Anda di halaman 1dari 221

121

epartemen Pendidikan dan Kebudayaan


1993
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM

BABAD
SELAPARANG

00004748

Sulistiati

PEBPUSTAKAAS

oAfi •

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1993
'erpu
" I

Mo. Induk •.
Mo Klasifikasi
T, .
I Qqc(. "Sbhi
4UL.

PROYEK PEMBINAAN BUKU SASTRA INDONESIA


DAN DAERAH-JAKARTA
TAHUN 1992/1993
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pemimpin Proyek : Dr. Nafron Hasjim


Bendahara: Suwanda
Sekretaris Proyek : Drs. Farid Hadi
Staf Proyek; Ciptodigiyarto
Sujatmo
Wamo

ISBN 979-459^327-3

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG


Isi buku ini, baik sebagian maupun selimihnya dilarang diperbanyak
dalam bentuk apa pun tanpa izin teitulis dari peneibit,
kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan aitikel
atau karangan ilmiah.

IV
KATA PENGANTAR

Masalah kesusastraan, khususnya sastra (lisan) daerah dan sastra


Indonesia lama, mempakan masalah kebudayaan nasional yang perlu
digarap dengan simgguh-sungguh dan berencana. Dalam sastra (lisan)
daerah dan sastra Indonsia lama itu, yang mempakan warisan budaya
nenek moyang bangsa Indonesia, tersimpan nilai-nilai budaya yang
tinggi. Sehubungan dengan itu, sangat tepat kiranya Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek Pembinaan Buku Sastra
Indonesia dan Daerah-Jakarta berasaha melestarikan nilai-nilai budaya
dalam sastra itu dengan cara pemilihan, pengahhaksaraan, dan pener-
jemahan sastra (lisan) beib^asa daerah itu.
Usaha pelestarian sastra daerah perlu dilakukan karena di dalam
sastra daerah terkandung warisai budaya nenek moyang bangsa Indone
sia yang sangat tinggi nilainya. Upaya pelestarian itu bukan hanya
akan memperluas wawasan kita terhadap sastra dan budaya masyarakat
daerah yang bersangkutan, melainkan juga akan mempeikaya khaza-
nah sastra dan budaya Indonesia. Dengan kata lain, upaya yang
dilakukan itu dapat dipandang sebagai dialog antarbudaya dan an-
taidaerah yang memungkinkan sastra daerah berfimgsi sebagai salah satu
alat bantu dalam usaha mewujudkan manusia yang berwawasan
keindonesiaan.
Buku yang beijudul Babad Selaparang ini mempakan karya sastra
Indonesia lama yang berbahasa Sasak. Pengalihaksaraan dan pener-
jemahnya dilakukan oleh Dra. Sulistiati sedangkan penyuntingnya
oleh Drs. Slamet Riyadi Ali.
Mudah-mudahan teibitan ini dapat dimanfaatkan dalam upaya pem
binaan dan pengembangan sastra di Indonesia.

Jakarta, Maret 1993 Kepala Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa

Dr. Hasan Alwi


DAFTAR ISI

Hakman

KATA PENGANTAR V
DAFTAR ISI vii
1. PENDAHULUAN
1
2. RINGKASAN BABAD SELAPARANG
3
3. TERJEMAHAN DAN TRANSLITERASI BABAD
SELAPARANG 19
3.1. Puh Asmarandana
19
3.2. Puh Serinata
19
3.3. Puh Dumia
23
3.4. Puh Dang Dang.
3.5. Puh Pungkur.
3.6. Puh Asmaran 22
3.7. Puh Serinata
3.8. Puh Nandang Durma.. ; 27
3.9. Puh Kumambang
38
3.10. Puh Pangkur
3.11. Puh Dang Dang 39
42
3.12. Puh Serinata
3.13. Puh Pangkur
3.14. Puh Kumambang
3.15. Puh Asmarandana 52
3.16. Puh Serinata 54

VI
3.17. Puh Asmarandana 60
3.18. Puh Dang Dang Gedis 63
3.19. Puh Sinoman 64
3.20. Puh Pangkur 67
3.21. PuhAsmaran 77
3.22. Puh Sinoman 77
3.23. Puh Dang Dang Gula g7
3.24. Puh Asmarandana 93
3.25. PuhEmasManis 97
3.26 Puh Sinoman 99
3.27. PuhKasmaran 107
3.28. Puh Sinoman UO
3.29. Puh Dang Dang 2J6
3.30. PuhAsmaran J21
3.31. PuhMasayu J24
3.32 Puh Serinata j26
3.33. Puh Dang Dang J33
3.34. PuhAsmaran J37
3.35. Puh Sinoman 140
3.36. Puh Pangkur J44
3.37. Puh Durma Perang
3.38. Puh Dang Dang j47
3.39. PuhPangkuran
3.40. PuhMasSedih
3.41. Puh Sinoman j54
3.42. Puh Puh Asmaran
3.43. PuhPangkuran
3.44. Puh Dang Dang jg2
3.45. Puh Mas jg4
3.46. Puh Serinata
3.47. Puh Durma.' jgg
3.48. Puh Asmarandana J20
3.49. Puh Sinoman J72
3.50. Puh Pangkur J24
3.51. Puh Dang Dang
3.52. Puh Asmaran j^g
3.53. Puh Pangkuran jgj

vu
3.54. Puh Serinata 184
3.55. PuhPangkur 188
3.56. Puh Dang Dang
3.57. Puh Duima Yuda 192
3.58. Puh Serinata 194
3.59. Puh Durma
3.60. Puh Serinata 204
3.61. Puh Asmaran 208
3.62. PuhPangkur 210
3.63. Puh Dang Dang 212

Vlll
PENDAHULUAN

Dalam khasanah pustaka Lombok terdapat sejumlah naskah


lama, antara lain, naskah yang beijudul "Babad Selaparang" dan
berbentuk tembang macapat berbahasa Sasak. Naskah ini ditranslitra-
si oleh L. Gde Suparman, dan diteqemahkan oleh Sulistiati serta
disunting oleh Slamet Riyadi All.
Isi cerita "Babad selaparang" secara ringkas mengisahkan Kera-
jaan Selaparang yang berada di Lombok, dan dipimpin oleh seorang
raja yang bemama Prabu Kertabumi. Kemudian, disebutkan pula
bahwa salah seorang patih Kerajaan Selaparang bemama Ariya Banjar
Pada suatu ketika, Ariya Banjar bemiat akan menghadap raja dengan
membawa upeti yang dikemas dengan sangat indah. Seluruh rakyat
negeri Selaparang berebut ingin menyaksikan kehadiran Patih Ariya
Banjar, tidak terkecuali permaisuri. Dalam upaya melihat upeti itu,
istri raja naik tangga, tetapi sebelum sampai di atas sang putri ter-
peleset jatuh sehingga tidak sadarkan diri. Mendengar peristiwa ini,
raja sangat marah dan menuduh Ariya Banjar mempakan penyebab
mala petaka. Untuk menyelamatkan diri dari pengejaran tentara
Selaparang, Ariya Banjar melarikan diri ke Pejang^.
Raja Pejanggik melindungi Ariya Banjar, bahkan Ariya Banjar
diangkat menjadi patih di negeri itu. Ariya Banjar juga memperoleh
istri yang bemama Dewi Junti dari negeri Parigi. Skiatu hari Ariya
Banjar yang berganti nama menjadi Banjar Getas mohon diri aifan

1
menengok istrinya yang sedang raengungsi di negeri Bayan.
Dewi Junti sangat marah setelah mengetahui suaminya mempunyai
anak dan istri di Negeri Bayan, bahkan la mengusimya. Ariya
Banjar sakit hati karena diperlakukan kasar oleh istri mudanya.
Ariya Banjar atau Banjar Getas kemudian bersekutu dengan kawan-
nya yaitu Raja Karangasem di Bali yang bemama I Gusti Bagus Alit.
Kerajaan Pejanggik kemudian diserang oleh Kerajaan Karangasem.
Raja Pejanggik sangat marah mendapat serangan itu dan menganggap
Banjar Getas tidak tahu membalas budi. Akhimya, Raja Pejanggik
bertekuk lutut kepada Kerajaan Karangasem. Demikian pula Keraja
an Selaparang, tidak Input dari serangan I Gusti Bagus Alit dan
Banjar Getas. Raja Selaparang yang sudah berganti raja muda kini
menyerahkan diri di bawah Kerajaan Karangasem. Demikianlah psah
Babad Selaparang secara ringkas.
Sebelum membaca teijemahan ke dalam bahasa Indonesia dan
bahasa daerahnya (sasak), berikut ini dipaparkan ringkasan cerita
yang lebih panjang dan jelas.
RINGKASAN BABAD SELAPARANG

Dengan nama Allah Yang Pengasih lagi Periyayang.

1. PUH ASMARANDANA

Dengan memuji dan menyebut nama Allah yang pemurah di


dunia dan yang pengasih di akherat yang disembah tiada putusnya
dikala siang maupun malam yang semua manusia wajib menyem-
bahnya, penulis memulai ceritanya.

2. PUHSERINATA

Tersebutlah ceritanya seorang raja Selaparang, bemama


Kertabumi, cucu prabu Kertajagat. Seorang raja yang adil dan
memiliki kekuasaan besar. Baginda mempunyai patih bemama Arya
Sudamasa gelar Arya Banjar yang bermukim di Perigi.

Pada suatu hari Senin, di waktu bulan purnama, sang patih


disertai para pengiringnya menghadap baginda dengan membawa
persembahan burung serba putih. Kedatangannya menggegerkan seisi
negeri, termasuk permaisuri berkenan melihat patih melalui sebuah
tangga. Atas takdir Allah permaisuri teijatuh dari tanga hingga tak
sadarkan dirinya.
Melihat kejadian itu baginda sangat murka, menganggap Patih
Arya Banjar membawa bencana dan memerintahkan patihnya yang
lain, patih Waringin dan patih Mumbul agar menangkapnya. Pepe-
rangan segera berkobar sampai disambut malam. Berita peperangan
ini segera disamapikan oleh baginda ke seluruh wilayah kerajaan
melaiui surat yang diantar para utusan.

3. PUHDURMA

Keesokan harinya tong-tong, berbente dan gong berbunyi ber-


sahut-sahutan tnenandakan perang dimulai lagi. Perang bersusuh se
gera terjadi. Patih Waringin gugur melawan Arya Banjar serta Patih
Mumbul kena tangannya dan perang pun terus berlangsung hingga
malam tiba. Beberapa demung dan aptih Selaparang berguguran di
medan perang.

4. PUHDANG-DANG
Malam hari raja Selaparang bermusyawarah dengan semua patih
dan semua pembesar kerajaan, membicarakan tentang perang siang
tadi. Patih mengusulkan agar meminta bantuan ke Banjarmasin yang
segera disetujui baginda.

Setelah tiga bulan dalam pelayaran utusan Selaparang sampai di


Banjarmasin. Kedatangan mereka diterima raja Banjarmasin dengan
segala senang hati. Selama setengah bulan di sana para utusan ber-
senang-senang. Permohonan mereka dikabulkan baginda dengan
mengirim Patih Pile dan Patih Laga (panglima perang). Sementara itu
bala bantuan dari Banuwa, Bayan, Kentawang, Tempit, Pejanggik
dan Barenga tiba pula di Selaparang.

5. PUHPANGKUR
Perang berlangsung setiap hari, tentara Parigi selalu unggul. Se
laparang mengalami kekalahan dalam setiap pertempuran.

6. PUHASMARAN
Setelah setengah bulan pelayaran kedua patih Banjarmasin tiba
di Labuhan Carik. Dua hari di sana, pelayaran diteruskan ke Labuhan
Lombok. Kedatangannya disambut dengan upacara kebesaran dan
dijamu dengan berbagai makanan dan minuman.
7. PUH SERINATA
Dengan menunggang kuda patih diiring menuju istana di Sela-
parang dan diterima di Balairungsari.

8. PUHNANDANG DURMA
Keesokan harinya Patih Pilo dan Patih Laga dengan disertai
bala tentara berangkat men^empur Parigi. Pertempuran seru segera
berkecamuk. Rakyat Parigi berguguran,sisanya melarikan diri.

9. PUHKUMAMBANG
Sftmalam-malaman rakyat Parigi sibuk menguburkan temannya
yang gugur. Hatinya sendu dan sebagian pindah ke desa lain. Arya
Banjar bermusyawarah dengan sisa rakyatnya yang tinggal 20 orang
lagi.

10. PUHPANGKUR

Setelah siang perang terjadi lagi. Desa Parigi diserbu Selaparang.


Dalam pertempuran Arya Banjar lemah lunglai dipengaruhi kesak-
tian keris Banjar. Sang Patih melarikan diri, Dewa Parigipun takluk,
dan seluruh rakyatnya ditawan dibawa ke Selaparang. Seisi negeri
bergembia ria menikmati kemenangan yang diperolehnya.

11. PUHDANG-DANG
Patih Arya Banjar melarikan diri ke Barenga dan berlindung
pada kakek Petawisan. Istrinya, Lala Candra dengan disertai 2 orang
wanita dan 2 orang laki-laki melarikan diri ke Bayan. Kemudian ber
lindung pada pamannya bemama Raden Wiranata yang tinggal di
desa Anyar.

12. PUHSERINATA
Di pihak lain, prabu Kerthabumi dihadapan kedua tamunya,
menanyakan adipati, menteri, punggawa, demung,dan lurah kemana
larinya Arya Banjar. Sang Patih menyembah tidak tahu. Semen-
tara itu, patih Laga memohon diri hendak kembali ke Banjarmasin,
sedangkan Patih Pilo tetap tinggal untuk mengejar Arya Banjar. Raja
6

Selaparang memberikan 20 orang tawanan, masing-masing 10 orang


laki-laki dan 10 orang wanita kepada Patih Laga untuk dipersembah-
kan kepada Prabu Banjarmasin. Patih Laga diantar ke Labuhan Lom-
bok.

13. PUHPANGKUR

Patih Pile mohon diri hendak mencari Arya Banjar ke Barenga.


Keberangkatannya diiringi bala tentara dan orang yang membawa
perlengkapan dan perbekalan. Mendengar kedatangan Patih Pilo
tersebut, Arya Banjar melarikan diri ke Selatan dan bertemu dengan
dukuh Tampingan Pena yang tinggal di susun Pengsing. Dukuh ter
sebut menasihati agar Arya Banjar menghambakan diri kepada Meraja
Kusuma,raja Pejanggik.

14. PUHKUMAMBANG
Arya Banjar mengisahkan nasibnya kepada prabu Pejanggik
yang menyebabkan baginda sangat kasihan kepadanya.

15. PUH ASMARANDANA


Kakek Petawisan dirundung sedih, dia kehilangan Raya Banjar.
Lurah Barenga menuduhnya kerjasama dengan sang Arya lalu diikat
dari akan dibunuh,tetapi, Patih Pilo mencegah.

16. PUHSERINTA
Mata-mata pun dilepas, menyebar ke setiap negeri. Mereka me-
nyamar dengan berbagai cara. Terbetiklah berita bahwa Arya Sudar-
sana berlindung di Pejanggik. Patih Pilo segera menyusulnya dan
memohonnya kepada baginda. Namun baginda menolaknya meski-
pun sang patih mengingatkan baginda sebagaimana bahayanya meme-
lihara Arya Sudarsana. Baginda menjawab tidak mengapa. Maka, se-
bagai gantinya raja Pejanggik mengirim persembahan 10 orang gadis
dan 12 ekor kuda kepada raja Selaparang.

17. PUHASMARAN
Patih Pilo kembali ke Selaparang melalui Paroa dan Pengadang-
an dengan membawa persembahan berupa gadis dan kuda. Kepada
raja Selaparang dikemukakan bahwa Arya Banjar dipertahankan
oleh raja Pejanggik dan segala akibat akan ditanggungnya sendiri.
Jika kelak dia berbuat sesuatu, rakyat Pejanggik sendiri sanggup
mengatasinya. Dan, dijawab oleh raja Selaparang: "Gila adik di
Pejanggik, tidak dapat membedakan bahaya dan main. Aku dibujuk-
nya dengan wanita segala, kuda dan makanan. Dianggapnya saya
masih aak-anak dibukuk dengan persembahan".

18. PUHDANG-DANGGENDIS
Pada malam hari para ratu bersuka ria, dihibur dengan tontonan
gandrung, wayang,gojet, dan tandak semalam suntuk. Seluruh rakyat
Selaparang bergembira ria, duka nestapa lenyap berganti suka.
Di Negeri Pejanggik Prabu Dewakusuma sangat menyayangi
Sudarsana, siang malam selalu bersama. Nama Sudarsana diganti
dengan Banjar Getas (asal kata bahasa Sasak: getas = sudah ditakluk-
kan; banjar = rakyatnya sedikit). Kebijaksanaan raja yang demikian
itu menimbulkan kekesalan dan iri hati di kalangan para patih,
rangga, dan para demung. Hubungan antara mereka dengan raja se-
makin renggang.

19. PUHSINOMAN

Rangga Tapon empat bulan sudah lamanya tidak datang meng-


hadap baginda. Baginda menyuratinya dan beliau membalas surat
serta mengatakan bahwa dia tidak suka menghadap lagi. Raja diang-
gap tidak teguh memegang janji, mengangkat orang lain dan menjauh-
kan pembesar negeri. Oleh karena itu, baginda mengumpulkan se-
kalian pembesar istana dan prajurit serta diperintahkannya agm*
menggempur Tapon.

20. PUHPANGKUR
Para prajurit dibawah pimpinan Banjar Getas berangkat meng
gempur Rangga Tapon. Rangga Tapon dalam perang tanding menye-
rah kepada Banjat Getas, dan sebagai bukti ia akan menyerahkan
putrinya bernama Lala Juntikepada raja.
21, PUH ASMARAN

Sepanjang malam Rangga Tapon, istri, putrinya, dan kerabat-


nya berunding mengeiiai menyerahkan putri kepada baginda. Kebi-
jaksanaan Rangga yang demikian sangat menggembirakan rakyatnya.
Untuk itu, agar sang putri pasti diperistri baginda, maka dicarilah
guna-guna bemama Sirontok kepada seorang Demung dan Pena.
Sebab, kalau tidak diterima sebagai permaisuri, ipar atau menantu
banginda pastilah akan marah dan hal itu selalu berakibat perang.
Setelah mengucapkan istigfar, Demung mengambil obat dan melihat
alamat buruk yang akan membawa bencana bagi negeri. Namun,
karena sudah kehendak Allah, obat itu diberinya juga.

22. PUH SINOMAN


Baginda menerima laporan tentang penyerahan Rangga Tapon
dan baginda berkenan akan datang sendiri ke Tapon. Kedatangan
baginda diterima secara adat kebesaran, dan baginda berangkul-rang-
kulandengan Rangga Tapon disertai deraian air mata keharuan. Ba
ginda dipersilakan duduk di bencingah sambil menyaksikan ber-
bagaijenis kesenian. Berhadapan dengan bencingah terdapat pang-
gung tempat Dewi Junti duduk menonton didampingi Lala Diwati,
anak seorang lurah pengiring sang putri dan keduanya sama rupawan.
Baginda menyangka Lala Diwati itulah putri sang Rangga, dan atas
takdir Allah, Dewi Junti kurang jelas terlihat tertutup selendang.
Ketika malam tiba, Dewi Junti masuk diiring para pengasuh. T^la
Diwati tinggal sendirian di atas panggongan asyik menonton. Semen-
tara itu, berbagai makanan disuguhkan dan tak ayal sekalian suguhan
dimakan Diwati dengan lahapnya.
Pandangan para kerabat raja (sentana) tertuju kepadanya dan
berbisik bahwa wanita serakus itu tidak pantas menjadi permaisuri
baginda. Bisikan itu terdengar oleh baginda dan memutuskan agar
Banjar Getas saja yang menikah dengan Dewi Junti.
Cerita beralih kepada seorang yang bemama Datu Banuwa
mempunyai seorang putri cantik jelita bemama Dewi Kendran. Raja
bermaksud hendak mempersembahkan putri itu kepada raja Pejang-
gik untuk meiyadi permaisurinya. Raja Pejanggik menerima maksud
datu Banuwa itu dan beijanji akan datang menjemputnya.
Pada waktu bulan pumama, raja Pejanggik bersurat kepada
Rangga Tapon agar menikahkan Lala Junti dengan Banjar Getas.
Menerima surat itu, Rangga Tapon sedih bukan buatan. Namun,
karena kehendak Allah, semuanya diterimanya dan dilangsungkalah
pernikahan secara besar-besaran selama setengah bulan.

23. PUH DANG-DANG GULA


Setengah bulan sudah lamanya raja Banuwa menanti utusan dari
Pejanggik, tetapi tidak juga kunjung tiba. Dewi Kendran tidak tahan
menanggung rindu dan menghim urat pada baginda. Bila raja tidak
jadi mengawininya dia pamit hendak ke pulau Bali mencari jodoh
atau bila nasib buruk merundungnya mungkin tenggelam ditelan
gelombang. Menerima surat yang demikian bunyinya, baginda pun
segera mengumpulkan para patih, demung, dan sentana serta sekalian
rakyatnya memutuskan hendak menjemput dewi Kendran keesokan
harinya. Pernikahan baginda dirayakan besar-besaran. Seluruh keper-
luan dipersembahkan oleh sekalian rakyat dan para sahabat serta
sekalian kerabat sesuai yang bermukim di bumi Sasak.

24. PUH ASMARANDANA


Tersebutlah cerita raja Kentawang mempunyai seorang putri
cantik jelita bernama Nila Emas. la tidak mempunyai misan yang
akan menjadi jodoh putrinya. Banyak putra bangsawan yang mela-
mar, tetapi tak seorang pun yang diterimanya. Bahkan, ia berkirim
surat kepada raja Pejanggik bermaksud hendak mengabdi di istana.

25. PUH EMAS MANIS


Siang malam tak putusnya Dewi Nila Emas memuja Allah.
Sampai akhimya dalam tidurnya ia bermimpi disambar burung.
Keesokan harinya dia meminta kepada para sentana agar memper-
siapkan rakyat yang akan mengantar ke Pejanggik".

26. PUHSmOMAN

Sang putri diantar ke Pejanggik dengan upacara kebesaran. Ke-


datangannya di istana disambut dengan gembira oleh para putri
10

istana. Banjar Getas dan istrinya juga datang menghadap. Kemudian


bersama baginda menyaksikan tontonan legong. Seluruh rakyat
bergembira ria.

27. PUH KASMARAN

Dewi Nila Emas tak putus-putusnya memohon kepada Allah,


la kurang tidur dan kurang makan. Akhirnya, doanya terkabul dan
ia diperistri baginda. Sang Dewi dinikahkan pada hari Wage bulan
kesebelas tahun 1622 Saka.

28. PUHSmOMAN
Tersebutlah berita bahwa Rangga Tapon sakit. Banjar Getas
dan istrinya dipersilakan pulang. Baginda pun berkenan menjenguk
mertuanya Data Banua dan Datu Kentawang. Dari Lala Junti putri
Kendran dan putri Nila Emas mendapat kiriman masing-masing
sepersalinan pakaian yang indah. Sementara itu, datang dua orang
utusan dari Kelungkung membawa surat undangan untuk menghadiri
upacara pembakaran jenasah saudara raja Kelungkung.

29. PUH DANG-DANG


Raja memanggil para sentana dan patih, dan memitahkannya
untuk berangkat ke Kelungkung mewakih baginda. Utusan berangkat
dipimpin oleh Banjar Getas. Mereka terdiri atas 70 orang muda-mudi
dan 60 orang tua laki-perempuan dengan membawa beras, kambing
dan buah-buahan. Mereka bertolak dengan perahu melalui Ampenan.

30. PUH ASMARAN

Rombongan telah tiba di Kelungkung. Para muda-mudi terhe-


ran-heran melihat keindahan kota. Sementara itu, raja Pejanggik
menjenguk Rangga Tapon yang sedang sakit keras. Di dekatnya
duduk orang yang zikir dan membaca al Quran, dan tengah malam
beliau pun wafat. Sang Ran^a dit|^;s^i]^l^ ^ipadak|n sela-
matan sampai hari ke sembileto. pygAT PEMBliAA^
i PEfSGEMBASB AH
UAPARTEtiaii
tC£BUBA7AAa
11

31. PUH MASAYU


Sebulan lamanya adipati dan Banjar Getas di Bali. Selesai sela-
raatan belaiu pun pulang. Sesampainya di Ampenan beliau pun men-
dapat berita bahwa Rangga Tapon telah mangkat.
32. PUHSEIUNATA
Selesai pelebonMi Rang^ Tapon, baginda pun kembali ke Pe-
janggik. Di Kentawang dan di ^nuwa diadakan pesta raya balasan,
demikian juga di Pejanggik. Dewi Junti beranak laki-laki demikian
pula ketiga istri raja masingmasii^ dikaruniai seorang anak. Banjar
Getas lama tidak datang men^dap, maka dikirimlah utusan ke Ta
pon. Dewi Junti memberi b«ita babwa telah 15 hm Banjar Getas
tidak pulang. Konon, ia pergi ke Bayan menjenguk istrinya yang
pertama.
Ketika berita itu disamapikan kepada baginda dan terdengar
juga oleh ketiga putri dan mereka sangat marah. Lalu, ketigahya me-
ngirim surat kepada Dewi Junti agar datang ke Pejanggik bersama
anaknya.

33. PUHDANG-DANG
Setelah dua bulan lamanya Dewi Junti di Pejanggik datanglah
Banjar Getas dan mempersembahkan kepada baginda tentang ikhwal-
nya yang lama tidak menghadap. Baginda memahaminya dan meni-
tahkannya membawa istrinya kenmali ke Tapon. Sampai di Tapon
diceritakan istrinya bagaimana baiknya istritistri baginda padanya.
Banjar Getas mendengar dan minta izin kepada istrinya untuk kem
bali lagi ke Bayan, ke istrinya yang pertama. Mendengar itu Dewi
Junti sangat marah dan mengusnr Banjar Getas. Dengan hati gemas
Banjar Getas pergi menuju hutan Mamelak, menemui seorang sahabat
karibnya.

34. PiJHASMARAN
Arya Banjar Getas menceritakan kesedihannya pada sahabat-
nya dan mereka bersedia sehidup-semati. Dewi Junti yang kehilang-
an suaminya minta diantarkan ke Pejanggik dan mempersembahkan
ikhwalnya yang telah berselisih dengan suaminya. Banjar Getas sen-
12

diri daii Mamelak berangkat ke Ampenan hendak ke Bayan, tetapi


perahu hanya bersedia mengantar sampai ke Bali.

35. PUHSINOMAN
Di Karan^sem, Bali, Banjar Getas menjumpai seorang sahabat-
nya bernama I Gusti Bagus Alit. la menceritakan dirinya ketika kalah
aTTw
^ng^ ^tas persetujuan
S^ti, raja Karangasem diputuskan Pejanggik Anak
harus diserang
itu t^diri dari 800 orang pr^urit dengan menggunak^
25 perahu lengkap dengan senjata tombak dan bedil. Mendengar
benta penyerangan itu raja Pejanggik sangat terketjut serta segera
menyuruh patih agar mengerahkan rakyat.

36. PUHPANGKUR
tentara Karangasem menyerbu dan beimarkas di Mame
lak. Pertempuran segera teijadi di Batunyala. Setiap h'ari rakyat Pe-
jan^ selalu terdesak. Mereka kalah persenjataan, dan hanya bersen-
jat^an tombak. Raja Pejanggik sangat menyesalkan betapa Banjar
Getas tidak membalas budi bahkan telah mendatangkan musuh.
37. PUHDURMAPERANG
r. dan PatihPejang
^tas Kusuma patih Wiranegara
Manca berperang melawan
Negara berperang dengan Banjar
Gusti
Aht. Bala bantuan dari Tempit tiba dan Demung Tempit mengamuk
sehmgga dan pihak Bali banyak yang gugur hingga disambut matahari
terbenam, Gusti Ngurah Kaba kembaU ke BaU mencari senjata.
« 38. PUH DANG-DANG
Setelah sehari semalam samapilah ia di Sungaraja, lalu menerus-
kan peijalanan ke Kwangasem dan raja memberikan senjata dan per-
bekalan. Semantara itu, di Pejanggik rakyatnya bersuka ria, mereka
menyangka orang-orang Bali sudah kalah dan kembali ke Karang
asem. Oleh karena itu, setelah Pejan^ diserang kembaU, mereka
kacau b^u karena tidak ada persiapan. Berita segera disampaikan
Pem,dS Baienga. Rungkang,
13

39. PUHPANGKURAN
Perang seru teijadi wanita-^anita Pejan^ik mengamuk
melebihi pria, mereka sakti, perkasa, dan menal^bkan musuh. Pe
rang berlangsung sampai nuita haii ten^elam. Raja Pejanggik mohon
bantuan ke Selaparang, tetapi ditolak. Sejak Pejanggik melindungi
Banjar Getas, raja Selaparang tidak man bersaudara lagi dengan Pe
janggik. Sedangkan di pihak musuh bala bantuan dan perlengkapan
serta perbekalan kini tel^ tiba.

40. PUH MAS SEDIH


Utusan yang ke Selaparang kembali tanpa hasil. Raja Pcjan^ik
menyadari kekelffuanny® jfju^telab tneliiidungj Baryar Getas.
41. FUH^MORfAN
Dalam pertempuran selanjutnya tidak sedikit orang Bali dan
Sasak yang gugur. Rakyat Pejanggik kalah senjata, mereka berpkahg
hanya dengan tombak dan tidak memiliki senapan. Namun, merek^
tetap dapat mendesak mundur prajurit Bali.

42. PUHASMARAN

Pasukan musuh kembali mengutus Gusti Made Alit ke Karang-


asem meminta senjata dan perbekalan. Sementara mereka tidak
datang menyerang lagi. Rakyat Pejanggik menyangka bahwa orang-
orang Bali sudah kalah. Mereka bubar dan pulang ke desa masing-
masing. Kota Pejanggik segera menjadi sunyi tanpa pengawal. Raja-
nya kurang waspada, padahal rakyatnya baik pria maupun wanita
sangat gagah berani.

43. PUHPANGKURAN
Setelah perlengkapan tiba, kembali pasukan karangasem menye
rang Pejanggik yang dalam keadaan tidak terjaga. Namun, rakyat
yang ada bertekad mati sabil. Laki-perempuan berguguran di medan
perang, termasuk di antaranya Patih Kusuma Wiranegara dan
Mancanegara. Sisa prajurit mundur ke Mujur.
14

44. PUHDANG-DANG
Berita kekalahan Pejanggik dilaporkan kepada raja yang me-
ngungsi di Parowa. Mendengar berita itu, Prabu Penganton memutus-
kan menyeberang ke Taliwang(Sumbawa).
Baiyar Getas menyelidiki kemungkinan kemampuan perlawanan
Pejanggik, ia tiba di Tapon dan bertemu dengjm lurab.

45. PUH MAS


Laki—perempuan orang Tapondatang ^E^bil mebangis. Istrinya
juga keiuar bersama anaknya, Banjar Getas menyambut anaknya
sambil menapgis. Lurah memberitahunya bahwa Pejanggik sudah
dikosongkan dan rajp sendiri kemuit^^nan ke Selaparang.

46. PUH SERINATA


Bapjar Getas memerintahkan lurah Tapon untuk menyelidiki
kemapa raja Pejanggik mengungsi. Diceritakan bahwa raja Selaparang
sakit hanya sehari semalam kemudian mangkat. Pemakamannya di-
hadiri oleh seluruh bupati dan pun^wa kecuali raja Pejanggik.

47. PUHDURMA
Berita kemenangan atas Pejanggik disampaikan kepada raja
Km^ngasem. Raja Selaparang bersiap siaga menjaga kemungkinan
tibanya serangan Bali.

48. PUHASMARANDANA
Banjar Getas melaporkan kepada Anak Agung bahwa prabu
Pejanggik dan rakyatnya sudah bubar mengungsi ke Sumbawa.
Anak Agung pun pindah ke Mamelak dan membuat pesanggrahan
di Lingsar. Selanjutnya merencanakan penyerbuan ke Selaparang
setelah seipata dan perbeksdan datang dari Bali.

49. PUHSINOMAN
Selaparang diserbu, perang hebat tak terelakkan lagi.
15

50. PUHPANGKUR
Kedua belah pihak menderita korban besar. Orang Bali mundur
ke Lingsar dan meminta senjata lagi ke Bali.

51. PUH DANG-DANG


Orang-orang Bali bergerak dari lingsar ke Barat dan mendiri-
kan kota yang setelah selesai diberi nama Mataram. Utusan ke Bali
sibuk mencari bantuan senjata kepada Mengwi dan Tabanan. Rakyat
Selaparang sibuk membuat petak di Ketangga. Orang-orang Bali di
Mataram sibuk pula mengeijakan ladang dan kebun buah-buahan.

52. PUHASMARAN

Sementara itu, Arya Sudarsana pergi ke Tapon dan ia mendapat


laporan bahwa Negeri Pejanggik sudah kosong. Ia pergi meninjau ke
sana dan sekalian datu dan pun^awa dari berbagai desa dikumpulkan
Arya Sudarsana berpesan kepada mereka agar membimbing rakyat
masing-masing mengolah sawah dan ladangnya.
Dikabarkan pula bahwa raja Karangasem berniat membangun
puri di padang Sweta. Tiga bulan lamanya kraton itu selesai dibangun
dan diberi nama Karangasem. Anak Agung Kaba ditetapkan sebagai
penguasa di Mataram.Tinggallah Selaparang yang belum takluk.

53. PUHPANGKURAN
Diceritakan bahwa semua orang Bali berkumpul di Karang
asem dibantu rakyat Tapon berangkat menggempur Selaparang.
Sepanjang hari sampai matahari terbenam Selaparang dihujani pe-
luru. Setelah malam orang-orang Bali mundur ke pesanggrahan-
nya. Semuanya minum bersuka ria bermabuk-mabukkan. Ketika
mereka tertidur lelap rakyat Selaparang masuk mencuri-curi senjata
mereka. Keesokan harinya mereka diserbu dan lari mundur ke Ka
rangasem.

54. PUHSERINATA
Pimpinan pasukan Bali melaporkan kepada raja tentang kekalah-
annya, sebab senjata dicuri musuh. Raja memerintahkan mencuri
16

senjata itu lagi dan setahun kemiidian Selaparang digempur. Raja


Selaparang sendiri sudah kematian maling sakti, tidak ada lagi yang
ditugaskan mencuri senjata. Musuh pun tiba di Belimbing.

55. PUHPANGKUR
Pertempuran segera terjadi. Orang-orang Selaparang segera me-
ngamuk ti§da tertahan. Antara pelor dan mesiu mereka menyerbu.
Banyak orang-orang Bali yang tewas dan luka-luka. Orang-orang
Bali kembaU ke Karangasem, melapor dan mencari senjata.

56. PUH DANG-DANG


Adipati Selaparang raemerintahkan menutup semua jalan-jalan
yang mungkin dilalui musuh. Musim tanam telah tiba dan untuk se-
mentara Karangasem menghentikan penyerangan. Rakyatnya disuruh
bertanam dan demikian pula rakyat Selaparang yang menyangka
perang sudah tiada mereka mulai giat bertanam. Seluruh rakyat
berkecukupan sandang dan pangan. Namun, lain halnya dengan
daerah-daerah Tempit, Kentawang, Pujut, Tapon, dan Banuwa
sudah takluk kepada Karangasem.

57. PUHDURMA YUDA


Setelah orang Bali cukup senjata dan perlengkapannya, mereka
kembali menyerang Selaparang, tetapi tertahan di Kali Balimbing.
Mereka tidak dapat maju, semua jalan sudah ditutup. Oleh karena
itu, pasukan yang dibawah pimpinan Arya Sudarsana dan Anak
Agung Ngurah mengambil jalan lain dan menaklukkan desa-desa
Memben dan Apitaik.

58. PUH SERINATA


Selaparang pun segera mengerahkan rakyatnya. Kedua pasukan
bertemu di Prenggasela. Perang dahsyat pun tidak dapat dielakkan
lagi, dari kedua belah pihak banyak yang gugur. Perang berlangsung
setiap hari hanya malam yang memisahkan mereka. Bala bantuan
dari Bayan tiba dipimpin oleh raja sendiri, dan mereka sakti-sakti.
Setelah perang sehari penuh, kedua belah pihak beristirahat di markas
17

masing-masing. Ketika itulah Datu Bayjan memerintahkan pasu-


kan wanita menyerang orang Bali yang sedang tidur nyenyak di ke-
mahnya. Ketigapuluh prajurit wanita membaca ajinya maka datang-
lah beratus-ratus menjangan menyerbu dan menanduk prajurit-Bali
yang sedang tidur nyenyak di kemahnya. Seluruh prajurit sangat ter-
kejut dan bangkit menombak menjangan tetapi yang kena temannya
sendiri. Pasukan yang gugur tidak terbilang banyaknya, sisanya me-
lariknan diri tanpa tujuan. Sungguh ajaib setelah selesai tak seekor
pun menjangan yang mati dan hilang tanpa bekas, kecuali mayat
bergelimpangan.

59. PUH SERINATA


Orang-orang Bali yang masih hidup dibawah pimpinan Anak
Agung Kaba dan Sudarsana mundur kembali ke Karangasem. Mereka
disusul oleh Patih Ranggabaya tetapi tidak terkejar. Kemenangan
dilaporkan kepada raja Selaparang. Namun, Patih Ranggabaya mo-
hon agar prajurit tetap disiagakan terns karena musuh pasti sewaktu-
waktu akan datang menyerang dan untuk kesiagaan ditugaskan
mata-mata.

60. PUH ASMARAN


Gusti Kaba dan Sudarsana yang melaporkan kekalahannya se-
lanjutnya diperintah rajanya agar meminta bantua prajurit dan sen-
jata ke pulau Bali. Lima bulan kemudian bala bantuan itu pun tiba
dan Karangasem bersiap siaga menggempur Selaparang.

61. PUHPANGKUR

Prajurit Bali mengepung Selaparang, mereka beijumlah banyak


dan lengkap dengan senapan. Pertempuran berlangsung sepanjang
hari. Prajurit Selaparang kekurangan senapan, tetapi dengan tekad
keberanian mereka mengamuk sampai hari menjelang malam. Sema-
lam-malaman Raja Selaparang bermusyawarah dan memutuskan
untuk menyerah dengan mengibarkan bendera putih.
IS

62. PUHDANG-DANG
Berita kemenangan ini disampaikan oleh utusan kepada raja
Karangasem. Kemudian, menyusul raja Selaparang bersama I Gusti
Kabakaba dan Sudarsana datang menghadap dan disambut dengan
upacara kebesaran. Ketika hendak kembali, Raja Selaparang diberi
keris dan pakaian, demikian puia para patih dan punggawa. Pemerin-
tahan kerajaan Selaparang tetap dipegang raja yang lama dengan
status merdeka hanya diminta setelah cukup tiga tahun supaya Sela
parang menyerahkan upeti kepada Karangasem. Demikianlah raja
Selaparang beserta sekalian pengiringnya kembali ke Selaparang.
19

1. PUH ASMARANDMm

Hamba senantiasa memuji, 1. Hingsun hajimitia mufi, ane-


menyebut asma Allah, yang but namaning Allah, hang
maha pemurah la& penga- murah king duniya reke,
sih, yang mengasihi di akhi- kang hasih ing kakherat,
rat, yang tidak henti-henti- kang sinembah datan pe-
nya disembah, baik siang gat, dukring siang kelaga,
maupun malam, semuanya ning dalu, samiya muji king
wajib memuji Tuhan. Pangeran.

2. PUH SERINATA

Ada satu cerita tertulis, ce- 1. Wonten cerita sinurat, ceri


rita tentang raja yang ber- ta nira Sangaji, king nega-
ada di negeri Selaparang, reng Selaparang, bisekan nir
ia dinobatkan sebagai Sri- ra Serinarapati, Sang Prabu
narapati. Sang Prabu Kartabumi, Kartajagat dar-
Kartabumi, dengan anaknya be sunu, ratu Hagung bala
Kartajagat, Ratu Agung nata, ring pulo Lombok
Punggawa raja, berada di Nyakrawati, mudra guna
Pulau Lombok Nyakrawati, Serimudana Serinalendra.
mudra guna Serimudana
Serinalendra.

Demikianlah diceritakan Wadiyane pan mangkana,


bintang yang dikasihi Sri- lintang hasih king Sribupati,
bupati, tidak pernah sakit tan nana keseling manah,
di hati, sangat bakti ke- astiti bakti ring Sangaji,
pada raja, bersama perdana miwah Ian sentana mentri,
mentri, sangat menghormati samiya lenggawa king ratu
rajanya, hingga seluruh Pu nepun, mider ring rat Pulo
lau Sasak semua menghatur- Sasak, samiya haturkan bu-
kan sembah bakti, kepada lu bekti, ring Selaparang ra
raja di negeri Selaparang. tu nyakra buwana.
20

3. Memang sudah takdir Tu- 3. Pan wustilah sang yang suk-


han, kepada Srin^apati ma, maring sera Serinarapati
yang sudah lama menerima pan wus lama nampi leng-
upeti,' tetapi dibalas de- gawa, mangkin winales de-
ngan kesedihan ada seorang ning sedih, hana pepatihnya
patih. Sang Arya Sudarsana satunggil. Sang Arya
namanya, di dewa Parigi Sudarsana wastanepun, king
asalnya, dan mempunyai se- desa Parigi kutanya, rewang-
ratus orang pasukan laki- ira amung seratus lelaki,
laki, tepatnya selatan sebe- genahe kidul, kulon Nagari
lah barat negeri Selaparang. Selaparang.

4. Desa kecil asal tempat sang 4. Desa alit tepunika, sang


patih mendapat julukan Arya jefuluk niki, Ariya
sang Axya, Ariya Banjar itu Banjar tepunika, dados pe-
menjadi patih yang kelima patih kelima teki, rnangkin
sekarangmenghaturkan bulu hatur bulu bekti, tumedak
bekti, berkunjung kepada ring sang Prabu, kiniringan
Sang Prabu, diiring bala wadya nira, kawan dasa
tenlmra empat puluh orang wong lelaki, penganggene
laki-laki, berpakaian serba sarwa petak punika.
putih.

5. Upeti yang dibawa berupa 5. Hanggawa paksi sarwa petak,


burung serba putih, di hari king dina senen puniki, du-
Senin ketika bulan pumama kala ulan pumama, serauhe
datang berkunjung ke negeri/ sejeroning negari, geger ge-
kota ramai gemuruh seluruh mumh wadya sami, ageng-
pasukan, besar kecil suami ageng alit istri kakung, sa-
istri, bersama-sama menon- miya nonton wong perapto,
ton tamu datang, ada yang hana matur maring Narpati,
mekpor kepada Sri setingkahane Ariya Banjar
Narapati, tentang kedatang- mangkin perapto.
an Ariya Banjar.

6. Geger gemuruh di dalam 6. Geger gemuruh sejeroning


prira, para putri juga in^ pura, putri hayun hanilik.
21

melihat, menonton para ta- nonton tetami sakmg desa


mu dari desa lain berpakai- Han, penganggone smm pe-
an serba putih indah, Istri tak hadi, kewangsitm rtdfi
raja ingin menonton ari sangaj'i, ayun nonton saking
atas, segera naik inangnya, luhur, nulih nengken inya
dengan membawa tangga nira, hanggawa tatangga has-
indah, kemudian sang putri rih, nuttya mun^ah sang
naik ke tangga itu. putri ring tetangga purdka,

7. Dengan kehendak Tuhan, 7. Saking titah Sang Hyang


setelah sampai di atas, sang Sukma, serauh king hihur,
putri yang cantik, jumpalik sang suputri, jumpalik pu-
dari tangga, kemudian ja- nang tetangga, nulih runtuh
tuh. Sang Dewi,jatuh ke lu- sang sudewi, tibane hing jar
ar, seluruh prajurit bingung, wi, geger gemuruh wadiya-
baik yang di luar maupun nipun hing jero kelawan
yang di dalam, laki-perem- ning jaba, wadon lanang sa-
puan menangis, para pembe- mi nangis, para santana
sar yang berada di luar hing jaba handukung sang
mendukung sang Ratna. Ratna.

Sang Dewi diusung ke pura 8. Ginongsongan maring pura,


ia tak bergerak, sementara sang sudewi lara tan sipi,
itu, Sri Paduka hatinya sedih kewamaha Serinalendra, ka-
tak terkira, marah kepada kuh tiyase tan sinipi, kero-
tamu yang datang. Sang da maring tetami perapti,
Prabu berdiam dekat de- gansul sabdane sang prabu,
ngannya, menabuh gong ce- hanengken ceraka nira, ha-
pat, kemudian berdatangan nabuh tengeran hagelis, hu-
bala tentara negara. liya perapta balane sinegara.

9. Para patih Waringin segera Pepatih Waringin nuluh pe


datang bersama dengan pa rapta, sareng lawan patih
tih Mumbul mendekat ke mumumbul teki, humarek
hadapan Raja, sang Prabu narpa ning Nalendra, Sang
bersabda perlahan, "Hai ka- Prabu nabda haris, lah sira
mu yayi patih, usirlah orang yayi patih, amuk hena wong
itUj Ariya Banjar tangkap. puniku, Ariya Banjar cekel
22

bintang buruk perjalanan- hem, lintang da lakune


nya, peijalaiiannya mem- niki, gawe laku dadi lara
buat istri orang menjadi abining wong.
sakit.

10. Raja dan patih segera meng- 10. Raja patih nulya kangatag,
ukuT kekuatan, para pembe- para sentam Ian prajurit,
sar dan prajurit, menge- hangepung wong kang pe-
pung orang yang datang, rapta Ariya Banjar nilih si-
Ariya Banjar segera me- sirih, sareng Ian rewangira
nyingkir, bersama dengan sami, sejeroning kuta rame
kawannya, di dalam kota hacucu, perang mundur ha-
ramai saling tikam, perang neng jaba, sayan akeh wadi-
mundur ke luar kota, sema- ya perapti, nuliya sapuh
kin banyak prajurit yang da kasurupan pumng suriya.
tang, lalu murka dan kesu-
rupan sampai mata hari ter-
benam.

11. Ariya Banjar lalu pulang, 11. Arfya Banjar nulya wasula,
pulang ke desa Parigi, se- mulih maring desa Parigi,
sampai di sana ia berbi- serauhe gunem sira, lawan
cara, dengan kawan-kawan- rewangira sami, sedalu-dahi
nya, semalam-malaman me- hameger sami, dados alingan
reka hanya berunding. Raja hacucu, kewamahe ringSela-
patih Waringin menugasi patarig, sedalu-dalu gumen
utusan. teki, raja patih Waringin
nuduh utusan.

12. Para utusan membawa su- 12. Para utusan bakta layang,
rat. Sembalun dan Negeri aneng Sembalun Ian Bayan
Bayan, dan ada juga yang Nageri, am ngulon aneng
menuju ke barat ke Parwa, Parwa, aneng Langko Bam-
menuju ke Langko Pejang- wa Pejanggik, Mambalan ku
gik, Mambalan Kuripan Ke- ripan Kediri M&iayeng Ken
diri Medayeng, Kentawang tawang Ian Pujut, para sami-
> dan Pujut mereka semua ya katuran layang, para ting
menghatorkan surat, mem- kdumeam perang mangkin.
23

beritahukan tentang perang desa Parigi handaga ring


kemarin, pembesar desa Pa- Selaparang.
rigi di Selaparang.

3. PUH DURMA

1. Diceritakan di suatu pagi 1. Kewarnaha duk hinjing mu-


terdengar bunyi tanda, be- niya tengeran, bebente Ian
bunyian gong mengikuti, gong btri, cirine wong hayu-
pertanda ada perang, terse- da, kewamaha Ariya Banjar,
but Ariya Bajar, dan bebe- Ian sakeh wadiya niki, ngan-
rapa bala tentara, sampai tos sajeroning petak, ma-
dalam peperangan berteriak, pan mengsah lintang akeh
mencari tempat musuh da- perapti.
tang lebih banyak.

2. Desa Parigi sudah dikepung, 2. Kinepiingan desa Parigi pu-


Ariya Banjar segera keluar, nika, Ariya Banjar nulih mi-
diiringi oleh para pembesar, jil, kiniring dining sentana,
sebab sudah ingin bertemu apan wus hayun<iyunan, ke-
lawannya para patih Wari- temu lawan pepatih Wari
ngin, mereka semua mema- ngin, pdrasamu ngangge
kai tombak, Ariya Banjar tumbuk, Ariya Banjar nab-
berkata perlahan. daharis.

3. Kelakuanmu saudara Patih 3. Lakiya patih kadiang ngapa


mengapa kamu mengha- sira hangepang, hingsun da-
dang. Saya tidak salah, tan sisip, Patih Waringin
Patih Waringin menjawab, naura, ingsun kenongkon di-
Saya diperintah sang raja, ra sang Nata, mapan siro
keadaanmu salah besar, lah hagung sisip, Ian sandangen
terimalah seranganku ini, pemupuh hingwang, Patih
patih Waringin cepat memu- Waringin muter tumbak ge-
tar tombak. lis.

4. Lalu bertempur saling me- 4. Nulih Campuh tumbak-tum-


nombak, Ariya Banjar per- bakan Ariya Banjar widag-
24

kasa tangkas, Patih Wari- da tangkis Patih Waringin


ngin terkena di dadanya, keneng jejenya, mlih rebah
kemudian rebah wafat, di- palastra, ginongsongan di
usung oleh wadya balanya, ning wadiya niki, Patih
Patih Numbul maju, ber- Mumbul tumandang, sareng
sama pembesar yang ber- sentana hagung hinggiL
badan tinggi besar.

5. Kemudian perang saling me- 5. Nuliya perang tumbak-tum-


nombak, patih Hagung itu bakan, sentana patih hiku
meninggal, Patih Mumbul ngamasi, Patih Mumbul tu-
segera maju, tidak mau mambang, sesirik ngunus
menghunus pedangnya, pedangnya, Ariya Banjar na-
Ariya Banjar cepat menarik rik pedang gelis, ayun-ayun-
pedangnya, pedang diayun- an main pedang, lintang la
ayunkan, sampai larut ma- ma perang tanding
lam perang tanding.

6. Patih Mumbul gugur di me- 6. Patih Mumbul katiwasan


dan peperangan, terkena di aneng payudan, kena suku- -
kakinya itu, terkapar di ta- ne mangke iki, gulasahan
nah, bala tentara segera me- aneng bantala, nulih sigerah
nblong, sudah disongsong wadya nira, sampun ginong
raja patih, bala tentaranya songan raja patih, wadya ni
banyak yang segera bertin- ra akeh tumandang, campuh
dak, bertempur perang de- perang Ian wadya Parigi
ngan tentara Parigi.

7. Pertempuran mereka sampai 7. Kesapuhan dening sumurup


matahari tenggelam, kedua sang yang arka, wadiya ka-
pihak bala tentara pulang, lih semi mulih, sami mantuk
mereka pulang sendiri-sendi- sowang-sowang, hidalu da-
ti, di malam hari dikisah- tan kewamaha, injing muni
kan pagi hari terdengar bu- tengeran mdlOi, geger gumu-
nyi lagi, gegap gempita para ruh wadiya bala, parasama
bala tentara, bersama-'sama nambut senjata neki
m^egang senjata msing-
masing.
25

8. Srimaharaja diiringi oleh 8. Serinalendra kiniring dining


para pembesar kerajaan, sentananya, harum sabda-
perlahan sabda yang mun- nya mijil hangiden demung
cul, berpendapat demung Sembalun hika, sareng Ian
Sembalun itu, bersamaaa rai nira, Ian patih Panga-
dengan wajahnya, dan Patih dangan parajurU, wus rmth
Pengadangan para prajurit, king pdbemtan, gumuruh
sudah datang 4i ^d>atasan, surak bahperaptt
gemuruk sorak* ^rai yang
datang.

9. Diceritakan Sang Ariya 9. Kewangsitan Sta^ Ariya


Banjar itu, keluar bersama- Banjar punika, mjjU wrer^
sama bala tentaranya, wadiya niki, mangke waus
keinudian sudah mengayun- ayun-ayunan, perang gerur
ayunkan, perang gemuiuh buh tindaknya, tangkeban
keadaannya, bertempur bala Ian paragusti, nulih
tentara dan para pembesar, ngamuk Ariya Banjar, ha-
kemudian Ariya Banjar keh ngemasi musuh niki
mengamuk, banyak musiih
yang tewas
10. Demung Sembalun dan Pa- 10. Demung Sembalin^Patih
tih Pengadangan, keduanya Panggadangan, kcd^nya nga
tewas, matahari segera teng- rhasi pati, nulih sump sang
gelam, seluruh bala tentara arka, parasama mantuk pu-
segera kebali pulang, Sri- nang bala, Serinalendra sa
raja bersama adipati pulang reng Ian adipati, kiniring
bersama, konon diceritakan mantuka, kawangsitan wa
wadya bala banyak pulang. dya Bala akeh perapti

11. Dari Bayan dan Benuwa 11. Saking Bayan Ian Banuwa
bersama-sama datang, tenta sareng perapta, saking Par-
ra Barenga dan Pena, ten wa akeh perapti, wadya
tara Langko dan para de- Barenga Ian Pena, Wadya
mungnya, gemuruh tentara Langko Ian demungnya,
di dalam negeri, di malam gumuruh bala sajeroning
26

hari berbincang-bincang, di- Nagari:, king dalu pagunem-


kisafakan malam menjelang an, kawamaha mangkin wus
pagi. U0ng.

12. Sibuk tandanya orang pergi 12. Penalikan tengeran wong lu-
ke medan perang, ngeri hati nga yuda, giristiase wong
orang desa Parigi, yang ke- desa Parigi, pan kelintangan
datangan musuh, dikepung meng sah, kinapungan ku-
dari barat dan timur, di se- lon wetan,.kidul kaler me-
latan anak buah musnh su- sah ngebeki, geger puyeng-
dah penuh,gemuruh memu- an punang bala, sajero desa
singkan tentara, selurah de Parigi nandang sedih.
sa Parigi menjadi sedih.

13. Segera keluar tentara Parigi 13. Nulih mijil bala Parigi ma-
menyambut musuh, banyak paging mengsah, akeh wa-
tentara wanita mengamuk, dya bala wadon hangamuki,
wanita Parigi perkasa, tidak adon Parigi parakosa, tan
takut dengan senjata, ba ginas dining senjata, akeh
nyak musuh yang mene- musuhnya ngamasi pati,
mui ajalnya, sang Ariya sang Ariya ngamuka, de
mengamuk, demung Parwa mung Parwa Langko ngema-
Langko menemuiajalnya. si.

