan Azis, N. (2001). Bayam. Cetakan Kelima. Jakarta: Penebar
Swadaya. Halaman 1-17.
Chou, S., Jen-Chien, C., dan Deng-Fwu, H. (2003). A High Performance Liquid
Chromatography Method for Determining Nitrate and Nitrit Levels in
Vegetables. Jurnal of Food and Drug Analysis. 11(3): 223 dan 227.
Cintya, H., Silalahi, J., De Lux Putra, E., dan Satria D. (2016s). Analysis of
Nitrate and Nitrite in Vegetables in Medan City. Der Pharma Chemica.
Vol.8 No.24: 47 – 52.
Counsell, J.N., dan Horning, D.H. (1981). Vitamin C. London: Applied Science
Publishers. Hal. 123-124.
Ersoy B & Ozeren A. (2009). The Effect of Cooking Methods on Mineral and
Vitamin Contents of African Catfish. Food Chemistry 115(2):419-422.
Harris, D.C. (2010). Quantitative Chemical Analysis. Edisi VIII. United States of
America: W.H. Freeman and Company. Hal. 397-398.
Hess, J. (2000). Meat and Meat Products. Dalam : Horwitz, W. (2000). Official
Methods Of Analysis Of AOAC International. Edisi XVII. Virginia :
AOAC Inc. Hal. 8.
Hill, M. (1996). Nitrates and Nitrites in Food and Water. Cambridge: Woodhead
Publishing Limited. Hal. 97.
Manan, M.H.A. (2006). Membuat Reagen Kimia. Jakarta : Bumi aksara. Hal. 36-
100.
Masfria, Muchlisyam, Nurmadjuzita, Siti, N., Tuty, R. P., Chairul, A. D., Yade,
M. P. (2013). Buku Ajar Analisis Farmasi Kualitatif. Medan: USU Press.
Hal. 34-35.
Mas`ud, P. (1992). Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Penerbit Angkasa. Hal.
53-55.
Safaryani, N., Haryanti, S., Hastuti, E. D. (2007). Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli. Buletin
Anatomi dan Fisiologi. Vol. Xv No.2.
Sherrrington, K.B dan Gaman,M. (1981). Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 122-125.
Silalahi, J. (2005a). Masalah Nitrit dan Nitrat dalam Makanan. Medika Jurnal
Kedokteran dan Farmasi. 31(5): 460-461.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Edisi VI. Bandung: Tarsito. Hal. 93, 168.
Walters, C.L. (1996). Nitrate and Nitrite in Food. . In: Hill, M. (2000). Nitrates
and Nitrites on Foods and Water. Cambridge: Woodhead Publishing
Limited. Hal. 93-102.
Winarno, F.G. (1995). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Hal. 119, 131-133, 214 dan 225.
Gambar 12. Hasil Uji Kualitatif dengan Pereaksi Asam Sulfanilat dengan NED
Gambar 13. Hasil Uji Kualitatif dengan Pereaksi KMnO4 dan H2SO4 (e)
Gambar 15. Hasil uji kualitatif dengan pereaksi Fe2 SO4 dan asam sulfat(p)
Natrium Nitrit
← ditimbang 100 mg
← dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
← dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling
sampai garis tanda
LIB I Nitrit (C= 1000 µg/ml)
← Dipipet 1 mL
← Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
← dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling
sampai garis tanda
LIB II Nitrit (C= 10 µg/ml)
Sampel
← ditimbang 10 g sampel yang telah dihaluskan
← dimasukkan ke dalam beaker glass 100 ml
← ditambahkan air suling (±80˚C) sampai 50 ml
← dihomogenkan kemudian dipanaskan di atas penangas air
hingga 15 menit sambil diaduk
← didinginkan pada suhu kamar
← dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 50
ml
← ditambahkan air suling sampai garis tanda
← dihomogenkan kemudian disaring
← dibuang 10 ml f iltrat pertama
Filtrat
← dipipet 25 ml
← dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml
← ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, dikocok selama 5
menit kemudian ditambahkan 2,5 mL N-(1-naftil)
etilendiamin dihidroklorida
← dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda
← diukur serapan pada lamda 540 nm pada menit ke 15
Nilai Absorbansi
← dihitung
Kadar Nitrit
Sampel
← ditimbang 10 g sampel yang telah dihaluskan
← dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml
← ditambahkan air suling (±80˚C) sampai 150 ml
← dihomogenkan kemudian dipanaskan di atas penangas air
hingga 15 menit sambil diaduk
← didinginkan pada suhu kamar
← dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 250
ml
← ditambahkan air suling sampai garis tanda
← dihomogenkan kemudian disaring
← dibuang 10 ml filtrat pertama
Filtrat
← dipipet 10 mL
← dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml
← ditambahkan sedikit logam Zn (0,1g) dalam larutan asam
dan HCl 1 N, didiamkan selama 5 menit
← ditambahkan 2,5 mL asam sulfanilat, dikocok selama 5
menit kemudian ditambahkan 2,5 mL N-(1-naftil)
etilendiamin dihidroklorida
← dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda
← diukur serapan pada lamda 540 nm pada menit ke 15
Nilai Absorbansi
← dihitung
Kadar Nitrat
Sampel
Dibersihkan dan dipotong-potong kecil
Ditimbang 100 g
Dihaluskan
Ditimbang sebanyak 10 g
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
Ditambah asam metafosfat sampai garis tanda
Dihomogenkan
Disaring
Dibuang 20 ml filtrat pertama
Filtrat
Dipipet 2 ml
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Ditambah 5 ml asam metafosfat
Dititrasi dengan 2,6-diklorofenol indofenol
Sampai terbentuk warna merah jambu mantap
Hasil
Gambar 15. Kurva Serapan Maksimum pada Konsentrasi 0,8 µg/mL dan
Panjang Gelombang Maksimum 540 nm.
1 0,000 0,000
2 0,200 0,182
3 0,350 0,306
4 0,500 0,431
5 0,600 0,535
6 0,700 0,629
(∑ XY )−(∑X)(∑Y)/n
a= (∑X )2
(∑X 2 )−
n
(2,35)(2,083 )
(1,1203 )−
6
a= (2,35)2
(1,2625 )−
6
0,30445
=
0,34208
= 0,88999
Y = aX + b
b = Y – aX
= 0, 34716 – (0,88999) (0,3916)
= -0,001413
Sehingga diperoleh persamaan regresi Y = 0,88999X – 0,00141
(2,35)(2,083 )
(1,1203 )−
6
r =
2,35 2 2,083 2
��1,2625 − �[0,99438– ]
6 6
0,30446
r =
0,3046075
r = 0.9995
Sehingga koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan nitrit pada panjang
gelombang 540 nm adalah 0.9995
∑(𝑌𝑌−𝑌𝑌𝑌𝑌)2 0,0002672
Simpangan Baku = � =� = 0,008173 mg/Kg
𝑛𝑛−2 6−2
3 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆 3 𝑥𝑥 0,008173
Batas Deteksi = = = 0,027549 mg/Kg
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 0,88999
10 𝑥𝑥 𝑆𝑆𝑆𝑆 10 𝑥𝑥 0,008173
Batas Kuantitasi = = = 0,09183 mg/Kg
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 0,88999
X = 0,2386
𝑋𝑋 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝐹𝐹𝐹𝐹
• Kadar Nitrit dalam sampel =
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
0,2386 µ𝑔𝑔/mL 𝑥𝑥 50mL 𝑥𝑥 2
=
10,0240 𝑔𝑔
= 2,3809 µg/g
Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrit pada semua sampel.
Keterangan:
X : konsentrasi nitrit di dalam sampel (µg/mL)
Y : volume larutan pengenceran (mL)
Fp : faktor pengenceran
X = 0,6218
X x V x Fp
• Kadar Nitrit dalam sampel =
Berat Sampel
0,6218 µg /mL x 250mL x 5
=
10,0145 g
= 77,6124 µg/g
• Kadar nitrit = kadar nitrit setelah reduksi-kadar nitrit sebelum reduksi
= 77,6124 µg/g – 2,3809 µg/g
= 75,2315 µg/g
Karena hasil pembacaan alat spektrofotometeruntuk nitrat adalah sebagai nitrit,
oleh karena itu hasil pembacaan harus dikonversikan.
MR NO 3
Kadar nitrat = kadar nitrit hasil reduksi nitrat x
MR NO 2
62
= 75,2315 µg/g x
46
= 101,3989 µg/g
Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrat pada semua sampel.
