Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Kajian tentang aplikasi op amp ini dalam dunia elektronika sangatlah banyak bahkan
hampir tidak bisa dihitung banyaknya aplikasi op amp ini dalam dunia elektronika.
Tetapi dari sekian banyak rangkaian aplikasi op amp ini, sebenarnya ada beberapa
kategori rangkaian yang banyak digunakan bahkan hampir seluruh perancang elektronika
sering menggunakan rangkaian-rangkaian op amp ini. Kategori aplikasi rangkaian op
amp ini berdasarkan kategori konsentrasi keilmuan elektronika diantaranya elektronika
telekomunikasi, elektronika kendali, elektronika analog dan elektronika digital dan lain-
lain.
Dalam pembahasan kali ini, hanya beberapa rangkaian aplikasi op amp yang akan
dirancang berdasarkan kebutuhan yang penting dan bisa bermanfaat dalam mengawali
metoda perancangan berbasis op amp.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penguat diferensial

Op-amp dinamakan juga dengan penguat diferensial (differential amplifier). Sesuai


dengan istilah ini, op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2 input tegangan dan 1
output tegangan, dimana tegangan output-nya adalah proporsional terhadap perbedaan
tegangan antara kedua inputnya itu. Penguat diferensial seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1 merupakan rangkaian dasar dari sebuah op-amp.

Gambar 1. Penguat Diferensial

Pada rangkaian yang demikian, persamaan pada titik V out adalah Vout = A(v1-v2)
dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v 1 dikatakan
sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1. Sedangkan
sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan
vout.

B. Parameter Op-Amp yang penting :

1. Penguatan Open-loop 

Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang tak terhingga.


Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki penguatan yang terhingga
kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan
op-amp menjadi tidak stabil. Input diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat
outputnya menjadi saturasi. Pada bab berikutnya akan dibahas bagaimana umpan balik
bisa membuat sistem penguatan op-amp menjadi stabil.

2
 

2. Unity-gain frequency

Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal
dc sampai frekuensi giga Herzt. Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika op-
amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL biasanya adalah
penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp menurun seiring dengan
menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain
frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada
frekuensi 1 MHz. Jika perlu merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-
amp yang memiliki unity-gain frequency lebih tinggi. 

3. Slew rate

Di dalam op-amp kadang ditambahkan beberapa kapasitor untuk kompensasi dan


mereduksi noise. Namun kapasitor ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan
response op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki
parameter slew-rate yang tak terhingga. Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka
outputnya juga kotak. Tetapi karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat
berbentuk ekponensial. Sebagai contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate
sebesar 0.5V/us. Ini berarti perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih cepat dari
0.5 volt dalam waktu 1 us.

4. Parameter CMRR

Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection Ratio).
Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp
dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan
hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting).
Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut juga
dikuatkan.

Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekan


penguatan tegangan ini (common mode) sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan
rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan dB. Contohnya op-amp dengan
CMRR = 90 dB, ini artinya penguatan A DM (differential mode) adalah kira-kira 30.000

3
kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau CMRR-nya 30 dB, maka
artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan secara real,
misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini
tegangan diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya
(common mode) adalah 5 volt.

Pembaca dapat mengerti dengan CMRR yang makin besar maka op-amp
diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode)
sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka
output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin
besar akan semakin baik.

5. Penutup bagian ke-satu

LM714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai
dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya sering digunakan untuk penguat
audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp yang sering dipakai sebagai
komparator. Di pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat
mendesain aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp
tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current
sensing, current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-
amp untuk aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high
power output dan lain sebagainya. Data karakteristik op-amp yang lengkap, ya ada di
datasheet.

C. Bagian-bagian dalam Op amp :

1. Penguat Differensial, yaitu merupakan bagian input dari Op amp. penguat differensial
mempunyai dua input (input + dan input -)

2. Penguat Penyangga (Buffer), yaitu penguat penyangga sinyal output dari penguat
differensial agar siap untuk dimasukkan ke penguat akhir op amp.

