Anda di halaman 1dari 14

Bilangan Rasional, Bentuk-bentuk Rasional, dan Kebalikan dari Fungsi Rasional

Bilangan yang dapat ditulis sebagai rasio dari dua bilangan bulat disebut suatu bilangan
rasional.

Definisi 3.1
Suatu bilangan real r adalah rasional jika dan hanya jika terdapat bilangan-bilangan bulat a
dan b (b  0) sedemikian hingga r = a .
b

Bilangan rasional tidak selalu ditulis sebagai pecahan. Namun demikian, jika Anda dapat
menuliskan suatu bilangan tertentu sebagai rasio dari dua bilangan bulat, maka bilangan itu
283
adalah bilangan rasional. Misalnya, karena -0,283 = 1000 , maka terdapat cara untuk menuliskan

-0,283 sebagai rasio dari bilangan-bilangan bulat, dan dengan demikian -0,283 adalah rasional.

1 53 adalah rasional karena 1 53 = 85 . 0 adalah bilangan rasional karena dapat ditulis sebagai 10 .

2
Di sisi lain, 2 adalah suatu rasio, tetapi bukan rasio dari dua bilangan bulat. Anda akan melihat

2
pada bagian selanjutnya bahwa 2 bukan bilangan rasional.

Bilangan-bilangan rasional adalah tertutup terhadap operasi-operasi penjumlahan dan


perkalian biasa. Artinya, hasiljumlah atau hasilkali dari sebarang dua bilangan rasional adalah
rasional.

Contoh 3.1
Tunjukkan bahwa hasiljumlah dari sebarang dua bilangan rasional adalah bilangan rasional.

Jawab
Misalkan r dan s adalah sebarang dua bilangan rasional. Maka terdapat bilangan-bilangan bulat
a, b, c, dan d dengan b  0 dan d  0 sedemikian hingga r = a dan s = dc . Jadi
b
r+s = a + c
b d
= a  d + b  c Sifat Perkalian dari 1
b d b d
ad bc
= bd + bd Perkalian Pecahan-pecahan
ad  bc
= bd Sifat Distributif
Karena hasiljumlah dan hasilkali dari bilangan-bilangan bulat adalah bilangan-bilangan bulat,
maka ad + bc dan bd adalah bilangan-bilangan bulat. Lebih lanjut, bd  0 karena baik b maupun

1
 bc
d bukan 0. Jadi, adbd adalah rasio dari bilangan-bilangan bulat, berarti bahwa r + s adalah
suatu bilangan rasional.
Sebagaimana hasilbagi dari dua bilangan bulat adalah suatu bilangan rasional, demikian
pula hasilbagi dari dua polinom adalah suatu bentuk rasional.

Definisi 3.2
Suatu bentuk aljabar r(x) dikatakan sebagai suatu bentuk rasional jika dan hanya jika
p( x)
bentuknya r(x) = q( x) , di mana p(x) dan q(x) adalah polinom-polinom (dengan q(x) bukan
polinom nol).

Anda mengetahui bahwa aritmetik polinom-polinom serupa dengan aritmetik bilangan-


bilangan bulat. Analogi seperti itu berlaku di antara aritmetik bentuk-bentuk rasional dan
aritmetik pecahan-pecahan.
Misalnya, untuk menjumlahkan dua bentuk rasional, Anda dapat menggunakan aturan-
aturan yang sama seperti yang Anda gunakan untuk menjumlahkan pecahan-pecahan.

Contoh 3.2
Suatu grup yang terdiri dari N siswa mengurutkan satu kue keju kismis dan satu kue cokelat yang
besarnya sama. Mereka membagi kue keju kismis sama rata. Karena dua orang siswa tidak
menginginkan kue cokelat, maka mereka membagi kue cokelat itu menjadi N – 2 potong kue.
Misalkan seorang siswa memakan satu potong dari masing-masing jenis kue itu. Tuliskanlah ke
dalam bentuk pecahan dari satu kue utuh, berapa banyak kue yang dimakan oleh siswa itu?

