BABAD
SELAPARANG
00004748
Sulistiati
PEBPUSTAKAAS
oAfi •
Mo. Induk •.
Mo Klasifikasi
T, .
I Qqc(. "Sbhi
4UL.
ISBN 979-459^327-3
IV
KATA PENGANTAR
Hakman
KATA PENGANTAR V
DAFTAR ISI vii
1. PENDAHULUAN
1
2. RINGKASAN BABAD SELAPARANG
3
3. TERJEMAHAN DAN TRANSLITERASI BABAD
SELAPARANG 19
3.1. Puh Asmarandana
19
3.2. Puh Serinata
19
3.3. Puh Dumia
23
3.4. Puh Dang Dang.
3.5. Puh Pungkur.
3.6. Puh Asmaran 22
3.7. Puh Serinata
3.8. Puh Nandang Durma.. ; 27
3.9. Puh Kumambang
38
3.10. Puh Pangkur
3.11. Puh Dang Dang 39
42
3.12. Puh Serinata
3.13. Puh Pangkur
3.14. Puh Kumambang
3.15. Puh Asmarandana 52
3.16. Puh Serinata 54
VI
3.17. Puh Asmarandana 60
3.18. Puh Dang Dang Gedis 63
3.19. Puh Sinoman 64
3.20. Puh Pangkur 67
3.21. PuhAsmaran 77
3.22. Puh Sinoman 77
3.23. Puh Dang Dang Gula g7
3.24. Puh Asmarandana 93
3.25. PuhEmasManis 97
3.26 Puh Sinoman 99
3.27. PuhKasmaran 107
3.28. Puh Sinoman UO
3.29. Puh Dang Dang 2J6
3.30. PuhAsmaran J21
3.31. PuhMasayu J24
3.32 Puh Serinata j26
3.33. Puh Dang Dang J33
3.34. PuhAsmaran J37
3.35. Puh Sinoman 140
3.36. Puh Pangkur J44
3.37. Puh Durma Perang
3.38. Puh Dang Dang j47
3.39. PuhPangkuran
3.40. PuhMasSedih
3.41. Puh Sinoman j54
3.42. Puh Puh Asmaran
3.43. PuhPangkuran
3.44. Puh Dang Dang jg2
3.45. Puh Mas jg4
3.46. Puh Serinata
3.47. Puh Durma.' jgg
3.48. Puh Asmarandana J20
3.49. Puh Sinoman J72
3.50. Puh Pangkur J24
3.51. Puh Dang Dang
3.52. Puh Asmaran j^g
3.53. Puh Pangkuran jgj
vu
3.54. Puh Serinata 184
3.55. PuhPangkur 188
3.56. Puh Dang Dang
3.57. Puh Duima Yuda 192
3.58. Puh Serinata 194
3.59. Puh Durma
3.60. Puh Serinata 204
3.61. Puh Asmaran 208
3.62. PuhPangkur 210
3.63. Puh Dang Dang 212
Vlll
PENDAHULUAN
1
menengok istrinya yang sedang raengungsi di negeri Bayan.
Dewi Junti sangat marah setelah mengetahui suaminya mempunyai
anak dan istri di Negeri Bayan, bahkan la mengusimya. Ariya
Banjar sakit hati karena diperlakukan kasar oleh istri mudanya.
Ariya Banjar atau Banjar Getas kemudian bersekutu dengan kawan-
nya yaitu Raja Karangasem di Bali yang bemama I Gusti Bagus Alit.
Kerajaan Pejanggik kemudian diserang oleh Kerajaan Karangasem.
Raja Pejanggik sangat marah mendapat serangan itu dan menganggap
Banjar Getas tidak tahu membalas budi. Akhimya, Raja Pejanggik
bertekuk lutut kepada Kerajaan Karangasem. Demikian pula Keraja
an Selaparang, tidak Input dari serangan I Gusti Bagus Alit dan
Banjar Getas. Raja Selaparang yang sudah berganti raja muda kini
menyerahkan diri di bawah Kerajaan Karangasem. Demikianlah psah
Babad Selaparang secara ringkas.
Sebelum membaca teijemahan ke dalam bahasa Indonesia dan
bahasa daerahnya (sasak), berikut ini dipaparkan ringkasan cerita
yang lebih panjang dan jelas.
RINGKASAN BABAD SELAPARANG
1. PUH ASMARANDANA
2. PUHSERINATA
3. PUHDURMA
4. PUHDANG-DANG
Malam hari raja Selaparang bermusyawarah dengan semua patih
dan semua pembesar kerajaan, membicarakan tentang perang siang
tadi. Patih mengusulkan agar meminta bantuan ke Banjarmasin yang
segera disetujui baginda.
5. PUHPANGKUR
Perang berlangsung setiap hari, tentara Parigi selalu unggul. Se
laparang mengalami kekalahan dalam setiap pertempuran.
6. PUHASMARAN
Setelah setengah bulan pelayaran kedua patih Banjarmasin tiba
di Labuhan Carik. Dua hari di sana, pelayaran diteruskan ke Labuhan
Lombok. Kedatangannya disambut dengan upacara kebesaran dan
dijamu dengan berbagai makanan dan minuman.
7. PUH SERINATA
Dengan menunggang kuda patih diiring menuju istana di Sela-
parang dan diterima di Balairungsari.
8. PUHNANDANG DURMA
Keesokan harinya Patih Pilo dan Patih Laga dengan disertai
bala tentara berangkat men^empur Parigi. Pertempuran seru segera
berkecamuk. Rakyat Parigi berguguran,sisanya melarikan diri.
9. PUHKUMAMBANG
Sftmalam-malaman rakyat Parigi sibuk menguburkan temannya
yang gugur. Hatinya sendu dan sebagian pindah ke desa lain. Arya
Banjar bermusyawarah dengan sisa rakyatnya yang tinggal 20 orang
lagi.
10. PUHPANGKUR
11. PUHDANG-DANG
Patih Arya Banjar melarikan diri ke Barenga dan berlindung
pada kakek Petawisan. Istrinya, Lala Candra dengan disertai 2 orang
wanita dan 2 orang laki-laki melarikan diri ke Bayan. Kemudian ber
lindung pada pamannya bemama Raden Wiranata yang tinggal di
desa Anyar.
12. PUHSERINATA
Di pihak lain, prabu Kerthabumi dihadapan kedua tamunya,
menanyakan adipati, menteri, punggawa, demung,dan lurah kemana
larinya Arya Banjar. Sang Patih menyembah tidak tahu. Semen-
tara itu, patih Laga memohon diri hendak kembali ke Banjarmasin,
sedangkan Patih Pilo tetap tinggal untuk mengejar Arya Banjar. Raja
6
13. PUHPANGKUR
14. PUHKUMAMBANG
Arya Banjar mengisahkan nasibnya kepada prabu Pejanggik
yang menyebabkan baginda sangat kasihan kepadanya.
16. PUHSERINTA
Mata-mata pun dilepas, menyebar ke setiap negeri. Mereka me-
nyamar dengan berbagai cara. Terbetiklah berita bahwa Arya Sudar-
sana berlindung di Pejanggik. Patih Pilo segera menyusulnya dan
memohonnya kepada baginda. Namun baginda menolaknya meski-
pun sang patih mengingatkan baginda sebagaimana bahayanya meme-
lihara Arya Sudarsana. Baginda menjawab tidak mengapa. Maka, se-
bagai gantinya raja Pejanggik mengirim persembahan 10 orang gadis
dan 12 ekor kuda kepada raja Selaparang.
17. PUHASMARAN
Patih Pilo kembali ke Selaparang melalui Paroa dan Pengadang-
an dengan membawa persembahan berupa gadis dan kuda. Kepada
raja Selaparang dikemukakan bahwa Arya Banjar dipertahankan
oleh raja Pejanggik dan segala akibat akan ditanggungnya sendiri.
Jika kelak dia berbuat sesuatu, rakyat Pejanggik sendiri sanggup
mengatasinya. Dan, dijawab oleh raja Selaparang: "Gila adik di
Pejanggik, tidak dapat membedakan bahaya dan main. Aku dibujuk-
nya dengan wanita segala, kuda dan makanan. Dianggapnya saya
masih aak-anak dibukuk dengan persembahan".
18. PUHDANG-DANGGENDIS
Pada malam hari para ratu bersuka ria, dihibur dengan tontonan
gandrung, wayang,gojet, dan tandak semalam suntuk. Seluruh rakyat
Selaparang bergembira ria, duka nestapa lenyap berganti suka.