4. PUHDANG-DANG

1. Sambil merenung sang ma- 1. Nulih gunem Serinarapati,


haraja, suatu lutti, di negeri dukring dabi, ring nageri Se
Selaparang, para pembesar laparang, parasentana Ian
dan menteri, beijejal di paramentri, jejel eneng pe-
bangsal, sang Prabu berkata, ngasrian, sang prabu nebda,
"Harum, silakan bercerita haru, lah tepaman adipati,
adipati, keadaan medan pe paran poldk martayuda,
rang", ad^ati segera beiira- sang adipati nulu matur,
ta. "Memang bepar kata inggih leres atur kawula,
hamba, esok hari, bersedia ukring benjing, kawula sadi-
27

melakukan peijalanian, sam- ya hmms, nedda seraya


bil memohon kepada Betara Betem Mng Bai^.
diBanjar."'

2. "Prajurit garis depan habis 2. Prajurit pet^emp telas r^a-


tewas, sebaiknya berhenti- masi, becBc Piendege, ha-
lah mengepung musiih, ha- ngepang mewh, amung sa
nya sanggera Nagara saja, nggera nageri bae, hantosna
maafkanlah hamba tuan, se- nawula pukulun, sesampuna
sampainya hamba pulasg," kawula nulih, saking Banjar
dari Banjar tampak keluar nedeng seraya, sang prabu
ambil, sang Prabu berkata nabda harum, lahta hecik
perlahan, "Seperti biasa se paman lunga, hatumapenu-
baiknya paman pergi; sam- wun sunniki, parasangga tu
paikanlah pennintaan saya mulus kinabulan.
ini, parapejabat berkenan
mengabulkan."

3. Diceritakan pada keesokan 3. Kawangsitan uresnya injing,


harinya, sang Prabu, keluar Serinalendra, medal saking
dari pura, menuju ke tem- pura, nuju maring pengaste-
pat gaduh saja, menteri dan rian bae, menteri senntana
pembesar penuh mengha- ebek sumpenu, hangayopi
rap, meneduhkan Sri Nara- serinarapati, raden adipati
pati, Raden Adipati sudah wus semapta, king narpane
selesai, berada di hadapan sang prabu, sareng sentana
Raja Prabu, bersama dengan edasa, dados gawa, penge-
sepuluh orang pembesar, ruba king Banjar masin,
jadi membawa, perbekalan beras ketan, lawan bawang.
ke Banjarmasin, beras ke-
tan, dan bawang.

4. Yang utusan lama bepergi- 4. Punang caraka rumihin hi-


an, berada di pelabuhan, maris, aneng labuhan, lom
lombok ngalih perahu, bok ngalih palwa, palwa ba
perahu bagus lagi besar, gus tutur hagede, kawang
diceritakan di balai peng- sitan king mangustur.
28

hadapan, adipati menerima adipati nampi tuUs, serUfsa-


tulisan, surat dari raja saking Nalendra, nuU hand-
sambil memohon diri sang ting sang hulun. adipati wus
hamba, adipati sudah luntampah, tan kawamaha,
berangkat^ tidak, tak ter- ad^ati neng margi, sampun
kisahkan, adipati berada di rauh hmg labuhan.
jalan, ^dah sampai di
pelabiihan.
5. Perlahan naik ke palwa Raris mungg^ king palwa
ageng tinggi, cepat layar, di- ageng hinggil kebat layar,
kelir jalannya, selamat da- hangeUr lakp nira, rcdiayu
lam perjalanannya, tiga bu- ing pdlakune, tigang sasih
lan b^(^ di em^, kemu- aneng enun, nulih rauh hing
dian hadv ke Banjarmasin, Banjarmasin,^leres nuju hing
tepat laenuju ke tempat paraba faksa,^ adipati mung-
bercengk^ama jaksa, adi gah ingman^stur, wenten
pati na& ke baM pengha- caraka kangepiga, Raden di-
dapan, ada pesuruh yang pati, ngandi^ wacana ma-
menjaga, Raden Adipati, nis, ingsun Juki saking pulo
betkata dengan bahasa ma- Sasak.
nis, "Saya ini berasal dari
pulauSa^."

6. Sampaikanlah pesan saya, Lah haturam peweke^ ma-


kepada saya ini mi, ring Betara, hingsun
tn^iba^*mrrati dan Prabu hiki hang&ma serat, saking
samik saudara, di Selaparang prabu sanak raina, hing Se-
Raja terkemuka, itu yang laparang ratu pinunjul, iku
mempunyai ptusan ini," pe» kang darbe utusan puniki,
suruh kemudian masuk ke ceredca nuli melebuweng pu
pura, msmdelra^t kepada raja ra, humarek ring Betara
besar, menghaturkan pesan, gang, hangaturken ring pa-
sambil beEsd>da»" Batara wekas, ntdi nabda, Betara
agi«^ msdia besj^, panggil- gia^ nyakm wati, lah un-
mamtngpura,

7. Ketuarliib itu ke X
ha^ma% tamu.
29

adipati Selaparang, demiki- Selaparang, pun caraka ha-


an pesuruh itu menghatur- ture, daweg dipati melebu,
kan, setelah selesai Adipati sampun kidenan kula ngi-
masuk sudah diijinkan saya ring, kang dinuta mele-
mengiring, yang diikuti ma buweng pura, lengser subak-
suk ke pura, mengundur- ti nepun, null kinempit di
kan diri dengan baktinya, ning saing Betara, harum mi-
sambil mengepit Sang Ba- jil, sabda nira sang nyakra
tara. perlahan keluar, sab- wati, bagia paman age pe-
danya sang Raja, "Bahagia rapta.
paman lekas datang.""

8. Menyembah Adipati meng- 8. Dadiya nembah aturkan se


haturkan surat, sudah dite- rai sang adipati, wus ti-
rima, sabar sang Batara, nampan, sabar sang Batara,
dibaca dalam hati, ucapan dinaos sajeroning galihe,
pesuruh, sudah samapi wak- ucapan sewala, wus puput,
tunya, sambil berkata sang nuli sabda sang nyakrawa-
Raja Besar, "Sudahlah pa- ti, lah ta paman aja susah,
man janagan sudah, semua apan wus Utah sang yang
sudah menjadi kehendak agung, maring makhluk lu-
sang maha agung, kepada hur ing dunya, nemu susah,
mahluk tertinggi di dunia, winales seneng sayekti, pun
menemui susah, berganti de mangkane qudrat iradat.
ngan sayekti, demikianlah
kodrat iradat."

9. Sebanyak orang yang wajib 9. Sakehing wong wajib nun-


menuntut sayekti, semua tut seyakti, sebarang kardi,
pekeijaan, yang sebaiknya kang jogiya kelampahan,
dijalankan, tetapi bagaima- nanging pulih tan puliha
napun juga wewenang Tu- wenang Allah biwih agung,
han lebih agung, anugrah nugerahan penuwun ham-
yang dipohonkan hamba- bane riki, wong kewala lam-
nya, orang hanya berusaha pah kan ikhtiyar, selami uri-
atau berikhtiar, selama hi- pipun, aja kacewa king war-
dupnya, jangan kecewakan daya, tulus ikhlas, peserah-
30

hati, tulus ikhlas, menyerah- ken pati Ian urip, maring


kan mati maupun hidup Allah kang luwih kuwasa.
kepada Tuhan yang maha
kuasa.

10. Diceritakan sudah melihat 10. Kawangsitqn wus sumurup


sang yang rawit, sang dipati, sang yang rawit, sang dipati,
disuruh pergi mandi, dan kinen lunga hasiram, Ian
biasanya bersamaj sudah sawateking sarenge, wusnya
mandi di balai pertemuan, siram aneng mangustur, ka-
di suguh minuman tuak pilran sajeng sang dipati,
sang adipati, banyak yang akeh punang lelauhan, hasu-
lelauhan, berdesak-desakan kan-sukan sedalu-dahi, sarwi
semalaman menonton aheka nonton kesenian, tarian wa-
kesenian, tarian wanita, pa don, para lanang hdtatan-
ra pria bertanding, kema- ding, digjayanya main pe
hirannya memainkan pe- dang.
dang.

11. Para pembesar Selaparang 11. Para sentana Selaparang ti-


hatinya ngeri, memandang yase giris, mula wong j'aka,
orang muda, perkasa me para kosa main pedang,
mainkan pedang, semua ter sami gawok sek abeha, se-
heran-heran, semalam-ma?- dalu-dalu susukan nutug,
laman terus sampai puas, lintang wareg para sami, ma-
bintang kenyang mereka pan lelintangan lelarihan,
sama-sama, bertempat di semangkana poMi hipun, sa
bawah deretan bintang-bin- ben dallu hasusukan, kan-
tang, demikianlah ulah me tos jangkep, setengah ean-
reka, setiap malam berde dra lami neriki, adipati
sak-desakan, sampai lengkap ingkang nuwun seraya
setengah bulan lamanya,
adipati yang memohon.

12. Sang Batara Negara Banjar- 12. Sang Betara Negeri Banjar-
masin, berkata dengan bi- masin, nabda harum, maring
jaksana, kepada dua patih. pepatih kalihnya, eh sira
31

dan mau pamit kemana ngan ari ningsun, aneng


kamu pergi adikku, ke Sela- Selaparang sareng dipati,
parang bersama adipati, pa- king benjang sira mangkate,
da esok pagi keberangkatan- sira lelane perang cucu,
mu, kamu berkelana perang mesah melawan Ariya
cucu memusuhi dengan Banjar, sira yayi, PaningPilo
Ariya Banjar, kamu adik, anggawa keris, Pating Laga
Fating Pilo anggawa keris. anggawa pedang
Fating Laga anggawa pe-
dang.

13. Keris ini pakailah kamu pra- 13. Keris puniki anggenen sira
jurit, mesah dengan, Ariya jurit, mesah kelawan, Ariya
Sudarsana, ini hanya menga- Sidarsana, iki hangalahaken
lahkan saja, sebaliknya pe bae, malih pedang puniku,
dang ini, mengilahkan sera- hangalahaken satus lelaki,
tus lelaki, bala tentara Ariya wadiyane Ariya Banjar,
Banjar, benar sama-sama di- yakti sami kesambut, tan
sambut, tidak berbeda kata stwah ujar hing nulih matur.
mereka sambU bercerita, ra Raja Patih kekalih, inggi
ja patUi keduanya, ya saya kaula datang lenggana
tidak akan merasa enggan.

14. Ketika malam itu masih ge- 14. Dukring dalu mangke datan
lap, sudah akan pagi, adi kewarni, pan wus injing,
pati dan pembesar, bersama adipati Ian sentana, sareng
dua orang patih, mohon pepatih kalihe, lingser hamit
diri pamit kepada sang raja, ring sang hulun, Seri Batara
Sri raja berkata arif,"Waspa- nabda haris, den parayat-
dalah kamu dalam peijalan- na sira himampah, nuliya
an, semoga selamatlah kamu salam sedaya hiku, sigrah
semua," segera antarkan king ateran dening bala,
oleh bala, membawa perbe- bakta kekayon, lawan busa-
kalan, dan pakaian indah- na adhadi, nuju pelabuhan
indah, menuju pelabuhan Balikpapan.
Balikpapan.
32

15. Sesampai di pelabuhan ke- 15. Serauhe aning lelabuhan re-


mudian segera, sambil naik, ke gelis, nuli munggah, para-
bersama-sama ke perahu, sama ning palwa, palwa ing-
perahu tinggi lagi besar, sa- gil tur agede, rares kebat
ngat cepat pr^layarannya, hyaripm, tan kawama neng
tak diceritakan dipeijalan^ margi, genii mangke winur-
an, kemudian beralih diceri cita, Nageri Selaparang ka-
takan, Negeri Selaparang dt wuwus, akeh para jurit pe-
nyatakan, banyak para pra- rapta, Bantiwa Bayan, Ken-
jurit datang, Banuwa Bayan, tawang lawan tempit, Pujut,
Ketawang dan Tempit, Pu- Pejanggik, lawan Barenga
jut, Pejanggik, dan Barenga.

5. PUHPANGKUR

1. Pagi hari bunyi tanda,sepak 1. Injing muni tengeran, pena-


terjang orang melakukan tu- likan wong tumandang jurit,
gas jurit, bergeseknya senja- tangkeban senjata gumuruh,
ta gemuruh, menuju ke me- uju aneng paberatan, ke-
dan perang, diceritakan wangsitan Ariya Banjjar Ian
Ariya Banjar dan bala ten- wadiyanipun, geger medal
taranya, geger keluar dari saking desa, hamapak mesah
desa, menyongsong musuh kangperapti
yang datang.

2. Mereka sudah mengelu-elu- 2. Wus denira ayun-ayunan,


kan prajurit Bayan dan para jurit Bayan Ian wong
orang Parigi, payudane pe Parigi, payudane perang ge
rang gerubuh, akeh pejah rubuh, akeh pejah wong
wong Bayan, orang Parigi Bayan, Wong Parigi parako-
perkasa perang pukul, sam sa perang pupuh, nuli nga-
bil mengamuk Ariya Banjar, muk Ariya Banjar, payuda
peperangan itu terhalang ne kesapuh hing latrL
oleh malam hari.
33

Mundur tentara yang berpe- 3. Mundur bala kang yuda,


rang brrsama pulang orang sami mantuk wong Sela
Selaparang dan orang Parigi, parang Ian wong Parigi,
berdesak-desakan pada ma- hasukansukan dukring da-
lam hari, yang mati sudah lu, kang mati wus tinane-
ditanam, diceritakan sudah man, kawamaha wus injing
pagi lagi cucu, orang Parigi malih cucu, wong Parigi
sudah siap, di luar negeri wus sayoge, jawineng tiagari
barisan sudah kokoh. tatah baris.

4. Datang Prajurit Selaparang, 4. Perapta prajurit Selaparang


bersama bintang yang me- lintang akeh sarengnya.
naburi, bala tentara Parigi kang gerubuhi, wadiya Pari
mengamuk,sundul-menyun- gi sami hangamuk, sundul
dul, kalah perang Selapa dinundulan, kasor yuda Se
rang bersama mudnur, baris laparang sami mundur, ba-
an berserakan, takut bertin- risnya keparah-parah, haje-
dak prajurit. r&i tumandang hajurit.

5. Setiap hari selalu kalah, 5. Saben dina tatal kasoran,


orang Selaparang takut me- wong Selaparang hajerih tu
lakukan peperangan, di- mandang jurit, kewala surak
ucapkan sorak dari hadul, saking hadul, wong Parigi
orang Parigi demikian juga, mangkana uga, hanya ngan-
hanya sampai di luar kota, tos maring jawi kita nipun,
demikianlah ulah manusia semangkana solahing yuda,
di peperangan, maka ber- kunen gantiya kang kegu-
ganti yang terucap. pit.

6. PUH ASMARAN

1. Diceritakan pelayaran sang 1. Kewamaha pelayaran sang


adipati, yang pulang dari adipati, kang mulih saking
negeri Banjar, sudah dua bu- Nagerii Banjar, wus kalih
lan lamanya, selamat pela- candra lamina, rahayu pela
yarannya, tetapi masih di yaran nira, anging maksih
34

tengah samudera, terom- setengeng samudra, kom-


bang-ambing di tengah sa- bang kumbul setengeng la
mudra, menjadi sedih muka- ut, tumbuh sedih sajeroning
nya. wanda.

2. Angin barat benar menda- 2. Angin kulon leres datengi


tangi, menuju selatan pada nuju kidul kang paluwa,
perahu, setengah bulan la- setengah sasih lamine, nuli
manya, lalu tampak tanah katon tanah gunungan, gu
pegunungan, gunung tinggi nung inggil hing pilo Sasak,
di pulau Sasak, tampak luas sami egar sajeroning kalbu,
menyenangkan kalbu, Pela- labuhan Carik awas ketinga-
buhan Carik tampak terli- lan.
hat.

3. Lurus kemudian menuju ke 3. Leres tinuju reke hiki, sang


situ, sang Adipati berganti dipati gumanti tedak, turun-
turun, turUnkan manggar ken manggar paluwane,
perahu, menaiki sekoci ha- munggah sekuci rahadian,
radian, adipati sudah berada adipati wus nang daratan,
di daratan, geger gemuruh geger gumuruh kang jaga
para penjaga laut, demung laut, demung samudra leres
samudra benar menjemput. mapak.

4. Memberi salam kepada Adi 4. Asung salam maring dipati,


pati, Adipati berkata perla- dipati alon nabda, age de
han "Segera demung solo- mung sononen mangke, we-
nen nanti, timur para tamu tan tetamu aneng paluwa.
berada di perahu, raja patih Raja patih Nageri Banjar,
Negeri Banjar, Fating Pilo, Bating Pilo, wastantpun,
katanya, yang tertua Fating kang penua Bating Laga
Laga.*'

5. Demung samudra bergegas, 5. Demung Samura samudra


menaiki sekoci ke kapal, nuli gelis nunggang sekuci
setelah datang kemudian neng paluwa, seperaptane
bertemu, Demung Samudra ketemu mangke, demung
35

menyembah, "Memang samudra hanembah, inggih


hamba ^utus, oleh paman- kawula kinengkenan, din-
da Ratu, Sang Adipati ding panian dikd ratu, sang
Selaparang." dipati Selaparang

6. Saya menghaturkan raja Pa- 6. Kawula rigaturkan Raja par


tih mendarat hanya dua tih, mendarat amung kalih
hari, kedua patih turun ke- dina, pepatih kalih turun
mudian, dari kapal ke sam mangke, sdking paluwa neng
pan, sudah datang ke darat- sampan, wus rauh king da-
an, dipersilakan naik ke ratan, katuran munggah ring
gereja agung, disuguh mi- gereja hagung, katuran larih
numan keras sehari-hari. sadina-dina..

7. Sudah tiga hari penuh, sang 7. Wus jangkep tigang hari


Adipati berada di daratan, sang dipati haneng daratan,
jadi berangkat hari itu, dadiya mangkat dinage, ba-
air bekal sudah tersedia, di- nyu bekel wus samapta,
naikkan ke kapal, ke timur keunggahan neng palwa,
pelayaran itu, empat hari angng wetan pelayaranipun,
sudah ditamhatkan. catur dina nuli mecancang

8. Di pelabuhan Lombok ini- 8. Ring pelabuhan Lombok te-


lah adipati yang diutus, ke ki, dipati dikeng utusan,
negpri Selapkrang nanti, aneng negeri Selaparang
menghaturkan burung kepa- mangko, atur peksi maring
da raja, peijalanan sudah sang raja, ceraka wus lu-
dekat, naik kuda bersama mampah, nitih kuda sareng
empat, tidak dfceritakan di catur, tan kewama neng
jalan. .marga

9. Sudah sampai ke negeri, 9. Wus perapto hing nageri,


utusan dengan benar berka- utusan leres matura, ring
ta, kepada raja sang prabu, narpa sang katong, tingkah
dihaturkan adipati yang da dipati kang perapta, sareng
tang, bersama dengan dua Ian patih kaliha, sang pro-
36

patih, sang Prabu berkata bu nabda harum, hingben-


perlahan, "Pada esok hari ang am pemapak.
ada yang menyambut."

10. Saat magrib sang yang rawit 10. Mapan sump sang yang ra
segera bersenang-senang, di wit, null sami sukan-sukan,
rumah besar istana tempat- hingga peraba yaksa enggo-
nya, tidak kurang berbagai ne, tan kirang pelarikan
minuman tersedia setiap ma- sedalu-dalu darwina, dadiya
lam, sampai pagi hari nanti injing rmngke kuwuwus,
diceritakan, sang Prabu du- sang prabu sinewaka.
duk dihadap.

7. PUH SERBMATA

1. Bijaksana sabda Sri Paduka, 1. Harum sabda Serinalendra,


kepada patih, pembesar, maring patih, sentam, men-
mentri, semuanya berang- teri, lah mangkete sedaya,
kat, disongsong oleh raja, papagene sadipati, pan wen-
sudah ada tamu dari timur ten tetamu kekalih, ring la-
dua orang dari pelabuhan buhan Lombok enggon ni-
Lombok tempatnya, mem- pun, gawanen kuda titiga,
bawa kuda tiga, menjadi dados palinggian tetamu ka-
tempat duduk para tamu lih, km dipati parasama
kedua, dan Adipati semua unggang kuda
naik kuda.

2. Segera berpamit yang di- 2. Nuli pamit kang kinengke-


utus, sudah bersiap berang- mn, wus semapta mangkat
kat cepat, gong memberi agelis, gong heri wurahan,
riuh rendah, tidak dicerita tan kewarm neng margi,
kan di jalan, diceritakan kewamaha sang adipati,
sang Adipati, di gereja me- aneng gereja tetarup ha-
nari besar, bersama tamu gung, sareng km tetami
baru, tidak kurang yang anyor, tan kirang punang la-
mengisi minuman keras, rih, arak jenewer, anggur,
arak jenewer, anggur, buah- wohwohan.
buahan.
37

3. Menjadi berdatangan yang 3. Dadiya perapta kang ma-


menyongsong, pembesar ke- pak, sentana Ian para men-
rajaan dan para mentri, teri, aturkan salam sarwiya
menghaturkan salam sambil nembah, dumateng sang adi
menyembah, kepada sang pati, salam kenal lawan te-
Adipati, salam keoal dengan tami, nidiya bubar sedaya
tetamu,segera bubar semua- nipun, sang dipati nitih ku
nya, sang adipadi mengen- da, lawan tetamu sareng
darai kuda, dan para tetamu kalih, ginarebeg dening
bersama juga, dibarengi oleh menteri sentana nira
mentri pembesar kerajaan
itu.

4. Tak diceritakan di peijalan- 4. Tan kewaman king marga,


an, sudah sampai ke negeri, wus rauh king nageri, Ian
dan melihat sang yang surya sumurup sang yang arka,
sampai ke balairung, diberi tiba mating panca niti, ka-
tuak seluruhnya, tentaraitu turan sayeng sami, wadiya
teguh sudah, sama terbuka nira darwina sampun, sami
di dalam hati, tak putus egar sakjroning nala, tan
menambah menuangkan mi- pegat hangimbuh larih, wan-
numan. ci tengah dalu mundur su-
kan-sukan.

8. PUH NANDANG DURMA

1. Diceritakan pagi hari ber- 1. Kewamaha injing muni te-


bunyi tanda bergegas orang ngeran, penalikan wong ju-
prajurit, patih pating Pila rit, patih pating Pilo seya-
siyaga, dan bapak pating ga, Ian raka pating Laga,
Laga menaiki kuda sama nitih kuda sareng kalih,
berdua, diiringi oleh bala, kiniring dening bala, wus
sudah dekat desa Parigi. pendek desa Parigi

2. Ramai bersorak bagaikan 2. Pome surak lirpendah obah


gerak sarang lebah, dicerita- paratala, kewamaha ring de-
38

kan desa Parigi, konon sa Parigi, sane Artya Sudar


Arya Sudarsana, dan mena- sana, Ian sewatek balanya
rik tentaranya pada meneri- sami nambut gegaman jurit,
ma senjata jurit, keluar dari medal saking desa, laju
desa, terns ke tempat per- anengpayudan ngggalin.
tempuran naggalin.

3. Diceritakan sang Anya 3. Kewangsitan sang Arya


Fating Laga, turun dari Fating Laga, tumurun saking
kuda, kemudian kedaratan kuda, neki, hadaratan tu-
slap dengan senjata pedang mandang senjata pedang ke-
saja bertarung prajurit dan wala campuh jurit Ian wong
orang Parigi, bintang ramai Parigi, lintang rame neng
di medan tempur, banyak yuda, akeh mati wadya Pa
mati adiya Parigi. rigi,

4. Dari sisa yang mati mela- 4. Sisaning pejah melayu mung


rikan diri mundur kambing, kur minda, tan nana wani
tak ada keberanian jurit, jurit, kang mati ginongsong-
yang mati disongsong, oleh an, dining sakeh rewangira,
banyak kawannya, sampai nuli sump sang yang rawit,
terbenam sang matahari, mundur kekatthnya, wong
mundur keduanya, orang Selaparang Ian wong Parigi
Selaparang dan orang Parigi.

9. PUHKUMAMBANG

1. Semalam-malaman ditanam 1. Sedalu-dalu tinamem hiku-


dikubur Parigi, wanita pria bur Parigi, wadon lanang
berada di kuburan, orang neng pakuburan, wong Pari
Parigi sama-sama bersedih gi samtya nandang sedih,
ada yang lolos ke desa lain, and lolos aneng desa liyan.

2. Kisah cerita Ariya 2. Kewamaha Ariya Sudarsana


Sudarsana sekarang, hage- mangkin, hagenem Ian bala-
39

nem dan balanya, hanya nya kang kari, parajurit


empat puluh tentaranya wadon kalih dasa.
yang tinggal, piajurit wanita
dua puluh.
3. Sambil berkata sang Ariya Nuli ngandika Sang Ariya
kepada prajuritnya, "Baha- king bah niki, baya paran
ya apa segala kelakuan solah ing benjang, ana mat-
untuk esok, ada yang ber tur bahne tepunikU inggih
kata kawannya ini, ya saya kauh atur wikan.
sudah mengetahui."

4; Sebaiknya perkataan saya 4. Sayowaktine kauh kanya


wanita prajurit, bukan mu- jurit, dudu mesah wong Se-
suh orang Selaparang, ber htaprang, kasusumbar sa-
kata sombong dari Banjar- king Banjarmasin, nama pa
masin, nama patih pating tih pating Laga.
Laga.

5. Bintang merenung sang 5. Lintang ngungun sang Ariya


Ariya mendengarkan, pagj mirengi, injing mangkin ke-
akan diceritakan. warnaha.

6. Berbunyi tanda dan gong Muni tengeran hn gong beri


garuda, gemuruh sorak ke- gumuruh surak ampuhan,
ras, di negeri Selaparang king negeri sehparang reke
lalu ini, berganti mengalami hiki, gumanti nandang pan
pankuran. kuran.

10. PUH PANGKUR

1. Gemuruh suara bala tentara, 1. Gumuruh suwaraning bah,


di dalam negara Selaparang sajeroning negara Sehrang
memenuhi, ribuan arah bala ngabeki, ewon hksa bah
tentara tersebut, sorak bagai ntpun, surak lir ampuhan,
berkekuatan, sambil keluar nuli medal saking kuta kirit
dari kota diiringi para ratu, para ratu, nuju aneng payu-
menuju ke medan perang dan kewaiigsitan wong Pari
diceritakan orang Parigi. gi
40

2. Bersama-sama keluar dari 2. Sami medal saking desa.


desa, Sang Ariya Banjardi- Sang Ariya Banjar kiniring,
iringi, di luar kota baris&'n jawi kita baris hatepung,
bertemu,sesampai di hadap- hangantosa punang mesah,
an musuh, sambil datang null rauh wong Selaparang
orang Selaparang menye- hang garubuh, wong Parigi
rang, orang Parigi wanita wadon lanang parasama ha-
pria bersama-sama menga- ngamuki
muk.

3. Menjadi ngamuk sang Fating 3. Malik ngamuk sang Fating


Laga, tentara Parigi lari dari Laga, wadiya Parigi melayu
sisa yang mati, Fating File sisane kang mati. Fating Pilo
sambil menyusul, sambil null nusul, hangandage ka-
beijata jepada kakaknya kangira nuli mandeg Fating
sambil berdiri Fating File Pilo dados rumuhun, Ariya
menjadi lama, Ariya Sudarsana wus siyaga, kete-
Sudarsana sudah siaga, ber mu km Fating Pilo mangkin
temu dengan Fating Pilo
sekarang.

4. Sang Ariya Banjar berkata, 4. Sang Ariya Banjar berkata,


"Orang mana kaniu ini baru wong endi sira iki tembe
bertemu", Fating File ber kepanggih. Fating Pilo nab-
kata bijak." Adapun pengli- da harum, lah weruhanta
hatanmu kepada orang, yak- king wong, ya iki pemadi
ni penengahmu Batara Fra- nira Batara Prabu, Banjar
bu, Banjarmasin Negara masin Negeri ning wong,
orang, sadiya saya memban- sadiya ningsun gendon jurit.
tu prajurit."

5. Ariya Banjar membalas, 5. Ariya Banjar naura, den


"Dan waspadalah sekarang parayatna mangke sun sudu-
saya tusuk," Fating Filo ki. Fating Pilo nuli ngunus,
kemudian menghunus, keris keris saking Batara Banjar
dari Batara Banjarmas, mas, Ariya Sudarsana wus
Ariya Sudarsana sudah ter- kahukul, dining senjata
41

terpukui oleh senjata yang kang nuliya, luruh rempuh


kemudian, hancur iuluh balung niki
tulangnya itu.

6. Sudarsana menekatkan ha- Sudarsana ngeraseng ttyas,


tinya, diceritakan kalah seyowakti kasor htngsun
saya ini. Sang Ariya sambil ini. Sang Ariya nuli melayu,
berlari, diikuti dari bela- tinututan saking wuntat.
kang, Fating Pilo dengan ke- Fating Pilo nuli sarung keris
risnya sambil ayun di me- ipun, pan ayun sira nyeke-
megang, berlari tiak terke- le, pelayune datan ketutupL
jar.

7. Sudah masuk alam desa, Wus manjing jero desa, wa


wadiya itu larut tak ada diya nira larut datan kari,
yang tertinggal, dinantikan enti desane punika,
di desa itu, Sudarsana ma Sudarsana manjing Pura,
suk Pura, ada bersembunyi ana alingan jero Pura,sana
dalam puranya, disanalah alingan jero Pura. nipun,
tempat bersembunyinya, pinika enggon nyingitta,
yang menyusul langsung kang nusul laju manjing.
masuk.

8. Langsung menuju ke rumah- Laju maring geriya nira.


nya, Fating Pilo dan kakak- Fating Pilo Ian rakane riki,
nya di sini, Ariya Sudarsana Ariya Sudarsana wus netu,
sudah keluar, bersembunyi nyingit maring tetmnanan,
di petamanan, patih kedua pepatih kalih medal saking
keluar dari pura asruh, Pura asruh, ketemu maring
bertemu dengan tentaranya, wadya nira nira, patih kalih
patih kedua memerintah dauhin parajurit.
para prajurit

9. Mendapat luka bersama Hanawan wong saha desa,


orang desa, laki perempuan lanang wadon sehisi desa
seisi desa Parigi, menjadi Parigi, sami ketawan seda-
tertawan semua itu, dighring ya hiku, kuid haneng Sala-
menuju Selaparang, patih parang patih kalih par sama
42

kedua bersama pulang, da- sareng mantuk. rauh ring


tang ke Negara Selaparang, negeri Selaparang, nili sump
sampai masuk sang surya. sang yang rawit.

10. Pada waktu malam berse- 10. Dukring dalu sukan-sukan,


nang-senang, melepas kese- egar bungah wong Selapa
nangan orang Selaparang rang mangkin, istri kakung
kemudian, laki perempuan geger gumumh, sami suka
geger gemuruh bersama se- neng tontonan, hingkang
nang di tontonan, yang laki- lanang lelarihan datan pu
laki minum-minum tuak tak tus, para ratu Ian wadrya ni-
putus, para raja dan praju- ra, tan kawarnaha poldhe
ritnya, tak diceritakan ting- reke hiku, genti mangkin
kah laku mereka itu, ber- kang kocape, kewarnaha
ganti kemudian yang diceri wong Parigi nandang sedih.
takan orang Parigi menjadi
sedih.

11. PUH DANG-DANG


1. Diceritakan sang Ariya 1. Kewdn^itan sang Ariya
Sudarsana ini murka sem- Sudarsana niki, duka nyi-
bimyi di dalam taman, bin- ngit, maring sajeroning
tang sedih pimpinan rasa- taman, lintang sedih towas
nya, kemudian keluar pada nalane, nuli lolos dukring
waktu malam, barat laut di- dahi, kidul kulon timuju
tuju peijalanan, semalam- rekeki, sedalu-dalu lumam-
malaman beijalan, lewat ka pah, liwat kali Belimbing
li Belimbing itu, di jalan puniku, king dadalan malih
berganti wama,tukar pakai- wama, tukar busana, Ian
an, dan orang petani, pakai- wong petani, wastra kuw ku
an terbaca yang sama putih. waca kang sami petak.

2. Ditukar oleh pakaian yang 2. Tinukaran dining busana da-


tidak baik, kelimbuhan, tan adi, kelimbuhan, dening
serba makanan, hirus ke sarwa pepangan, leres me-
barat peqalanannya, ke ke- ngolon lakune, aneng kara-
43

rajaan Barenga itu, berhenti faan Barenga puniku, hare-


di dusun Moga berumput, ren ringdisun moga teki,
di hutan belantara, sebelah heng langlang alas, kaler
utara Barenga dusun itu, Barenga dusun dusun hiku,
nama umur Petawisan, ma wasta wayan petawisan, se-
nyerahkan kematiannya, resehan pati, nuhun tulung
minta tolong agar hidup, awet huruip, waydh Petawi-
sampai Petawisan itu sela- sanika widagda
mat.

3. Menerima cepat ucapan ma- 3. Nerima langgawa wacana


nis, memang sungguh laki- manis, singgih jaka, sukur
laki, syukur bapa terlewat, bapa keltwat, bija suka sa-
bija senang bersama di sini, reng king kene, nanging
tetapi bapa miskin sangat, nanging bapa miskin kelang-
menjadi kemudian tidak di- kung, semalih tiwas datan
hujani, tutur bahasa yang udani, unduk bahasa jatmi-
indah, sama-sama miskin ka, sareng miskin putra eng-
putra saya, pekeqaan saya sun, pekariya ningsun jaga
menjaga hutan, setiap hari, halas saben hari, lunga ron
pergi ronda hutan di sini, da alas puniki, mangdane
oleh karena itu sebaiknya becik sekuweh pauman.
diberi bagian.

4. Adapun penawaran itu diu- 4. Pun petawisan punika uda


jani, setelah diatur. Sang ni, setingkahane, sang Ariya
Ariya yang meninggalkan kang tilaring negara mapan
negara tempat tinggal kalah kasor payudane. Pun peta
berperang, juga petawis ber- wis gumanti ngerum-herum,
ganti bujuk rayu, demikian mengdane jenek tura aring,
menyenangkan terhibur, sang Ariya kang dunungan,
sang Ariya yang tidak salah saben dina buburu, pulih
arah, setiap hari berburu, kidang Ian manjangan, gi-
kembali kijang dan menja- nenti malih, winurcita sii/e-
ngan, diganti lagi, dicerita- roning tutulis, rabinira Arya
kan dalam penulisan, istri- kewamaha
mu Ariya diceritakan.
44

5. Suatu ketika tampak sehen- 5. Dukalame larat wadiet wa-


tar bala tentara wanita, don sami, mtt medal, sang
segera keluar, sang Sudewi Sudewi sareng titiga, kaler
bertiga bersama, ke utara desa palungane, dusun bebi
desa kepergiannya, dusun das kang tinempuh, ketemu
Bebidas yang ditempuh, lawan wong lanang kekalih,
bertemu dengan dua pria, Lala Cindra ngandika, eh
Lala Cindra berkata, "Hai wong lanang kalihmu, sira-
orang pria berdua, engkau hiki paran lungaha, jaka ka-
akan pergi ke mana," kedua lih, sareng denira nauri,
jejaka, bersama-sama me- kaula hiki gumantiya nusu-
nyahut, "Saya ini bergan- la.
tian menyusul.

6. "Kemana tujuan kepergian- 6 . Hendi paran lunga dika sang


mu sang dewi, saya meng- dewi, kula ngiringa, sepati
antar, semati sehidup, saya segesang, kula datan leng-
tidak akan segan," Lala gane bae, Lala Cindra ngan
Cindra berkata halus,"Saya dika harum, sun neng Bayan
ke Bayan akan pulang," mangkin mulih, dadiya lam-
menjadi berjalan bersama pah sareng lilima, ngunjur
berlima, menaiki gunung gunung sedalu-dalu, rauh
sepanjang malam, sampai hingga Sembalun wus rahi-
di Sembalun sudah gelap, na, Lala Cindra, ngandika
Lala Cindra, berkata kepada maring inya niki, sira lunga
inang, "Kamu pergi ke pe- aneng pebanjaran.
banjaran."

7. "Ini ada sepuluh ratusan 7. Hiki ana jinah satus keteng


keteng benar, en^au beli, seyekti, sira .tumbas, sekul
nasi dan ikan, atau sayur- lawan ulam, utawi sayur-sa-
sayuran saja," bintang indah yuran bae, lintang sedep ka-
dari mana saya, sambil pergi engsun, null lunga inya ke-
keduanya, masuk ke peban ka kekalih, manjing marang
jaran, keinginan mereka pebanjaran, sediya nira
membeli nasi, wong Semba- numbas sekul, wong Semba-
45

lun sangat kasihan, mem- lun luwih kasiyan, ngaweh


beri cuma-cuma, nasi lauk ctima, sekul ulam akeh
banyak sayang baik, lapang tura becik, egar tiyase kang
dada yang dialami. kinasungan.

Inang kedua membawa nasi 8. Inya kalih gawa sekul luma-


kemudian, ke luar, bertemu ris, aneng jaba, ketemu hn
dengan gustinya, terampil gusti nira, teteh ngaturkan
menghaturkan tindaknya, polahe, Lala Gndra lintang
Lala Cindra sangat bersyu- sukur, null bukti pinggiring
kur, sambil menikmati di- kali, luwaran bukti himam-
pinggir kali, temyata bukti pah, sadina-dina tan pegat
beijalan, sehari-hari, tidak denira lumaris, yena dalu
terputus perjalannya, jika rerana nidra.
malam hari berhenti tidur.

9. Peijalanannya genap tiga Lampahira jangkep tigang


hari, sampailah singgah ke hari, dadiya rarauh, ring du-
desa baru, tetap pamannya sun anyar, wenten pamane
seorang saja, Raden satunggal bae, Raden
Wiranata, dikatakan, keha- Wiranata. wastanipun
dirannya sama bertangjs- serauhnya sarni karuna nagis
tangisan, setelah selesai pan tilas aturkan tingkah,
menghaturkan sembah,yang hingkang kasor perang cucu,
kalah perang lepas berganti ginenti mangke kocape,
kemudian, berada di negara, aneng nageri, Selaparang
Selaparang yang indah, kang winahii, duk gineman
ketika berbincang di istana. kingperabayaksa.

12. PUH SERINATA

1. Prabu Kertabumi duduk di 1. Prabu Kertabumi Sinewaka,


singgasana, bersama-sama sareng Ian tetami kekalih,
tamu keduanya, adipati adipati menteri punggawa,
menteri dan pembesar, para demung-demung hirah sami,
demunglurah bersama-sama, lungguh neng narpa sang
46

duduk di pendapa sang haji. Sang Prabu nabda


raja, Sang Prabu berkata hamm, lah Paman Adipati,
halus, "Hai paman adipati, endi paran laku niki, sang
kemana tujuan peijalanan- Arya Banjar tilaring kuta-
mu, sang Ariya Banjar ting- nya.
galkan kotanya."

2. Sang Adipati berkata,"Saya 2. Sang Adipati matura, kula


sudah memberitahukan bala sampun hanuduhi, wadiya
tentara banyak yang beija- akeh sami lampah, heng
lan, di timur selatan agak wetan kidul nelik-nelik, ka-
jauh, ke utara ke barat ler kulon parasami, hanging
bersama-sama, tetapi seka- mangkin durung mantuk,
rang belum pulang, tentara adiya kang kula dinutra,
yang saya ikuti," demikian pangkey hatur sang adipati,
hatur sang adipati, sambil nuli matur sang Ariya
membicarakan sang Ariya Pating Laga.
Fating Laga.

3. Memang benar tuan Batara, 3. Singg&i pukulun patik bata


untuk esok beijanji pamit, ra, dukring benjing kaul
pulang ke Banjarmasin, su hamit, mulih maring Ban-
dah lama saya di sini, dan jarmas, wus lama kula hing
orang yang mengganti saya riki, Ian gumanti kula perap-
pulang, sudah bersedia sang ti sampung sinedia sang prar
Prabu, hanya sekarang mu- bu, kewala mangkin mesah
suh dewa, tetapi kalah be dewa, kewala kasor durung
lum mati, hanya ini muka mati, amung puniki rai kula
saya Fating Pilo masing-ma- Pating Pilo ngalihnya.
sing dua.

4. Para pejabat tersebut ber- 4. Parasangga dennya ketemua,


temu, menjadi kelainan pu- diyastu liyan pulo lariniki,
lau pelariannya, akan di- dennya sungsul benjang-
susul besok pagi, mereka enjang, mengdane sadiya
bersedia sampai mati, atau ngamasi pati, utawi cekel
membawa makan pulang. bakta mulih, dados boyong-
47

menjadi hijrah kehadapan an kature Prabu, gawanen


sang prabu, bawalah ke king Banjamtas, punika atur
Banjarmasin, itu perintahku kula gusti, sang Prabu,
gusti, sang Prabu Kertabumi Kertabumi wijiling sabda.
mengeluarkan sabda.

5. "Jika demikian adik patih, 5. Yen mangkana yayi patiya,


besok pagi kamu pergi, ba benjang-enjang dika iumaris,
walah kirimannya orang, ha- guwanen pektriman ning
turkan kepada batara haji, wong, aturken maring bata
dan boyongan dari Parigi, ra haji, Ian boyongen saking
dua desa bawalah pulang, Parigi, kalOi dasa gawanen
sepuluh pria sepuluh wani- mantuk, sedasa lanang seda-
ta, yang seperti rumput sa wanodia, kang jake-jake
yang umbinya dapat dima- teki, aturken maring sang
kan, haturkan nada sang Be- batara nyakra buwana
tara nyakra Buwana."

6. Tak berapa lama datang 6. Kancit perapta punang


juga utusan, yang berjalan utusan, kang melaku dadi
menjadi mata-mata, bersa- telik, sareng kalih tumedeg
ma dua ajudan adipati, dipatiya, atur uning sejati-
memberitahukan sebenar- jati, pan sampun kanten
benamya, apa yang sudah puniki, genahe sang Arya
diketahui ini, meneran^an mungsuh, singgih atur kula
sang Anya musuh, benar dewa, mesah dika kanten
perkataan hamba dewa, mu engenniki, paer kulon ring
suh paduka kanten selalu desa Barenga.
dipikirkan ini, sebelah ba-
rat di desa Barenga.

7. Tempat tinggal penjaga hu- 1. Madunungan ring penjaga


tan, dikira waktu penawar, alas wastanipun wayah peta-
dusun kemudian dipakai- wis, dusun moga enggenya,
nya, sepuluh rumah di du sedasa umah ing dusun pu
sun itu, saya dapat berkata niki, kula waget ujar pali-
berpelipit jalan pedagang pit laku garmi manjing du-
48

masuk dusun, sampai saya sun, kantos kula pulih rera-


selesai berbincang, dengan san, lawan sira wayah peta-
kamu waktu tawar-mena- wis, dadiya matur sang di-
war, menjadi bertanya sang pati ring sang nata.
adipati kepada sang nata.

8. Benar pukulan hamba Ba- 8. Singgih pukulun patik Beta-


tara, sudah sampai ke tuju- ra, sampun kanten enggone
an sekarang, sang Ariya mangkin, sang Ariya Banjar
Banjar Getas, permisi kata Getas, kulanuwun sabda ji,
beliau, sang prabu berkata
sang Prabu nabda mangkin,
kemudian, "Eh adik Fating
Pilo ku,saya mencari lengah eh Yayai Fating Pilo
si Banjar Getas, had esok ningsun, susulena si Banjar
atau besok pagi, bersama Getas, dina benjang utawi
adipati adik pergi untuk binjing, sareng dipati yayi
membunuhnya. lunga mejahena.

9. Setelah sudah sore matahari 9. Pan wus sump sang yang


terbenam, sang Prabu pu- arka, sang prabu untuk
lalang ke puri, patih tu- puri, patih tumenggung so-
menggung sendiri-sendiri, wang-sowang, tan kewarna
tidak mengingat bahwa hari dukning latri, kewamdha
sudah malam, diceritakan mangkin wus injing, malih
hari sudah hampir pagi, mijil sang Prabu, hingyaping
maka keluar sang Prabu, di parasentana. Fating Laga
antara para pembesar ista- sampun pamit, hingateran
na. Fating Laga sudah ber- dening menteri sekawan.
pamit, dengan diantar oleh
mentri empat.

10. Tentara memikul tigapuluh 10. Wadiya mikul tigang dam,


kiriman dari Prabu kiriman saking Prabu
Kertabimii, dengan persem- Kertabumi, lawan boyongan
bahan yang dua puluh. kang kalih dasa. Fating Laga
Fating Laga naik kuda nitih kuda wilis, kiniringan
putih, diiiingi oleh menteri, dening menteri, tan kewar-
tak diceritakan di peijalan- ndha hingsun enun, sampun
49

an, sudah sampai ke pela- perapta labuhan, hing Lom


buhah, di Lombok sudah bok sampun munggah palu-
naik ke perahu tinggi,sangat wa inggil, tura hageng pabi-
menyenangkan kapal daii wa saking Banjarmas.
Banjarmas.

11. Yang mengantar sudah pu- 11. Kang hangater sampun man-
lang, tak diceritakan di ja- tuka, tan kewamaha neng
lan, mereka pulang sendiri- margi, sami mantuk sowang-
sendiri, diceritakan Srinara- sowang, kewangsitan seri-
pati, berkata kepada sang narapti, gunem Ian sang di-
adipati. Fating Pilo,menteri ati. Fating Pikt, manteri
tumenggung, minum-minum- men^ng, lelarihan datan
an tak henti-hentinya, di pegat, hing mangustur ha-
balai agung tempat meng- gung tinangkil. Fating Pilo
hadap, Fating Filo berkata alon matur ring Nata.
perlahan kepada Raja.

12. "Tuan hamba Satara, esok 12. Fukulan patik setara, hing
hari-- saja berpamit, dan adi benjang kula pamit, Ian di-
pati menunjukkan jalan, sa- pati tuduh marga, kula
ya pindahan musuh lari,". ngalih mesah hang lari,
berkata bijaksana Sri nabda harum sang dipati,
Adipati, "Baik pergjlah adik becik lunga yayi maskun,
maskun, anda diirini domas, handika kiniringan domus,
rang pilihan yang pandai wong pilihan kang widagda
keprajuritan, dua ratus de- jurit, kalih batus hanggawa
ngan membawa kuda pikul- kuda pondongan.
an."

13. Jangan kurang bekalmu, ka- 13. Aja kirang bekel dika, pan
rena jauh Barenga Nagare, adoh barenga Negeri, lela-
peijalanan dua hari, dan kon Kalih dina, km bumi.
tanahnya kering, kurang air ne ne kering, kirang wari
saat ini, siapa yang datang tepuniki, sing sapa sing
ke tempat itu, paratamu se- rauh hing riku, para sami
gera disetujui, lapar kenya- segra sedepan, luwe bukti
50

taan sehari-hari, orang ku- aben hari, wong kulon sedi-


lon sehari satu gantang be- m nunggal gantang beras-
rasnya. nya.

14. Lalu Bupati Uwarin pembe- 14. Null Bupati Uwarin sentara
sar menterinya, demung-de- manterinya, demung-dermng
mung lurah itu, sudah siap lelurah neki, den samapta
bala tentara, berbekal de- wadua bah, sangu hwan
ngan senjatanya, hari esok senjata neki, dina benijng
bersama berjalan, menuju sami lumaris, hanjujug nege
negeri musuh, tidak diceri- ri kulon puniki, hamateni
takan di malam hari, hari punang mesah, tan kewar-
sudah slang bala tentara su naha neng lateri, pan wus
dah siap. iniing waduwa bah sampun
sayaga.

13. PUH PANGKUR

1. Gemuruh suara bala tenta 1. Gumuruh suwaraning bah,


ra sang adipati, Pating Pilo dang dipati Pating Pilo hn
dan para menteri menung- para manteri nitih, kuda
gang kuda lancang dari negri hngcang saking Sembalun,
bala tentara Parowa, Pena, bubar metu saking nagara,
Pujut menjadi pembayun, wadiya Parowa, Pena, Pujut
sudah jauh peijalanan tertu- dadi pembayun, wus adoh
tup oleh malam berhenti hkunira kesaputing htri
bersama. areren sami

2. Tidur di pinggir sungai, 2. Nidra aneng pinggir benga-


kali Belimbing tempat ting- wan, kali Belimbing anggo-
gal mereka, tidak terhalang ne mondoki, tan kagupit
oleh malam, pagi-pagi be- dukring dabi, enjing malih
rangkat lagi, menuju ke lumampah,nuju muring desa
desa Parowa itu, sampai so Parowa puniku, pan kesu-
re sang matahari terbenam, rupan sang yang arka, nuli-
sambil bersama masuk ya sami manjing negari
negri.
51

Diceritakan sekarang yang 3. Kewamaha mangke kang lu-


beijalan, sudah masuk desa maris, was manjing desa
Barenga, bercampur dengan Barenga, hawurahan wong
orang senegara, tampak dari senagari, hangayaping te-
kejauhan para tamu datang. tamu perapta.

14. PUH KUMAMBANG

1. "Aduh Gusti hamba ini 1. Aduh gusti kula niki wong


orang yang patut dikasiani, kawiyasi, kasor perang tan-
kalah perang tanpa dosa, pedosa, kula hiki saking
hamba ini dari desa Parigi, desa Parigi, kula aran
hamba bemama Sudarsana." Sudarsana.

2. Setelah selesai mengucap- 2. Sampun telas tinuturan se-


kan semua itu, dibawa un- daya niki, dados awinan
tuk menjadi ukuran perang, matra yuda. Sang Prabu lin-
Sang Prabu sangat sayang, tanghasih, tinerima penye-
diterima penyerahan itu. rahana.

3. Diceritakan sekarang yang 5. Kewamaha mangke kang lu-


sudah berjalan, sudah ma maris, wus manjing desa Ba
suk desa Barenga, berdatang- renga, hawurahan wong sa-
an orang senegara, menyam- negari, hangayaping tetamu
but para tamu yang datang. perapta.

4. Demikian Petawis memberi 4. Pun Petawis asung bekti,


sembah bakti, sang Lurah sang Lurah alus wacana, ba-
halus berkata, "Bersenang gya sira perapta mangke,
hati kamu datang seka nuli sareng tata lenggah,
rang", sambil bersama me- aneng sakenem pundagan.
ngatur duduk, dari keenam Pun petawis nuli matur,
anak tangga, juga Petawis inggih titiang keicalan.
kemudian berkata, "Benar
hamba kehilangan."
52

5. Yang bertempat tinggal hi- Kang mendunung icalyekti,


lang jelas, semalam-malam- sedalu-dalu titiang ngalih-
an orang berpindah, di Pe- nya, king penendah dusun
nadah dusun semua, tetapi abe kabeh, nanging tan
tidak ada bertemu, sebaik- nana ketemua, seyaktine
nya berkata orang itu, lurah atur titiang,lurah desa
desa bersama-sama berbica- Serengan muwus, linyok si-
ra, tidak percaya kamu juga ra pun Petawisan.
Petawisan.

Jika hilang benar ini, kamu Yen ical sejati neki, sira
segera mengutusan, seka- age berutusan, mangkin en-
rang kemana tujuan yang diparan ngulate, sira dados
kau carl, engkau menjadi gentinya, tan urung sira
gantinya, tak urung engkau pejah, pan sekongkol sareng
mati, sudah sepakat bersa- mungsuh, hilurah nuli nye-
ma musuh, setia sambil kel Pun Petawisan.
memegang Patawisan itu.

15. PUH ASMARANDANA

1. Di gedung pertemuan sang 1. Hingupesuba sang adipati,


adipati, dan sekian banyak Ian sakeh sentana nira, mi-
pembesar itu, dan tentara wah wadiya kabeh, sedalu-
seluruhnya, semalam-ma- dalu sukan-sukan, ring Ba
laman bersenang-senang, di renga akeh tontonan, joget,
Barenga banyak tontonan, ta tandak miwah gandrung,
berjoged bersama gandrung lenggawa nonton wadiya
senang nonton tentara ba atah.
nyak.

2. Diceritakan sudah pagi, ton 2. Kewarnaha wus injing, ton


tonan dibubarkan, pembe tonan sami bubar, sentara
sar ratu bersama mereka, ratu sami sira, genii mang
berganti sek^ang dicerita ke kocapo. Pun Petawisan
kan ,semalam-malaman bin- kocape, sedalu-dalu lintang
tang enggan, bertempat hi iwuh, mapan ical kang me-
lang dari tempatnya. dunungan.
53

3. Kemudian pergi setelah pa- 3. Dadiya btnga sawusnya in-


gi pulang ke desa Barenga, Jing, mantuk maring desa
bersedia memberitahukan, Barenga, sadiya atur parik-
kepada sang pembawa du- sana, maring sang hambawa
nia, keadaan kehilangan, tak rat, setingkahane keicalan,
diceritakan berada di per- tan kewamaha aneng enun,
jalanan, sudah bertemu de- sampun ketemu Ian hirah
ngan lurah desa. desa.

4. Sesudah kokoh yang diikat, 4. Sesampun kukuh punang te-


lalu digiring ke balairung, tali, null kirid aneng ban-
serta ditempatkan, oleh cingah,serta den sanggerahe,
empat para pembesar, mere- dening catur parawina, para-
ka sama-sama membawa sama gawa senjata. Pun pe-
senjata kemudian tak lama tawis nangis, hangerung,
menangis, merintih, meng- ucapana kula tan pedosa.
ucapkan: "Saya tak ber-
dosa"

5. Diceritakan sang adipati, su 5. Kewangsitan sang adpati,


dah sampai ke balairung, sampun rauh neng banci-
bersama patih Fating Pilo, ngdh, sareng patih Fating
beserta pembesar para per- Pilo, miwah sentana para
wira, pertemuan di balai wira, tangeban neng banci-
rung, sang adipati berkata ngah, sang dipati nabda ha-
membujuk orang Tetali apa rum wong Tetali paran do
kah dosanya. sanya.

