Anda di halaman 1dari 12

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)

Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI BERBASIS BUDAYA


DITINJAU DARI GENDER DAN GAYA BELAJAR

Arief Budi Wicaksono1*, Aprilia Nurul Chasanah2, Heru Sukoco3


1*,2
Universitas Tidar, Magelang, Indonesia
3
Universitas Negeri Yogyakarta, Sleman, Indonesia
*Corresponding author. Universitas Tidar, 56116, Magelang, Indonesia.
E-mail: ariefbudiw@untidar.ac.id 1*)
aprilianurul@untidar.ac.id 2)
heru.sukoco@uny.ac.id 3)

Received 19 November 2020; Received in revised form 05 March 2021; Accepted 31 March 2021

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah geometri berbasis budaya
pada mahasiswa pendidikan matematika ditinjau dari perbedaan gender dan gaya belajar David Kolb.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Tidar pada mata kuliah Geometri Ruang sebanyak delapan
mahasiswa (gaya belajar diverging, assimilating, converging, dan accommodating) yang masing-masing
gaya belajar terdiri dari laki-laki dan perempuan. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tes gaya
belajar David Kolb, soal tes kemampuan pemecahan masalah geometri berbasis budaya dan pedoman
wawancara. Data dianalisis secara kualitatif kemudian dibandingkan hasil tes tertulis dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar diverging, subjek laki-laki berada
pada kategori kurang dan subjek perempuan berada pada kategori cukup dalam pemecahan masalah.
Kemampuan mahasiswa dengan gaya belajar assimilating, baik subjek laki-laki maupun perempuan
berada pada kategori cukup dalam pemecahan masalah. Kemampuan mahasiswa dengan gaya belajar
converging, baik subjek laki-laki maupun perempuan berada pada kategori cukup dalam pemecahan
masalah. Kemampuan mahasiswa dengan gaya belajar accommodating, baik subjek laki-laki maupun
perempuan berada pada kategori cukup dalam pemecahan masalah.

Kata kunci: Budaya; gaya belajar; gender; geometri; pemecahan masalah.

Abstract
The purpose of this study is to describe the culturally-based geometry problem-solving ability of
mathematics education students based on gender differences and David Kolb's learning style. This type of
research is qualitatively descriptive with the study subjects of Mathematics Education Study Program
Universitas Tidar on the Space Geometry of eight students (diverging, assimilating, converging, and
accommodating learning styles) whose respective learning styles consist of male and female. The
instrument in this study is David Kolb's study style test questionnaire, a culturally-based geometry
problem-solving ability test, and interview guidelines. Data is qualitatively analyzed and then compared
the results of test and interview. The results showed that students with diverging learning styles, male
subjects were in the poor category, and female subjects were in fair categories in problem-solving. The
ability of students with an assimilating learning style, both male and female subjects is in the category of
fair in problem-solving. The ability of students with a converging learning style, both male and female
subjects is in fair categories in problem-solving. The ability of students with accommodating learning
styles, both male and female subjects is in the category of fair in problem-solving.

Keywords: Culture; gender; geometry; learning style; problem solving.

This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License

240|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

PENDAHULUAN disimpulkan bahwa kemampuan


Matematika merupakan salah satu pemecahan masalah adalah suatu proses
cabang ilmu pengetahuan yang berpikir untuk menyelesaikan suatu
memegang peranan penting. permasalahan dengan pengetahuan dan
Matematika sangat diperlukan dalam keterampilan yang sudah ada untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan mencapai tujuan serta merupakan model
dengan kehidupan sehari-hari dan penemuan solusi melalui langkah-
merupakan sarana pemecahan masalah langkah pemecahan masalah. (Polya,
yang baik. (NCTM, 2000) menetapkan 2014) mengungkapkan empat langkah
lima standar kemampuan matematis, pemecahan masalah yaitu memahami
yaitu pemecahan masalah (problem masalah (understand the problem),
solving), kemampuan komunikasi merencanakan pemecahan (devise a
(communication), kemampuan koneksi plan), melaksanakan rencana (carry out
(connection), kemampuan penalaran the plan), dan melihat kembali (looking
(reasoning), dan kemampuan back). Pada setiap langkah-langkah
representasi (representation). pemecahan masalah akan masuk dalam
Berdasarkan hal tersebut kemampuan indikator pemecahan masalah. Menurut
pemecahan masalah (problem solving) (NCTM, 2000) indikator pemecahan
harus dikuasai oleh mahasiswa dalam masalah yaitu 1) mengembangkan
pembelajaran matematika. Kemampuan pengetahuan matematika baru melalui
pemecahan masalah digunakan untuk pemecahan masalah, 2) memecahkan
menyelesaikan masalah dalam masalah matematika dalam berbagai
matematika sehingga dengan adanya konteks, 3) menerapkan strategi yang
pemecahan masalah membuat tepat untuk memecahkan masalah, dan
matematika tidak kehilangan maknanya, 4) merefleksikan proses pemecahan
sebab konsep dan prinsip matematika masalah.
akan lebih bermakna jika diterapkan Pemecahan masalah sangat
dalam suatu permasalahan. penting dalam pembelajaran
Menurut (Mawaddah & Anisah, matematika. Salah satu faktor yang
2015), pemecahan masalah adalah suatu mempengaruhi perbedaan tingkat
proses berpikir seseorang untuk kemampuan pemecahan masalah adalah
menentukan apa yang harus dilakukan gaya belajar. Menurut Felder dan
untuk menyelesaikan suatu masalah Silverman, seperti yang dikutip oleh
yang menuntut seseorang untuk (Middleton, Ricks, Wright, & Grant,
mengkoordinasikan pengalaman, 2013), gaya belajar adalah pilihan
pengetahuan, pemahaman yang bagaimana individu menerima dan
dimiliki. (Chao, Tzeng, & Po, 2017) memproses informasi. Menurut Hall
mengungkapkan bahwa pemecahan seperti yang dikemukakan oleh (Ma &
masalah adalah pemrosesan Ma, 2014), gaya belajar merupakan cara
menemukan jawaban oleh individu seseorang mulai berkonsentrasi,
dengan menerapkan pengetahuan dan memproses, mengingat informasi
keterampilan mereka yang sudah ada ke akademik yang baru dan sulit. Gaya
alat dan aplikasi untuk memenuhi belajar merupakan metode yang
persyaratan situasi baru karena situasi digunakan oleh individu untuk
baru dan tidak dikenal, penyelesaian memfokuskan dan menguasai informasi
masalah dianggap sebagai model baru (Sengodan & Iksan, 2012).
aktivitas mental yang tinggi. Jadi, dapat

| 241
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

(Kolb & Kolb, 2017) membagi masalah merupakan salah satu alasan
gaya belajar menjadi empat, antara lain utama dalam mempelajari matematika.
(1) Diverging yaitu kombinasi elemen Suatu permasalahan matematika akan
Pengalaman Konkrit dan Observasi mudah dipecahkan dengan
Reflektif. Individu dengan gaya belajar menggunakan bahasa gambar geometri,
ini mampu melihat situasi konkrit dari dan merupakan sebagian dari
beragam perspektif; (2) Assimilating penyelesaian. Masalah geometri dapat
yaitu kombinasi Konseptualisasi disajikan dengan memberikan soal yang
Abstrak dan Observasi Reflektif. berkaitan dengan masalah kontekstual
Individu ini terampil dalam mengolah salah satunya dengan mengangkat tema
banyak informasi serta budaya. Soal tes kemampuan
menempatkannya ke dalam bentuk yang pemecahan masalah konteks budaya
pasti dan logis; (3) Converging yaitu dalam penelitian ini adalah soal
kombinasi Konseptualisasi Abstrak dan geometri dengan tema budaya daerah
Eksperimen Aktif. Individu ini paling Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
baik dalam menemukan kegunaan Yogyakarta yang memiliki keragaman
praktis dari ide dan teori; dan (4) disetiap aspek budaya. Penyajian soal
Accommodating yaitu kombinasi konteks budaya tersebut dimaksudkan
Pengalaman Konkrit dan untuk mengenalkan kepada mahasiswa
Eksperimentasi Aktif. Individu ini bahwa budaya daerah yang ada di
memiliki keunggulan untuk belajar dari sekitar mereka terdapat unsur
pengalaman langsung. ( Bire, Geradus, matematika dan mampu memecahkan
& Bire, 2014) berpendapat bahwa cara masalah matematika yang berkaitan
seseorang menyerap informasi, dengan budaya mereka. Berdasarkan
mengolahnya, dan memanifestasikan uraian tersebut, dilakukan penelitian
dalam wujud nyata perilaku hidupnya tentang kemampuan pemecahan
disebut dengan gaya/tipe belajar. Setiap masalah geometri berbasis budaya pada
mahasiswa memiliki gaya belajar yang mahasiswa Pendidikan Matematika di
berbeda-beda, apalagi terdapat Universitas Tidar ditinjau dari
mahasiswa yang bermacam-macam perbedaan gender dan gaya belajar
karakteristik dan gender, tetapi mungkin David Kolb.
juga ada yang memiliki gaya belajar
yang sejenis. Dengan adanya gaya METODE PENELITIAN
belajar yang berbeda ini mengakibatkan Jenis penelitian yang digunakan
cara memahami dan menyerap dalam penelitian ini adalah deskriptif
informasi setiap mahasiswa dalam kualitatif. Subjek penelitian adalah
pembelajaran berbeda sehingga mahasiswa semester II Program Studi
kemampuan pemecahan masalah yang Pendidikan Matematika Universitas
dimilikinya juga berbeda. Tidar sebanyak 8 mahasiswa yang
(Budiarto & Artiono, 2019) terdiri dari gender laki-laki dan
mengungkapkan eksplorasi terhadap perempuan. Pemilihan subjek secara
geometri dapat mengembangkan purposive sampling dengan kriteria
keterampilan dalam memecahkan subjek memiliki gaya belajar diverging,
masalah. Penalaran ruangan adalah assimilating, converging, dan
bentuk pemecahan masalah yang accommodating.
terpenting, dan seperti tercantum dalam Instrumen dalam penelitian ini
kurikulum di Indonesia, pemecahan adalah angket tes gaya belajar David

242|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

Kolb, soal tes kemampuan pemecahan Data tes tertulis dianalisis


masalah geometri berbasis budaya dan berdasarkan indikator kemampuan
pedoman wawancara. Metode pemecahan masalah, sedangkan data
pengumpulan data penelitian yaitu 1) wawancara dianalisis sesuai dengan
metode angket, dilakukan untuk teknik analisis yang diungkapkan oleh
mengetahui gaya belajar siswa dan (Miles & Huberman, 1994) yaitu (1)
gender sesuai dengan gaya belajar reduksi data, (2) penyajian data, dan (3)
David Kolb; 2) metode tes, dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil analisis
secara tertulis kepada subyek penelitian data tes tertulis dan wawancara
sesuai dengan indikator kemampuan kemudian dibandingkan dan divalidasi
pemecahan masalah matematika untuk ditarik kesimpulan. Indikator dan
menurut Polya; dan 3) metode pedoman penilaian kemampuan
wawancara, digunakan untuk pemecahan masalah disajikan pada
mengetahui kemampuan pemecahan Tabel 1.
masalah matematika.

Tabel 1. Indikator dan pedoman penilaian kemampuan pemecahan masalah


Tahapan Pemecahan
Kategori Deskripsi
Masalah (Indikator)
Memahami masalah Baik Mampu memahami masalah secara menyeluruh, yaitu
mengungkapkan informasi yang diketahui dan
pertanyaan yang diajukan dari masalah yang
diberikan
Cukup Salah mengintepretasikan sebagian masalah atau tidak
memahami masalah secara keseluruhan
Kurang Salah mengintepretasikan masalah secara lengkap
atau tidak memahami masalah secara utuh
Menyusun rencana Baik Membuat langkah pemecahan masalah dengan benar
pemecahan masalah dan mengarah pada solusi yang benar
Cukup Membuat langkah pemecahan masalah yang dapat
diterapkan namun memungkinkan tidak mendapatkan
hasil yang sesuai/mendapatkan hasil yang salah
Kurang Tidak membuat langkah pemecahan masalah yang
relevan
Melaksanakan rencana Baik Menyelesaikan seluruh masalah dan memperoleh
pemecahan masalah jawaban yang benar
Cukup Menyelesaikan sebagian masalah dan memperoleh
jawaban yang benar
Kurang Tidak melakukan penyelesaian masalah atau
menyelesaikan sebagian atau seluruh masalah namun
mendapatkan hasil yang salah
Mengecek kembali Baik Memeriksa hasil pemecahan masalah dan menuliskan
hasil pemecahan kesimpulan dengan tepat
masalah
Cukup Memeriksa hasil pemecahan masalah dan/atau
menuliskan kesimpulan dengan kurang tepat/ tidak
lengkap
Kurang Tidak memeriksa hasil pemecahan masalah dan tidak
menuliskan kesimpulan

| 243
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

HASIL DAN PEMBAHASAN menuliskan informasi yang diketahui


Hasil yang diperoleh dalam dan ditanyakan dari pertanyaan yang
penelitian ini adalah kemampuan diajukan dari masalah yang diberikan.
mahasiswa pendidikan matematika Subjek sudah baik dalam menyusun
dalam memecahkan masalah geometri rencana pemecahan masalah dan
berbasis budaya ditinjau dari perbedaan melaksanakan rencana pemecahan
gender dan gaya belajar David Kolb. masalah. Subjek tersebut juga kurang
Berikut disajikan hasil dokumentasi pada tahapan mengecek kembali hasil
tertulis dan hasil pengisian angket gaya pemecahan masalah karena tidak
belajar dari subjek penelitian serta menuliskan kesimpulan dari jawaban
kategorisasi kemampuan pemecahan yang diperoleh. Hal ini juga sejalan
masalah mereka. dengan (Riau & Junaedi, 2016) yang
menyatakan bahwa gaya belajar
Mahasiswa dengan Gaya Belajar diverging saat mengerjakan tes
Diverging kemampuan pemecahan masalah tidak
Pada mahasiswa dengan gaya dapat menunjukkan langkah-langkah
belajar diverging, diambil subjek laki- penyelesainnya pada tahap pengecekan
laki dan perempuan dengan kembali. Selain itu subjek dengan gaya
menganalisis permasalahan geometri belajar diverging lebih cepat bosan jika
pada soal nomor 2. Adapun jawaban tidak memahami masalah dan berkreasi.
dari subjek laki-laki dengan gaya (Jalinus, et al., 2020).
belajar diverging disajikan pada Selanjutnya, ditampilkan jawaban
Gambar 1. dari subjek perempuan dengan gaya
belajar diverging disajikan pada
Gambar 2.

Gambar 1. Jawaban subjek laki-laki


dengan gaya belajar diverging

Berdasarkan Gambar 1 yaitu hasil


tertulis soal pemecahan masalah pada
subjek laki-laki dengan gaya belajar
diverging, maka dapat dideskripsikan
Gambar 2. Jawaban subjek perempuan
subjek tersebut kurang pada tahapan
dengan gaya belajar diverging
memahami masalah karena tidak
mampu memahami masalah secara
utuh, terlihat bahwa subjek tidak

244|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

Berdasarkan hasil tertulis soal sama baik pada tahapan menyusun


pemecahan masalah pada subjek rencana pemecahan masalah dan
perempuan dengan gaya belajar melaksanakan rencana pemecahan
diverging yang ditampilkan pada masalah. Pada tahapan mengecek
Gambar 2, dapat dideskripsikan bahwa kembali hasil pemecahan masalah,
subjek tersebut sudah baik pada tahapan kedua subjek masih dalam kategori
memahami masalah, menyusun rencana kurang.
pemecahan masalah, dan melaksanakan Berdasarkan keseluruhan jawaban
rencana pemecahan masalah. Subjek subjek dengan gaya belajar diverging,
perempuan mampu menuliskan yang subjek laki-laki berada pada kategori
diketahui dan ditanyakan pada soal, kurang dan subjek perempuan berada
dapat menyusun rencana penyelesaian pada kategori cukup. Penelitian ini
soal dan melaksanakan rencana relevan dengan penelitian dari (Riau &
penyelesaian soal tersebut dengan baik. Junaedi, 2016) yang menyatakan bahwa
Namun, tahapan mengecek kembali subjek dengan gaya belajar diverging
hasil pemecahan masalah subjek hanya mampu menyelesaikan pada
tersebut masih kurang karena tidak langkah merencanakan pemecahan
menuliskan kesimpulan dari jawaban masalah dan gagal dalam memecahkan
yang diperoleh. masalah. Selain itu, (Fatkhiyyah,
Berdasarkan pemaparan di atas, Winarso, & Manfaat, 2019) yang
maka dapat disimpulkan hasil tertulis meneliti tentang kemampuan
subjek laki-laki dan perempuan dengan komunikasi matematika ditinjau dari
gaya belajar diverging dalam Tabel 2. perbedaan gender menyatakan bahwa
subjek dengan gaya belajar diverging
Tabel 2. Rangkuman mahasiswa dengan memiliki kemampuan komunikasi
gaya belajar diverging matematika rendah (kurang).
Kategori
Tahapan Mahasiswa dengan Gaya Belajar
Laki-
Perempuan Assimilating
laki
Pada mahasiswa dengan gaya belajar
Memahami
Kurang Baik assimilating, diambil subjek laki-laki
masalah
dan perempuan dengan menganalisis
Menyusun
permasalahan geometri pada soal nomor
rencana
Baik Baik 4. Jawaban dari subjek laki-laki dengan
pemecahan
gaya belajar assimilating disajikan pada
masalah
Gambar 3.
Melaksanakan
rencana
Baik Baik
pemecahan
masalah
Mengecek
kembali hasil
Kurang Kurang
pemecahan
masalah

Pada tahapan memahami masalah,


subjek perempuan lebih baik daripada Gambar 3. Jawaban subjek laki-laki
subjek laki-laki. Kedua subjek sama- dengan gaya belajar assimilating

| 245
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

Berdasarkan Gamabr 3 yang menuliskan permasalahan yang


menyajikan hasil tertulis berupa ditanyakan dalam soal. Kemudian
pemecahan masalah oleh subjek laki- subjek tersebut cukup dalam menyusun
laki dengan gaya belajar assimilating , rencana pemecahan masalah dan
maka dapat dideskripsikan subjek melaksanakan rencana pemecahan
tersebut baik pada tahapan memahami masalah, subjek tersebut sudah mampu
masalah karena mampu memahami menuliskan rumus-rumus yang
masalah secara utuh, terlihat bahwa diperlukan dalam penyelesaian soal
subjek menuliskan informasi yang akan tetapi masih terdapat kekeliruan
diketahui dan pertanyaan yang diajukan dalam perhitungan. Pada tahapan
dari masalah yang diberikan. Kemudian mengecek kembali hasil pemecahan
subjek tersebut cukup dalam menyusun masalah, subjek tersebut mampu
rencana pemecahan masalah dan menuliskan kesimpulan dari jawaban
melaksanakan rencana pemecahan soal akan tetapi jawabanya masih belum
masalah, subjek tersebut sudah mampu tepat.
menuliskan rumus-rumus yang Berdasarkan pemaparan di atas,
diperlukan dalam penyelesaian soal maka dapat disimpulkan hasil tertulis
akan tetapi masih terdapat kesalahan subjek laki-laki dan perempuan dengan
dalam perhitungan. Pada tahapan gaya belajar assimilating dalam Tabel 3.
mengecek kembali hasil pemecahan
masalah, subjek tersebut mampu Tabel 3. Rangkuman mahasiswa dengan
menuliskan kesimpulan dari jawaban gaya belajar assimilating
soal akan tetapi jawabanya masih belum Kategori
tepat. Jawaban subjek perempuan Tahapan Laki-
dengan gaya belajar assimilating dapat Perempuan
laki
dilihat pada Gambar 4.
Memahami
Baik Cukup
masalah
Menyusun
rencana
Cukup Cukup
pemecahan
masalah
Melaksanakan
rencana
Cukup Cukup
pemecahan
masalah
Mengecek
Gambar 4. Jawaban subjek perempuan kembali hasil
Cukup Cukup
dengan gaya belajar assimilating pemecahan
masalah
Berdasarkan hasil tertulis soal
pemecahan masalah pada subjek Pada tahapan menyusun rencana
perempuan dengan gaya belajar pemecahan masalah, melaksanakan
assimilating, maka dapat dideskripsikan rencana pemecahan masalah, dan
subjek tersebut cukup pada tahapan mengecek kembali hasil pemecahan
memahami masalah, terlihat bahwa masalah, subjek laki-laki dan
subjek menuliskan informasi yang perempuan berada pada kategori cukup.
diketahui dari pertanyaan, namun tidak Sedangkan pada tahapan memahami

246|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

masalah subjek laki-laki lebih baik dari Berdasarkan hasil tertulis soal
subjek perempuan karena mampu pemecahan masalah pada subjek laki-
menuliskan informasi yang diketahui laki dengan gaya belajar converging,
dan pertanyaan yang diajukan dari maka dapat dideskripsikan subjek
masalah yang diberikan. tersebut berada di kategori cukup pada
Berdasarkan keseluruhan jawaban tahapan memahami masalah, terlihat
subjek dengan gaya belajar bahwa subjek menuliskan informasi
assimilating, baik subjek laki-laki yang diketahui dari pertanyaan, namun
maupun perempuan berada pada tidak menuliskan permasalahan yang
kategori cukup. Subjek tersebut sudah ditanyakan dalam soal. Subjek sudah
cukup dalam memahami masalah, baik dalam menyusun rencana
menyusun rencana pemecahan masalah, pemecahan masalah dan melaksanakan
dan melaksanakan rencana pemecahan rencana pemecahan masalah. Subjek
masalah. Penelitian ini relevan dengan tersebut kurang pada tahapan mengecek
penelitian dari (Riau & Junaedi, 2016) kembali hasil pemecahan masalah
yang menyatakan bahwa subjek dengan karena tidak menuliskan kesimpulan
gaya belajar assimilating mampu pada dari jawaban yang diperoleh.
langkah mengecek kembali tetapi tidak Hasil selanjutnya yaitu hasil
sempurna. Selain itu, (Fatkhiyyah, jawaban dari subjek perempuan dengan
Winarso, & Manfaat, 2019) yang gaya belajar converging dapat dilihat
meneliti kemampuan komunikasi pada Gambar 6.
matematika ditinjau dari perbedaan
gender menyatakan bahwa subjek
dengan gaya belajar assimilating
memiliki kemampuan komunikasi
matematika sedang (cukup).