Di Negeri Pejanggik Prabu Dewakusuma sangat menyayangi
Sudarsana, siang malam selalu bersama. Nama Sudarsana diganti
dengan Banjar Getas (asal kata bahasa Sasak: getas = sudah ditakluk-
kan; banjar = rakyatnya sedikit). Kebijaksanaan raja yang demikian
itu menimbulkan kekesalan dan iri hati di kalangan para patih,
rangga, dan para demung. Hubungan antara mereka dengan raja se-
makin renggang.
19. PUHSINOMAN
20. PUHPANGKUR
Para prajurit dibawah pimpinan Banjar Getas berangkat meng
gempur Rangga Tapon. Rangga Tapon dalam perang tanding menye-
rah kepada Banjat Getas, dan sebagai bukti ia akan menyerahkan
putrinya bernama Lala Juntikepada raja.
21, PUH ASMARAN
26. PUHSmOMAN
28. PUHSmOMAN
Tersebutlah berita bahwa Rangga Tapon sakit. Banjar Getas
dan istrinya dipersilakan pulang. Baginda pun berkenan menjenguk
mertuanya Data Banua dan Datu Kentawang. Dari Lala Junti putri
Kendran dan putri Nila Emas mendapat kiriman masing-masing
sepersalinan pakaian yang indah. Sementara itu, datang dua orang
utusan dari Kelungkung membawa surat undangan untuk menghadiri
upacara pembakaran jenasah saudara raja Kelungkung.
33. PUHDANG-DANG
Setelah dua bulan lamanya Dewi Junti di Pejanggik datanglah
Banjar Getas dan mempersembahkan kepada baginda tentang ikhwal-
nya yang lama tidak menghadap. Baginda memahaminya dan meni-
tahkannya membawa istrinya kenmali ke Tapon. Sampai di Tapon
diceritakan istrinya bagaimana baiknya istritistri baginda padanya.
Banjar Getas mendengar dan minta izin kepada istrinya untuk kem
bali lagi ke Bayan, ke istrinya yang pertama. Mendengar itu Dewi
Junti sangat marah dan mengusnr Banjar Getas. Dengan hati gemas
Banjar Getas pergi menuju hutan Mamelak, menemui seorang sahabat
karibnya.
34. PiJHASMARAN
Arya Banjar Getas menceritakan kesedihannya pada sahabat-
nya dan mereka bersedia sehidup-semati. Dewi Junti yang kehilang-
an suaminya minta diantarkan ke Pejanggik dan mempersembahkan
ikhwalnya yang telah berselisih dengan suaminya. Banjar Getas sen-
12
35. PUHSINOMAN
Di Karan^sem, Bali, Banjar Getas menjumpai seorang sahabat-
nya bernama I Gusti Bagus Alit. la menceritakan dirinya ketika kalah
aTTw
^ng^ ^tas persetujuan
S^ti, raja Karangasem diputuskan Pejanggik Anak
harus diserang
itu t^diri dari 800 orang pr^urit dengan menggunak^
25 perahu lengkap dengan senjata tombak dan bedil. Mendengar
benta penyerangan itu raja Pejanggik sangat terketjut serta segera
menyuruh patih agar mengerahkan rakyat.
36. PUHPANGKUR
tentara Karangasem menyerbu dan beimarkas di Mame
lak. Pertempuran segera teijadi di Batunyala. Setiap h'ari rakyat Pe-
jan^ selalu terdesak. Mereka kalah persenjataan, dan hanya bersen-
jat^an tombak. Raja Pejanggik sangat menyesalkan betapa Banjar
Getas tidak membalas budi bahkan telah mendatangkan musuh.
37. PUHDURMAPERANG
r. dan PatihPejang
^tas Kusuma patih Wiranegara
Manca berperang melawan
Negara berperang dengan Banjar
Gusti
Aht. Bala bantuan dari Tempit tiba dan Demung Tempit mengamuk
sehmgga dan pihak Bali banyak yang gugur hingga disambut matahari
terbenam, Gusti Ngurah Kaba kembaU ke BaU mencari senjata.
« 38. PUH DANG-DANG
Setelah sehari semalam samapilah ia di Sungaraja, lalu menerus-
kan peijalanan ke Kwangasem dan raja memberikan senjata dan per-
bekalan. Semantara itu, di Pejanggik rakyatnya bersuka ria, mereka
menyangka orang-orang Bali sudah kalah dan kembali ke Karang
asem. Oleh karena itu, setelah Pejan^ diserang kembaU, mereka
kacau b^u karena tidak ada persiapan. Berita segera disampaikan
Pem,dS Baienga. Rungkang,
13
39. PUHPANGKURAN
Perang seru teijadi wanita-^anita Pejan^ik mengamuk
melebihi pria, mereka sakti, perkasa, dan menal^bkan musuh. Pe
rang berlangsung sampai nuita haii ten^elam. Raja Pejanggik mohon
bantuan ke Selaparang, tetapi ditolak. Sejak Pejanggik melindungi
Banjar Getas, raja Selaparang tidak man bersaudara lagi dengan Pe
janggik. Sedangkan di pihak musuh bala bantuan dan perlengkapan
serta perbekalan kini tel^ tiba.
42. PUHASMARAN
43. PUHPANGKURAN
Setelah perlengkapan tiba, kembali pasukan karangasem menye
rang Pejanggik yang dalam keadaan tidak terjaga. Namun, rakyat
yang ada bertekad mati sabil. Laki-perempuan berguguran di medan
perang, termasuk di antaranya Patih Kusuma Wiranegara dan
Mancanegara. Sisa prajurit mundur ke Mujur.
14
44. PUHDANG-DANG
Berita kekalahan Pejanggik dilaporkan kepada raja yang me-
ngungsi di Parowa. Mendengar berita itu, Prabu Penganton memutus-
kan menyeberang ke Taliwang(Sumbawa).
Baiyar Getas menyelidiki kemungkinan kemampuan perlawanan
Pejanggik, ia tiba di Tapon dan bertemu dengjm lurab.
47. PUHDURMA
Berita kemenangan atas Pejanggik disampaikan kepada raja
Km^ngasem. Raja Selaparang bersiap siaga menjaga kemungkinan
tibanya serangan Bali.
48. PUHASMARANDANA
Banjar Getas melaporkan kepada Anak Agung bahwa prabu
Pejanggik dan rakyatnya sudah bubar mengungsi ke Sumbawa.
Anak Agung pun pindah ke Mamelak dan membuat pesanggrahan
di Lingsar. Selanjutnya merencanakan penyerbuan ke Selaparang
setelah seipata dan perbeksdan datang dari Bali.
49. PUHSINOMAN
Selaparang diserbu, perang hebat tak terelakkan lagi.
15
50. PUHPANGKUR
Kedua belah pihak menderita korban besar. Orang Bali mundur
ke Lingsar dan meminta senjata lagi ke Bali.
52. PUHASMARAN
53. PUHPANGKURAN
Diceritakan bahwa semua orang Bali berkumpul di Karang
asem dibantu rakyat Tapon berangkat menggempur Selaparang.
Sepanjang hari sampai matahari terbenam Selaparang dihujani pe-
luru. Setelah malam orang-orang Bali mundur ke pesanggrahan-
nya. Semuanya minum bersuka ria bermabuk-mabukkan. Ketika
mereka tertidur lelap rakyat Selaparang masuk mencuri-curi senjata
mereka. Keesokan harinya mereka diserbu dan lari mundur ke Ka
rangasem.
54. PUHSERINATA
Pimpinan pasukan Bali melaporkan kepada raja tentang kekalah-
annya, sebab senjata dicuri musuh. Raja memerintahkan mencuri
16
55. PUHPANGKUR
Pertempuran segera terjadi. Orang-orang Selaparang segera me-
ngamuk ti§da tertahan. Antara pelor dan mesiu mereka menyerbu.
Banyak orang-orang Bali yang tewas dan luka-luka. Orang-orang
Bali kembaU ke Karangasem, melapor dan mencari senjata.
61. PUHPANGKUR
62. PUHDANG-DANG
Berita kemenangan ini disampaikan oleh utusan kepada raja
Karangasem. Kemudian, menyusul raja Selaparang bersama I Gusti
Kabakaba dan Sudarsana datang menghadap dan disambut dengan
upacara kebesaran. Ketika hendak kembali, Raja Selaparang diberi
keris dan pakaian, demikian puia para patih dan punggawa. Pemerin-
tahan kerajaan Selaparang tetap dipegang raja yang lama dengan
status merdeka hanya diminta setelah cukup tiga tahun supaya Sela
parang menyerahkan upeti kepada Karangasem. Demikianlah raja
Selaparang beserta sekalian pengiringnya kembali ke Selaparang.