Jawab

Satu potong kue keju kismis adalah N1 dari satu kue, satu potong kue cokelat adalah N12 dari

satu kue. Jadi siswa itu secara keseluruhan makan N1 + N12 dari satu kue utuh. Karena N  2,
maka bentuk-bentuk ini didefinisikan untuk semua nilai N yang mungkin dalam situasi ini.
Jumlahkan bentuk-bentuk rasional itu
2
1
N
+ N12 = N1  N 1 N
N 2  N  2  N
N 2
= 
N
= 22N 2
N 2 2 N N 2  2 N N 2 N

Jadi banyaknya kue yang dimakan oleh siswa itu adalah 22N 2 dari satu kue utuh.
N 2 N

Pada Contoh 3.2, domain N adalah himpunan bilangan-bilangan bulat lebih dari 2. Tetapi
sifat-sifat aljabarnya berlaku untuk semua nilai N kecuali bagi nilai-nilai untuk mana bentuk-

2
bentuk itu tidak didefinisikan. Langkah-langkah di atas menunjukkan bahwa,  bilangan real N

dengan N  0 dan N  2, 1 + N12 = 22N 2 . Yaitu, bila N digantikan oleh sebarang bilangan
N N 2 N

real selain 0 atau 2, maka bentuk-bentuk pada kedua sisi persamaan memiliki nilai yang sama.
Persamaan seperti itu disebut suatu identitas.

Definisi 3.3
Suatu identitas adalah persamaan yang benar untuk semua nilai dari variabel-variabel
untuk mana kedua sisi persamaannya didefinisikan. Himpunan dari semua nilai seperti itu
disebut domain identitas.

Domain dari identitas N1 + N12 = 22N 2 adalah himpunan bilangan-bilangan real N


N 2 N

sedemikian hingga N  0 dan N  2. Kondisi-kondisi ini disebut restriksi-restriksi pada N.


Anda mengetahui bahwa memperhatikan restriksi-restriksi pada variabel-variabel dapat menjaga
Anda dari terjadinya kekeliruan saat menyelesaikan persamaan-persamaan. Nanti di dalam bab
ini Anda akan melihat bahwa domain dari suatu identitas dapat menjadi sinyal ciri-ciri kritis dari
grafik suatu fungsi.

Sebagaimana halnya dengan pecahan numerik, suatu bentuk rasional adalah dalam
bentuk-bentuk paling sederhana jika pembilang dan penyebutnya tidak memiliki faktor

persekutuan selain dari 1. Untuk memeriksa apakah 22N 2 dalam Contoh 3.2 adalah dalam
N 2 N
2( N 1)
bentuk-bentuk paling sederhananya, faktorkan pembilang dan penyebutnya: 22N 2 = N ( N 2) .
N 2 N

Karena pembilang dan penyebut itu tidak memiliki faktor persekutuan selain dari 1, maka bentuk
rasional itu ada dalam bentuk paling sederhana.

Jika suatu bentuk tidak dalam bentuk paling sederhana, maka bentuk itu dapat

disederhanakan. Misalnya, jika b  0, maka b 5 = b 5b = b2. Namun demikian perhatikan yang
7 2 5
b b
berikut ini dengan seksama. Mengeliminasi faktor-faktor yang identik dari pembilang dan
penyebut dibolehkan karena itu pada dasarnya adalah membagi keduanya oleh bilangan bukan-
nol yang sama. Tetapi Anda tidak boleh mengeliminasi suku-suku yang identik. Pada Contoh 3.3,
x2 dan 4 tidak dapat dieliminasi.

3
Contoh 3.3

Sederhanakan x 24 x  4 .
2

x 4

Jawab
Pertama perhatikan bahwa bentuk ini didefinisikan untuk semua bilangan real x dengan syarat
x2 – 4  0 atau x  2 dan x  -2. Bila x  2 dan x  -2, maka:
x2  4 x  4 ( x2)( x2)
= ( x2)( x2)
x2  4
( x2)( x2)
= ( x2)( x2) karena x  -2 dan dengan demikian x + 2  0
( x2)
= ( x2)

( x2)
Dengan demikian persamaan x 24 x  4 = ( x2) adalah suatu identitas yang domainnya
2

x 4
himpunan semua bilangan real kecuali 2 dan -2.

Sebelum mengalikan bentuk-bentuk rasional, pertama cobalah temukan faktor-faktor


identik dalam pembilang dan penyebut.

