dibagi kembali menjadi dua bagian sama besar maka setiap bagian apel tersebut
1 1 1
dinamakan “satu perempat” atau “seperempat” dan dinotasikan . Bilangan dan
4 2 4
1
7
b.pembilang pecahan 12 adalah 7 dan penyebutnya 12.
8
c. Pembilang pecahan 9 adalah 8 dan penyebutnya adalah 9.
1
3. a.Panjang dari seperempat kayu tersebut adalah 4 x 50 = 12,5 cm.
3
b.Panjang dari tiga perlima kayu tersebut adalah 5 x 50 = 30 cm.
B. Pecahan Tidak Murni adalah pecahan yang penyebutnya lebih kecil dari pada
5 22 314
pembilangnya. Contoh-contoh dari pecahan tidak murni antara lain 3, 7
, dan 100.
C. Pecahan Campuran
Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri atas bilangan bulat a, b, dan c
𝑏 𝑏 𝑏
yang bersifat a𝑐 = a + 𝑐 , dengan 𝑐 adalah pecahan murni. Contoh-contoh dari
2 8 3
pecahan campuran antara lain 13, 511, dan 217.
Pecahan campuran dapat diperoleh dari pecahan tidak murni. Begitu pula
sebaliknya, pecahan tidak murni dapat di peroleh dari pecahan campuran.
1) Mengubah Pecahan Tidak Murni Menjadi Pecahan campuran.
Cara untuk mengubah pecahan tidak murni menjadi pecahan campuran adalah
dengan melakukan pembagian antara pembilang dan penyebutnya.
Contoh:
Ubahlah penulisan pecahan tidak murni berikut dalam bentuk pecahan campuran!
8
1.
3
13
2. 5
27
3. 4
Penyelesaian:
2
27 3
=6
4 4
Contoh :
Tuliskan pecahan campuran menjadi pecahan tidak murni!
1
1. 2 4
2
2. 3 7
1
3. 5
6
Penyelesaian :
1 (2 𝑥 4)+ 1
1. 2 4 = 4
8+1
= 4
9
= 4
2 (3 x 7)+ 2
2. 3 7 = 7
21 + 2
= 7
23
= 7
1 (5 x 6)+ 1
3. 5 =
6 6
30 + 1
=
6
31
=
6
3. PECAHAN SENILAI
Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang mempunyai letak yang sama pada garis
bilangan.
1 2 1 2
Pecahan senilai dengan ditulis = .
4 8 4 8
1 2 4 1 2 4
Pecahan 2 senilai dengan 4
dan 8
ditulis 2
= 4
= 8
.
3 6 3 6
Pecahan 4 senilai dengan 8
ditulis 4
= 8
.
3
Bilangan yang membagi pembilang dan penyebut suatu pecahan untuk
mendapatkan pecahan senilai adalah faktor persekutuan dari pembilang dan
penyebutnya.
Cara untuk mendapatkan pecahan-pecahab senilai adalah dengan mengali atau
membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan bilangan yang tidak 0.
Contoh :
Tuliskan dua pecahan yang senilai dengan pecahan-pecahan berikut!
3
1) 4
2
2) 5
8
3) 12
6
4) 21
Penyelesaian :
3
1) Kalikan dengan suatu bilangan yang tidak 0, misalnya 2 dan 3.
4
3 3𝑥2 6
senilai dengan = .
4 4𝑥2 8
3 3𝑥3 9
4
senilai dengan 4 𝑥 3 = 12.
3 6 9
Dengan demikian, dua pecahan yang senilai dengan 4 adalah 8 dan 12.
2
2) Kalikan 5 dengan suatu bilangan yang tidak 0, misalnya 3 dan 4.
2 2𝑥3 6
senilai dengan = .
5 5x3 15
2 2𝑥4 8
5
senilai dengan 5 𝑥 4 = 20.
2 6 8
Dengan demikian, dua pecahan yang senilai dengan 5 adalah 15 dan 20.