19
1. PUH ASMARANDMm
2. PUH SERINATA
10. Raja dan patih segera meng- 10. Raja patih nulya kangatag,
ukuT kekuatan, para pembe- para sentam Ian prajurit,
sar dan prajurit, menge- hangepung wong kang pe-
pung orang yang datang, rapta Ariya Banjar nilih si-
Ariya Banjar segera me- sirih, sareng Ian rewangira
nyingkir, bersama dengan sami, sejeroning kuta rame
kawannya, di dalam kota hacucu, perang mundur ha-
ramai saling tikam, perang neng jaba, sayan akeh wadi-
mundur ke luar kota, sema- ya perapti, nuliya sapuh
kin banyak prajurit yang da kasurupan pumng suriya.
tang, lalu murka dan kesu-
rupan sampai mata hari ter-
benam.
11. Ariya Banjar lalu pulang, 11. Arfya Banjar nulya wasula,
pulang ke desa Parigi, se- mulih maring desa Parigi,
sampai di sana ia berbi- serauhe gunem sira, lawan
cara, dengan kawan-kawan- rewangira sami, sedalu-dahi
nya, semalam-malaman me- hameger sami, dados alingan
reka hanya berunding. Raja hacucu, kewamahe ringSela-
patih Waringin menugasi patarig, sedalu-dalu gumen
utusan. teki, raja patih Waringin
nuduh utusan.
12. Para utusan membawa su- 12. Para utusan bakta layang,
rat. Sembalun dan Negeri aneng Sembalun Ian Bayan
Bayan, dan ada juga yang Nageri, am ngulon aneng
menuju ke barat ke Parwa, Parwa, aneng Langko Bam-
menuju ke Langko Pejang- wa Pejanggik, Mambalan ku
gik, Mambalan Kuripan Ke- ripan Kediri M&iayeng Ken
diri Medayeng, Kentawang tawang Ian Pujut, para sami-
> dan Pujut mereka semua ya katuran layang, para ting
menghatorkan surat, mem- kdumeam perang mangkin.
23
3. PUH DURMA
11. Dari Bayan dan Benuwa 11. Saking Bayan Ian Banuwa
bersama-sama datang, tenta sareng perapta, saking Par-
ra Barenga dan Pena, ten wa akeh perapti, wadya
tara Langko dan para de- Barenga Ian Pena, Wadya
mungnya, gemuruh tentara Langko Ian demungnya,
di dalam negeri, di malam gumuruh bala sajeroning
26
12. Sibuk tandanya orang pergi 12. Penalikan tengeran wong lu-
ke medan perang, ngeri hati nga yuda, giristiase wong
orang desa Parigi, yang ke- desa Parigi, pan kelintangan
datangan musuh, dikepung meng sah, kinapungan ku-
dari barat dan timur, di se- lon wetan,.kidul kaler me-
latan anak buah musnh su- sah ngebeki, geger puyeng-
dah penuh,gemuruh memu- an punang bala, sajero desa
singkan tentara, selurah de Parigi nandang sedih.
sa Parigi menjadi sedih.
13. Segera keluar tentara Parigi 13. Nulih mijil bala Parigi ma-
menyambut musuh, banyak paging mengsah, akeh wa-
tentara wanita mengamuk, dya bala wadon hangamuki,
wanita Parigi perkasa, tidak adon Parigi parakosa, tan
takut dengan senjata, ba ginas dining senjata, akeh
nyak musuh yang mene- musuhnya ngamasi pati,
mui ajalnya, sang Ariya sang Ariya ngamuka, de
mengamuk, demung Parwa mung Parwa Langko ngema-
Langko menemuiajalnya. si.
4. PUHDANG-DANG
7. Ketuarliib itu ke X
ha^ma% tamu.
29
12. Sang Batara Negara Banjar- 12. Sang Betara Negeri Banjar-
masin, berkata dengan bi- masin, nabda harum, maring
jaksana, kepada dua patih. pepatih kalihnya, eh sira
31
13. Keris ini pakailah kamu pra- 13. Keris puniki anggenen sira
jurit, mesah dengan, Ariya jurit, mesah kelawan, Ariya
Sudarsana, ini hanya menga- Sidarsana, iki hangalahaken
lahkan saja, sebaliknya pe bae, malih pedang puniku,
dang ini, mengilahkan sera- hangalahaken satus lelaki,
tus lelaki, bala tentara Ariya wadiyane Ariya Banjar,
Banjar, benar sama-sama di- yakti sami kesambut, tan
sambut, tidak berbeda kata stwah ujar hing nulih matur.
mereka sambU bercerita, ra Raja Patih kekalih, inggi
ja patUi keduanya, ya saya kaula datang lenggana
tidak akan merasa enggan.
14. Ketika malam itu masih ge- 14. Dukring dalu mangke datan
lap, sudah akan pagi, adi kewarni, pan wus injing,
pati dan pembesar, bersama adipati Ian sentana, sareng
dua orang patih, mohon pepatih kalihe, lingser hamit
diri pamit kepada sang raja, ring sang hulun, Seri Batara
Sri raja berkata arif,"Waspa- nabda haris, den parayat-
dalah kamu dalam peijalan- na sira himampah, nuliya
an, semoga selamatlah kamu salam sedaya hiku, sigrah
semua," segera antarkan king ateran dening bala,
oleh bala, membawa perbe- bakta kekayon, lawan busa-
kalan, dan pakaian indah- na adhadi, nuju pelabuhan
indah, menuju pelabuhan Balikpapan.
Balikpapan.
32
5. PUHPANGKUR
6. PUH ASMARAN
10. Saat magrib sang yang rawit 10. Mapan sump sang yang ra
segera bersenang-senang, di wit, null sami sukan-sukan,
rumah besar istana tempat- hingga peraba yaksa enggo-
nya, tidak kurang berbagai ne, tan kirang pelarikan
minuman tersedia setiap ma- sedalu-dalu darwina, dadiya
lam, sampai pagi hari nanti injing rmngke kuwuwus,
diceritakan, sang Prabu du- sang prabu sinewaka.
duk dihadap.
7. PUH SERBMATA
9. PUHKUMAMBANG
11. Yang mengantar sudah pu- 11. Kang hangater sampun man-
lang, tak diceritakan di ja- tuka, tan kewamaha neng
lan, mereka pulang sendiri- margi, sami mantuk sowang-
sendiri, diceritakan Srinara- sowang, kewangsitan seri-
pati, berkata kepada sang narapti, gunem Ian sang di-
adipati. Fating Pilo,menteri ati. Fating Pikt, manteri
tumenggung, minum-minum- men^ng, lelarihan datan
an tak henti-hentinya, di pegat, hing mangustur ha-
balai agung tempat meng- gung tinangkil. Fating Pilo
hadap, Fating Filo berkata alon matur ring Nata.
perlahan kepada Raja.
12. "Tuan hamba Satara, esok 12. Fukulan patik setara, hing
hari-- saja berpamit, dan adi benjang kula pamit, Ian di-
pati menunjukkan jalan, sa- pati tuduh marga, kula
ya pindahan musuh lari,". ngalih mesah hang lari,
berkata bijaksana Sri nabda harum sang dipati,
Adipati, "Baik pergjlah adik becik lunga yayi maskun,
maskun, anda diirini domas, handika kiniringan domus,
rang pilihan yang pandai wong pilihan kang widagda
keprajuritan, dua ratus de- jurit, kalih batus hanggawa
ngan membawa kuda pikul- kuda pondongan.
an."
13. Jangan kurang bekalmu, ka- 13. Aja kirang bekel dika, pan
rena jauh Barenga Nagare, adoh barenga Negeri, lela-
peijalanan dua hari, dan kon Kalih dina, km bumi.
tanahnya kering, kurang air ne ne kering, kirang wari
saat ini, siapa yang datang tepuniki, sing sapa sing
ke tempat itu, paratamu se- rauh hing riku, para sami
gera disetujui, lapar kenya- segra sedepan, luwe bukti
50
14. Lalu Bupati Uwarin pembe- 14. Null Bupati Uwarin sentara
sar menterinya, demung-de- manterinya, demung-dermng
mung lurah itu, sudah siap lelurah neki, den samapta
bala tentara, berbekal de- wadua bah, sangu hwan
ngan senjatanya, hari esok senjata neki, dina benijng
bersama berjalan, menuju sami lumaris, hanjujug nege
negeri musuh, tidak diceri- ri kulon puniki, hamateni
takan di malam hari, hari punang mesah, tan kewar-
sudah slang bala tentara su naha neng lateri, pan wus
dah siap. iniing waduwa bah sampun
sayaga.