Contoh 3.4

a. Kalikan: a2  5a  6  aa  25
2 2

a 3a 10 3 .
b. Sebutkan sebarang restriksi-restriksi pada variabel a.

Jawab
a. Faktorkan pembilang-pembilang dan penyebut-penyebut dan kalikan.
a2  5a  6 a 2  25 (a3)(a2) (a5)(a5)
 a  3 = (a5)(a2)  (a3)
=a+5
a2 3a 10

b. Penyebut-penyebut dalam soal aslinya tidak boleh nol.


Jadi, a  5, a  -2, dan a  -3.

Periksa
Nilai bentuk aslinya harus sama dengan nilai jawaban untuk semua nilai yang mungkin dari a.
21
Misalnya, bila a = 2, bentuk aslinya memiliki nilai 20
12  5 = 7, yang merupakan nilai a + 5
untuk a = 2.

Saat pembilang dan penyebut dari pecahan terdiri dari pecahan, maka pecahan aslinya
disebut pecahan kompleks. (Ini adalah penggunaan kata “kompleks” yang berbeda dari
penggunaan dalam istilah bilangan kompleks.)

4
2
3
Untuk menyederhanakan pecahan-pecahan numerik kompleks seperti 4
, Anda dapat
5

menggunakan salah satu dari dua metode. Metode pertama yaitu menggantikan pembagian a
b
dengan perkalian yang ekuivalen a  b1 .
2
1
Metode (1): 3
= 23  4 = 23  5 = 10 5
12 = 6 .
4 4
5 5

Metode kedua yaitu mengalikan pembilang dan penyebut dengan suatu bilangan yang dirancang
untuk membersihkan pecahan-pecahan itu. Pada kasus ini kalikan dengan 15, karena 15 habis
dibagi oleh penyebut-penyebut 3 dan 5.
2 2
10
Metode (2): 3
4
= 3
4
 15 5
15 = 12 = 6 .
5 5

Pada Contoh 3.5, pecahan kompleks muncul dalam sebuah bentuk persamaan untuk
gradien garis. Metode (1) di atas digunakan untuk menyederhanakannya.

Contoh 3.5 y 1
f (x) 
x2
1
Grafik f(x) = untuk x  0 ditampilkan di samping ini.
x2
2
Berapakah gradien ruas garis yang menghubungkan titik- ( x, f ( x ))

titik (x, f(x)) dan ( x + h, f(x + h))? 1 ( x  h, f ( x  h ))

1 2 x

Jawab
Gradiennya adalah Gambar 3.1
1  1
f ( x  h ) f ( x ) ( x h)2 x 2
( xh) x
= h
jika h  0, x + h  0, x  0
 
=  1 2  12   h1
 ( x  h) x 
 x2 ( x  h) 2  1
=  2 2 

 ( x  h) x ( x  h) x  h
2 2

x 2  ( x 2  2 xh  h 2 )
=  22 xh  h 2 = 2 2 x  h 2 .
2
=
x 2 ( x  h) 2 h hx ( x  h ) x ( x  h)

Restriksi-restriksinya adalah h  0, x  0, dan x + h  0. Tetapi, x + h  0 berarti bahwa x  -h.


Oleh karena itu, gradien ruasgaris di antara (x, f(x)) dan (x + h, f(x + h)) adalah

5
 2x  h
jika h  0, x  0 dan x  -h.
x 2 ( x  h) 2

Periksa
Karena identitas-identitas adalah benar untuk semua nilai dari variabel-variabel untuk mana
kedua sisi persamaan itu didefinisikan, saat Anda memeriksa Anda hampir selalu memiliki
pilihan besar nilai-nilai untuk menggantikan variabel-variabel. Misalkan x = 2 dan h = 3. Ini
menghasilkan titik-titik (2, 0,25) dan (5, 0,04) pada grafik. Gradien ruasgaris yang memuat titik-
0,04  0,25
titik tersebut adalah atau -0,07. Bentuk akhir ini memberikan nilai  2  2  3 =  7 ,
52 4  25 100
yang adalah cocok.