6. Sang lurah kemudian meng- 6. Sang lurah null atur bekti,


haturkan sembah, "Benar singgih dewa kula matura,
dewa saya berkata, orang wong hiki agung dosane,
ini besar dosanya, musuh mesah den icalna, ia dade
dia hilangkan, ia menjadi panggentose, kula mejahena
penggantinya, saya akan ring besuk, yen tan kete
membunuhnya pada esok mu kang mendunungan.
hari, jika tidak menemukan
dimana tempatnya."
54

7. Sang adipati berkata per- 7. Sang adipati ngandika arts


lahan: "Sekarang mana ■ mangkin handikang utusan,
yang menjadi utusan," ber- hanelik-nettk ring desa ka-
sembunyi di seluruh desa, beh, miwah Ian pedusunan,
dan juga di pedusunan, hu- alas tegal lawan penendah,
tan tegai dan penunjuk, yakti pisan ana katemu,
kebetulan. sekali ada dite- ong tetali aja pinejahan.
mukan, orang tetapi jangan
dibunuh.

16. PUH SERINATA

Diceritakan tentara Barenga 1. Kewangsitan wadiya Bare


yang mendapat tugas menja nga, kang kenengken dados
di mata-mata, ke sebelah ba- telik, ana ngulon ngidul
rat selatan timur, ada yang wetan, ana ngaler laku neki,
ke utara peijalanannya, ber- mawarna-wama kang pali
wama-wama yang menya- pit, ana garmi lakunipun,
mai, ada bemiaga peijalan melaku ngalih hewan, ha-
annya, berjalan menyerupai numbas tan pedadi, ana
hewan, berbelanja tidak per- nginep palipit midang ring
duli, ada yang menginap umah rangda.
palipit singgah ke romah
janda.

2. Ada yang ngendon mem- Ana ngendon gawe dong


buat dongkang, dan mem- kang, Ian gawe ipo sampe
buat satu diperolok-olokkan eki ana gandrung den gawe,
ada yang tergila-gila de- ana malih gawe paksi, sam
ngan pekeijaan, ada lagi pe nginep irig Pejanggik, pu-
yang membuat burung, me- niku pulih tutur, wanten
reka menginap di Pejan^ik, penyaruman wuwu perapta,
itu kembali berkata, ada pekik anom seyekti, nama
penyaruman tahun wawu sang Arya Sudarsana
(windu) datang, Pekik
Anom benar, nama sang
Ariya Sudarsana.
55

3. Yang diberi tahu segera pu- 3. tinuturm sigrah muli-


lang, terns ke timur k^u- ha, laju mengetan muWi
langannya ke Ganti, meng- ring Ganti, atur supeksi
haturkan burung yang indah ring gusti nira, lurah ganti
kepada gustinya, lurah Gan mangkat agelis, aneng Ba-
ti berangkat segera, ke Bare- renga mareking dipati tan
nga menghadap adipati, ti- kewama aneng enun, wus
dak diceritakan pada waktu rauh ring desa Barenga
diperjalanan, sudah sampai nembah ngabekti ring di
di desa Barengan, menyem- pati, singgih dewa kaula
bah tanda bakti kepada Adi atur penguninga.
pati, benar dewa saya meng-
haturkan pengetahuan.

4. Sudah sedemikian mpa per- 4. Sampun kanten enggone


musuhan mereka, sebenar- mesah, seyektine ring Nage-
nya di negara Pejanggik, ke ri Pejanggik, ring sang nata,
pada sang raja, menjadi dados penyaruman sang di
penyerang sang adipati ber- pati nabda haris, parasama
kata sabar, mereka semua mangkat dukring binjing,
berangkat keesokan hari- dadiya sukan-sukan ring
nya, menjadi bersenang-se- mangustur, egar kapti suwa-
nang di pendapa (balai), diya nira, tan pegat-pegat
besar keinginan tentara itu, punang lelarih, siang dalu
tak putus-putus minum-mi- rame surak ring tontonan.
numan keras, siang malam
ramai bersorak-sorak me-
nyaksikan tontonan.

5. Sudah selesai diceritakan, 5. Wus injing kewarnaha, mang


berangkat Sang adipati, ber- kat sang adipati, sareng Ian
sama dengan bantuannya, serayanya, sentana manteri
pembesar menteri bersama- parasami, tan kewarnaha
sama, tak diceritakan di neng margi, hing Sarewa
perjalanan di lereng sesam- rauh hipun, nuli reren sama
painya, kemudian berhenti daya, handikeng utusan
56

sama lelah, mana yang men- neng Pejanggik, atur ken


jadi utusan ke Pejanggik, pewekas maring Serinalen-
kata pemesan kepada sang dra.
raja.

6. Sang Prabu sudah dihadap, 6. Sang Prabu duk sineba,


tidak berapa lama datang kancit perapta duta kalih,
duta dua, mendekat berkata humedek nembeng sang na-
sang raja, Sribupati berka ta, seribupati nabdaris, sira
ta perlahan, "Kami berdua kalih saking endi, sang di-
dari mana? "Sang Duta ber- nuta sami matur, singgih
sama, memang benar dewa dewa Betara, kula hingutus
Batara, saya diutus benar dira dipati, paman hendika
adipati, paman berkata se- mangkin wenten ring Sare
karang berada di Sarewa. wa.

7. Saya berganti menghatur- 7. Kula gumanti ngaturken


kan pesanan, paman berkata pewekas, paman handika
mendekat sekarang, sang humerek mangkin, sang Pra
Prabu segera berkata, kepa bu nuli nabda, maring sen-
da pembesar demung ke- tana demung kekalUt, Ian
dua, dan bala tentara se- wadia akek parassami, lahta
muanya, den^n dmmbut papagena paman dipatiya
paman adipati itu, berada puniku, wenten ring dusun
di dusun Sarewa, yang di Sarewa, kang kenengken fe
utus dengan benar berada res lumaris, aneng Sarewa
di Sarewa disebut sang papagin sang dipati Selapa
adipati Selaparang. rang.

8. Yang menyambut sudah da 8. Kang mapag wus perapta,


tang, di keindahan sang adi king ayune sang adpati,
pati, berkata sambil me- matur sarwiya hahembah,
nyembah, benar saya ber- singgih kula sadiya mapagi,
sedia menjemput, diutus kenengken dira sangaji, ing-
sungguh sangaji, iya saya gih kula ngiring melebu,
mengiring masuk, menuju maring jeroning nagara, pu-
57

ke dalam negara, putra ber- tra handika sampun ngan-


kata sudah menunggu, di tosi, king mangustur sareng
balairung bersama pembesar sentana para putra.
negara para putra.

9. Sang Adipati segera berang- 9. Sang dipati nulya mangkat,


kat, bersama dengan kawan sareng seraya lawan para
para menteri,wadiya banyak mantri, wadiya katah datan
tidak sakit, bersama-sama garinge, samiya kari jawi-
tinggal di luar negm, maka ning nageri, dadiya malbu
masuklah sang adipati, ber sang adipati, sareng sedasa
sama sepuluh orang dan Ian sentananipun, layu ma-
pembesamya itu, langsung rek king sang Nata, neng
mendekat kepada sang raja, mengustur agung kapanggih
di balairung besar bertemu, rangkul rinangkulan dipati
berpeluk-pelukkan Adipati Ian Serinalendra.
Arinara.

10. Sudah siap teratur duduk, 10. Wus sami fata lenggah, nuli
sambil bercakap sang adi ngandika sang dipati, sing-
pati, benar anak bersedia gih ranak sadiya hamba,
hamba, menggantikan me- gumanti nusul Arya Birigi
nyusul Arya Parigi, hamba hamba kinen dera Narpati,
diperintah oleh raja, tak raka dika Betara Prabu
usah engkau Batara Prabu Nyakra wati ring Selapa
Nyakrawati di Selaparang, rang, hamba kinen gawe
hamba diutus membuat ja- mangsuli, semangkana sadi-
waban, demikian kesediaan yane paman umareka.
paman mendekati.

11. Perlahan sabda Sripaduka, 11. Harum sabdane Serinalen


"Kalau demikian paman dra, yen mangkana paman
adipati, peperangan tidak adipati, ranak datan nyera-
menyelesaikan, duduk ka- hena, mapan sira Arya Pari
mu Arya Parigi, mulai pe- gi, awit perang datan sisip,
rang tidak pemah keliru, semalih mangkin sampun ke
lagi pula sudah akan disam- sambut, dining ranak Nageri
58

but, oleh ^ak negeri lain, lian, datan Yogiya paman


tidak sebaiknya paman me- hangambil, wetnegara ranak
ng^bil, karena negara anak darbe kewanengan.
punya keweiiangan."

12. Menghaturkan kepada bera- 12. Aturina maring bereraka,


neka, sang Prabu sang prabu Nyakrawati, ra
Nyakrawati, di medan nak enggon panyaruman,
perang tempat peperangan sang dipati nabda malih,
sang adipati berkata lagi, parasangga paman hamang-
para penyangga paman gil, gawenen ring Selaparang
mamanggil, buatlah agar mantuk, mapan hiki wong
yang di Selaparang pulang, ela, nora gawe den uripi
duduldah ini orang buruk, besuk benjang dadi cidra
tidak membuat orang meng- ning Negara.
hidupi di hari esok menjadi
cedera di negara.

13. Lagi berkata Sripaduka, 13. Malih nabda serinaranata,


"Jika banteng besok di bela- yen qndaga benjing king
kang, sudahlah paman me- wuri, sampunang paman ta-
nolong, orang Pejanggik ha- tulunga, wong Pejanggik
nya sendiri, peganglah atau mung pribadi, cekelana uta-
bunuh, tetapi sekarang su- wi mateni, kewala mangkin
dah disambut, sungguh de- sampun kesambut, yakti
mikian keadaan negara, ti mangkana witing Negara,
dak sebaiknya paman meng- datan yogiya paman ha-
ambil tempat untuk saya manggil mapan dados kula
yang mempxmyai desa." kang darbe desa.

14. Besok anakda menghatur 14. Benjang ranak atur pikiri-


kan pikiran, dan menghatur man, den katur maring bere
kan kepada ayahnda haji, raka haji, wanodiya mung
wanita hanya seputuh, yang sadasa, lilima perawan yak
lima orang perawan benar, ti, Ian rangda lilima puniki,
dan janda lima orang lagi, sakdbehe widagda sampun,
semuanya sudah pandai. dcuios joget petanddkan, la-
39

menjadi penari tandak, de- wan igelnya yakti bangkit,


ngan ger^can yang meng- mahgkin dapamm puUh ti-
gairahkan, sekarang paman- ngalena.
da kembali melihat"

15. Jadilah terbenam sang yang 15. Dadiya sump sang yang
Arka, pergi mandi sang adi- arka, lunga siram sang dipa-
pati, dan seluruh para pem- ti, Ian sakehe parasentana,
besar kerajaan, seluruh bala wadiya bah katah wus
tentara sudah diberi tahu, dennya uwarin, sami nginep
bersama menginap satu ma- mung sewengi, parasama
lam, bersama mandi di toro, siram aneng toro, puniku
itu sumur pusaka, sesudah sumur pusaka, sesampun
mandi pulang kembali, di siram mantuk malih, neng
balairung diberi suguhan mangustur katuran sayeng
minuman keras semuanya. seda-sedaya.

16. Semalam-malaman berdesak- 16. Sedalu-dalu hasasukan, pa-


desakan, para raja dan bala raratu hn wadya niki, sa-
tentara ini, semakin minum jeng hrffi datan kekirangan,
an dituangkan tidak keku- nonton joget legong sami,
rangan, menonton joget wadiya akeh egar kapti, da-
genggong bersama, bala ten tan nidra sedalu-dalu, se-
tara banyak yang melepas mangkana paratindakira, ra
keinginan, tidak tidur sema ja Pejanggik tan kirang le-
lam-malaman, demikianlah arih, saben injing nyembe-
tindakan mereka, raja Pe- lih kebo liltma ■
janggik tidak lepas dari
minuman keras, setiap pagi
menyembelih kerbau lima
ekor.

17. Bala tentara yang berasal 17. Wadiya kang saking Selapa
dari Selaparang, dan para rang. hn para ratu diyan
ratu beserta para menteri, para manteri, habosan dahar
bosan makan hidangan pes- lehrihan, sami nowun suyur
ta, mereka memesan minta manis, pararatu hn paraju-
60

sayur manis, pararaja dan rit, sami kebosamn dahar


para prajurit, sudah bosan lelauh, sapta dim datan pe-
makan lauk, tujuh hari ti- gat, sang adipati nuli hapa-
dak terpusus, sang adipati mit, ring sang nata, man-
segera berpamit, kepada tuk ring Selaparang.
sang raja, pulang ke Sela-
parang.

18. Menjadi bubar seluruhnya, 18. Dadiya bubar samadaya,


sang adipati menerima ki- sang dipati nampi pakirim,
riman, wanita hanya sepu- wanodya mung sedasa, kuda
luh kuda tunggangan tujuh tungangan pitu yakti, wano
nyata, wanita sepuluh orang dya sesedasa sami nitih ku
mengendarai, kuda kelima da lilima puniku, kangpipi-
itu, yang tujuh ekor untuk tu para sentam, dadi kalih
para pembesar, jadi dua weias kudaneriki, sampun
belas kuda itu, sudah ber- salam sang dipati Ian Seri-
salam sang adipati dan Srh mlendra.
maharaja.

17. PUH ASMARAN

1. Sudah jauh peijalanan ini 1. Sampun lepas lampah niki,


ke timur menuju ke desa mangetan nuju ring desa Pa
Parowa, rnasih senja berada rowa, kasurupan king da-
di jalan sekarang, malam dalan mangke, dukring dalu
hari baru ke Parowa, wak- rauh hi king Parowa, wanci
tu menunjukkan pukul se pukul sadasa, sami lesuh se-
puluh, mereka tampak lelah dayanipun, leres nedra tarn
seluruhnya, terus tidur tan- ayun dahar.
pa makan lebih dulu.

2. Tak diceritakan pada malam 2. Tan kewarnaha dukring htri


itu, pagi harinya baru diki- infing mangke tan kocapa,
sahkan, men^turkan ke katuran sajeng para ratu ka-
pada keluarga ratu semua. beh, wadua bala darwine.
61

bala tentaranya, sesudah itu sesampun nira luwaran, nuli


keluar, lalu berangkat se- mangkat sedaya nipun, iu-
luruhnya menuju Selapa- nganuju Selaparang.
rang,

3. Bala tentara Parowa banyak 3. Wadiya Parowa akeh ngiring


yang melepas kepergiannya, terasna maring ratu nira
cinta kepada rajanya, Putra putra Demung tinut kabeh,
Demung ikut semuanya,pa paramesuwari sentananya,
ra permaisuri pembesar ke- lon-lonan kang lumampah,
rajaan, berjalan perlahan-la- halinggOting kuda para ratu.
han, duduk di kuda para rauh king alas pengadangan
ratu, hadir ke hutan Panga- ngarL
dangan.

4. Menjadi terbenam sang 4. Dadiya sump sang yang ra-


yang surya, sambil beristi- wit, null reren sedayenya,
rahat seluruhnya, dihatur- katuran sajeng ratu kabeh.
kan minuman keras kepada wadiya alit sami darwine.
raja semua, bala tentara masanggerahan tepining be-
bawahan bersama beristira- ngawan. pararatu sukan se-
hat, di pesangrahan tepi su- dalu-dalu. wadiya alit sami
ngai, para raja bersenang- nidra.
senang semalam-malam,ten
tara bawahan semua tidur.

5. Tldak diceritakan malam 5. Tan kewarnaha dukring la-


harinya, pagi itu berjalan tri, injing malih lumampah.
kembali, ke timur lurus per- mengetan lares lakune, da-
jalanannya, tidak dicerita tan kewanraha neng marga.
kan di jalan, sudah sampai sampun perapta ring Selapa
ke Selaparang, terus menu rang. laju rharing mengustur
ju ke balairung agung, selan- agung dadiya medal Serina-
jutnya keluarlah Sriraja. lendra.
62

6. Yang datang bersama me- 6. Kang rauh samiya ngabekti,


nyembah, duduk mengha- hangayaping serinaranata,
dap sriraja. Sang Prabu ber- sang prabu nabda alon, eh
kata perlahan," Eh Paman paman adipati, warteken le-
Adipati, beritakan kepada lampahan nira, adipati nem
saya perjalananmu," bah matur, singgih pukulun
Adipati menyembah ber- Dewa Betara.
kata, "Benar pikulun Dewa
Betara."

7. Tidak bersedia saya mem- 7. Boten sadiya kaula mejahi,


bunuh, Ariya Banjar Getas Arya Banjar Getas punika,
itu, walaupun main menda- den wirang untuk rai sang
pat muka sang raja, perka- katong, sabdane wong tan
taan orang tanpa dosa, hal padosa, puniku awinan ke-
itu membuat main, sebenar- wirangan, seyakti sampun
nya sudah disambut, lalu kesambut, nuli dinadosken
dijadikan penyaruman. penyaruman.

8. Kembali bersabda Rai Pa- 8. MalUi sabda Rai Badu kaji,


duka yang mulya,"Jika ada. yen nana gaw4t injing-en-
pekerjaan pagi esok, karena jing, jalaran Ariya Banjar
Ariya Banjar di sini, tidak hingkene, tan yogiya ngalih
sebaiknya berpindah per- tulungan, amung wong Pe-
tolongan, hanya orang Pe- janggik periyongga, sampu-
janggik sendiri, demikianlah nika sabda rai Pukulun,
hatur hamba rai Pukulun, nuli kaula hapamit sedaya.
kemudian saya berpamit
bersama." .

9. Kemudian lagi ada kiriman 9. Semalih wonten pekiriman


saat ini, orang wanita hanya sepuniki, wong wadon
sepuluh, dengan kuda dua amung sedasa, lawan kuda
belas banyaknya, beserta kaWi welas reke, lawan ke-
ketan tiga gendungan, bin- tam tigang pondongan, lin-
tang gawuk Betara Prabu, tang gawok Betara Prabu,
harum wijil kang sabda. harum wijil kang sabda..
63

10. Gila benar adik di Pejang- 10. Edan temen yayi ring Pe-
gik, musuh luka di badan, janggik, mesah cidra den
saya dibujuk oleh wanita wiranga, sun den bujuk di
banyak, juga kuda dan ma- ning wanodiya akeh, malih
kanan, tujuan berbahaya kuda Ian papanganan, pa-
hatinya, dianggap saya ma- ran baya wardaya nira, den_
sih muda, di bujuk oleh anggep ingsun maksitimur,
kiriman. den bujuk dining pikiriman

18. PUHDANG-DANG GENDIS

1. Pada malam hari bersuka- 1. Dukring dahi hasusukan sa-


suka semua, para ratu, ber- mi, para ratu,samiya lengga-
sama membawa, tentara ba- wa, wadiya alit darwine ka-
wahan kepunyaannya se beh, akeh lelarihan sedalu-
mua, banyak minum-mi- dalu, lawan tontonan sami
numan semalam-malaman, perapti, gandrung wayang
dengan tontonan yang da- joget tandak, wadiya alit
tang, merayu wayang joget suka kelangkung, Ian para-
ronggeng, prajurit sangat se- ratu sami lenggawa, ing Se
nang, dan para raja bersa- laparang, istri kakung leng
ma enggan, di Selaparang, gawa kapti, sampun duka
istri lelaki membawa kehen- winales dining suka.
dak, sudah kemarahan diba-
las oleh senang.

2. Bergantilah sekarang yang 2. Gantiya mangke kang kagu-


tergubah, Negeri Pejanggik pit, Nageri 'Pejanggik kang
yang dinyatakan, sesudah kocapa, sesampun tinilar de-
tertinggal oleh adipati, dice- ning dipati, kagupite sange-
ritakan sang hamba, Dewa hulun, Dewa Kusuma maha
Kusuma maha raja Pejang Raja Pejanggik, asih maring
gik, sayang kepada Arya Arya Banjar, datan pisah
Banjar, tidak dapat pisah siang dalu, Arya Banjar
siang malam, Arya Banjar Getas.
Getas.
64

3. Artinya Getas, sudah me- 3. Tegesing Getas, sampun ke-


nisak, artinya Banjar arti rukin, tegesing Banjar, ake-
nya seterusnya menjadi lu- dik letetanya, pan dados lu-
rah di desa kecil, demikian- Jurah king desa alit, semang-
lah artinya, Arya Sudarsana kana pewastanepun, Arya
keadaannya sekarang, nama- Sudarsana dukring mangkin,
nya Banjar Getas, temama namane Banjar Getas, ke-
di semua itu, karena diberir wastara king sedaya ikut,
tahukan oleh Raja, dicerita- pan kasiaran dining Nalen-
kan, pemuka itu sri bupati dra, kewarnaha, pemadi nira
rangga para patih dan seribupati, Rangga Pepatih
demung-demung. Ian Demung-Demung.

4. Banyak lelah selama keda- 4. Hakeh kesel sajeroning kap-


tangannya itu, kepada ka- ti neki, maring sira. Sang
mu. Sang Arya Banjar Artya Banjar Getas, sami bi-
Getas, bersama berbisik- sik-bisik mangke, kehilapan
bisik kemudian, kelengahan mangkin sang Prabu, wong
sekarang sang Prabu, orang Getas mangke dadi kanti,
Getas sekarang menjadi sa- semangka na rarasan nira.
bar demikian kata mereka. Sang Rangga Pepatih Ian
Sang Rangga, Patih dan De- Demung, kang dados pema
mung, yang menjadi pemadi di Nalendra, iku karena,
Raja, itu karena, banyak akeh manteri sayan tebih,
mantri semakin jauh, men dadiya lenggana, maring seri
jadi enggan, kepada Sriraja. naranata.

19. PUH SINOMAN

1. Konon sekarang mencerita- 1. Kunen mangke winurcita,


kan sang Rangga Tapon sang Rangga Tapon kang
yang tampan, mengendur- kewarni, hangendurrasa Ian
kan rasa dengan pembesar sentana nira, mapan lintang
kengaannya, bertempat ber- kesel manah niki, maring
seberangan lelah hatinya, Arya Banjar king mangkin,
itu, kepada Arya Bai^r dadiya lenggana ring sang
65

pada saat itix, menjadi tak Prabu, kaseringan datan me-


suka kepada Sang Prabu, reka, petng sasOi Uani nuki,
terlalu sering tidak mereka, Rangga Tapon tan myun
empat bulan lamanya ini, hagunem maring Nalendra.
Rangga Tapon tidak menga-
jak bercakap-cakap dengan
Raja.

2. Diceritakan sekarang sang 2. Kewamaha mangke sang


raja, Prabu Anom, Negara Nata, Prabu Anom, Nageri
Pejangging, berkata kepada Pejanggik, ngandika maring
pesuruhnya "Pergi kamu se- ceraka nira, lah ta lunga
gera, ke Tapon membawa sira agelis, aneng Tapon
surat, haturkan kepada pa- gawe tulis, aturken maring
manku, Bapa Puyut segera paman nengsun, Bapen Pu
berangkat, ke Tapon raem- yut nuli mangkat, aneng
. bawa surat, " diceritakan Tapon gawe tulis, kocapa
sudah datang ke Tapon wus perapta neng Tapon
yang diutus. kang ceraka.

3. Diceritakan akhimya sang 3. Kewamaha reke sang


Rangga, di desa Tapon se- Rangga, king desa Tapon
dang dihadap, oleh pembe- duk tinangkil, dining sen-
sar pimpinannya, kuda-ku- tana lurah nira, andir atap
da teratur dalam musyawa- king ayun nira, andir atap
rahnya itu, tidak berapa la king ayun nira hiki, kancit
ma datang menghaturkan perapto aturken tulis,
surat , utusan Pejanggik itu, ceraka Pejanggik puniku,
serat segera diterima, oleh serat nuli tinampanan,
lurah desa di tempat itu, dening lurah desa reke hiki
sang lurah menghaturkan sang lurah aturken maring
kepada sang Rangga. sang Rangga.

4. Surat segera dibuka, diba- 4. Serat nuli binuka, winaos


ca di dalam hati, setelah sajeroning galih, sampun pu-
selesai katanya mengucap- put ucapaning sewala, sang
66

kan, sang kangga berkata Ratigga nabda ageli^, maring


segera, kepada lurah desa hirah desa mangke hiki, ah
saat itu, "Ah lur^ kamu lurah sira karya sewata as-
tinggallah sewala asnih, ruh, winalesa punang serat,
dibalas surat itu, kirim kirim henede nagetis, mar-
segera, iewat utusan, kirim- gening ceraka, aturken hing
kan kepada Raja." Nalendra.

5. Perkataan balasan surat itu, 5. Ucapan Winalesan serat hi-


orang Tapon tidak akan ka, wong Tapon tan ayun
berubah, menghadap kepa malih, hanangkil maring
da sang Raja, duduk sang sang Raja, mapan sang Pra
Prabu tidak surat, menjaga bu nora tindih, pemadi kang
yang dekat jadi jauh, itu pedek dadi tebih, punika
karena terlihat oleh saya, karena katingsun, want leng-
berani duduk dengan kamu, ga neng sira, semangkana
demikianlah ucapan di surat ucapaning tulis, serat dadi
surat tadi diterima utusan tinampanan ceraka mantuk-
lalu puiang. ka.

6. Maka diceritakan di jalan, 6. Datan kocapo neng marga,


sudah sampai ke kerajaan sampun perapto hing marpo
sang haji, dinyatakan sudah sang haji, sewala sampun
memberikan, bacaan oleh hingaturan, winaos dining
raja, akhir tanpa disadari, Narpati, puput wirasaning
surat, ketus kasar waktu tulis, gangsul wedal sang
berkata sang Prabu,"Orang Prabu, wong Tapon mangke
Tapon sekarang bagai ban- handaga, hing benjang gen-
teng, pada esok haii meng- puma dinagelis, becik mang
ganpur hari cepat, baik ke undangana sentana ka-
nanti undangl^ pembesar danging wong.
saudara kita."

7. Maka segera beeangkat, ke 7. Punang ceraka nuli mang^


rumah sang ra;^ pitih, Arya kat, aneng gariya sang Raya
Demung dan I^nang, ber- PatUi, Arya Demung kela-
samaan datang, mendekat wan Demang, tangkeban
67

kepada sang haji, sang Prabu sami perapti, asung pedek


berkata gagap,"Gempur Ta- ring sang haji, sang Prabu
pon hari esok, ini utusan nabda gangsul, gempur Ta-
menjadi bukti, tidak patuh pon dina benjang, hiki sewa-
sekarang pembicaraannya la dados bukti andaga mang
kepada orang." kin sayowaktine maring
wang.

8. Pada malam hari tak terdu- 8. Hing dali tan kocapa, ke-
ga, diceritakan setelah pagi wamaha mangke wus injing,
hari, di Pejanggik berbunyi ring pejanggik muni tenge-
tanda, mata-mata penantang ran, penalikan penantang
jurit, bertemu bala tentara jurit, tangkeban wadiya pe
yang datang, meraakai sen- rapti, hanggawe senjata se-
jata semuanya itu, sambil daya hiku, nuli medal Seri-
keluar dari Srimaharaja, dari nalendra, saking Pura nu-
pura menuju lima jalan, ke jeng ponconiti, neng ma-
balairung bertemu dengan ngustur katemu lawan pe-
penjaga semua. madine sedaya.

20. PUH PANGKUR

1. Keras berkata Srimaharaja, 1. Asruh ngandika Srinalendra,


"Pergilah kamu semua seka lah hinga sira sedaya mang-
rang," Banjar Getas perla- kin, Banjar getas aris matur,
han berkata, "Benar Betara singgffi Betara susuhunan,
susuhunan, saya berpamit kaula hamit mangkin hange-
sekarang menyerang, saya lurug, kaula peribadi man-
pribadi masuk desa, ke Ta- jing desa, hing Tapon duk-
pon diturunkan nanti." ring mangkin.

2. Sekejap Balatentara kuat, 2. Wadiya akeh sanal daya,


berada di luar negara, saya dene ngantos aneng jawi
pribadi masuk, mengalihkan Negeri, kaula pribadi male-
sang Rangga, jika bersedia bu, hangalih hena sang
saya pribadi perang cucu, Rangga, yen sadiya kaula
sambil berpamit bersama. peribadi perang cucu, nuli-
68

Banjar Getas beijalan ter- ya hamit samadaya, Banjar


akhir sendiri. Getas lumampah kerihin.

3. Bala tentara banyak berada 3. Wadiya, akeh aneng wuntat


di belakang, ramai bersorak rame surak gumuruh atri,
gemurah bersorak, tak dice- tan kewarna aneng enun,
ritakan berada di peijalan- lampahira Banjar Getas. wus
an, peijalanan Banjar Ge perapta king Tapon nuli ma-
tas, sudah datang ke Ta- lebu, king desa peribadiya,
pon kemudian masuk ke wadiya akeh ngentos king
desa tempatnya, bala ten jawi.
tara menunggu di luar.

4. Wong Tapon tidak mengeta- 4. Wong Tapon datan mninga,


hui, jika temyata desanya peritingkah desanya den lu-
di datangi, sunyi bala ten rugi, sunyi wadiya sedaya
tara semua itu, hanya iku, amung Rangga Ian sen-
Rangga dan pembesamya, tana nira, angendurasa
santai berada di puranya. aneng sajeroning puranipun,
Tak lama kemudian datang- kancit perapta Arya Banjar,
lah Arya Banjar, sambil nuli malebu king pura ke-
masuk ke Pura bertemu. panggih.

5. Gemuruh tidak terkirakan, 5. Jumerojog datan palerapan,


sambil duduk di hadapan nuli lenggah hingarsa
Rangga Teki, sang Rangga Rangga teki, sang Rangga
berkata tenang, "Adapun ngandika harum, hana paran
kedatangan saya, Arya sira perapta, arya Banjar sira
Banjar kamu imenjawab ke- nauri asruh, sun kenengken
ras, saya diutus dewa sang dewa sang Nata, hanyekel
Raja, menangkap kamu se- sira king mangkin.
karang."

6. "Sebab kamu orang tak pa- 6. Apan sira wong andaga, ki-
tuh, terhalang menghadap rtng sewala tanayun hanang-
waktu dipersidangan, apa- kil, kadtngapa harepmu.
69

kah kemanamnu", Ran^a Rangga Tapon nahure, sayo-


Tapon menjawab, "Tidak wakti hin^n andaga ring
ada maksud saya tidak pa- sang Prabu, benjang-benjang
tuh kepada sang Prabu, kita haperang, Banjar Getas
besok-besok kita berpe- nahurigelis.
rang," Banjar Getas segera
menyahut.

7. "Saya tidak menunggu hari 7. Hingsun tan ngantos dina


esok, benar pribadi yang be- liyan, diyastu peribadi lah
rebut prajurit", Rangga Ta rebutan najurit, Rangga Ta
pon berkata kasar sudah, pon sugal wuwus, dudu ca-
"Bukan caraku, bertempur raningwang, hangepunga
orang satu kerajaan men- won wong senunggal dadi
jadi musuh, kemudian ke- satru, lah ta medal sira
luar kamu cepat, di luar den enggal,jawi kita enggon
kota tempat prajurit." hajurit.

8. Banjar Getas Lekas keluar, 8. Banjar Getas saksene medal,


di luar kota saya menung jawi kuta sira ngantosi, sang
gu, Sang Rangga segera da- Rangga nidtya rank, sareng
tang bersama dengan pem- Ian sentana nira, mung se-
besar datang bersama de lawe wadiya Tapon kang
ngan pembesamya, hanya nusul, aneng urine sang
dua puluh lima tentara Rangga, wus ayun-ayun
tapon yang menyusul, di be- para sami.
lakang sang Rangga, sudah
bersiap-siap semuanya.

9. Rangga Tapon berkata,"Ma 9. Rangga Tapon hanabda, lah


ka ikutlah Banjar Getas ta payu Banjar Getas kila
dengan prajurit", tangan- hajurit, sang Rangga tum-
nya sang Rangga dibuat bak den junjung, Banjar
kukuh, sang Rangga tidak Getas nuli hanyawat, tangan
bergerak, luluh remuk sam- nira sang Rangga ginamel
bil duduk. kukuh, sang Rangga tan usi-
ka luluh repuh nuliya ling-
gih.
70

10. Halus keluar yang perhati- 10. Halus wijil kang wacam,
annya "Maafkanlah Bapak ampura nen bapa puniki,
ini sebaiknya anak bersa- becik ranak sareng mantuk,
ma pulang, masuk ke Pura malebu maring kaniya'Pura,
kemudian," Banjar Getas Banjar Getas nauri wacana
menyahut bicara halus,"Se- halus, becik nUngkul andika
baik menurut permtah pa- paman, sang Rangga nabda
man," Sang ran^^a berkata malih.
lagi.

11. "Seluruh pembicaraan tun- 11. Seyowakti nungkul hing-


dukpada saya," sambil ka- wang nulisira Banjar Getas
mu Banjar Geras berkata ngandika malih, inggih pa-
malih, "Ya Paman saya pu rnan andika mantuk, kaula
lang, saya pulang mengha- malih atur huninga, maring
turkan pamit," kepada Raja Nalendra setingkahane dika
segala peraturan kamu,sam nungkul, null salam sareng
bil memberi salam bersama mantuka. Banjar Getas dau-
puljuig, Banjar Getas meng- hinmulih.
utus pulang.

12. Maka bubar bala tentara, 12. Null bubar wadiya bala, sa-
pada pulang masing-masing mi mantuk sowang-sowang
tak putus-putusnya, sang hatindih, sang Rangga kini-
Rangga diiring masuk, oleh ring mantuk, dining sira
dia Banjar Getas, sesam- Banjar Getas, serauhe aneng
painya di Pura mereka du- pura sami lungguh, sang
duk, sang Rangga kemu Rangga nuli ngandika, atur-
dian berkiata, "Serahkan na penungkul paman hiki .
takhikkan paman ihi."

13. .^ak ingsun dewasa hanya 13. Anak ingsun diwasa mung
satu, DiwiJiintibawalah ke senunggal, Diwi Junti gawe-
Pg^ggik, ini bersungguh- nen maring Pejanggik, cine-
sungguh saya menyerahkan yakti hingsun anungkul,
■ keaniidian beikahi Arya nuli matur Arya Banjar,
71

Banjar, benar Paman saya singgih paman kula matur


berterima kasih, kepada rumuhun, maring andika
Paduka Raja, besok-besok Nelendra, benj'ang-benjang
saya datang lagi. kula malih perapti.
14. Segera pamit Banjar Getas, 14. Nuliya pamit Banjar Getas,
Sang Rangga berkata de- sang Rangga ngandika wa-
ngan manis," ini anak pu- cana manis, lahta ranak
lang, ini lurah dan pega- mantuk hiki lurah Ian sen-
waiku, bersaina empat pe- tana hingwang, sareng catur
ngiring kamu menghadap ngiring sira mareking sang
sang hulun," sambil minta hulun, nuli lengser sareng
diri lima orang bersama, lilima, datan kewamaha
tidak diceritakan di jalan. neng margi

15. Sudah datang kepada sang 15. Wus perapta hing narpa Na-
Raja, keUmanya bersama lendra, sareng lilima sedaya
menyembah, keluarlah sab- mengabekti, mijil sabda
da sang Prabu, "Ada apa sang Prabu, kadiangapa
Banjar Getas, sepak teijang- Banjar Getas, pola hira
mu di Tapon menyerang," aneng Tapon hangelurug,
Banjar Getas menghaturkan Banjar Getas atur sembah,
sembah, "Semua tunduk sedaya nungkul paman
paman Rangga sekarang." Rangga mangkin.
16. sungguh tunduk dalam per- 16. Cineyakti nungkul sey'owak-
janjian putri Diwi Junti di tiya, putri nira Diwi Junti
serahkan sudah, sambil ber den serah mangkin, nuliya
kata sang hulun, menyerah- nabda sang hulun, serah
kan putri akan dijadikan putri dados punapa, durung
apa, belum tentu dikemba- kqnteng kapulihan sira Ian
likan kamu dan saya, sam- ingsun, nuli sump sang yang
pai terbenam matahari, ber- arka, kesukan-sukan duk-
senang-senang malam hari- ring latrl
nya.
72

17. Selamam-malaman berpesta 17. Sadahi-dalu boga darwina,


makan-makan, para ratu para ratu lenggawa Ian wadi-
dan seluruh tentara berse- ya sami, datan kirang lela-
nang hati, tidak kurang su- rih hipun, ginanti kang wi-
huhan minuman keras, ber- nurcita, rangga Tapon malih
ganti yang diceritakan, kang kewuwus, hagunem
Rangga Tapon lagi berbica- Ian rabinira, miwah sang
ra, membicarakan perkawin- Diwi Ian sentana niki
an, untuk sang Diwi dan
pegawainya.

21. PUH ASMARAN

1. Sang Rangga berkata bijak, 1. Sang Rangga nabda aris,


kepada istri dan anaknya maring rabi Ian putri nira,
"Aduh anak putriku, perlu aduh anak putri ningong,
kau mengetahui anakku, ka- den udani anaking wang,
mu ini sudah kuserahkan, sira hiki sampun kaserah,
mgnjadi bukti lambang ke- ados cineyakti sun nungkul
kalahanku, menghaturkan aturken subakti maring Na-
bakti kepada Raja." lendra

2. Sang Diyah berkata bakti, 2. Sang Diyah matur subekti,


"Benar ayah hamba tidak singgih rama kula tan leng-
enggan, sampai tiba saat ini gana, setibapara hing mang- •
saya mengikuti kehendak ke. kula ngiring jeng rama,
Ayah, sungguh saya nemu diastu kula nemu palatra,
pelatra, saya ini tidak surut, kula hiki datan sungsut,
saya berbakti sekayune jeng kula subakti sekayune jeng
Rama." Rama.

3. Diceritakan sekarang sudah 3. Kewarnaha mangke wus in-


pagi, bala tentara Tapon jing, wadiya Tapon samiya
bersiap siaga, busana yang sayaga, anggenan busana
dipakai yang indah rupanya, kang adi reke, lanang wa-
laki-laki perempuan bersa- don parasama samapta, gu-
ma bersiap siaga, berganti manti nganter gusti nira.
73

melapor rajanya, konon kewala ngantos panyolo ni-


sampai di sini penyelanya, pun, ana perapta gawe ga
ada yang datang membawa melan.
gamelan.

4. Joget legong tandak ber- 4. Joget legong tandak sami,


sama, atap kuda-kuda di Pu- atap ander neng pura, wong
ra, orang bujangan semua jaka-jaka sami rame, geger
ramai, geger gemuruh suara gumuruh suwaraning game
gamelan, para cucu men- lan, parawayah adol ulam,
jual ikan, minuman beserta lelarihan kelawan sekul,
nasi, menyembelih kerbau nyemhelih kebo mung li
hanya lima. ma .

5. Ada yang membawa keka- 5. Ana perapta anggawe foli,


sihnya, tandu menjadi tang- jempana dados undangan,
ga, sang putri mengantarkan sang putri hingateran mang-
sekarang, senang bergembira ke, suka bungah wadiya
bala tentara, di Tapon ber- bala, fling Tapon sami leng-
sama gajah, tak terasa kesal gawa, tan ana kesel saje-
di dalam kalbu, saing ma- roning kalbu, siang dalu su-
lam bersenang-senang. kan-sukan.

6. Ada rencana para istri, se- 7. Wonten rencana parabini,


isi pura itu, ada seorang sehisining Pura puniki, den
dukun saat itu, demikian- wonten dukun mangke,
lah berangti Maharaja, pe- mangdane barangti Nalen-
ngalaman dari sang Diyah, dra, ulangun mating sang
bertempat jika tidak diam- Diyah, mapan yen nora ke-
bil anak, menjadi memera- pupu, dados merang para-
ngi para saudara. kadang.

7. Menjadi pergi menyisih, 1. Dadiya lunga hangalih, te-


menjadi obet yang sudah tamba kang sampun keci-
diceritakan, kebaikannya nan, kebecikane punang gu-
yang berguna lalu, ada yang na reke, ana ngalih ring
menyingkir ke Demung Demung Peria, Sirontok je-
74

Pena,Sirowrofc jeluknya, pe- juluk ira, tetamba saking


pengobat dari kuna itu, dari kuna puniku, saking lelu-
leluhumya Datu Pena. huran Datu Pena.

8. Pada waktu Jabar sudah 8. Den wayah jabar sampun


mendekat, disuruh berbo- himaris, kinen dora parabini
hong para istri pegawai ke- sentana, sareng titiga hinga
rajaan, bersama tiga orang mangke, samapta sesantun
pergi sekarang, bersiap sedia punika, beras benang lawan
berganti pakaian itu, betas dinar, tan kewarnaha aneng
benang dan dinar, tidak dt enun, sampun perapta king
ceritakan di peijalanan, su desa Pena
dah sampai di desa Pena.

9. Langsung mendekat kepada 9. Laju mareking sang Demung


Sang Demung rumput, ber- teki, ketemu lawan panya-
temu dengan mata-mata, ruman, ceraka jaka kalihe.
utusan pemuda keduanya, Den wayah jabar ngucap,
pada waktu itu mengucap, lah aturine pewekas king
''Demikian hatur pesan dari wang, sun saking Tapon sa
saya, saya dari Tapon ber reng tetehi, sadiya humarek
sama bertiga, bersediameng- ring Demung punika
hadap kepada Demung itu."

10. Penjaga mengelak dengan 10. Penyaruman sirangeling aris


halus, "Siapa nama cucu, sapa nama sira wayah, wa
waktu itu nama saya kiya, yah jabar nama sun kiya,
dari Tapon kami bertiga," saking Tapon sun titiga,
penjaga kemudian berjalan penyaruman nuli lumam-
langsung menuju kepada pah, laju marek ing sang
Demung, men^aturkan pe Demung, aturken pawekas
san tetamu bertiga. tatami titiga.

11. Sang Demung berkata halus, 11. Sang Demung nagndika aris,
"Panggilah mereka lekas," lah undangana den enggal,
penjaga berpamit mohon penyaruman hamit lingser
diri, segera minta ijin teta- sigra solo tetami anyar, te-
75

mu bam, para tamu sambil tami null mangkat, huma-


berangkat, mendekat kepa- rek mating Afya Demung,
da Arya Demung, sesampai- seperaptane asung salam.
nya lalu memberi salam.

12. Dibalas salam itu, silakan 12. Sinauran salam niki, dadiya
kamu duduk teratur, sang sira tata lenggah. Sang
Demung berkata perlahan, Demung ngandika alon,
"Tujuan keija tetamu da- paran karya tetami perapta,
tang, Wayah Jabar menja- wayah jabar nahure, singgjh
wab, "Benar saya diutus kula kinengken ning ratu,
sang ratu, istri sang Rabine sang Rangga.
Rangga.

13. Di Tapon yang menunjuk, 13. Hing Tapon hingkang nu-


tunjuk saya memerlukan nuding-nuding kula nedda
obat yang biasanya untuk tetamba, kang, kang kelum-
mengguna-gunai, memberi berah guna dowe, sesantuti
dengan menyerahkan, oleh null den serah, dining sira
kamu yang mematuhi, jadi kang nuhune, dadiya ngan
bertanyalah sang Demung, dika sang Demung, sapa
"Siapa yang membutuhkan kang ngangge tetamba.
obat?".

14. Yang meminta berkata ha- 14. Kang nuwun matur raris,
lus, "Benar sang Diwi yang singgih sang Diwi hengang-
memakai Kalau sudah dise- genan, pan sampun kaserah
rahkan sekarang, menjadi mangke, dados panungkul
penakluk kepada Raja, te- mdring Nalendra, nanging
tapi jika memang diterima, yen boya katerima, dadi
jadi untuk memerangi per- kemerangan setuhu, punika
setujuan, ini karena saya karena kula kinengkenan.
diutus."

15. Sang Demung berkata lagi, 15. Sang Semung ngandika ma-
perkataan pendeta itu, jadi lih, sayowakti yaktiya puni-
76

penakluk selama-lamanya, ka, dados kamerangan sela-


jika sang Diwi tidak dite- mi-lamine, yen sang Diwi
rima, menjadi istri Raja, tan keterima, dadi Rabi
jadi sanak atau mantu, Nalendra, dadi sanak uta-
pendeta memerangi satu ne- wi mantu, yakti marang
gara." sanegara.

16. Sang Demung sambil me- 16. Sang Demung hanjawat nu-
nyindir berganti pada yang lih, sesantun kang neng
dihadapinya, jambe wangi ayunnya,jambe wangi kiwerik-
diperiksa sekarang sang sa mangke, sang Demung
Demimg berkata , istifaT, ucap tigapar, wanten ciri
'Ada ciri dalam guna-guna neng sesantun ika. kang
itu," yang meminta obat nuwun tetamba sami matur,
bertanya, "Ciri apa minta ciri punapi nuwun lamet-
syaratnya?" nya.

17. Tidak terkabul keinginan- 17. Boya lulus sayowakti, sang


nya, sang Diwi sampai Kera- Diwi tiba nalendra. dadi
Jaan, menjadi sasaran pa sasaran perang bae, ilingena
rang saja, ingatlah hari esok, king bejnang-benjang, kadi-
seperti ini pesanku, tetapi ya pawekas king wang,
kamu jangan bilang, kepada anging sira aja matur, ma-
Rangga dan sang Diyah. ring Rangga Ian sang Diyah.

18. Sudah menjadi kodrat Ilahi, 18. Wus titah sang suksema ja-
tidak terkabul, kodrat-ira- ti, apan nora kesimpangan,
dat sejati-jatinya, niat baik kudrat-iradat sejati-jatine,
jatuhnya buruk, kembali niyat becik tiba neng ala,
Demung mengucap istifar, malUi Demung ucap istige-
sambil masuk ke rumahnya, par, nuli melabu ning geri-
mengambil obat lainnya itu. ya nepun, ngemet tetamba
liyan punika.
19. Obat syarat sudah diteri- 19. Tetamba sampun ketampi,
ma oleh yang meminta itu, dining penuwun punika, da-
kemudian ketiganya berpa- diya hapamit titigena, tan
77

mit, diceritakan dipeijalan- kocapa neng marga, king


an, di Tapon sudah datang, Tapon wus perapta, mele-
masuk ke pura bersama ber- beng Pura sareng teteki,
tiga, menghaturkan obat aturken tetamba kang sine-
syarat yang tersedia. diya.

22. PUH SINOM

1. Di Pejanggik sekarang dice 1. Ring Pejanggik mangke ko


ritakan, Sang Prabu dan capa, sang Prabu Ian senta-
huiubalang Kerajaan, dan na manteri, hangendu rasa
menteri, bertanya langsung ambawa rasa, king mengus-
dari hati-kehati, di balairung tur sesak hatindih, tan lion
sesak berhimpitan, tak lain neng nerpa nerpati, Arya
di Kerajaan, Arya Banjar Banjar Getas puniku, harum
Getas itu, perlahan menge- wijil kang sabda, Nalendra
luarkan sabda, "Raja, para sentana manteri, sareng
pembesar kerajaan dan men sami ayun neng Tapon le-
teri, bersama berangkat ke ladang.
Tapon berkunjung."

Lurah desa Uwarin pemeli- 2. Lurah desa Uwarin pekatik


hara kuda, dengan memba- kuda, den gawe kuda tura
wa kuda turasempati, tem- sempati, pelinggian Prabu
pat duduk Prabu menteri mantri, sentana, wus se-
hulu—balang, sudah disiap- mampta kuda mecawis, lu
kan kuda tersedia, lurah rah matur ngabekti, singgih
berkata menyembah "Sung- Betara dewa Prabu, sampun
guh batara Dewa Prabu, su semapta pelinggihan dewa,
dah siap tempat duduk de sang prabu mangkat nitih,
wa," Sang Prabu berangkat sentana manteri samiya ni
naik, hulu-balang menteri tih kuda.
bersama naik kuda.

3. Ada duta diutus, naik kuda 3. Wonten ceraka kinengke-


berangkat lebih dulu, mem- nan, nitih kuda lunga rumi-
78

beri tahu lebih dulu kepada hin. atur huninga maring


sang Rangga, sudah sampai sang Rangga, wus perapta
di Tapon memberi tahu, king Tapon ngaturi, Lurah
Lurah desa Tapon lekas- desa Tapon hagelis, dauhin
lekas memerintahkan bala wadtya sedarum, sami
tentara semua, bersama mapag jawining kuta, tur
menjemput di luar kota, bakta gamelan asrih, wadon
dengan membawa gamelan lanang wadfya Tapon sami
asrih, perempunan laki-laki mapag.
tentara Tapon bersama
menjemput.

4. Sudah sampai Sriraja, di 4. Sampun rauh Serinalendra,


pendopo mereka bertemu, neng bancingah den niya
berpeluk-pelukkan sang kapanggih, rangkul-rinang-
Rangga dipeluk dengan me- kulan sang Rangga, Ian Nar-
ngangis, baru mohon maaf pati kempit-kinempit, sang
kepada Raja, perlahan sabda Rangga rinangkul hanangis,
sang Raja, kemudian paman nedeng ampura king Rar-
bersama-sama duduk, sam- pati, arum sabdane sang
bil dia ikut duduk, hulu- hulum, daweg paman sami-
balang raja menteri duduk yalenggah, nuliya sira sami
di kursi semua. linggih sentana manteri
lenggah neng kursi sedaya .

5. Diceritakan sang Ratna, Kewamaha sang Ratna,


Dewi Junti di kursi singgasa- Dewi Junti king tilem sari,
na sari, bersama dengan em- sarengkelawan emban ni'
ban pengasuhnya, dikeru- nya, ginerebeg dining para-
muni oleh para istri, me- bini, bangangga busana kang
makai busana yang indah- adi-adi, ayun medal sang
indah, lalu keluar sang diyah hayu, huli dikeng
Diyahayu, sambil didam- inya mangkat aneng banci
pingi emban, menghaturkan ngah.
hormat kepada sang Rama
ini, emban juga berangkat
ke pendopo.
79

Dalam kehadirannya di pen- 6. Seperapta nira neng banci-


dopo, sambil berkata kepa- ngah, nuli matur inya ceti,
da pendampingnya, yang singgih dewa uula nuwun
sungguh dewa hamba minta kehidenan, sang Dewiayun
diijinkan, sang Dewi lalu mijil, humarek ing Narpati,
keluar, mendekat kepada sang Rangga ngandika ha-
Raja, sang Rangga berkata rum,sun matur rumuhunan,
pelan, saya berkata dahulu, dadiya matur ring Narpati,
jadilah berkata depada Raja, singgih dewa anak kula
sungguh dewa anak saya la- ayun mereking handika
.lu mendekati paduka.

1. Sang Prabu lalu bersabda, 7. Sang Prabu nuttya nabda,


"Selamat datang yayi De ajena mijil yayi Dewi, nuli
wi," lalu memanggil inang ngumbatt inya ceti sedaya,
pengasuh semua, berkata matur mating sang Diwi,
kepada sang Dewi,sudah da wus rauh king dalem puri,
tang ke ruang puri, berkata matur mating sang diyah
kepada sang diyah hayu, hayu singgih dewa komala
sungguh dewa komala ratna, Ratna, datan keiden dewa
tidak diijinkan dewa keluar, mijil, daweg mangkin ngi-
sekarang sedang mengiring ring nonton saking peng-
nonton dari tempatnya. gongan.

8. Sambil berangkat sang 8. Dewi Junti Ian inya ceti,


Ratna, Dewi Junti dan Inyo dadiya munggah neng pang-
Geti, kemudian naik ke gongan, wonten inya pera-
panggung, ada emban pera- wan sewiji, anak lurah nama
wan seorang, anak lurah Diwati, iku mungguh ngi-
nama Diwati, itu naik meng- ring sangayu, sareng katth
ikuti sangayu, setelah ber- neng panggonan, wong Ban
dua ada di tempat duduk, cingah sami ningatt, Lala
orang Bancingah bersama Diwati semanggih Putrine
meUhat, Lala Diwati berte- sang Rangga.
mu Putrinya sang Rangga.
80

9. Sang nata kembali meli- 9. Sang nata pulih tumingal,


hat, di panggung wanita neng panggon wanodfya ke-
berdua, sama muda pera- kalih, sami anom perawan,
"wan, berbentur Srinarpati, kesalipan serinarapati,
hanya Diwati mengira itu, amung Diwati sinenggih ne-
Diwi Junti tertutup oleh ki Diwi Junti kerurupan
kain dodot, memang sudah dining kampuh, pan wus
kehendak sang Kuasa, ke- titah sang yang suksema,
pada dia Sriraja, tidak ada maring sira serinarapati, tan
nikahnya dengan Diwi Junti ana nikahnya lawan Diwi
itu. Junti punika.

10. Sampai terbenam sang Hi- 10. Nuli surup sang yang arka,
yang Surya, sang Diwi pu- sang Diwi mantuk ing puri,
lang ke puri, dikerumuni ginerebeg dining inya em-
oleh inang pengasuh Lala ban Lala Diwati sira kari,
Diwati dia tinggal, berada neng pan^onan pribadi,
di tempat pribadi, senang senang tonton lelauh, ke-
menonton lauk, diceritakan wamaha bininira, perapta
istrinya, datang membuat gawe pelita lilin, Ian sekul
pelita, dan nasi di tempat neng panggonan kalih dor-
dua yang punya. wine.

11. Terlihat oleh para punggawa 11. Ketingalan dining parasen-


kerajaan, di balairung mere- tana neng mengyistur para
ka semua, Lala Diwati ber- sami, Lala Diwati, sukan-
senang-senang dikira putri- sukan stnenggih Putrinya
nya. Rangga benar, kehe- Rangga seyekti, keherasan
ranan pembesar kerajaan, entana manteri, perawan
perawan agung rakus seka- ageng turerakus, sedalu-da-
li, semalam-malaman ber- lu hasasukan, pantes gedi
senang-senang, pentas besar angga neki, durung pantes
badannya ini, belum pantas dadijudo Serinalendra
menjadi jodoh Srimaharaja.

12. Sekarang berbisik-bisik para 12. Sapunika bisik-bisik para


pembesar kerajaan, terde- sentana, kapirenga dining
81

ngar oleh Raja, membicara- Narpati, hakiyat-kiyat Seri-


kan Sriraja, perlahan kata- mlendra, harum sabdanya
nya keluar, adik sedang mtjil, yayi sami bisik-bisik,
bisik-bisik, saya terdengar sun harungu sadarum, ma-
semua, menghaturkan sem- tur nembah parasentana,
bah para pembesar, maaf- ampuranen kawula gusti, lu-
kan saya tuan, sangat heran wih gawok kula tinged Dewi
saya melihat Dewi Itu. punika.

13. Semalaman-malaman mere- 13. Sedalu-dalu dennya ma-


• ka makan, pantas besar pes- ngan, pantes ageng angge
ta ditempat itu, serba sama neriki, sarwi samiya segak-
hidangan-hidangan,sang Na- segak sang Nata nabda ma-
ta bersabda lagi, Banjar lih, Banjar Getas nyandang
Getas meluruskan kembaU, pulih, pan peribadi dennye
menurut pendapatnya ia neluk, putri ageng doyan
berusaha membelokkan,Pu- mangan, yekti ageng pu-
tri agung doyan makan, trane benjing, semalih diwa-
benar agar besar putranya sa duk pumama dinira ni
nanti selagi dewasa bagai kah.
pumama kamu nikah.