8
3) bagikan 12
dengan suatu bilangan yang tidak 0 dan merupakan faktor
8 8∶ 4 2
senilai dengan = .
12 12∶ 4 3
8 4 2
Dengan demikian, dua pecahan yang senilai dengan adalah dan .
12 6 3
4
6 6
4) Kalikan dengan suatu bilangan yang tidak 0 atau bagikanlah dengan faktor
21 21
6 6∶ 3 2
21
senilai dengan 21∶ 3 = 7.
6 12 2
Dengan demikian, dua pecahan yang senilai dengan 21 adalah 42 dan 7.
kertas yang berbentuk persegi panjang. Anggap selembar kertas itu sebagai 1
bagian utuh. Satu lembar kertas dilipat menjadi dua bagian yang sama sehingga
1
diperoleh 2. Kemudian 1 lembar yang lain dilipat menjadi 2 bagian yang sama,
2
kemudian dilipat lagi menjadi 2, sehingga diperoleh 4.
Caranya yaitu dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan FPB dari
keduanya :
5
12
Misalnya : Bentuk sederhana dari 15
Contoh :
Tuliskan pecahan-pecahan berikut dalam bentuk yang paling sederhana!
9
1)
36
18
2) 24
32
3)
64
25
4) 45
Penyelesaian :
1 3
Misalnya, kamu diberi dua pecahan, yaitu 4
dan 4. Cara untuk membandingkannya
6
Cara lain untuk membandingkan dua pecahan yang berpenyebut sama adalah
membandingkan pembilangnya. Akan tetapi, jika pecahan-pecahan yang harus kamu
bandingkan tersebut memiliki pemyebut yang berbeda, maka penyebut dari pecahan-
pecahan tersebut harus disamakan terlebih dahulu dengan mencari kelipatan
pesekutuan terkecil (KPK) dan penyebut-penyebut itu.
Contoh :
Lengkapi pecahan berikut dengan tanda <, >, atau = agar menjadi pernyataan yang
benar!
3 18
1) 7
... 7
Penyebut kedua pecahan tersebut telah sama. Dengan demikian, kamu cukup
membandingkan pembilangnya.
3
7
memiliki pembilang 3
18
memiliki pembilang 18
7
3 18
Jelas bahwa 3 < 18. Jadi < .
7 7
2 4
2) 4
... 8
b. Mengurutkan Pecahan
Menentukan bilangan yang lebih besar atau lebih kecil dari beberapa bilangan
disebut mengurutkan bilangan.
Jika kamu akan mengurutkan pecahan berpenyebut sama, maka urutkan pecahan-
pecahan tersebut berdasarkan urutan pembilangnya. Akan tetapi, jika pecahan-
pecahan yang akan diurutkan tersebut mempunyai penyebut yang beda, maka kamu
harus menentukan pecahan-pecahan senilainya terlebih dahulu.
7
Contoh :
13 9 11 3
Urutkanlah pecahan-pecahan 15, , ,
10 20
dan 5
mulai dari yang terkecil.
13 52 11 33
senilai dengan senilai dengan
15 60 20 60
9 54 3 36
senilai dengan senilai dengan
10 60 5 60
Dengan demikian, urutan pecahan-pecahan tersebut mulai dari yang terkecil adalah
11 3 13 9
, , ,
20 5 15
dan 10.
Pecahan murni terletak diantara bilangan 0 dan 1 pada garis bilangan. Cara untuk
menentukan letak pecahan pada garis bilangan adalah sebagai berikut.
1) Bagilah jarak antara 0 dan 1 menjadi beberapa bagian sama besar sesuai penyebut
2
pecahan yang akan ditentukan letaknya. Misalnya untuk 3
berarti jarak antara 0
1 2
0 3 3
1
Contoh :
5
Tentukan letak pecahan 8
pada garis bilangan.
Penyelesaian :
1 2 3 4 5 6 7 8
Lakukan perbandingan antara , , , , , , , dan = 1.
8 8 8 8 8 8 8 8
1 2 3 4 5 6 7
Kamu peroleh 8
< 8
< 8
< 8
< 8
< 8
< 8
= 1.