3.2 Bilangan Rasional

Diagram di sebelah kanan ini menunjukkan sebuah segitiga siku-siku samakaki dengan
sisi-sisi yang panjangnya 1, 1, dan x. Berdasarkan Teorema Pythagoras,

x2 = 12 + 12 = 2 x
1
dan dengan demikian
x= 2. Gambar 3.2
1

Pythagoras, yang namanya menjadi asal sebutan Teorema Pythagoras, memimpin


sekumpulan filsuf di Yunani pada abad ke 6 SM. Selama bertahun-tahun, Pythagoras percaya
bahwa semua fenomena alam dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan bilangan-bilangan asli 1,
2, 3, ... . Salah satu bagian dari kepercayaan mereka yaitu bahwa sebarang bilangan dapat
dituliskan sebagai suatu rasio dari dua bilangan asli. Pada segitiga yang digambarkan di atas, ini
berarti bahwa panjang hipotenusa (sisi miring), yang adalah 2 , dapat dituliskan sebagai a
b
untuk bilangan-bilangan asli a dan b.

Namun demikian, meski mereka meyakini bahwa 2 tentulah rasional, beberapa


matematikawan penganut kepercayaan Pythagoras membuktikan tidak demikian sebenarnya.
Mereka membuktikan bahwa 2 tidak dapat dituliskan sebagai rasio dari dua bilangan asli.
Bilangan-bilangan seperti itu disebut irrasional karena bilangan-bilangan itu tidak dapat
diperoleh sebagai rasio-rasio dari bilangan-bilangan bulat. Penemuan ini menggoyahkan fondasi-
fondasi utama dari sistem keyakinan mereka dan menimbulkan krisis besar dalam kelompok
mereka. Proclus, seorang matematikawan Yunani yang hidup pada sekitar 1000 tahun kemudian,
menulis, “Diceritakan, kepada seseorang, bahwa mereka yang pertama kali mengungkapkan
bilangan-bilangan irrasional meninggal dalam peristiwa tenggelamnya perahu.”

6
Bukti paling lazim bahwa 2 adalah irrasional yaitu sebuah bukti tidak langsung, pada
khususnya, sebuah bukti dengan kontradiksi. Bukti tersebut menggunakan fakta bahwa jika
kuadrat dari suatu bilangan adalah genap, maka bilangan bulat itu sendiri tentu genap. Bukti itu
juga menggunakan fakta bahwa sebarang pecahan dapat ditulis dalam bentuk-bentuk paling
sederhananya, tanpa faktor-faktor persekutuan yang lebih besar dari 1 untuk pembilangan
maupun penyebutnya.

Teorema 3.1
2 adalah irrasional.

Analisis
Pernyataan yang akan dibuktikan adalah
s: 2 adalah irrasional.
Bukti ini berawal dengan mengasumsi ~s; dalam kata-kata lain, dengan mengasumsi
~s: 2 adalah suatu bilangan rasional.
Selanjutnya dideduksi suatu kontradiksi. Eksistensi dari kontradiksi ini akan menyimpulkan
bahwa asumsi tersebut salah dan dengan demikian bahwa s adalah benar.

Bukti
Asumsikan 2 adalah suatu bilangan rasional. Maka 2 dapat dituliskan sebagai rasio dari
bilangan-bilangan bulat a di mana b  0 dan a ditulis dalam bentuk-bentuk paling sederhana.
b b
Yaitu, a dan b tidak memiliki faktor-faktor persekutuan yang lebih besar dari 1.

2 = a
b
2
 2 = a2 Kuadratkan kedua sisi persamaan.
b
 2b2 = a2 Kalikan kedua sisi dengan b2.

Tetapi karena 2b2 = a2, berdasarkan definisi bilangan genap, a2 adalah genap. Oleh karena itu,
seperti telah dilihat lebih awal, a adalah genap. Berdasarkan definisi bilangan genap, maka, a =
2k untuk suatu bilangan bulat k. Sekarang kita tunjukkan bahwa b mesti pula genap.

2b2 = (2k)2 Substitusikan 2k untuk a.


 2b2 = 4k2 Hukum-hukum Eksponen
 b2 = 2k2 Bagilah kedua sisi persamaan oleh 2.

