2. Macam-macam pecahan
a. Pecahan murni atau sejati
Pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya dan pecahan itu tidak dapat
disederhanakan lagi
b. Pecahan campuran
Pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat dan bilangan pecahan murni/sejati
3. Pecahan Senilai
a. Pecahan-pecahan yang cara penulisannya berbeda, tetapi mempunyai hasil bagi yang sama
dan mewakili bagian atau daerah yang sama
b. Aturan untuk menentukan pecahan senilai
a a x c
→ mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama atau
b b x c
mengalikan pecahan tersebut dengan pecahan yang nilainya sama dengan
satu
c. Cara untuk mengecek dua bilangan pecahan senilai
Dengan perkalian silang kedua bilangan pecahan tersebut, jika hasil perkalian silang
tesebut sama maka pecahan tersebut senilai
a c
Jadi pecahan dan ( b≠ 0 dan d≠0) disebut pecahan senilai jika dan hanya jila ad = bc
b d
5. Mengurutkan pecahan
a. Pecahan-pecahan dengan Pembilang atau penyebutnya sama
(1) Pecahan-pecahan dengan penyebut sama
(2) Pecahan-pecahan dengan pembilang sama
b. Pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda
6. Operasi Pecahan
a. Operasi Penjumlahan
(1) Pecahan dengan penyebut sama
(2) Pecahan dengan penyebut tidak sama
(3) Penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan campuran
(4) Penjumlahan pecahan campuran
(5) Sifat-sifat operasi penjumlahan
b. Operasi Pengurangan
(1) Pecahan dengan penyebut sama
(2) Pecahan dengan penyebut tidak sama
(3) Pengurangan pecahan bisasa dengan pecahan campuran
(4) Pengurangan pecahan campuran
c. Operasi Perkalian
(1) Perkalian bilngan asli dengan pecahan : 2 x 2/3
(2) Perkalian pecahan dengan pecahan
(3) Sifat-sifat operasi perkalian
d. Operasi Pembagian
(1) Pembagian bilngan asli dengan pecahan
(2) Pembagian pecahan dengan pecahan
B. PECAHAN DESIMAL
1. Pengertian Pecahan Desimal
2. Membaca Pecahan dalam Pecahan Desimal
3. Mengubah Pecahan Desimal ke Pecahan Biasa atau Sebaliknya
a. Mengenal Nilai Tempat
b. Mengubah Pecahan Desimal ke Pecahan Biasa
c. Mengubah Pecahan Biasa ke Pecahan Desimal
(1) Pecahan Desimal Berulang
4. Pecahan Desimal Senama
Pecahan Desimal dikatakan senama apabila kedua pecahan tersebut akan menghasilkan
nilai yang sama jika pecahan tersebut diubah menjadi pecahan biasa
C. BILANGAN RASIONAL DAN SIFAT-SIFATNYA
1. Pengertian Bilangan Rasional
Definisi : 1
a
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dengan perbandingan (rasio)
b
yang mana a adalah bilangan bulat dan adalah b bilangan bulat dan b ≠ 0
3
4
2
4
1
4
1 2 1
3 3
Daerah yang diasir dalah 6 bagian dari 12 bagian yang sama, hal ini menunjukan bahwa
2 3 6
hasil kali dari . =
3 4 12
Definisi : 6
Jika p, q, r, s ϵI, q ≠ 0 dan s ≠0, maka :
p r p.r
a. .
1 1 1
p r pr
b. .
q s qs
Definisi : 7
p
p r p r p r p r q
Jika , ϵ Q, maka dibagi , ditunjukan dengan : : atau / atau adalah
q s q s q s q s r
s
t r t p
sama dengan ϵQ, jika dan hanya jika . =
u s u q
Dalil: 3
p r r p r p s
Jika : ϵ Q dan ≠ 0, maka : = .
q s s q s q r
Coba buktikan!
Contoh : 2
2 1
Pembagisn : :
3 4
2 1
Artinya dalam ada berapa ?
3 4
1 1 1
3 3 3
(1) Dalam satu satuan dibagi 3 sehingga ada 3 bagian yang sama yang masing-masing 1/3
(lihat gambar di atas )
(2) Dalam satu satuan dibagi menjadi 12 bagian yang sama
1 1 1 6 2 1
12 4 3 12 3
(3) Perhatikan gambar
2 1 2
Dalam terdapat sebanyak 2 dan sisa 2 bagian dari 3 bagian atau ditulis
3 4 3
2 1 2 4 8 2
Jadi : = . =2
3 4 3 1 3 3
Contoh : 3
1
Pembagian 1 :
3
1 1 1
3 3 3
1
Dalam 1 ada berapa ?