8
5
Letak 8
pada garis bilangan dapat kamu lihat pada garis bilangan berikut.
1 2 3 4 5 6 7
0 8 8 8 8 8 8 8
1
1. Penanaman konsep
a. Peragaan dengan menggunakan bangun-bangun geometri
Bangun-bangun geometri dapat digunakan sebagai alat untuk
membandingkan dan mengurutkan pecahan biasa dan pecahan campuran.
Bahan yang digunakan harus mudah dilipat, di warnai atau di potong-potong
untuk mengurutkan luasan dari bangun-bangun tersebut sehingga dapat
dilihat urutan dari luasan bangun yang mewakili urutan dari bilangannya.
1 3 1 5
< , <
2 4 2 8
pecahan positif, bila pembilangnya sama, maka pecahan yang lebih dari
adalah pecahan yang penyebutnya angkanya bernilai lebih kecil. Sedangkan
pada pecahan negatif akan sebaliknya.
b. Bila penyebutnya sama
Pecahan yang penyebutnya sama mudah dibandingkan melalui peragaan-
peragaan luasan maupun kepingan-kepingan pecahan.
3 5
Contoh 7 dan 7
9
Pada pecahan positif bila penyebutnya sama maka pecahan yang lebihdari
adalah pecahan yang pembilangnya angkanya lebih dari yang lain.
c. Bila pembilang dan penyebutnya tidak sama
Bila pembilang dan penyebutnya tidak sama maka bisa menggunakan tanda
silang.
4 2 3 2 15 8
3
... 5
→ 4 ... 5
berarti 20 ... 20 sehingga 15 ... 8 tanda yang tepat adalah
3 2
“>”, maka 4 > 5.
6. PECAHAN DESIMAL
Pecahan desimal merupakan bentuk lain penulisan pecahan. Pecahan desimal adalah
pecahan yang penyebutnya merupakan perpangkatan dari bilangan 10, misalnya:
2 2
0,2 = 101
= 10
10
7
2) 1
10
1
= (0 x 1) = (7 x ) = 1,7
10
Dengan demikian, bentuk pecahan murni yang paling sederhana dari 0,775
31
adalah 40.
Kata persen berasal dari kata per cent yang artinya perseratus. Persen adalah pecahan
yang penyebutnya seratus. Persen dilambangkan %.
𝑎
a % = 100 dan a % dibaca a persen.
36 36 ∶4 9 9
36% bermakna 100 = 100 ∶4 = 25. Jadi 36% = 25.
50 50 ∶50 1 1
50% bermakna 100 = 100 ∶50 = 2. Jadi 50% = 2.
100
100% bermakna 100 = 1. Jadi 100% = 1.
Contoh:
11
75 75 ∶25 3
= 100 = 100 ∶25
= 4 (25 adalah FPB dari 75 dan 100)
b. 62,5%
62,5 625 625 ∶125 5
= 100
= 1.000 = 1.000 ∶125 = 8
b. Permil
Permil adalah pecahan yang penyebutnya seribu atau pecahan perseribu. Permil
dilambangkan dengan ‰.
𝑎
a‰ = 1.000 dan a‰ dibaca a permil.
5 1 150 3
Misalnya: 5‰ = 1.000 =1.000 ; 150‰ = 1.000 = 20
Pecahan permil antara lain digunakan untuk menyatakan salinitas (kadar garam)
air laut. Misalnya, kadar garam Laut Merah adalah 41‰. Artinya, terdapat 41
gram garam pada setiap 1.000 gram air di Laut Merah.
Contoh:
1) Ubahlah bentuk pecahan berikut menjadi bentuk permil!