Tetapi karena b2 = 2k2, b2 adalah genap; jadi b adalah genap. Sekarang telah dibuktikan bahwa
baik a maupun b adalah genap, dan dengan begitu keduanya tentu memiliki faktor persekutuan 2.
Oleh karena itu, di satu sisi a dan b tidak memiliki faktor persekutuan, dan di sisi lain, a dan b
7
memiliki faktor persekutuan 2. Kontradiksi ini menunjukkan bahwa asumsi 2 adalah suatu
bilangan rasional adalah salah. Jadi, 2 bukan suatu bilangan rasional.

Bukti-bukti irrasionalitas untuk akar-akar kuadrat lain dari bilangan-bilangan prima p


boleh mengikuti pola yang sama seperti di atas ini. Pada masing-masing bukti itu Anda akan
perlu menggunakan teorema berikut:
Jika n2 terbagi habis oleh p, maka n terbagi habis oleh p.
Irrasionalitas dari 3, 5, 6, 7, 8 , 10 , 11 , 12 , 13 , 14 , 15 , dan 17
dibuktikan oleh Theodorus dari Cyrene pada sekitar 390 SM. Secara umum, kita dapat
membuktikan bahwa untuk sebarang bilangan bulat n, jika n bukan kuadrat sempurna, maka n

adalah irrasional. Di sisi lain, tentu saja, jika n adalah kuadrat sempurna, maka n adalah suatu
bilangan bulat dan dengan demikian rasional.

Ingat dua fakta umum berikut ini:


(1) Sebarang bilangan desimal berujung dapat dituliskan sebagai rasio dari dua bilangan bulat.
(2) Sebarang bilangan desimal berulang infinit dapat dituliskan sebagai rasio dari dua bilangan
bulat.

Oleh karena itu:


(3) Jika suatu bilangan real x memiliki ekspansi desimal berujung atau berulang, maka x adalah
bilangan rasional.

Karena 2 adalah irrasional, maka disimpulkan dari (3) (dengan modus tollens) bahwa
ekspansi desimalnya tidak berujung maupun berulang. Nilai 1,4142136 yang barangkali Anda
lihat saat Anda menggunakan kalkulator hanya merupakan aproksimasi (nilai pendekatan).
Pada tahun 1761, Johann Heinrich Lambert membuktikan bahwa jika x adalah suatu
bilangan rasional bukan nol, maka ex dan tan x adalah irrasional. Oleh karena itu, e1 = e adalah
irrasional. Juga, dengan menggunakan modus tollens, karena tan 4 = 1, suatu bilangan rasional,

maka 4 adalah irrasional. Jadi  adalah irrasional.

7 dan 3,14 yang Anda boleh gunakan untuk  hanya merupakan


Nilai-nilai dari 22

aproksimasi. Saat ini sekurang-kurangnya 1.011.196.691 tempat desimal dari  yang diketahui,
berdasarkan hasil pada tahun 1989 yang didapatkan oleh Gregory dan David Chudnovsky pada
Universitas Columbia di New York.

Ingat kembali dari Bagian 2-9 modul Menganalisis Fungsi, Cantor membuktikan bahwa
himpunan bilangan rasional adalah terbilang dan himpunan bilangan real adalah tidak terbilang.

8
Oleh karena itu, terdapat lebih banyak bilangan irrasional daripada bilangan rasional. Anda dapat
sangat mudah memperoleh bilangan irrasional dengan menggunakan konvers dari (3) pada
halaman sebelum ini: Jika x adalah rasional, maka ekspansi desimalnya adalah berujung atau
berulang. Jadi, kita dapat simpulkan dengan tepat bahwa bilangan-bilangan irrasional adalah
bilangan-bilangan yang ekspansi-ekspansi desimalnya tidak berujung maupun berulang.
Misalnya, misalkan x = 0,1010010001 ...

Banyaknya angka 0
di antara masing-masing
angka 1 terus naik 1.

Ekspansi desimal dari x tidak berujung maupun berulang; oleh karena itu x tentu merupakan
bilangan irrasional.

Bukti dengan kontradiksi seringkali digunakan untuk membuktikan sifat-sifat yang


melibatkan bilangan irrasional, seperti diilustrasikan oleh Contoh 3.6 berikut ini.

