Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS CERITA DAERAH DI DESA TRUNYAN, KECAMATAN

KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI


“PAGELARAN BARONG BRUTUK DESA TRUNYAN”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1


KELAS A /V

1. Ririn Nopiani (1711031014) /09


2. Ni Nyoman Tri Rapianingsih (1711031015) /10
3. Luh Putu Eva Novita (1711031016) /11
4. Vebby Maulidina Putri (1711031169) /26

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNDIKSHA
2019
1. SINOPSIS CERITA
Barong brutuk merupakan tarian yang ditarikan oleh 21 orang, penari yang
dipilih telah melewati proses sakralisasi. Kostum yang mereka gunakan terbuat
dari daun pisang yang telah dikeringkan dan dirajut. Pagelaran Barong Brutuk
dipentaskan pada siang hari tepat ketika mulai Hari Raya Odalan di Pura Ratu
Pancering Jagat. Masing-masing berfungsi sebagai sebagai Raja Brutuk, Sang
Ratu, Patih, kakak Sang Ratu, dan selebihnya menjadi anggota biasa. Acara
pertama dimulai ketika semua anggota brutuk menari mengelilingi area pura
sambil melecuti cemeti. Kemudia Sang Raja, Ratu dan Patih, serta kakak Sang
Ratu tampil dalam pementasan, seorang pemangku berpakaian putih mendekati
keempat penari itu dan langsung menyajikan sesajen, Keempat ningrat Brutuk itu
juga mengelilingi pura sebanyak tiga kali, melambaikan cemeti mereka dan
kemudian bergabung dengan para Brutuk yang lain. Penonton peserta upacara
mulai mendekati para penari Brutuk untuk mengambil daun-daun pisang yang
lepas yang akan mereka digunakan sebagai sarana kesuburan. Lalu dilanjutkan
dengan acara yang kedua yaitu para brutuk bertugas melindungi Bale Agung.
Siapa pun yang ingin merampas daun yang ada ditubuh brutuk dan masuk kearea
bale agung akan dilecuti cemeti. Acara selanjutkan dilanjutkan dengan para
wanita memberikan sesajen kepada brutuk yang berupa buah, kue, dan bunga.
Namun sesajen itu tidak dimakan oleh brutuk melainkan ditukarkan dengan rokok
kepada penonton, sambil menukar itu penonton lain memanfaatkan kesempatan
untuk mencuri daun pisang yang ada ditubuh brutuk.
Acara terakhir tiba, para perempuan membawa sesajen untuk raja dan ratu
brutuk yang dipimpin oleh jro mangku. Ketika sesajen sudah dipersembahkan,
sang Raja dan Ratu menari bersama. Sang Patih dan saudara laki-laki Ratu terus
melecuti cemeti kearah penonton agar mereka tidak dapat menyaksikan tarian
percintaan raja dan ratu. Lalu sepasang Raja dan Ratu menarikan gerakan kuno,
yang meniru tingkah laku ayam hutan liar. Sang Raja sebagai keker (ayam jantan)
dan sang Ratu menari sebagai kiuh (ayam betina). Mereka menari kearah bawah
menuju danau batur. Penari brutuk perempuan berbaris dibelakang ratu dan penari
brutuk laki-laki berbaris dibelakang raja. Tarian percintaan Raja dan Ratu pun
diteruskan selama sekitar setengah jam. Akhirnya, sang Ratu terbang dan
melintasi garis yang ditandai dengan panji-panji. Seluruh Brutuk kemudian
bersorak ketika sang Raja menangkap serta merangkul sang Ratu. Setelah itu
semua brutuk masuk ke dalam danau, di sana mereka melecuti pakaiannya dan
membiarkan pakaian itu terapung. Setelah itu penari dan penonton berpisah untuk
acara makan malam setelah semua aktivitas perayaan usai.

2. UNSUR-UNSUR PENDUKUNG
A. Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema yang digunakan dalam cerita pagelaran barong brutuk desa trunyan
yaitu tema sosial karena dalam cerita ini seluruh masyarakat melakukan
sebuah tradisi yang bertujuan untuk mendukung keberhasilan panen.
2. Tokoh
a. Raja brutuk
b. Ratu brutuk
c. Patih brutuk
d. Kakak sang ratu brutuk
e. 17 anggota brutuk
f. Pemangku
g. Penonton
h. Wanita pembawa sesajen
3. Alur
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju karena
menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi
lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian
konflik
4. Setting/Latar
a. Latar waktu
Acara dimulai dari siang sampai malam yaitu pukul 12.00 sampai
selesai.
b. Latar tempat
Tempat acara ini adalah di pura ratu pancering jagat yang terletak di
desa trunyan.
c. Latar suasana
Awalnya suasana yang terjadi yaitu suasana yang menegangkan pada
saat brutuk melecuti cemeti kearah penonton namun lama-kelamaan
suasananya berubah menjadi riang gembira pada saat permainan
seremonial kuno.
5. Sudut Pandang
Menggunakan sudut pandang orang ketiga.
6. Amanat
Amanat yang terkandung yaitu mengenai kepercayaan masyarakat desa
Trunyan mengenai sarana kesuburan. Kita dapat mengetahui acara
pendukung keberhasilan panen di desa Trunyan.

B. Unsur Ekstrinsik
1. Latar Belakang Masyarakat
Faktor yang dapat mempengaruhi penulis dalam membuat cerita ini yaitu
faktor kondisi sosial karena didalam cerita tersebut menceritakan proses
acara yang mendukung keberhasilan panen didesa trunyan.
2. Latar Belakang Penulis
Cerita ini dibuat berdasarkan latar belakang sastra penulis karena penulis
ingin membagikan cerita proses terjadinya acara untuk mendukung
keberhasilan panen di desa trunyan.
3. Nilai Yang Terkandung
Nilai yang terkandung dalam cerita ini adalah nilai sosial karena
menceritakan sebuah budaya yang berfungsi untuk menyuburkan sebuah
tanah agar panen didaerah tersebut berhasil.

3. PENDAPAT/KOMENTAR
a. Isi Cerita
Cerita ini berisi tentang kebudayaan sebuah desa trunyan yaitu pagelaran
barong brutuk di desa trunyan, masyarakat disana meyakini bahwa setelah
melaksanakan ritual ini maka tanah mereka yang telah ditaburi daun pisang
bekas pakaian brutuk akan subur dan hasil panen bisa meningkat. Cerita ini
sangat menarik namun tidak cocok diberikan kepada anak SD karena didalam
cerita tersebut terdapat unsur percintaan raja dan ratu serta isi ceritanya sukar
dipahami.
b. Bahasa
Bahasa yang digunakan terlalu susah dipahami untuk anak SD karena banyak
menggunakan istilah.

4. MUATAN KARAKTER
Muatan karakter yang ada dalam cerita barong brutuk adalah :
a. Sikap rela berkorban dan gotong royong
Karena sebelum menarikan barong-barong sakral itu, para taruna harus
melewati sakralisasi selama 42 hari. Mereka tinggal di sekitar Bhatara
Datonta dan setiap hari bertugas membersihkan halaman pura dan
mempelajarai nyanyian kuna yaitu Kidung.
b. Sikap kerja keras dan kreatif
Karena para penonton berusaha memperoleh daun-daun pisang yang
dipakai busana oleh Barong Brutuk yang dipercaya sebagai sumber
kesuburan itu walaupun akan dicemeti dengan keras oleh Barong Brutuk.

Anda mungkin juga menyukai