Keterangan:
X : konsentrasi nitrit di dalam sampel (µg/mL)
Y : volume larutan pengenceran (mL)
Fp : faktor pengenceran
���2
∑(X−X) 0,00529952
SB = � =� = 0,0325 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,255 2,8601 0,0327 0,00106929 4,0321 2,7042 Diterima
2 0,250 2,8098 -0,0176 0,00030976 4,0321 1,4555 Diterima
3 0,249 2,8068 -0,0206 0,00042436 4,0321 1,7036 Diterima
4 0,251 2,8179 -0,0077 0,00005929 4,0321 0,6367 Diterima
5 0,256 2,8690 0,0416 0,00173056 4,0321 0,0005 Diterima
6 0,248 2,7992 -0,0282 0,00079524 4,0321 2,3321 Diterima
�=
X ∑=
2,8274 0,0043885
���2
∑(X−X) 0,0043885
SB = � =� = 0,02962
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket
ansi
(µg/g)
1 0,301 3,3863 -0,0266 0,00070756 4,0321 3,2399 Diterima
2 0,304 3,4185 0,0056 0,00003136 4,0321 0,6820 Diterima
3 0,305 3,4289 0,0160 0,00025600 4,0321 1,9488 Diterima
4 0,302 3,3965 -0,0164 0,00026896 4,0321 1,9975 Diterima
5 0,303 3,4075 -0,0054 0,00002916 4,0321 0,6577 Diterima
6 0,306 3,4399 0,0270 0,00072900 4,0321 3,2886 Diterima
X� = ∑=
3,4129 0,00202204
���2
∑(X−X) 0,00202204
SB = � =� = 0,020109
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Untuk itu, dihitung kembali dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data
ke-1
Kadar
Absor �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket
bansi
(µg/g)
1 0,573 105,2815 -2,71548 7,37383163 4,6040 4,3585 Diterima
2 0,584 107,3413 -0,65568 0,42991626 4,6040 1,0524 Diterima
3 0,593 108,9972 1,00022 1,00044004 4,6040 1,6054 Diterima
4 0,595 109,0577 1,06072 1,12512691 4,6040 1,7026 Diterima
5 0,598 109,3072 1,31022 1,71667644 4,6040 2,1030 Diterima
X� = ∑=
107,99698 11,6459913
���2
∑(X−X) 11,64599130
SB = � =� = 1,5261 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 = 4, maka t(α/2,dk) =
4,6040.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,531 96,6953 -2,8116 7,90509456 4,0321 3,9191 Diterima
2 0,543 98,7767 -0,7302 0,53319204 4,0321 1,0178 Diterima
3 0,545 99,0420 -0,4649 0,21613201 4,0321 0,6480 Diterima
4 0,550 99,8902 0,3833 0,14691889 4,0321 0,5342 Diterima
5 0,557 101,1271 1,6202 2,62504804 4,0321 2,2584 Diterima
6 0,560 101,5106 2,0037 4,01481369 4,0321 2,7930 Diterima
X� = ∑=
99,5069 15,4411992
���2
∑(X−X) 15,44119923
SB = � =� = 1,7573 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absor �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
bansi
(µg/g)
1 0,483 86,6409 0,0590 0,00348100 4,0321 0,2916 Diterima
2 0,480 86,1632 -0,4187 0,17530900 4,0321 2,0696 Diterima
3 0,485 87,0009 0,4190 0,17556100 4,0321 2,0711 Diterima
4 0,478 85,9510 -0,6309 0,39803400 4,0321 3,1186 Diterima
5 0,482 86,4728 -0,1091 0,01190200 4,0321 0,5392 Diterima
6 0,486 87,2631 0,6812 0,46403300 4,0321 3,3672 Diterima
X� = ∑=
86,5819 1,22832
���2
∑(X−X) 1,22832
SB = � =� = 0,4956 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,348 3,7566 -0,0321 0,00103041 4,0321 1,5432 Diterima