Contoh 3.6
Bukti dengan kontradiksi: Hasiljumlah dari suatu bilangan rasional dan suatu bilangan irrasional
adalah bilangan irrasional.

Jawab
Misalkan p pernyataan yang akan dibuktikan. Tuliskan p secara formal sebagai berikut:

p :  bilangan-bilangan real r dan I, jika s adalah rasional dan I irrasional,


maka r + I adalah irrasional.

Mulailah bukti dengan mengasumsi ~p. Dalam kata-kata lain, asumsikan

~p:  bilangan-bilangan real r dan I sedemikian hingga r adalah rasional dan I irrasional
dan r + I adalah irrasional.

Kemudian arahkan penalaran menuju suatu kontradiksi. Anda dapat menulis seperti berikut ini.

Bukti
Asumsikan negasi dari pernyataan yang akan dibuktikan. Yaitu, asumsikan terdapat suatu
bilangan rasional r dan suatu bilangan irrasional I yang hasiljumlah keduanya adalah bilangan
rasional, disebut s. Maka

r+I = s
I = s–r

9
Seperti ditunjukkan dalam Latihan Soal 3.1, nomor 1, selisih dari dua bilangan rasional adalah
juga rasional. Karena s dan r rasional, maka I adalah rasional. Ini mengkontradiksi bagian dari
asumsi yang menyatakan bahwa I adalah irrasional. Dengan demikian, asumsi tersebut pada
keutuhannya adalah salah; ini berarti bahwa pernyataan aslinya benar. Yaitu, hasiljumlah dari
sebarang bilangan rasional dan sebarang bilangan irrasional adalah bilangan irrasional.
Perhatikan bahwa bila suatu bentuk rasional dievaluasi, hasilnya boleh jadi suatu
bilangan irrasional. Alasannya adalah bahwa bilangan-bilangan irrasional dapat disubstitusikan
untuk variabel-variabel dalam bentuk-bentuk seperti itu. Misalnya, x2 3 adalah suatu bentuk
x 1
rasional. Tetapi jika Anda menyubstitusikan x = 2 ke dalamnya, Anda memperoleh
( 2)  3 2 3
= = 2 + 3.
( 2 )2 1 2 1

Bilangan ini adalah irrasional berdasarkan hasil dari Contoh 3.6 karena ini merupakan
hasiljumlah dari 2 , yang adalah irrasional, dan 3, yang adalah rasional.
Kadang-kadang, kita harus mampu menuliskan kembali bentuk-bentuk rasional yang
melibatkan akar-akar kuadrat. Kerja semacam itu seringkali menggunakan identitas Selisih
Kuadrat
(x + y)(x – y) = x2 – y2  semua bilangan real x dan y.

Misalnya: ( 11 + 3 )( 11  3 ) = 11 – 3 = 8.
Secara umum, jika c adalah suatu bilangan bulat atau akar kuadrat dari bilangan bulat dan d
adalah suatu bilangan bulat, maka c + d dan c  d disebut sekawan, dan hasilkalinya

adalah bilangan bulat c2 – d. Di sini 11 + 3 dan 11  3 adalah sekawan dan hasil


kalinya adalah bilangan bulat 8.
Perkalian pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dengan sekawan dari penyebutnya
menghilangkan akar (-akar) kuadrat dari penyebut. Proses ini disebut merasionalkan penyebut.

Contoh 3.7
4
Rasionalkan penyebut dari .
5 7

Jawab
Kalikan pembilang dan penyebut oleh 5 + 7 , bentuk sekawan dari 5  7.

4
= 4
 5 7
5 7 5 7 5 7

= 2025 4 7 7 = 20 184 7
2(10  2 7 )
= 29
10
= 10  92 7 .

Pada masa sebelum tersedia kalkulator dan komputer, cara merasionalkan penyebut
membantu dalam mengevaluasi bentuk-bentuk yang melibatkan akar-akar kuadrat. Kita lebih

mudah mengaproksimasi 10  92 7 (menuntutkan pembagian oleh 9) dibandingkan dengan


4
mengaproksimasi (menuntutkan pembagian oleh aproksimasi ke suatu desimal infinit).
5 7
Sekarang, kalkulator dan komputer mengerjakan aritmetikanya, dan cara merasionalkan
penyebut biasa dilakukan untuk mempersiapkan cara perhitungan-perhitungan lebih lanjut.