Jika hilang benar ini, kamu Yen ical sejati neki, sira
segera mengutusan, seka- age berutusan, mangkin en-
rang kemana tujuan yang diparan ngulate, sira dados
kau carl, engkau menjadi gentinya, tan urung sira
gantinya, tak urung engkau pejah, pan sekongkol sareng
mati, sudah sepakat bersa- mungsuh, hilurah nuli nye-
ma musuh, setia sambil kel Pun Petawisan.
memegang Patawisan itu.
10. Sudah siap teratur duduk, 10. Wus sami fata lenggah, nuli
sambil bercakap sang adi ngandika sang dipati, sing-
pati, benar anak bersedia gih ranak sadiya hamba,
hamba, menggantikan me- gumanti nusul Arya Birigi
nyusul Arya Parigi, hamba hamba kinen dera Narpati,
diperintah oleh raja, tak raka dika Betara Prabu
usah engkau Batara Prabu Nyakra wati ring Selapa
Nyakrawati di Selaparang, rang, hamba kinen gawe
hamba diutus membuat ja- mangsuli, semangkana sadi-
waban, demikian kesediaan yane paman umareka.
paman mendekati.
15. Jadilah terbenam sang yang 15. Dadiya sump sang yang
Arka, pergi mandi sang adi- arka, lunga siram sang dipa-
pati, dan seluruh para pem- ti, Ian sakehe parasentana,
besar kerajaan, seluruh bala wadiya bah katah wus
tentara sudah diberi tahu, dennya uwarin, sami nginep
bersama menginap satu ma- mung sewengi, parasama
lam, bersama mandi di toro, siram aneng toro, puniku
itu sumur pusaka, sesudah sumur pusaka, sesampun
mandi pulang kembali, di siram mantuk malih, neng
balairung diberi suguhan mangustur katuran sayeng
minuman keras semuanya. seda-sedaya.
17. Bala tentara yang berasal 17. Wadiya kang saking Selapa
dari Selaparang, dan para rang. hn para ratu diyan
ratu beserta para menteri, para manteri, habosan dahar
bosan makan hidangan pes- lehrihan, sami nowun suyur
ta, mereka memesan minta manis, pararatu hn paraju-
60
10. Gila benar adik di Pejang- 10. Edan temen yayi ring Pe-
gik, musuh luka di badan, janggik, mesah cidra den
saya dibujuk oleh wanita wiranga, sun den bujuk di
banyak, juga kuda dan ma- ning wanodiya akeh, malih
kanan, tujuan berbahaya kuda Ian papanganan, pa-
hatinya, dianggap saya ma- ran baya wardaya nira, den_
sih muda, di bujuk oleh anggep ingsun maksitimur,
kiriman. den bujuk dining pikiriman
8. Pada malam hari tak terdu- 8. Hing dali tan kocapa, ke-
ga, diceritakan setelah pagi wamaha mangke wus injing,
hari, di Pejanggik berbunyi ring pejanggik muni tenge-
tanda, mata-mata penantang ran, penalikan penantang
jurit, bertemu bala tentara jurit, tangkeban wadiya pe
yang datang, meraakai sen- rapti, hanggawe senjata se-
jata semuanya itu, sambil daya hiku, nuli medal Seri-
keluar dari Srimaharaja, dari nalendra, saking Pura nu-
pura menuju lima jalan, ke jeng ponconiti, neng ma-
balairung bertemu dengan ngustur katemu lawan pe-
penjaga semua. madine sedaya.
6. "Sebab kamu orang tak pa- 6. Apan sira wong andaga, ki-
tuh, terhalang menghadap rtng sewala tanayun hanang-
waktu dipersidangan, apa- kil, kadtngapa harepmu.
69
10. Halus keluar yang perhati- 10. Halus wijil kang wacam,
annya "Maafkanlah Bapak ampura nen bapa puniki,
ini sebaiknya anak bersa- becik ranak sareng mantuk,
ma pulang, masuk ke Pura malebu maring kaniya'Pura,
kemudian," Banjar Getas Banjar Getas nauri wacana
menyahut bicara halus,"Se- halus, becik nUngkul andika
baik menurut permtah pa- paman, sang Rangga nabda
man," Sang ran^^a berkata malih.
lagi.
12. Maka bubar bala tentara, 12. Null bubar wadiya bala, sa-
pada pulang masing-masing mi mantuk sowang-sowang
tak putus-putusnya, sang hatindih, sang Rangga kini-
Rangga diiring masuk, oleh ring mantuk, dining sira
dia Banjar Getas, sesam- Banjar Getas, serauhe aneng
painya di Pura mereka du- pura sami lungguh, sang
duk, sang Rangga kemu Rangga nuli ngandika, atur-
dian berkiata, "Serahkan na penungkul paman hiki .
takhikkan paman ihi."
13. .^ak ingsun dewasa hanya 13. Anak ingsun diwasa mung
satu, DiwiJiintibawalah ke senunggal, Diwi Junti gawe-
Pg^ggik, ini bersungguh- nen maring Pejanggik, cine-
sungguh saya menyerahkan yakti hingsun anungkul,
■ keaniidian beikahi Arya nuli matur Arya Banjar,
71
15. Sudah datang kepada sang 15. Wus perapta hing narpa Na-
Raja, keUmanya bersama lendra, sareng lilima sedaya
menyembah, keluarlah sab- mengabekti, mijil sabda
da sang Prabu, "Ada apa sang Prabu, kadiangapa
Banjar Getas, sepak teijang- Banjar Getas, pola hira
mu di Tapon menyerang," aneng Tapon hangelurug,
Banjar Getas menghaturkan Banjar Getas atur sembah,
sembah, "Semua tunduk sedaya nungkul paman
paman Rangga sekarang." Rangga mangkin.
16. sungguh tunduk dalam per- 16. Cineyakti nungkul sey'owak-
janjian putri Diwi Junti di tiya, putri nira Diwi Junti
serahkan sudah, sambil ber den serah mangkin, nuliya
kata sang hulun, menyerah- nabda sang hulun, serah
kan putri akan dijadikan putri dados punapa, durung
apa, belum tentu dikemba- kqnteng kapulihan sira Ian
likan kamu dan saya, sam- ingsun, nuli sump sang yang
pai terbenam matahari, ber- arka, kesukan-sukan duk-
senang-senang malam hari- ring latrl
nya.
72
11. Sang Demung berkata halus, 11. Sang Demung nagndika aris,
"Panggilah mereka lekas," lah undangana den enggal,
penjaga berpamit mohon penyaruman hamit lingser
diri, segera minta ijin teta- sigra solo tetami anyar, te-
75
12. Dibalas salam itu, silakan 12. Sinauran salam niki, dadiya
kamu duduk teratur, sang sira tata lenggah. Sang
Demung berkata perlahan, Demung ngandika alon,
"Tujuan keija tetamu da- paran karya tetami perapta,
tang, Wayah Jabar menja- wayah jabar nahure, singgjh
wab, "Benar saya diutus kula kinengken ning ratu,
sang ratu, istri sang Rabine sang Rangga.
Rangga.
14. Yang meminta berkata ha- 14. Kang nuwun matur raris,
lus, "Benar sang Diwi yang singgih sang Diwi hengang-
memakai Kalau sudah dise- genan, pan sampun kaserah
rahkan sekarang, menjadi mangke, dados panungkul
penakluk kepada Raja, te- mdring Nalendra, nanging
tapi jika memang diterima, yen boya katerima, dadi
jadi untuk memerangi per- kemerangan setuhu, punika
setujuan, ini karena saya karena kula kinengkenan.
diutus."
15. Sang Demung berkata lagi, 15. Sang Semung ngandika ma-
perkataan pendeta itu, jadi lih, sayowakti yaktiya puni-
76
16. Sang Demung sambil me- 16. Sang Demung hanjawat nu-
nyindir berganti pada yang lih, sesantun kang neng
dihadapinya, jambe wangi ayunnya,jambe wangi kiwerik-
diperiksa sekarang sang sa mangke, sang Demung
Demimg berkata , istifaT, ucap tigapar, wanten ciri
'Ada ciri dalam guna-guna neng sesantun ika. kang
itu," yang meminta obat nuwun tetamba sami matur,
bertanya, "Ciri apa minta ciri punapi nuwun lamet-
syaratnya?" nya.
