Anda di halaman 1dari 2

Sasandara Rahmadani Putri / 18505244031 / Kelas C

1. Sinopsis
Judul : Pohon Api
Nama pengarang : Oka Rusmini
Dipublikasikan : 6 Agustus 2017
Penerbit : Kompas Minggu
Kekayi sangat membanggakan bentuk tubuhnya yang lebih indah dibandingkan
sebatang pohon yang tumbuh di sebelah kamarnya, Pohon Api namanya. Keindahan
tubuh dan kecantikan rupanya membuat selir-selir serta permaisuri Kekaya merasa iri
terhadap Kekayi. Kekayi merupakan anak yang diselamatkan oleh seorang emban
bernama Matara ketika sedang terjadi pertempuran di negara asalnya kemudian
dibawanya kepada Kekaya. Kekayi tumbuh semakin dewasa, sorot mata iri perempuan-
perempuan di sekitarnya malah membuat Kekayi semakin bergairah. Bahkan mereka
sudah berkali-kali berusaha untuk memusnahkan Kekayi dengan cara meracuninya.
Setiap hari adalah tantangan baginya. Semakin banyak perempuan yang ingin
melukainya, semakin bertambah pula kecantikannya.
Kesempurnaan fisik Kekayi menjadikan dirinya sombong dan angkuh. Kekayi tak
menginginkan harta, yang diinginkan hanyalah kekuasaan. Kekuasaan yang kelak
dikenang orang-orang yang menandakan dirinya pernah ada dan tumbuh dalam
kehidupan ini. Tubuhnya dipersiapkan untuk melahirkan raja-raja besar dan berkuasa
dalam sejarah. Akhirnya Kekayi menikah dengan Dasarata, seorang lelaki tua yang telah
memiliki dua istri namun tak kunjung mendapatkan keturunan. Lelaki yang kelihatannya
akan mati dalam waktu dekat karena ringkih dimakan usia tersebut merupakan soeorang
raja dari kerajaan besar dan termahsyur. Kekaya menyarankan Kekayi untuk menikah
dengan Dasarata karena kelak lelaki itulah yang akan mengangkat kehidupannya.
Akankah kehidupan Kekayi akan berubah?

2. Kritik terhadap penulisan


Pengarang menggambarkan cerita dengan menggunakan alur maju mundur.
Selain itu, ia menggunakan sudut pandang orang ketiga dan di beberapa bagian ada yang
menggunakan sudut pandang orang pertama. Namun di bagian tertentu, pergantian sudut
pandang antara sudut pandang orang pertama (aku-an) ataupun orang ketiga (dia-an)
malah membuat pembaca bingung mengenai tokoh yang diceritakan, contohnya yaitu

“Namaku Kekayi, perempuan, istri seorang lelaki tua, dan ibu Bharata. Bharata
memusuhiku, memakiku, dan berkata kasar, menyesal memiliki ibu seperti aku.
Yang tamak, loba, haus kekuasaan, menghalalkan apa saja untuk dirinya sendiri
dan tanpa hati. Perempuan hina yang membunuh suaminya sendiri, Dasarata.
Kekayi tidak habis pikir, kenapa dia yang disalahkan oleh Bharata?”

Pengarang mengemukakan watak tokoh dengan metode langsung sehingga


pembaca tidak perlu membayangkan ulang. Akan tetapi pembaca kurang bisa memahami
keterkaitan antara judul (Pohon Api) dengan tokoh ataupun kisah, karena di akhir cerita
tidak ada penjelasan mengenai hubungan Kekayi dengan Pohon Api. Cepen ini
Sasandara Rahmadani Putri / 18505244031 / Kelas C

mengandung nilai moral yaitu karma dari sebuah kesombongan, keangkuhan, serta
ketamakan.

3. Kritik terhadap pemakaian bahasa


Pada cerpen ini, pengarang menggunakan diksi yang menambah keserasian antara bahasa
dan kosakata yang dipakai dengan pokok isi cerpen yang ingin disampaikan kepada
pembaca. Namun ada beberapa kata yang sulit dimengerti oleh pembaca, misalnya
perangai dan blingsatan. Kurangnya majas atau gaya bahasa yang membuat nilai estetika
dari cerpen tersebut kurang.

4. Perbandingan
Perbandingan antara novel di koran dan novel di majalah anak-anak
Unsur Pohon Api Sepatu Baru untuk Murni
Tema Dewasa Anak-anak
Alur Maju mundur Maju
Penokohan Metode langsung. Watak Metode langsung. Watak
dijelaskan secara gamblang oleh dijelaskan melalui tingkah laku
pengarang. tokoh.
Penggunaan Menggunakan bahasa baku Menggunakan bahasa tidak baku
bahasa
Penggunaan Terdapat beberapa kata yang Kata mudah dipahami
kata asing didengar sehingga pembaca
sulit memahami makna kata
tersebut
Sudut pandang Orang pertama dan orang ketiga Orang pertama
Konflik Batin Batin
Nilai Moral Moral

Anda mungkin juga menyukai