14. Demikian sabda Raja, men- 14. Semangkana sabda Nalen-


jadi terkejut punggawa dra, sami segak sentana
mantri, Banjar Getas tidak manteri, Banjar Getas tan
berkata, menunduk minum pengucap, tumungkul ngi-
kopi, sambil maju minum num kopi, sarwi maju dahar
minuman keras, tertawa se lelarih, sami kapingkel man
mua para mentri dan para- teri Ian para ratu, dadiya
ratu, menjadi datang ton- perapta punang tontonan
tonan itu joget legong ber- oget legong ngigel sami,
lenggok-lenggok, senang be- suka lenggawa pararatu Ian
bas pararatu dan tentara- wadya nira.
nya.

15. Diganti sekarang dengan ce- 15. Ginanti mangke winurcita,


rita, ada ratu sangat per- ana Ratu parawira luwih.
82

wira, di Banuwa tempat hing banuwa badak desa


desanya, nama Datu Batuwa nya, wasta Datu Batuwa
sakti, mempunyai anak ha- sakti, darbe putri amung
nya satu, Dewi Kendran sa- sawiji, Dewi Kendran, pi-
ngat unggul, sekarang me- nunful, mangke ayun jeng
dan pertempuran sangat ra- ramenya, hanyerah putrine
mainya, menyerahkan putri- ring Pejanggik, den tumulus
Tiya ke Pejanggik, dan ke- dadi rabi nalendra.
mudian menjadi istri raja.

16. Datu Batuwa bersila, sang 16. Datu Batuwa sinewaka, sang
adipati Ian para mentri, adipati Ian para mantri, De-
para demung yang berada mung-demang neng narpa,
di kerajaan, lurah dan para- birah Ian pangelingsir sami,
sesepuh semua, memenuhi ebek sumpenuh hing pon-
sampai di jalan, sang Raja ceniti, sang nata nuli nabda
kemudian bersabda halus, rum, eh dipati Ian sentana
"Hai adipati dan pegawaiku, ningwang, hingsun ayun du-
saya di medan perang kalah kring mangkin, hanyerah
sekarang, menyerahkan pu- putri maring Nalendra Bata
tri kepada Raja Batara." ra.

17. Di Pejanggik pada keesokan 17. Ring Pejanggik dukring ben-


harinya, adipati pergi bersa- jang, dipati lunga sareng
ma paramentri, membawa paramantri, baktasewala
. upeti yang akan dihaturkan, aturena, sira kiniring wadya
kamu diiring bersama ten- sami, gawe woh wohan ma
tara, membawa buah-buah- nis, dipati sentana nuli ma-
an manis, adipati pembesar tur, singgih pukulun Nalen
kerajaan lalu berkata, sung- dra, kaula datan lengganeng
guh saya Raja, saya tidak kapti, dadiya lurah dauhin
mengubah kehendak, men wadua bala
jadi lurah memerintah bala
tentara.

18. Setelah selesai bersiap sedia 18. Den semapta punang woh-
membawa buah-buahan, di- wohan, kewamaha dina bin-
83

ceritakan hari esok, sang jing, sang dipati manterisen-


adipati mantri pembesar,su- tana, sampun eawis kuda
dah menyiapkan kudanya, niki, tangkeban wadiya sa-
bertemu dengan beberapa mi, gawe woh-wohan seda-
tentara, membawa buah- ya hiku, dipati sampun
buahan itu semua, adipati tempi serat, null pamit ring
sudah menerima surat, sangaji, nuli bubar nuju ki-
kemudian berpamit kepada dul laku nircL
sang Aji, setelah itu bubar
menuju ke selatan arah per-
jalanannya.

19. Sudah sampai peijalanan- 19. Sampun lepas hmpahira,


nya, sudah sampai hutan wus perapti alas Mamelak
Mamelak sekarang, kemu mangkin, dadiya mangetan
dian ke timur perjalanan- kang lumampah, nuli sump
nya, sampai terbenam ma- yang rawit, semi nginep
ta hari, bersama bermalam pinggiring kali, semi nidra
di pinggir kali, bersama dukring dalu, enjang mang-
tidur malam, pagi itu dice- ke kewarnaha, parascma
ritakan, para rombongan lunga malih, madiya siang
berangkat lagi, setelah siang perapta Pejanggik Negara.
sampailah ke negara Pejang-
gik.

20. Langsung menuju cerancang 20. Laju aneng cerancang ka


kawat, bersama berhenti pa wat, sami reren para mente
ra menteri, sang Prabu di ri, sang Prabu king kaniya
para kaniya, setelah ada pura, nuli wonten ceraka
pesuruh mempersilakan, ngaturi, wekasana tetami
akhirnya para tamu datang, perapti, saking Banuwe Ba
dari Banuwa Babak para bak para ratu, wadyane
ratu, bala tentara membawa gawe woh-wohan, Serinalen-
buah-buahan, Sriraja kemu dra nuli mijil, king mangus-
dian keluar, di balairung tur ketemu Ian wuwu perap
bertemu dan berdamai da- ta.
tang.
84

21. Merupakan suatu bakti, ber- 21. Baginya ngabekti samadaya,


damai datang ke sang aji, wuwu perapta ring Sangaji,
maka bersama-sama duduk, dadiya samiya tata lenggah,
sang adipati menyerahkan sang dpati ngaturken tulis,
surat, ucapan salam sudah sang prabu winaos tulis,
putus, halus sabda sribagin- ucapan sewala wus puput,
da Raja, "Syukur bahagia harum sabda Serinaranata,
adik hadir, pagi-pagi saya sukur bagiya yayi perapti,
tunjuk bala tentara." enjang-enjing sun tuduh wa-
diya bala

22. Membawa tandu menuju 22. Bakta foli aneng Banuwa,


Banuwa, menerangi yayi hanyoloken yayi Dewi, da
Dewi, sampai terbenam ma- diya sump sang yang arka,
tahari, sambil bersehang-se- nuli sukan-sukan sami. Sang
nang mereka, Sang Prabu Prabu king ponceniti, sareng
di ponceniti, bersama tamu tetami sedaya hiku king da-
semua itu, pada malam hari lu tan kocapa, kewangsitan
tak diceritakan, konon su wus injing sang Prabu me
dah pagi sang Prabu keluar dal saking kaniya Pura
dari kaniya Pura.

23. Para tamu dari Betawa, 23. Tetami kang saking Beta
bersama-sama menghatur- wa, parasami atur bekti,
kan bakti, mohon pamit neda pami pamit kula seda
kami semua, halus sabda ya, hahis sabda narpati,
raja, besok pagi kamu pu- benjang enjang sira mulih,
lang, kamu menginap selu- sira nginep sedaya hiku, den
ruhnya itu, dengan memba sami bekta kekiriman, ulam
wa kiriman, ikan jeladri jeladri asem sami, garem
asem semua, garem apuh apuh pan tanana hing kana
kan tidak ada di sana.

24. Maka bala tentara yang di- 24. Kocapa bala kang dinuta,
ikuti, mengambil apuh ikan ngamet apuh ulam teki, sa
rumput, bersama datang ke mi perapta neng bancingah,
balairung, ada pesta kam- ana gawe wedus Ian sapi,
bing dan sapi, dan kerbau Ian kebo den sembelehi.
85

disembelih, menjadi jamuan dados lelarihan neng mar


di pertemuan, demikianlah ngustur, semangkana solah-
perilakunya, bala tentara nya, vfodiya Ian gusti ega-
dan raja terbuka ingin, tiga ring kapti tigqng dalu tigqng
hari tiga malam bersenang- dina Kasukansukan,
senang.

25. Diceritakan pada bulan pur- 25. Kewangsitan duk wulan pur
nama, Prabu Pejanggik ber- nama. Prabu Pejanggik ti-
ada di pertemuan sekarang, nangkil mangkin, sang nata
sang Raja bersabda, "Hai wijiling sabda, para sanak-
para saudaraku semua, ka- sanak sami, sira lunga
mu pergi ke Tapon seka neng Tapon mangkin gawe-
rang buatlah acara dari sa- nen sewala katingsun, nuli
ya," maka bubar manteri bubar manteri punggawa,
pimggawa, Demung- demung-demung gawe, De-
Demung membuat surat_, mung-Demung gawe tulis,
Banjar Getas tertunduk ikut Banjar Getas tinunduk tinut
oleh sang Raja. dera sang Nata.

26. Sudah sampai di Tapon se- 26. Sampun rauh king Tapon
mua, menyerahkan surat ke- sedaya, aturken serat king
pada Rangga sudah, yang Rangga mangkin, kang mu
muguweng selama berhajat, guweng sajeroning sewala,
Banjar Getas Dewi Junti, Banjar Getas Dewi Junti,
dipertemukan hari esoknya, atemokena dina benjing,
dewasa pumama lebih bagus diwasa pumama luwih ba
demikianlah kata surat pe- gus, semangkana ucaping se
rintah dari Sri raja, Prabu wala, perentahan saking se-
Pejanggik adapun yang ber rinarapati, Prabu Pejanggik
hajat itu. mungguh king sewala puni-
ka.

27. Sang Rangga menerima la- 27. Sang Rangga nampaning se


maran, selesai membaca lalu wala, puput winaos null
menangis, kesal asih di da- hanangis, kesel asih sajero
lam hati, karena sejati-jati- ning wardaya, pun sejati-
nya kehendak, memperte- jati ning kapti, hatemoken
86

mukan putri dengan Raja, Putri km Narpati, mangkin


sekarang orang lain jodoh- wong liyan jodonipun,Rang
nya, Rangga pulang ke da- ga mantuking dalam pura,
lam pura, memberitahu ke- ngandika maring rabi Ian
pada istri dan putri, me- putri, mapan wus titah suk-
mang sudah takdir Tuhan sema nuliya.
rupanya.

28. Dibacanya surat di depan 28. Winaos serat hingarsa rabi


istrinya, dan putri bersama nira, lawan putri sareng
duduk, sudah selesai ucapan halinggih, wus puput uca-
dalam surat, sang Rangga paning sewala, sang Rangga
berkata sekarang,"Jika eng- ngandika mangkin, yen
gan saya menyerahkan, lenggana sun mang keki,
menjadi rusak negara saya, dadiya rusak negara ning-
lebih baik ikhlaskan di sun, becik ihlas neng war-
hati, memang sudah janji daya, pan wus janji neng
kepada Tuhan, janji ku suksema jati, janji ningsun
mantu Banjar Getas." mantu ring Banjar Getas.

29. Sang Diwi kemudian ber 29. Sang Diwi nuli matura, sing-
kata, "Benar rama berkata gih rama sayowakti, wus ti
yang baik, sudah menjadi tah sang yang suksema, kula
kehendak Tuhan, saya ikut ngiring ikhlas ning kapti,
ikhlas dalam kehendak, anu- nugrahan ning yang nora
grah yang tak berubah," gingsir, sang Rangga egaring
sang Rangga lega hatinya, kalbu, karena Putrinya ikh
karena putrinya ikhlas sang las, sang Rangga mijil saking
Rangga keluar dari puri, puri, katemu hing ponceni
bertemu di ponceniti, ber ti, sareng Ian tetami puni-
sama dengan para tamu itu, ka, sang Rangga dikeng ce-
sang Rangga disuruh utusan, raka, hangundang kadi Ian
mengundang santeri dan santeri, sampun perapta su-
mayang enau/janur, setelah kan-sukan neng Bancingah.
datang bersenang-senang di
balatrung.
87

30. Diceritakan sudah 30. Kewamaha sampun dennya


selesai
menikah, Banjar Getas ber- hanikah, Banjar Getas sa-
sama Dewi Junti, di Tapon reng DewiJunti, king Tapon
mengadakan hajat, tentara wangun kariya. wadiya wa-
wanita pria datang, mengha- don lanang perapti, hanga-
turkan beberapa pembantu, turken parabeya sami, rame
ramai tontonan pada malam tontonan dukring dahi, wus
hari, sudah selesai para pem- semapta parabeya nira, nuli
bantunya, dengan mengun- ni^ndang parakadang sami,
dang beberapa saudara ber- madiya condra kanine wa
sama, la tengah keris pan- ngun kariya.
dak lamanya menyatnbut
keija/hajatan.

23. PUH DANG-DANG GULA

1. Sudah lengkap setengah bu- 1. Sampun jangkep seteng sa-


lan, berganti sekarang, yang sih ginenti mangke, hing-
diceritakan, di Banuwa dice kang winurcita, king Banu
ritakan sekarang, Datu wa kocap mangke, Datu
Botuwa dan putrinya, me- Batuwa km putri nipun
nunggu duta dari Pejanggjk, ngantos duta saking Pejang-
maka deinikianlah usaha- gik, pan mangkana pangu-
nya bersabda sang Rata, baya, sabdane sang hulun,
"Ketika berada di rumah duk aneng p.eraba jaksa,
istana, besok-besok, ada benjang-benjang, ana du-
duta saya membuat tandu, tengsun gawe joli, jempana
jempana undangan adik undangan yaui sang Ratna.
sang Ratna."

2. Siang malam orang Banuwa 2. Siang dalu wong Banuwa


menunggu, membawa sayur- ngantosi, gawe sanganan,
an, ada pilis ujung janur, ana wilis ujung jenar, ana
ada memindahkan burung ngalih paksi reke, andah
lalu, indah wama burung wama paksinipun, dados pe-
itu, menjadi mainan sang menga-menga sangDewi, mi-
88

Dewi,sebagai hiburan orang, nangka panglipuring mla,


ada yang membuat tandu, wonten kariya j'empana nur
ingkat lima tandu itu, kiri rup, tunda lima kang mem-
kanan, ingin belakang seisi pana, kiri kanan, ayun untat
penggorengan. isining sanganan.

3. Ada yang membawa kemba- 3. Ana pulih menjangan alit,


11 menjangan kecil, sangat den koncara, ngange kayu
mulia, memakai kayu pa- pelak, dados pamenga-me-
lang penyekat, menjadi per- ngo mangke, samangkana
hatian nanti, demikianlah egaring kalbu, wong desa
riangnya kalbu, orang desa Banuwa parasami, satiya
Banuwa bersama, setia bakti bekti ring gustinya, jangkep
kepada tuannya,lengkap sa- secondra lami nipun, duta
tu bulan lamanya, duta Pe- Pejanggik, tannana perapta,
janggik, tidak ada yang da- kewamaha Dewi Kendran
tang, diceritakan Dewi Ken- kaliyanen tulis, datan wi-
dran dengan surat, tidak kan Rama niya.
mengetahui ayahnya.

4. Diucapkan berkasihrkasih, 4. Ucapan sewah. ngasih-asih,


aduh gusti penembahan aduh gusti panembahan
orang satu jagat, moga am- wong sejagat, nedeng ampu-
punilah saya nanti, tepat ra kula mangke. jangkep
satu bulan saya Ratu, sam- secondra kula Ratu, ngan-
pai duta tidak ada yang tos duta, tannana peraptij
datang, jika kamu urung yen dika urung terima, ba
menerima, badan saya Ratu, dan kula Ratu, kula nuwun
saya minta memberi salam, asung salam kula pcanit, ku
saya berpamit, saya meU- la ninjo satengeng jaladri,
hat ke tengah laut, semoga moga rahayu neng pelayar
selamat di pelayaran. an.

5. Semoga datang ke bumi 5. Moga-mugi rauh king jagat


Bali, bertempat di, istana Bali, mapan ana, sentana
bapak, menjadi utusan ning Bapa, dados ceraka
membawa berita, pelantara wartana, nyaruman ring Na-
89

dengan Raja Kalungkung, lendra kalungkung,sapunika


sekarang saya beralih, moga- kiila alihi, moga-mugi kate-
moga bertemu, tetapi juga mu, nanglng yen tan lurus,
tidak lurus perahu rusak palwa rusak neng samudra,
di samudra, saya mati, di- kauh pejah, pinangan twak
makan ikan laut, sudah pas- jeladri, pan wus pinaasti
tiajalku. ajal kaula.

6 .Demikian ucapan yang ter- 6. Semangkana ucapan ning


tulis, adapun surat sang tulis, muguweng serat, sang
Dewi Kendran, Banuwa Dewi Kendran, Banuwa Ba-
Bapak Nagara, diceritakan bak nagarana, sewala kini-
dikirim keias, duta wanita rim asruh, duta wadon ca-
empat orang dilakukan, tur lumaris amung kalih
hanya dua data lakL-lainya, duta lelakiya, sareng nem-
b^ama muda-muda semua, nem kewuwus, parasami
mereka semua menunggang nunggang kuda, tan kewar-
kuda, tak diceritakan, duta na, duta neng margi, sam-
di jalan, sudah sampai ke pun perapta Pejanggik Nega-
Negeri Pejanggik. ra.

7. Langsung menuju ke istana, 1. Laju aneng ponceniti, Seri-


Sripaduka sedang duduk nalendra kalana sina Waka,
bersila, Duta Gepah bersem- duta gepah ngebekti lingser,
bah bergantian, diceritakan sewala katur sampun, nuli
laporan sudah, sambU di- winaos dening narpati, me-
baca oleh raja, tersenyum sem kiyat sang nata, mijil
lebar sang Raja, keluar sab- sabdane halus, sampun titah
danya halus, "Sudah men- sang yang wisesa, dukring
jalankan perintah paduka benjang, sentana lawan para
mulia," pada keesokan hari- mantri, parasama nyolo
nya, pegawai istana dan pa DewiKendran
ra menteri,bersama-sama ke-
perapian Dewi Kendran.

8. Pada malam hari tidak dise- 8. Hing dalu datan ke^pit,


but lagi, sudah pagi, seka- wus injing, mangke kewang-
90

rang diceritakan, Demung- sitan, demung-demung man-


demung mentri semua, di tri kqbeh ring Pejanggik
Pejanggik penuh sesak, su- ebek sun penuh, wus semap-
dah bersiap sedia lalu dice ta nuli lumaris nuju maring
ritakan, menuju ke Negara Nagri Banuwa, datan kewar-
Banuwa, tidak diceritakan naha neng enun, sampun
di jalan, sudah sampai ke pedek Negeri Banuwa, sami
Negri Banuwa, mereka ber- reren, aneng jawining na-
istirahat, di tuar kerajaan, geri, kewala muntyang pu-
tiba-tiba bunyi gamelan ter- nanggemelan.
dengar.

9. Diceritakan Raja Banuwa di 9. Kewamaha Raja Banuwa


dalam negeri, dan punggawa jeroning nagri, Ian sentana,
adipatimenterisemua, mem- dipati mantri sedaya, mu-
bunyikan gamelan ramai, niyang gamelan rame, sang
sang raja bersabda halus, raja nabda halus, maring
kepada pembesar kerajaan sentana Ian menteri, lah
dan menteri, pergilah kamu hinga sira sedaya, mapag-
semua, menemput, para ta- ena, tetami kang perapti,
mu yang datang, sampai nuli medal neng jawi ne
ke luar kota. geri.

10. Sudah betemu tabuhan ber- 10. Sampun kepanggih sambut


sorak, luar kota geger me- an atri, jawi kuta geger
musingkan, bala tentara ber- hapuyengan, wadiya bala
sorak ramai, ada yang mem- surak rame, ada muni bedil
bunyikan bedil keras, suara asruh, suwara lir karungeng
bagai menggema ke langit, langit, semangkana kang
denukianlah ceritanya, da kocapa, jero desa gumuruh,
lam desa gemuruh, bala wadiya alit geger puyengan,
tentara kecil geger berpu- senang nonton, tetami akeh
taran, senang nonton, para perapti, haberang sinamput-
tamu banyak berdatangan, an punang busana
bersemangat sambutan de-
ngan busana.
91

11. Sudah siap tetamu duduk, 11. Sudah semapta tetami ha-
sang adipati, dengan de- linggih, sang dipati, lawan
mung-demung,dengan sugu- Demung-Demang, nuli ka-
han tuak semua, tentara turan sajeng kabeh, wadya
bawahan mendapat bagian alit darwine sampun. lanang
semua, laki-laki perempuan wadon kang tetami, mtwah
yang bertamu, beserta seisi saisining desa, sami ma-
desa, bersama makan puas, ngan nutug, lintang lega
bintang lega hatinya, besar manahira, ageng alit, lanang
kecil, laki perempuan se- wadon lenggawa sami, tan
nang semua, tak ada yang nana kesel ling manah.
kesal di hati.

12. Semalam-malaman berse- 12. Sedalu-dalu hasukan sami,


nang bersama, ada tonton- ana nonton, joget lawan
an, joget dan wayang, me- wayang, nonton gandrung
nonton ronggeng menjadi sami rame, parajaka seneng
ramai, para jejaka sangat kelangkung, semangkana
senang, demikian pula yang kang kegupit, kocapa sam
di kamar, diceritakan sudah pun rahina, ana siram ana
senja, ada yang mandi ada hingguh, ana nidra neng
yang duduk, ada yang tidur natar, kewangsitan, sang
di halaman, diceritakan sang Dewi Kendran mangkin,
DewiKendran sekarang, ber- wontening kaniya pura.
ada keputrian pura.

13. Sudah bersiap dengan busa- 13. Sampun semapta busana


na indah-indah, dikerumuni kang adi-adi, ginerebeg de-
oleh perawan para pembe- ning perawan sentana, mi-
sar, beserta istri menteri se wah rabi mantri kabeh,
mua, maka keluar sang Rat- nuli mijil sang Ratna hayu,
na Ayu,jadi menaiki ke tan- dadtya munggah ring Jem-
du indah, bala tentara jadi pana adi, wadiya bah ma-
bersorak, bubar semua para ngun surak, bubar sami
ratu menteri pembesar ista- para ratu mantri sentana
na naik kuda. Raja Banuwa, nitih kuda. Raja Banuwa,
92

kuda petak yang dinaiki, kuda petak dinira titih,


turut putrinya mengantar tumut putrini nganter putri-
putrinya. nira.

14. Dua hari lamanya di jalan, 14. Kalih dim lamim aneng
sudah datang, di negeri Pe- margi, sampun rauh, ring
janggik, bunyi meriam dan Pejanggik, Negara, muni ma-
bedil ramai, sampai turun riem bedil rame, sampun
sang ratu, dari tandu yang tuniedun sang Ratmyu, sa-
indah, dikenimuni oleh king jempam kang adi, gi-
orang yang, maka diajak nerebeg dening pawongan,
masuk, ke dalam pura, lain dadiya ginawe malebu, ma-
dipersilakan, hidangan lauk ring sajeroning pura, nuli
lengkap, tentara bawahan katuran, safeng lelauhan sa-
bersama yang empunya. mi, wadya alit sami dar-
wina.

15. Sudiah selesai makan semua- 15. Sampun luwaran dahar pa-
nya, maka datang, sang kadi rasami, dadiya rauh, sang
santri semuanya, dengan kadi santri sedaya, nuli hati-
menikah sang raja, para. kah sang katong, para alim
mualim berzikir semua, su zikir sadarum, sampun pu-
dah selesai para tamu ini, put parateka neki, prabu
prabu masuk ke peristira- rmlebuweng pamereman,
hatan, prajurit berbicara, ra wadiya alit kewuwus, rame
mai di pura, nonton wayang ning jawi pura, nonton wa
joget gandrung legong sami, yang, joget gandrung legong
para ratu bersenang-senang. sami, pararatu sukan-sukan.

16. Diceritakan di desa-desa 16. Kewamaha ring desa-desa


mendapat berita, tentang ulih warti, paratekane, sang
kedatangannya, sang prabu prabu penganten anyor, pa-
penganten anyar^ bersama- rasama perapta king mang-
sama datang sekarang, mem- ke^ b^kta sanganan sedaya-
bawa sayuran semuanya, nipurt, am bekta kebo Ian
ada yang membawa kerbau wedus, nyiur minyak den
dan sapi, ada lagi membawa gawe, dadi aturan, katur
93

beras, bebek ayam dan kam- mating srinarpati, semang-


bing, minyak kelapa dibuat, kanamangunkarya.
menjadi aturan, menyum-
bangkan kepada sriraja, de-
mikianlah bekeija sama.

17. Sudah kuna menjadi adat 17. Kewamaha ring desa-desa


biasa, bibit ada, para ratu ulih warti, para tekane
pengantin bam, bala ten- sang prabu pengantin anyor,
tara banyak menghaturkan parasama perapta king
saja, para punggawa kera- mangke, bakta sanganan sa-
jaan juga demikian, nien- dayanipun, ana bekto kebo
jadi adat kerja besar baik, Ian sapi, ana malih bekto
demikianlah di bumi Sasak, beras, bebek ayam Ian we-
juga orang kecd itu, menjadi dua, nyiur minyak den
pengantin dari dulu, hari gawe, dadi aturan, katur
baik, bobot membantu, maring serinarpati, semang-
menjadi tauladan pada ketu- kana mangun karya.
mnan.

24. PUH ASMARANDANA

Berganti yang digubah,Datu 1. Ginanti kang kegupit, Datu


Kentawang diceritakan, Kentawang kocapa, darbe
mempunyai putri ayu ko- Putri ayu reke, Nila Emas
non, Nila Emas namanya, wastenaa, kelumberah neng
termasyur di dunia, Nila sejagat, Nila Emas ayune pi-
Emas sangat cantik, bagai nunjul, lir widodari saking
bidadari dari surga. sewarga

2. Demikianlah kata orang 2. Semangkana ucap wong ni-


yang menyaksikan, bidadari ngali, widedari tan pemah
tidak pemah ketinggalan, ketinggalan, kadiya Nila
bagaikan Nila Emas dihor- Emas penarkana, sering Pu
mati, tidak ada tandingan jut tan ana nimba, ngare-
di Pujut sampai di daerah rang perapta Bayan, ucapan
94

Bayan, ucap orang semua wong kabeh puniku^ naning


itu, tetapi tak ada jodoh- taruma jodonira.
nya.

3. Tidak punya misan dikata- 3. Tak darbe misan seyowakti,


kan, banyak ratu-ratu jeja- akeh ratu-ratu jejaka, gu-
ka, berganti mendekat nan- manti memadik mangke, sa-
ti, bersama membuat peng- miya gawe pengerurube, ka-
harapan, berkata kepada tur maring sang Ratna, Ra
sang Ratna, Ratu jaka terus tu jaka selur-sinelur, dadi te-
menerus, jadi tetapi setiap tamu seberan dina.
hari.

4. Manis merdu ramai sifat 4. Mondra guna rame sang


sang putri, dana darma ce- Putri dana darma riwadiya
ritanya tidak pemah merasa nira, tannana kesel sajero-
lelah dihatinya, disenangi ning manaha, diastu tetami
tetamu desa lain, muda tua desa liyan, anom sepuh sa-
semua senang, demikianlah mi lenggawa, samangkana
keadaannya ratu, para pela- tataning ratu, paraniti ring
jar tentang tata krama. tata kerama.

5. Diceritakan sang Sudewi pa- 5. Kewarnaha sang Sudiwi


da akhimya, mendapat beri- hing mangkin, ulih warta
ta ada pekeija, di negeri ageng pakarya, neng nageri
Pejanggik nanti, akan jadi Pejanggik hing mangke, pan
pengantin Raja, demikian dadi panganten nalendra,
lah kebaikan, lalu berkata samangkana kapulihan nuli
kepada ayahnya, "Mohon matur ring ramanipun, den
diijinkan ke negara. keidenan aneng negara.

6. Pejanggik esok hari, mende 6. Pejanggik benjang-benjing,


kat kepada Raja, sang putri hamarek maring nalendra,
berkat kepada ayahnya, sang putri matur ring rama-
sang rama perhhan berka ne, sang rama Ion nabda.
ta, "Lah ya putri aiukku. Ml ta putri anaking wang.
95

saya beritakan kamu itu, sun wartaken sira itu, tata


tata caranya orang menjadi ning wong dadi raja.
raja."

7. Sepantasnya ada duta be- 7. Yogiya diking duta Umaris,


pergian, atau membuat su- utawi gawe serat, panguni-
rat, pemberitahuan kepada nga ring sang katong, para-
sang raja para pelamar akan tonda humarek benjang, ku
mendekat esoknya, itu arti- teges sing wikasan, den se-
nya pesanan, yang sudah mapta enggone tetamu, wa
slap akan bertamu, wajib jib rumuhun atur panguni-
memberitahukan dahulu. nga.

8. Demikianlah tata ratu lebih, 8. Semangkana tata ratu hi-


dan ingat kamu anak, dan wih, Ian mangke arep
nanti keinginanku, sabda ingong, atur pawikan ing
yang mengetahui di kareja- nalendra, mapan sira tan
an, keadaan kamu tidak darbe misan, sun serah sira
punya misan, saya menye- ring sang prabu, mangdane
rahkan kamu kepada sang oleh jodo para raja.
prabu, akhirnya mendapat
jodo para raja.

9. Sang putri berkata halus, 9. Sang putri matur aris, sing-


"Benar ayah saya bertanya, gih rama kula matura, yen
jika saya diserahkan nanti kula kaserah mangkin ring
kepada sang raja, kemudian sang katong, maka nalen
raja tidak menerima, tidak dra tan terima, boten dadi
menjadi malu," Raja Ken- kamerangan. Raja Kenta-
tawang berkata halus, "ti wang nabdarum, dudu
dak demikian cara raja." mangkane tata ning raja.

10. Tidak diserahkan menjadi 10. Boten kaserah dados rabi,


istri, kamu diserahkan kepa sira kaserah ring nalendra,
da raja agar beijodoh sesa- mangde kajodo sesamane,
manya, mungkin pantas endi pantes para sentana
para pembesar kerajaan raja raja punika kang dinujuwa.
96

itu yang dituju, keadaan mapan nalendra kasepuhing


raja tartuwa raja sebaiknya ratu yogiya paraniti ring
para pelajar bertata susila. tata kerama.

11. Demikian anak yang ingat, 11. Punikaranak den iling, yen
jika awet kamu hidup, ka- awet sira gesang, sira dadi
mu menjadi tua saja, kemu- sepuh bae, den wekas ma-
dian berpesan kepada adik- ring ari-ari nira, ajena kirang
adikmu, perintah kurang parayitna, dene tetel kera-
berhati-hati, dengan mene- manipun, dadi raharja lumu-
kan tata cara hidupnya, ring rat.
menjadi sejahtera selama di
bumi.

12. Siapa yang meninggalkan 12. Singsapa ninggal kerama te-


peraturan hidup ini, menja ki, dadi pocapan wong ka-
di pergunjingan orang ba- tah, dadi rusak wibawane,
nyak, menjadi rusak wiba- iku eling sira ranak, king
wanya, itu ingat kamu nak, benjang sepungkuringwang.
di hari esok sepeninggalku, sira hangereh wadiya senta-
kamu menghadapi bala ten- namu, yakti tumulus dadi
taramu, sungguh-sungguh manungsa.
kelak menjadi manusia.

13. Sang Ratna Ayu kemudian 13. Sang ratnayu nuliya hanu-
menulis surat berganti kepa lis serat gumanti katuring
da raja, di Pejanggik sang nalendra, king Pejanggik
ratu, surat kemudian dise- sang katong, serat dadi nuli
rahkan, kepada sang ayah- kaserah, maring sang rama
nya, ayahnya berkata sopan nira, sang rama ngandika
besok berangkat dengan du- hapattit, benjang lumampah
ta empat orang. dutane sekawan.

14. Pada makmnya tak diceri- 14. Hing dalu datan kagupit,
takan, sudah pagi sekarang wus injing mangke kocapa,
dikatakan, sang ratna di sang ratna neng mangustur
batairung se^kaiang, para reke, handikeng demung
97

bangsawan demung mem- gawe serat, den lumampah


buat serat, dan berjalan ber- sareng sekawan. duta catur
sama empat, duta empat nuli lumaku, para sama
orang beijalan, bersama nitih kuda.
naikkuda.

15. Tidak diceritakan di jalan, 15. Datan kewarnegmargi, scan-


sudah sampai di keraton pun perapta narpa Nalen-
sang raja, kemudian dipersi- dra, sewala katur dennaga,
lakan, sang prabu menerima sang Prabu nampa sewala,
surat, dibaca dalam hati, winaos sajroning nala, ucap-
kalimat surat sudah habis, an sewala sampun puput,
sang raja mengeluarkan ka- sang nata wijiling sabda.
ta.

16. Sukurlah segera datang, 16. Sukur bagiya age perapti,


yayi Dewi dari Kentawang, yayi Diwi king Kentawang,
ini kata raja, para utusan punika sabda sang katong,
duta pamit semua, diijinkan kang dinuta pamit sedaya,
oleh raja, tidak diceritakan ■kaidenan dening nalendra,
di peijalanan, sudah sampai datan kewarna aneng enaun,
di Kentawang. sampun perapta ring Kenta
wang.

25. PUH EMAS MANIS

1. Diceritakan Nila Emas Sang 1. Kewarnaha Nila Emas sang-


Sudewi, yang agung kepan- su diwi, pan ageng cipta
daiannya menjadi istri raja, niya, dados rabi srinarapati,
yang malam tak putus me- sing dali tan pegat mumuja.
muja.

2. Di dalam tidur sang ayu 2. Sajeroning tilem sang ayu


berdoa kepada Tuhan, ku- muji yang widi, kirang turn
rang tidur kurang berbuat kirang nedra, kirang dahar
culas, kurang makan sang
98
ayu lebih, berhati-hati ber- sangayu luwih, astiti penge-
bakti pada Tuhan. bakti ring Allah.

3. Diceritakan sang ayu ke- 3. Kagupite sangayu mangke


mudian beimimpi, bermim- hangtmpi, impining paksi
pi burung udara, menjadi neng gegane, dadiya tumu-
turun menyambar, sang de- mn hanamberin, sang diyah
wi dilarikan ke udara. pinelayok neng tawang.

4. Demikianlah impian sang 4. Semangkana suapna sang


dewi, lalu bangun sang rat- sudewi, nuli wungu sira
na, takut hatinya sang dewi, sang ratna, ibuk tiyase sang
kemudian mendekati ayah- sudiwi, nuli mareking rama-
nya. niya.

5. Pagi itu ayahnya masih ti- 5. Wuwu injing ramane maksih


dur, lalu dibangunkannya, haguling, nuli den gugahena
ayahnya berkata perlahan ramane ngandika haris,
ada apa anakku. wonten punapa anaking
wang.

6. Nila Emas berkata dengan 6. Nila Emas umatur wacana


manis, saya ini bermimpi manis, kula hiki hasuwap-
di dalam mimpi dilarikan na, sajeroning impi pinela
oleh burung, sampai saya yok dining paksi, dadiya ku
terbangun. la wunguwa.

7. Ayahnya berkata dengan 7. Ramane ngandika wacana


manis,"Jangan kamu memi- manis, aja sira hatutura,
kirkan, impianmu nak bin- impi nira nini lintang becik,
tak baik, tersedia seluruh kesadiya sebarang cipta.
cipta."

8. Kemudian menyanyi sang 8. Dadiya mijil sangsu diwi


dewi di tempat tidur, de king tilemneki, aneng biji
ngan baik lalu mandi, sesu- nuli siram, sampun siram
dah mandi pulang ke kamar mentuking jinem wangi wus
tidur wangi, sudah disiap- semapta punang busana.
kan busana itu.
99

9. Kemudian keluar menuju ke 9. Raris medal nuju aneng


istana, bertemu dengan para ponceniti, katemu lawan
punggawa, sang diah mene- para sentam, sang diyah
gur halus dan manis, "Ya nabda hamm humanis, sing-
paman saudara semua." gih paman sanak sedaya.

10. Hari esoknya semua bersa- 10. Dim benjang perasama sa-
ma berangkat, ke Pejanggik reng himaris, neng Pejanggik
menghadap raja, diperintah- mereking mta dauhin wadi-
kan tentara wanita pria, ya wadon laki, parasentana
para punggawa mohon diri. matur sandtka.

26. PUH SINOMAN

1. Gemuruh bala tentara Ken- 1. Geger wadiya bala Kenta-


tawang, pria wanita siap se wang lamng wadon semapta
mua, indah-indah pakaian- sami, adi-adi busam neriki
nya keluar, yang beijualan medal, miwah adol sanga-
sayuran semuanya, besar ke- mn parasami, ageng alit
cil bersama mengiring, pria wadiya hangiring, lamng
hanya dua ratus, wanita amung kalih hatus, wano-
empat puluh, muda-muda diya kawan dasa, anom-
separuhnya, hanya selupuh anom kang sepalih niki,
yang tua wanita. amung sedasa kang sepuh
wanodiya.

2. Diceritakan sudah berang- 2. Kewamaha duk samtya


kat, sang ratna menunggang mangkat, sang ratm nitih
kuda kuning ini, during oleh kuda kuning teki, ginerebeg
bala tentara, ramai menung dining waduwa bala, ramene
gang kuda putih, pembesar nitih kuda putih, sentam
kerajaan bersama menung nira sami nitih, gong beri
gang kuda, gong beri berada aneng rumuhun, datan ko-
di muka, tak diceritakan di capa aneng marga, sampun
jalan, sudah sampai ke Ne- perapti negari Pejanggik, la-
geri Pejanggik, langsung me ju nuju maring beraja lepa.
nuju ke tempat terima ta-
mu.
100

Kemudian keluar Sriraja, di 3. Raris medal seri naranata,


singgasana duduk, bersama ring ponceniti alinggih, sami
menghaturkan sembah teta- sami ngabekti tetami anyar,
mu baru, sang dewi masuk sang diwi melebeng puri,
ke puri disambut oleh para ginerebeg dining pawongan
dayang, sang dewi sudah ceti, sang diwi sampun ma-
masuk, ke dalam puri ke- lebu, sajeroning kaniya pu-
putrian, ditemani oleh para ra, kacunduk lawan para
putri, berpelukan bersama putri, rangkul rinangkulan
putri penganten baru. sareng putri pengantin
anyar.

4. Diceritakan di pencapa, raja 4. Kewamaha king paseban,


bersama para menteri dan Nalendra sareng paramantri,
Raja Kentawang, Datu semalih Ian Raja Kenta
Kentawang berkata ramah, wang, Datu Kentawang ma-
sungguh dewa maharaja, tur raris, singgih Dewa Nar-
pada saat ini saya berpesan, pati, dukring mangkin kaula
seandainya anak saya, Nila matur, paratela anak kaula,
Emas sudah semakin meng- Nilam Emas dukring mang
injak dewasa tetapi belum kin, sampun dewasa nanging
adajodohnya. tan nana jodo niya.

5. saya menghaturkan mati hi- 5. Kaula aturken pati gesang,


dup, kepada paduka Raja, seweca handika narpati,
saya menyerahkan Nila kaula serah Nila Emas, sapa
Emas, siapa sebaiknya jo- yogiya jodone mangkin, we-
dohnya nanti, wewenang nang handika narpatik da-
paduka Raja, jangan segan tan lenggana kaula ratu,
ratu hamba, Sriraja halus srinalendra aris nabda, sam-
berkata, "Jangan bingung piman iwuh paman mami,
pamankUj^ berat itu ananda bobot punika ranak boten
semoga benar menjalankan- tiwas.
nya".

6. Bergantisekarangyangdice- 6. Genti mangke winurcita.


im

ritakan, Ariya Sudarsana Ariya Sudarsana kang ke-


yang berada di Tapon men- wami, ring Tapon pmgan-
jadi pengantin baru, ingat ten anyar, iling maring sari-
kepada Sriraja, merasa hu- narpati, ngeraseng utang
tang nyawa, kepada paduka urip, maring andika sang
sang hulun, kemudian ber- hulun, nuli ngartdika aring
kata kepada istrinya, "Eh rabi niya, eh Junti ari
Junti adikku, besok pagi mami dina benjang parasa-
mereka menghadap raja." ma merak hing nalendra.

7. Terkesan di hati saya kare- 7. Karena ingsun awet gesang,


na hidup, dari kasih sayang saking terasnena sangaji,
sang aji, sebaiknya saya yogiya ningsun winales da-
membalas harta, menghatur- na, ngaturken subakti ring
kan bakti kepada raja, sete- narpati, telas tinuturan pa-
lah berbincang mereka,sete- rasami, paratekena para sa-
lah sampai tidak berapa la mi, paratekena dukring da-
ma, bintang termenung istri ngu, lintang ngungun rabi
nya, Dewi Junti berkata pe- niya,Dewi Junti matur raris,
lan, "Jika demikian sebaik yen mengkono yogiya wina
nya dibalas oleh kebaikan." les dining habecikan.

8. Sang prabu menjadi ayah- 8. Sang prabu dados yayah


nya, keinginanmu dan saya, rena, ragendika Ian kaula
sekarang tatalah satria, budi hiki, sapunika tetaning
baik dibalas baik, sepanjang satriya, cipta bagus wina
hidup berbakti, sudah lupa les becik, sehumur gesang
kepada ilmu, sudah wajib subekti, sampunang lali ring
sebagai manusia, sebenamya ilmu sampun wajib ring
buruk dibalas baik, selagi manungsa, diastu ala wina
bagus menjadi baik balasan- les becik, semalih bagus
nya. dena becik dadi winalesnya.

9. Sekarang kesabaran satriya, 9. Sapunika tatening satriya,


agar awet anugrah dari Tu- dena awet nugraha saking
han, demikianlah pesan widi, semangkana wikasan
orang tua, saya sudah mene- wong tuwa, kaula sampun
102

rima teman wanita, semoga tarimeng dasih, moga-mugi


jauh dari tulah, kepada saya adoh tulah sari, marang
dan paduka ratu, baik hati kaula Ian dika ratu, becik
seumur hidup, lebih cinta maneh saumur gesang, lu-
Tuhan sejati, kepada mah- wih asih sukma jati, maring
luk yang baik budi. mahluk kang becik sajero-
ning cipta.

10. Jika buruk dibalas dengan 10. Yen ah winales dining ah,
buruk, itu orang hinda di punika wong papa sajero-
dalam beipikir, bukan yang ning galih, dudu anuting
dianut dalam buku ini, be- sareat punika, yakti adoh
nar jauh dpta mukmin, cipta mukmin, dawok iling
sendiri ingat dan ingat, sab- den eling, sabdaning yang
da dari Tuhan dan Nabi hn Nabi Rasul, tulus becik
Rasul, tulus dan baik di da sajeroning nah, puniku cip-
lam hati, itu dptaan muk tane mukmin sejati, andap
min sejati, rendah hati hams asor dados kelampahan.
dijalankan.

11. Sang Aiya Sudarsana, sa- 11. Sang Arya Sudarsana, lin-
ngat bersukyur di dalam ha tang sukur sajeroning galih,
ti, mempunyai istri baik darbe rabi bagus kebatinan,
hati, ratu wanita sebumi, ratuning wadon sebumi,
sang Arya berkata kemu- sang Arya ndbda mangkin,
dian, "Aduh adinda pujaan- adoh yayi mirah katengsun,
ku, bersyukur berbahagia sukur bagiya nyawa emas,
diriku, kesenangan saya ba- bereraka upama ning wari,
gaikan air adinda bagai emas yayi emas imbuh dining
ditambah gula jawa." guh darwa.

12. Diceritakan sang Arya dan 12. Kewangsitan sang Arya hn


istri, Dewi Junti, bersama rabi, Dewi Junti, parasama
men^dap ayah, sang mareking rama, sang Rang-
bersabda halus, ada ga ndbda aim, paran kariya
k^a apa anak datang, sang nini rauh, sang arya matur
Arya berkata sopan,"Sung- ram, singgih kauh atur
103

guh hamba memberitahu- uninga, para sanga dim be-


kan, para pengiring hari suk, kaula atur uninga, para-
esok, saya menghadap raja, sangga dim besuk, kaula
di Pejanggik, berganti saya mareking mlendra, ring pe
menghaturkan bakti, diba- janggik, gurmnti kula nga-
wakan untuk mencari pe- turken subakti awinan mang
keijaan." mangkin wangun karya.

13. Sang Rangga berkata de- 13. Sang Rangga mbda wacam
ngan manis, "Bijak dalam manis, seyowaktine, lintang
bercakap, bintang baik mas becik mas nyawa, dauhin
nyawa," di perintah lurah lurah sentam kabeh, lamng,
pun^awa semua, pria wani- wadon sami tumut, den ga-
ta semua ikut, ada yang wa sangamn para sami, ke-
membawa sayuran bersama, bo lawan beras, bebek siap
kerbau dan beras, bebek Ian dedus, nyiur Ian bumbu
slap dan kambing, kelapa samapta, nuli nginep, nini
dan bumbu sudah slap, la lawan pawongan sami, kar
in menginap, nini dan orang ya nen sekul lawan ulam.
orang semua, mengolah nasi
dan lauk.

14. Para dewa jejaka yang apo- 14. Paranyama jaka den apo-
nin,dengan kain dodot,das- nin, wastra kampuh, dastar
tar kain indah, sangat leng- kulambi endah, dene nyng-
kap patut rapi muda wani- lit sembada bae, anom wa
ta memakai kain, rapih me- don anggen kampuh, ms-
riasnya gadis, dan banyak titi tatane nini, pan akeh
tetamu di luar, desa dari tetami jaba, desa kaler ku-
utara barat selatan, dari ti- lon kidul, saking wetan
mur semuanya, jangan samadaya, aja gawe, kame-
membuat, main raja yang rangan Ratu luwih, dadi
kaya, menjadi percakapan pocapan mider ring rat
di dunia.
104

15. Demikianlah sang Rangga 15. Semangkam sang Rangga


memperingati, setelah itu pakUtng, dadiya pamit, sang
pamit, sang'Dewi dan sang Dewi Ian sang Arya, sam-
Arya, sudah diperintahkan pun kedauh sewadiyane, ke-
serombongan, diceritakan angsitan dina besuk, sam-
hari esok, sudah siap rom- pun semapta wadiya sami,
bongan semua, sang Arya sang Arya scanpun medal,
sudah keluar, bersama istri- sareng rabi neng mangustur,
nya ke pendapa, dengan di- king yap dining parasenta-
ikuti oleh para punggawa na, king yap dining para-
kerajaan, laiu pamit, kepada sentana, nuli hamit, ma-
ayah sang Sudewi, bersama ring rama sang Sudewi, mi-
sang Arya pamit. wah sang Arya hamit nem-
bah.

16. Perlahan-lahan melangkah 16. Lonlonan tidakira kang lu-


dan beijalan, diiringi, oleh maris, kiniringan, dining se-
serombongan bala, sudah wateking bala, sampun rauh
sampai di Pejanggik nanti, king Pejanggik mangke, sang
sang Arya ke balaining, Arya neng mangustur, sang
sang Dewi masuk ke puri, Dewi malebeng puri, ginere-
disambut oleh orang-orang, bag dining pawongah, para
para putri saling bertemu, putri sami katemu,sami wa-
bersama saling belajar, ser- rah winarahan, sarwi salam,
ba salam, sambil duduk, nuliya lungguh, parasami,
para tamu, selaras dibim- raris katuran safeng para-
bing baik semuanya. samiya

17. Dewi Kendran bersama de 17. Dewi Kendran sareng km


ngan Dewi Junti, sama Dewi Junti, sami penganten,
pengantin, bersama-sama di- mesarengan katuran dahar,
persikkan makan, para pu para putri sentana kabeh,
tri pembesar semua, enggan enggawa Has sang ayu, sam
hati sang ayu, sudah selesai pun luwaran dahar sang
makan sang putri, berganti putri, lungsuran para pa-
dengan orang-orang laiimya, wongan, sami darwine, neng
bersama makan, di bsdai- mangustur mangkana juga.
105

rung pun juga, bersenang- hasesukan, Arya Sudarsana


senang, Arya Sudarsana dan Ian paramantri, pujan^a
para mentri, punggawa Pe- Pejanggik Tapon darwine.
janggik Tapon semuanya.

18. Diceritakan sang Dewi ber- 18. Kewamaha sang Diwi mor
ada di puri, istri yang tua, ring puri, rabi kang sepuh,
Ratna Juwita berkata, de- Ratna Juwita nabda, lahta
mikian adik semuanya, me- yayi sekabehe, parasama
reka bersama mendekat ke mareking sang hulun, bare-
sang hulun, para kakak raka ayun dukring mangkin
ingin ada tontonan nanti, dennya ana tontonan, saje-
bagai ada tontonan, di da- roning pura kang bagus, be-
lam pura yang bagus, ber rareka neneng NaJendra,
sama menyerong Raja, saur bekti, putri-putri para-
memberi bakti, putri-putri sami, singgffi nyandang ka-
semua,sungguh men^adapi kang mas.
kakak mas.

19. Jadilah pergi Ratna Juwita 19. Dadiya lunga Ratna juwita
nanti, diiringi oleh istri mangkin, kiniring dining ra-
punggawa, mendekat kepa- binning sentana, umarek
da sang katong, bersama king sang katong, sami nge-
menyembah setelah datang, bakti serauh hipun, harum
ramah sabda sripaduka, ada sabda Serinarapati, kadi-
apa adik emas. Sang Dewi yang apa yayi emas, sang
berkata sopan, "Saya ingin Dewi nembah matur, Jaila
melihat tontonan, yang ada, ayun tilik tontonan, dennya
di dalam puri, yang baik- wenten wenten maring jero
baik tontonan." puri, kang becik-becik ton
tonan.

20. Sang Prabu bersabda de- 20. Sang Prabu ngandika waca-
ngan manis, "Jika demiki- na manis, yen mangkono
an, apa mau adik emas, apa arep yayi emas, bere-
para kakak dipersilakan raka dauhin mangke, dadi
nanti," maka keluar sang ya medal sang ehulun, king
106

hulun, di balairung sedah mengustur sampun kepang-


bertemu, dengan Arya gih, Idwan Arya Banjar
Banjar Getas, Sri Paduka Getas, Seri Nalendra nabda
bersabda halus, "Hai yayi karum, ehta yayi Sudarsana,
Sudarsana, mana tontonan, endi tontonan, hinkang
yang memakai masuk ke nyandang melebeng Puri, ra-
puri," kakaknya masuk ke ka nira Ratna Juwita.
puri.

21. Akan melihat tontonan di 21. Harep hanilik tontonan


puri, kemudian menyem- neng puri, nuli nembah
bah Sang Arya Banjar sang Arya Banjar Getas, le
Getas," Legong medayeng gong medayeng seyaktine,
benar, yang biasanya lebih kang kelumbarah luwih ba
bagus, itu berada di puri," gus, puniku nyandang ma-
lagi sabda Paduka, "Sebaik- ring Puri, malih nabda Na
nya dipersilakan masuk," lendra, becik dauhin male-
kemudian berangkat Arya bu, dadiya mangkat Arya
Banjar, mempersilakan ce- Banjar, dauhin gelis, legong
pat, legong medayeng sudah medayeng sampun mang
berangkat. kat.

22. Sudah menari para penari 22. Sampun ngigel paragina le


legong ini, sangat suka,sang gong teki, lintang suka sang
Ratna dan wanita semua- Ratna Ian wadiya sedaya,
nya, nonton legong pandai nonton legong widagda ige-
menari diceritakan di balai la, kewangsitan neng me
rung, ada wayang menari ngustur, wonten wayang
bersama, para jejaka sangat gandrung sami, parajaka lin
senang, ada tontonan sema- tang lenggawa, harm tonton
lam suntuk, dengan berse- sedalu-dalu, sarwi samiya
nang-senang, dengan meng- hesesukan, tan pangucap
ucap kesenangan prajurit kesenangan wadiya Pejang
Pejanggik, lebih suka dibalas gik, luwih suka winalesing
oleh duka. duka.
107

23. Sementara itu diceritakan 23. Semangkana kocapa safero-


di dalam cerita, petuah-pe- ning tulis, pituwc^-pituah
tuah orang kuno-kuno ingat wong kuno-kuno den Uing-
ingat iah saja, jika menemui iling bae, yen manggik sung-
susah di kalbu, serahkan sut neng kalbu, sinerahken
kepada Yang Maha Kuasa, maring sang yang Widi,
maksudnya ikhlas meneri- reke ikhlas anerima. rahmat-
ma, rahmat Sang Hiang nya Sang Yang Agung, wus
Agung, sudah kewajiban wajibing manungsa, ana
manusia, ada yang meneri- nampana, kang lenggawa la-
ma, yang senang dan sedih, wan sedih, aja kelintangan
jangan lupa din jika men- yen raharja.
dapat rahmat.

27. PUH KASMARAN

1. Asmara di hati diungkap- 1. Kasmaran ningati kegupit,


kan, Nila Emas Putri Nila Emas Kentawang, tan
Kentawang, tiada lepas me- pegat pemujine, nedeng ma
muja, rahasia nasib kepada ring yang wisesa, diyastune
Tuhan, ketika sedang sareng dahar, sareng tingal
makan, dengan melihat tontonan puniku, ciptane
tontonan itu pikirannya nedeng yang suksma
terns berdoa.
2. Mengurangi makan dan ber- 2. Kirang dahar Ian rerasan
bincang-bincang, berzikir di neki, sikirulloh sajeroning
dalam hati, demikianlah nala, semengkono sangayu
sang ayu itu, karena sudah mangke, pan wus janjineng
dijanjikan Tuhan, kepada yang sukma, maring putri
putri Nila Emas, terkabulah Nila Emas, kasiden pane-
doanya, tertuju prabu se dengipun, katuju prabu ka-
dang makan sirih. yun hanginang

3. Halus sabda Sang Raja, 3. Halus sabdane Narpati, duh


"Duh dinda Nila Emas, yayi Nila Emas, bareraka
kakakmu akan makan sirih arep nginang mangke, raris
108

sekarang, adinda mengam- yayi hangcanbila, singgrah


bilkan," segera putri Nila putri Nila Emas, jambe
Emas, jambe wangi diambil, wangi den jumput, sarwi
dengan dijampi sMh itu. jinampi sedan punika.

4. Raja diberi jambe wangi, 4. Nalendra katuran jambe wa


lalu sang Prabu menyahut, ngi, nuli Prabu dauran, ka-
"Bagai orang kepanasan sa- diya wong kempanasan bae,
ja," sambil masuk ke kamar nulih melebeng patileman,
tidur, lalu Nila Emas ber- omening cipta Nila Emas
pikir dalam hati, sang prabu sajeroning kalbu, sang pra
lalu keluar. bu nili medal.

