DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
Received 19 November 2020; Received in revised form 05 March 2021; Accepted 31 March 2021
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah geometri berbasis budaya
pada mahasiswa pendidikan matematika ditinjau dari perbedaan gender dan gaya belajar David Kolb.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Tidar pada mata kuliah Geometri Ruang sebanyak delapan
mahasiswa (gaya belajar diverging, assimilating, converging, dan accommodating) yang masing-masing
gaya belajar terdiri dari laki-laki dan perempuan. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tes gaya
belajar David Kolb, soal tes kemampuan pemecahan masalah geometri berbasis budaya dan pedoman
wawancara. Data dianalisis secara kualitatif kemudian dibandingkan hasil tes tertulis dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar diverging, subjek laki-laki berada
pada kategori kurang dan subjek perempuan berada pada kategori cukup dalam pemecahan masalah.
Kemampuan mahasiswa dengan gaya belajar assimilating, baik subjek laki-laki maupun perempuan
berada pada kategori cukup dalam pemecahan masalah. Kemampuan mahasiswa dengan gaya belajar
converging, baik subjek laki-laki maupun perempuan berada pada kategori cukup dalam pemecahan
masalah. Kemampuan mahasiswa dengan gaya belajar accommodating, baik subjek laki-laki maupun
perempuan berada pada kategori cukup dalam pemecahan masalah.
Abstract
The purpose of this study is to describe the culturally-based geometry problem-solving ability of
mathematics education students based on gender differences and David Kolb's learning style. This type of
research is qualitatively descriptive with the study subjects of Mathematics Education Study Program
Universitas Tidar on the Space Geometry of eight students (diverging, assimilating, converging, and
accommodating learning styles) whose respective learning styles consist of male and female. The
instrument in this study is David Kolb's study style test questionnaire, a culturally-based geometry
problem-solving ability test, and interview guidelines. Data is qualitatively analyzed and then compared
the results of test and interview. The results showed that students with diverging learning styles, male
subjects were in the poor category, and female subjects were in fair categories in problem-solving. The
ability of students with an assimilating learning style, both male and female subjects is in the category of
fair in problem-solving. The ability of students with a converging learning style, both male and female
subjects is in fair categories in problem-solving. The ability of students with accommodating learning
styles, both male and female subjects is in the category of fair in problem-solving.
This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License
240|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
| 241
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
(Kolb & Kolb, 2017) membagi masalah merupakan salah satu alasan
gaya belajar menjadi empat, antara lain utama dalam mempelajari matematika.
(1) Diverging yaitu kombinasi elemen Suatu permasalahan matematika akan
Pengalaman Konkrit dan Observasi mudah dipecahkan dengan
Reflektif. Individu dengan gaya belajar menggunakan bahasa gambar geometri,
ini mampu melihat situasi konkrit dari dan merupakan sebagian dari
beragam perspektif; (2) Assimilating penyelesaian. Masalah geometri dapat
yaitu kombinasi Konseptualisasi disajikan dengan memberikan soal yang
Abstrak dan Observasi Reflektif. berkaitan dengan masalah kontekstual
Individu ini terampil dalam mengolah salah satunya dengan mengangkat tema
banyak informasi serta budaya. Soal tes kemampuan
menempatkannya ke dalam bentuk yang pemecahan masalah konteks budaya
pasti dan logis; (3) Converging yaitu dalam penelitian ini adalah soal
kombinasi Konseptualisasi Abstrak dan geometri dengan tema budaya daerah
Eksperimen Aktif. Individu ini paling Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
baik dalam menemukan kegunaan Yogyakarta yang memiliki keragaman
praktis dari ide dan teori; dan (4) disetiap aspek budaya. Penyajian soal
Accommodating yaitu kombinasi konteks budaya tersebut dimaksudkan
Pengalaman Konkrit dan untuk mengenalkan kepada mahasiswa
Eksperimentasi Aktif. Individu ini bahwa budaya daerah yang ada di
memiliki keunggulan untuk belajar dari sekitar mereka terdapat unsur
pengalaman langsung. ( Bire, Geradus, matematika dan mampu memecahkan
& Bire, 2014) berpendapat bahwa cara masalah matematika yang berkaitan
seseorang menyerap informasi, dengan budaya mereka. Berdasarkan
mengolahnya, dan memanifestasikan uraian tersebut, dilakukan penelitian
dalam wujud nyata perilaku hidupnya tentang kemampuan pemecahan
disebut dengan gaya/tipe belajar. Setiap masalah geometri berbasis budaya pada
mahasiswa memiliki gaya belajar yang mahasiswa Pendidikan Matematika di
berbeda-beda, apalagi terdapat Universitas Tidar ditinjau dari
mahasiswa yang bermacam-macam perbedaan gender dan gaya belajar
karakteristik dan gender, tetapi mungkin David Kolb.