2 0,351 3,7855 -0,0032 0,00001024 4,0321 0,1538 Diterima
3 0,347 3,7279 -0,0608 0,00369664 4,0321 2,9230 Diterima
4 0,349 3,7669 -0,0218 0,00047524 4,0321 1,0480 Diterima
5 0,355 3,8280 0,0393 0,00154449 4,0321 1,8894 Diterima
6 0,359 3,8678 0,0791 0,00625681 4,0321 3,8028 Diterima
X� = ∑=
3,7887 0,01301342
���2
∑(X−X) 0,01301342
SB = � =� = 0,0510 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,412 4,6114 0,0328 0,00107584 4,0321 1,2014 Diterima
2 0,420 4,6978 0,0536 0,00287296 4,0321 1,9633 Diterima
3 0,404 4,5400 0,1042 0,01085764 4,0321 3,8168 Diterima
4 0,414 4,6328 -0,0114 0,00012996 4,0321 0,4175 Diterima
5 0,416 4,6533 0,0091 0,00008281 4,0321 0,3333 Diterima
6 0,423 4,7303 0,0861 0,00741321 4,0321 3,1538 Diterima
X� = ∑=
4,6442 0,02243242
���2
∑(X−X) 0,02243242
SB = � =� = 0,06698 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,466 5,2394 -0,0765 0,00585225 4,0321 2,2904 Diterima
2 0,468 5,2619 -0,0540 0,00291600 4,0321 1,6167 Diterima
3 0,467 5,2512 -0,0647 0,00418609 4,0321 1,9371 Diterima
4 0,473 5,3139 -0,0020 0,00000400 4,0321 0,0598 Diterima
5 0,480 5,3914 0,0755 0,00570025 4,0321 2,2604 Diterima
6 0,485 5,4380 0,1221 0,01490841 4,0321 3,6556 Diterima
X� = ∑=
5,3159 0,033567
���2
∑(X−X) 0,02243242
SB = � =� = 0,06698 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t table t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,397 61,6184 -2,3771 5,65060441 4,0321 3,1073 Diterima
2 0,395 61,8850 -2,1105 4,45421025 4,0321 2,7588 Diterima
3 0,394 63,7820 -0,2135 0,04558225 4,0321 0,2790 Diterima
4 0,366 65,4294 1,4339 2,05606921 4,0321 1,8743 Diterima
5 0,362 65,5471 1,5516 2,40746256 4,0321 2,0282 Diterima
6 0,377 65,7112 1,7157 2,94362649 4,0321 2,2427 Diterima
X� = ∑=
63,9955 17,55755517
���2
∑(X−X) 17,55755517
SB = � =� = 1,8738 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,292 49,0977 1,0264 1,05349696 4,0321 1,8124 Diterima
2 0,298 50,1753 2,1040 4,42681600 4,0321 3,7153 Diterima
3 0,276 46,3037 -1,7676 3,12440976 4,0321 3,1213 Diterima
4 0,281 47,1439 -0,9274 0,86007076 4,0321 1,6376 Diterima
5 0,286 48,0284 -0,0429 0,00184041 4,0321 0,0757 Diterima
6 0,284 47,6792 -0,3921 0,15374241 4,0321 0,6923 Diterima
X� = ∑=
48,0713 9,6203763
���2
∑(X−X) 9,6203763
SB = � =� =1,38711 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,226 35,8668 -0,2706 0,07322436 4,0321 1,2928 Diterima
2 0,225 35,6936 -0,4438 0,19695844 4,0321 2,1204 Diterima
3 0,231 36,6285 0,4911 0,24117921 4,0321 2,3463 Diterima
4 0,229 36,3600 0,2226 0,04955076 4,0321 1,0635 Diterima
5 0,232 36,7519 0,6145 0,37761025 4,0321 2,9359 Diterima
6 0,224 35,5236 -0,6138 0,37675044 4,0321 2,9326 Diterima
X� = ∑=
36,1374 1,31527346
���2
∑(X−X) 1,31527346
SB = � =� = 0,5128 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,418 4,7057 -0,0674 0,00454276 4,0321 3,5851 Diterima
2 0,420 4,7279 -0,0452 0,00204304 4,0321 2,4042 Diterima
3 0,425 4,7829 0,0098 0,00009604 4,0321 0,5212 Diterima