5. Sang Prabu berkata halus, 5. Sang prabu nabda haris, ya


"Dinda putri Nila Emas, yi putri Nila Emas, bere-
kakakmu akan ganti kain," raka selang kampuha, sang
sang putri perlahan membe- putri aris ngaturken, kam-
rikan, kain indah lagi puh adi tur pusaka, saking
pusaka, dari leluhumya Be- kaluhuran Betara Pujut, pu
tara Pujut, itu dipakai sang nika den angge Serinalen-
raja. dra

6. Konon Nila Emas sang De- 6. Kewangsitan Nila Emas sang


wi, sedang menonton di ha- Dewi, duk hanonton nang
laman, bersama duduk de htar, sareng lungguh Ian
ngan putri pengantin, Dewi putri penganten, Dewi Junti
Junti kemudian bertanya, mangkin nabda, endi kam-
"Mana kain adik Emas,' puh yayi mas, Dewi Nila
Dewi Nila perlahan berkata, arts matur, kampuh kinang-
"Kain dipakai sang Batara." genan sang Betara.

7. Dewi Junti berkata lagi, 7. Dewi Junti nabda malih,


"Jika dmikian adik Emas, yen mcpigkono yayi Emas,
itu kycanda manghaturkan punika bereraka ngaturken
saja^ kain Banyumas lebih bae, kampuh hanyumas lu-
109

indah," diterima sang Nila wih endah, tinampanan sang


Emas, pusaka dari Tapon Nila Emas, pusaka saking
itu, dipakai Jlitri Tapon punika, den nangge-
Ketawang. nan Putri Kentawang.

8. Diceritakan pengantin sang 8. Kewarnahapenganten sang


putri Dewi Kendran itu, le- putri, Dewi Kendran puni
lah menonton lain tidur, la ka, lesuh nonton ayun hasa-
in berpamit kepada saudara- re, null pamit ring sanak-
saudara, lain masuk ke ka- sanak, nuli malebeng pati-
mar tidur, bersama tidur leman, sareng nidra Ian
dengan sang prabu, paginya sang prabu, injing mangke
diceritakan. kewarnaha

9. Halus ucap sang Dewi, ber- 9. ffalus sabdane sang Dewi,


nya kepada Prabu," Dari hatekan mareng Nalendra,
mana engkau peroleh kain endi endi dika pulih kam-
itu, "Sang Prabu menyahut, puh kiya, sang prabu naura,
"Saya diberi pinjam, oleh sun ulih nyelang, mating
adik Nila Emas itu," kemu- yayi Nila Emas puniku,
dian senyum Dewi nuli mesem Dewi Kendran.
Kendran.

10. Diceitakan Dewi Kendran 10. Kewdrruiha Dewi Kendran


demikian, mendekat me- semangkin, merek nembah
nyembah pada suaminya, ring raka juwita, singgih
"Benar kakanda saya meng- Raka kula atura, Nalendra
haturkan," kembali pinjam- pulih dan nya nyelang, kam-
an itu, kain kepada Nila puh maring Nila Emas, kam-
Emas, kain pusaka dari puh pusaka saking Pujut,
Pujut, datang nanti masih rauh mangkin maksih ki-
dipakai. nanggenan.

11. Sang Dewi Juwita berkata 11. Sang Dewi Juwita nabdaris,
halus, "Hai adinda mende- lah yayi sareng humareke,
katlah, sudah datang sang sampun rauh narpa sang ka-
110

Prabu," putri berdua ber- tong, putri karowa sareng


sama menyembah, bakti pa- nembah, ngabekti maring
da raja, bersabda sarig Pra Nalendra, mijil sabda sang
bu," Pada malam hari saya Prabu, king dalu sun pulih
pinjam." nyelang.

12. Kain ini lebih baik, untuk 12. Kampuh puniki luwUt adi,
adik Nila Emas. Ratna maring yayi Nila Emas,
Juwita berkata halus, Ratna Juwita matur alon,
"Benar kakak Prabu, agar singgih raka nalendra, den-
benar kamu nikah, mum- nya lurus dika anikahl,
pung masih pumama prabu, mumpung makasih purnama
ucapan hamba bersama ber Prabu, atur kawula sareng
dua." karowa.

13. Prabu penganten berkata 13. Prabu penganten nabda aris,


pelan, "Sungguh benar jika yakti bener yen yaui reta,
adik beritakan, "Sang Putri sang putri matur karoneng,
berkata berdua, "Benar rela singgih rela kaula dewa,
hamba berdua," sang Prabu sang katong malih nabda,
bertanya lagi, "Jika setuju yen satuhu yayi ningsun,
adindaku, panggilkan Nila undangan yayi Nila Emas.
Emas."

14. Sang Dewi dipanggil inang 14. Sang Dewi dikeng inya
itu, bertanya Putri niki, hanyolo Putri
Kentawang, ibu emban lalu Kentawang, inya emban
segera, mendekatkan dengan nuli age, humarek king sang
sang ratna, sang ratna sudah ratna, sang ratna sampun
diperintah, periahan men- katuran, lonkonnan marek
dekat sang hulun, sudah ing sang hulun,.sampun
men^adap sang diyah di ngabekti sang diyah ring
hadapan prabu. narpa.

15. Ratna Juwita berkata perla- 15. Ratrui juwita nabdaris, lahta
ban,"Hai adinda Nila Emas, yctyi Nila Emas, memaru sa-
in

"Dimadu tiga orang saja," reng tiga bac, tumungkul


menunduk putri Nila Emas, putri Nila Emas. sarwfya
sambil berkata, "Sungguh matur nembah. singgih da-
tidak enggan hamba ratu," tan lenggana kula ratu, sri-
Sriraja senyum berkata. nalendra mesem nabda.

16. "Saya akan melapor ayah- 16. Hingsun natura ramd nira
mu besok," yang tin^al mangkin, pan kari ning pe-
di istana, sambU keluar sang raba yaksa, nuli medal sang
Prabu, balairung tempat se- katong, hin king mengustur
lamatan, bersama adipati kapendak, sareng dipdti Ian
dan raja Kentawang, Sang raja Kentawang
Prabu bersabda halus,
"Sungguh ayahnda Raja
Kentawang."

17. Baiklah. ayah mkah saya 17. Bererama tikcdi kula puniki,
ini, dengan adinda Nila lawan yayi Nila Emas, sam-
Emas, sudah resmi ketiga- pun resmi titigane, Ratna
nya, Ratna Juwita Dewi Juwita Dewi Kendran, sami
Kendran, semua ikhlas di- ikhlas mamaru titiga. Raja
maru bertiga, Raja Kenta Kentawang nembah matur,
wang bersembah dan ber dewek kula datan lenggana.
kata, saya sendiii tidak ke-
beratan.

18. Sang Adipati segera meng- 18. Sang Adipati andekeng ka


undang penghulu, dan santri di, lawan santri parasamiya,
semua, disaksikan nikahnya, sinaksenan penikahe, ma-
ke masjid sudah menikah, rtng masjid sampun nikah,
demikianlah akhir cerita- samangkana winurcita, da
nya, menjadi pengantin dos penganten sang prabu,
sang prabu, pada bulan pur- dukalane ulan purnama.
nama.
112

19. Tahun saka dua desa, hari 19. Isaka sepaha kawan desa
Wage bulan sebelas, bersama kalih, dim Wage ulan sewe-
putri kapulihe, Prabu Anom las, karo putri kapalihe,
sangat senang, menjadi pe- prabu anom lintang suka,
ngantin menikahi tiga putri, dadi penganten rabi tiga,
tidak berpisah slang malam, datan pisah siang dalu sa-
bersama makan bersama ti- reng dahar sareng nidra.
dur.

20. Para putri istri menteri, dan 20. Para putri rabineng mantri,
putri punggawa, duduk lawan putri Sentam, dados
menghadap melayani, demi- hangayab ngeladene, se-
kianlah malam slang, para mangkam dalu siang. para
putri di kaputrian, para putri neng kaniya pura,
tamu laki-laki di balairung, tetami kakung neng ma-
diiringi oleh prajurit. ngustur, kiniringan dining
bala .
21. Pekeijaan sudah tersedia, 21. Pakarya sampun madiya sa-
sambung-menyambung para sffi selur seneluran tetamu
tamu yang datang, demiki- perapta, semangkam gawe
an puia mereka yang mela ngeladene, genti-ginenti so-
yani, berganti-ganti silap- lahnya, kang dados pangirid
nya^ yang menjadi pengiring ancang, semangkono solah-
mengambil langkah, demi- mpuniku, liyandalu kela-
kianlah perilakunya .itu, wan siang.
antara lain malam dan slang.

28. PUH SINOMAN

1. Diceritakan di Tapon sang 1. Kewangsitan ring Tapon


Ronggo, mendapat anugrah sang Rangga, nugrahan rah
rahmat daii Tuhan, lalu mat saking yang widi, nuli
mengutus, kepada putra- dikeng utusan, rnaring putri
putrinya, yang berada di putra niki, kang makasih
Pejanggik, mengutus ber- ring Pejanggik, utusan lu-
jalan saja, di Pejanggik mampah asruh, neng Pejang
menghadap, berkata kepada gik umareka, matur mating
113

Dewi Junti, "Sudah datang Dewi Junti, sampun perapti


di Pejanggik yang dituju." ring Pejanggik hang dinuta.

2. Bertemu dengan Banjar 2. Ketemu Ian Banjar Getas,


Getas yang diifcuti berkata kang dinuta matur gdis,
segera, benar dewa bapak- singgih Dewa Rama Andika,
ku, turunkan rahmat pada nugrahan rahmat dukring
saat nanti, saya diutus me- mangkin, kula kinengken
nyerahkan, oleh karena itu ngaturi, mangdene handika
saya akan pulang, hanya se- humantuk, mung sedela ani-
bentar menjenguk, demi- lika, semangkana wekas ring
kianlah pesanku ini, lalu kula niki, nuli sira Banjar
dia Banjar Getas masuk ke Getas melebeng pura.
dalam pura.

3. Menghaturkan burung kepa- 3. Atur sepeksi ring Nalendra,


da raja, ulah mertuanya solahe maratuwane kang sa
yang sakit, sang prabu perla- kit, sang Prabu aris nabda,
han berkata, jika demikian yen mangkono siro mulih,
kamu pulang, bersama sareng rai Junti, Banjar
adik Junti, Banjar Getas Getas matur nuhun. Dewi
mengucap terinia kasih, Junti kinasengan, kinen mu
Dewi Junti menangis, diutus lih hing Tapon mangkin,
pulang ke Tapon nanti, mapan sang Rama kinugra-
di tempat sang ayah men- ken rahmat.
dapat rahmat.

4. Sudah berpamit kepada 4. Sampun kapamit mating


sang Ratna dan dua putri sang Ratna kelawan putri
pengantin sesudah bersala- peganfen kalih, sampun sa-
man kemudian berangkat, . lam nuli mangkat, Dewi
Dewi Junti lalu pulang, Junti mangkin mulih, em-
emban dan dayang, bersama ban ninya kelawan ceti,
pulang semua, tak diceri- parasama mulih sedarum,
takan, sudah sampai di Ta tan kocapa neng magra,
pon semua, menyingkir du- ampun rauh neng Tapon
114

kun yang mengobati ayah parasami, ngalih dukun ha-


yang sakit. namba rama kang sungkan.

5. Di Pejanggik diceritakan ke- Ring Pejanggik mangke ko-


mudian, Dewi penganten capa, Dewi penganten ana
berada di puri, tidak berpi- maring puri, tan pisah seka-
sah keduanya, kakak adik ro nira, raka rai Ian sangaji,
dan sang prabu tak pemah tan ana keselingati, kegupite
marah hatinya, diceritakan sangahulun, kayun margi
sang hulun, demikianlah ja- ning tata kerama, sombena
lannya tata cara, bagai air maratuwa niki, anaring Ba
bah mertua itu, ada di nuwa dikeng utusan.
Banuwa mendapat utusan.

6. Demung Raras menjadi Demung Raras dados utus


utusan, ke Banuwa meng- an aneng Banuwa atur su-
haturkan sembah bakti, se- peksi, sampun rauh nageri
sampainya di negeri Banu Banuwa, lajumareking pon-
wa, langsung men^adap ke ceniti, ngabekti nuaing s(t-
istana, bersembah pada sang ngaji, Datu Batara nabda-
raja, Datu Batara berkata rum, paran gawa sira pe-
halus, membawa apa kamu rapta, Demung Raras matur
datang, Demung cepat men- raris, singgih dewa kula ki-
jawab halus,"Sungguh gusti nen atur uninga .
hamba diutus memberi ka-
bar."

7. Putra paduka Batara, akan Putra dika sira Betara, ayun


meminta paduka besok, bu- sombana dika benjing, ulan
lan lalu tanggal delapan be- pungkur tanggal wululas,
las itu sabda prabu, perka- punika sabdane sangaji, awi-
winan hamba diutus meng- nan kiila kinen aturi. Raja
habarkan. Raja Banuwa se- Banuwa mesem nabdarum,
njnim bersabda, "Besok De benjang demung mantuka,
mung pulanglah, kamu me- sira nginep mung wengi,
nginap satu malam, "Sang sang Demung matur san-
D^ung men^aturkan dika.
bakti.
115

8. Di Pejanggik maka dicerita- Ring Pejanggik mangke ko-


kan, sang prabu ada di is- capa, sang prabu neng pon-
tana, sedang santai, bersama ceniti, kang kagupit pa-
sang adipati demung de- nyomba puniku parasami
mang dan menteri, yang di- den tiyaga, anaring marga
bahas serba serbi itu, mere- den paraniti, adol ulam se-
ka semua pandai, membe- kul rumdiin ngantoso.
narkan jalan dan para pela-
ar, menjual nasi dahulu
sampai.

9. Ada di penginapan itu, sang Anaring panginepan ptmika,


adipati pergi dahulu, men- sang adipati lunga rumihin,
jadi pengiring juru masakan, dados pangirid jurumasa-
tak diceritakan di jalan, su- kan, tan kewarneng margi,
dah datang di penginapan sampun rauh panginepan
itu, adipati dan prajurit se punika, d^ati Ian wadya,
mua, lalu menyembelih ker- nuli nyembeleh kebo sapi,
bau dan sapi, sudah ada sampun sumepta juru ma
semua juru masak wanita sak wadon lanang.
dan pria.

10. Diceritakan hari pagi ber 10. Kewangsitan dina injing sa-
sama, hadir punggawa kera- miya, rauh sentana muang
jaan dan mentri, sang Prabu mantri, sang prabu putri
Putri naik kuda, disambut nitih kuda, ginerebeg di
oleh seluruh prajurit, pra ning wadiya sami, wadiya
jurit mengangkut , sayuran akeh angusungi sanganan
dan buah-buahan semua, Ian woh-wohan sedarum, su-
sampai terbenam mata hari, murup sang yang arka, sami
bersama menghaturkan sa- katuran sajeng putri, para
ling menolong para putri, ratu Ian wadiya darwina
para ratu dan prajurit.

11. Pagi lagi berangkatlah,. tak 11. Injing malih mangkata, da-
diceritakan di peijalanan. tan kewamaha neng margi.
116

sudah sampai di negeri Ba- sampun rauh Negeri Banu-


nuwa, berhenti di luar nege wa, kandeg jawi ning Negri,
ri, orang menyambut tiba- wong mapak gawe juli, da-
tiba, menjadi naik sang diya munggah sangayu ,sang
ayu, sang prabu naik tandu, prabu munggah jempana,
sorak-sorai terdengar ke surak ler karungeng langit,
angkasa, sudah sampai ke sampun rauh sajeroning ne-
dalam kita. gara.

12. Kemudian bersama berse- 12. Null sami sukan sedaya is-
nang-senang, wanita priya tri kakung ageng alit, kewar-
besar kecil, tak terasa sudah naha sampun enjang, se-
pagi, demikianlah pada mangkana siang Jatri, pitung
siang hari, tujuh hari lama- dina lami niki, sang prabu
nya, sang prabu lalu pulang, ayun mantuk., pamit
pamit kepada mertuanya, di maring maratuwanya, ke-
ceritakan berangkatlah ia, wamaha mangkata gelis, da-
tidak diceritakan di perja- tan kegupit reke aneng da-
lanan. dalan

13. Sudah sampai negara Pe- 13. ^idah sampai negara Pe-
janggik, sang prabu lalu di- janggik negara, sang prabu
hadap, di kejauhan para nUi tinangkil, hingayaping
pembesar istana, demung- para sentana, demung-
demang lurah bersama, ke- demung lurah sami, mimil
luar sabda raja, lah ya sabda narpati, lah ta yayi
dimas semua kamu itu be- sedaya sira ikti , benjang-
sok-besok pergi ke Kenta- benjang aneng Kentawang,
wang, saya menengdk mer- sun sombana maratuwa
tua saya, karena demikian mami, pan puniku tata ke-
tata cara dari dulu. rama saking kuna

14. Di Tapon sekarang dicerita 14. Ring Tapon mangke koca-


kan, Ratna Ayu Dewi Junti, pa, Ratna Ayu Dewi Junti,
berkata kepada ayahnya, matur maring ramanya,
"Hamba menghaturkan bak- singgih kawula atur supeksi,
ti", banyak pakaian yang akeh busana kang adi-adi.
117

indah-indah, yang dipakai kang ginan sang Betara Pra-


sang prabu, berganti saya bti ^gumanti kaula ngatura,
bicara, menjadi busanai pe- dados busana penganten pa-
ngantin putri, sang Dewi westri, sang Diwi Kendran
Kendran dengan Dewi Nila lawan Diwi Nila Emas.
Emas.

15. Sang Rangga Tapon berka- 15. Sang Rangga Tapon ngadi-
ta, "Itu balk nini putri, ka, punika becik nini putri,
jadi saling berbaikan sesama dadi kebedikan sama wana-
wanita, setelah saya pergi diya, sepungkur ingsun ing
besok, kamu tetap meng- binj'ing, sira tetel den ilingi,
ingat, dengan putri istri dining putri rabi ning prabu,
prabu, apalagi dia raja, semaUh dika nalendra, tan
jangan lupa seumur hidup- Mi sehumur niki, moga-mu-
mu, semoga kamu akan gi sira kang ken sanak peri-
menjadi saudara sendiri." yangga.

16. Berganti sekarang ceritanya, 16. Ginenti mengke kocapo,


di Pejanggik sekarang dice- . ring Pejanggik mangke ke-
ritakan, ada duta empat warni, ana duta sekawan
orang datang, dari Bali Ka- perapta, saking Bali Kalung-
lungkung negeri, duta dari kung negeri, dutane Prabu
Prabu Nyakrawati, bawa Nyakrawati, gawe sewala
surat serahkan sudah, Raja katur. Raja Pejanggik nampi
Pejanggik menerima surat, serat, dadiya winaos sajero-
dengan membaca di dalam ning galih, ucapan sewala
hati, ucapan surat enggan endawegang kariya palebo-
mengelak keija pemasukan. nan .

17. Ucapan sang duta, mereka 17. Aturnya sang dinuta, titiang
bersama dua belas kesini, sareng kalih welas meriki,
yang empat ke Selaparang, kang catur neng Selaparang,
yang empat ke Bayan lagi, kang sekawan neng bayan
menghaturkan surat yang malih, aturken serat parasa-
sama, semula menghindar mi, sadiya endawegang
118

enggan datang, akan me- rauh, arepin karya palebon,


masuki keija, di Kalung- rihgkkalungkung Batara
kung Batara Nyakrawati, sa- Nyakrawati, sanak rai mung
nak saudara hanya satu su- senunggal sampun nyowar-
dah mati. ga.

18. Prabu penganten lalu ber- 18. Prabu penganten null nab-
sabda, kepada duta dari da, maring duta saking Bali,
Bali, besok kamu dahulu, benjang sira rumuhun, ma-
berkata kepada batara lebih tur maring batara luwih sun
saya datang di belakang, perapta neng winking, sa-
bersama paman adik saya, reng paman rai katingan,
sampai matahari terbenam, nuli sump sang yang arka,
bersenang-senang di istana, hasukan sukan neng ponce-
semalam-malaman minum- niti, sedalu-dalu lelahiran
an tidak putus-pntus. datan pegat.

29. PUH DANG-DANG

1. Diceritakan sudah pagi duta 1. Kewangsitan wus injing du


pamit, disediakan nasi dan ta pamit, cinawisan, sekul
lauk, tentara Pejan^ik me- Ian ulam, wadiya Pejanggik
ngantar nanti, mikul betas hangater mangke, mikul be-
tiga puluh, hanya sepuluh ras tigang puluh, mung se-
ikan dengan nasi untuk be- dasa ulam kelawan nasi,
kal di jalan, tiga hari lama- dadi bekel neng marga, ti
nya maka s^pailah di Am- gang ari laminipun, dadiya
penan, orang Pejanggik, perapteng Ampenan, wong
yang mengantar. menginap Pejanggik, kangater nginep
satu malam, di pesisir Am- sewengi, ring pesisir Ampe
penan itu. nan punika

2. Diceritakan prabu pengan- 2. Kewamaha Prabu pengan


tin di Pejan^ik, mengucap- ten ring Pejanggik, wijiling
kan, ada di pembesar kera- sabda. anaring para senta-
119

jaan, siapa bersedia pergi m, sapa sadiya hinga mang-


nanti menghadapi tugas di ke ngarepin kariya neng
Kalungkung, istii suami be- Kalungkung, istri lanang
rangkat bersama, demikian- mangkat sami, semangkana
lah bala tentara, para jeja- wadrya jaka-jaka sami bma-
ka melangkah, tak tahu ku) den uruh titi Ian tata,
tata cara, negeri luas, Batara Nageri Jembar, Batara Ka
Kalungkung Nyakrawati, lungkung Nyakrawati, men
menjadi usungan orang satu jadi penyusungngan wpng
sejagat .

3. Menghaturkan sembah 3. Atur supeksi sentara Ian


punggawa dan mentri, mantri, kaula ngiringa, ra-
"Hamba mengiring, raga gandika Dewa, tan lenggccna
hamba dewa, tak segan kaula semanih, sang Prabu
hamba semasih," Sang Pra- nabdarum, suniki dudu lu-
bu berkata halus, "Saya ini maris, sira sami kang lu-
tidak pergi, kamu bersama mampah,sang Adipati,nem-
yang berangkat," sang adi- bung nabda srinarpati, da-
pati, bertanya sabda Srinar- tan lenggana kaula Betara.
pati, "Tidak segan hamba
batara."

4. Diceritakan Banjar Getas 4. Kewangsitan Banjar Getas


berkata pada Narpati, "De nembeng narapati, dewapu-
wa hamba, saya beritahu- kulun, kaula atur uninga,
kan. Ayah mertua hamba Rama maratuwa kula mang-
nanti, masih enggan menye- ke maksih sungkan setuhu,
tujui, mohon pamit tuanku, neda pamit kaula gusti,
pulang ke Tapon itu," Sang mulih anaring Tapon pu-
Prabu berkata halus, "Baik- nika, sang prabu nabda ha -
lah kamu pulanglah, perik- lus, becik sira muliha, perik-
salah, mertuamu baik-baik, sanen, maratuwamu beci-be-
gantilah obat yang baik." cik, alihena tetamba kang
mujarab.
120

5. Menjadi bubar mereka yang 5. Dadiya bubar parasama


menghadap, sriraja pulang kang nangkil Srimlendra
ke keputrian, sang adipati mantuk ring kaniya pura,
mentri semua, diutus lurah sang adipati manteri kabeh,
semua itu, siap sedia mem- dauhin lurah sedaya iku
bawa bersama, sayuran dan semapta gegawan parasami,
beras, buah-buahan dan sanganan kelawan beras,
kambing, dibawa untuk ber- woh-wohan kelawan wedus,
hajat, di Bali, laki-laki pe- den gawa wangun karya,
rempuan bersama pergi, ja- aneng bali, lanang wadon
ngan ada yang kurang se- sami ngiring, ajena kirang
mnanya. karobelah,

6. Sesampainya di desa yang 6. Sampun rank diwasa kang


dituju, sang adipati, bersa himaris, sang adipati, kela
ma Banjar Getas, menjadi wan Banjar Getas, dados pa-
pengiring tentara banyak, ngirit bala akeh, jejaka
jejaka hanya tujuh puluh, amung pitung puluh, kang
yang tua muda dari desa sepuh enem dasa seyekti,
sungguh, semuanya yang sentadiya kang lanang, wa-
pria, wanita pilihan, yang nodiya pepilihan sedarum,
dapat di atur perintah, se- kang waged ring titi tata,
wajamya para putra ber- sentadiya putra para buling,
bakti, sudah bersedia untuk wus semapta nuli lumam-
berangkat. pah.

7. Tidak diceritakan dipeija- 7. Datan kegupiting margi,


lanan, sudah sampai, ada sampun rauh, anaring pasi-
di pesisir Ampenan, pera- sir Ampenan, pahva sampun
hu sudah lama menunggu, ngantos bae, arm wulu pal-
ada pengiring perahunya, wenepun, dadiya munggah
maka naiklah semuanya, sedaya niki, raris kebat pu-
langsung secepatnya ber- nang layar, sami waged ban-
layar, semua bisa mengemu- diga nipun, palwa ageng tu-
dikan, perahu besar dan ra gancang, wus perapta,
lincah, sudah sampai, di aneng pesisir bumi Bali,
pesisir bumi Bali, bersama sami munggah hing daratan.
naik ke darat.
121

30. PUH ASMARAN

1. Sangat heran para jejaka 1. Lintang gawok jaka-jaka Pe


pejanggik, melihat desa in- janggik, ningali desa indah,
dah, perawan muda menjadi perawan anom sami geger,
ribut, melihat jalan balk tingal becik hirung banjar,
banjar, sangat enggan me- lintang lenggawa hani ning-
ninggalkan, Negeri Jember gal, Nageri Jember tura ba
sangat bagus, semua bersa- gus, parasami tan arep man-
ma ingin pulang. tuka

2. Deraikian lah ulah orang Pe 2. Semangk&no eiptane wong


janggik, di Kalungkung le- Pejanggik, ring Kalungkung
bih mengesankan, pertun- luwih lenggawa, tirlana ba
jukan lagi pula besar, tak gus turegede, tanimut desa
ingat desa Periyoga, senang periyongga, remen sira hani-
kamu melihatnya, ada yang ingal, wonten ayun mejang-
ingin melengkapi di situ, je kep king riku, jaka-jaka
jaka sedang mabuk. nandang berongta.

3. Berganti sekarang yang di- 3. Ginanti mangke kang kagu-


ceritakan, di Pejanggik ko- pit, ring Pejanggik mangke
non, Srimaharaja bersama kocapa, serinalendra sareng
istrinya, akan pergi bersa rabine, ayun lunga parasa-
ma, ke Tapon meninjau ma aneng Tapon ninjo pa-
paman, sang Rangga enggan man, sang Rangga sungkan
menyetujui, keengganan setuhu, penyungkan sam-
sudah dua bulan. pun kalih candra

4. Sudah datang srimaharaja, 4. Sampun rauh Srinarapati,


di Tapon bersama istri, de- ring Tapon sareng rabiya ,
ngan orang pembantunya, kelawan pawongan ceti ka-
ramai prajurit yang me- beh, geger gumuruh wadya
nyongsong, laki perempuan mapag, lanang wadon jawi
luar desa, sama bakti ke desa, parasama ngabekti
sang hulun, dipuja-puja sang ring sang hulun, sinongga
raja. sunggi serinaranata ■
122

5. Demikian pula istrinya ini, 5. Semangkana rabine puniki,


duduk di kursi kerajaan, di sinunggahan ring kursi ke-
hormati prajurit raraa, de wala, sinenggo sunggi wadi-
mikian juga tingkah, praju ya rama, semengkana solak-
rit Tapon semua, tidak ada nya, wadiya Tapon samada-
benci di hatinya, sang prabu ya, tanana kesel saferoning
berlebih memberi dana dar- kalbu, sang prabu luwih
ma. danadarma .

6. Sesampainya sang raja di da- 6. Serauhe sang raja ring dalem


lam puri, langsung melihat puri, laju tingal paman kang
paman yang enggan, sangat sungkah, lintang ngungun
membujuk bersama istrinya. sareng rabine, sang prabu
Sang Prabu keluar sabda- wifiling sabda, aduh yayi
nya, "Aduh adik pujaan- mirahing wang, sampun jan-
ku, sudah takdif Yang Maha jining yang Agung, leres
Agung, benar." penyungkan bererama.

7. Dewi Junti berkata sambil 7. Dewi Junti matur sarwi


menangis, berkata menya- nangis, seyowakti sabda no-
darkan sabda paduka, "Ke- lendra, mangke panuwun
lak permohonan hamba kula sang katong, den ke-
sang raja, akan dijaga ayah reksa rama kaula, pukulun
hamba, paduka bersama ka- sareng raka kaula, reksanen
kanda hamba, berpikirlah rama den tumulus, lahir ba
ayah yang tulus, lahir batin tin tumulus ikhlas.
tulus ikhlas."

8. Perkiraan hamba, mungkin 8, Penerkane kaula gusti, yakti


ayah tidak sembuh, Dewi rama datan warsas, Dewi
Juwita berkata, "Saya se- Juwita nembung sabdahe,
rahkan kepada Tuhan, jika sun serahna mating Allah,
memang sudah sampai saat- pan sampun pinasti janji
nya diambil Tuhan, wajib ning yang, wajib rela ari
rela adikku, janganlah mu- ningsun, sampunang kagem-
dah bersedih hati." angan ning nala.
123

9. Lagi berkata Dewi Junti, 9. Malih matur Dewi Junti,


"Rela ikhlas saya kakak, rela ikhlas kaula kakung,
marilah bersama berzikir dadiya sami zikir rama,
ayah,"' banyak para dukuh akek dudukuh samiperapta,
datang, ada yang membaea wonten kang maca Quran,
A1 Qur'an, diceritakah pa- kewamaha wadining dalu,
da malam hari, sang Rangga sang Rangga mantukihg su-
pulang ke surga. warga.

10. Para punggawa dengan san- 10. Para punggawa kelawan san-
tri, bersama-sama bekeija, tri, para sami nambut kar-
para bendagi datang ba ya, para bendaki prapta
nyak, segera menjadi table akeh, sigra dadi kang table,
sang hulun menugasi utus- sang hukin dikeng utusan,
an, ke utara timur barat ngaler ngetan ngulon ngidul,
selatan, untuk menghatur- walaupun tidak menghatur-
kan berita. nya.

11. Mayat sudah disiapkan, di 11. Layon sampun keranjing,


dalam usungan, diceritakan aneng sajroning table, kewa-
sampai berdatangan saja, la ngantos kerauhan bae,
pembesar kerajaan ratu sentana ratu kang katuran,
yang diundang, dari jauh mapan adoh-adoh desanya,
desanya, maka berdatangan- kewarnaha samiya ruh, raja
lah, raja jenasah sudah di- kepe sampung kangkat.
angkat.

12. Sudah datang di kubur ini, 12. Sampun rauh anaring kubur
para alim dukuh semua, teki, para alim dukuh sami
membaea zikir ramai,sudah ya, maca sikir pada rame,
selesai penguburan, bersama sampun luwaran pamate-
pulang ke negaranya, lalu kan, sami matuking nagara,
sedekah siang malam, sam laris sidekah siang dalu,
pai sembilan hari. jengkeping sanga dina!

13. Prabu penganten bersama is- 13. Prabu penganten sareng Ian
124

tri, masih berad di Tapon, rabi, maksih wentening Ta


merasa kasihan pada adik pon samya, pan welas ring
Junti, sangat sedih dalam rai Junti reke, lintang sung-
hatinya, jika ditinggal oleh sut sajeroning nalanya, yena
kakak diyah, Dewi Juwita tininggalan dining raka di
dan sang hulun, demikian- yah, Dewi Juwita kelawan
lah ulah sang ratna. sang hulun, semangkana so-
lahnya sang ratna.

31. PUH MASAYU

Diceritakan sang taru Dewi 1. Kewangsitan Ratna Dewi


Junti, ada di puri keputri- Junti, anaring kaniya pura,
an, bersama kakak Dewi sareng kakang Juwita Dewi,
Juwita, Kendran lawan Nila Kendran lawan Nila Emas.
Emas.

2. Bersama empat orang tak 2. Sareng catur pan pisah siang


pisah siang malam, bersama latri, sarengguling sareng da-
tidur bersama makan, dila- har, hingayaping dining pa-
yani oleh para emban, ber wongan ceti, kelawan rabi-
sama istri para punggawa. ning punggawa

3. Diceritakan sang prabu di 3. Kewamaha sang prabu neng


istana, dihadap oleh para poncenita, hing ayaping pa
punggawa, para alim sedu- ra sentana, para alim dukuh
kuh bersama-sama membuat sami asrih, rencana kariya
rencana hajatan. palebonan .

4. Para punggawa menghatur- 4. Sami matur para punggawa


kan bakti, saya mohon pen- ngebekti, kaula nuwun pe-
jelasan. Sang Prabu bersab- ngandika, sang prabu nabda
da menjelaskan "Menunggu becik ngantosi, adipati la
adipati dan Sudarsana." wan Sudarsana.

5. Diceritakan adipati di ne- 5. Kewangsitan adipati hing


1-25

gara Bali, di Kalun^cung nage-geri Bali, ring Kalung-


menghadapi tugas, selama kung ngarepin kariya, lama-
satu bulan lebih nanti, maka ne liwat sesasih mangkin,
selesailah pekeijaan itu. dadiya puput punang karya.

6. Lalu pamit sang Adipati, 6. Nuli pamit sang adipati du-


melapor kepada raja batara, kring mangkin, nembeng
halus manis sabda Prabu narpa Betara, harum manis
Nyakrawati, "Besok pxilang sabda Prabu Nyakrawati,
adik Adipati." benjang mulih yayi dipatU
ya.
7. Dengan persiapan buah- 7. Den semapta woh-wohan
buahan bawa pulang, konon gawa mulih, kewangsitan di-
hari esoknya, sudah siap rm benjang, sampun semap
buah-buahan semua, dengan ta woh-wohan sami, lawan
pakaian dikirimkan. busanapakirimaru

8. Dari Betara menimba Prabu 8. Saking Batara nimba Prabu


Pejanggik, memakai serba Pejanggik, pengangge rarwa
mulia, sudah berpamit adi mulia, sampun pamit dipati
pati pulang kemudian, tidak bubar nuli, tan kewarnaha
diceritakan di peijalanan. ning marga.

9. Sudah naik ke kapal semua- 9. Sampung munggah ning pal-


nya, kemudian lekas berla- wa sedayeki, raris kebat pu
yar, tiga hari tiga malam nang layar, tigang dalu ti-
lamanya, baru sampai di gang dina lami niki, dadia
Ampenan. rauh ning Ampenan.

10. Di Ampenan lalu mendapat 10. Ring Ampenan reke ulih


gerita, parasaudara yang me- warti, parateke kang kapa-
ninggal, selama kepergian- tiyan, sepungkur lunga neng
nya di Bah, sang Rangga Bali, sang Rangga mantuk-
pulang ke surga. king suwarga.
126

32. PUH SERINATA

1. Diceritakan sudah sampai 1. Kocap sampun perapta sa-


semua, laki perempuan di miya, lanang wadon king
Pejanggik, Lurah melapor pejanggik, lurah maturing
ke Adipati, sang prabu di sang dipatiya, sang prabu
Tapon sudah lama, selama neng Tapon sapun tami,
meninggalnya pamannya sesedane pamani puniki,
itu, lalu nginap Batara nuli nginep Batara Agung,
Agung, bersama dengan pa sareng kelawan para mesuari
ra istri raja, juga para em- sedaya, pawongan ceti para-
ban pengasuh, sang Diyah sami, sang Diyah Junti nu-
Junti mohon restu pada hun tetel ring nalendra.
raja.

2. Dalam cerita Banjar Getas, 2. Kewangsitan Banjar Getas.


sesampainya di Tapon ke- serauhe neng Tapon mang-
mudian, perlahan mendekat kin, layu marek nembeng
raja, menceritakan penga- Nalendra, matur solahnya
lamannya di Bali, sangat neng Bali, lintang tusta
menyenangkan keadaannya, kapti niki, karya ageng pir
tugas besar tujuh malam, tung dalu, rame punang
ramai dengan tontonan, pa- tontonan, dukring siang ra
da waktu siang hari rame me juti parasami, semangka-
berganti rupa semuanya, de- na solaha neng Bali arepin
mikian juga ulan orang Bali karya.
dalam bekeija.

3. Sudah lei^ap empat puluh 3. Sampun jangkep kawan da-


hari, sang prabu bersama sa dina, sang prabu sareng
istrinya ini, yang menginap rabineki, penginepan ring
di Tapon, itu menurut per- Tapon punika, anuting pa-
mintaan Dewi Junti, besok nutan Dewi Junti, mangke
sesudah selesai pekeijaan puput karya niki, Serinalert-
ini, S^aja bersama istri pu- dra sareng rabi mantuk,
lang, di Pejanggik masuk ring Pejanggik malebeng pu-
127

ke Pura, disambut oleh pa ra, ginerebeg dining pa-


ra dayang, para istri semua wongan eeti, para rabi sami
menerima kiriman. narinampa pakiriman ■

Memakai kain serba indah, 4. Wastra kampuh sarwa in


kiriman Prabu Nyakrawati, dah pakiriman Prabu
dan buah-buahan harum Nyakrawati Ian woh-wohan
manis semua, sangat senang arum manis samiya, ttntang
semua putri, di Pejanggik lenggawa putri sami, ring
istri sang raja, Putri Ken- Pejanggik rabi narpati, putri
tawang Nila Emas berlebih, Kentawang Nila Emas pi-
kemudian suka kesumba ke- nunjul, mangke ayun som-
pada ayahnya, disuruhnya baning rama, dikeng utusan
utusan sepuluh pergi, mem- sedasa lumaris, bekta sewala
bawa surat dan buah-buah Ian pakiriman woh-wohan
an itu. punika .

5. Utusan sampai Kentawang, 5. Utusan perapta Kentawang,


menyerahkan surat dan bu aturken serat Ian woh-woh
ah-buahan, Raja Kentawang an sami. Raja Kentawang
menerima surat, berita putri nampi sewala, solahe putri
dan raja bersedia datang me- sareng narpati, sadiya rauh
nengok," pada tanggal pin- nyornbani, ping tanggal pur-
nama ini, adapun surat raja, nama punika, mungguweng
Datu Kentawang juga me- sewala nalendra, Datu
merintahkan, lurah desa ber Kentawang dauhin sami,
sama mohon diri. lurah desa sareng pangeling-
sir samiya.

6. Sudah sepantasnya men- 6. Dennya wangun karya sam


dapat sambutan, orang Ken butan, wong Kentawang ge
tawang geger semuanya, me- ger parasami, mengundang
ngiindang warga semua, warga sanak saminya, kang
yang jauh dan dekat sama, aduh kelawan pedek sami,
semua berdatangan, semua pwra sami rauh ngarepin ,
128

menyambut sang prabu, para sama papagen sang


bersama membawa sayuran, prabw samiya kariyen se-
jalan Banjar dibersihkan se- sanganan, lurung Banjar den
mua, diceritakan sudah da- berisihin sami, kewamaha
tang mendapat sambutan. sampun perapta diwasa sam
butan ■

7. Di Pejanggik demikian juga, 7. Ring Pejanggik semangkana


pekerjaan besar direncana- uga, kariya ageng winangun
kan lagi, gegap gempita malih, geger gumuruh datan
mempersiapkan peijalanan, palinggaram tontonan siang
tontonan siang malam da- hrti perapti, luwih lenggawa
tang, lebih menyenangkan dadiya sami, saben injing
semua, tiap pagi menyem- nyembelih sapi Ian kebo,
belih sapi dan kerbau, lalu dadiya lungo nyomba, pra
pergi meninjau, prabu pe- bu penganten munggah ring
ngantin naik tandu, istri juli, rabinya tiganeng jem-
ketiganya berada di kereta pana muliya .
mulia.

8. Demikianlah ulahnya, gong 8. Semanjgkana solahnya, gong


bill ditabuh bersama suara- biri tinambuh parasami. lir-
nya menggema ke udara, karungeng bumi angkasa,
bergetar ke seluruh orang geter peter wong lumaris,
yang beijalan, tak dicerita datan kagupit ring margi,
kan di jalan, di Kentawang ring Kantawang sampun
sudah sampai, senja terbe- rauh, dadiya sump sang
nam matahari, malam hari yang arka, ring dalu ton
tontonan indah, muda tua tonan asrih, anom sepuh
bala tentara semua suka. dadya bala suka sedayq. .

9. Tiga hari lamanya Raja, 9. Tigang dina lamina nalend-


menuju Kentawang bersa dra, ring Kentawang sareng
ma istri, lalu pulang ke ne- Rabi, nuli mantuk maring
gara, sudah sampai ke Pe negara, sampun rauH ana-
janggik, berganti sekarang ring Pejanggik, ginenti mang
129

yang diceritakan, Banjar kin kang kawarni, Banjar


Getas sekarang diceritakan, Getas mangke kawuwus,
di Tapon dengan istrinya, ring Tapon sareng rabinya,
Dewi Junti melapor pada Dewi Junti maturing laki,
suaini, menghaturkan bakti atur supeksi solahnya Ian
kepada Nila Einas. Nila Ema$ .

10 Mengenakan busana mulia. 10. Hatukaran busana mulia, lir


bagaikan sanak sejati, se- pendek sanak sejati, semalih
lagi dikasihani raja, ikat kewelasan Serinalendra, du-
pinggang sutera ceria bagai kala ramene kang nyawargi,
surga, raja bagai raja sejati. nalendera lir rama sejati,
banyak berdatangan dengan sasakih parateka dennya
melapor, sangat teiharu matur, lintang ngungun arya
Ariya Banjar bersyukur Banjar sukur maring sang
kepada Tiihan, di dalam yang widi, sajroning kalbu
hati besar hutangnya agung piyutang maring na-
kepada sang Raja. lendra .

11 Diceritakan lengkap dua ta- 1 1. Kewamaha sangkeping kalih


hun. Banjar Getas di Tapon warsa, Banjar Getas ring Ta
negeri. sudah mempunyai pon nageri, sampun darbe
anak putra. selain itu raja putra lanang, semalih na-
di Pejanggik, tiga istrinya lendra ring Pejanggik, ti-
berputra semua, diceritakan tiga rabi puputra sami,
raja di balairung, memanggil kagupita prabu ning ma-
para patih semua, Banjar ngustur, hingayaping pepa-
Getas tidak ada menghadap, tih sedaya, Banjar Getas
halus sabdanya sang Prabu tan ana nangkil, halus sab-
kepada sang Adipati. dane sang prabu maring
sang adipati ■

12. "Eh dipati silakan meng- 12. Eh dipati kariya nen sewa-
ucapkan, perintahkan utus- la, dikeng ceraka neng Ta
an ke Tapon sekarang. pon mangkin, Banjar Getas
130

Banjar Getas lama tidak lami tan muliha, peran cip-


kembali, peranan pencipta tane reke hiki, sang dipati
dia ini," sang adipati segera nuliya agelis, kariyenan se-
pergi, bersama surat sudah rat dadi sampun, tinuding
jadi, ditunjuk utusan be- ceraka lumampah, aneng
rangkat, ke Tapon menye- Tapon hanganterken tulis,
rahkan surat, tak didup tan kocapa punang caraka
maka utusan di jalan. king marga ■

13. Arya Banjar tidak enak hati, 13. Arya Banjar tan kependak,
surat diserahkan Dewi Junti, serat katuring Dewi Junti,
Dewi Junti perlahan ber- Dewi Junti alon nabda, eh
kata, "Eh utusan engkau ceraka sira mantuka gelis,
pulang lekas," mendekat ke- humarek maring narpati, sa-
pada raja, bersama ini lurah reng puniki lurah kateng-
hamba, menghaturkan bakti sun, atur supeksi maring
kepada raja, suami saya la nalendra, laki ningsun la
ma tidak pulang, karena ke ma tan mulih, wekasannya
negeri Bayan. aneng Nageri Bayan.

14. Kemungkinan, ada istrinya, 14. Mawinan, wonten rabiniya,


yang di desa Parigi, ketika duk aneng desa Parigi, kala-
kalah dalam peperangan, is ne kasoran matra yuda,
trinya hilang pulang, ke Rabiniya larut mulih, aneng
Bayan negeri, itu diketahui- Bayan nageri, iku den tinjo
nya sesungguhnya, jika ada none setuhu, pan wonten
orang dari Bayan, sudah wong saking Bayan, wus pe-
datang dia itulah, berkata rapta reke puniki, atur uni-
memberi tahu kepada sua- nga maring laki ning wang .
minya.

15. Semua lengkap seperti bu- 15. Abeh jangkeping madiya


Ian, suami saya berangkat condra, laki ningsun buda-
dari sini, ingat lurah, ka- ling riki, iling lurah, sira
ta kamu yang mengetahui atur uninga, maring Betara
Batara Nyakrawati, sang lu Nyakrawati, sang lurah sa-
rah setelah pamit, bersama reng pamit, kalawan ceraka
utusan itu, tidak dicerita- puniku, datan kewamaha
131

kan di jalan, sudah sampai neng marga, sampun perap-


di Pejanggik, langsung men- ta neng Pejanggik, laju ma-
dekat kepada raja. rek maring srinalendra.
16. Lurah Tapon bersama utus- 16. Lurah Tapon kelawan cera-
an, mendekat bertanya pada ka, marek nembeng srinara-
raja "Sungguh betara susu- pati, singgih betara susuhun-
hunan, saya bersedia singkat an, kauJa sadia pedek ngatu-
memberitahukan, Banjar ri, Banjar Getas lami tan
Getas lama tidak pulang, muUh, hinga neng Bayan
pergi ke Bayan sudah lama, sampun dangu, liwat saking
lewat dari dua tahun, meli- madiya condra, ninjo rabi
hat istri tuanya ini, seka- panuwa tepiniki, sapunika
rang berpesan kepada sang wekasan rriaring sang ratria .
ratu."

17. Diceritakan Dewi Ratna 17. Kewangsitan Dewi Ratna


Juwita, bersama Dewi Juwita, sareng Dewi
Kendran Nila Emas seka- Kendran Nila Emas mang-
rang, bersama datang Dewi kin. parasama ulih warta,
Junti, yang ditinggal suami- parateka Dewi Junti, tining-
nya itu, Ratna Juwita sangat galan dining laki niki, Ratna
gusar, memerintahkan utus- Juwita lintang bendu, di-
an wanita, ke Tapon mem- keng ceraka wanodiya,
bawa surat, adapun surat aneng Tapon gawa tulis,
Dewi Juwita, Kendran Nila mungguweng serat Dewi
Emas. Juwita Kendran, Nila Emas.

18. Ucapannya demikian, bagai- 18. Ucapaning punang sewala,


mana adikku Dewi Junti, se- lahta yayi ningsun Dewi
sampainya surat rindu ka- Junti, setekane serat bara-
kak baca, adik berangkat raka, yayi mangkata dinege-
segera, ke Pejanggik negara. lis, aneng Pejanggik Nageri
adik bawa anakmu, adik yayi bakta putranepun, yayi
bermalamlah di sana, sela- nginepa king kana, sela -
ma suamimu belum pulang, wasa lakimu durung mulih,
kakak rindu sangat kangen beraraka lintang kangen ma
kepada adik emas. ring yayi Emas.
132

19. Serat sudah dikirimkan 19. Serat sampun kakiriman ce-


utusan wanita bersama ber- raka wadon sareng kalih,
dua, dengan laki-laki empat kelawan lanang catur lu-
beijalan, tak diceritakan di mampah, datan kewarneng
jalan, duta yang muda su margi, duta kang nem wus
dah sampai, di Tapon meng- perapti, ring Tapon mare-
hadap sangayu, bersembah king sangayu, ngebekti atur-
menghaturkan surat, dibaca ken serat, winaos dining
oleh Dewi Junti, sudah sele- Dewi Junti, sampun puput
sai uraian surat itu ucapan sewala punika
20 Dewi Junti berkata, "Ucap 20 Dewi Junti wijiling sabda,
annya halus kakakku di pu- seyowakti raka ningsun
ri, mengakui saudara kepada neng puri, ngaken sanak
saya seorang," hari esok maring sun priyongga, dina
berangkat, menghadap ka- benjang lumaris, mareking
kak di puri, Lurah Tapon raka neng puri, Lurah Ta
sudah diperintah, ditugas- pon sampun kedauh, dauhin
kan bala tentara pengan- bala ngatera, lanang wadon
tar, laki perempuan para para sami, kegupita sampun
semua, diceritakan sudah semapta wadiya bah
datang bala tentara.
21 Pagi berbunyi gong dengan 21 Injing muni gong beri wu-
suara riuh, sang Dewi Junti rahan, sang Dewi Junti
sekarang beijalan. dikeru- mangke lumaris, ginerebeg
muni oleh bala tentara, dining wadiya bah, datan
tak diceritakan di. jalan, kewarneng margi, sampun
sudah sampai di Pejanggik, rauh ring Pejanggik, hju
langsung ke puri masuk, neng puri malebw semang-
demikianlah tingkah laku kana sohhe sang Ratnd
sang Ratna, berkasih-kasih- kasih kinasihan sami pewes-
an bersama parawanita, sa- tri, lintang tusta kayune
ngat senang tampaknya sang sang Dewi ring purQ. .
dewi dipura.
133

33. PUH DANG DANG

1. Sudah dua bulan lamanya 1. Sampun kalih sasih lamina


Dewi Junti, di Pejanggik, Dewi Junti, ring Pejanggik,
tidak juga datang Ariya datan nana rauh Arya
Banjar, diceritakan sang pra- Banjar, kewamaha sang nata
bu di saat itu, keluar sab- king mangke, wijil sabda-
danya, halus, kepada suami- nya halus, maring rabune
nya Juwita Dewi, bersedih Juwita Dewi, duka aneng
di kaputrian pura, "Banjar kaniya pura, Banjar Getas
Getas tidak ada pulang," tannana mantuk, nembung
berkata Dewi Juwita, "Be- abda Dewi Juwita .singgih
nar sang prabu," sudah lama nalendra, dialu lama datan
tidak pulang. malih, rai kaula Junti datan
keringan.

2. Dipadatkan yang ada di 2. Dennya tetel anaring jero


dalam puri, selamanya, juga puri, selawasi, lakinya datan
tidak ada yang pulang, de- nana mantuke, semangkana
mikianlah permohonan saya penuwun kula sangkatong,
raja, sang Prabu berkata sang prabu nabdarum, dias-
halus, "Benar selama-lama- tu selama-lamane yayi me-
nya adik di sini, tidak men- riki, nora dadi kekewaran,
jadi repot," Dewi Kendran, Dewi Kendran, Nila Emas
Nila Emas berkata halus, matur haris, kaula puniki
"Saya ini sangat mempri- lintangwelas .
hatinkan."
3. Kemudian datang Dewi 3. Dadiya rauh sang Dewi
Junti, menggendong putra, Junti hangenpit putra,
sebagai bakti kepada raja, ngebekti maring nalendra,
sang Prabu berkata perla- sang prabu nabda Ion lah ta
han, "Hai adik bersama du- yayi sareng lungguh,lenggah
duk, duduk beijajar dengan jajar kelawan rakane sami,
kakak bersama," sang Dewi sang dewi tatah lenggah,
sakti duduk, lagi berkata malih nabda juwita punika„
Juwita itu, "Hai adik keta- lahta yayi warah sira, suni-
huilah kamu, saya ini, ber- ki, sareng titiga atur supek-
134

sama bertiga menghaturkan si, paratekane lakinirQ .


bakti, pada kehadiran suami
kami."

4. Adapun tidak ada datang Dining tanana rauh meriki,


ke sini, lalu dipaksa, adik dennya tetel, rai Dewi sa-
Dewi bersama kakakda, ke reng raka, sajeroning keda-
dalam keraton ini, bersama ton kene, sareng sungkawa,
sungkawa,enggan adik say a. lenggawa yayi ningsun, mm
berkata memohon. bung sabdaDewi Junti, kau-
"Dewi Junti. saya ini tidak la hiki datan lenggana, sape-
enggan, setiap perintah kan- rintah raka hayu lahir batin
da ayu, lahir batin ham- kaula rela, dadiya katur sa-
ba rela," lalu hidangan te- jeng lelarihan sami, sang
lah tersedia semua, sang prabu katuran pemilijan..
prabu mempersilakan ma-
kan.

5. Sang Sudewi bersama empat Sang Sudewisareng catur hi-


berhidang bersama, makan dang siji, dahar lenggawa,
bersama, di keputrian, maring kanya pura, pawong-
orang lain dan emban se an kelawan ceti reke, hanga-
mua, mengambil semua, pa yaping sedarum, para putra
ra putra bermenggendong sami kinemban kinempit,
membopong, putra raja, dening putrane sentana, se-
demikianlah keadaannya, mangkana solahepun, sang
sang prabu bersama sang prabu kelawan sang Ratna,
ratna, berganti lalu, pada ginenti reke, dukring mang-
saat sekarang yang dicerita- kin kang kegupit, kewang-
kan,konon Banjar Getas. sitan Banjar Getas.

6. Pada malam hari datang ke 6. Dukring dalu peraptaning


sekarang, ke desa Tapon, mangkin, ring desa Tapon,
bertemu dengan lurah. Sang katemu kelawan lurah, sang
Lurah berkata perlahan, lurah matur alon, sanak rai
"Saudaraku adik Ratu, ada dikeratu, anaring Pejanggik
135

di Pejanggik di keputrian, ring kaniya putri, semangka-


demikianlah sang Ratna na sang ratnayu, selamane
Ajni, seiama dinda ada di dika margi, anaring desa
desa Bayan," Bayan, Dewi Juwita paren-
Dewi Juwita diperintah pu- tahnya mantuk, tetel ana-
lang bersama di negara, ring negara, sanak raka
sanak saudara Juwita Dewi, Juwita Dewi, punika darbe
tersebut memerintah. parentah,
7. Sang Ariya Banjar langsung 7. Sang Arya Banjar layu areng
ke Negeri Pejanggik, su- Nagri Pejanggik, sampun pe-
dah sampai, mendekat pada rapta, mareking sang nata,
raja. Sang Prabu bersabda, sang Prabu medal sabdane,
Banjar Getas sambil berka- Banjar Getas nuli matur,
ta, "Benar dewa susuhunan singgih dewa sunuhunan
orang sebumi, saya sangat wong sebumi, kaula lintang
lama di Bayan, maafkanlah lama ring Bayan, ampura-
hamba paduka," Sang Prabu nen kaula ratu, sang prabu
bersabda, "Baik pulanglah, wijiling sabda, becik mulih,
ke negeri Tapon bersama aneng Tapon Nageri, sareng
dengan adinda istrimu. kelawan rai nira.