1
a. 4
1
= x 1.000‰ = 250‰
4
3 (2 𝑥 10)+ 3 23
b. 2 = = x 1.000‰ = 2.300‰
10 10 10
b. 215‰
215 215 ∶5 43
= 1.000 = 1.000 ∶5 = 200 (5 adalah FPB dari 215 dan 1.000)
12
𝑎 𝑏 𝑎+𝑏
𝑏
+𝑐 = 𝑐
, dengan c ≠ 0
Akan tetapi, jika penyebut kedua pecahan berbeda, maka terlebih dahulu disamakan
dengan menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya. Kemudian, jumlahkan
pembilang-pembilangnya.
Sifat-sifat Penjumlahan :
1. Sifat Asosiatif
(a+b)+c=a+(b+c)
Contoh :
(5 + 3 ) + 4 = 5 + ( 3 + 4 ) = 12
2. Sifat Komutatif
a+b=b+a
Contoh :
7 +2=2+7=9
3. Unsur Identitas terhadap penjumlahan
Bilangan Nol (0) disebut unsur identitas atau netral terhadap penjumlahan
a+0=0+a
Contoh :
6+0=0+6
a + (-a) = (-a) + a
contoh :
5 + (-5) = (-5) + 5 = 0
5. Bersifat tertutup
Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah
bilangan bulat juga.
contoh :
Contoh:
Hitunglah hasil penjumlahan pecahan berikut!
3 2
1) 8
+8 =
13
3+ 8 5
8
=8
1 3
2) 37 + 57 =
1 (3 𝑥 7)+ 1 21 + 1 28
37 = 7
= 7
= 7
3 (5 𝑥 7)+ 3 35 +3 38
57 = 7
= 7
= 7
1 3 22 38
Jadi, 37 + 57 = 7
+ 7
22+38
=
7
60 4
= 7
= 87
3 −1 21 −4
3) 4
+ ( 7 ) = 28 + ( 28 )
17
= 28
4) 1,37 + 2,18 =
1 1 1 1
1,37 = (1 x 1) + (3 𝑥 10
) + (7 𝑥 100
) 2,18 = (2 x 1) + (1 𝑥 10
) + (8 𝑥 100
)
3 7 1 80
=1+ 10
+ 100 = 2 + 10 + 100
100 30 7 200 10 8
= 100
+ 100
+ 100
= 100 + 100 + 100
137 218
= 100
= 100
137 218 355
Jadi, 1,37 + 2,18 = 100 + 100 = 100
1 1
= (3 x 1) + (5 𝑥 ) + (5 𝑥 ) = 3,55
10 100
𝑏 (𝑎 𝑥 𝑐)+ 𝑏
Pecahan campuran a𝑐 dapat ditulis dalam bentuk pecahan tidak murni 𝑐
.
2. PENGURANGAN PECAHAN
Operasi pengurangan pada pecahan merupakan kebalikan dari operasi
penjumlahan pada pecahan. Untuk melakukan pengurangan pada pecahan
berpenyebut sama, cukup mengurangkan pembilangnya.
𝑎 𝑏 𝑎−𝑏
𝑐
-𝑐 = 𝑐
, dengan c ≠ 0.
14
𝑎 𝑏 (𝐾𝑃𝐾)∶𝑐 𝑥 𝑎 (𝐾𝑃𝐾)∶𝑑 𝑥 𝑏
𝑐
-𝑑 = 𝐾𝑃𝐾
- 𝐾𝑃𝐾
→ Rumus 2
5 2 5𝑥3 7𝑥2 15 14 1
Misalnya : - = – = - =
7 3 7𝑥3 7𝑥3 21 21 21
Untuk pengurangan dengan penyebut yang tidak sama, penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu dengan dua cara sama seperti dengan penjumlahan:
1. dengan mengalikan kedua penyebut rumus 1
2. dengan menentukan KPK nya rumus 2
Contoh:
Hitunglah pengurangan pecahan berikut!