3. Pengatur Bias, yaitu rangkian pengatur bias dari penguat differensial dan buffer agar
diperoleh kestabilan titik nol pada output penguat akhir

4. Penguat Akhir, yaitu penguat yang merupakan bagian output dari Op amp. Penguat
Akhir ini biasanya menggunakan konfigurasi push-pull kelas B atau kelas AB.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Operational Amplifier


Operasional amplifier atau biasanya di singkat op-amp merupakan salah satu
komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika.
Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-
inverter, integrator dan differensiator.
Pada op-amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif
dan feedback positif, dimana feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting.
Secara umm, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik
negatif menghasilkan penguatan yang dapat di ukur.
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differensial amplifier (penguat diferensial) yang
memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan
non-inverting. Op-amp ideal memiliki open Koo gain (penguatan loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak
praktisi elektronika, memilik karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 -105.
Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp tidak stabil,dan penguatannya menjadi tidak
terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif)
diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan
yang terukur.
Impedansi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus
input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, o-amp LM741
memilki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar
sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan pentig dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan
karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan “golden rule”,
yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v-)
Aturan 2 : Arus pada input op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.

5
B. Karakteristik Dasar Op-Amp

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pada dasarnya OP-amp adalah
sebuah differential amplifier (penguat diferensial), yang mana memilki 2 input masukan
yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting (V+). Rangkaian dasar dari penguat
diferensial dapat dilihat pada Gambar 1. Dibawah ini :

Gambar 2. Penguat Diferensial

Pada rangkaian diatas, dapat diketahui tegangan output (Vout) adalah Vout = A(v1-v2)
dengan A adalah penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan sebagai
input non-inverting, sebagai tegangan Vout satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya,
titik v2 dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tegangan Vout.

C. Diagram Blok Op-Amp

Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian,yang pertama adalah penguat


diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level
(level shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-
pull kelas B. Gambar 3 (a). Berikut menunjukan diagram dari op-amp yang terdiri dari
beberapa bagian tersebut.

6
Gambar 3 (a). Diagram Blok Op-Amp

Gambar 3 (b). Diagram Schematic Simbol Op-Amp

Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 3 (b) dengan 2 input, non-inverting (+)
dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dua supply (+Vcc dan –Vee)
namun banyak juga op-amp dibuat dengan singlet supply (Vcc – ground). Simbol
rangkaian di dalam op-amp pada gambar 3 (b) adalah parameter umum dari sebuah op-
amp. Rin adalah resistansi input yang nilai idealnya infinity (tak terhingga). Rout adalah
resistansi output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai
penguatan open Koo dan nilai idealnya tak terhingga.

Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakteristik yang spesifik. Op-amp
standar type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk type yang sama, tiap pabrikan
mengeluarkan seri IC dengan inisial atau nama yang berbeda. Misalanya dikenal MC1741
dari Motorola, LM741 buatan National Semiconduktor, SN741 dari Texas Instrument dan
lain sebagainya. Tergantung dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya,karakteristik
satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain.

7
D. Notasi Rangkaian

Gambar 4. Simbol rangkaian diagram untuk op-amp

Notasi rangkaian pada op-amp ditunjukan pada gambar di atas, dimana :

 V+: non-inverting input


 V−: inverting input

 Vout: output

 VS+: positive power supply

 VS−: negative power supply

E. Cara Kerja

Gambar 5. Op-amp tanpa feedback negatif (komparator)

Input penguat diferensial terdiri dari V+ input dan V- input,dan idealnya op-amp
hanya menguatkan diantara dua tegangan,yang mana disebut tegangan input diferensial.
Tegangan output dari op-amp diberikan oleh persamaan :

8
Di mana V+ adalah tegangan pada terminal non-pembalik. V- adalah tegangan pada
termnal inverting dan AOL adalah penguat Koo terbuka (istilah “open Koo” mengacu pada
tidak adanya umpan balik dari output ke input).