8. Sang Sudewi Nila Junti ber- 8. Sang Sudewi Nila Junti lu-
jalan, pulang ke, Negari Ta maris, mulih aneng, Nageri
pon itu, diserbu oleh emban Tapon punika, ginerebek di
kemudian, datang ke Tapon ning ceti mangke, rauh ana-
tu, Dewi Junti berkata ke- ring Tapon punika, Dewi
pada suami sesampainya di Junti matur ring laki para-
ura, "Dua bulan lamanya, tekane aneng pura, kalih
siang malam bersama be- condra lawasipun, siang da-
rempat, dengan jemu, Ratna lu sareng sekawan, Ian ka-
Juwita Kendran Nila Emas banga, Ratna Juwita
juga, bersama tidur bersama Kendran Nila Emas teki,
makan." sareng nedra sareng dahar.

9. Demikianlah ulah di negeri 9. Semangkono solahnya ring


Pejanggik, tak berdaya ka- negari Pejanggik, bareraka
kanda Ratna Dewi Juwita, Ratna Dewi Juwita, dados
136

menjadi ibu ayah sebenar- ibu rama seyaktina, semang-


nya, demikianlah kasih sang kono welas sang hulun. su
hulun, sukur selamat balas kur bagia Welas narpati,
raja, cintailah amat sangat, asihena kalintangan, saking
dari dulu,sang prabu melan- kuna, sang prabu terusna
jutkan berkata baik, demi sayowakti, semengkono den
kianlah yang diucapkan. ucap-ucap .

10. Banjar Getas berkata manis, 10. Banjar Getas ngandika wa-
"Adik Junti saya kembali cana manis, yayi Junti ing-
ke Bayan, hanya sebulan di sun malih aneng Bayan,
sini, agar senanglah hatimu mung secondra neng kene,
itu, di Bayan ada sungguh, den mabecik manah sira
madumu satu orang, ia istri ikw king Bayan wonten
saya yang tua, menumpang seyekti, maru nira senung-
di tempat pamannya, Raden gal, ya rabiningsun kang se-
Wiranata, nama pamannya puh, numpang anaring pa
ini, saya bersedia mengantar mannya, Raden Wiranata,
beras." wasta pamane rekeki, king-
sun sadiya ngater beras.

11 Dewi Junti berkata kasar 11. Dewi Junti ngandika sugal


kemudian, "Sekarang, ka- mangkin, Semangkinan, sira
mu pergi ke Bayan, tidak lumapah neng Bayan, tan
perlu kamu di sini,- saya peguna sira king kene, sun
tidak kekurangan pria, yang dudu kekirangan kakung,
cepatlah pergi kamu, jangan den enggal lunga pribadi,
membawa kawan saya," aja gawa balaning wang,
Sang Ariya Banjar, sangat sang Arya Banjar, lintang
memerangi di hatinya ini, merang neng nala niki, tu-
tunduk tidak berkata. mungkul datan pengucap.
12. Sampai malam Banjar Getas 12. Madiya latri Banjar Getas
beijalan, tidak ada, orang lumaris, datan ana, wong
mengetahui seorang pun, le- uninga senunggal, luwih me
bih marah di dalam hatinya, rang sajeroning nalena, alas
hutan Mamelik yang dituju, Mamelik kang tinuju, won
ada kawannya hanya satu. ten mitrane amung siji, me-
137

manandah di tepi hutan, nandah tepining alas, punir


itu dengan muka keras, ka den ulate asruh, duk
sampai pagi dia kena, Banjar injing niya kapendak,Banjar
Getas, berkata dengan ma- Getas ngandika wacana
nis, dengan tulus kasih manis, den tulis asih sira
kamu kepada saya. maring wang.

34. PUH ASMARAN

1 Lebih enggan hati saya ini, 1. Luwih iwuh tiase sun niki,
saya pergi ke Bayan, tanpa sun hinga aneng Bayan,
kawan saya sendiri, sampai tan parowang sun dewek,
di hutan menyembah, su- pun pengalasan nembah,
dahlah kamu pergi, sedih sampunang dika lunga, we-
hati hamba ratu, mengawal las manah kula ratu, kaula
sehidup semati. ngiring sepati gesang.
2. Berganti sekarang yang di- 2. Ginenti mangke kang winar-
ceritakan, di Tapon sang ni, king Tapon sang Dewi
Dewi itu bertanya kepada punika hataken maring wa-
bala tentara, sepeninggal diyene, king palungena sang
sang Ariya, yang ditanyakan Arya, kang tinakenan matu-
berkata, pergi sendiri sang ra, lunga peribadi sang ba
bagus, menuju ke Bayan. gus, pengandikanya nuju
king Bayan

3. Sang Sudewi berkata pada 3. Sang Sudewi handikeng ce-


pesuruhnya, menyela lurah raka niki, nyolo lurah Ian
dan pembesar, pesuruh pa- sentana, ceraka pamit leng-
mit pulang, sudah kapendak ser, sampun kapendak Ian
dan Ki Lurah pesuruh lalu kilurah ceraka null matura,
berkata, "Benar lurah saya singgih lurah titiang keutus,
diutus oleh sang Dewi dining sang Diwi Ratna
Ratna Ningrat." Ningrat
4. Sang Lurah hamarek seka 4. Sang Lurah humarek mang-
rang, bersama dengan para kin, sareng kelawan para
pembesar. Sang Lurah me- sentana, sang lurah naura
138

yahut perlahan, "Hai siang alon, lah runaihinan sira


hari kamu datanglah," ke- mareka, punang ceraka nuli
mudian pesuruh bubar, sang bubar, sang lurah dauhin
Lurah memerintah pembe- sentana asruh, parasama ma-
sar keras, bersama meng- reking sang Ratna.
hadap sang Ratna.

5. Sudah lengkap pembesar se- 5. Sampun pepek sentana


mua, sang Ratna berkata, sami, sang Ratna wijil kang
"Baiklah paman semua pa- sabda, lahta paman sedaya
duka, serahkan nanti kepa- iraga, aterena mangkeking
da orang, di Pejanggik ke- wang, aneng Pejanggik ma-
pada raja, suami saya, hilang ring nalendra, laki ningsun,
di lama hari, saya juga ke ical ring dalu, sun malih
keputrian." maring kaniya pura
6. Para pembesar menghatur- 6. Para sentana atur bakti,
kan bakti, benar ucapan singgih sehandika sang rat
sang Ratna, Ki Lurah lalu na, kilurah nuliya age, dau
segera, memerintahkan hin ngamet jempana, wadi-
mengambil kereta, tentara ya katah wus semapta, nuli
banyak sudah bersiap, sam- katuran sang Ratnayu, dadi-
bil menghaturkan sang ya munggah hing jempana.
Ratnayu, maka naiklah ke
kereta.

7. Disambut semua orang, 1. Ginerebek pawongan sami,


gong biri bergema, maka gong biri kawurahan, tan
tak terduga di jalan, sudah kocapa hing margane, sam-
datang ke negara, sang Diah puh rauh hing nagara, sang
masuk ke pura, kakak diah malebeng pura, raka
Juwita bersama bertemu, Juwita sareng katemu Dewi
Dewi Junti berkata me- Junti matur nembah.
nyembah.

8. "Sungguh hamba mengha 8. Singgih kaula atur supeksi,


turkan bakti, suami hamba laki kaula mangke ical, ma-
hilang, tengah malam pergi- diya latri palungane, kaula
nya, hamba sudah mempe- sampun asualan, alon naura
139

ringatkan," perlahan berka- Ratna Juwita, lakimu ilang


ta Ratna Juwita,"Suamimu dukring dalu, dudu dados
hOang pada malam hari, kebusukan,
tidak menjadi keburukan."
9. Sang Ratna Juwita mende- 9. Sang Ratna Juwita marek
kat narpati, bersama tiga narpati, sareng tiga Ian ma-
dan marunya, Sri Raja ber- ru niya, serinalendra nabda
kata perlahan,"Yayi Junti alon, yayi Junti kadiyang
saudara aku, akan mengutus apa, paran gawe ngatering
mengantarkan tentara," bala,Dewi Juwitaaris matur,
Dewi Juwita halus berkata, yayi malih lekina acal
"Adik juga suaminya hilang.
10. Kamu berkelahi pada ma 10. Sira padua dukring wengi,
lam hari, karena malu ada di jalaran maru ana ring Ba
Bayan, istri tua ada di Sa yan, istri panuwa king ka-
na, demikianlah beritanya, na, semangkana pewarta-
sang prabu merenung men- nya, sang prabu ngungun
engarkan, berganti sekarang mirenga, ginenti mangke
yang diceritakan, Ariya kang kewuwus, Arya Banjar
Banjar di Mamelak. aneng Mamelak.

11. Sudah disiapkan besar be- 11. Wus semapta beras bekel
kalnya, tentara Mamelak ha- niki, wadiya Mamelak
nya bertiga, maka berang- amung titiga, da dadiya lu-
kat berempat kemudian, pe- nga sareng catur mangke,
labuhan Ampenan dituju, ti labuhan Ampenan tinujua,
dak diceritakan di jalan, di datan kewarnaha neng
Ampenan sudah datang, marga, ring Ampenan sam-
bertemu dengan orang pe- pun rauh, katemu lawan
milik kapal. wong darba palwa.
12. Sang Ariya berkata perla 12. Sang Ariya ngandika aris,
han, "Saya ini bertujuan sun iki sadiya ing Bayang,
ke Bayan," Kahoda memba- nahoda naura alon, titiang
las pelasn, "Tuan bersedia sumanggup hangatera,
mengantar, ke Bah dulu," aneng Bali rumuhunan.
140

sang Ariya Banjar naik pe- sang Ariya munggah palwa


rahu segera, sudah bersiap asruh, sampun semapta nuli
lalu berlayar. layar.

35. PUH SmOMAN

1. Diceritakan di tengah samu- 1. Kagupita neng satengahing


dra, angin besar sangat baik, samudra, angin ageng lin-
hanya semalam berlayar, ka- tang becik, amung sedalu
pal sampai ke Bali, sang pelayaran, paluwa kampih
Ariya turun segera, negara ring Bali, sang Arya tumu-
Karangasem di tujunya, ka- run agelis, nageri Karanga
rena ada kawannya, bema- sem den jujug, pan ana
ma I Gusti Bagus Alit, se- mitran nira, wasta I Gusti
telah bertemu sangat senang Bagus Alit, setemuna lin-
keduanya. tang lenggawa kalihnya,
2. I Gusti itu, ke tempat Ariya 2. I Gusti punika, maring
Banjar kemudian, setelah Ariya Banjar mangkin, para-
sampai di bumi Sasak, tekane king bumi Sasak,
ada berita duka kalah pra- ana warta dika kasor jurit,
jurit, di mana para anak king endi paranak dika
mereka sekarang, Banjar mangkin, Banjar Getas nuli
Getas kemudian menjawab, hanaur, titiang ana ing desa
orang itu ada di desa Mn, liyan, seyowaktine kasor ju
pembicaraan yang lain keka- rit, lintang ala sang Prabu
lahan jurit, bintang buruk Selaparang.
raja Selaparang.
3. Sudah selesai diberitahu se- 3. Sampun telas tinuturan se-
mua, para pendatang penan- daya, paratekane perang hi-
tang perang dihuni, oleh nguni, duk musuh Prabu Se
musuh prabu Selaparang, laparang, I Gusti ngungun
I Gusti merenung mende- mirengi, kegawekan denger
ngar, diceritakan mende- pewarti, I Gusti punika ma-
ngar berita, I Gusti itu ber- tur, benjang enjang titiang
kata," Besok pagi kamu matura, ring Betara Anak
melapor, pada Batara Anak Agung sapuniki, yen kaide-
Agung ini, jika diijinkan nan titiang ngiring hange-
kamu ikut mengepung." pang.
141

4. Saya membalas hukuman, 4. Handika bales hukuman,


jika demikian caranya orang pan punika carening wong
laki, berani perang berani laki, want perang wani baya,
bahaya, ambil pertolongan amet tutubing maring kanti,
pada sahabat, Ariya Banjar Ariya Banjar nauri malih,
menyahut lagi, "Kamu he- titiang sordining seraya lu-
mat dan agung, Patih Raja hung, Pepatihnya Raja Ban
Banjarmas, namanya Fating jarmas, wastane Fating Pilo
Pilo ini, ada sekarang di Pe- puniki, dukring mangkin
janggik, dia raengabdi." ring Pejanggik titiang nga-
wula.

5. Diceritakan hari esoknya, 5. Kewangsitan dina benjang,


I Gusti mendekat di balai- I Gusti marek nangkil, hiri-
rang, di sana berkata,kepa- ka nuli matura, maring Be-
da Batara Agung sakti di tara Agung sakti, ring Ka
Karangasem Kerajaan, Ratu rangasem Narpati, Ratu
Agung berkata halus, "Be- Agung nabda harum, ben
sok pagi pergi mengempung, jang lunga ngepang, nanging
tetapi Pejanggik lebih dulu, Pejanggik runtuhunin, yen
jika bersedia mengalah ha sadiya kasor dadiya laju
ms ke Selaparang. king Selaparang
6. Demikianlah usahanya, sang 6. Semangkana ubaya nira,
Sang Prabu Karangasem ini, sang Prabu Karangasem
diceritakan sudah tujuh ha- teki, kewamaha wus sapta
hari, beras bekal sudah se- dina, beras bekel sampun
dia, bertemunya tentara cumawis, tangkeban wadiya
sampai di Karangasem padat perapti ring Karangasem je-
penuh, membawa senjata jel sumpenu, gawa bedil
hanya delapan ratus, bawa amung domas, gawa tum
tumbak enam semling, sab- bak enem bangsit, sabtu
tu manis akhimya berjalan. legi diwasana limampah.
7. Besoknya orang tua empat 1. Isaka sepaha kawan dasa
puluh tiga, pelayan sudah tiga, pelayan sampun luma-
siap, prahu dua desa lima, ris, paluwa kalih desa lima.
142

tidak diceritakan di medan datan kewarna neng jeladri,


perang, di Ampenan su- ring Ampenan wus perapti,
dah datang, mereka semua perasama neng daratan sum -
sudah di darat menginap pun, mapondokan tigang di-
tiga hari, lalu bubar semua- na, null bubar parasamiya
nya berjalan, Kamis manis lumaris, Kemis lege perapta
datang penandah Mamelak. penandah Memelak
8. Diceritakan di Pejanggik Ne- 8. Kewarnaha ring Pejanggik
gara, sang Prabu mendapat Negara, sang Prabu ulih war-
berita, orang Bali banyak ti, wong Bali akeh perapta,
datang, di Penandah Mame ring Penandah Mamelak
lak tempat itu, senjata tom- enggen niki, senjata tumbak
bak dan senapan, sungguh kelawan bedil, seyakti wong
orang datang menyerang, rauh hangelurug, semangka-
demikianlah yang datang, na kang perapta, lintang
sangat terkejut Sriraja, sam- kagiyat serinarapati, null
bil berkata panggil mentri nagndika ngundang manteri
dan para pembesar, kelawan sentana ■

9. Kuda-kuda atap di ayunan, 9. Ander atab aneng ayunan.


Raja Patih demung dan para Raja Patih demung Ian para
jurit, sang Prabu lalu ber jurit, sang Prabu wijiling
kata, "Orang Bali sekarang sabda, wong Bali mangkin
banyak yang datang di Pe- akeh perapti ring penadah
nadah Mamelak tempat ini, mamelak enggeniki, hangga-
membawa senjata semua- wa senjata sekabihipun, pa-
nya, dengan gerak mereka ran polah yayi sarnfya, yak-
semua, sebenarnya Bali da tine bali perapti lurugi, raja
tang menyerang, raja patih patih parasentana matur
para pembesar menghatur- nembah.
kan sembah.

10. Jika bersedia datang menye 10. Yen sadiya perapta hanglu-
rang, bertujuan berbeda pa- ruga, paran siwah handika
duka gusti, saya ini berse gusti, kaula hiki samadaya,
dia, akan perang membela harep sabil bela nageri, sar-
143

negara, serta cepat meme- ta gelis dauh mangkin, ma-


rintah sekarang, kepada ten- ring wadiya weten kidul,
tara di selatan, menjadi dadiya bubar Dewi Junti,
bubar Dewi Junti, saya ini kaula hiki datan lenggana,
tidak segan, setiap perintah perintah raka hayu, lahir
kakanda hayu, lahir batin batin kaula rela, dadiya ka-
saya rela, maka disajikan tur sajeng lelarihan sami,
minuman semua,sang Prabu sang prabu kauran pemijiait
dipersilakan iebih dulu.
11. Sang Sudewi bersama empat 11. SangSudewi sareng catur hi-
hidangan bersama, makan dang siji, dahar lenggawa,
hidangan di keputrian, ser- mating kamiya pura, pa-
sama dengan emban lain, wongan kelawan ceti reke,
pada saat itu diceritakan, dukring mangkin kang ke-
kisah Banjar Getas. gupit, kewangsitan Banjar
Getas ■

12. Pada malam hari datang ke- 12. Dukring dalu peraptane
mudian, ke desa Tapon, ber- mangkin, ring desa Tapon,
temu dengan lurah, sang Lu- ketemu kelawan lurah,
rah berkata perlahan, "Sa- sang lurah matur alon, sa
nakku adik ratu„ ada di Pe- nak rai dikeratu, anaring
janggik di keputrian," demi- Pejanggik ring kaniya putri,
kianlah sang RatnaAyu, se- semangkana sang Ratna
lama kamu berada di jalan, Ayu, selamane dika kang
ada di desa Bayan, Dewi margi anaring desa Bayan,
Juwita memerintahkan pu- Dewi Juwita parentahnya
lang, bersama di negara, masuk, tetel anaring nagera,
sanak kakanda Juwita Dewi, sanak raka Juwita Dewi,
itu mempunyai tugas. punika darbe parentah para
semuanya, utusan sudah samiya, utusan sampun
naik semua, kemudian seka nitih sami, kuneng mangke
rang berganti yang dicerita ginenti kang winurcita.
kan.
144

36. PUH PANGKUR

1. Diceritakan di Mamelak, 1. Kewangsitan neng Mamelak,


orang Bali pergi menyerang, wong Bali lunga hanglurug,
Pejanggik, gong tanda pe- Pejanggik, gong beri waru-
rang menggema, tidak keru- han umung, tan kewameng
an di jalan sudah datang marga, wus perapta Batu
Batunyala semua,itu, berte- nyala sedaya iku, katemu
mu dengan orang Pejanggik, Ian wong Pejanggik samiya,
mereka bersorak bercampur dadiya surak winoran bedil
suara bedil.

2. Sudah bertempur di medan 2. Sampun campuh payudan-


perang, sehari-hari tidak ter- nya, sedina-sedina datan
putus prajurit, banyak di la- kunduring jurit, akeh kabe-
pangan luas prajurit tewas, ranan kelawan lampus, se-
demikianlah keadaan pe mangkana solahing perang,
rang, akhimya hari menje- kesepuhan dining surfya su
lang malam, orang bali ke mp, wong Bali mesanggra-
penginapan, di Batunyala di han, ring Batunyala tepi
tepi kali. ning kali.

3. Wira Negara bersabda halus, 3. Wira Negara nabda haris,


"Hai adinda para punggawa, lah ta yayi para sentana,
di esok hari saya sabil saja, king binjing sun sabil wae,
saya membela negara saya, sun bela nageri neng wong,
adik luar laporkan, sungguh kang rai manca matura,
kakakmu ikut, hamba ikut singgih kakang kawula tu-
perang membela tanah air." mut, kaula ngiring sabilul-
lah.

4. Para mantri dan demung 4. Pcaa manteri Ian Demung


menyahut bersama, mereka saur peksi, parasama ngiring
semua ikut perang, diceri sabilullah, kewarnaha injing
takan pagi kemudian, bunyi mangke, muni tengeran pen-
tanda penan, tang yuda, tang yuda, gong beri ha-
gong beri menggema, ramai wurahan, rame surak bedil
sorang senapan musuh, ba- mungsuh, bala Pejanggik
la tentara Pejanggik sudah wus semamta.

siap.
145

37. PUH DURMA PERANG

1. Teratur barisan tentara Pe- 1. Tatah baris wadiya Pejang


janggik bersorak, adapun di gik surakan, semampta jawi-
luar negara, sudah bertem- ning nageri, wus campuh
pur di medan, bertempur neng papan, payudane sa-
bersama bercampur, sorak reng gurubuhan, surak wi-
bercampur suara senapan, noran suaraing bedil, wong
orang Pejanggik mengamuk Pejanggik ngamuk sedaya,
semua, tidak terbilang yang datan peweilangan hingkang
mati. mati.

2. Ariya Banjar bersama Gusti 2. Ariya Banjar sareng Gusti


Alit itu, tidak berpisah men- Alit Punika, datan pisah
jadi satu baris, bersama me dados pangirid, sami nga
ngamuk keduanya, dicerita- muk kekalihnya, kewarnaha
kan kusuma negara, bersa kusuma negara, sareng la-
ma dengan adik ini, men- wan sanak rai niki, ngirid
dampingi tentara Pejanggik bah Pejanggik ngamuk se
ngamuk semua. daya

3. Maka bertempuh Wira 3. Dadiya katemu Wira Negara


Negara dan Ariya Banjar, Ian Ariya Banjar, Wira nega
Wira Negara berkata pelan, ra nabdaris, mangke payu
"Sekarang jadi berperang," hayuda, Ariya Banjar naura,
Ariya Banjar menyahut, sekehr sira sun tadahi, dadi
"Tantangan kamu saya ya matra yuda, ratu kalih
terima," menjadi ukuran parawtreng jurit.
pasang ratu dua orang per-
wira dalam peperangan.
4. Gusti Alit perang di luar Gusti Alit yuda Ian manca
negara, sehari-hari menjadi negara, sadina-dina diniya
prajurit, sampai senja hari, jurit, kasurupan sang yang
Sang Ariya Banjar berkata", arka. Sang Ariya Banjar
"Besok kita bertempur la- nabda, benjang kita malih
gi," Sang Wira Negara me jurit, sang Wira Negara
nyahut, "Pelindung mundur naura, payu mundur parasa-
semua." mi
146

5. Orang Pejanggik yang mati 5. Wong Pejanggik kang mati


diusung, semalam-malaman ginongsonan, sedalu-dahi
dikebumikan, demikianlah den kuburin, semangkana
ulah peperangan, pada ma- soldhing perang, dukring da-
lam hari bersenang-senang, lu hasukan-sukan, injing
pagi bunyi pertanda menja- muni tengeran malih, geger
di, geger gemuruh tentara gemuruh wadiya bala, ha-
bala, berada di medan pe- neng papan sami sisirig
rang semua bertempur.
6. Diceritakan Demung 6. Kewarnaha Demung Tempit
Tempit mengawal tentara, ngirid bala, haneng papan
di medan perang, naik kuda dennya sisirig, nitih kuda
putih, orang Bali semua me- petak, wong Bali sami tumi-
lihat, dikira Prabu Negara ngal, senenggih Prabu Nagari
Pejanggik, dengan mema- Pejanggik, nili pinasang
sang senapan, pelor emas sinapang, pelor emas den
dipakai. anggeni
7. Bersama tiga senapan pelor 1. Sarempak tiga sinapang pe
emas, sang Demung menga- lor emas, sang demung nga
muk naik, kudanya seka- muk nitih, kudana kena pi
rang dipasang, menjadi re- nasang, dadiya rebah pelas-
bah meninggal, sang de tra, sang Demung ngamuk
mung ngamuk tak takut, tan gingsir, hadaratan Ian
di daratan dengan kawan- balanya, akeh punggawa Ba-
nya, banyak punggawa BaU lanya, akeh punggawa Bali
yang mati. ngamasi.
8. Dihapus dengan senja hari, 8. Kesapuhan dining sump
orang Bali mundur semua, sang yang arka, wong Bali
ke barat menuju Mamelak, mundur para sami, mangu-
prajurit Pejanggik dicerita lon aneng Mamelak, wadiya
kan, dimakamkan banyak Pejanggik kocapa, den ku
yang gugur, di balairung burin sakeh kang mati,
berdatangan, para raja dan neng mangustur dadiya se-
banyak bala tentara. ba, para ratu Ian sakeh
para jurit.
147

9. Diceritakan orang Bali di 9. Kewamaha wong Bali pe-


Mamelak, bertanding de- rapta Mamelak, tanding wa-
ngan mereka semua, para cana parasami, para gusti
pimpinan dan pembesar Ian pedanda, solahing pe
kerajaan, keadaan perang ti- rang tan gumingsir, dadiya
dak bergeser, maka me- nguluhin senjata malih,
nyembunyikan senjata lagi, aneng Bali halayar, Gusti
di Bali berlayar, Gusti Ngurah Kaba mantuk ring
Ngurah Kaba pulang ke Bali. Bali.

38. PUHDANG-DANG

1. Dieeritakan sekarang sudah 1. Kewamaha mangke wus in-


pagi, maka berangkat, Gusti jing, dadiya mangkat, Gusti
Ngurah itu, sudah empat Ngurah punika, amung ka-
puluh kawannya, di Ampe- wan dasa rewahga, ring
nan sudah sampai, lalu naik Ampenan wus rauh, nuli
ke kapal tinggi, cepat me- munggahing paluwa inggil,
luncur berlayar, sehari se- raris kebat kang layor, sedi-
malam berlayar, sampailah na sewengi laminipun, dadi
di Singaraja, Gusti Ngurah, ya perapta Singaraja, Gusti
pergi ke daratan lalu, sesu- Ngurah, hinga daratan
dah sampai di negari mangkin, sampun rauh Ka
Karangasem. rangasem negara
2. Langsung menghadap Batara 2. Laju mareking Betara sakti,
sakti, di pura, sangat bakti anaring pura, supeksi solah
ulahnya di peperangan, di ing perang, hing Pejanggik
Pejanggik pertempuran ra- yuda rame, madiya condra
mai, setengah bulan lama- lanipun, durung kanten ka-
, nya, belum tampak kalah, sor teki, enggalan sangu
secepatnya bekal menying- onya, ktrangan ubat pelor
kir, kekurangan obat pelor, ipun, mangkana atur Gusti
demikian laporan Gusti Ngurah, Anak Agung Nab-
Ngurah, Anak Agung ber- daris, benjang enjang kula
kata halus, besok pagi saya tumut neng Sasak.
ikut ke Sasak.'
148

3. Anak Agung mengirim surat 3. Anak Agung kirim sewala


cepat, Kapitan membawa gelis, aneng Kapitan ulah
obat dan pelor, utusan naik angubat kelawan pelor, ce-
kuda cepat, di kapal mem raka nitih kuda asnih, aneng
bawa surat, Kapitan pergi Kapitan gawa tulis, Kapitan
menerima surat, surat diba- lunga nampi serat, serat wi-
las cepat, sampai esok tu- nalus gupuh, ngantos ben-
juh hari, obat pelor, terse- jang pitung dina, ubat pelor,
dia di pesisir, demikian ba- sadiya aneng pasisir, se-
lasan surat. mangkana winalesing serat.

4. Surat diterima utusan pu- 4. Serat tinampan ceraka mu-


lang, mendekatlah, kepada lih, umareka, ring Betara
Batara sakti itu, surat sudah sakti punika, serat sampun
diterima sekarang, diterima katur mangke, tinampartan
Anak Agung, surat dibaca Anak Agung, serat winaos
di dalam hati, demikianlah sajeroning galih, semangka-
ulahnya, maka bersenang- na solahnya, dadiya sukan-
senang para ratu, hidang- sukan para Ratu, lelarihan
an minuman bermacam-ma- indah warm, tan kirangan,
cam, tidak kurang, sema- sedahi-dalu arak Ian beren-
lam-malaman arak dan be- di, legong joget dados ton-
rendi, legong joget menjadi tonan.
tontonan.

5. Berganti sekarang yang di- 5. Gimnti mangke kang ke-,


ceritakan, di Sasak, seka warn, anaring Sakak, mang
rang yang diceritakan, ke kang kewamaha, wong
orang Bali di Mamelak se- Bali ring Mamelak sekabehe,
mua, bersama berangkat ke sami budal sedaya nipun
Ampenan pindah, orang aneng Ampemn megingsir,
Pejanggik memperoleh beri- wong Pejanggik ulih warta,
ta, akan kedatangan musuh, parateka budaling mungsuh,
orang Pejanggik bersama wong Pejanggik sami segak-
149

bersiap siaga, dikiranya, segak, sineggihnya, wong


orang ball takut, orang Pe- Bali sami hajerih, wong Pe
janggik bodoh semua. janggik cubbik sedaya.
6. Budi pekertinya amuk seku- 6. Budi pekertine amung seku-
lak tengkih, musuh pulang, lak tengkih, mungsuh muli-
mangambil bekal dan senja- ya, ngamet sangu Ian senja-
ta, dikira musuh takut se ta, senenggih mesah jerih
mua, di Pejanggik sorak kabeh, ring Pejanggik surak
hanya, bersenang-senang sl umung, sukan-sukan siang
ang malam, sangat ramai latri, lintang rame kang ton
oleh tontonan, setiap hari tonan, saben dina nyembe-
menyembelih kerbau, orang lih kebo, wong Pejanggik
Pejanggik kaya makanan, sugih panganan, ana make-
makelas, besampa, dan be- las, besampa kewalan beci-
ciki, suka-ria semuanya. ki, suka bungah samadia.
7. Diceritakan sekarang di 1. Kewarnaha mangke ring
bumi Bai, sudah bersiap, bumi Bali, wus semapta,
membawa bekal dan senja- sangu bekel Ian senjata,
ta, para Raja Karangasem para Gusti Karangasem ke-
diutus nanti, memindahkan dauh mangke, ngalih palwa
kapal sepuluh, tempat bekal sepuluh, wadah sangu ubat
obat mimis, ada bantuan da- mimis, wonten bantuan sa-
ri Tabanan, Buleleng Ma- king Tabanan, Buleleng Ma-
nguwi membantu, demiki- nguwi membantu, semang-
anlah pada berdatangan, le- kana paratekanya, luwih be-
bih baik musyawarah raja cik, musawarah Raja Bali,
Bali, orang Sasak menghi- wong Sasak gunggung peri-
tung sendiri. yangga.

8. Sudah siap akan berangkat 8. Wus Semapta dadiya mang-


segera, para gusti dan ten- kat agelis, para gusti kela-
tara semua, tidak dicerita wan bala sedaya, sedasa
kan diceritakan di peijalan- pabiwa sarenge, datan ke-
an, sudah ditambatkan di warneng enun, sampun me-
pesisir pulo Sasak di Ampe- can-cang ring pesisir pulo
nan, di daratan semuanya, Sasak ring Ampenan, ha-
orang Bali ramai senang- daratan sedayanipun, wong
150

senang, tergesa, memper- Bali rame sukan-sukan, ha-


oleh menjangan dan babi, bu-buru, ulih majangan ke-
menjadi hidangan di baki. lawan babi, dados larihan
aneng tampqran.

39. PUH PANGKURAN

1. Beraksi di tengah pepe- 1. Sisirig satenging payudan,


rangan, wanita Pejanggik wadon Pejanggik parakosa
perkasa di medan perang, King jurit, luwih widagda
lebih cerdik dari pria, lebih Ian kakung, luwih sakti
sakti sangat berperang tidak kalintang-lintang payudane
terlihat oleh musuh, wanita datan katingal dining mung-
Pejanggik banyak perwira, suh, wadon 'Pejanggik akeh
prajurit Bali takjub melihat. parawira, parajurit Bali ga-
wok ningalL
2. Peperangan sehari-hari mu 2. Payudane sedina-dina mung-
suh kawan banyak yang suh rewang akeh kang nga-
mati, terhalang surya terbe- mati, kesapuhan suriya su
nam prajurit dua mundur, mp parajurit kalih mundu-
orang Pejanggik bersuka ria ra, wong Pejanggik hasesu-
semalam-malaman, orang kan sedalu-dalu, wong Bali
Bali pulang ke Mamelak, mulih ring Mamelak, me-
pesanggrahan pinggir kali. sanggerahan pinggiring kali
3. Berganti sekarang yang dice-
3. Gantiya mangke kang wi-
ritakan, sudah datang utus-
nurcita, kewuwusan utusan
an menuju Selaparang itu,
lumaris, nuju Selaparang pu-
membawa surat bersama
niku, gawa serat sareng se-
empat, sudah sampai menu
kawan, wus rauh nuju ma-
ju ke balairung agung, ber-
ring mangustur agung, kete-
temu dengan orang Nya-
mu Ian wong Nyaruman,
ruman, menghaturkan pe-
aturken pewekas den nage-
sanan dengan cepat.
lis.
4. Sang Prabu di Keputrian, 4. Sang Prabu ring kaniya pu-
menjadi dekat utusan me-
ra, dadiya pedek ceraka
151

nyerahkan, ada utusan da- ngaturi, wonten utusan


tang, dari Pejanggik Negara, rauh, saking Pejanggik Nega
membawa surat menghadap ra, gawa serat marek ring
ke paduka, sang Prabu ber- hulun, sang Prabu wijil kang
sabda, "Pada esok hari saya sabda, king binjing sun
terima." tampani.

5. Utusan diserahkan kepada 5. Utusan kaserah mating lu


lurah, diceritakan sekarang rah, kewarnaha mangke wus
sud^ pagi, keluar sang pra injing, medal prabu neng
bu ke balairung, memang- mangustur, hingayaping pa
gil para pembesar, Adipati ra sentana, Adipati Demung
Demung mentri seluruhnya, Demang mentri sedarum, la-
langsung mendekati utusan. iu marek punang utusan.
menghaturkan surat kepada aturken sewala ring narpati
raja.

6. Sang Adipati menerima su 6. Sang adipati nampi serat,


rat, sudah disampaikan ke sampun katur maring Srina-
pada sriraja, ucapan surat rapati ucapari sewala sepeksi
memberi tahu ada musuh, ana mungsuh, saking Bali
dari Bali datang menge- perapta ngepang, lintang
pung, sangat banyak mu akeh akeh mungsuh puniku.
suh itu, adapun surat Ha- mungguing sewala Hameng-
mengku Negara, menghatur ku Negara, hatur supeksi
kan bakti dengart memban- •nedeng bantoni
tu.

7. Sang Prabu bersabda, "Ti- 1. Seng paru wijiling sabda,


dak ada saudara saya yang datan nama kadang sun ban
membantu. Anya Banjar toni, Ariya Banjar dadi ka-
menjadi saudaramu, . hai dangmu, eh utusan sira mu-
utusan kamu pulanglah, ke liha, aneng Pejanggik matur
Pejanggik lapor kepada rajar maring gustimu, wong Sela
mu, orang Selaparang tidak parang tan darbe kadang,
punya saudara, di Pejanggik ring Pejanggik Batumu para-
ratumu perwira sakti." wira sakti.
152

8. Utusan empat berpamit 8. Utusan catur hamit nem-


sembah, sang prabu perla- bah, sang prabu harum sab-
han berkata keluar, kamu da mijil, sira malih besok-
pulang besok,saya memberi esuk, sun aweh bekel Ian
bekal dan kuda, setelah ber- kuda, sour peksi utusan
sembah utusan empat, be- kang catur, singgih sehandi-
nar perkataan Dewa Batara ka Dewa Batara, kagupita
diceritakan senja. sump kang rawit.
9 Pada malam hari bersuka- 9 Hing dalu hasukan-sukan,
ria. makan besar bala tenta- boga darwina wadiya sami,
ra semua. wayang legong wayang logo legong kela-
dan gambuh, itu menjadi wan gambuh, iku dadi ton
tontonan, semalam-malam- tonan, sedalu-dalu wong
an orang jaka senang hati- jeka lenggaweng kalbu, se-
nya, demikian juga di Sela- mangkana ring Selaparang,
parang, raja dan prajurit ratu, wadiya, lenggawa sa
bergembira semua. mi.

10. Para prajurit sekarang dice 10. Kar^apirit mangke kocapa,


ritakan, orang Pejanggik wong Pejanggik samiya mi
bersama keluar, ke barat jil, mangulon ngalih mung-
pindah musuh, bertemu di suh, katemu ring alas Mame
hutan Mamelak, ramai pe- lak, rame perang bum sating
rang kejar mengejar, banyak bum, akeh mati Ian kebe-
mati dan luka-luka, orang ranan, wong Bali saking
Bali dari jauh menembak. adoh bebedil

11. Sudah senja sang matahari 11. Sampun sump sang yang ar-
terbenam, orang Pejanggik ka, wong Pejanggik mange-
ke timur bersama pulang, tan sami mutih, wong Bali
wong Bali bermalam semua
mesangerahan sedaya iku sa-
itu bersama dengan Banjar reng Ian Banjar Getas, ring
Getas, di Mamelak berbin- Mamelak paguneman sedor
cang semalam-malaman, pa lu-dulu, para gusti Ian pung-
ra pimpinan Ian pembesar, gawa, sami ayon mangulon
bersama ikut ke barat pada mangingsir.
senja hari.
153

12. Pagi bersama berjalan, ke 12. Injing samiya lumampah,


barat para prajurit bersama, mangulon para jurit sami,
pada akhirnya bertemulah, king babakan dadiya kate-
dengan Anak Agung yang mu, sareng Anak Agung
menyusul, membawa obat kang nusula, gawa ubat mi-
mimis dengan perbekalan, mis kelawan sangu, wadi-
tentara merembuk hanya ya ngarembat amung do-
delapan ratus, sampai sen- mas, dadiya sump sang yang
ja hari. rawit.

40. PUH MAS SEDIH

1. Diceritakan utusan empat 1. Kewamaha utusan catur


sudah pulang, kepada Prabu wus pamit, maring Prabu
Selaparang, diijinkan untuk Selaparang, keidenan dadiya
pulang, dianugrahi bekal lumaris, kanugfahan bekel
dan kuda. kelawan kuda.

2. Kuda titian dan menggen- 2. Kuda titihan kelawan gen-


dong masing-masing, ber- dongan sami, semapta kela
siap-siap kemudian berang- wan kekapa,jawi kita utus
kat, luar kota utusan ber an sami nitih, semarga-mar-
sama mengantar, di jalan- gaharerasan
jalan berbincang-bincang.
3. Sesampainya mereka sang 3. Parekana sang Prabu du-
prabu marah kemudian, ke- ka mangkin, wijil sabda tan
luar sabda tanpa ditemani, pekadang, pati gesang tan
mati hidup tidak ada yang ayun embantoni, iku dadi
membantu, itu menjadi ke- kaseling wadiya bala.
sal hati prajurit.
4. IXia hari lamanya di jalan, 4. Kalih dina lamine neng
sudah datang ke Parowa, margi, dadiya perapta neng
peradik meneari utusan pe- parowa, lunga yayi maku
Undung semua itu, menjadi utusan singgal sedaya neki,
bertemu maharaja. dadiya katemu Ian nalendra.
154

5. Parautusan bersama bersem- 5. Kiutusan parasama ngabek-


bah,sang Prabuhalus berka- ti, sang prabu aris nabda,
ta, "Mendekatlah kamu ke paran gawa sira mariki,
sini," utusan berkata me- utusan matur nyembah
nyembah.
6. "Saya ini diperintah meng- 6. Kula puniki kenengken nga-
antar kepada paduka Ba- ter tulis, maring raka jeng
tara, di Selaparang Batara, king Selaparang
Nyakrawati, dari sanak Nyakrawati, dining sanak
Hamengku Negara." Hamengku Negara

7. Dibalas ucapan Sriraja, 7. Winalesan sabdane serinara-


"Saya ini tidak punya sau- pdti, hingsun iki tan duwe
dara, Banjar Getas saudara- kadang, Banjar Getas ka-
mu sejati, hidup mati ber dangmu sejati, pati gesang
sama kamu." kalawan sira
8. Ngeri saya menerima, se- 8. Giris tiyas kaula nampani,
akan akan sabda Batara, di mekadi sabda sang Batara,
peijalanan saya, sangat ber- neng dadahn kaula kelin-
sedih, mereka membicara- tang sedih, kaula harerasan
kan disepanjangjalan. semargamarga
9. Lalu berkata sang Prabu de- 9. Null nabda sang Prabu wa-
ngan manis, "Sesungguhnya cana manis, seyektine ndlen-
paduka marah, karena saya dra duka, jalaran ningsun
tidak menyerahkan, tatkala tan nyerahhi, dukala ke-
disusul si Banjar Getas." sungsul si Banjar Getas.

41. PUH SDIOMAN

1. Berganti sekarang yang dice- 1. Ginenti mangke kang koca-


ritakan, orang Bali di Ba- pa, wong Bali neng Babakan
bakan diceritakan, Anak kewarni, Anak Agung anom
Agung anom dia bersabda, reke nabda lah ta Ariya
hai kamu Ariya Banjar sau Banjar sattak mami, papasa-
dara saya, setelah lengkap ma lunga mangkin, anaring
berangkat sekarang, ke Ma- Mamelak mesanggerah hiri-
155

melak bermalam di tempat ku, Ariya Banjar sanak


itu, Ariya Banjar sanak mdmi, parasama lunga mang
hamba, bersama pergi seka- kin, anaring Mamelak me-
rang, ke Mamelak bermalam sanggerah hiriku, Ariya
di situ, Ariya Banjar ber- Banjar matura, singgih becik
kata, benar baik saya ikut, kaula ngiring, dadiya bubar
maka bubar semua pergi samiya lunga mangetan.
ke timur.

2. Diceritakan di negari Pe- 2. Kagupita king Pejanggik Ne-


janggik pergi mata-mata gara. lunga telik ngesab-
menyelidiki, dari Tapon sabin, saking Tapon kek-
bersama Kentawang, tak wan Kentawang, kancit
berapa lama datang orang rauh wong Bali, lintang
Bali, sangat banyak prajurit akeh kang parajurit, kange-
itu', mengerikan kemudian sab—sabin nuli mantuk, da-
pulang, tidak diceritakan di tan kewamaha neng marga,
jalan, sudah datang ke Nege- sampun perapta Nageri Pe
ri Pejanggik, ki duta lalu janggik, kiduta lajengmatur
melapor ke utusannya. ring gustinya
3. Ketika mendekat sambil 3. Kala ngerak nuli tinepang,
berkenalan, geger gemuruh geger gumuruh wadiya pe-
tentara datang, adapun rapti, punang utusan selur-
utusan berayun-ayunan, ada sineluran, wonten kineng-
yang disuruh pergi segera, ken lunga hagelis, nitih ku
naik kuda semua mengha- da parasami, atur supeksi
turkan bakti semua di sela- sedarum, ana ngidul ana
tan, ada di barat datang, ngetan, ana ngulon ngalor
semalam-malaman para pra perapti, sedalu-dalu paraju
jurit banyak yang datang. rit akeh kang perapta.
4. Pagi berbunyi tanda, terli- 4. Injing muni tengeran, pena-
hat penantang jurit, bunyi likan penantang jurit, muni
senapan bercampur sorak, bedil winoran surak, ke-
diceritakan para tentara pu wangsitan parajurit bali,
lang, bersenang-senang se- king batunyala wus perapti,
muanya, sangat ramai di ayun-ayunan sedaya nipun.
156

medan perang, banyak ten- lintang rame punang yuda,


tara Sasak dan Bali, tertun- akeh pelatra Sasak Ian Bali,
da karena senja terbenam kesapuhan dining sumurup
matahari. sang yang arka
5. Mundur keduanya di pepe- 5. Mundur kalih kang yuda,
rangan, orang Bali istirahat wong Bali mesanggerahan
bersama, ordng Pejanggik sami, wong Pejanggik mulih
pulang ke negara, semalam- ing Negara, sedalu-dalu dar-
malaman bergembira semua, wina sami, arak jinewer
arak dihidangkan dan be- Ian berendi, dados inuman
rendi, menjadi minuman para ratu, lelarihan datan
para raja, minuman tidak kekirangan, semangkana
kekurangan, demikian ulah sohhing jurit, parawira ka
prajurit, dan perwira tidak lih tan etang lara Ian baya.
menghitung sakit dan mara
bahaya.

6. Pagi diteruskan perang di 6. Injing malih dennya yuda,


medan laga, semakin ba along linongan wadiya mati,
nyak tentara yang mati, sami gagah parawireng yuda
mereka gagah perkasa di tan etang baya Ian pati,
medan perang malam larut, payudane sapuhing wengi,
orang Bali bersama mundur, wong Bali samiya mundur,
ke barat ke Mamelak,orang mangulon aneng Mamelak,
Pejanggik masuk negeri, wong Pejanggik manjing Na-
orang Sasak yang mati diku- geri, wong Sasak kang mati
bur semua.
kinuburan sedaya.
7. Malam hari tidak dikisah- 1. Hing dalu datan kocapa,
kan, pagi bunyi tanda dua injing muni tengeran keka-
kali, bala tentara siaga, se lih, wadiya bala samiya sa-
mua, orang Pejanggik be- yaga, wong Pejanggik mang-
rangkat bersama, ke barat kat parasami, mangulon ha-
mengepung bersama, di Ma ngepung sami, ring Mamelak
melak antri gemuruh, ramai antri gumuruh, rame yuda
perang selatan timur, orang kidul wetan, wong Bali so-
157

Bali dari jauh menembak, king adoh habedil, wong


orang Pejanggik mengamuk Pejanggik sami ngamuk ang-
terus menombak. gen tumbak.

8.
Jalannya peperangan ber- 8. Perang garubuhan tindak-
kecamuk, orang Bali seka- nya, wong Bali mangke ka-
rang terjepit, mereka mun- tindih, sami mundur sama-
dur semua, lalu hari senja, daya, dadiya sump sang ra-
orang Pejanggik bersama wit, wong Pejanggik sami
pulang, orang Bali ke barat mulih, wong Bali mangu-
lurus, semalam-malaman lon Ugu, sedalu-dabi lu-
berjalan, sampai pada mampah, perapta babakan
tengah malam, tentara Bali madiya latri, wadiya Bali
bersama berpesta. samiya boga darwina.

Diceritakan sudah malam, Kewamaha sampun rahina,


orang Bali berjalan lagi, ke wong Bali banampah ma-
barat menuju ke Ampenan, lih, mangulon nuju Ampe
diceritakan orang Pejanggik nan, kocapa wong Pejang
bersama, ramai sorak ber- gik parasami, rame sufok
campur senjata, semakin ba- winoran bedil, sayan akeh
nyak kawaimya, sudah da- rewangipun, wus perapta
tang bantuan Pamelak, penanddh Pamelak, wong
orang Bali tidak bertemu, Bali datan kepanggih, surak
sorak ramai orang Pejanggik rame wong Pejanggik mulih
pulang semua. sedaya

10. Kedatangannya di dalam 10. Seperaptane jeroning nega-


negera berdesak-desak se- ra, hasukan-sukan parasami,
muanya, pada malam hari dukring dahi akeh tonton
banyak tontonan, sangat an, lintang lenggawa dadiya
seiiang tentara semua, laki sami, lanang wadon ageng
perempuan besar kecil, se- alit, kadiya tan ana nan-
perti tidak malu, dikira mu- dang pakiwuh, sinenggih
suh bubar berlayar, pulang mesah bubar halayar, mulih
ke bumi, demikianlah perki- maring bumi Bali, semang-
raan orang senegara. kana dedugane wong sene
gara
158

42. PUPUH ASMARAN

1. Diceritakan orang Ampenan 1. Kagupita wong Ampenan


tentang orang Bali, membi- wong Bali, hagunem reke
carakan sehari-hari, Anak sedina-dina, Anak Agung
Agung bersabda sekarang, nabda mangke, Jahta saku-
"Hai sudaraku sekalian, se weh parasanak, mangkin sa-
karang siapa bersedia ber- pa sadiya halayar, aneng Ba
layar, ke Bali mengambil li hangamet sangu, kelawan
bekal, dengan obat mimis ubat mimis samfya
semua."

2. Punggawa semua dan gusti, 2. Punggawa sami Ian paragus-


semuanya menghaturkan ti, parasamiya matur nem-
sembah, setelah berkata ba- bah, sehandika Batara king
tara sekarang, Anak Agung mangke, Anak Agung malih
berkata lagi, "Yayi Gusti hanabda, yayi Gusti Made
Made Alit pergi, ulah mimis Alit lunga, ulahing mimis
obat dan bekal, adik mem- ubat Ian sangu, yayi num-
beli kepada kapiten." bas marir^ kapitan.
3. Diceritakan sudah pagi seka 3. Kagupit wus injing mang
rang, Gusti Alit naik ke kin, Gusti Alit munggahing
kapal, ti^ kapal dipakai, pahva, tiga palwa den ang-
tidak diceritakan dipeijalanh gen, datan winama neng
an sudah sampai, langsung mafga, king Kamngasem
men^adap Betara Agung, sampim perapta, laju mare-
menghaturkan surat dari, king Betara Agung, dturken
putranya. serat saking, putranya
4. Surat sudah diterima Bata- 4. Sewala sampun katampi Be
raj-Batara Agung mengeluar- tara Batara Agung wijil
kaii sabda, "Tinggal tiga ha- kang sabda kari tinggang
ri kamu berlayar, maka ber- dina sira layare, mangda
siaplah menyelesaikan," Ma semapta kepulihan. Made
de Alit mohon diri, bubar Alit hamit nembah, bubar
mimdur sambil pulang, ke lender nuli mantuk, ma-
rumahnya Periyangga. rmg gariya nira Fariyangga
159

5. Berganti sekarang yang di- Ginenti mangke kang winar-


ceritakan, orang Pejanggik ni, wong Pejanggik cubluk
bodoh semua, mengira mu- samiya, sinenggih mengsah
suh takut saja, tidak ada jirih bae, datan ana wani
yang berani mengepung, de- malih ngepang, semangkana
mikian juga dugaannya se dudugena sedaya, bubur so-
mua, bubar sendiri-sendiri wangsowang mantuk, ana-
pulang, ke desanya Pari- ring desanya Parlyangga.
yangga.

6. Orang jaga malam setiap ha- Wong hakemit saben injing,


ri, setiap malam berganti saben dalu ginenti sedasa,
sepuluh, hanya itu dipadat- amung punika tetel bae,
kan saja, para prajurit se para jurit kabeh sami bubar,
mua bubar, menjadi sunyi dadiya sunyi kang negara,
negara, menjadi tewas ratu dadiya tiwas ratu cubluk,
bodoh, tidak pandai me- datan widagda hangereh ba-
manfaatkan musuhnya. hnya

7. Demikianlah cerita yang se- Semangkana kang seyowak^


benamya, jika pandai ratu ti, yen widagda ratu para-
dan prajurit, Nageri Pejang wira, Negeri Pejanggik bo-
gik tidak kalah, para praju ten kasor, wadiya para kusu
rit taat di peperangan, pria weng yuda, lanang wadon
wanita, kebetulan lengah para wireng perang, kasi-
prajurit dan ratu, tetapi sipan lengah para wadiya
sudah digariskan oleh Yang Ian ratu, nanging wus ajal
Maha Kuasa. saking yang suksma.

43. PUH PANGKURAN

1. Maka bergantilah yang dice- 1. Kunang ginenti kang kawu-


ritakan, Batara Agung Ka- wusan, Betara Agung Ka-
rang Asem bertanya, "Su rang Asem winarni, wus
dah disiapkan kirimannya," samapta pakiriman nipun,
Gusti Alit lalu berlayar, gusti alit reke halayar, ke-
ditambah menjadi bersama bak dining sangu senjata
itu, tujuh kapal yang ber sami
layar, penuh dengan perbe-
kalan senjata semua.
160

2. Tidak diceritakan di jalan, 2. Datan winarneng marga,


sudah sampai ke Ampenan sampun perapta hing Ampe
ini, di daratan dengan cepat, nan ■ tiki, hadaratan nuliya
mendekat ke ratunya, me- asnih, marek maring ratu-
nyerahkan barang kiriman . nya, aturken gegawan paki-
itu, Anak Agung Anom se- riman puniku, Anak Agung
nang menerima, slap perbe- Anom lenggawa nampak, se-
kalan dan senjata mimis. mapta sangu Ian senjata
mimis.

3. Pagi sudah berangkat, ke 3. Injing nuliya mangkat, ma-


timur menuju Mamelak se- ngetan nuju Mamelak para-
mua, tidak diceritakan dija sami, datan winarna neng
lan, sudah datang bantuan enun, wus perapta penan-
Mamelak, istirahat sampai dah Mamelak, mesanggarah-
surya terbenam, semalam- an pan suriya wus sump,
malaman dijamu, dicerita sedalu-dalu boge darwina,
kan sekarang sudah pagi. kewangsitan mangke wus
injing.

4. Segera berangkat berbon- 4. Nuliya mangkat harantaban,


dong, sunyi tengeran sunyi sunyi tengeran sunyi surak
sorak bersama, negeri Pe- sami, Nageri Pejanggik tan
janggik tidak ada prajurit- ana parajuritipun, apan tan-
nya, maka tidak ada pulang nana mulih mungsuh, sami
musuh, mereka bodoh satu cubluk sannegara, pinasti
negara, pasti memang sudah wusjanji neng widi.
suratan.

5. Orang Bali makin dekat ke 5. Wong Bali Pedek Negara,


negara, Sasak sambil berso- nuli surak winoran habedil,
rak dan bunyikan senjata, wong Pejanggik geger gumu-
orang Pejanggik geger gemu- ruh, negara sampun kine-
ruh, negara sudah dike- pungan akeh mesah kaler
pung banyak musuh dari kulon kelawan kidul, amung
utara, hanya timur tidak wetan tanana mesah, dadi-
ada musuh, maka keluarlah ya medal ngamuk sami.
mengamuk bersama.
161

6. Ratu Gusti dan bala ten- 6. Ratu gusti Ian wadiya bala,
tara, bersama perang sambil parasama ayun sabil mang-
sekarang, laki perempuan kin, hnang wadon samiya
semua mengamuk, orang ngamuk, wong desa binagi
desia dibagi tiga, ada di tiga, ana ngaler ana ngulon
utara di barat di selatan ana ngidul, apan mesah pe-
sebab musuh dekat kota, dek kuta, wonten manjing
ada yang masuk rumah di umah den badil.
tembak.