Kebalikan (Resiprok) dari Fungsi Pangkat y

1
Di sebelah kanan ini diberikan grafik yang tidak asing f (x) 
x
lagi dari fungsi f yang didefinisikan oleh f(x) = 1x . Baik
domain maupun daerah hasil dari f adalah himpunan x
bilangan-bilangan real bukan nol. Grafiknya adalah suatu
lim f ( x )  
x 0 
hiperbola dengan dua cabang, satu di kuadran pertama dan
satu lainnya di kuadran ketiga. Gambar 3.3

Fungsi f ini berbeda dari dalam dua hal dari fungsi polinom dan fungsi-fungsi lain yang
telah dianalisis sejauh ini. Pertama, fungsi f ini tidak kontinu pada sebarang interval yang
memuat x = 0 tetapi kontinu di setiap tempat lainnya. Kedua, saat x semakin mendekati 0, grafik
f semakin mendekati sumbu-y, yang merupakan suatu asimtot vertikal terhadapnya.
y
Perilaku fungsi ini di dekat x = 0 dapat digunakan lim f ( x )  
x 0 
untuk menganalisis banyak fungsi lain dan grafik-grafiknya, f (x) 
1
x
jadi fungsi ini akan dibahas secara terperinci. Perhatikan
bagian grafik di kuadran pertama di dekat sumbu-y di x
samping ini. Saat x mendekati 0 dari kanan, nilai fungsi
semakin membesar. Misalnya, saat x = 0,5, f(x) = 2; saat x =
0,05, f(x) = 20; dan saat x = 0,0001, f(x) = 10.000. Gambar 3.4

Nilai-nilai dari fungsi ini dapat dibuat sebesar mungkin seperti yang kita inginkan hanya
dengan mengambil x cukup dekat dengan 0. Anda tidak asing lagi dengan gagasan tersebut; ini
adalah gagasan limit. Perbedaannya di sini adalah bahwa x sedang mendekati suatu nilai tertentu
(0) dari arah tertentu (kanan). Kita tuliskan
1
lim = + ,
x0 x
yang dibaca “limit 1x saat x mendekati 0 dari kanan adalah tak hingga positif.”

11
Perilaku dari bagian grafik f yang berada dekat sumbu-y di kuadran ketiga dapat
dianalisis dalam cara serupa. Perhatikan bahwa saat x semakin mendekati 0 dari kiri, nilai-nilai
dari 1x adalah negatif dan semakin mengecil (meski semakin membesar nilai mutlaknya). Nilai-
nilai tersebut dapat dibuat sekecil mungkin seperti yang y

kita inginkan dengan mengambil x cukup dekat dengan 0. 1


f (x) 
x
Misalnya, untuk menjadikan 1x  -25.000, pilihlah (1, 1)

sebuah nilai x di antara -0,00004 dan 0. Kita tuliskan x


(-1, -1)
1
lim =  ,
x0 x
yang dibaca “limit 1x saat x mendekati 0 dari kiri adalah
tak hingga negatif.” Gambar 3.5

Perhatikan dua simbol baru dalam notasi limit ini.


x  a x  a+
x mendekati a dari kiri x mendekati a dari kanan

Notasi ini digunakan untuk mendefinisikan asimtot vertikal.

Definisi 3.4
Garis x = a adalah suatu asimtot vertikal untuk fungsi f jika dan hanya jika lim f(x) = +
xa

atau lim f(x) =   atau lim f(x) = +  atau lim f(x) =  .


x a xa x a

Contoh 3.8
y
Di sebelah kanan ini diberikan fungsi h yang 4
didefinisikan untuk semua bilangan real x  4 oleh
aturan h(x) = x1 4 . 2

a. Tentukan suatu persamaan untuk asimtot -2 4 6 8 x


vertikalnya. 2
-2
b. Gunakan notasi limit untuk mendeskripsikan
perilaku fungsi di dekat asimtot vertikal itu. -4
Gambar 3.6

Jawab
Dengan Teorema Translasi Grafik, grafik h(x) = x1 4 adalah bayangan dari grafik f(x) = 1x pada
suatu translasi yang menggeser semua titik empat satuan ke kanan; yaitu, pada translasi T4, 0.