Besarnya AOL biasanya sangat besar 100.000 atau lebih untuk rangkaian terpadu op-
amp dan oleh karena perbedaan yang cuku kecil antara V+ dan V- mendorong output
amplifier mendekati ke tegangan suplai. Situasi dimana tegangan output sama dengan atau
lebih besar dari tegangan suplai yang disebut sebagai kejenuhan penguat. Besarnya AOL
tidak di kontrol dengan baik oleh proses manufaktur, sehingga tidak praktis untuk
menggunakan penguat operasional sebagai penguat diferensial berdiri sendiri. Tanpa
umpan balik negatif,dan mungkin dengan umpan balik positif untuk regenerasi, sebuah op-
ampbertindak sebagai pembanding. Jika masukan pembalik yang diadakan di ground (0V)
secara langsung atau dengan resistor, dan tegangan input Vin diterapkan pada masukan
non-pembalik adalah positif,output akan positif maksimum, jika Vin adalah negatif, output
akan maksimal negatif. Karena tidak ada umpan balik dari output ke input yang lain, jadi
ini adalah sebuah rangkaian Koo terbuka yang bertindak sebagai pembanding. Keuntungan
rangkaian hanyalah AOL dari op-amp.

F. Kegunaan Op-Amp

Macam-macam kegunaan dari op-amp adalah sebagai berikut :

1. Komparator (rangkaian pembanding).

Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan penguatkan terbuka


(open-loop gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat
operasional kusus yang memang difungsikan semata-mata untuk penggunaan ini dan
agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum disebut juga dengan
komparator.

Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarnya


untuk menunjukan tegangan mana yang lebih tinggi.

9
Di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara
+Vs dan –Vs.

2. Penguat Pembalik (Inverting amplifier)

Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran
kembali ke masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai keluaran
tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati keseluruhan
dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.

Di mana

o (karena adalah  virtual ground.

o Sebuah resistor dengan nilai , ditempatkan


di antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal
ini mengurangi galat karena arus bias masukan.

Penguatan dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu :

Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. 


Contohnya jika Rf adalah 10.000 Ω dan Rin adalah 1.000 Ω, maka nilai bati adalah
-10.000Ω / 1.000Ω, yaitu -10.
10
3. Penguat Tak Pembalik (Non Inverting Amplifier)

Penguat Non-Inverting amplifier merupakan kebalikan dari penguat inverting, diman


Input dimasukan pada input non inverting sehingga polaritas output akan sama
dengan polaritas input tapi memiliki peguatan yang tergantung dari besarnya
Rfeedback dan Rinput.

Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut :

Atau dengan kata lain :

Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki penguatan minimum bernilai 1.


Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat

operasional maka impedansi masukan bernilai .

4. Penguat diferensiator

Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah
dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar

untuk dan . Penguat jenis ini berbeda dengan diferensiator


rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

11
Sedangkan untuk R1 = R2 dan Rf = Rg maka bati diferensial adalah:

5. Rangkaian penguat penjumlah (summing amplifier)

Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan persamaan


sebagai berikut:

 Saat , dan Rf saling bebas maka:

 Saat , maka:

1. Keluaran adalah terbalik.

2. Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah (di mana


adalah Virtual ground).

12
6. Penguat Integrator (Integrator Amplifier)

Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu dengan persamaan :

di mana adalah waktu dan adalah tegangan keluaran pada .

Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat
digunakan untuk rangkaian tapis aktif.

7. Differensiator

Mendiferensikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan :

13
Dimana Vin dan Vout adalah fungsi dari waktu.

Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara
mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor
yang mahal dan bentuknya yang besar.Diferensiator dapat juga dilihat sebagai tapis
pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.

G. Kelebihan Penguat Operasional (Op-Amp):

1. Impedansi input yang tinggi sehingga tidak membebani penguat sebelumnya.

2. Impedansi output yang rendah sehingga tetap stabil walau dibebani oleh rangkaian
selanjutnya.

3. Lebar pita (bandwidth) yang lebar sehingga dapat dipakai pada semua jalur frekuensi
audio (woofer, midle, dan tweeter)

4. Adanya fasilitas offset null sehingga memudahkan pengaturan bias penguat agar tepat
dititik tengah sinyal.

H. Rangkaian Pengkondisian sinyal Termokopel

Gambar 6. Rangkaian Pengkondisian sinyal Termokopel

14
Rangkaian pengkondisian sinyal berfungsi untuk mengolah sinyal dari tranduster
termokopel berupa tegangan yang cukup kecil menjadi tegangan yang lebih besar,
sehingga output dari rangkaian ini dapat dibaca ileh untai Analog Digital Converter
(ADC).