7. Banyak mmah yang terli- 7. Akeh umaha kang juJat,


hat, orang Pejanggik, tidak wong Pejanggik datan kun-
mundur perang, sehari-hari dur hajurit, sadina-dinajang-
sampai malam, banyak mati kebing dedu, akeh mati la-
dan luka, yang hidup ke wan kaberanan, kang urip
timur mundur, orang Bali mangetan dennya mundur,
mimdur semua, terhalang wong Bali mundur samiya, ■
oleh gelapnya malam. mapan kesaputing dining la-
tri

Diceritakan yang perang sa- 8. Kewamaha kang sabil sedi-


tu hari, kota sebelah utara na, kuta kaler sapta para
tujuh orang raja, Kusuma Gusti, Kusuma Wiranegara
Wiranagara dan adiknya, di Ian rainipun, manca nega
luar negara perang sabil se ra sabil parasama, Demung
mua, Demung Tempit tempit Raden Ijo lang peng
Raden Ijo si penghulu, dua hulu, wadon kekalih saking
wanita dari Kentawang, Kentawang, kuta kulon wa
kota barat tentara Tapon diya Tapon akeh sabil.
banyak sambil.

9. Ki Lurah lalu berkata,"Ya 9. Ki Lurah nuli matur, sing^


besok saya berangkat," ^m- gih benjang kaula mangkat,
pai matahari terbenam, pa- dadiya sump sang yang ra-
da malam harinya itu tidak wit, dukring dalu mangke
diceritakan. datan kocapa
162

10. Pagi itu diceritakan, Lurah 10. Injing mangke kewarnaha,


Tapon sudah siap beijalan, lurah Tapon semapta luma-
bersama empat orang dia ris, sareng sekawan sira
berjalan, menuju ke negara lumampah, nuju maring na-
Pejan^ik, sudah sampai di geri'Pejanggik, wus perapta
luar kota, bertemu dengan king punjul teki, katemu
Lengser dusun, Ki Lurah lawan panglengser dusun, ki
bertanya, "Kemana tujuan Lurah hatatanya, endi paran
kepergianmu sekarang, sang lungane mangkin, sangehu-
raja bersama pembesar kera- lun ke lawan sentana sami-
jaan semua." ya.

11. Palingsir itu menyahut,"Se 11. Palingsir punika naura, se-


mua ada yang menuju ke ti- kewaten mangetan parasa-
mur semua di Mujur satu mi, ring mujur sewengi ke-
malam, kami menunggu di wala, titiang nenggaing du
dusun ini, para abdi pem- sun niki, penarka rewang
bantu semua juga tidak lain parasami, datan liyan kang
yang di tuju, hanya negeri tinuju, amung nageri Sela
Selaparang, dekat kepada parang, pedek ring ratu
ratu Nyakrawati, demikian- Nyakrawati, semangkana
lah kira-kira tujuan kami panarka titiang sedaya.
semua,"

12. Kota utara hanya tiga orang, 12. Kuta kidul amung titiga,
orang laki yang mati sabil, wong laki kang mati sabil,
orang perempuan delapan wong wadon wulu ales pu-
belas itu, demikian sabil se- punikw punika sabil sedina,
hari, yang sakit digotong ke kang lara ginongsong ma
timur ke Mujur, yang mati ngetan neng mujur, kang
sudah dikuburkan, Negeri mati sampun kinuburan,
Pejangik sunyi sepi. Negeri Pejanggik sunyi en-
ti

44. PUH DANG-DANG

1. Sang Adipati sekarang ber 1. Sang adipati mangke sareng


sama beijalan, bersama ku- lumaris, lawan kusuma. he-
163

suma, Hamengku Negara, mengku Negara, rauhing


sampai di mujur pagi saja, mujur infing bae, wadiya
tentara Tempit banyak ikut, tempit akeh tumut, ring
di Mujur bercerita bersama, mujur gunem sami, Mangku
Mangku Nagara bersabda, Negara hanabda, aja perang
"Ayo serang seluruh ke- sedayamu, ratumu wonten
kuatamnu, rajamu ada di ring Parowa becik banam-
Parowa, sebaiknya beijalan pah mangetan nuju en^on
ke timur menuju ke tem- Gusti, datan kewarsa malih
pat Gusti, tidak kehujaiuui haperang
perang lagi."

2. Negara sudah kena api dan 2. Negara sampun keneng api,


kawan, hanya sedikit di- lawan rewang, amung kedik
ucapkan, tak berguna pe kewala, tan peguna perang
rang sekarang, sudah diten- mangke, pinasti janjining
tukan oleh raja maka be- yang Agung dadiya mang-
rangkat anak buah dan raja, kat kmla Ian gusti, mange-
ke timur ke Parowa, sang tan aneng Parowa, sang
Adipati, langsung masuk Adipati, laju manjing jero
ke dalam puri, bertemu de- puri, katemu kalawan
ngan Kusuma Ningrat. Kusuma Ningrat.

3. Prabu pengantin berkata ha- 3. Prabu pengaMen nabda ha


lus, "Sudah dipastikan, su- rts, wus pinasti, janjining
ratan Tuhan, bersama ka- yang Suksema, bareraka
kak-kakaknya di Selapairang king Selaparang mangke, wi-
nanti," keluar sabda halus, jing sabdanya halus, datan
"Tidak ada' saudara di Pe- ana kadang ring Pejanggik,
janggik, " bersabda kepada nabda ring utusan sekawan,
utusan empat, "Segera nan nuli mangke raganing sun,
ti saya, langsung ke timur laju mangetan aneng Tali
ke Taliwang," lalu berpamit wang, dadiya pamit, sang
Sang Prabu kepada ayah- prabu ring ramaji, sarta sa
handa, serta berkirim salam lam kalawan parasentana
kepada para pembesar kera-
jaan.
164

4. Berganti sekarang yang dice- 4. Ginenti mangke hang ke-


ritakan, sang Aiiya wami,sang Ariya,Sudarsana
Sudarsana di Mamelak, ber- ringMamelak, matur marang
kata kepada Anak Agung Anak Anak Agung mangke,
sekarang, "Sungguh Betara Singgih Betara Dewa Agung,
Dewa Agung, saya ke timur kaula mangetan mangkin
nanti sendiri, bersiap-siap peribadi, ngesab-sabin para-
melakukannya, orang-orang tindaknya, wong-wong
Pejanggik dan para raja, Pejanggik Ian pararatu yen
jika masfli berani perang, maksih wani perang, utawi
atau tidak, maka negara boten, pan negari telas
habis oleh api, itu saya dining api, punika kaula
melihat semua." hatilik sadaya

5. Betara Agung halus bersab- 5. Betara Agung harum sabda


da, "B^kiah, kamu bersiap- mijil, lahta becik, sira sab-
siap semua," Ariya Banjar sabin sedaya, Ariya Banjar
pamit mundur, tidak dice- pamit lengser, datan kewar-
ritakan di perjalanan, di na king enun, neng Tapon
Tapon sudah sampai, ber- wus perapti, katemu lawan
temu dengan ki Lurah, Sang ki Lurah. sang Arfya ngan-
Ariya berkata halus, "Adik dika arum, yayi Lurah bagi-
Lurah bagai mana kabar- nya kapendak, Ki Lurah,
nya, " Ki Lurah, mundur lengser sira asung bekti
dia mengucapkan bakti, sarwiya nangis karuna se
sambil menangis semuanya. daya

45. PUH MAS

1. Laki-laki perempuan orang 1. Lanang wadon wong Tapon


Tapon datang, dengan me- perapti, sarwiya nangis seda
n^ Semua, ada prajurit ma- ya, wenten wadfya mele-
suk ke puri, memberitahu- beng puri. atur uninga ring
kan sang diyah. sang diyah.
2. Maka keluarlah sang ayu 2. Dadiya mijil sang ayu kela-
bersama inang pengasuh, ia wan ceti. inya angemban
menemban putranya, menu- putranya nuju enggon laki-
165

ju ke tempat pria itu, se- na puniki, serauhnya matur


sampainya menceritakan se- keruna.
mua kejadian.
3. Sang Ariya berdiam sambil Sang Ariya meneng kewala
menangis, dengan menyam- nangis, dadiya nambut pu
but putranya, mengemban tranya, ingemban putranya
putranya kemudian, lalu pu- mangkin, dadiya mulih neng
iang ke pura. pura.

4. Diceritakan Ki Lurah dan Kewamaha Ki Lurah Ian


para pembesar istana ber- sentana sanii, parasama ma-
s^a, berbareng memasuki lebeng pura, hagunernan sa-
pura, bercakap-cakap di da- jeroning puri, istri kakung
lam puri, istri suami hadir rauh sedaya.
semua.

5. Kemudian berkata ki Lurah NuU matur ki Lurah para-


kepada para pembantu,"Di te niki, ring Pejanggik ratu
Pejanggik ratu kabur, pergi bubar, lunga mangetan seda
ke timur semuanya ini, ya niki, menawi nuju Sela-
mungkin menuju Selapa- parang.
rang."

46. SERINATA

1. Sang Ariya lalu bersabda, Sang Ariya mangke ngandi-


"Adik Lurah kamu pergi ka, yayi Lurah sira lunga
besok," pencuri mengalih- binjing, sabsabin pelumbar-
kan pandangannya, para ra annya, para ratu nageri Pe
tu negeri Pejanggik, jika janggik, yen adoh pedek te-
jauh dekat di sini saja. ki,

2. Raja kemudian diceritakan, Ginenti mangke kewamaha,


di Selaparang sekarang yang ring Selaparang mangke
diceritakan, Kertabumi Sri- kang winami, Kertabumi
raja, segan ketika hari ma- Serinalendra, sungkan
lam, banyak dukun yang amung dina latri, akeh du
mengobati, sang prabu sakit kun kang nambani, sang
166

sudah, gemuTuh tangis satu prabu Uriah sampun, gumur


negara, maka datanglah se- ruh tangis senagara, dadiya
luruh bendagi, tinggalah perapta para bendagi, kari-
tabia menghonnati satu hari ya tabia mung sedina kewa-
diceiitakan. la.

3. Jenasah prabu mendapat Layon prabu pinanjang ta


pen^onnaitan, dan penjaga bia, den kemit dening sen-
malam beserta punggawa ra tana mantri, para alim dtl
ja mentri, para alim para dukuh samiya, siang dalu
dukuh semuanya, siang ma sikir parasami, sang Adipati
lam berzikir semua, sang kerienan tulis, kiniriman
Adipati terlambat menulis, sewala sampun, Sembalun
Sembalun dan Bayan, Pe- kelawan Bayan, Pengadang-
ngadangan Rungkak semua, an Rungkang parasami, Pa
Parowa juga Berenga Lang- rowa dadi Barenga Langko
ko Peno. Peno.

4. Pejanggik Banowa babak, 4. Pejanggik Banowa babak,


sampai Kentawang mene- Puput Kentawang meda-
mui semua, utusan semua yeng sami, utusan sami ni-
naik kuda, itu sudah sele- tih kuda, punika den atos
sai pulang semua, hampir muUh sami, pametekan la
sampai jenasah Raja, yon Narpati, ngantos sen-
sampai selesai punggawa se tana samiya rauh, wus terpa-
mua datang, sudah menjadi dat saking rumiyinan, yen
adat dari dulu, jika sudah semapta rauh sentana sami,
kedatangan punggawa se dadiya pametek layon pe
mua maka berangkat jena makaman.
sah ke pemakaman.

5. Sudah cukup setengah bu- 5- Wus jangkep madiya con-


lan, lalu slap hadir semua, dra,nuli semapta rauh sami,
para bupati bersama punga- para bupati kelawan pung
wa, raja kepe sudah jadi, gawa, raja kepe sampun da
maka diangkatlah jenasah di, dadiya kunggahan layon
raja, ke pekamakan sudah narpati, neng pemakaman
sampai, demikianlah kea- wus rauh, semangkana so-
171

dekat Serf Batara, Anak Andk Agung nabda hamm,^


A^ng berkata perlahan, bagiya y<Q>i age perapta.
"Senang adik lekas da-
tang."

4. Sangj Anya berkata segera, 4. Sang Ariya matur mli, mng-


"Sun^h dewa Agung Bata gih dewa Agung Batara. ti-
ta, hamba menghaturkan tiang hatur huninga sejati-
berita sebenamya, orang na, wong Pejanggik samiya
Pejariggik semua kabur, ke bubar, sejatina neng Sum
Sumbawa," Lurah Tapon bawa laju, Lurah Tapon
sudab sampai. mulih perapta.
5. Sang Batara berkata perla 5. Sang Setara nabda arts, di-
han, "Esok harinya bersa- na benjang parasama bubar,
ma bubar, ke utara ke mengaJor ring Lingsar mon-
pemondokan, hari yang di- dok, dina semapta bekal
tentukan menyiapkan bekal samiya, nuli sumurup sang
semuk, sampai terbenam yang Arka, hasasukan du-
matahari, bersukaria ma- kring dalu, injing mangke
lam harinya, pagi itu di- kewamaha
ceritakan.

6. Maka bubar semua, orang 6. Dadiya bubar parasami,


Bali ^ersama orang Selam, wong Bali kektwan wong
tidaki diceritakan peijalan- selam, datan kewamaha
nya, ^dah sampai ke Malik king lampahe, sampun pe
Lingsar, maka mencari pe- rapta kemalik Lingsar, dadi
ristirahatan, tiga hari lama- ya kariya pesanggerahan, ti-
nya, isudah siap lalu beris- gang dina laminipun, sam
tiralu^t. pun semapta punang pe
sanggerahan.
7. Anak Agung berkata seka- 1. Anak Agung gunem hing
rang dengan rapi bersusun mangkin, andir atap para
para punggawa, Anak punggawa Anak Agung nab
Agung bersabda perlahan, da nabda ahn, hingsun
"Saya perlahan maju meng- alon meju gempura, mange-
gempur, ke timur SelapJi- tan ring Selaparang, para
rang," para punggawa ber-
172

sama berkata, "Saya se- punggawa samiya matur,


mua akan bersiap." kaula sedaya datan lengga-
na.

8. Tetapi hamba kekurangan 8. Hanging kaula kakirangan


senjata, dan perbekalan, yakta, dining senfata, kela-
sang Batara bersabda halus, wan para sanguan, sang Ba
"Pada esok hari kalian be- tara nabda alon, king ben-
rangkat, bersama sepnluh jang sira lumampaJt. sareng
kamu berlayar ke Bali sece- sedasa sira halayar, aneng
patnya, mengambil senjata Bali dinasruh, omit senjata
dengan betas." kelawan beras.

50. PUH SINOMAN

1. Pada malam hari tidak dice- 1. Hing dahi datan winurcita,


ritakan, konon saat itu su- kewamaha mangke wus in-
dah pagi, lain berangkat jing, nuli mangkat kangela-
berlayar, sudah sampai ke yar, wus perapta neng Am
Ampenan semua, maka naik penan sami, dadiya mung-
ke kapal semua, tiga hari gah baitra sami, tigang dahi
di laut, lain sampai singa- neng laut, null perapta
raja, langsung ke Karang- Singaraja, laju neng.Karang-
asem semua, menghaturkan asem sami, atur supeksi ring
sembah kepada Batara yang Batara kang Panuwa.
tertua.

2. Sang Batara Rama berkata, 2. Sang Betara rama nabda.


"Siapkan penginapan ini, den unduri pesanggrahan
maka dekat deng^ Ampe iki, dene pedek kelawan
nan," pulang dari per- Ampenan, Ian mulih payu-
tempufan, peperangan besar dan emaksih, peperangan
masih berlangsung,jika ber- gede seyekti, yen sadiya
sedia Setaparang bersujut, Selaparang sumuyut, kari-
lebih dulu seorang negara yenan punang negara, dene
adapun dekat dengan pesi- pedek kelawan pasisu', yen
sir, jika orang Sasak me- andaga wong Sasak benjang-
mata-matai. enjang.
173

3. Tidak enggan mengganti ka- 3. Datan kiwuhan alih paluwa,


pal, jika dekat dengan pesi- yen pedek kelawan pasisir,
sir, itu bersama ingat-ingat- puniku semi den tdngena,
lah, lagi sekarang ke Ma- malih mangkin nengMangu-
ngune, dengan Tabanan ber ne, kelawan Tabanan sami,
sama, mohon kepada Anak nuhun seraya ring Anak
Agung, dilengkapi dengan Agung, hatangkebanpunang
senjata, tombak, senjata senjata, tumbak bedU tdmt
obat mimis, maka terjadi- mimis, dadiya gempwra Na-
lah pertempuran negara Se- geri Selaparang
laparang.
4. Tidak diceritakan berapa 4. Datan kewamaha laminiya,
lama, di Bali sudah dise- ring Bali sampun cumawis,
diakan, sudah siap dipela- sampun semapta neng pela-
buhan, maka berlayar se- buan, nuli halayar parasami
mua tiga piduh kapal semua tigang dasa paluwa sareng
bersama ini, tujuh hari di niki, catur dina neng laut,
laut, akhimya mipai ke dadiya rauh king Ampenan,
Ampenan, langsung ke ti- laju mcmgetan wadiya sami,
mur tentara semua, di jalan neng marga datan winurci-
tidak diceritakan. ta.

5. Sudah bersiap di Lingser, 5. Sampun semapta ring Ling


lalu berangkat menggempur, ser, nuli mangkat han^em-
dua hari di jalan, sampai puri, kalffi dina neng marga,
pesanggrahan semua, di Ke- nuli masenggerahan ami,
tangga pesanggrahan ini, di ring Ketangga pesanggraihm
Selaparang sekarang sesu- iki, ring Selaparang mangke
dahnya, mantri punggawa kawuwus, mantri punggawa
bersama bala, sudah siap kelawan bala, sampun se
senjata ini, memperluas me- mapta senjata niki, bere-
ngukur penentang perang. dangga ngungkur penantang
yuda

6. Pagi bersama berjalan, ten 6. Injing sami himempdh, wa-


tara Bali rapih berbaiis, diya Bali hatatah baris, da
maka bersiap perang berso- diya mangkaban surak.
174

rak, orang Selaparang demi- wong Selaparang mangkana


kian juga,- di luar kota de- sami, fawi kita hatatah ba
ngan rapi baris, sudah diatur ris, sampun ayunan sedaya
semua itu, sambd bertem- hiku, nuli habedil-bedilan,
bak-tembakan, sangat ramai lintang rame punang jurit,
perang itu, sehari-hari ber- sedina-dina haperang kulo-
perang di sebelah barat ne- ning negara
gara.

Setelah matahan terbenam. Dadiya sump sang yang


para prajurit mundur se Arka, kang jurit mundur
mua, Bali ke peristirahatan, sami, wong Bali neng Pe-
bala Selaparang pulang se sanggrahan, bala Selaparang
mua, yang mati diangkut mulUt sami, kang pejah gi-
semua, dimakamkan sema- nongsong sami, penende-
1am suntuk, demikianlah ke- man sedahi-daJu, semangka-
adaan peperangan, diceri- na solahing yuda, kewama-
takan sekarang sudah pagi, ha mangke wus injing, bere-
pasukan bala tentara mun dangga ngungkur penelikan
dur ke persembunyian. yuda.

50, PUH PANGKUR

I Sudah bertempur di medan. Sampun campuh punang


perang menggempur orang yuda, perang gempur wong
Bali banyak mati, tentara Bali akeh mati, wadiya
Sembalun banyak berda- Sembalun akeh rauh, saking
tangan, dari Lombok Pega- Lombok Pegading Peringga,
ding Peringga, utara selatan kidul kaler parasama den-
bersama-sama mengepung, nya ngeptmg, semangkana
demikianlah gambaran pe solahing yuda, wong Bali
perangan,orang Bali banyak akeh ngamasi.
gugur.

2. Maka hari mulai senja, ber- Dadfya sumump sang yang


sama mundur kedua praju Arka, sami mundur kekalih
rit, dalam negara menjadi kang jurit, jero negara ebek
penuh, orang Bali di Pesang- sumpenuh, wong Bali neng
175

grahan, bersenang-senang Pemtggmhan. hasesukan


tentara semua itu, para ratu wadfya sedaya hiku, para
bersama berpesta, dicerita- ratu mniya darwina, ke-
kan sudah pagi. wamahamangke wusinjing.
3. Orang Bali ramai bersorak, 3. Wong Bali rame hasurak,
teratur berbaris membawa tatah baris nuli habedil,
senjata, orang Selaparang wong Selaparang sami ha-
bersama mengamuk, sangat ngamuk, lintang rame pu-
ramai konon pertempuran, nang yuda, sedina-dina akeh
sehari banyak mati kawan mati rowang kelawan mu
dan musuh, demikian dalam suh. semangkana solahing
peperangan, maka matahari perang, dadiya sump sang
mulai terbenam. yangrawit.
4. Orang Selaparang di pertem 4. Wong Selaparang kang pa-
puran, semalam-malaman yudan, sedalu-dalu pinan-
memakamkan jenasafa, dem parasami, wong Bali
orang Bali mati tiga ratus, pejah tigang atus, wus pi-
sudah dikuburkan semua, nendeman sedayanya, king
di peiistirahatan anaknya pesanggrahan anake gunem
berkata kepada ratu, sang Ian Ratu, sang Betara Agung
Batara Agung bersabda,"Be- nabda, dina binjing kita sa-
sok pagi kita bersama me- miya hgumbaU.
ngulangi."

5. Ke barat ke Lingsir mun- 5. Mengulon nengLingsir.mun-


dur perang kita mengalih- dur perang kita alihin mi-
kan mimis. Sang Ariya lalu mis, Sang Ariya nuli matur,
berkata, "Benar. saya ber- singgih kaula datan lengga-
sedia," tidak diceritakan na, tan kewamaha mangke
sekarang pada malam hari, dukring dalu, injing mangke
esok pagi diceritakan, orang kewamaha, wong Bali sami-
Bali bersama berjalan. ya lumaris.

6. Ke barat bergeser, tidak 6. Mengulon neng Lingsar, da-


diceritakan di jalan, di Ling- tan kewarna king margi,
sir sudah sampai, sambil king lingsir wus rauh, nuli-
diutus memberikan, ke Bali ya dikeng utusan, aneng
176

hanya sepuliih beijalan, Bali mung sedasa lumaku,


yang diutus datang ke Am- kang kinen rauh Ampemn,
penan, sudah naik ke pera- wus munggah king baitra
hu bersama. sami.

51. PUH DANG DANG

1 Diceritakan Batara Agung 1. Kewarnaha Betara Agung


berpindah, bersama ke ba- magingsir. sami mangulon,
rat, menuju ke Mataram. nuju mating mataram, se-
demikianlah kelakuan mere- mangkana polahe reke, da-
ka, tidak dilukiskan di per- tan kewameng enun, sam-
jalanan, sudah sampai ke pun perapti Mataram sami,
Mataram, itu sudah terse- punika kartyenan pesanggra-
dia peristirahatan, di pedang han, king pedang majelok
tiba-tiba seperti itu, sang puniku, sang Batara dadiya
batara berkata, sudah jadi, ngandika, sesampun dadi,
peristirahatan semuanya, la pesanggrahan sedaya sami,
in diberi nama Mataram. nuli den wastaken Mataram.

2. Beralih menceritakan keja- 2. Ginenti mangke kang winar-


dian, utusan di Bali itu. ni, kawruha, utusan neng
sudah datang di Bali kata- Bali punika, sampun rauh
nya, utusan langsung ke king Bali reke, utusan laju
balairung, menghaturkan neng mangustur, atur su-
bakti kepada Batara Ungsir, peksi ring Batara Lingsir,
ulahnya ketika di peperang- solahe kang mangun yuda,
an, pertempurannya sema- payudane mangkin mundur,
kin mundur, ke barat men- mangulon pedek Ampenan,
dekati Ampenan, sambil null nabda, sang Betara
b^kata sang Batara Agung Agung lingsir, benjang en-
Lingsir, besok pagi kemba- jang malih gempura
li bertempur.
3. Sang Batara tua mengutus 3. Sang batara lingsir hangu-
segera, ke Tabaaan, dengan tusin nuli, neng Tabanan,
Mangumaemua,utusan ber- lawan Manguwi samiya,
jalan semuanya, berganti se- utusan lumampah sedaya-
177

karang yang diceritakan, di m, ginenti mangke kang


Selaparang sekarang diceri kawuwus, king heng Sela
takan, para ratu punggawa parang mangke kewami,
semua, saling mendahului para ratu punggawa samiya,
dengan tergesa, saling men- kariyenan alingan gupuh,
dapatkan petak di Ketang- kariyenan petak ring Ke-
ga, siang malam, orang ha- tangga, siang dalu, wong
kemit berganti-ganti, di da- hakemit genti ginenti, je-
lam petak ramai menjaga. roning petak rOme hanja-
gaka.
4. Diceritakan sekarang antara 4. Kewamaha mangke wadiya
Bali, di Mataram bercerita Bali, neng Mataram, hagu-
ratu dan punggawa, yang nem ratu Ian punggawa,
menyimpan rasa menge- hang endurasa bawarassa
luarkan pendapatnya se kabeh, hangantos sang du
mua, sampai sang duta da- ta rauh, wadiya alit hang
tang, tentara bawahan garap bumi, saban dina
menggarap, tanah, setiap wangun kariya, nandurwoh
hari bekerja, menanam bu- wohan sadarum, semangka-
ah-buahan semua, demikian na neng Mataram, saben
juga di Mataram, setiap pa- injing, wong hanggarap pa-
gi, orang menggarap semua, rasami, nandur kacang kela-
menanam kacang dan ba- wan barang.
wang.

5. Diceritakan sekarang ber- 5. Kewamaha mangke kapetuk


temu di musim, turun hu- hing musim, tumuran udan,
jan, orang desa, dusun di wong desa, susun hangga
depan, ladang carik semua- rap, ladang carik sedayane,
nya, ramai tentara yang me rame wadiya kang nandur,
nanam, demikianlah di semangkana ring bumi Bali,
bumi Bali, bertemu musim kapetuk musim wangun ka
bangun keija, setiap pagi riya, saben injing samiya
bersama menanam,itu diba- nandur, punika awinan ke-
wa untuk mundur, diserang, unduran, hang lurug, maring
oleh Sasak membangun ju- Sasak mangun jurit, wadiya
rit, tentara tinggal sandang karian sandang pangan.
pangan.
178

6. Diceritakan Batara Agung 6. Kewamaha Batara Agung


tua, di Karangasem, meme- lingstr, king Karangasem,
rintahkan tentara memasak, hanginen wadfya mamasak,
membawa benih banyak hanggawa benih akeh woh-
buah-buahan dan sayur, di- wohan kelawan sayur, se-
siapkan wasiat segalanya ini, mapta wasiating sewala niki,
dengan peti membangun yu- den kandega mangun yuda,
da, yang diperintah untuk kang kinan reke wus Juma-
berjalan, sudah naik ke ka- ku, wus munggah neng pa-
pal, tidak diceritakan, di luwa, tan kewama, neng
laut sudah perkampungan, laut sampun kampih, ma-
ke pasisir Ampenan. ring pasisir Ampenan.
7. Langsung ke timur duta 1. Laju mangetan duta luma-
men^adap, sudah datang, ris, sampun perapta, ring pe-
ke pesanggrahan Mataram, sanggerahan Mataram, atur-
menghaturkan serat dan ken serat kelawan benih,
benih, sudah diterima oleh sampun ketampi dining Ra
Ratu, demikianlah ulang tu, semangkana solahnya
•orang Bali, berganti seka- wong Bali, ginenti reke ke-
rang yang diceritakan, orang wangsitan, wong Sasak seda-
Sasak semua itu, sangat ya puniku, sami rame hang-
ramai menggarap sawahnya, garap sawahnya, nandur pa-
menanam padi di tanah ri, neng carik ladang sedaya
ladang semua ini, demikian niki, semangkana kang ka-
lah diceritakan. gupita.

52. PUH ASMARAN

1. Sang Ariya Sudarsana di- 1. Sang Ariya Sudarsana ke-


kisahkan, berada di Tapon, warni, anaring Tapon puni-
sakan menghadap untuk ka, hangayaping sebalana,
laporan, menceritakan pe- hangendurasa embawa rasa,
ngalaman dan mendiskusi- Lurah desa huxnatura, sing-
kannya, lurah desa berka- gih Dewa kaida matur, ana-
ta, sun^nh dewa saya meng ringPejanggik sunyi bala.
haturkan, ada di Pejanggik
sunyi bala.
179

2. Sang Ariya berkata halus, 2. Sla/ig Arfya nabda aris, dim'


"Esok hari saya ke sana," benjang hingsun neng tika,
dengan palingsiran semua, kelawan pangUngsir saka-
mendekati kebaikan negara, behe, harembuk kehecikan
sekarang akan beijalan utus- nagara, mangkin den lam-
an, ke Kentawang dan Pu- pah utusan, aneng Kenta
jut, ada di Pena, lan^o, wang kelawan Pujut, am-
Banuwa. rirtg Pern, Langko, Banu
wa,

3. Semakin senja terbenam 3. Dadiya sump sang yang


mata hari, ramai bersenang rawit, rame sukan bala sa-
bala tentara semua, dicerita- miya, kewamaha injing
kan pagi itu sekarang, mangke.Sang Ariya sampun
Sang Ariya sudah bersiap, semapta, dadiya mangkat
untuk berangkat bersama, mnadaya, datang kewar-
datang ke jalan, sudah sam- neng enun, sampun rauh
pai ke negara. ring negara.

4. Ratu punggawa hadir se 4. Ratu punggawa rauh sami,


mua, Banuwa Kentawang Banuwa Kentawang Pujut
Pujut Pena, dari Barenga Pem, saking Barenga kela
dengan Langko, desa Tam- wan perapta sedaya, jejel
pingan datang semua, ber- aneng Peraba yaksa, sang
jejal di bangsal keraton Ariya nabda hamm, mang
Sang Ariya berkata perla- ke hingsun jenenging nega
han, sekarang saya mewakili ra.
negasa.

5. Hari langsung menyambut 5. Dim laju nambut karyeki,


keijanya, carik ladang ber carik ladang sami den tan-
sama menanami, desa-desa dura, desa-desa dim seleng
hari selenggara saja, sudah gara bae, den para yitm
berhati-hati mereka semua, sira sedaya, aja lali sira
jangan lupa kamu mena- nandura, sami matur pung
nam, bersama berkata pung- gawa ratu, singgih kaula da-
^wa ratu, benar saya tidak tan lenggawa
6. Sudah selesai pulang semua, 6. Wus pupit wikara semi, nu
lalu bubar ratu semua, sang ll bubar ratu sedaya, sang
Ariya pulang ke Tapon, Ariya mantuk ring Tapon,
demikian ulah semua, tidak semangkana solah samfya,
diceritakan setiap bulan, di- tan kewarna sewarsa-warsa,
ceritakan sudah setahun, di ke wamaha sampun seta
Mataram sekarang dikisah- hun, ring Mataram mangke
kan. kocapa.

7. Ratu Agung segera bergeser, 7. Ratu Agung ayun magingsir,


sebaiknya negara ke timur, Wangunan nagara mmgetan,
ada di padang dUindungi anaring padang seweta king
sekarang, lalu mengirim su- mangke, null hangirim sewa-
rat, ada di Tapon dan Mam- la, anaring Tapon Ian Mam-
balan, berkunjung Kediri balan, medayeng kadiri ke-
dan Gerung, para punggawa lawan Gerung, para pung
sudah diperintah. gawa sampun kaparentah.

8. Maka bersiaplah tentara da- 8. Dadfya semapta wadiya pe-


tang, membawa ke istana, rapti, hanggawa punang pu-
barisan bala tentara semua, ra, banjar-banjar wadiya ka-
berganti-ganti bala tentara, beh, genti ginenti wadiya
ada yang terlambat datang bala, hakerienan punan pu-
ke istana, berbaris tentara ra, banjar-banjar wadiya ka-
semua, berganti-ganti bala, beh, genti-ginenti wadiya
ada yang terlambat datang bala, hakerienan punan pu-
ke istana, tiga bulan lama- ra, tigang candra lami ni-
nya, maka menjadiKeraton pun, null dadi Keraton
baru. anyar.

9. Ratu Agung menjadi dige- 9. Ratu agung dadfya mmging-


ser, di kiranya keraton ba sir, den wastanen Keraton
ru, Negeri K^ngasem me- anyar, Nageri Karangasem
gira, sesudah ditinggal Mata wastane, sesampun katilar
ram, di Mataram nanti diba- Mataram, hing mataram
•ngun, I Gusti Kaba men mangke keraksa, I Gusti
jadi agung, mengerahkan Kaba dadi Agung, hangereh
bala ke Mataram. bala ring Mataram.
im

10. Demikianlah tingkahnya da- 10. Semangkana solahnya kagu-


lam cerita, Ratu Agung Ka- pii, Ratu Ageng Karang-
rangasem membangun, ha- asem hangeraksa, amung Se
nya Selaparang yang belum laparang dereng kasor, ke-
takluk, diceritakan pulang angsitan mulih haperang,
perang, tentara sebelah ba- wadiya kulom kedawuhan,
rat diperintah, hari persiap- dina semapta senjatanipun,
an senjatanya, sebab sekar apan mangke malih hayuda
rang berperang lagi.

53. PUH PANGKURAN

1. Diceritakan sekian banyak 1. Kewangsitan sekehing bala,


tentara, bersama kumpul di samrya kumpul neng Ka
Karangasem negeri, tentara rangasem nageri, wadiya Ta
Tapon menunggu sudah, pon ngantos sdmpun, ana-
ada di kali bagian, diceri ring kali babak, kewamaha,
takan, ratu bala berangkat ratu bala mangkat sampun,
sudah, ke timur penyebar- mangetan hangeluruga, da-
annya, tidak dilukiskan di tang kewarneng king margi
jalan.

2. Sudah sampai di Tam- 2. Sampun perapta desa Tam-


pingan, sudah biasa tentara pingan, wus sayoga wadiya
bagian timur menunggu, wetan ngantosi, pangirit ha-
prajurit bala semuanya, su la sedayanipun, sampun sa
dah seharusnya peristirahat- yoga sanggeraha, maring
an, berada di pinggir kali pinggir kali Balimbing eng-
Balimbing tempatnya, men- gonipun, dadiya sami ma-
jadi sorak bersama, sebab ngun surak, apan wus pedek
sudah dekat musuh itu. musuh niki.

3. Menyerbu dengan bersorak, 3. Hangeluruga sami surak, sar-


serta menembak dari timur wi habedil saking kulon
kali, tentara timur menam- kali, wadiya wetan habedil
bak cepat, pinggir kahdi ie- asruh, pinggir kali anggone
reng, sehari-hari tidak ada rerang, sedina-dina datan
182

yahg takluk, sampai terbe- am kang kingguk, dadiya


nam matahari, orang Bali sump sang yang arka, wong
istirahat semua. Bali mesanggrahan sami

4. Pada malam hari ramai ber- 4. Hingdalu rame hasukan,


suka ria, orang Bali ada di wong Bali ring pesanggrah
pesanggrahan minum-mi- an halarih, akeh puyah
num, banyak lelah para kang para ratu, pan kalin-
ratu, tidak terelakkan mi- tangan nginu nginum arak,
num arak, diceritakan ten- kewangsitan wadtya Sela
tara Selaparang dan para parang Ian pararatu, hagu-
raja, berkata di peristirahat- nem neng pesanggrahannya,
an, memerintahkan dusta hanginen dusta lunga me-
pergi mencuri. maling

5. Dusta sakti amat sangat, 5. Dusta sakti kalintang-lin-


memakai pusaka dari raja, tang, penganggem pusaka
Prabu Kartajagad bertanya, saking narpati, Prabu
"Satriya dari Paringgabaya, Kartajagad king dangu,
bersama empat pergi men satriya saking Paringgabaya,
curi, sudah lewat Belimbing sareng catur parawira lunga
itu, langsung ke pesangrah- memandung, sampun liwat
an BaU." belimbingika, laju maring
pesanggerahan Bali.

6. Menghajar dengan suka hati, 6. Hamulang punang sasirepi-


orang Bali yang sedang ti- ra, wong Bali kang kemit
dur bersama, pencuri lang nidra sami, dusta laju me
sung mengambil, pencuri mandung, pandung senjata
senjata di ucapkan, meng kewala, ngamit mimis kela-
ambil mimis dan senjata wan bedil ubetipun, den
pakaian, di bawa keluar gawa medal samiya, wus
bersama, sudah dinanti un- enti den luwarin.
tuk dikeluarkan.

7. Bersama tujuh orang me- Sareng catur mikul senjata,


mikul senjata, sudah ke ti- sampun mangetan liwat kali
mm: lewat kali Balunbing, Balimbing, datan kewameng
183

tidak diceritakan di jalan, enun, wus perapta king Se


sudah sampai di Selaparang, laparang, umarek mating
mendekat kepada sangAdir sang dipati atur paweruh,
pati memberi tahu, demi- semangkana solahira, sang
kianlah ulahnya, sang Adi- Adipati nabda arts.
pati berkata halus.
8. Hari esok berperang lagi, 8. Dina benjang malih hayuda,
keluar banyak tentara se- uwarena sakeh wadiya pa-
mua, sang lurah memohon rasami, sang Lurah omit
keras, menuju ke pesang- asruh, nuju maring pesang-
. grahan bala, sudah berte- grahan bala, wus katemu ke-
mu dengan Sang Ariya lawan sang Ariya Demang,
Demang, Ariya Demung Ariya Demung ngatag bala-
menglngatkan kawannya, nya, dadiya surak parasami
maka beisorak semuanya.

9. Diceritakan orang Bali 9. Kewamaha wong Bali seda-


semua, bersama kebingung- ya, samiya kiwuhan senjata
an senjata sudah habis, pa- wus enti, para Gusti kela-
rap pimpinan dan prajurit- wan balanipun, para sama
nya, mereka semua bubar bubar mundura, nuli laju
mundur,lalu hmgsung orang wong Selaparang nungsul,
Selaparang menyusul, me- habedil sedalan-dalan, akeh
nembak di jalan-jalan, ba kena wong bali matt
nyak kena orang Bali mati.

10. Demikianlah keadaan pe- 10. Semangkana solahing pe-


rang, tertunda oleh senjata rang, kesapuhan mangke
terbenam matahari, orang sump sang yang rawit, wong
Selaparang bersama pulang, Selaparang samiya mantuk,
orang Bali sekarang diceri wong Bali mangke kawama-
takan, tidak dengan minum- ha, datan larian lumam-
an beijalan malam-malam, pah sedalu-dalu, datan ke-
tidak diceritakan di jalan, wameng marga, wus perapti
sudah sampai Karangasem Karangasem Nageri.
Negeri
184

54. PUH SERINATA

1. Memberi tahu kepada sang 1. Atur uninga maring sang


Batara, mendapat kekalahan Betara, solahing perang ka-
besar dalam peperangan, ke- sor seyaktt, kapandungan
curian senjata kami, akhir- senjata nira, awinan kasor
nya kalah pulang semua, sami mulih, akeh mati neng
banyak mati di jalan, terke- margi, kena mimis king
na mimis ketika disusul, penungsul, sang Betara nuli
sang Batara lalu berkata, nedtda, benjang lunga yayi
besok pergi Adik Gusti, gusti, tumbas senjata maring
membeli senjata kepada Ka- Kapitan punika.
piten itu.
2. Berganti kemudian yang di- 2. Ginenti mangke kang koca-
ceritakan, di Selaparang pa, king Selaparang kang
yang diceritakan, beijejal kawami. jejel aneng Prabu
ke bangsal istana, para raja Yaksa, para ratu Ian wadiya
dan bala tentara, bersuka niki. hasuk-sukan parasami
ria semuanya, senang ten suka lenggawa wadiya ratu,
tara ratu, bertempat mu- mapan mungsuh sampun
suh sudah bubar, diwaktu bubar, kalaning dalu ton
malam tontonan datang, tonan perapti, gandrung,
beijoget, wayang berada di wayang wonten ring Ban-
balairung, cingah.
3. Berganti dengan tontonan, 3. Ginenti punang tontonan,
joget lenong tandak datang, joget lenong tandak perapti,
tidak ada yang lelah di ha- datan ana keseling manah,
ti, lagi perempuan senang lanang wadon suka sami,
semua, para satria sekarang para satriya mangke ngwa-
mengeluarkan hari baik bala rin dina sayaga balanipun,
tentara, diperistirahatan ma- hasanggera punan dedalan,
ka di jalan, jika ada musuh yen ana mungsuh perapti,
datang, dengan segera meng- den sigrah atur supeksi se-
hanturkan sembah semua. daya
185

4. Dengan tidak ada peperang- 4. KeUtwan tan nana payudan,.


an, orang Selaparang siaga wong Selaparang sayaga
menunggu, sampai dua bu- ngantosi, jangkeping kalih
lan, orang Bali memindah- warsa, wong Bali ngalihin
kan senjata bersama, orang senjata sami, wong Selapa
Selaparang bodoh semua, rang cubluk sami, kewala
sangat mengandalkan ke- ngandel rosantpun, yenana
kuatannya, jika ada musuh mesah perapta, dene pan-
datang, adapun pencuri sen dung senjata neki, semang-
jata ini, demikianlah kese- kana rerembugan wong Se
pakatan orang Selaparang. laparang
5. Orang Bali semua cerdik, 5. Wong Bali samiya widagda,
sudah siap senjata dan bekal sayoga senjata kelawan sa-
itu, semua memakai senjata ngu niki, samiya darbe sen
pria, senapan peperangan jata lanang, sinapang palogo
sudah dipakai, obat mimis den enggoni, ubat mimis
semua banyak, orang Sasak akeh sami, wong Sasak sa
bodoh semua, hanya meng miya cubluk, amung ngan
andalkan kekuatan tubuh, del karosenya, nanging sen
tetapi senjata kurang sakti, jata kirang nyekti, semang-
demikian pula ulah orang kana solahing wong Selapa
Selaparang. rang.

6. Diceritakan sudah berjalan 6. Kewamaha reke wus sewar-


satu tahun, orang Bali sudah sa, wong Bali samiya se-
siap semua, senjata bedil mapta, senjata bedil Ian
dan tombak, sang batara tumbak, sang Batara kinen
mengutus duta pergi, ke duta lumaris, aneng Tapon
Tapon dan Kediri, Mamba- kelawan Kadiri, Mambalan
lan Kentawang garung, de Kentawang Getting, den sa-
ngan persiapan menghadap, mapta mara seba, tan ke-
tak diceritakan duta di ja- wama duting margi, wus
lan, sudah sampai di desa perapta ring desa kang tinu-
yang dituju. ju.
Setelah berkata siap kemu- 7. Semapta atumya nuli mang-
dian berangkat, memanggil kat, ngumbali duta parasa-
186

seluruh duta, diceritakan mi, kewarnaha kang ke-


yang diperintah, sudah da- dauhan, sampun rauh neng
tang ke negara, langsung ke Nageri, laju aneng ponceni-
bangsal istana, bertemu de- ti, katemu Ian Betara Agung,
ngan Batara Agung, Anak Anak Agung alus nabda,
Agung halus bersabda, lah semapta senjata parasa-
"Bersiap dengan senjata se- mi, luruga Selaparang dina
mua, serang Selaparang esok benjang
hari."

8. Diceritakan semua para 8. Kewarnaha sami para pung


punggawa, mengutus bala gawa, dauhin wadtya bala
tentara semua, bersiap per- sami, semapta sangu Ian
bekalan dan senjata, maka senjata, dadiya semapta ba-
siaplah seluruh bala tentara, la-bala sami, nuli ngabeking
lalu memenuhi negara, di nageri, ring Karangasem
Karangasem menjadi penuh, ebek sumpenuh, para gusti
para raja para punggawa, para punggawa, sang Beta
sang Batara Agung berkata ra Agung nabda aris lahta
bijak, "Sekarang berangkat- lumampah sira sedaya.
lah kamu semiia."

9. Maka berangkatlah seluruh 9. Dadiya mangkat bala seda


tentara, tidak diceritakan di ya, datan kewameng mar-
jalan, sudah sampai Banuwa gi, wus perapta Banuwa
pertama, lalu matahari ter- babak, nuli sumurup sang
benam, tentara beristirahat yang rawit, wadiya reren
semua, menginap hanya se- para sami, manginep
malam, pagi lalu berangkat, rrtung sedalu, injing nuliya
sudah sampai kali Balim- mangkat, wus perapta kali
bing, tempat pesanggrahan Balimbing, mesanggerah wa
semua tentara. diya bala samiya.
10. Berganti yang diceritakan, 10. Ginenti kang winurcita, wa
tentara. Tampingan dicerita diya tampingan kewarni. sa
kan, bersama berlari wanita miya larut wadon Idnang,
pria, takut melihat musuh hajarih ttngali mungsuh pe-
datang, langsung pulang ke rapti, laju mulih mating ne-
187

negara, diceritakan adipati gcara, kewamdha dipati kela-


bersama Demung, yang ber- wan Demung, kang wenten
ada di Selaparang, merasa ring Selaparang, hagendura-
khawatir di istana, yang sa ring Ponceniti, kang sa-
membuat menahan mem- weneh hanepak buluh ka-
buat karang kering. rangerak.
11. Ada mentri diutus, ke desa- 11. Wenten menteri dikeng
desa melihat-lihat, jika ada utusan, aneng desa-desa we-
musuh datang, maka di wamahi, dining ana mesah
ceritakan di jalan, lurah de- perapta, datan kocapo neng
sa sudah menerima lapor- margi, Lurah desa wus ha-
an bahwa ada musuh, di tampi sewala muguweng
Balimbing pesanggrahan, mungsuh, neng Balimbing
memakai senjata lengkap mesanggeraan, dadiya tang-
datang, semalam suntuk keban senjata perapti, se-
beijalan. dalu-dalu samiya lumampah.
12. Maka setelah demung Pe- 12. Kocapa mangke Demung
ringgabaya, sangat cemas Peringgabaya, lintang kewe-
hatinya ini, tempat dusta ran manah neki, mapan
sudah hilang, yang menjadi dustane wus Una, kang da
maling sakti, tidak ada dos maling sakti, tan ana
yang mengganti, memakai kang hagenteni, bebadong
pusaka yang sakti, tak ada pusaka kang pinunful, tann-
yang mengetahui perbuat- nana wikan enggonnya, lin
annya, sangat bodoh untuk tang cubluk kang darbeni,
diketahui, tidak ingat ke- datan iling maring janji aja-
pada janji ajal seorang. lira.
13. Demung Paringgabaya be- 13. Demung Peringgabaya
rangkat, menghadap kepada mangkat , humarek maring
sang Adipati, men^aturkan sang adipati, ngaturan dusta
dusta sudah berlalu, me wus Una, bebadong pusaka
makai pusaka yang tidak datan kari, tannana weruh
pemah tinggal, tidak ada enggon kasingit, king mang
yang tahu tempat disembu- ke ngerasing cubluk, kocapa
nyikan, sekarang semakin bala kang mangkat, wus pe
bodoh, maka tentara yang rapta ring kali Batanbing,
188

berangkat, sudah datang di seperaptan rame surak


kali Balimbing, yang datang mungsuh rowang.
ramai bersorak musuh ka-
wan.

55. PUH PANGKUR

1. Terdengar dari jauh, orang 1. Pyudane saking kadohan,


Bali bersama menembak, wong Bali samtya habebe-
tentara Selaparang semua dil, wadiya Selaparang sami
mengamuk, dengan tombak ngamuk, anggen tumbak
dan pedang, banyak mati kelawan pedang, akeh pe-
kawan dan musuh, sehari- jah rowang kelawan mung
hari berperang, terhalang suh, sedina-sedina mangun
oleh matahari terbenam di yuda, kasepuhan surup sang
sorehari. yang rawit.
2. Orang Selaparang beristira- 2. Wong Selaparang mesang-
hat, orang Bali ke barat gerahan, wong Bali mangu-
menuju ke padang jurit, lon aneng Padang jurit, haje-
takut oleh tingkah ulah la rih dening tingkah keruhun,
ma, sudah kecurian senjata, wus kepandungan senjato-
tidak diceritakan sekarang nya, datan kocapa hing
pada malam hm, pa^ hari mangke ring dalu, injing re-
berbunyi tanda, Penalikan ke muni tengeran, Penalikan
penantang jurit penentang jurit.
3. Orang Selaparang ke barat 3. Wong Selaparang mangulon
semuanya, terang pen^a- samadya, padang penga-
dang akan dituju, ramai dangan den jujugi, rame su
bersorak kawan musuh, rak rewang mungsuh, dadir
menjadi ramai tembak-me- ya rame bedil-bedilan,Pung
nembak, Punggawa Bali ba gawa Bali akeh nandang ta-
nyak yang luka-luka, orang tu, wong Selaparang nga
Selaparang mengamuk se muk sedaya, payudane kor
muanya, peperangan terha saputing latir.
lang waktu malam.
4. Orang Selaparang mundur 4. Wong Selaparang mundur
189

ke timur, Orang Bali bubar rmngetan, Wong Bali bu


ke barat semua, desa Loyok bar mangulon sami, desa
dituju, demikianlah ulang loyok den jujug, semang-
peperangan, diceritakan kana solahing perang, ke-
orang Selaparang sudah pu- wangsitan wong Selaparang
lang semua, bertempat per- sami mantuk, mapan sangu-
bekalan menyingkir, bersa- ne onya, sami mulih am-
ma pulang masuk ke ne- jing nagara.
gara.

5. Diceritakan orang bersama 5. Kewangsitan wong samiya,


ada di Loyok dan Rungkang anaring Loyok Ian Rung
mengungsi, yang luka-luka kang mangungsi, kang kebe-
banyak yang mati, maka ranan akeh lampus, dadiya
pulang semuanya, ke Ka- mulih sedayanya, onengKa-
rangasem mendekat kepada rangasem pedeking Ratu
Ratu Agung, bersembah me- Agung, atur supeksi tingkah
laporkan sudah kalah, mu- kasoran, mesah ngamuk da-
suh mengamuk tidak terki- tan nulih wuri.
ra.

6. Betara Agung perlahan ber- 6. Betara Agung odon ngandi-


berkata, "Jika demikian ka, yen mangkono alihin
pindahkan obat dan mi- ubat kelawan mimis, wadi-
mis," tentara banyak bubar ya katah bubar mantuk,
pulang, ke desanya sendiri, aneng desa sowang-sowang,
diceritakan orang Selapa kewamaha wong Selaparang
rang dan para ratu, mema- Ian para ratu, harang keban
kai senjata rangkap semua, senjata samiya, lumampah
beijalan menuju kali Belim- nuju kali Belimbing.
bing.

7. Sudah datang ke Pedang 7. Sampun perapta pedang pe-


Pengandangan, musuh sunyi ngadangan, mesah sunyi tan
tidak ada yang tertinggal, ana kang kari, samiya ma
mereka ke barat menyusul, ngulon hanusul, laju maring
langsung ke Loyok Rung- Loyok rungkang, wong
190

kang, orang Rungkang se- Rungkang parasama huma-


muanya mendekat berkta, rek matur, wong Bali mulih
orang Bali pulang semua, samiya, wong Selaparang
Orang Selaparang menginap nginep sewengi.
satu malam.

8. Pagi mereka bubar, mereka 8. Injing samiya bubar, sami


pulang ke desanya masing- mulih aneng desa peribadi,
masing, tidak diceritakan di datan kewameng enun, sa
jalan, bersama datang se- miya rauh sowang-sowang,
orang-seorang, diceritakan kawangsitan Adipati kela-
Adipati dan para ratu, pagi wan para ratu, injing dadiya
menerima kunjungan, lapor- mara seba, angendu rasa
an suka duka di singgansa- neng ponceniti.
na.

56. PUH DANG DANG


1. Sang Adipati berkata manis, 1. Sang Adipati nabda wacana
dengan tujuan, "Kamu para manis, paran karep, sira
saudaraku semua, setelah para sanak sedaya, hapan
musuh kalah sekarang bu mengsah bubar mangke,
bar, mentri pejabat lalu manteri sentana nuli matur,
berkata, "Di dalam hati sajeroning manah kaula gus-
saya tuan, benarkah musuh ti, diastu bubar kang meng
sudah kalah, besok-besok sah, benjang-benjang yekti
mungkin datang, kita nanti rauh, dewek mangkin hangi-
terkena angin bala, mem- nen bala, gawa alingan, den
bawa penangkal, di peris- sanggeraha siang latri, yen
tirahatan siang malam, jika wenten mesah perapta.
ada musuh datang."
2. Adapun jalan ditutup seke- 2. Dene tutup marga sakuli-
hling tidak enggan, musuh ring, mande iwuh, mesah
datang, ke Balimbing dan hang luruga, neng Balimbmg
di tempat lain sekarang, pa- Ian songgen hing mangke,
dang Suwela Lemor itu, padang Suwela Lemor puni-
ada yang menutup, para ku, dene tutup sakehing
191

punggawa pamit semua, margi, marga kidul tinutup-


memberi petunjuk tentara- an, para punggeMa pamit
nya seozang-«eoiang, ban sedamm, mahtn balanya so-
esok, sama-^ama b^ran^t wang'mwang, dim benfang
menutup jalan, demikianlah sami mangkat tutup margi,
yang diceritakan. semangkam kang winurcita.

3 Diceritakan di Karangasem 3. Kewaniaha neng Karang


sekarang, Batara Agung, asem matgkin. Batata
bersama para punggawa, di Agu/ig, kelawan para pung
istana beijejal sekarang, Ba gawa, hingperabayaksajejel
tara Agung berkata perla- mangke, Batara Agung nab-
han, "Lebih baik berhenti da hartan, becik mandega
kamu berperang sekarang, sira perang mangkin, ke-
karena sudah musim hujan, ram sonpun tumurun udan,
mulai bekeija semua," me- nambut kariya sedaya iku,
nyahut para Punggawa,"Be- sour peksi para punggawa,
nar dewa, saya bersedia be singgih dewa, datan lengga-
keija semua," para pungga m kaula parasami, para
wa pamit mohon diri bubar. punggawa pamit bubar.
4 Konon sudah satu tahun la- 4. Kuneng sampun sewarsa
manya, tidak ada,..yang me- laminiki, datamm, kang
ngucap-ucap peperangaii, se- ucap-ucap peperangan, sami
nang banyak padi, orang Se- suka akeh parim, wong
laparang suka semua, ta- Selaparang suka sedarum,
naman banyak semua jadi, tanduran akeh sami dadi,
barat Balimbing demikian kulon Balimbing semangka-
pula, barat Babak kaya se m uga, kulon Babak sugih
mua, tidak kekurangan san- sedarum, datan kirangan
dang pangan, diceritakan sandang pangan, kewuwus-
Batara Agung-Karangasem an Betara Agung Karang
sekarang, maka lagi didata- asem mangkin, ayun malih
ngi. hangeluruga
5. Ada duta diutus ke bumi 5. Wonten duta kinengken
Bali, memindahkan senjata. aneng bumi Bali, ngalihin
192

senapan dan mimis obat, senjata, bedil kelawan mi-


para punggawa diutus seka- mis ubat, para punggawa
rang, memakai senjata dan kedauh mangke, tangkeban
perbekalan, ada yang diberi senjata kelawan sangu, wen-
petunjuk bersama, Banuwa ten bebek ewinarahan sami,
Langko dengan Pena, Tapon Banuwa Langko kelawan
Kentawang dan Pujut, juga Pena, Tapon Kentawang Ian
sudah mengabdi, kepada Pujut, pan sami sampun
Karangasem, kepada Prabu ngaula. ring Karangasem,
Nyakrawati, hanya dados Prabu Nyakrawati,
Selaparang belum menye- amung Selaparang dereng
rah. kepawa

6. Ke utara gunung sekarang 6. Kaler gunung mangke kagu-


diceritakan, Negeri Bayan, pit, Nageri Bayan, Semba
Sembalun BumbingLawanfe lun Bumbung Lawang. puni-
ini kawan Selaparang saja, ka rowang Selaparang bae,
Apitaik Pegading Kelayu, Apitaik Pegading Kelayu,
Mamben Peringgabaya Ba- Mamben Peringgabaya Ba-
limbing, Pengandangan limbing, Pengandangan
Rumbanbiak, hanya ini Rumbanbiak, amung punika
yang menurut, jadi Tam- kaAg setuahu, dadi tamping-
pingan Selaparang, itu bo- an Selaparang, nanging cu-
doh, tidak menyiapkan sen bhik, datan semapta senjata
jata bedil, menghandalkan bedil, ngandel rosa metang-
kekuatan yang dapat lepas. gcdan.