18. Sudah menjadi kodrat Ilahi, 18. Wus titah sang suksema ja-
tidak terkabul, kodrat-ira- ti, apan nora kesimpangan,
dat sejati-jatinya, niat baik kudrat-iradat sejati-jatine,
jatuhnya buruk, kembali niyat becik tiba neng ala,
Demung mengucap istifar, malUi Demung ucap istige-
sambil masuk ke rumahnya, par, nuli melabu ning geri-
mengambil obat lainnya itu. ya nepun, ngemet tetamba
liyan punika.
19. Obat syarat sudah diteri- 19. Tetamba sampun ketampi,
ma oleh yang meminta itu, dining penuwun punika, da-
kemudian ketiganya berpa- diya hapamit titigena, tan
77
10. Sampai terbenam sang Hi- 10. Nuli surup sang yang arka,
yang Surya, sang Diwi pu- sang Diwi mantuk ing puri,
lang ke puri, dikerumuni ginerebeg dining inya em-
oleh inang pengasuh Lala ban Lala Diwati sira kari,
Diwati dia tinggal, berada neng pan^onan pribadi,
di tempat pribadi, senang senang tonton lelauh, ke-
menonton lauk, diceritakan wamaha bininira, perapta
istrinya, datang membuat gawe pelita lilin, Ian sekul
pelita, dan nasi di tempat neng panggonan kalih dor-
dua yang punya. wine.
16. Datu Batuwa bersila, sang 16. Datu Batuwa sinewaka, sang
adipati Ian para mentri, adipati Ian para mantri, De-
para demung yang berada mung-demang neng narpa,
di kerajaan, lurah dan para- birah Ian pangelingsir sami,
sesepuh semua, memenuhi ebek sumpenuh hing pon-
sampai di jalan, sang Raja ceniti, sang nata nuli nabda
kemudian bersabda halus, rum, eh dipati Ian sentana
"Hai adipati dan pegawaiku, ningwang, hingsun ayun du-
saya di medan perang kalah kring mangkin, hanyerah
sekarang, menyerahkan pu- putri maring Nalendra Bata
tri kepada Raja Batara." ra.
18. Setelah selesai bersiap sedia 18. Den semapta punang woh-
membawa buah-buahan, di- wohan, kewamaha dina bin-
83
23. Para tamu dari Betawa, 23. Tetami kang saking Beta
bersama-sama menghatur- wa, parasami atur bekti,
kan bakti, mohon pamit neda pami pamit kula seda
kami semua, halus sabda ya, hahis sabda narpati,
raja, besok pagi kamu pu- benjang enjang sira mulih,
lang, kamu menginap selu- sira nginep sedaya hiku, den
ruhnya itu, dengan memba sami bekta kekiriman, ulam
wa kiriman, ikan jeladri jeladri asem sami, garem
asem semua, garem apuh apuh pan tanana hing kana
kan tidak ada di sana.
24. Maka bala tentara yang di- 24. Kocapa bala kang dinuta,
ikuti, mengambil apuh ikan ngamet apuh ulam teki, sa
rumput, bersama datang ke mi perapta neng bancingah,
balairung, ada pesta kam- ana gawe wedus Ian sapi,
bing dan sapi, dan kerbau Ian kebo den sembelehi.
85
25. Diceritakan pada bulan pur- 25. Kewangsitan duk wulan pur
nama, Prabu Pejanggik ber- nama. Prabu Pejanggik ti-
ada di pertemuan sekarang, nangkil mangkin, sang nata
sang Raja bersabda, "Hai wijiling sabda, para sanak-
para saudaraku semua, ka- sanak sami, sira lunga
mu pergi ke Tapon seka neng Tapon mangkin gawe-
rang buatlah acara dari sa- nen sewala katingsun, nuli
ya," maka bubar manteri bubar manteri punggawa,
pimggawa, Demung- demung-demung gawe, De-
Demung membuat surat_, mung-Demung gawe tulis,
Banjar Getas tertunduk ikut Banjar Getas tinunduk tinut
oleh sang Raja. dera sang Nata.
26. Sudah sampai di Tapon se- 26. Sampun rauh king Tapon
mua, menyerahkan surat ke- sedaya, aturken serat king
pada Rangga sudah, yang Rangga mangkin, kang mu
muguweng selama berhajat, guweng sajeroning sewala,
Banjar Getas Dewi Junti, Banjar Getas Dewi Junti,
dipertemukan hari esoknya, atemokena dina benjing,
dewasa pumama lebih bagus diwasa pumama luwih ba
demikianlah kata surat pe- gus, semangkana ucaping se
rintah dari Sri raja, Prabu wala, perentahan saking se-
Pejanggik adapun yang ber rinarapati, Prabu Pejanggik
hajat itu. mungguh king sewala puni-
ka.
29. Sang Diwi kemudian ber 29. Sang Diwi nuli matura, sing-
kata, "Benar rama berkata gih rama sayowakti, wus ti
yang baik, sudah menjadi tah sang yang suksema, kula
kehendak Tuhan, saya ikut ngiring ikhlas ning kapti,
ikhlas dalam kehendak, anu- nugrahan ning yang nora
grah yang tak berubah," gingsir, sang Rangga egaring
sang Rangga lega hatinya, kalbu, karena Putrinya ikh
karena putrinya ikhlas sang las, sang Rangga mijil saking
Rangga keluar dari puri, puri, katemu hing ponceni
bertemu di ponceniti, ber ti, sareng Ian tetami puni-
sama dengan para tamu itu, ka, sang Rangga dikeng ce-
sang Rangga disuruh utusan, raka, hangundang kadi Ian
mengundang santeri dan santeri, sampun perapta su-
mayang enau/janur, setelah kan-sukan neng Bancingah.
datang bersenang-senang di
balatrung.
87
11. Sudah siap tetamu duduk, 11. Sudah semapta tetami ha-
sang adipati, dengan de- linggih, sang dipati, lawan
mung-demung,dengan sugu- Demung-Demang, nuli ka-
han tuak semua, tentara turan sajeng kabeh, wadya
bawahan mendapat bagian alit darwine sampun. lanang
semua, laki-laki perempuan wadon kang tetami, mtwah
yang bertamu, beserta seisi saisining desa, sami ma-
desa, bersama makan puas, ngan nutug, lintang lega
bintang lega hatinya, besar manahira, ageng alit, lanang
kecil, laki perempuan se- wadon lenggawa sami, tan
nang semua, tak ada yang nana kesel ling manah.
kesal di hati.
14. Dua hari lamanya di jalan, 14. Kalih dim lamim aneng
sudah datang, di negeri Pe- margi, sampun rauh, ring
janggik, bunyi meriam dan Pejanggik, Negara, muni ma-
bedil ramai, sampai turun riem bedil rame, sampun
sang ratu, dari tandu yang tuniedun sang Ratmyu, sa-
indah, dikenimuni oleh king jempam kang adi, gi-
orang yang, maka diajak nerebeg dening pawongan,
masuk, ke dalam pura, lain dadiya ginawe malebu, ma-
dipersilakan, hidangan lauk ring sajeroning pura, nuli
lengkap, tentara bawahan katuran, safeng lelauhan sa-
bersama yang empunya. mi, wadya alit sami dar-
wina.
15. Sudiah selesai makan semua- 15. Sampun luwaran dahar pa-
nya, maka datang, sang kadi rasami, dadiya rauh, sang
santri semuanya, dengan kadi santri sedaya, nuli hati-
menikah sang raja, para. kah sang katong, para alim
mualim berzikir semua, su zikir sadarum, sampun pu-
dah selesai para tamu ini, put parateka neki, prabu
prabu masuk ke peristira- rmlebuweng pamereman,
hatan, prajurit berbicara, ra wadiya alit kewuwus, rame
mai di pura, nonton wayang ning jawi pura, nonton wa
joget gandrung legong sami, yang, joget gandrung legong
para ratu bersenang-senang. sami, pararatu sukan-sukan.