3
1
Dalam gambar tampak bahwa dalam 1 satuan terdapat 3 buah , hal ini menunjukkan
3
1
bahwa 1 : =3
3
7. Grup
Definisi : 8
Suatu grup adalah suatu himpunan dengan satu operasi tertentu yang memenuhi sifat
ketertutupan, asosiatif, identitas dan invers.
Sistem (struktur) matematika yang terdiri dengan himpunan G dan operasi * ditulis
dengan (G, *)
Struktur (G, *) adalah grup jika * memenuhi sifat-sifat ketertutupan, asosiatif, identitas
dan invers. Jika (G, *) adalah grup dan * komutatif maka (G, *) dinamakan Grup
komutatif (Abel)
Contoh:
1. A = {-1, 0, 1}, Apakah (A, +) merupakan Grup?
Jawab:
a. Tertutup
-1 + 0 = -1
-1 + 1 = 0
1+0=1
b. (1 + 0) + (-1) = 1 + (0 +( -1)) assosiatif
c. Ada insur identitas
d. Setiap elemen memiliki invers
Jadi (A, +) adalah grup.
2. B = {-1, 1}
Apakah (B, x) Grup?
2 3
3. C = { , 1, }
3 2
Apakah (C, x) grup?
8. Bilangan Rasional Desimal
Mengubah Bilangan Desimal berulang ke dalam bilangan rasional
Contoh:
Ubahalah ke dalam bilangan rasional
a. 0, 6666... b. 0,727272... c. 7,624624...
Jawab:
a. Misal n = 0, 6666...
10n = 6,6666...
n = 0,6666,.. -
9n = 6
6 2
n= =
9 3
2
Jadi 0,6666... =
3
b. Misal n = 0,727272...
100n = 72,727272,,,
n = 0,727272...
99n = 72
n = 72/99
n = 8/11
c. Misal n = 7,624624...
1000n = 7624, 624624...
n= 7,624624...
999n = 7617
7.617 2.539
n= =
999 333
2.539
jadi 7,624624... =
333
D. BILANGAN IRASIONAL
1. Pengertian Bilangan Irasional
Definisi : 9
Suatu bilangan yang tidak rasional disebut bilangan irasional
Bilangan irasional tidak dapat dinyatakan sebagai desimal berakhir atau desimal berulang
Contoh : 1
Buktikan bahwa 2 adalah bilangan irasional.
Bukti:
a
Misal 2 adalah bilangan rasional, berarti ada pecahan sederhana = 2
b
a
= 2 (kedua ruas dikuadratkan)
b
a2
↔ =2
b2
↔ a2 =2b2 ....... (1)
Dari (1) didapat a2 adalah bilangan genap, berarti a adalah bilangan genap.
Misal a = 2k, maka
↔ (2k)2 = 2b2
↔4k2 = 2b2
↔ b2 = 2k2 ....... (2)
Dari (2) didapat b2 adalah bilangan genap, maka b adalah bilanan genap
Karena a dan b adalah bilangan genap maka a dan b mempunyai faktor persekutuan 2,
a
dengan kata lain bukan pecahan sederhana.
b
a
Diketahui adalah pecahan sederhana, maka kontradiksi dengan yang diketahui.
b
Jadi 2 bilangan irasional.
b. 2 + 3 = tidak didefinisikan
c. 2 . 3 = 2. 3 = 6
d. 8 = 4.2 = 4 . 2 =2 2
Contoh : 2
Buktikan bahwa 7 adalah bilangan irasional.
Bukti :
Misal : 7 adalah bilangan rasional.
a
Karena 7 adalah bilangan rasional maka 7 dapat dinyatakan dalam bentuk ,
b
a, b ϵ I, dengan b ≠ 0, FPB(a, b) =1
a
7= ↔ a = b 7 (kedua ruas dikuadratkan)
b
↔ a2 = 7b2 ................... (1)
Dari (1) maka a2 adalah bilangan kelipatan 7, maka a bilangan kelipatan 7.
Misal a = 7n, n ϵ N
a = 7n substitusi ke (1)
↔ (7n)2 = 7b2
↔ 49n2 = 7b2
↔ 7n2 = b2 ................ (1)
Dari (2) maka b2 adalah bilangan kelipatan 7, maka b bilangan kelipatan 7.
Karena a dan b bilangan kelipatan 7, maka a dan b mempunyai faktor persekutuan selain
1 adalah 7, atau FPB(a, b) = 7. Hal ini kontradiksi permisalan.
Jadi 7 adalah bilangan irasional.