4 3
1) 7
-7=
4−3 1
7
=7
6 3
2) 58 - 38 =
6 (5 𝑥 8) + 6 40+6 46
5 = = =
8 8 8 8
3 (3 𝑥 8) + 3 24 + 3 27
38 = 8
= 8
= 8
6 3 46 27
Jadi, 58 - 38 = 8
- 8
19 3
= 8
= 28
3 5
3) 28 - 17 =
3 (2 𝑥 8) + 3 16 + 3 19
28 = 8
= 8
= 8
5 (1 𝑥 7) + 5 7+5 12
17 = 7
= 7
= 7
3 5 19 12
Maka, 2 - 1 = -
8 7 8 7
133 96 37
= 56
- 56 = 56
4) 6,28 – 0,37 =
1 1 1 1
6,28 = (6 x 1) + (2 𝑥 10
) + (8 𝑥 100
) 0,37 = (0 x 1) + (3 𝑥 10
) + (7 𝑥 100
)
2 8 3 7
=6+ 10
+ 100 = 10 + 100
628 30 7 37
= = + =
100 100 100 100
628 37 591
Jadi, 6,28 – 0,37 = 100 - 100 = 100
1 1
= (5 x 1) + (9 𝑥 10
) + (1 𝑥 100
) = 5,91
3. PERKALIAN PECAHAN
Dalam perkalian bilangan pecahan : pembilang dikalikan dengan pembilang ;
penyebut dikalikan dengan penyebut
15
Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan bulat :
𝑎 𝑎𝑥𝑏
Rumus xb= ;c≠0
𝑐 𝑐
5 5 4 5𝑥4 20
7
x4=7x1= 7
= 7
5 4 5𝑥4 20
7
x 5
= 7 𝑥 5 = 35
𝑎 𝑐
Untuk menghitung perkalian pecahan dan dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0, dapat
𝑏 𝑑
3) 0,35 x 1,42 =
35 42
0,35 = 100 0,42 = 100
35 42 35 𝑥 42 4.970
Jadi, 0,35 x 0,42 = 100 x 100 = 100 𝑥 100 = 10.000 = 0,497
4. PEMBAGIAN PECAHAN
16
Pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan
𝑎 𝑏 𝑎 𝑑 𝑎𝑥𝑑
Rumus : = x =
𝑐 𝑑 𝑐 𝑏 𝑐𝑥𝑏
𝑎 𝑐 𝑎 𝑑
𝑏
∶ 𝑑 = 𝑏 x 𝑐 , dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0
Contoh:
1
1) 6 ∶ =
8
6 1 6 8 6𝑥8
∶ = x = = 48
1 8 1 1 1𝑥1
1
2) 8
∶6=
1 1 1𝑥1 1
8
x 6 = 8 𝑥 6 = 48
3 1
3) 2
∶5=
3 5 3𝑥5 15 1
x = = =7
2 1 2𝑥1 2 2
2
4) 9 ∶ 3 =
5
2 (3 𝑥 5)+ 2 17
35 = 5
= 5
2 17 9 5 9𝑥5 45 11
Jadi, 9 ∶ 35 = 9 ∶ 5
= 1 x 17 = 1 𝑥 7 = 17 = 217
5) 0,05 ∶ 0,31 =
5 31 5 100 5 𝑥 100 500 500 ∶100 5
100
∶ 100 = 100 x 31
= 100 𝑥 31 = 3.100 = 3.100 ∶100 = 31
5. PERPANGKATAN PECAHAN
𝑎 𝑛
Bilangan berpangkat dapat ditulis dalam bentuk (𝑏 ) .
𝑎 𝑛 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
( ) = ⏟x x …x
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏
n faktor
𝑎 𝑥 𝑎 𝑥 𝑎 𝑥…𝑥 𝑎
=⏟
𝑏 𝑥 𝑏 𝑥 𝑏 𝑥…𝑥 𝑏
n faktor
𝑎𝑛
=
𝑏𝑛
Sifat-sifat yang dimiliki oleh perpangkatan bilangan bulat, yaitu sebagai berikut.