4 0,427 4,8050 0,0319 0,00107161 4,0321 1,6968 Diterima
5 0,426 4,7939 0,0208 0,00043264 4,0321 1,1063 Diterima
6 0,429 4,8237 0,0506 0,00256036 4,0321 2,6914 Diterima
X� = ∑=
4,7731 0,01069245
���2
∑(X−X) 0,01069245
SB = � =� = 0,04624 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,462 5,2009 -0,1973 0,03892729 4,0321 3,1720 Diterima
2 0,464 5,2225 -0,1757 0,03087049 4,0321 2,8247 Diterima
3 0,496 5,5758 0,1776 0,03154176 4,0321 2,8553 Diterima
4 0,489 5,4993 0,1011 0,01022121 4,0321 1,6254 Diterima
5 0,485 5,4565 0,0583 0,00339889 4,0321 0,9372 Diterima
6 0,483 5,4347 0,0365 0,00133225 4,0321 0,5868 Diterima
X� = ∑=
5,3982 0,11629189
���2
∑(X−X) 0,11629189
SB = � =� = 0,1525 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t table t hitung Ket
ansi
(µg/g)
1 0,514 5,7906 -0,1097 0,01203409 4,0321 2,5811 Diterima
2 0,516 5,8129 -0,0874 0,00763876 4,0321 2,0564 Diterima
3 0,536 6,0360 0,1357 0,01841449 4,0321 3,1929 Diterima
4 0,517 5,8240 -0,0763 0,00582169 4,0321 1,7952 Diterima
5 0,532 5,9913 0,0910 0,00828100 4,0321 2,1411 Diterima
6 0,528 5,9472 0,0469 0,00219961 4,0321 1,1035 Diterima
X� = ∑=
5,9003 0,05438964
���2
∑(X−X) 0,05438964
SB = � =� = 0,1042 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) �)2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝐗𝐗 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,412 71,6545 0,3911 0,15295921 4,0321 1,0206 Diterima
2 0,405 70,4562 -0,0872 0,65157184 4,0321 2,1064 Diterima
3 0,409 71,1258 -0,1376 0,01893376 4,0321 0,3590 Diterima
4 0,403 70,1108 -1,1526 1,32848676 4,0321 3,0078 Diterima
5 0,418 72,7481 1,4847 2,20433409 4,0321 3,8744 Diterima
6 0,411 71,4851 0,2217 0,04915089 4,0321 0,5785 Diterima
X� = ∑=
71,2634 4,40543655
���2
∑(X−X) 4,40543655
SB = � =� = 0,9386 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,366 62,3318 -0,8719 0,76020961 4,0321 1,2014 Diterima
2 0,372 63,1231 -0,0806 0,00649636 4,0321 1,9633 Diterima
3 0,374 63,4626 0,2589 0,06702921 4,0321 3,8168 Diterima
4 0,379 64,2278 1,0241 1,04878081 4,0321 0,4175 Diterima
5 0,375 63,5900 0,3863 0,14922769 4,0321 0,3333 Diterima
6 0,367 62,4873 -0,7164 0,51322896 4,0321 3,1538 Diterima
X� = ∑=
63,2037 0,02243242
���2
∑(X−X) 0,02243242
SB = � =� = 0,06698 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Kadar
Absorb �) � )2
No Nitrit (X – 𝑿𝑿 (X – 𝑿𝑿 t tabel t hitung Ket.
ansi
(µg/g)
1 0,313 51,6495 0,0551 0,00303601 4,0321 0,1299 Diterima
2 0,319 52,5128 0,9184 0,84345856 4,0321 2,1655 Diterima
3 0,321 52,8265 1,2321 1,51807041 4,0321 2,9052 Diterima
4 0,304 49,9926 -1,6018 2,56576324 4,0321 3,7769 Diterima
5 0,314 51,6703 0,0759 0,00576081 4,0321 0,1789 Diterima
6 0,309 50,9151 -0,6793 0,46144849 4,0321 1,6017 Diterima
X� = ∑=
63,2037 5,39753752
���2
∑(X−X) 5,39753752
SB = � =� = 1,0389 µg/g
n−1 6−1
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1 =5, maka t(α/2,dk) =
4,0321.