12
a. f(x) = 1x memiliki asimtot vertikal di x = 0. Translasi menggeser asimtot untuk bayangan itu
empat satuan ke kanan. Dengan demikian, suatu persamaan asimtot vertikal untuk grafik h
itu adalah x = 4.
b. Domain h terdiri dari semua bilangan real kecuali x = 4. Jadi h tidak didefinisikan di x = 4.
Perilaku fungsi itu di dekat x = 4 adalah:
lim h(x) = +  dan lim h(x) =  .
x4 x4

Banyak fenomena fisik yang mematuhi hukum- I


hukum invers kuadrat. Dalam hal ini, satu kuantitas k
I
bervariasi dengan kebalikan dari kuadrat satu kuantitas d2

lainnya. (Jangan bingungkan invers ini dengan invers


fungsi.) Misalnya, intensitas cahaya I bervariasi secara
kebalikan (dalam kata-kata lain, berbanding terbalik)
d
dengan kuadrat jarak d sang pengamat darinya. Yaitu
I = k2 . Sebuah grafik fungsi f: d  k2 ditampilkan
d d Gambar 3.7
di sebelah kanan ini.
Bayangkan sumber cahaya sebagai titik asal (origin). Jika Anda melakukan perjalanan
di sepanjang sumbu-x dari kiri ke kanan, maka grafik di atas ini mengilustrasikan dengan sangat
baik apa yang terjadi dengan intensitas cahaya. Saat Anda berada jauh di kiri titik asal,
cahayanya remang dan intensitasnya rendah. Sat Anda berada di dekat titik asal dari kiri, cahaya
menjadi lebih terang sampai di titik asal cahaya itu menyilaukan. Selanjutnya, saat Anda terus
melewati titik asal ke kanan, cahaya kembali berkurang intensitasnya. Fungsi ini tidak kontinu
di titik asal. Perilaku di titik asal dapat dideskripsikan oleh

lim k =+ lim k =+


d 0  d2 d 0  d2

Fungsi-fungsi f : x  y dengan y = kx dan y = k2 adalah contoh-contoh paling sederhana


x
dari kebalikan fungsi pangkat. Seperti fungsi-fungsi pangkat, kebalikan-kebalikan dari fungsi-
fungsi pangkat ganjil semuanya memiliki perilaku yang serupa, dan kebalikan-kebalikan dari
fungsi-fungsi pangkat genap juga berperilaku secara serupa. Namun demikian, kebalikan-
kebalikan dari pangkat-pangkat ganjil dan kebalikan-kebalikan dari pangkat-pangkat genap
berperilaku berbeda satu sama lainnya.

Contoh 3.9
a. Deskripsikan perilaku dari fungsi f: x  35 saat x mendekati 0.
x
b. Buatlah grafik f.

13
Jawab
a. Saat x mendekati 0 dari kiri, x5 adalah negatif dan semakin mendekati 0. Oleh karena itu,
f(x) = 35 menaik tanpa batas dalam arah positif. Jadi lim f(x) = +. Saat x mendekati 0 dari
x x0

kanan, x adalah positif dan mendekati 0. Dengan demikian, f(x) = 35 adalah negatif dan
5
x
nilainya menaik tanpa batas. Jadi lim f(x) = .
x0
lim f ( x )  
y 3
x 0 
f (x) 
x5
b. Untuk membuat grafik fungsi tersebut, Anda perlu (-1, 3) 3

mengetahui perilaku akhirnya: 2

lim f(x) = 0 dan lim f(x) = 0. 1


x  x  

Dengan menggunakan perilaku akhir tersebut dan


-3 -2 -1 1 2 3 x
perilaku di dekat sumbu vertikal, Anda dapat
melihat bahwa grafik itu menyerupai suatu -1

bayangan cermin dari hiperbola yang diberikan -2


pada awal bagian ini, tetapi kurvanya memeluk
-3 (1, -3)
sumbu horizontal lebih erat dan sumbu vertikal
lim f ( x )  
tidak sedemikian erat. x 0 

Gambar 3.8

14

Anda mungkin juga menyukai