17
𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 𝑎 𝑚+ 𝑛 𝑎𝑚 + 𝑛
1) (𝑏 ) x (𝑏 ) = (𝑏 ) = 𝑏𝑚 + 𝑛
𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 𝑎 𝑚− 𝑛
2) (𝑏 ) ∶ (𝑏 ) = 𝑏𝑚− 𝑛 , dengan m > n
𝑛
𝑎 𝑚 𝑎 𝑚𝑥𝑛 𝑎𝑚 𝑥 𝑛
3) ((𝑏 ) ) = (𝑏 ) = 𝑏𝑚 𝑥 𝑛
Contoh:
Hitunglah perpangkatan pecahan berikut!
1 3 1 2
1) ( ) x ( ) =
3 3
1 3+2 1 5 1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1 1
(3) = (3) = 3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥3
= 243
1 5
( )
2
2) 1 2
=
( )
2
1 5−2 1𝑥1𝑥1 1
(2) = 2𝑥2𝑥2
=8
3
1 2
3) ((3) ) =
1 2𝑥3 1 6 1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1 1
(3) = (3) = 3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥1
= 729
C. BENTUK BAKU
Bentuk baku biasanya digunakan untuk menyatakan bilangan yang sangat besar
atau sangat kecil agar penulisannya lebih efisien. Sebagai contoh kecepatan cahaya
sekitar 300.000.000 m/detik dapat ditulis 3 x 108 m/detik.
Aturan penulisan bilangan baku adalah sebagai berikut.
1. Untuk bilangan yang lebih besar dari 10 maka penulisan bentuk bakunya adalah
a x 10𝑛 dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan asli.
2. Untuk bilangan di antara 0 dan 1 maka penulisan bentuk bakunya adalah a x 10−𝑛
dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan asli.
Contoh:
Tuliskan bilangan-bilangan berikut dalam bentuk baku!
1) 2.732 =
2.732 adalah bilangan yang lebih besar dari 10. Oleh karena itu, gunakan aturan a
x 10𝑛 dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan asli. Diperoleh, a = 2,732 dan n = 3.
Dengan demikian, bentuk baku dari 2.732 adalah 2,732 x 103 .
2) 1.750.000.000 =
1.750.000.000 adalah bilangan yang lebih besar dari 10. Oleh karena itu gunakan
aturan a x 10𝑛 dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan asli. Diperoleh, a = 1,75 dan n =
9. Dengan demikian, bentuk baku dari 1.750.000.000 adalah 1,75x 109 .
18
3) 0,000253=
0,000253 adalah bilangan yang terletak di antara 0 dan 1. Oleh karena itu,
gunakan aturan a x 10−𝑛 dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan asli. Diperoleh, a =
2,53 dan n = 4.
Dengan demikian, bentuk baku dari 0,000253 adalah 2,53 x 10−4.
4) 0.0000000062 =
0,0000000062 adalah bilangan yang terletak di antara 0 dan 1. Oleh karena itu,
gunakan aturan a x10−𝑛 dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan asli. Diperoleh, a = 62
dan n = 9. Dengan demikian, bentuk baku dari 0,0000000062 adalah 6,2 x 10−9 .
Pembulatan pada pecahan desimal berguna untuk menyederhanakan penyajian agar lebih
mudah diamati. Aturan pembulatan pecahan desimal adalah sebagai berikut.
1. Jika angka yang akan dibulatkan tersebut lebih dari atau sama dengan 5 maka
lakukan pembulatan ke atas.
2. Jika angka yang akan dibulatkan tersebut kurang dari 5 maka tidak dilakukan
pembulatan ke atas.
Contoh:
19
Angka terakhir pada 2,455 adalah 5 sehingga pembulatannya adalah 2,46.
Jadi, pembulatan 2,455 sampai dua tempat desimal adalah 2,46
.