juga ada yang memiliki gaya belajar
yang sejenis. Dengan adanya gaya METODE PENELITIAN
belajar yang berbeda ini mengakibatkan Jenis penelitian yang digunakan
cara memahami dan menyerap dalam penelitian ini adalah deskriptif
informasi setiap mahasiswa dalam kualitatif. Subjek penelitian adalah
pembelajaran berbeda sehingga mahasiswa semester II Program Studi
kemampuan pemecahan masalah yang Pendidikan Matematika Universitas
dimilikinya juga berbeda. Tidar sebanyak 8 mahasiswa yang
(Budiarto & Artiono, 2019) terdiri dari gender laki-laki dan
mengungkapkan eksplorasi terhadap perempuan. Pemilihan subjek secara
geometri dapat mengembangkan purposive sampling dengan kriteria
keterampilan dalam memecahkan subjek memiliki gaya belajar diverging,
masalah. Penalaran ruangan adalah assimilating, converging, dan
bentuk pemecahan masalah yang accommodating.
terpenting, dan seperti tercantum dalam Instrumen dalam penelitian ini
kurikulum di Indonesia, pemecahan adalah angket tes gaya belajar David
242|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
| 243
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
244|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
| 245
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
246|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
masalah subjek laki-laki lebih baik dari Berdasarkan hasil tertulis soal
subjek perempuan karena mampu pemecahan masalah pada subjek laki-
menuliskan informasi yang diketahui laki dengan gaya belajar converging,
dan pertanyaan yang diajukan dari maka dapat dideskripsikan subjek
masalah yang diberikan. tersebut berada di kategori cukup pada
Berdasarkan keseluruhan jawaban tahapan memahami masalah, terlihat
subjek dengan gaya belajar bahwa subjek menuliskan informasi
assimilating, baik subjek laki-laki yang diketahui dari pertanyaan, namun
maupun perempuan berada pada tidak menuliskan permasalahan yang
kategori cukup. Subjek tersebut sudah ditanyakan dalam soal. Subjek sudah
cukup dalam memahami masalah, baik dalam menyusun rencana
menyusun rencana pemecahan masalah, pemecahan masalah dan melaksanakan
dan melaksanakan rencana pemecahan rencana pemecahan masalah. Subjek
masalah. Penelitian ini relevan dengan tersebut kurang pada tahapan mengecek
penelitian dari (Riau & Junaedi, 2016) kembali hasil pemecahan masalah
yang menyatakan bahwa subjek dengan karena tidak menuliskan kesimpulan
gaya belajar assimilating mampu pada dari jawaban yang diperoleh.
langkah mengecek kembali tetapi tidak Hasil selanjutnya yaitu hasil
sempurna. Selain itu, (Fatkhiyyah, jawaban dari subjek perempuan dengan
Winarso, & Manfaat, 2019) yang gaya belajar converging dapat dilihat
meneliti kemampuan komunikasi pada Gambar 6.
matematika ditinjau dari perbedaan
gender menyatakan bahwa subjek
dengan gaya belajar assimilating
memiliki kemampuan komunikasi
matematika sedang (cukup).
| 247
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
perhitungannya masih belum tepat. relevan dengan penelitian dari (Riau &
Subjek perempuan kurang pada tahapan Junaedi, 2016) yang menyatakan bahwa
mengecek kembali hasil pemecahan subjek dengan gaya belajar converging
masalah karena tidak menuliskan mampu menyelesaikan pemecahan
kesimpulan dari jawaban yang masalah pada langkah mengecek
diperoleh. kembali. Selain itu, (Fatkhiyyah,
Berdasarkan pemaparan di atas, Winarso, & Manfaat, 2019) yang
maka dapat disimpulkan hasil tertulis meneliti kemampuan komunikasi
subjek laki-laki dan perempuan dengan matematika ditinjau dari perbedaan
gaya belajar converging dalam Tabel 4. gender menyatakan bahwa subjek
dengan gaya belajar converging
Tabel 4. Rangkuman mahasiswa dengan memiliki kemampuan komunikasi
gaya belajar converging matematika tinggi (baik).