11. Demikian anak yang ingat, 11. Punikaranak den iling, yen
jika awet kamu hidup, ka- awet sira gesang, sira dadi
mu menjadi tua saja, kemu- sepuh bae, den wekas ma-
dian berpesan kepada adik- ring ari-ari nira, ajena kirang
adikmu, perintah kurang parayitna, dene tetel kera-
berhati-hati, dengan mene- manipun, dadi raharja lumu-
kan tata cara hidupnya, ring rat.
menjadi sejahtera selama di
bumi.
13. Sang Ratna Ayu kemudian 13. Sang ratnayu nuliya hanu-
menulis surat berganti kepa lis serat gumanti katuring
da raja, di Pejanggik sang nalendra, king Pejanggik
ratu, surat kemudian dise- sang katong, serat dadi nuli
rahkan, kepada sang ayah- kaserah, maring sang rama
nya, ayahnya berkata sopan nira, sang rama ngandika
besok berangkat dengan du- hapattit, benjang lumampah
ta empat orang. dutane sekawan.
14. Pada makmnya tak diceri- 14. Hing dalu datan kagupit,
takan, sudah pagi sekarang wus injing mangke kocapa,
dikatakan, sang ratna di sang ratna neng mangustur
batairung se^kaiang, para reke, handikeng demung
97
10. Hari esoknya semua bersa- 10. Dim benjang perasama sa-
ma berangkat, ke Pejanggik reng himaris, neng Pejanggik
menghadap raja, diperintah- mereking mta dauhin wadi-
kan tentara wanita pria, ya wadon laki, parasentana
para punggawa mohon diri. matur sandtka.
10. Jika buruk dibalas dengan 10. Yen ah winales dining ah,
buruk, itu orang hinda di punika wong papa sajero-
dalam beipikir, bukan yang ning galih, dudu anuting
dianut dalam buku ini, be- sareat punika, yakti adoh
nar jauh dpta mukmin, cipta mukmin, dawok iling
sendiri ingat dan ingat, sab- den eling, sabdaning yang
da dari Tuhan dan Nabi hn Nabi Rasul, tulus becik
Rasul, tulus dan baik di da sajeroning nah, puniku cip-
lam hati, itu dptaan muk tane mukmin sejati, andap
min sejati, rendah hati hams asor dados kelampahan.
dijalankan.
11. Sang Aiya Sudarsana, sa- 11. Sang Arya Sudarsana, lin-
ngat bersukyur di dalam ha tang sukur sajeroning galih,
ti, mempunyai istri baik darbe rabi bagus kebatinan,
hati, ratu wanita sebumi, ratuning wadon sebumi,
sang Arya berkata kemu- sang Arya ndbda mangkin,
dian, "Aduh adinda pujaan- adoh yayi mirah katengsun,
ku, bersyukur berbahagia sukur bagiya nyawa emas,
diriku, kesenangan saya ba- bereraka upama ning wari,
gaikan air adinda bagai emas yayi emas imbuh dining
ditambah gula jawa." guh darwa.
13. Sang Rangga berkata de- 13. Sang Rangga mbda wacam
ngan manis, "Bijak dalam manis, seyowaktine, lintang
bercakap, bintang baik mas becik mas nyawa, dauhin
nyawa," di perintah lurah lurah sentam kabeh, lamng,
pun^awa semua, pria wani- wadon sami tumut, den ga-
ta semua ikut, ada yang wa sangamn para sami, ke-
membawa sayuran bersama, bo lawan beras, bebek siap
kerbau dan beras, bebek Ian dedus, nyiur Ian bumbu
slap dan kambing, kelapa samapta, nuli nginep, nini
dan bumbu sudah slap, la lawan pawongan sami, kar
in menginap, nini dan orang ya nen sekul lawan ulam.
orang semua, mengolah nasi
dan lauk.
14. Para dewa jejaka yang apo- 14. Paranyama jaka den apo-
nin,dengan kain dodot,das- nin, wastra kampuh, dastar
tar kain indah, sangat leng- kulambi endah, dene nyng-
kap patut rapi muda wani- lit sembada bae, anom wa
ta memakai kain, rapih me- don anggen kampuh, ms-
riasnya gadis, dan banyak titi tatane nini, pan akeh
tetamu di luar, desa dari tetami jaba, desa kaler ku-
utara barat selatan, dari ti- lon kidul, saking wetan
mur semuanya, jangan samadaya, aja gawe, kame-
membuat, main raja yang rangan Ratu luwih, dadi
kaya, menjadi percakapan pocapan mider ring rat
di dunia.
104
18. Diceritakan sang Dewi ber- 18. Kewamaha sang Diwi mor
ada di puri, istri yang tua, ring puri, rabi kang sepuh,
Ratna Juwita berkata, de- Ratna Juwita nabda, lahta
mikian adik semuanya, me- yayi sekabehe, parasama
reka bersama mendekat ke mareking sang hulun, bare-
sang hulun, para kakak raka ayun dukring mangkin
ingin ada tontonan nanti, dennya ana tontonan, saje-
bagai ada tontonan, di da- roning pura kang bagus, be-
lam pura yang bagus, ber rareka neneng NaJendra,
sama menyerong Raja, saur bekti, putri-putri para-
memberi bakti, putri-putri sami, singgffi nyandang ka-
semua,sungguh men^adapi kang mas.
kakak mas.
19. Jadilah pergi Ratna Juwita 19. Dadiya lunga Ratna juwita
nanti, diiringi oleh istri mangkin, kiniring dining ra-
punggawa, mendekat kepa- binning sentana, umarek
da sang katong, bersama king sang katong, sami nge-
menyembah setelah datang, bakti serauh hipun, harum
ramah sabda sripaduka, ada sabda Serinarapati, kadi-
apa adik emas. Sang Dewi yang apa yayi emas, sang
berkata sopan, "Saya ingin Dewi nembah matur, Jaila
melihat tontonan, yang ada, ayun tilik tontonan, dennya
di dalam puri, yang baik- wenten wenten maring jero
baik tontonan." puri, kang becik-becik ton
tonan.
20. Sang Prabu bersabda de- 20. Sang Prabu ngandika waca-
ngan manis, "Jika demiki- na manis, yen mangkono
an, apa mau adik emas, apa arep yayi emas, bere-
para kakak dipersilakan raka dauhin mangke, dadi
nanti," maka keluar sang ya medal sang ehulun, king
106
11. Sang Dewi Juwita berkata 11. Sang Dewi Juwita nabdaris,
halus, "Hai adinda mende- lah yayi sareng humareke,
katlah, sudah datang sang sampun rauh narpa sang ka-
110
12. Kain ini lebih baik, untuk 12. Kampuh puniki luwUt adi,
adik Nila Emas. Ratna maring yayi Nila Emas,
Juwita berkata halus, Ratna Juwita matur alon,
"Benar kakak Prabu, agar singgih raka nalendra, den-
benar kamu nikah, mum- nya lurus dika anikahl,
pung masih pumama prabu, mumpung makasih purnama
ucapan hamba bersama ber Prabu, atur kawula sareng
dua." karowa.
14. Sang Dewi dipanggil inang 14. Sang Dewi dikeng inya
itu, bertanya Putri niki, hanyolo Putri
Kentawang, ibu emban lalu Kentawang, inya emban
segera, mendekatkan dengan nuli age, humarek king sang
sang ratna, sang ratna sudah ratna, sang ratna sampun
diperintah, periahan men- katuran, lonkonnan marek
dekat sang hulun, sudah ing sang hulun,.sampun
men^adap sang diyah di ngabekti sang diyah ring
hadapan prabu. narpa.
15. Ratna Juwita berkata perla- 15. Ratrui juwita nabdaris, lahta
ban,"Hai adinda Nila Emas, yctyi Nila Emas, memaru sa-
in
16. "Saya akan melapor ayah- 16. Hingsun natura ramd nira
mu besok," yang tin^al mangkin, pan kari ning pe-
di istana, sambU keluar sang raba yaksa, nuli medal sang
Prabu, balairung tempat se- katong, hin king mengustur
lamatan, bersama adipati kapendak, sareng dipdti Ian
dan raja Kentawang, Sang raja Kentawang
Prabu bersabda halus,
"Sungguh ayahnda Raja
Kentawang."
17. Baiklah. ayah mkah saya 17. Bererama tikcdi kula puniki,
ini, dengan adinda Nila lawan yayi Nila Emas, sam-
Emas, sudah resmi ketiga- pun resmi titigane, Ratna
nya, Ratna Juwita Dewi Juwita Dewi Kendran, sami
Kendran, semua ikhlas di- ikhlas mamaru titiga. Raja
maru bertiga, Raja Kenta Kentawang nembah matur,
wang bersembah dan ber dewek kula datan lenggana.
kata, saya sendiii tidak ke-
beratan.
