Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KASUS KORUPSI RATU ATUT CHOSIYAH

Tugas Individu

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Hukum Pidana


dari Hj. Tien S. Hulukati, S. H., M. Hum. /
Tia Ludiana, S. H., M. H.

Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG


FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar No. 68, No. Telepon (022) 4262194,
Bandung, Jawa Barat 40261
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas ini yang berjudul “Analisis Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah”. Sesuai
dengan namanya, sebuah tugas memang tidak dimaksudkan sebagai buku materi
atau buku panduan, melainkan didalamnya terdapat pembahasan dan rincian-
rincian mengenai hasil dari beberapa sumber yang telah penulis dapatkan.
Penyusunan tugas ini penulis mendapatkan berbagai kesulitan, baik dalam
penyusunan, pengumpulan data dan dalam hal yang lainnya. Akan tetapi, berkat
pertolonganNyalah akhirnya tugas ini dapat penulis selesaikan sesuai yang
diharapkan. Adapun penyusunan tugas ini berdasarkan pada rincian-rincian data
yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Hj. Tien S. Hulukati, S. H., M. Hum. / Tia Ludiana, S. H., M. H. sebagai
dosen mata kuliah Sosiologi Hukum yang telah memberikan tugas ini
kepada penulis.
2. Orangtua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan,
serta memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya tugas ini.
3. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan
support semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
Penulis memahami dan menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna.
Namun, penulis telah berusaha menyusun tugas dengan usaha terbaik yang penulis
miliki. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap yang telah
mendukung terselesaikannya tugas ini. Mudah-mudahan tugas ini sesuai dengan
yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin Ya Mujibas Sailin.
Bandung, 07 Mei 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

ANALISIS KASUS KORUPSI RATU ATUR CHOSIYAH ........... 1

A. Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah Berdasarkan

Hubungan Kausalitas ................................................................. 1

B. Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah Secara Yuridis ................... 1

C. Unsur-unsur Korupsi Ratu Atut Chosiyah ................................. 3

D. Sumber ....................................................................................... 4

ii
ANALISIS KASUS KORUPSI RATU ATUT CHOSIYAH

A. Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah Berdasarkan Hubungan Kausalitas


Sebab : Mantan Gubernur Provinsi Banten Ratu Atut Chosiyah terjungkal
kasus korupsi pengadaan alat kesehatan senilai Rp 23 milyar dan
suap terkait penanganan sengketa Pilkada Lebak, Banten senilai
Rp 1 milyar s.d. Rp 2 milyar.
Akibat : Ratu Atut Chosiyah divonis 4 (empat) tahun penjara.

B. Kasus Korupsi Ratu Atut Chosiyah Secara Yuridis


1. Dilihat dari kasusnya, Atut melanggar Pasal 2 ayat (1) dan atau pasal 3
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor). Pasal tersebut terkait penyalahgunaan wewenang
sebagai penyelenggara negara yang telah menguntungkan diri sendiri, orang
lain, atau korporasi sehingga mengakibatkan kerugian negara.
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Pasal 2 ayat (1):
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korupsi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana seumur hidup atau pidana paling singkat 4 (empat) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).”

1
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Pasal 3:
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).”
2. Berdasarkan Konferensi Pers yang diadakan di Gedung KPK Kuningan,
ketua KPK Abraham Samad mengumumkan bahwa Ratu Atut terlibat dalam
kasus dugaan suap terkait penanganan sengketa pilkada Lebak dan
ditetapkan sebagai tersangka. Atut dijerat dengan Pasal 6 ayat (1) Huruf a
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi
juncto Pasal 55 ayat (1) nomor 1 KUHP. Ratu Atut dinyatakan secara
bersama-sama atau turut serta dengan tersangka yang sudah ditetapkan
terlebih dulu yaitu adiknya Tubagus Chaeri Wardana dalam kasus
penyuapan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor)
Pasal 6
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)
setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili;

2
b. Pasal 55 ayat (1) KUHP Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu
perbuatan pidana:
ke-1 mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang
turut serta melakukan perbuatan
ke-2 mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu,
dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan
kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan
orang lain supaya melakukan perbuatan.

C. Unsur-unsur Korupsi Ratu Atut Chosiyah


Adapun unsur-unsur tidak pidana korupsi yang dilakukan oleh Ratu Atut
Chosiyah yang berdasar pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Tindak Pidana Korupsi juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah sebagai berikut:
1. Tindakan Ratu Chosiyah telah:
a. menyalahgunakan wewenang dengan maksud memperkaya diri sendiri
atau orang lain;
b. merugikan negara atau perekonomian negara;
c. memberi atau menjanjikan Akil Mochtar dalam sengketa Pilkada Lebak,
Banten;
d. dengan sengaja menggelapkan uang alat kesehatan senilai Rp 23 milyar.
2. Tindakan Ratu Atut Chosiyah melanggar Pasal 2 ayat (1) dan atau pasal 3
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) dan Pasal 6 Ayat 1 Huruf a Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat
(1) nomor 1 KUHP.

3
D. Sumber
1. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/12/131216_ratuatutt
sk. Diakses pada tanggal 17 Desember 2013.
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi
juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Anda mungkin juga menyukai