Rangkaian signal conditioning terbagi dalam 3 blok fungsi:

a. Low pass Filter

Termokopel yang terlalu panjang bisa menangkap sinyal liar layaknya sebuah
antenna, karena output dari termokopel merupakan sinyal berfrekuensi rendah, perlu
dipasang sebuah filter untuk menghilangkan sinyal frekuensi tinggi yang tidak lain
adalah noise. R4, R5, C1, dan C2 adalah komponen penyusun low pass filter yang
memiliki frekuensi cut off sekitar 3Hz. Diode zener D1 dan D3 digunakan untuk
membatasi input yang masuk ke rangkaian. Resistor pull up 1MΩ berfungsi sebagai
pengaman pada saat termokopel putus / tidak terhubung, karena saat termokopel tidak
terhubung input rangkaian signal conditioning menjadi besar sehingga pemanas tidak
akan menyala bila alat ini digunakan sebagai pengendali suhu.

b. Penguat tingkat I

Penguat Tingkat I adalah rangkaian non Inverting OP-AMP menggunakan IC OP


07. Kami memilih penguat jenis non inverting dengan pertimbangan penguat non
Inverting memiliki impedansi masukan yang sangat tinggi dan impedansi keluaran yang
rendah, selain itu sinyal input dari termokopel sebanding dengan kenaikan suhu. Didalam
rangkaian ini terdapat 2 buah potensiometer. R3 sebagai Zero adjustment, berfungsi
untuk mengatur besar kecilnya tegangan offset keluaran. Tegangan offset adalah
tegangan yang timbul pada keluaran saat nilai inputannya nol. Tegangan ini digunakan
untuk menentukan suhu terendah yang bisa dibaca alat ukur ini. R10 sebagai Gain
Adjustment, berfungsi untuk mengatur besar penguatan pada tingkat ini, dengan
menganggap tegangan offset = 0V, besar penguatannya adalah seperti berikut:

penguatan saat potensiometer posisi minimal:

15
penguatan saat potensiometer posisi maksimal

c. Penguat tingkat II

Penguat tingkat II juga menggunakan penguat Non Inverting  sama seperti


menguat tingkat I. Op Amp yang digunakan adalah LF 353 Pada penguat ini nilai gain
adalah tetap yaitu sebesar :

Selanjutnya bila rangkaian di analisis secara keseluruhan, rangkaian signal


conditioning memiliki penguatan sebesar:

16
Penguatan saat potensiometer posisi minimal

Penguatan saat potensiometer posisi maksimal

Besarnya penguatan rangkaian signal conditioning adalah 210 – 279 kali.


Sedangkan tegangan outputnya sebesar:

17
BAB IV

PENUTUP

Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen


analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi
op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian inverter, non-
inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan
beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik)
negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan
osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
LM714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai
dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya sering digunakan untuk penguat
audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp yang sering dipakai sebagai
komparator. Di pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat
mendesain aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp
tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current
sensing, current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp
untuk aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power
output dan lain sebagainya .
Pada prakteknya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dan ditambahkan pada
rangkaian opamp. Antara lain, Tegangan Ofset (Offset voltage), Arus Bias (Bias Current),
Arus offset (offset current) dan lain sebagainya. Umumnya ketidak ideal-an op-amp dan
bagaimana cara mengatasinya diterangkan pada datasheet opamp dan hal ini spesifik untuk
masing-masing pabrikan.

18
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Hayt, William H. 2005.Rangkaian Listrik.Jakarta:Erlangga


elektrokita.blogspot.com/2008/10/op-amp-operational-amplifier.html/diakses pada
tanggal 15 Desember 2012
http://elkaanalogitn.wordpress.com/2011/11/23/macam-macam-aplikasi-dari-op-
amp/diakses pada tanggal 15 Desember 2012
http://en.wikipedia.org/wiki/Operational_amplifier/diakses pada tanggal 15 Desember
2012

19

Anda mungkin juga menyukai