19. Tahun saka dua desa, hari 19. Isaka sepaha kawan desa
Wage bulan sebelas, bersama kalih, dim Wage ulan sewe-
putri kapulihe, Prabu Anom las, karo putri kapalihe,
sangat senang, menjadi pe- prabu anom lintang suka,
ngantin menikahi tiga putri, dadi penganten rabi tiga,
tidak berpisah slang malam, datan pisah siang dalu sa-
bersama makan bersama ti- reng dahar sareng nidra.
dur.
20. Para putri istri menteri, dan 20. Para putri rabineng mantri,
putri punggawa, duduk lawan putri Sentam, dados
menghadap melayani, demi- hangayab ngeladene, se-
kianlah malam slang, para mangkam dalu siang. para
putri di kaputrian, para putri neng kaniya pura,
tamu laki-laki di balairung, tetami kakung neng ma-
diiringi oleh prajurit. ngustur, kiniringan dining
bala .
21. Pekeijaan sudah tersedia, 21. Pakarya sampun madiya sa-
sambung-menyambung para sffi selur seneluran tetamu
tamu yang datang, demiki- perapta, semangkam gawe
an puia mereka yang mela ngeladene, genti-ginenti so-
yani, berganti-ganti silap- lahnya, kang dados pangirid
nya^ yang menjadi pengiring ancang, semangkono solah-
mengambil langkah, demi- mpuniku, liyandalu kela-
kianlah perilakunya .itu, wan siang.
antara lain malam dan slang.
10. Diceritakan hari pagi ber 10. Kewangsitan dina injing sa-
sama, hadir punggawa kera- miya, rauh sentana muang
jaan dan mentri, sang Prabu mantri, sang prabu putri
Putri naik kuda, disambut nitih kuda, ginerebeg di
oleh seluruh prajurit, pra ning wadiya sami, wadiya
jurit mengangkut , sayuran akeh angusungi sanganan
dan buah-buahan semua, Ian woh-wohan sedarum, su-
sampai terbenam mata hari, murup sang yang arka, sami
bersama menghaturkan sa- katuran sajeng putri, para
ling menolong para putri, ratu Ian wadiya darwina
para ratu dan prajurit.
11. Pagi lagi berangkatlah,. tak 11. Injing malih mangkata, da-
diceritakan di peijalanan. tan kewamaha neng margi.
116
12. Kemudian bersama berse- 12. Null sami sukan sedaya is-
nang-senang, wanita priya tri kakung ageng alit, kewar-
besar kecil, tak terasa sudah naha sampun enjang, se-
pagi, demikianlah pada mangkana siang Jatri, pitung
siang hari, tujuh hari lama- dina lami niki, sang prabu
nya, sang prabu lalu pulang, ayun mantuk., pamit
pamit kepada mertuanya, di maring maratuwanya, ke-
ceritakan berangkatlah ia, wamaha mangkata gelis, da-
tidak diceritakan di perja- tan kegupit reke aneng da-
lanan. dalan
13. Sudah sampai negara Pe- 13. ^idah sampai negara Pe-
janggik, sang prabu lalu di- janggik negara, sang prabu
hadap, di kejauhan para nUi tinangkil, hingayaping
pembesar istana, demung- para sentana, demung-
demang lurah bersama, ke- demung lurah sami, mimil
luar sabda raja, lah ya sabda narpati, lah ta yayi
dimas semua kamu itu be- sedaya sira ikti , benjang-
sok-besok pergi ke Kenta- benjang aneng Kentawang,
wang, saya menengdk mer- sun sombana maratuwa
tua saya, karena demikian mami, pan puniku tata ke-
tata cara dari dulu. rama saking kuna
15. Sang Rangga Tapon berka- 15. Sang Rangga Tapon ngadi-
ta, "Itu balk nini putri, ka, punika becik nini putri,
jadi saling berbaikan sesama dadi kebedikan sama wana-
wanita, setelah saya pergi diya, sepungkur ingsun ing
besok, kamu tetap meng- binj'ing, sira tetel den ilingi,
ingat, dengan putri istri dining putri rabi ning prabu,
prabu, apalagi dia raja, semaUh dika nalendra, tan
jangan lupa seumur hidup- Mi sehumur niki, moga-mu-
mu, semoga kamu akan gi sira kang ken sanak peri-
menjadi saudara sendiri." yangga.
17. Ucapan sang duta, mereka 17. Aturnya sang dinuta, titiang
bersama dua belas kesini, sareng kalih welas meriki,
yang empat ke Selaparang, kang catur neng Selaparang,
yang empat ke Bayan lagi, kang sekawan neng bayan
menghaturkan surat yang malih, aturken serat parasa-
sama, semula menghindar mi, sadiya endawegang
118
18. Prabu penganten lalu ber- 18. Prabu penganten null nab-
sabda, kepada duta dari da, maring duta saking Bali,
Bali, besok kamu dahulu, benjang sira rumuhun, ma-
berkata kepada batara lebih tur maring batara luwih sun
saya datang di belakang, perapta neng winking, sa-
bersama paman adik saya, reng paman rai katingan,
sampai matahari terbenam, nuli sump sang yang arka,
bersenang-senang di istana, hasukan sukan neng ponce-
semalam-malaman minum- niti, sedalu-dalu lelahiran
an tidak putus-pntus. datan pegat.
10. Para punggawa dengan san- 10. Para punggawa kelawan san-
tri, bersama-sama bekeija, tri, para sami nambut kar-
para bendagi datang ba ya, para bendaki prapta
nyak, segera menjadi table akeh, sigra dadi kang table,
sang hulun menugasi utus- sang hukin dikeng utusan,
an, ke utara timur barat ngaler ngetan ngulon ngidul,
selatan, untuk menghatur- walaupun tidak menghatur-
kan berita. nya.
12. Sudah datang di kubur ini, 12. Sampun rauh anaring kubur
para alim dukuh semua, teki, para alim dukuh sami
membaea zikir ramai,sudah ya, maca sikir pada rame,
selesai penguburan, bersama sampun luwaran pamate-
pulang ke negaranya, lalu kan, sami matuking nagara,
sedekah siang malam, sam laris sidekah siang dalu,
pai sembilan hari. jengkeping sanga dina!
13. Prabu penganten bersama is- 13. Prabu penganten sareng Ian
124
12. "Eh dipati silakan meng- 12. Eh dipati kariya nen sewa-
ucapkan, perintahkan utus- la, dikeng ceraka neng Ta
an ke Tapon sekarang. pon mangkin, Banjar Getas
130
13. Arya Banjar tidak enak hati, 13. Arya Banjar tan kependak,
surat diserahkan Dewi Junti, serat katuring Dewi Junti,
Dewi Junti perlahan ber- Dewi Junti alon nabda, eh
kata, "Eh utusan engkau ceraka sira mantuka gelis,
pulang lekas," mendekat ke- humarek maring narpati, sa-
pada raja, bersama ini lurah reng puniki lurah kateng-
hamba, menghaturkan bakti sun, atur supeksi maring
kepada raja, suami saya la nalendra, laki ningsun la
ma tidak pulang, karena ke ma tan mulih, wekasannya
negeri Bayan. aneng Nageri Bayan.
8. Sang Sudewi Nila Junti ber- 8. Sang Sudewi Nila Junti lu-
jalan, pulang ke, Negari Ta maris, mulih aneng, Nageri
pon itu, diserbu oleh emban Tapon punika, ginerebek di
kemudian, datang ke Tapon ning ceti mangke, rauh ana-
tu, Dewi Junti berkata ke- ring Tapon punika, Dewi
pada suami sesampainya di Junti matur ring laki para-
ura, "Dua bulan lamanya, tekane aneng pura, kalih
siang malam bersama be- condra lawasipun, siang da-
rempat, dengan jemu, Ratna lu sareng sekawan, Ian ka-
Juwita Kendran Nila Emas banga, Ratna Juwita
juga, bersama tidur bersama Kendran Nila Emas teki,
makan." sareng nedra sareng dahar.