�
X− X
t hitung = � �
SB / √n
Va x W x % kadar
Kesetaraan (mg) =
Vc x (Vt-Vb)
Keterangan :
d1 = K2 – Kr1 x 100%
Kr1
d2 = K1 – Kr2 x 100%
Kr2
d3 = K2 – Kr3 x 100%
Kr3
Keterangan:
Vt = Volume titrasi (mL)
Vb = Volume blanko (mL)
Vl = Volume labu tentukur (mL)
Vp = Volume pemipetan(mL)
Bs = Berat sampel (g)
2. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Bayam yang Disimpan Selama 24 Jam
pada Suhu Kamar
3. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Bayam yang Disimpan Selama 48 Jam
pada Suhu Kamar
2. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Selada yang Disimpan Selama 24 Jam
pada Suhu Kamar
3. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Selada yang Disimpan Selama 48 Jam
pada Suhu Kamar
2. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Seledri yang Disimpan Selama 24 Jam
pada Suhu Kamar
3. Hasil Penetapan Kadar Vitamin C dari Seledri yang Disimpan Selama 48 Jam
pada Suhu Kamar
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-4 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
26,9301 – 26,8816
Qhitung = � �
(26,9301 – 24,7256)
= 0,0220
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 5,7243
SD = � =� = 1,0699
n−1 6−1
SD 1,0699
RSD = � x 100% = x 100% = 4,17%
X 25,6350
Rata-rata kadar vitamin C bayam pada saat 0 jam pada taraf kepercayaan 95%
yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 25,6350 ± 2,5706 x 1,0699�
√6
= 25,6350 ± 1,1228 mg/100 g
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 21,2732 0,3571 0,1275
2 20,1754 - 0,7407 0,5486
3 21,2890 0,3729 0,1390
4 21,2701 1,2951 0,1253
5 20,1947 - 0,7214 0,5264
6 21,2947 0,3786 0,1433
∑ Xi = 125,4971 � )2 = 1,6101
∑(Xi - X
� = 20,916
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-6 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
21,2947 – 21,2890
Qhitung = � �
(21,2947 – 20,1754)
= 0,0050
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 1,6101
SD = � =� = 0,5674
n−1 6−1
SD 0,5674
RSD = � x 100% = x 100% = 2,71%
X 20,9161
Rata-rata kadar vitamin C bayam yang disimpan selama 24 jam pada taraf
kepercayaan 95% yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 20,9161 ± 2,5706 x 0,5674�
√6
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 16,8304 0,7472 0,5583
2 15,7137 - 0,3659 0,1338
3 14,6004 - 1,4828 2,1986
4 15,7164 0,3668 0,1345
5 16,8252 - 0,7420 0,5505
6 16,8132 0,7300 0,5329
∑ Xi = 96,4993 � )2 = 4,1086
∑(Xi - X
� = 16,0832
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-1 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
16,8304 – 16,8252
Qhitung = � �
(16,8304 – 14,6004)
= 0,0023
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 4,1086
SD = � =� = 0,9064
n−1 6−1
SD 0,9064
RSD = � x 100% = x 100% = 5,63%
X 16,0832
Rata-rata kadar vitamin C bayam yang disimpan selama 48 jam pada taraf
kepercayaan 95% yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 20,9161 ± 2,5706 x 0,5674�
√6
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 41,3117 1,1540 1,3317
2 39,3531 0,8046 0,6473
3 40,3124 0,1547 0,0239
4 39,3456 0,8121 0,6595
5 40,3968 0,2391 0,0571
6 40,2271 0,0694 0,0048
∑ Xi = 240,9467 � )2 = 2,7243
∑(Xi - X
� = 40,1577
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-1 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
41,3117– 40,3968
Qhitung = � �
(41,3117 – 39,3456)
= 0,465
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 2,7243
SD = � =� = 0,7381
n−1 6−1
SD 0,7381
RSD = � x 100% = x 100% = 1,83%
X 40,1577
Rata-rata kadar vitamin C selada pada saat 0 jam pada taraf kepercayaan 95%
yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 40,1577 ± 2,5706 x 0,7381�
√6
= 40,1577 ± 0,7746 mg/100 g