Kategori
Tahapan Mahasiswa dengan Gaya Belajar
Laki-
Perempuan Acomodating
laki
Pada mahasiswa dengan gaya
Memahami
Cukup Baik belajar acomodating, diambil subjek
masalah
laki-laki dan perempuan dengan
Menyusun
menganalisis permasalahan geometri
rencana
Baik Cukup pada soal nomor 5. Adapun jawaban
pemecahan
dari subjek laki-laki dengan gaya
masalah
belajar acomodating disajikan pada
Melaksanakan
Gambar 7.
rencana
Baik Cukup
pemecahan
masalah
Mengecek
kembali hasil
Kurang Kurang
pemecahan
masalah
248|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
dengan baik, terlihat bahwa subjek laki- dapat menuliskan dengan baik, terlihat
laki dapat menuliskan informasi yang bahwa subjek perempuan dapat
diketahui dan pertanyaan yang diajukan menuliskan informasi yang diketahui
pada soal dengan benar. Pada tahapan dan pertanyaan yang diajukan pada soal
menyusun rencana pemecahan masalah, dengan benar. Pada tahapan menyusun
subjek tersebut sudah cukup dalam rencana pemecahan masalah, subjek
tahapan ini yaitu dengan menuliskan tersebut sudah cukup dalam tahapan ini
volume tabung dan rumus menentukan yaitu dengan menuliskan volume tabung
tambahan air yang dibutuhkan pada dan rumus menentukan tambahan air
bagunan menara air, tetapi belum dapat yang dibutuhkan pada bagunan menara
mengilustrasikan soal dalam gambar air, tetapi belum dapat mengilustrasikan
bangun ruang tabung. Pada tahapan soal dalam gambar bangun ruang
melaksanakan rencana pemecahan tabung. Pada tahapan melaksanakan
masalah, subjek tersebut tidak dapat rencana pemecahan masalah, subjek
menyelesaikan dengan benar, tersebut tidak dapat menyelesaikan
kesalahannya terdapat pada tinggi dengan benar. Pada tahapan mengecek
dalam volume tabung yang seharusnya kembali hasil pemecahan masalah,
untuk tingginya didapatkan dari selisih subjek tersebut tidak menuliskan
antara tinggi bangunan dan tinggi tiang. kesimpulan dari jawaban yang
Pada tahapan mengecek kembali hasil diperolehnya sehingga kurang dalam
pemecahan masalah, subjek tersebut tahapan ini.
tidak menuliskan kesimpulan dari Berdasarkan pemaparan di atas,
jawaban yang diperolehnya sehingga maka dapat disimpulkan hasil tertulis
kurang dalam tahapan ini. subjek laki-laki dan perempuan dengan
Hasil selanjutnya adalah jawaban gaya belajar accomodating dalam Tabel
dari subjek perempuan dengan gaya 5.
belajar accomodating yang disajikan
pada Gambar 8. Tabel 5. Rangkuman mahasiswa dengan
gaya belajar accomodating
Kategori
Tahapan Laki-
Perempuan
laki
Memahami
Baik Baik
masalah
Menyusun
rencana
Cukup Cukup
pemecahan
masalah
Gambar 8. Jawaban subjek perempuan Melaksanakan
dengan gaya belajar accomodating rencana
Cukup Cukup
pemecahan
Berdasarkan hasil tertulis soal masalah
pemecahan masalah pada subjek Mengecek
perempuan dengan gaya belajar kembali hasil
accomodating, maka dapat Kurang Cukup
pemecahan
dideskripsikan subjek tersebut dalam masalah
tahapan memahami masalah sudah
| 249
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
250|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)
DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256
| 251