10. Banjar Getas berkata manis, 10. Banjar Getas ngandika wa-
"Adik Junti saya kembali cana manis, yayi Junti ing-
ke Bayan, hanya sebulan di sun malih aneng Bayan,
sini, agar senanglah hatimu mung secondra neng kene,
itu, di Bayan ada sungguh, den mabecik manah sira
madumu satu orang, ia istri ikw king Bayan wonten
saya yang tua, menumpang seyekti, maru nira senung-
di tempat pamannya, Raden gal, ya rabiningsun kang se-
Wiranata, nama pamannya puh, numpang anaring pa
ini, saya bersedia mengantar mannya, Raden Wiranata,
beras." wasta pamane rekeki, king-
sun sadiya ngater beras.
1 Lebih enggan hati saya ini, 1. Luwih iwuh tiase sun niki,
saya pergi ke Bayan, tanpa sun hinga aneng Bayan,
kawan saya sendiri, sampai tan parowang sun dewek,
di hutan menyembah, su- pun pengalasan nembah,
dahlah kamu pergi, sedih sampunang dika lunga, we-
hati hamba ratu, mengawal las manah kula ratu, kaula
sehidup semati. ngiring sepati gesang.
2. Berganti sekarang yang di- 2. Ginenti mangke kang winar-
ceritakan, di Tapon sang ni, king Tapon sang Dewi
Dewi itu bertanya kepada punika hataken maring wa-
bala tentara, sepeninggal diyene, king palungena sang
sang Ariya, yang ditanyakan Arya, kang tinakenan matu-
berkata, pergi sendiri sang ra, lunga peribadi sang ba
bagus, menuju ke Bayan. gus, pengandikanya nuju
king Bayan
11. Sudah disiapkan besar be- 11. Wus semapta beras bekel
kalnya, tentara Mamelak ha- niki, wadiya Mamelak
nya bertiga, maka berang- amung titiga, da dadiya lu-
kat berempat kemudian, pe- nga sareng catur mangke,
labuhan Ampenan dituju, ti labuhan Ampenan tinujua,
dak diceritakan di jalan, di datan kewarnaha neng
Ampenan sudah datang, marga, ring Ampenan sam-
bertemu dengan orang pe- pun rauh, katemu lawan
milik kapal. wong darba palwa.
12. Sang Ariya berkata perla 12. Sang Ariya ngandika aris,
han, "Saya ini bertujuan sun iki sadiya ing Bayang,
ke Bayan," Kahoda memba- nahoda naura alon, titiang
las pelasn, "Tuan bersedia sumanggup hangatera,
mengantar, ke Bah dulu," aneng Bali rumuhunan.
140
10. Jika bersedia datang menye 10. Yen sadiya perapta hanglu-
rang, bertujuan berbeda pa- ruga, paran siwah handika
duka gusti, saya ini berse gusti, kaula hiki samadaya,
dia, akan perang membela harep sabil bela nageri, sar-
143
12. Pada malam hari datang ke- 12. Dukring dalu peraptane
mudian, ke desa Tapon, ber- mangkin, ring desa Tapon,
temu dengan lurah, sang Lu- ketemu kelawan lurah,
rah berkata perlahan, "Sa- sang lurah matur alon, sa
nakku adik ratu„ ada di Pe- nak rai dikeratu, anaring
janggik di keputrian," demi- Pejanggik ring kaniya putri,
kianlah sang RatnaAyu, se- semangkana sang Ratna
lama kamu berada di jalan, Ayu, selamane dika kang
ada di desa Bayan, Dewi margi anaring desa Bayan,
Juwita memerintahkan pu- Dewi Juwita parentahnya
lang, bersama di negara, masuk, tetel anaring nagera,
sanak kakanda Juwita Dewi, sanak raka Juwita Dewi,
itu mempunyai tugas. punika darbe parentah para
semuanya, utusan sudah samiya, utusan sampun
naik semua, kemudian seka nitih sami, kuneng mangke
rang berganti yang dicerita ginenti kang winurcita.
kan.
144
siap.
145
38. PUHDANG-DANG
11. Sudah senja sang matahari 11. Sampun sump sang yang ar-
terbenam, orang Pejanggik ka, wong Pejanggik mange-
ke timur bersama pulang, tan sami mutih, wong Bali
wong Bali bermalam semua
mesangerahan sedaya iku sa-
itu bersama dengan Banjar reng Ian Banjar Getas, ring
Getas, di Mamelak berbin- Mamelak paguneman sedor
cang semalam-malaman, pa lu-dulu, para gusti Ian pung-
ra pimpinan Ian pembesar, gawa, sami ayon mangulon
bersama ikut ke barat pada mangingsir.
senja hari.
153
8.
Jalannya peperangan ber- 8. Perang garubuhan tindak-
kecamuk, orang Bali seka- nya, wong Bali mangke ka-
rang terjepit, mereka mun- tindih, sami mundur sama-
dur semua, lalu hari senja, daya, dadiya sump sang ra-
orang Pejanggik bersama wit, wong Pejanggik sami
pulang, orang Bali ke barat mulih, wong Bali mangu-
lurus, semalam-malaman lon Ugu, sedalu-dabi lu-
berjalan, sampai pada mampah, perapta babakan
tengah malam, tentara Bali madiya latri, wadiya Bali
bersama berpesta. samiya boga darwina.
6. Ratu Gusti dan bala ten- 6. Ratu gusti Ian wadiya bala,
tara, bersama perang sambil parasama ayun sabil mang-
sekarang, laki perempuan kin, hnang wadon samiya
semua mengamuk, orang ngamuk, wong desa binagi
desia dibagi tiga, ada di tiga, ana ngaler ana ngulon
utara di barat di selatan ana ngidul, apan mesah pe-
sebab musuh dekat kota, dek kuta, wonten manjing
ada yang masuk rumah di umah den badil.
tembak.
12. Kota utara hanya tiga orang, 12. Kuta kidul amung titiga,
orang laki yang mati sabil, wong laki kang mati sabil,
orang perempuan delapan wong wadon wulu ales pu-
belas itu, demikian sabil se- punikw punika sabil sedina,
hari, yang sakit digotong ke kang lara ginongsong ma
timur ke Mujur, yang mati ngetan neng mujur, kang
sudah dikuburkan, Negeri mati sampun kinuburan,
Pejangik sunyi sepi. Negeri Pejanggik sunyi en-
ti
46. SERINATA
10. Selesai berbicara lalu bubar, 10. Puput gunem dadiya bubar.
Sang Prabu masuk ke puri, Sang Prabu malebueng puri,
pada malam hari tidak dice king dalu datan winurcita,
ritakan, sudah pagi seka- duk injing mangke kewami,
rang diceritakan, demung- demung-demung kelawan
demung bersama mentri, manteri, uwarin wadtyanya
memberitahu tentaranya se- sedarum, ana kinen hanelik
mua, ada yang ditugasi mengsah, lunga garmi dados
memata-matai musuh, pergi pelipik, mangulon aneng
garmi menjadi pelipik, ke Rungkang kelawan Babak.
barat menuju Rungkang dan
Babak.
12. Betara Agung lalu berkata, 12. Betara Agung null nabda,
"Jika demikian perintahkan yen mangkono dauhin pan-
pembantu semua,tahan ber- jake sami, kelod kangin se-
199
15. Yang menembak juga me- 15. Anggen bedil ana ngamuk
ngamuk yang menembak, anggen tumbak, manjangan
menjangan cekatan semua- tan ginas parasami, sakeh
nya, banyak senjata tidak senjata tan tumama, sedalu-
masuk, semalam-malaman dalu tinumbakan, akeh bala
bertumbak-tumbakan, ba ngamasi pati, kena dining
nyak tentara menemui ajal- tumbak rewangira. luwih
nya, kena oleh tumbak iwuh parajurit Bali
kawaimya, lebih kesulitan
lagi prajurit Bali.
16. Ada yang berlari tidak tentu 16. Ana melayu tan kanten den
tujuannya, ada yang menu- tujunira, kewanten nujeng
ju ke pertapa, ada yang arsi, ana runtuh hing beng-
jatuh ke sungai, ada yang wan, ana kasemsem neng
ten^elam di kawah, ti kawah, datan imup lampah
dak ingat jalan itu, berpi- niki, pisah kelawan rewangi
sah dengan kawannya, se- ra, sedalu-dalu den amuk.
nialam-malam mengamuk.
204
C"' - .•;'"} ■ ■ ■: ■ ( J
■J a
'1 {/I.''.
.■ , ■ ■i •■;
-14
iiV-^UuA '■A ..
4-f^'V:
■O"': : ,;> ,.V'. . ■ ' ■ ■ -'H -
,;6 \
URUTAN
OOMj-