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 35,7894 0,3352 0,1123
2 34,7837 - 0,6705 0,4495
3 35,8296 0,3754 0,1409
4 35,7354 0,2812 0,0790
5 35,7837 0,3295 0,1085
6 34,8034 - 0,6508 0,4235
∑ Xi = 212,7252 � )2 = 1,3137
∑(Xi - X
� = 35,4542
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-3 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
26,9301 – 26,8816
Qhitung = � �
(26,9301 – 24,7256)
= 0,0220
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 5,7243
SD = � =� = 1,0699
n−1 6−1
SD 1,0699
RSD = � x 100% = x 100% = 4,17%
X 25,6350
Rata-rata kadar vitamin C selada yang disimpan selama 24 jam pada taraf
kepercayaan 95% yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 25,6350± 2,5706 x 1,0699�
√6
= 25,6350 ± 1,1228 mg/100 g
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 29,1301 0,3352 0,1123
2 30,1709 - 0,6705 0,4495
3 30,2045 0,3754 0,1409
4 29,1548 0,2812 0,0790
5 24,0483 0,3295 0,1085
6 29,1304 - 0,6508 0,4235
∑ Xi = 175,8390 � )2 = 3,2216
∑(Xi - X
� = 29,3065
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-3 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
30,2045 – 30,1709
Qhitung = � �
(30,2045– 28,0483)
= 0,0150
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 3,2216
SD = � =� = 0,8026
n−1 6−1
SD 0,8026
RSD = � x 100% = x 100% = 2,73%
X 29,3065
Rata-rata kadar vitamin C selada yang disimpan selama 48 jam pada taraf
kepercayaan 95% yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 25,6350± 2,5706 x 1,0699�
√6
= 25,6350 ± 1,1228 mg/100 g
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 34,6713 0,7303 0,5333
2 33,5622 - 0,3788 0,1434
3 33,6144 - 0,3266 0,1066
4 34,6514 0,7104 0,5046
5 34,6441 0,7031 0,4943
6 32,5026 - 1,4384 02,0689
∑ Xi = 203,6460 � )2 = 3,8511
∑(Xi - X
� = 33,9410
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-1 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
34,6713 – 34,6514
Qhitung = � �
(34,6713 – 32,5026)
= 0,0183
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 3,8511
SD = � =� = 0,8776
n−1 6−1
SD 0,8776
RSD = � x 100% = x 100% = 2,58%
X 33,9410
Rata-rata kadar vitamin C seledri pada saat 0 jam pada taraf kepercayaan 95%
yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 33,9410± 2,5706 x 0,8766�
√6
= 33,9410 ± 0,9210 mg/100 g
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 29,1035 0,7111 0,5056
2 29,0847 0,6923 0,4792
3 28,0164 - 0,3760 0,1413
4 26,9406 - 1,4518 2,1077
5 29,1023 0,7099 0,5039
6 28,1074 - 0,2850 0,0812
∑ Xi = 170,3549 � )2 = 3,8189
∑(Xi - X
� = 28,3924
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-1 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
29,1035 – 29,1023
Qhitung = � �
(29,1034 – 26,9406)
= 0,0005
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 3,8189
SD = � =� = 0,8738
n−1 6−1
SD 0,8738
RSD = � x 100% = x 100% = 4,17%
X 28,3924
Rata-rata kadar vitamin C seledri yang disimpan selama 24 jam pada taraf
kepercayaan 95% yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 28,3924 ± 2,5706 x 1,0699�
√6
= 28,3924 ± 0,9170 mg/100 g
Kadar (mg/100 g) �) � )2
No (Xi – X (Xi - X
(Xi)
1 23,5146 0,2022 0,0408
2 23,5094 0,1970 0,0388
3 24,5591 1,2467 1,5542
4 22,3753 - 0,9371 0,8781
5 23,4989 0,1865 0,7482
6 22,4174 - 0,8950 0,8010
∑ Xi = 139,8747 � )2 = 4,0611
∑(Xi - X
� = 23,3124
X
Dari 6 data yang diperoleh, data ke-3 adalah data yang paling menyimpang
maka dilakukan uji Q
Nilai yang dicurigai-Nilai yang terdekat
Qhitung = � �
(Nilai tertinggi-Nilai terendah)
24,5591 – 23,5146
Qhitung = � �
(24,5591 – 22,3753)
= 0,4782
Nilai Qhitung tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0,621 sehingga semua data diterima.
