DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................... 1
BAB 1 ...................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................. 3
1. Latar Belakang................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
BAB 2 ...................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................... 7
ISI ............................................................................................................ 10
BAB 3 ...................................................................................................... 19
PENUTUP .............................................................................................. 20
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Digunakan oleh banyak orang, kelompok, dan individu tertentu untuk melakukan
berbagai perbuatan yang dapat digolongkan sebagai tindak pidana korupsi.
Berdasarkan kondisi riil Indonesia, perbuatan oknum koruptor mengancam
keamanan negara. Pelaku tindak pidana korupsi adalah orang-orang terpelajar
dan relatif sudah maju, sehingga patut dicatat bahwa pelaku kejahatan ini adalah
yang paling rasional dibandingkan dengan pelaku kejahatan lainnya. Sebelum
melakukan suatu tindak pidana, mereka memperhitungkan secara matang untung
dan ruginya (benefit-cost ratio). Mereka selalu membuat pilihan secara sadar
ketika melakukan kejahatan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Korupsi?
2. Apa Saja Peraturan Perundang-undangan Terkait Korupsi?
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptus dan Corruption, artinya buruk,
bejad, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitnah. Dalam
Black Law Dictionary di modul Tindak Pidana Korupsi KPK, Korupsi adalah suatu
perbuatan yang dilakukan dengan sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa
keuntungan yang bertentangan dengan tugas resmi dan kebenarankebenaran lainnya
"sesuatu perbuatan dari suatu yang resmi atau kepercayaan seseorang yang mana
dengan melanggar hukum dan penuh kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk
dirinya sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan tugas dan
kebenarankebenaran lainnya.
Dalam konteks kriminologi atau ilmu tentang kejahatan ada sembilan tipe korupsi
yaitu :
Korupsi merupakan objek hukum di Indonesia yang termasuk ranah tindak pidana
korupsi yang tidak termasuk ke ranah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Tindak
Pidana korupsi sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001,
perubahan dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, perihal pemberantasan
korupsi di Indonesia. (Ridwan Zachrie, 2013)
Dalam tinjauan hukum Indonesia, korupsi secara definisi sudah dijelaskan dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 perubahan dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 terkait Tindak Pidana Korupsi. Rumusan korupsi perumusannya ada
30 bentuk tindak pidana korupsi dalam hukum Indonesia. Secara terperinci pasal-
pasal tersebut bagi pelaku korupsi dikanakan tindak pidana.
Tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan di atas, masih dirumuskan tindak
pidana lain yang terkait dengan tindak pidana korupsi ada dalam Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Jenis tindak
pidana yang terkait tindak pidana korupsi, (Hiplunudin, 2021) yakni:
Hukuman paling berat bagi koruptor adalah hukuman mati, sesuai dalam aturan Pasal
2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20/2001 pemberantasan korupsi yang
ranahnya masuk tindak pidana dan penyidik, penuntut umum dan hakim mempunyai
kewenangan, terlibat menagani dalam persidangan diperadilan Tindak Pidana
Korupsi. (Mahmud, 2020)
Dengan demikian definisi korupsi dalam tinjauan hukum Indonesia telah dijabarkan
dalam 13 buah Pasal dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 terkait pemberantasan tindak pidana korupsi, semoga
perilaku koruptor dilingkungan PNS, pejabat daerah, peminpin, dan dilingkungan
lainnya bisa di hindarkan demi kesejahteraan hidup rakyat Indonesia.
1) DASAR-DASAR HUKUM TINDAK KORUPSI
Pasal 32 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bertentangan dengan UUD 1945 secara
bersyarat (conditionally unconstitutional), kecuali harus dimaknai “pimpinan KPK
berhenti atau diberhentikan secara tetap setelah dijatuhi pidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.”
Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang dapat mendatangkan kerugian bagi kehidupan
bangsa dan bernegara, serta mengganggu stabilitas perekonomian negara. Dalam kaitan
itu, bukti keseriusan pemerintah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, Presiden telah menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011. Inpres ini memerinci langkah-
langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi yang mencakup enam bidang strategi,
yaitu pencegahan, penindakan, harmonisasi peraturan dan perundang-undangan,
penyelamatan aset hasil korupsi, kerja sama internasional, dan mekanisme pelaporan,
dengan merujuk pada Prioritas Pembangunan Nasional dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011.
PERATURAN PRESIDEN
Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2005 Uang Kehormatan Bagi Hakim Pada
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2006 Honorarium Bagi Ketua, Wakil Ketua,
Anggota, dan Sekretaris Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
2025
Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2010 Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 49 Tahun 2005 Tentang Uang Kehormatan Bagi Hakim Pada Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi
KEPUTUSAN PRESIDEN
PERATURAN MENTERI
Di sisi lain, upaya pemberantasan korupsi sejauh ini membuahkan hasil yang
optimal. Di segala tingkatan, hal tersebut seakan-akan sudah menjadi bagian
dari kehidupan kita, bahkan dianggap sebagai hal yang lumrah.
Jika kita terus membiarkan konflik ini berlanjut, cepat atau lambat korupsi
akan menghancurkan negara ini.
Indikator nilai dan prinsip antikorupsi seperti yang telah dijelaskan di atas dan
implementasinya masih jauh dari harapan.
Oleh karena itu, sudah menjadi tugas kita sebagai mahasiswa untuk
menanamkan nilai-nilai dan prinsip antikorupsi dalam kehidupan kita sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA