Anda di halaman 1dari 3

Teori Van Hiele

Lima tingkat pemikiran geometris menurut Van Hiele: pengenalan, analisis, pengurutan,
deduksi, akurasi[1]. Kelima level ini telah diberi nama dalam dua cara berbeda: level 1 sampai
level 5 atau level 0 sampai level 4[2]. Dalam perkuliahan ini akan menggunakan penamaan level
1 sampai 5. Untuk siswa sekolah dasar biasanya baru menguasai level 1 sampai 3, sedangkan
untuk mahasiswa diharapkan sudah sampai penguasaan geometris sampai level 5. Permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran geometri adalah kegagalan dalam pemahaman yang tepat
tentang konsep geometri dan pemerolehan keterampilan pemecahan masalah geometris [3].
Teori Van Hiele mengelompokkan kemampuan belajar geometri siswa dalam lima
tingkat pemikiran geometris yang berbeda dan hierarkis. Lebih lanjut, teori ini juga menawarkan
model pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk memeroleh tingkat pemahaman siswa
dalam geometri. Fase pembelajaran geometri meliputi fase informasi, orientasi terarah,
penjelasan, orientasi bebas dan integrasi [1]. Melalui fase-fase ini kemampuan geometris siswa
dapat ditingkatkan, pada siswa Sekolah Dasar sampai SMP yang masih pada level 3 [4] bahkan
pada siswa SMA sudah mencapai level 4[3]. Dalam penelitian fase pembelajaran digunakan
dalam materi geometri untuk menaikkan level pemikiran geometris mahasiswa PGSD agar dapat
mencapai level 5[5].
Kerangka tahapan pembelajaran menurut Van Hiele ada pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Van Hiele [6]
Fase Penjelasan
Informasi Siswa mengembangkan kosakata dan konsep untuk
tugas tertentu. Guru menilai interpretasi/penalaran
siswa dan menentukan untuk kemajuan siswa serta
tugas selanjutnya.
Orientasi terarah Siswa secara aktif terlibat dalam tugas yang diarahkan
guru. Mereka bekerja dengan perkembangan dari tahap
sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman tentang
tugas-tugas dan juga hubungan di antara tugas tersebut.
Penjelasan Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan secara
lisan atau tertulis tentang pemahaman mereka. Guru
memimpin pembahasan.
Orientasi bebas Siswa ditantang dengan tugas yang lebih kompleks dan
menemukan cara mereka sendiri menyelesaikan setiap
tugas.
Integrasi Siswa meringkas apa yang telah mereka pelajari,
menciptakan rangkuman tentang konsep yang sudah
dikuasai.

Kemampuan Spasial
Kemampuan spasial merupakan kemampuan yang secara mental dapat mewakili,
memanipulasi, dan memproses informasi spasial untuk digunakan dalam menyelesaikan kognitif
[7]. Kemampuan spasial membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam mengamati
dunia spasial serta membayangkan bentuk-bentuk geometri sebab membutuhkan daya imajinasi
yang tinggi [8].
Kemampuan spasial merupakan konsep abstrak yang di dalamnya meliputi hubungan spasial,
kerangka acuan, hubungan proyektif, konservasi jarak, representasi spasial, rotasi mental [9].
Beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan spasial yaitu usia dan jenis kelamin[10]

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wahyuningsih, Trimurtini, and N. Nugraheni, Teori Van Hiele dan Impementasinya pada
Geometri. Semarang: PGSD FIP Universitas Negeri Semarang, 2017.
[2] H. Ma, D. Lee, and S. Lin, “A Study of Van Hiele of Geometric Thinking among 1 st
through 6 th Graders,” Eurasia J. Math. Sci. Technol. Educ., vol. 11, no. 5, pp. 1181–
1196, 2015.
[3] R. B. Armah and P. S. Kissi, “Use of the van Hiele Theory in Investigating Teaching
Strategies used by College of Education Geometry Tutors,” EURASIA J. Math. Sci.
Technol. Educ., vol. 15, no. 4, 2019.
[4] C. Yıldız, M. Aydın, and D. Kö, “Comparing the old and new 6 th - 8 th grade
mathematics curricula in terms of Van Hiele understanding levels for geometry,” vol. 1,
pp. 731–736, 2009.
[5] Trimurtini and F. Ahmadi, “Tangram Interactive Game (TIF): Instructional Media in
Learning Geometry,” in 3rd International Conference on Theory & Practice (ICTP,
2017), 2017, pp. 49–56.
[6] T. D. Howse and M. E. Howse, “Linking The Van Hiele Theory to Instruction,” Teach.
Child. Math., vol. 21, no. 5, pp. 304–313, 2015.
[7] E. Novak and J. Lynne, “Studying preservice teacher math anxiety and mathematics
performance in geometry , word , and non-word problem solving,” Learn. Individ. Differ.,
vol. 54, pp. 20–29, 2017.
[8] M. Asis and N. Arsyad, “PROFIL KEMAMPUAN SPASIAL DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI SISWA YANG MEMILIKI
KECERDASAN LOGIS MATEMATIS TINGGI DITINJAU DARI PERBEDAAN
GENDER (Studi Kasus di kelas XI SMAN 17 Makassar),” J. Daya Mat., vol. 3, no. 1, pp.
78–87, 2015.
[9] B. Yilmaz, “On the development and measurement of spatial ability,” Int. Electron. J.
Elem. Educ., vol. 1, no. 2, pp. 83–96, 2009.
[10] A. Rodán, P. Gimeno, M. R. Elosúa, and P. R. Montoro, “Learning and Individual Di ff
erences Boys and girls gain in spatial , but not in mathematical ability after mental rotation
training in primary education,” Learn. Individ. Differ., vol. 70, no. December 2018, pp. 1–
11, 2019.

Anda mungkin juga menyukai