� )2
∑(Xi − X 4,0611
SD = � =� = 0,9012
n−1 6−1
SD 0,9012
RSD = � x 100% = x 100% = 3,86%
X 23,3124
Rata-rata kadar vitamin C seledri yang disimpan selama 48 jam pada taraf
kepercayaan 95% yaitu:
µ = X� ± t1/2α, dk SD�
√N
= 23,3124 ± 2,5706 x 0,9012�
√6
= 23,3124 ± 0,9457 mg/100 g
Konsentrasi
Persen
Serapan
Sebelum Kadar baku Setelah Perolehan
Sampel λ 540
penambahan yang penambahan Kembali
nm
Baku ditambahkan Baku (%)
(µg/g) (µg/g) (µg/g)
1 0,486 3,7855 1,9997 5,4758 84,52
2 0,481 3,7279 1,9998 5,4194 84,62
3 0,483 3,7566 1,9997 5,4413 84,24
4 0,488 3,8280 1,9996 5,4980 83,51
5 0,489 3,8678 1,9996 5,5090 82,07
6 0,485 3,7669 1,9997 5,4645 84,89
� = 83,97
X
Konsentrasi
Persen
Serapan (λ Kadar baku
Sampel Sebelum Setelah Perolehan
540 nm yang
penambahan penambahan Kembali
ditambahkan
Baku (µg/g) Baku (µg/g) (%)
(µg/g)
1 0,582 65,5471 39,5178 101,8019 92,35
2 0,584 65,4294 39,4465 101,9410 92,57
3 0,585 65,7112 39,5640 102,4184 92,77
4 0,588 63,7820 39,4457 102,6400 98,51
5 0,592 61,6184 39,1903 102,6404 104,62
6 0,597 61,8850 38,8934 102,7094 104,95
� = 97,62
X
X = 0,5420
X = 0,6555
0,5420 µg /mL × 50 mL × 2
=
10,0010 g
Kadar nitrit sampel sebelum ditambah larutan baku (CA) = 3,7279 µg/g
10 µg /mL
= × 2 mL = 1,99988µg/g
10,0010 g
CF − CA
Maka persen perolehan kembali nitrit = × 100 %
C ∗A
(5,4194−3,7279) µg /g
= × 100%
1,9998 µg /g
= 84,62 %
= 80,9499 µg/g
Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi – Kadar
= 75,5305 μg/g
NO 2 MR
=
NO 3 MR
NO 2 46
=
NO 3 62
62
NO3 =
46
NO3 = 1,3478
Kadar nitrat sampel setelah ditambah larutan baku (CF ) = 101,8019 µg/g
Kadar nitrat sampel sebelum ditambah larutan baku (CA) = 65,5471 µg/g
100 µg /mL
= × 4 mL
10,1220 g
= 39,5178 µg/g
CF − CA
Maka persen perolehan kembali nitrat = × 100 %
C ∗A
(101,8019 −65,5471 ) µg /g
= × 100%
39,5178 µg /g
= 92,35 %
� )2
∑(Xi − X
SD = �
n−1
5,4659
=�
5
= 1,0455
SD
RSD = � x 100%
X
1,0455
= x 100%
83,97
= 1,24 %
� )2
∑(Xi − X
SD = �
n−1
180,3189
=�
5
= 6,0053
SD
RSD = � x 100%
X
6,0053
= x 100%
97,62
= 6,15 %
Kadar
Kadar baku
setelah
Penambahan Berat yang Volume %
ditambahkan %
NO vitamin C sampel ditambahkan titrasi Recovery
baku pada Recovery
(mg) (g) pada sampel (ml) rata-rata
sampel
(mg/100g)
(mg/100g)
1 2,56 102,008 250,207 0,54 529,605 109,21
2 2,56 101,998 250,232 0,53 518,622 104,81
3 2,56 100,887 252,987 0,53 524,334 105,92
107,9
4 2,56 102,125 249,921 0,54 528,998 109,09
5 2,56 101,876 250,532 0,53 519,243 104,93
6 2,56 102,185 249,774 0,55 539,702 113,44
Kadar rata-rata vitamin C bayam pada saat 0 jam adalah 25,6350 mg/100 g
sampel.
Penambahan sejumlah vitamin C baku dalam sampel dari data ke-1 dihitung
dengan rumus:
2,56 mg
kadar teoritis vitamin C untuk setiap g sampel = x 99,7%
10,2008 g
Kadar (mg/100g)
No �)
(Xi - X �)2
(Xi - X
Xi
1 52,9605 0,2777 0,0771
2 51,8622 - 0,8205 0,6732
3 52,4334 - 0,2493 0,0621
4 52,8998 0,2171 0,0471
5 51,9703 - 0,7124 0,5075
6 53,9702 1,2875 1,6576
∑ Xi = 316,0964 �)2 =
∑ (Xi - X
� = 52,6827
X 3,0246
� )2
∑(Xi − X 3,0246
SD = � =� = 0,7777
n−1 6−1
SD 0,7777
RSD = � x 100% = x 100% = 1,47%
X 52,6872
A. Selada