1. Pengurangan Bilangan Bulat
a. Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
maka:
1. Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang lebih kecil
maka
hasilnya dalah bilangan bulat positif
Contoh :
8– 5 = 4
2. Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang lebih
besar maka
hasilnya adlah bilangan bulat negatif
Contoh :
3 – 6 = -3
b. Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
maka:
1. Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang lebih
kecil
maka hasilnya adalah bilangan bulat positif
Contoh :
-6 - (-8) = -6 + 8 = 2 (ingat - 8 < -6 )
2. Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang lebih
besar
maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif
Contoh :
-5 – (-3) = -5 +3 = -2 ( -3 > -5 )
3. Bilangan bulat negatif yang dikurangi sama dengan bilangan bulat negatif
yang
mengurangi maka hasilnya adalah 0 (nol)
Contoh :
-4 - (-4) = -4 + 4 = 0
c. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif hasilnya selalu
bilangan bulat positif
contoh :
20
8 – (-4) = 8 + 4 = 12
d. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif hasilnya selalu
bilangan bulat negatif
contoh :
-8 – 4 = - 12
a–b≠b-a
(a – b ) – c ≠ a – ( b – c )
Contoh :
7 – 3 ≠ 3 -7 4 ≠ - 4
(9 – 4) – 3 ≠ 9 – (4-3) 2 ≠ 8
21
4. Bersifat tertutup, yaitu bila dua buah bilangan bulat dikurangkan
hasilnya adalah bilangan bulat juga
contoh :
3. Perkalian
Penjumlahan berulang
a) Perkalian Bilangan Cacah
1. Cara mendatar
- pekalian dua bilangan dengan 1 angka :
4x2=4+4=8
- pekalian bilangan 1 angka dengan bilangan 2 angka :
3 x 13 =
puluhan dan satuan dipisahkan :
3 x 13 = 3 x (10 + 3)
= (3x10) + (3 x 3 )
= 30 + 9
= 39
- perkalian dua bilangan dengan 2 angka :
14 x 15 =
14 x 15 = 14 x (10+5)
= (14x10) + (14x5) → 14 x 5 = (10+4) x 5 = (10x5)+(4x5) = 50+20 = 70
= 140 + 70
= 210
- perkalian bilangan kelipatan sepuluh (puluhan, ratusan, ribuan,…)
yang dikalikan hanya bilangan yang bukan nol, jumlah puluhannya dijumlahkan
dan
ditulis di belakang hasilnya :
30 x 60 = (3 x 6) 00 = 1800
2. Cara bersusun
12 x 68 =
Proses perhitungan :
1. kalikan 8 dan 2 (dari angka12), hasilnya 16: tulis angka 6 dan simpan 1
2. kalikan 8 dan 1 (dari angka12), hasilnya 8, ditambah angka simpanan 1
96 hasilnya 9 (dibaris pertama hasilnya 96)
22
3. kalikan 6 dan 2, hasilnya 12 : tulis angka 2 dan simpan 1
(di bawah angka 9 bergeser 1 kolom ke kiri))
4. Kalikan 6 dan 1, hasilnya 6, ditambah angka simpanan 1
hasilnya 7
5. Ditambahkan hasil (1,2) dan (3,4) = 816
b) Perkalian Bilangan Bulat
- hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif
(+) x (+) = (+)
Contoh: 7 x 6 = 6 x 7 = 42
-hasil perkalian bilangan bulat positif dan negatif hasilnya adalah bilangan bulat
negatif
(+) x (-) = (-)
Contoh : 3 x -4 = -12
-hasil perkalian dua bilangan bulat negatif hasilnya adalah bilangan bulat positif
(-) x (-) = (+)
Contoh : -4 x -5 = 20
c) Perkalian dan Sifat-sifatnya
1. Sifat Asosiatif
(a x b) x c = a x (b x c)
Contoh: (2 x 3) x 4 = 2 x (3x4) = 24
2. Sifat komutatif
axb=bxa
Contoh : 5 x 4 = 4 x 5 = 20
3. Sifat distributif
a x (b+c) = (a x b ) + (a x c)
Contoh : 3 x ( 2 +6) = (3 x 2) + (3 x 6) = 24
5. Bersifat tertutup
Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga
23
a x b = c ; a, b, c ∈ bilangan bulat
4. Pembagian
Pembagian dan Sifat-sifatnya
3. Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negatif
(+) : (-) = (-)
(-) : (+) = (-)
Contoh : 6 : -2 = -3
-12 : 3 = -4
a:b≠b:a
(a:b):c ≠ a : (b:c)
1
Contoh : 4 :2 ≠ 2 : 4 → 2 ≠2
(8:2) : 4 ≠ 8 : (2:4) → 1 ≠ 16
24
Contoh : 43 = 4 x 4 x 4 = 64
35 = 3 x 3 x 3 x 3 x 3 = 24
25
3 3
Dapat ditulis, 94 : 29 = 5
Aritmetika bilangan asli, bilangan bulat, bilangan rasional, dan bilangan real umumnya
dipelajari oleh anak sekolah, yang mempelajari algoritma manual aritmetika. Namun
demikian, banyak orang yang lebih suka menggunakan alat-alat seperti kalkulator,
komputer, atau sempoa untuk melakukan perhitungan aritmetika.
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, nol, dan bilangan
positif. Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, …) dan negatifnya (-1, -2, -3,
…; -0 adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan lagi secara terpisah). Bilangan bulat
dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Apabila dalam suatu soal cerita terdapat suatu bilangan yang didahului atau diikuti kata-
kata; mundur, turun, kalah, rusak, mati, rugi, dibawah, dipakai, diminta, atau utang, maka
maknanya sebagai bilangan negatif. Contoh Suhu di kota Tokyo 6 dibawah nol, artinya
suhu di kota Tokyo -6
Operasi Pecahan
26
Selanjutnya hasil perkalian pecahan biasa adalah hasil perkalian pembilang
dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
3. Operasi Campuran
Menyelesaikan operasi campuran pada bilangan pecahan dapat menggunakan
aturan operasi campuran seperti pada bilangan bulat.
2. Ani akan membuat hiasan bingkisan lebaran dari pita. Setiap bingkisan
1
memerlukan pita yang panjangnya 22 m. Berapa m pita yang diperlukan untuk
27
dinda telah menjaga toko selama 20 hari, berapa harikah dita telah menjaga
tokonya”.
Rasio untuk masalah diatas adalah 4 : 3, sebuah pernyataan dapat digunakan
untuk memecahkan masalah itu
3 20
4
= 𝑛
dengan perkalian akan didapat,
3 20
4
x3= 𝑛
x3
20
4= 𝑛
x3
20
4xn= 𝑛
x3xn
4n = 60
4n : 4 = 60 : 4
n = 15
jadi dita telah menjaga tokonya 15 hari.
2. Tinggi badan dhiar dan dhika masing-masing 150 cm dan 180 cm. Maka
perbandingan tinggi dhiar dan dhika adalah 150 : 180 atau 5 : 6 dengan masing-
masingdibagi 30 yang dikatakan sebagai pembanding. Sehingga dapar dikatakan
5
bahwa tinggi dhiar : tinngi dhika = 5 : 6 atau tinngi dhiar adalah 6 tinggi dhika.
3. Panjang dan lebar suatu persegi panjang mempunyai perbandingan 5 : 3, jika luas
persegi panjang itu 240cm², maka tentukan ukuran panjang dan lebar dari persegi
panjang itu
Penyelesaian:
Diketahui: P:1 = 5
Luas pp = 240cm²
Jawab:
Luas pp = 240cm²
Misal perbadingannya n maka panjang dan lebar dari persegi panjang itu adalah
5n : 3n
Luas persegi panjang = p x l = 240cm²
Jadi 5n x 3n = 240
15n² = 240
15n² : 15 = 240 : 15
n² = 16
n = √16 = 4
28
jadi panjang = 5n = (5 x 4)cm = 20cm
lebar = 3n = (3 x 4)cm = 12cm
DAFTAR PUSTAKA
Rasyidin, Lucky fajar dan Farid Maulana. 2008 . Cara Mudah Menaklukan Olimpiade
Matematika SMP. Jakarta: Wahyumedia.
Millington, T.A and Millingtong, W. 1966. Distionary of Matematics. New York: Barnas
& Noble Books.
Hong, Tay Choon, et al. 2004. New Mathematics counts. Singapore: Federal Publications.
29