57. PUH DURMA YUDA


1. Diceritakan orang Bali su 1. Kewangsitan wor^ Bali sam
dah siap, bekal dan senja pun semapta, sangu kela
ta ini, Tampingan selatan wan senjata tiki, tampingan
timur, senjata sudah siaga, kidul wetan, senjata wus
sudah diberitahukan semua, sayaga, sampun winarahan
berangkatlah besok pagi, sami, humangkata dina ben-
menyerang Selaparang Ne- jang, hang lurug Salaparang
gara. Nagri.
193

2. Para punggawa mengiring 2. Para pun^ffxwa pangirit ha-


mulai beijalan, Gusti Lurah wa lumampah, Gusti Lurah
Sakti menugasi, datang ke Sakti nengkengin, rauh king
timur Babak, bertemu de- wetan babak, katemu Ian
ngan pengiring Tampingan, bawa tampingan, lampah-
berjalan tidak berhenti se- nya datan rarian sami,
mua, sekarang sudah senja, mangke kasurupan suriya,
semua berhenti berjalan. sami reren kang lumaris.
3. Pada malam hari sekarang 3. Dukring dabi mangke datan
tidak diceritakan, pagi ber winurcita, injing lumampah
jalan lagi, sampai senja ter- malih, kasurupan suriya
benam matahari di Rung- king Rungkang, mandaga
kang, celaka yang berjalan, kang lumpah, kagupita lu
diceritakan lurah Rungkang rah Rungkang mangkin, ha-
sekarang, menugasi utusan nengken utusan mangetan,
ke timur, membawa surat gawa serat neng Selaparang
ke Selaparang negara. Nageri.
4. Utusan kedua bersama naik 4. Utusan kalih parasama nitih
kuda, tidak diceritakan di kuda, datan kewarneng mar-
jalan, yang berada di negeri _gi, ana ring nagri Selapa
Selaparang, menghaturkan rang, aturken serat mating
surat kepada Sang Adipati, sang Adipati, mungguweng
adapun surat Lurah Rung serat Lurah Rungkang, atur
kang, menghaturkan berita supeksi mesah perapti.
musuh datang.
5. Sang Adipati mengutus 5. Sang Adipati kinen ceraka
pembantu menabuh bunyi- nabuh tengeran, penalikan
bunyian, Penalikan memba- mangun jurit, manteri pung
ngun jurit, mantri punggawa gawa kang wenten ring Se
yang berada di Selaparang, laparang, seweneh ngarahin
ketika memberi arah be- mangkat, ana maneh kari-
rangkat, ada lagi ketinggalan enan tulis, wenarah Lurah
tulisan, mampir Lurah Tam Tampingan, denya sangge-
pingan, adapxm tempat pe- raha kaliBalimbing
ristirahatannya di kali Ba-
limbing.
194

6. Diceritakan orang Bali yang 6. Kamiwusan wong Bali kang


menyerang,sudah datang ke ngeluruga, wus perapta kali
kali Belimbing, bertemu de- Belimbing, katemu lawan
ngan orang jaga, ramai sorak ongajaga, rame surak bina-
senang, orang Bali tidak dilan, wong Bali tan bisa
dapat ke timur, karena ja- mangetan, apan marga tinu-
lan ditutup semua. tup sami

7. Peperangan sampai senja, 7. Payudane kasurupan suriya,


orang Bali ke timur semua, wong Bali mangulon sami,
di medan perang bertempat king padang jurit mesang-
tinggal, diceritakan orang gerahan, kocapa wong Sela
Selaparang, malam menutup parang, sedalu-dalu tutup
jalan, di tepinya kali dan margi, tepining kali lawan
kebun, seluruh jalan untuk kubonan, sakehing marga
penginapan. den sanggerahi.
8. Pagi bunyi tanda menen- 8. Injing muni tengeran penan-
tang, orang Selaparang di tang yuda, wong Selaparang
timur kali, bersama di bela- ring wetan kali, samiya
kang beijalan, diceritakan hajagening marga, kewang-
yang menyerang, barat kali sitan kang ngeluruga, ku-
bersama-sama menembak, lon kali samiya babedil,
tidak ada jalan ke timur, tanana merga mangetan,
orang Bali bersama menye- wong Bali parasama ngum-
wa temak. bali.

9. Mengalihkan tujuan bersa 9. Ngalih marga sami mangi-


ma ke arah selatan, selen- dul sedaya. lendang panas
dang panas menjadi tujuan, den jujugi, sedina-dina lu-
sehari-hari beijalan, sampai mampah, dadiya sumurup
matahari terbenam, orang sang yang arka, wong Bali
Bali beristirahat bersama, mesanggerah sami, hingdalu
pada malam hari tak diceri datan winurcita, kewama-
takan sekarang sudah pagL ha mangke wus injing
10. Gusti Ngurah bersama Ariya 10. Gusti Ngurah sareng Ariya
Sudarsana, berkeinginan Sudarsana, hanenggek dados
menjadi pengiring, ke utara pangirid, mengaler nuju Tir-
195

menuju ke Tirpas, disitu pas, hingkoko marga hange-


jalan penyerangan, dicerita- luruga, kewangsitan pedu
kan pedusunan Apitaik, pe- sunan Apitaik, padusunan
dusunan Memben binasa se- Memben larut samiya, ma-
mua, ketempat musuh ba- pan mungsuh akeh perapti
nyak datang.

58. PUH SERINATA

1. Palingsir Mamben sekaiang 1. Palingsir Mamben mangke


diceritakan, bersama dengan koccpa, sareng kelawan Pa
Palingsir. Apitaik, semua di- lingsir Apitaik, parasama be-
utus berangkat, ke Selapa- rutus mangkat, aneng Sela
rang memberi bakti, ulah parang atru supeksi, sola-
musuh yang datang, ke king mengsah kang perapti,
Tirpas peristirahatan, me- ring Tirpas pesanggerahani-
ngutus dua menaiki kuda, pun, utusan kalih nitih ku
tidak dddsahkan di jalan, da, datan winama neng
sang duta itu sudah sam- margi, sang dinuta sampun
pai ke Negeri Selaparang. prapta Negeri Selaparang
2. Memberi berita kepada lu- 2. Atur uninga maring lurah
rah desa, ulah musuh yang desa, solahnya mungsuh
datang, berada di Tirpas pe- kang perapti, anaring Tir
sanggrahan, lurah desa me- pas mesanggerahan, lurah
nyahut segera, sebaiknya desa naura hagelis, becik
memanggil kedua, diitempat ngumbali sira kekalUi, ma-
saya sudah tahu, tentara pan hingsun wus weruh, ba-
yang jaga pulang semua, la kang jaga mulih samiya,
tidak ada musuh di jalan tanana mungsuh marga Bar
Balimbing,Sang Adipati ber limbing,Sang Adipati sareng
sama mentri sudah menge- manteri sampun wikan sa
tahui semua. miya.

3. Pada malam hari tidak dice 3. Hing dalu datan winurcita,


ritakan, dilukiskan saat itu kagupita mangke wus injing
sudah pagi, tentara Selapa- wadiya Selaparang nuli
196

rang segera berangkat, ke mangkat, mangidul aneng


selatan ke arah Apitaik, ti- Apitaik, datan kewarneng
dak diceritakan di jaian, di margi winurcita wus rauh,
kisahkan sudah sampai, ra- raand surak king Tirpas,
mai bersorak di Tirpas, wong Bali samiya babedil,
orang Bali bersama menem- dadiya campuh payudane
bak, menjadi perbenturan perang gerubuhan.
perang berkecamuk.
4. Sangat ramai pertempuran 4. Lintang rame payudanira,
itu, Orang Sel'aparang me- wong Selaparang ngamuk
ngamuk seniua, banyak ma- sami, akeh mati lawan kebe-
ti dan luka-luka, orang ranan. wong Bali akeh sen
Bali banyak senjata bedii, jata bedil, sadiya sump
sampai terbenam matahari, sang yang rawit, kang yuda
yang perang bersama mun- samiya mundur, king dalu
dur, pada malam hari tidak datan winurcita, wus injing
diceritakan, sudah pagi pra- malih hajurit, sedinordina
jurit, seharirhari mereka ti para nira datanana kasoran.
dak ada yang kalah.
5. Pertempuran berlangsung 5. Payudane catur dina kewa-
empat hari, orang Bali ber la, wong Bali samiya ma-
sama bergeser ke barat ke gingsir, mangulon aneng
Rungkang, dua hari lama- Rungkang, kalOi dina lami
nya, orang Bali pulang se- niki, wong Bali mulih sami,
mua, di Karangasem semua- aneng Karangasem sedaya-
nya, tidak diceritakan di nipun, datan kewarneng
jalan, sudah datang di Ka marga, sampun perapta Ka
rangasem negeri, para pung- rangasem nageri, para pung-
gawa mendekat ke SHraja. gawa humareking Serinalen-
dra.
6. Bersama mengatakan belum 6. Samiya matur dereng kaso
kalah, hamba pulang keha- ran, kaula mulih katelasan
bisan mimis, Ratu Agung mimis, Ratu Agung alun
pelahan berkata, "Besok ngandika, benjang enjang
pagi berangkat lagi, senjata alihin malih, bedil ubet ke-
bekal dan mimis, seberapa lawan mimis, pira kadar
197

mengatasi musuh bodoh, mungsuh cubluk, parakosa


perkasa tidak punya senja- tan duwe senfata, nulipamit
ta," sambil ijin pxmggawa punggawa parasami, sam-
semua, sudah diijitikan lalu pun keindenan nuli mantuk
pulang sendiri-sendiri. sowang-sowang.

1. Maka sekarang sudah leng- 7. Kuneng mangke jangkeping


kap setahun, diceritakan di sewarsa, kagupita king Sela
Selaparang Negeri,Sang Adi- parang Nageri, Sang Adipati
pati sekarang membagi rom- mangke nyowarga, Demung
b9ngan, Demung Peringgabaya sampun nga-
Peiinggabaya sudah mening- masi, para anom-anom kang
gal, para orang muda yang kari. Raja Kontala kang ke-
tinggal, Raja Kontala ber- wuwus, ngadeg raja king
sedih, berdiri raja di Sela Selaparang, Ranggabaya da
parang, Ranggabaya men- dos pepatih. putrane Sang
jadi pepatih, anaknya Sang Adipati punika,
Adipati itu.

8. Raja Kontala sekarang du- 8. Raja Kontala mangke sine-


duk di singgasana. waka, Ranggabaya kelawan
Ranggabaya bersama pem- sentana manteri, mencangah
besar kerajaan mentri, neng narpa Nalendra, sang
menghadap kepada Sriraja, Prabu nabdaris, tahta yayi
Sang Prabu berkata per- parasami, alihin senjata den
lahan, "Hai adinda semua- asruh, den semapta bedil ke
nya, alihkan senjata dengan lawan ubet, aja sira keki-
cepat," maka bersiaplah rangan mimis, datan wang-
senjata dengan cekatan, da masahira malih hange-
jangan kamu kekurangan pang.
mimis, lalu kamu memper-
hituhgkan lagi mengepung.
9. Maka semua melaporkan ke 9. Parasamiya matur sehandi-
pada raja, desa-desa Tam- ka, desa-desa tampingan wi-
pingan wibari petunjuk, un- narahin, den semapta senja
tuk bersiap senjata pria, ta lanang, desa kang kaler.
198

desa yang di utara gunung gunung kewarni, Semalun


diceritakan, sembalun, Obek Obel-obel, Balanting. Nageri
obel, Belanting, Nageri Ba- Bayan Gondang sampun,
yan Gondang sudah, dikirim kiniriman sewak patra, de
surat, adapiin persiapan su ne semapta senjata sami,
dah, setiap bulan dengan saben ulan dene seba aneng
menghadap kepada Selapa- Selaparang.
rang.

10. Selesai berbicara lalu bubar, 10. Puput gunem dadiya bubar.
Sang Prabu masuk ke puri, Sang Prabu malebueng puri,
pada malam hari tidak dice king dalu datan winurcita,
ritakan, sudah pagi seka- duk injing mangke kewami,
rang diceritakan, demung- demung-demung kelawan
demung bersama mentri, manteri, uwarin wadtyanya
memberitahu tentaranya se- sedarum, ana kinen hanelik
mua, ada yang ditugasi mengsah, lunga garmi dados
memata-matai musuh, pergi pelipik, mangulon aneng
garmi menjadi pelipik, ke Rungkang kelawan Babak.
barat menuju Rungkang dan
Babak.

11. Berganti sekarang yang di- 11. Ginenti mangke winurcita,


diceritakan, di Karangasem ring Karangasem reke ke
Anak Agung duduk di sing- wami, Anak Agung senewa-
gasana, penuh harapan di ka, ebek sumpenuh ring
pendapa, Agung M^ntaram ponceniti, Agung Mentaram
menjadi pepatih, Balairung dados pepatih, mencangah
kraton di kerajaan Batara king narpa Betaragung,
Agung, Agung Mantaram Agung Mentaram mangke
sekarang berkata, benar matura, singgffi pukulun
hamba besok-besok hamba benjang-benjang kauk hima-
berjalan, menyerang ke ris, hangeluruga Nageri Sela
parang.
Negeri Selaparang.

12. Betara Agung lalu berkata, 12. Betara Agung null nabda,
"Jika demikian perintahkan yen mangkono dauhin pan-
pembantu semua,tahan ber- jake sami, kelod kangin se-
199

laga kena selam semua, ma- lam sedaya, den semapta


ka bersiaplah semua men- sami ngiring, aja yayi keki-
dampingi, jangan yayi keku- rangan parajurit, Agung
rangan prajurit." Agung Ma- Mantaram malih matur, ing-
taram melapor lagi, "Ya gih sampun titiang haperin-
sudah saya mengharap pe- tah, desa Kelod dangin ju-
rintah, desa Kelod heran ring, dene semapta ngantos
pangsa, karena sudah siap titiang ring desa Rungkang
sampai orang-orang di desa
Rungkang."

13. Diceritakan para punggawa 3. Kewamaha para punggawa


pamit semua, menjadi ter- pamit sedaya. dadtya suniu-
benam matahari, di malam rup sang yang rawit, king
hari tidak diceritakan, pagi dalu datan winurcita, injing
berbunyi tanda semua, ge- muni tengeran sami, geger
ger gemimih tentara ber- gumuruh wadiya perapti,
datangan, di Karangasem king Karangasem ebek sum-
penuh impian, setelah ber- penu, semapta dadiya lu-
siap maka beijalan, menuju mampah, hanuju Rungkang
Rungkang mereka semua, parasami, wadiya tampingan
tentara Tampingan sudah sampun ngantos ring Rung
menunggu di Rungkang. kang

14. Tidak diceritakan di jalan, 14. Datan kocapa king marga,


sudah sampai di Rungkang sampun ebek neng Rung
semua, berganti yang dice kang sami, genti mangke
ritakan, orang Selaparang kocapa, wong Selaparang
yang menjadi mata-mata, kang dados telik, sami we-
mereka melihat musuh da- ruh mungsuh perapti, lajeng
tang, lalu pulang semuanya, mulih sedayanipun, wus ko-
sudah diceritakan di Sela cap ring Selaparang, atur
parang, diberitahukan ke- uninga ring gustinniki, po-
pada gusti ini, ulah musuh su lah mengsah wus perapta
dah datang ada di desa Rung ana ring desa Rungkang
kang.
200

59. PUH DURMA

1. Diceritakan di Selaparang 1. Kewangsitan ring Selapa


berbunyi tanda, para patih rang muni tengeran, Pepe-
bersama para mentri, sege- tih kekalawan para manteri,
ra menugasi utusan, ke de- siggrah nengken utusan,
sa selatan dan timur, desa- aneng desa kidul Ian wetan,
desa selebihnya semua, su- desa-desa kalir parasami,
dah diajari semua, untuk sampun winarahan sedaya,
bersiap berperang prajurit. den semapta tangkeban ha-
jurit.

2. Diceritakan sudah bersiap 2. Kewarnaha wus semapta


sambil berjalan, ke barat le- nuli lumampah, mangulon
wat Balimbing, diceritakan liwat Balimbing, kagupita
yang sedang datang, sudah kang luruga, wus lumcan-
beijalan ke timur, ke Preng- pah mangetan, king Preng-
gasela bertemu terkejut, so- gasela katemu asrih, surak
rak tentara banyak, sudah wadiya katah, wus campuh
berperang para prajurit. denira jurit.

3. Sehari-hari peperangan ti- 3. Sedinordina payudana tana-


dak ada yang kalah, banyak na kasoran, akeh bala nga-
tentara yang mati, perang- masi pati, perangnya geru-
nya terbesa bergulat, mere- buhan, sami ngamuk mung-
ka mengamuk musuh ka- suh rowang, dadiya sumu-
wan, sampai tampak ma- rup sang yang rawit, mun-
tahari terbenam, mimdur se- dur mangke kalihnya, wong
karang keduanya, orang Bali Bali masanggrahan sami.
beristirahat semua.

4. Orang Selaparang mondok 4. Wong Selaparang mondok


di Lendang Pengadangan, ring Lendang pengadangan,
di malam hari tidak diceri king dalu datan winarni,
takan, pagi itu diceritakan, injing mangke kocapa,
tidak memperdulikan lagi ngungkur kang beredangga,
petugas istana, bersama- sami tangkeban Sasak Bali,
201

sama berperang Sasak Bali, wus ayun-ayunan, samisami


sudah bermain senjata, ber- surak winoran babedil.
sorak dan menembak.
5. Setelah mereka bersama me- 5. Wusnya pendek sami amuk-
ngamuk, bercampur tentara amukan, winoran bala kela-
dan pangjimanya, yang ma- wan gusti, kang mati gi-
ti diusung, perang garubuh nongsongan, perang garu
dilakukan semua, kawan buh tindak samtya, re-
musuh banyak mati, berpe wang musuh akeh ngamasi,
rang sehari-harian, terhalang yudana sedina-dina, kesar
oleh malam hari. puhan dining htri.
6. K9non sekarang berganti 6. Kuneng mangke genti kang
yang diceritakan, di Selapa- winurcita, hing Selaparang
rang ada yang datang, Datu wonten perapti, Datu Bayan
Bayan membawa tentara, gawe bala, tigang atus para
tiga ratus tentara pria, ha- jurit lanang, amung selawe
nya dua puluh lima yang kang pawestri, humedak
wanita, turun ke kerajaan ring raja Kontala, king ma-
Kontala, di balairung dia ngustur denira kepanggih.
bertemu.
7. Datu Bayan berkata kepa- 7. Datu Bayan matur maring
da raja, "Pada keesokan nalendra, hing benjing kula
harinya, saya prajurit, ber- hajurit, hanapak tandanging
tugas menghadapi musuh," mengsah, sang Prabu haris
Sang Prabu halus bersab- nabda, becik benjang sama
da," Baik besok bersama lumaris, nuli kasurupan sur-
beijalan, sampai terbenam ya, hing dalu hasukan sami
matahari, di malam hari ber-
senang-senang semua."
8. Diceritakan pagi hari ber- 8. Kewangsitan injing muni te-
bunyi suara, pemandangan ngeran, penalikan penen
penentang jurit, tentara Ba tang jurit, wadiya Bayan
yan sudah siaga, sambil wus sayaga, nuli medal Seri-
keluar Sriraja, naik kuda nalendra, nitih kuda sareng
bersama dua, Datu Bayan kalih, Datu Bayan laju
langsung berangkat, sudah mangkata, sampun Itwat
lewat kali Balimbing. kali Balimbing
202

9. Diceritakan prajurit wanita 9. Kewangsitan parajurit war


yang berjalan, di malam hari don tan bimampah, king
mereka menuju, dari Tem- dennya marani, saking Te-
bango perwira, semua pan- bango parawira, sami waget
dai berperang menyihir (te- perang kemat, istidratnya
nung), daya sihimya kuat, luwUt bangkit, semangkono
demikian diceritakan, praju Winurcita,^ parajurit lanang
rit pria bergelut sekarang. ayun-ayunan teki.
10. Ramai sorak dari keJauhan 10. Rame surak saking adoh
tembak-menembak, orang bedU bedilan, wong bayan
Bayan Selaparang tertindih, Selaparang katindffi, pan ke-
tidak sedikit senjatanya,ber- dik bedUnya, sami mundur
sama mundur ke timur, mangetan, wong Bali nusul
orang Bali menyusul semua, para sami, king lendang
di lendang yoga mereka, yoga denya, dadiya sump
sampai terbenam matahari. sang yang rawit.
11. Bersama mundur keduanya 11. Sami mundur kaWinya me-
ke peristirahatan, para ten- sanggerahan, parajurit bali
tara pulang ke Selaparang ring semporonan sami,
semua, Orang Sasak ke wong Sasak ring Rebanbela,
Rebanbela, ada yang mon- ana mondok ring Ramban
dok di Rambanbiyak, dice biyak, kewamaha para jurit
ritakan para tentara wanita, pawestri, wus perapti ring
sudah datang ke Reban Rebanbela, katemu kelawan
bela, bertemu dengan Datu Datu Bayan teki.
Bayan ini.
12. Datu Bayan perlahan ber- 12. Datu Bayan aris denira
sabda, langsung ke Sempo- nabda, hju aneng Sempo
ronan kamu, semua, itu ronan sira sami, pan puni-
tempat tinggal musuh, para kan enggon neng mengsah,
prajurit wanita lalu berang- parajurit wadon nuli mang-
kat, ke Semporongan bersa- kat, aneng semporonan pa-
ma-sama, tengah malam rasami, tengah dalu perap-
sampai mereka, di Sempo tanira, king semporonan
rongan tempat orang Bali. enggone wong Bali.
203

13. Bersama tertidur prajurit di 13. Samiya nidra parajurit neng


pesanggrahan, hanya pesanggerdhm amung
Sudarsana yang teijaga, Sudarsana kang tangi, pam-
prajurit wanita menyihir, jurit. wadon mulang kemat,
sambil datang menjangan nuli perapta manjangan da-
tidak terkita banyaknya, tan pawUangan akeh neki,
berlari menggerayang melayu gareyangan sedaya,
semua. hawa panas gemuruh gerah gemuruh ring pon
di pondok Bali. dok Bali
14. Menjangan datang dariba- 14. Manjangan perapta saking
rat dan dari timur, dari kuhn Ian saking wetan, sa
selatan utara juga, orang ti- king kidul kaler teki, wong
dur di serang, banyak mati nedra den pampanga, akeh
dan luka-luka, sang Ariya mati Ian kaberanan, sang
Banjar ngamuk segera, ber Ariya ngamuk agelis sareng
sama Gusti Ngurah Kaba, Gusti Ngurah Kaba, se-
demikianlah prajurit semua- mangkono parcgurit sami.
nya.

15. Yang menembak juga me- 15. Anggen bedil ana ngamuk
ngamuk yang menembak, anggen tumbak, manjangan
menjangan cekatan semua- tan ginas parasami, sakeh
nya, banyak senjata tidak senjata tan tumama, sedalu-
masuk, semalam-malaman dalu tinumbakan, akeh bala
bertumbak-tumbakan, ba ngamasi pati, kena dining
nyak tentara menemui ajal- tumbak rewangira. luwih
nya, kena oleh tumbak iwuh parajurit Bali
kawaimya, lebih kesulitan
lagi prajurit Bali.

16. Ada yang berlari tidak tentu 16. Ana melayu tan kanten den
tujuannya, ada yang menu- tujunira, kewanten nujeng
ju ke pertapa, ada yang arsi, ana runtuh hing beng-
jatuh ke sungai, ada yang wan, ana kasemsem neng
ten^elam di kawah, ti kawah, datan imup lampah
dak ingat jalan itu, berpi- niki, pisah kelawan rewangi
sah dengan kawannya, se- ra, sedalu-dalu den amuk.
nialam-malam mengamuk.
204

17. Sangat banyak menjangan 17. Liritang akeh manjangan ga-


yang roboh, berisama induk rubuhnya, kelawan biying
banteng itu, pagi esok dice- banteng teki, injing mangke
ritakan, menjangan induk kocapa, manjangan wiyung
banteng mati, sangat ba banteng sima, lintang ga-,
nyak prajurit semua, pepe- wok para jurit sami, payu-
rangan musuh hewan yang, dane mungsuh hewan, datan
tidak pemah terlihat sudah ana katinggal wus injing.
pagi.

60. PUH SERINATA

1. Diceritakan orang yang ma 1. Kewangsitan wong kang pe


ti, di pesanggrahan tepu jah, neng pesanggerahan te
ini tiga ratus sembilan ba- pu niki, tigang atus sanga
nyaknya, orang Bali dua akehnya, wong Bali kalih
ratus sepuluh ini, orang atus sedasa teki, wong Sa
Sasak seratus kurang satu, sak satus kirang siji, balane
tentara Sudarsana itu, lima Sudarsana punika, limang
ratus yang luka-luka, men- atus kang kaberanan, nan-
derita luka parah kawan- dang tatu dera rewang niki,
nya ini, sesungguhnya he sayektine kewan katon ke-
wan terlihat dikatakan. wala.
2. Bertempur bersama musuh 2. Yuda mungsuh rewang pari-
kawannya, terlihat hewan yongga, katingalan hewan
bertujuan buruk jurit, ses- dukula jurit, sewusnya pe
sudahnya mati terlihat ma- jah katon manungsa, punika
nusia, itu kawannya sendiri, rewangira peribadi, sineng-
disangka hewan tidak cekat- gih hewan datan ginas teki,
an itu, oleh senjata itu, dining senjata puniku, pan
juga tidak ada hewan pejah, tan ana hewan pejah, amung
hanya kawannya yang mati, rewangira kang mati, se-
demikianlah ulahnya perang mangkono solahnya perang
di Semporongan. ring Semporonan.
3. Maka bubarlah sang 3. Dadiya bubar sang sang
Sudarsana, bersama pung- Sudarsana, sareng pun^awa
205

gawa pulang semua, meng- baU paemani, ng^rid baia


giiing kawan yang luka hmg kabenatm, kewangsit-
paiah, diceiitakan tentara an baki Selapamngrmmgkin,
Selaparang sekarang, di king Rambanbiyak surak
Rambanbiyak bersoxak sami, kelawan Rebanbela
semua, bersama Rebanbela puniku, sewadiyane Datu
itu, bersama tentaranya Bayan, punang tengeran
Datu Bayan, memakai tanda atri, kewangsitan perajurit
menabuh bersorak, dicerita- wadonpunika.
kan prajurit wanita itu.
4. Bersama-sama melapor ke- 4. Parasama matur maring
pada Datu Bayan, ulahnya Datu Bayan, polahnya
musuh bubar semua, men- mengsah bubar sami, nan-
jadi teraniaya sisanya mati, dang kanin sisening pejah,
semalam-malaman saya me- sedalu-dalu kulo nonton
lihat orang prajurit, musuh wong j'urit, mesah rewangira
kawannya sendiri, Sesudah peribadi, sewusnya injing
pagi bersama mundur, ka- samiya mundur, kaula sami
mi semua mandi, ada yang adus pada, ana ring tim-
menimba ada yang di kali, ba ana ring kali, daweg
selagi Dewa meninjau di Dewa tinjonen ring Sempo-
Semporonaa ronan.

5. Datu Bayan Uwarin tentara 5. Datu Bayan Uwarin bala se-


semuanya, menuju ke Sem- daya, nuju aneng Sempo-
poronan semuanya, melihat ronan parasami, hanilik
musuh yang sudah mati, mungsuh kang wus pejah,
sisanya yang mati bubar sisariing pejah bubar enti,
habis, maka berjalan semua dadiya lumampah sedaya ni-
nya tidak diceiitakan di pun, datan kocapa neng
jalan, sudah datang Sempo- marga, sampun perapta
ronan bersama, semua ber- Semporonan sami, samjya
sedih terheran seluruhnya. ngungun kegawokan sedaya.
6. Datu Bayan lain berkata, 6. Datu Bayan nuli ngandika,
kepada sang raja patih, maring sang raja patih,
Ranggabaya lalu berpikir, Ranggabaya paran cipta, la-
"Langsung menyusul musuh ju nungsula mungsuh teki.
206

itu, atau pulang menghatur- utawi mulih atur sepeksi,


kan laporan, kepada paduka maring dika Sang Prabu,
SangPrabu," Ranggabaya Ranggabaya sumaura, inggih
menjawab, "Ya benar ber- leres sareng nungsuli, dadi-
sama menyusul," maka ber- ya lumampah mangulon se-
jaianlah ke barat bersama bakmya.
tentaranya.
7. Sudah sampai janh peijalan- 1. Wus keadohan lakone meng-
an musuh, tersusul keda- sah kasungsul perapta Rung
tangan musuh itu, tetapi kang teki, nanging datan
tidak ada yang berbeda, ana kapendek, wadiya rung
tentara Rungkang melapor, kang matur parasami, mung-
bersama, musuh benar su suh samiya leres lumaris,
dah slap, hampir melewati meh liwat kali Gadingpuni-
kali Gading itu, Ranggabaya . ku, Rangga baya harerenan,
berhenti, bersama bela ten sebalanya Ian Datu Bayan
tara dan Datu Bayan semua- parasami, kawuwusan mang-
nya, diceritakan sekarang ke sump sang yang arka.
senja matahari terbenam.

8. Pada malam hari tidak di 9. Ring dalu datan winurcita,


ceritakan, pagi itu yang di injing mangke kang winar-
ceritakan, Ranggabaya ber ni, Ranggabaya sareng Ian
sama dengan Datu Bayan, Datu Bayan, parasami ma-
bersama ke timur menja ngetan mangsuli, datan wi-
wab, tidak diceritakan di nameng margi, king Selopa-
jalan, di Selaparang sudah rang \ms rauh, humedek
sampai, mendekat ke har narpaning Nalendra arum
dapan sang raja harum ber- wijil kang sabda.
sabda.

9. "Hai Adinda berkatalah, ke- 9. Lakta Yayi aga tutura, so-


adaan di medan peraag mu lahrtya kang yuda mungsuh
suh Bali," Rangg£d>aya per- Balil, Ranggabaya arts matu-
lahan bertanya, "Sungguh ra, singgih Dewa Serinarc^a-
Dewa Siinamapati, mesah ti mesah puniku bubar pa
itu bubar semuanya." rasami, akeh mati dukring
207

akan mati pada malam ha- dalu, Tpermg lawan rowan^


ri, perang dengan kawan- nya perfyon^a, keneng is-
nya sendiri, kena perbuat- tridat haJa pcwestri, ttntang
an licik tentara wanita, sa- ngtmgun Serinalendra rogok
ngat sedih Sriraja mengeta- warta.
hui berita.

10. Menjadi ramai bersenang- 10. Dadiya rame haukan-sukan,


senang, para raja dan ten para ratu Ian wadiya sand.
tara semua, Raja Patih Raja Patih Ranggabaya
Ranggabaya sekarang me- ntangkin, nembah. Singgih
nyembah, sungguh Tuan Pa- pukulun patik haji, benjang-
tik Haji, besok pagi ham- enjang tan wangda perapti,
ba datang, musuh itu lagj mungsuh puniku malih
menyerang,sungguh banyak hanelurug, diastu akeh kang
yang mati, pergi ke utara pejah, marganeng kaler
jika takut, menuju ke sela- menawi hajerih, anaring
tan tidak terlihat peijalan- iddul tan wangda laku
an Tirpas. Tirpas.

11. Setelah bertanya di situ 11. Hingdangu punuku marga-


jalaimya, dan musuh kuat nya, pan mungsuh widagda
mereda, kaya akan senjata ririh, sugih senjata kelawan
dan tentara, ketika ingat bala, daweg iling patik haji,
patik Haji, sudah tewas sampunang katiwasan ben-
pagi hari. Raja Kontala jing. Raja Kontala nabda-
berkata halus, itu adik per- rum, iku yayi tembukena,
baikilah, sekarang pejabat sareng sentana Demung
kerajaan Demung dan man- kelawan manteri, barakaka
tri, berarak tidak ada yang datan lenggana hing rere-
dibidarakan lagi. bugan.

12. Mentri pejabat kerjaan ber- 12. Manteri punggawa samiya


sama menyembah, pada nembah, hing binjing kalula
esok hari hamba bertugas lakuning telik, mangulon li-
sebagai Babak, tentara wat hing babak, sadiya
Mamben laku garmi. Raja Mamben laku garmi. Raja
208

Patih berkata lagi, sungguh Patih nembung malUi, yakni


benar pelipit itu, dan lagi bener palipit puniku, Ian
duta membawa surat, ke maWi dating sewala, aneng
Parowa Langko Juring, itu Parowa Langko Juring, iku
tebal menjadi mata-mata ne- kandel dados tetaning
gara musuh. mengsah.

1. Konon berganti yang dice- 1. Kuneng gantiya kewarni,


ritakan, Gusti semua ber- Gusti kabeh sareng Sudar
sama Sudarsana, datang ke sana, perapta king Karang
Karangasem sekarang, asem mangko, atur su-
menghaturkan bakti kepada peksi ring Nalendra, Beta
Sriraja, Batara Agung ham- ra Agung kula atur uninga,
ba menghaturkan berita, ke- kasoryuda kawula pukulun,
kalahan perang hamba Tuan king dalu kamukan dining
pada malam hari diamuk manjangan.
oleh manjangan.

2. Prabu Karangasem berkata 2. Prabu Karangasem nabdaris,


lembut, kemana tempat ring endi genah mapondok-
tinggal, Gusti Kaba berkata an, Gusti Kaba matur dlon,
perlahan, ada di sebelah anaring kaier Pengadangan,
utara Pengadangan, di Ke- ring Kemalik Semporongan,
malik Semporongan, Betara Betara Agung nabdarum
Agung bersabda halus sung yakni pisan sira keneng
guh sekali kamu terkena sum- tulah.
pah.

3. Batara Agung bersabda lagi, 3. Betara Agung nabda malih,


"Besok lakukan seperti benjang ulahang seraya,
itu," berada di Buleleng anaring Buleleng parajurit
para tentara kerajaan mele- kaot, darbe bala sajeroning
bihi yang lain, mempunyai alas, iblis kelawan kewan,
tentara di dalam hutan, imbuhin bedil mimis puni
ibHs dan hewan, menam- ku, anaring Buleleng Singa
bah senjata mimis itu, bera raja
da di Buleleng Singaraja.
209

4. Sudah siap perundingan ini, 4. Sampun semapta rembugah


Sudarsana berpamit me- niki, Sudarsana pamit nem-
nyembah, pulang ke Tapon bah, mulih neng Tapon
sekarang, para punggawa mangko, para punggawa
pulang sendiri-sendiri, ber- mulih sowang-sowang, gi-
ganti yang diceritakan, Ne- nenti kang winurcita, Nega-
gara Selaparang sekarang ri Selaparang mangke kewu-
berbicara, para tentara ber- wus, parajurit parasama bu
sama bubar. bar.

5. Para prajurit wanita bersa- 5. Prajurit wanodiya sami


sama pulang, bersama de- mulih, sareng kektwan Datu
ngan Datu Bayan,sunyi Ne- Bayan, sunyi Negeri Sela
geri Selaparang sekarang, se- parang mangke, sakenhing
banyak itu tentara mengha- bala nambut karya, nan-
dapi tugas, menanajn padi dur pari Ian bawang, pan
dan bawang, dan sudah tu- wus tumurun udan taun,
run hujan hatun, di barat ring kulon Babak semang-
Babak demikianlah masa kana yuga.
tanam.

6. Diceritakan utusan yang 6. Kagupita utusan kang aneng


berada di Bali, mengambil Bali, amet seraya bakta se-
sambil • membawa surat, ti- rat, datan winameng marga-
dak diceritakan di jalan, ne, wus perapta neng Singa-
sudah sampai ke Karang- raja, laju neng Karangasem
asem dan Tabanan, di Ma- Ian Tabanan, king Manguwi
nguwi dan Kalungkung, se- Ian Kalungkung, serat katur
rat diserahkan lalu tampak nedeng seraya
keluar kemudian.

1. Berbalasan surat secepat- 7. Winalesan sewah hagelis,


nya, sampai tinggal tiga bu- ngantos kari tigang wuhn,
lan, demikian juga yang semangkono kang winiraos,
merasakan, utusan lagi ke utusan malih king bumi Sa
bumi Sasak, tidak terkira, sak. datan kocapo neng
yang berada di jalan, di marga, king Ampenan san{
210

Ampenan sudah datang pun aruh, lafu neng Ka-


langsung ke Karang asetn rangasem Negara.
negara.

8. Mendekat ke Batara Agung 8. Humqrek ing Batara Agung


sekarang, menghaturkan ba- mangkin, aturken winalesan
lasan surat, Ratu Agung ber- serat, Ratu Agung anab-
sabda halus, sebaiknya pu- dalon, nah becik mulih
lang semua, para Punggawa sedaya, para Punggawa
pulang semua, tidak diceri- mantuk samiya, datan
takan keadaan perang bala kocapa pdyudanipun wadu-
tentara bersama menimai- wabala sami nambut kariya
kan bakti.
9. Konon sudah lima bulan, 9. Kegupita sampun limang sa-
prajurit Bali datang di Am sih. para jurit. batt rauh
penan, dua ribu kawannya, king Ampenan, kalih ewon
membawa senjata semua- sakancane, hanggawa bedil
nya lalu ke timur ke Mata- samadaya, lafu mangetan
ram, I Gusti Kaba mende neng Mataram, IGusti Kaba
kat langsung, ke Karang- merek taju, ring Karangasem
asem memberi kabar. aturuninga.
10. Anak Agung berkata halus, 10. Anak Agung nabdaris, becik
baik diumumkan kepada uwarin wadiya bala, den se -
bala tentara, sudah siap se- mapta senjata' Ian sangune,
dia senjata dan perbekalan, desa-desa tampingan sedaya,
desa-desa Tampingan se den semapta den tumuta,
mua, juga siap mengikuti, benjang-benjang lafu hanga-
esok hari langsung menye- lurug, gempur Nageri Sela
rang, menggempur negeri parang.
Selaparang.

62. PUH PANGKUR

1. Eticeritakan berbunyi tanda, 1. Kewangsitan muni tengeran,


di Karangasem memenuhi king Karangasem kangebe-
baris, maka beijalan semua- king baris, dadiya lumam-
nya, tidak dilukiskan di ja- pah sedayanipun, datan ko
lan, sudah sampai ke negeri capa neng marga, sampun
211

Selaparang semuanya itu, rauh ring ampian Selaparang


beristirahat di Lemor itu, sedaya iku, musanggerahan
pagi bersama berjalan lagi. neng Lemor punika, injing
samiyalumampahmalih .

2. Diceritakan di negara Sela 2. Kewamaha ring nagri Sela


parang, geger gemuruh bala parang, geger gumuruh wa-
tentara semua, ada yang dya bala sami, ana matur
berkata kepada sang hulun, ring sanghulun, sepolahe
tingkah laku musuh yang mungsuh kang perapta, Sri-
datang, Sriraja, menyuruh nalendra, hanengken ceraka
utusan keras, menabuh ma- asruh, hanabuh daludag ke-
lam hari dengan tanda, ma- lawan tengeran, dadiya
ka pertempuran tentara pe- tangkeban bala perapta.
rang datang.

3. Raja Patih Ranggabaya dan 3. Raja Patih Ranggabaya Ian


pejabatnya, sudah bersiap sentananya, sampun andir
berseri-seri di hati Sriraja, mencangah ring narpa nar-
permisi keluar mengantar pati, nuhun medal hangirid
tentaranya, menyongsong balanipun, hamapag tanda-
pertanda musuh,sang prabu ning mengsah, sang prabu
bersabda dengan harum,hai hanabada wacana harum,
adikku bersama berjalan, lahta yayi sareng lumam-
beraraklah melewati me- pah, baraka hamtyos mapag
nyambut prajurit. jurit.

4. Diceritakan Bali yang me- 4. Kewangsitan Bali kang hiru-


nyerang, sudah datang di ga, sampun perapta ring pa
padang ketangga semua, dang ketangga sami, suwa-
suaranya bersorak dengan raning surak kelawan bedil
senjata hanya, bertemu de amung, ketemu lawan wadi-
ngan tentara Selaparang, ya Selaparang, dadiya rame
menjadi ramai peperangan payudane perang garubuh,
berhimpit-himpitan, banyak akeh mati kelawan keba-
yang mati dan luka, orang ranan, wong Selaparang ha-
Selaparang mengamuk se ngamuk sami.
mua.
212

5. Orang Bali mundur semua, 5. Wong Bali mundur sedaya,


beristirahat di Lemor se mesenggerahan ring Lemor
mua, diceritakan sekarang parasami, kewamaha mang-
sang prabu, di negara Sela- ke sang prabu, king nageri
parang, bercakap-cakap de- Sekparang, haguneman ke -
ngan pembesar kerajaan lawan sentana mantrinipun,
mentrinya, pada malam ha- hidalu hambawa rasa, rem-
ri bertukar pikiran bersama. bugana hanungkul parasami.
6. Pada pagi harinya dicerita 6. Injing mangke kewamaha,
kan, dalam negara Selapa- jeroning negeri Selaparang
rang menunggang tunggul ngadegang tunggul putih,
putih, menjadi ciri bersama dados ciri samiya nungkul,
tunduk, empat pintu sebe- catur kori kaler wetan, kh
lah utara timur, selatan dul kulon parasami ngadeg
barat bersama berdiri meng- tunggul, semangkana neng
hormat, demikianlah di ke- kedatian, kelawan mangus-
raton, bersama di balairung tur Ian banjar-banjar sami
dengan rapi semua.

63. PUH DANG DANG


1. Orang Bali sekarang melihat 1. Wong Bali mangke samiya
tunggal petak, berada meng- ningali, tunggul petak, wen-
injak negara, bersama ber- ten ngancik ring negara,
bincang-bincang semuanya, sami rerasan sekabehe, ma-
melapor kepada gustinya, tur maring gusti nipun,
Tunggul Petak sampai ke tunggul pertak ngancik na
negeri, Gusti Kaba dan geri, Gusti Kaba Ian Ariya
Ariya Banjar, mengutus ten- Banjar, hanengken balane
taranya bergerak, hanya se- laju, amung sedasa mele-
puluh masuk negara, akan beng nagara, sadiya tetanya,
bertanya, tujuan kemana paran karana ngadegang
arah Tunggul Putih, orang tunggul putih, wong tina-
bertanya bersama menya- nya samisumaura
hut.
213

2. Benar demikian perintahnya 2. Inggih punika parentahnya.


raja, duduklah bersama,rela Narpati, mapan scmiya, rela
menyerahkan jiwa, menye- hanyerah fiwa, hanyerah ge-
rahkan hidup matinya, duta sang patme, duta sedasa
sepuliih lalu berangkat, di- null wangsul, kewamaha
ceritakan Sriraja, di singga- Srinarpati. king mangustur
sana bersama pejabat istana, kelawan sentana, sampun
sudah siap keluar segera, semapta medal gupuh, ha-
menyambut keluar negara, mapag ring jawai nagara,
memakai kuda putih tinggi penggangge petak tunggul
kecil yang dibawa, teratur alit den gawonin, tata leng-
duduk di daratan. gah neng daratan.
3. Maka datanglah Gusti Kaba 3. Dadiya rauh Gusti Kaba Ian
dan para prajurit, para jurit. dadiya salam,
maka mengucap salam, ke- kelawan prabu Selaprang,
pada Prabu Selaparang, sang sang prabu hcdus sabdane,
prabu halus bersabda, benar inggih titiang ngping
saya mendampingi masuk, malebu, king jero negeri
dalam negeri pada saat itu, duking mangkin, Ian sakehe
dengan sebanyak bala ten- waidya bala. Sang Ariya
tara, Sang Ariya Sudarsana Sudarsana rauh, rangkul-
datang, berangkul-rangkulan rinangkulan kelawan
dengan Sriraja, bersama se- Nalendra, sakowehing man-
kian banyak mentri, para teri, para sentana pungga
pejabat punggawa kerajaan wa sami, asung salam sang
semua, memberi salam sang Ariya
Ariya.
4. Maka masuk ke dalam ne 4. Dadiya malebu sajeroning
gara, bala tentara Selapa nagara, wadiya Selaparang,
rang,sambU menabuh game- null nabuh gamelan, gong
Ian, gong biri menjadi ra- biri sami rame, Lurah desa
mai, lurah Desa Uwarin Uwarin balanipun, nyembe-
bala tentaranya, menyembe- lih kebo kelawan sapi. wong
lih kerbau dan sapi, orang wanodiya sekul den masak,
wanita memasak nasi, suka suka lenggawa wadiya
ria tentara agung. Sang agung. Sang Prabu aneng
214

Prabu berada di Bancing- Bancingah, sareng malung-


ah, bersama duduk, dengan guh, kelawan Punggawa pa
punggawa para gusti, diha- ra Gusti. hingayaping para
dapan para pejabat keraja- sentana.
an.

5. Diceritakan tiga hari, Gusti 5. Kewanimaha jangkep tinga-


Kaba, bersama sang Ariya ngari, Gusti Kaba, kelawan
Sudarsana, sekarang saya Sang Ariya Sudarsana,
pulang semua, mendekat mangke ayun mulih sakabe-
kepada Batara Agung, di he, humarek mating Batara
Karangasem Nyakrawati, Agung, ring Karangasem
ikut Raja Selaparang, akan Nyakrawati, tumut Raja Se
tetapi duta beijalan dahulu, laparang anging duta lu-
bersama empat orang naik mampah rumuhun. sareng
kuda, setelah itu, sang duta catur nitih kuda, tan ko-
berada di jalan, sudah sam- capa, sang duta neng mar-
pai Karangasem negara. gi, wus perapta Karangasem
nagara.

6. Langsung mendekat kepada 6. Laju marek mating Batara


Raja Ba.tara Nyakrawati, nyakrawati, atur supeksi,
menghaturkan bakti, per- pangerurugnya sampun sadi-
siapan temur sudah sedia, ya. Sang Prabu Selaparang
Sang Prabu Selaparang me- menyerah gesang patine,
nyerah hidup matinya, ber- manti mamerek kari neng
ganti mendekat dari bela- pungkur, sareng kelawan
kang bersama Ariya Gusti Patih, Ian Ariya
Sudarsana, hamba ini di- Sudarsana, kaula hiki kinen
perintah dahulu,menghatur rumuhun, atur supeksi ma-
kan bakti kepada Jeng ring jeng Batara Agung king
Batara Agung sekarang, mangkin. mating pt nggawa
kepada punggawa Bali dan Bali kelawan Selam
Selam.

7. Sehari-hari nasi dan ikan 7. Dina sadiya sekul kelawan


itu, sebanyak tentara, di ulam teki, sakehing wadiya
Karangasem diperintah, me- ring Karangasem kaparin
nyambut para tamu banyak tah, hangayaping tetami
215

nanti, diceritakan yang ber- akeh mangke, kewangsitan


jalan di belakang, Sang kang honampah neng pung-
Ariya dan Gusti Patih, ke- kur. Sang Ariya kelawan
tiganya Prabu Selaparang, Gusti Patih, katigane Prabu
diiiing bala tentara agung, Selaparang. kiniring wadiya
sudah datang di luar ne- agjung, sampun rauh jawi-
geri, mengutus utusan, gusti ning nageri, nginen utusan.
warga bersama berdua, gusti wargi sareng kalih,
men^aturkan pesan kepada aturken pawekas maring
jeng Batara. jengBetara
8. Sudah sampai utusan raja, 8. Sampun perapta utusan nar-
sambil berkata, pesannya pane Narpati, nuli matur,
raja kepada Sang Arya, di pawekasnya Gusti kelawan
luar kota tempatnya, sang Sang Ariya, ring jawi kuta
Batara berkata harum, enggone, jeng Betara nabda
. engkau punggawa Selam harum, handikeng pungga
dan Bali, bersama sepuluh wa Selam Ian Bali, sareng
orang menyusul, diiring sedasa binga mapag, kini
oleh sepuluh orang tentara- ring wadiya balanipun, rame
nya, ramai konon bunyi punang tetabuhan, winoran
gamelan, bercampur sorak surak suwarening bedil,
suara tembakan, Prabu Prabu Selaparang katuran
Selaparang dipersilakan naik titihan
kereta.
9. Kuda diberi bergumpal- 9. Kuda uhing hingkahdungka
gumpal tersedia, dikeru- cumawis. ginerebeg, dening
muni, oleh para punggawa, para punggawa, rauh ring
hadir di luar pintu sekarang, jawi kori mangke, saking
dari kuda sang prabu, lalu kuda sang hulun, laju mare-
menghadap sang raja, Batara king serinarapati. Betara
Agung perlahan 'berkata, Agung alon nabda, sareng
bersama duduk dengan pu- lenggah putraningsun, para
tranya, para punggawa ber- punggawa ngabekti sedaya,
bakti semua, Batara Agung Batara Agung malih nabda
lagi berkata dengan manis, wcuxma manis, sukur bagi-
sukur sejahtera adik sanak ya rairanak perapta sedaya
datang semua.
216

10. Maka dipersilakan minum 10. Dasdiya katuran sajeng pa-


tuak semua, tentara banyak sami, wadiya katah, samiya
bersama minum, semalam- darwina, sedahi-dabi sukan
malaman bersuka ria, Sang rame. Sang Prabu Selapa
Piabu Selaparang sangat rang ginanfar asruh, togog
berkenan, togog gerantin gerantim mung sedasa teki,
hanya sepuluh buah, de- kelawan busana tigang pon-
ngan pakaian tiga gendong- dongan, mantri punggawa
an, mentri punggawa se- sedayanipun, hingkang sa-
muanya, yang dan Selapa king Selaparang, sami se-
rang, bersama mendapat pa pengadeg, kenugrahan busa
kaian lengkap, dianugerahi na adinidi, semangkana kang
pakaian indah-indah, demi- kagupita.
kianlah diceritakan.

11. Prabu Selaparang diperin- 11. Prabu Selaparang ktnen mti


tahkan pulang, maka Beta- lih, Antuk Betara, Agung
ra Agung Nyakra berpakai- Nyakra busana, lahta yayi
an, bagaimana yayi yang ranak ngadeg ratu ring Sela-
bertahta ratu di Selaparang, prang kelawan Punggawa
dan pimggawa mentri, anak mantri, ranak mardika ti
merdeka tiga tahun, sesudah gang tahun, ranak kirim pa-
lengkap tiga tahun, anak jeg neng bapa^dadiya pamit
mengirim pajak kepada ba- sang Prabu sebalanne sami,
pak, maka pamit, sang Pra mantuk maring Nageri Sela
bu bersama bala tentara parang
semua, pulang ke negeri
Selaparang.

12. Diceritakan di negara Sela- 12. Kewamaha ring nagri Sela


tan, geger gemuruh bala parang, geger gemuruh wa
tentara semua, ada yang diya bala sami, ana matur
bertaka semua, ada yang ring sanghulun, sepoMie
berkata k^ada sang; hulim, mungsuh kang perapta SH-
tingkah laku musuh yang Tudendra, hanengken ceraka
datang, Sriiaja, menyuruh asruh, hanabuh dahtdag ke-
217

utusan keras, menabuh ma- lawan tengeran, dadiya


lam hari dengan tanda, ma- tangkeban bala perapta.
ka pertempuran tentara pe-
rang datang.
13. Raja Patih Ranggabaya dan 13. Raja Patih Ranggabaya Ian
pejabatnya, sudah bersiap sentananya, sampun andir
berseri-seri di hati Sriraja, mencangah ring narpa nar-
permisi keluar mengantar pati, nuhun medal hangirid
tentaranya, menyongsong balanipun, hamapag tanda-
pertanda musuh, sangprabu ning mengsah, sang prabu
bersabda dengan harum, hai hanabda wacana harum,
•adikku bersama berjalan, lahta yayi sareng lumam-
beraraklah melewati me- pah, bararaka hamiyos ma-
nyambut prajurit. pag jurit
14. Diceritkan Bali yang me- 14. Kewangsitan Bali kang lu-
nyerang, sudah datang di ruga sampun perapta ring
padang ketangga semua, su- padang ketangga sami, su-
aranya bersorak dengan sen- waraning sura kelawan bedil
jata hanya, bertemu dengan umung, katemu lawan wadi-
tentara Selaparang, menjadi ya Selalaparang, dadiya ra-
ramai peperangan berhim- me payudane perang gabuh,
pit-himpitan, banyak yang akeh mati kelawan keba-
mati dan luka, orang Sela ranan, wong Selaparang ha-
parang mengamuk semua. ngamuk sami.
0
■' ■ 1

L !•;*-■ ■ :_. i ';^ f


,■ ■ '- r: !'

C"' - .•;'"} ■ ■ ■: ■ ( J

■J a

'1 {/I.''.

.■ , ■ ■i •■;

-14

iiV-^UuA '■A ..

jv-r. '"'', ih : ■! : ;v s - . ; 1.4 -


li-r .. , 'ji:[r::.n. .A liSiOt

4-f^'V:
■O"': : ,;> ,.V'. . ■ ' ■ ■ -'H -

■A Ar''! 4i,. .B-juvjri i;; sn4. -.q

,;6 \

URUTAN

OOMj-

Anda mungkin juga menyukai