Mahasiswa dengan Gaya Belajar


Converging
Pada mahasiswa dengan gaya
belajar converging, diambil subjek laki- Gambar 6. Jawaban subjek perempuan
laki dan perempuan dengan dengan gaya belajar converging
menganalisis permasalahan geometri
pada soal nomor 3. Adapun jawaban Berdasarkan hasil tertulis soal
dari subjek laki-laki dengan gaya pemecahan masalah pada subjek
belajar converging dapat dilihat pada perempuan dengan gaya belajar
Gambar 5. converging. Pada tahapan memahami
masalah, terlihat bahwa subjek
perempuan dapat menuliskan informasi
yang diketahui dan pertanyaan yang
diajukan pada soal dengan benar. Pada
tahapan menyusun rencana pemecahan
masalah dan melaksanakan rencana
pemecahan masalah berada di kategori
cukup karena mampu menuliskan rumus
Gambar 5. Jawaban subjek laki-laki yang diperlukan dalam penyelesaian
dengan gaya belajar converging permasalahan pada soal, namun

| 247
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

perhitungannya masih belum tepat. relevan dengan penelitian dari (Riau &
Subjek perempuan kurang pada tahapan Junaedi, 2016) yang menyatakan bahwa
mengecek kembali hasil pemecahan subjek dengan gaya belajar converging
masalah karena tidak menuliskan mampu menyelesaikan pemecahan
kesimpulan dari jawaban yang masalah pada langkah mengecek
diperoleh. kembali. Selain itu, (Fatkhiyyah,
Berdasarkan pemaparan di atas, Winarso, & Manfaat, 2019) yang
maka dapat disimpulkan hasil tertulis meneliti kemampuan komunikasi
subjek laki-laki dan perempuan dengan matematika ditinjau dari perbedaan
gaya belajar converging dalam Tabel 4. gender menyatakan bahwa subjek
dengan gaya belajar converging
Tabel 4. Rangkuman mahasiswa dengan memiliki kemampuan komunikasi
gaya belajar converging matematika tinggi (baik).
Kategori
Tahapan Mahasiswa dengan Gaya Belajar
Laki-
Perempuan Acomodating
laki
Pada mahasiswa dengan gaya
Memahami
Cukup Baik belajar acomodating, diambil subjek
masalah
laki-laki dan perempuan dengan
Menyusun
menganalisis permasalahan geometri
rencana
Baik Cukup pada soal nomor 5. Adapun jawaban
pemecahan
dari subjek laki-laki dengan gaya
masalah
belajar acomodating disajikan pada
Melaksanakan
Gambar 7.
rencana
Baik Cukup
pemecahan
masalah
Mengecek
kembali hasil
Kurang Kurang
pemecahan
masalah

Pada tahapan memahami masalah,


subjek perempuan lebih baik daripada
subjek laki-laki. Pada tahapan
menyusun rencana pemecahan masalah
dan melaksanakan rencana pemecahan
masalah, subjek laki-laki lebih baik
daripada subjek perempuan. Pada tahap
mengecek kembali hasil pemecahan Gambar 7. Jawaban subjek laki-laki
masalah berada pada kategori kurang dengan gaya belajar accomodating
untuk kedua subjek karena tidak
menuliskan kesimpulan dari jawaban Berdasarkan hasil tertulis soal
yang diperoleh. pemecahan masalah pada subjek laki-
Berdasarkan keseluruhan jawaban laki dengan gaya belajar accomodating,
subjek dengan gaya belajar converging, maka dapat dideskripsikan subjek
subjek laki-laki dan perempuan berada tersebut dalam tahapan memahami
pada kategori cukup. Penelitian ini masalah sudah dapat menuliskan

248|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

dengan baik, terlihat bahwa subjek laki- dapat menuliskan dengan baik, terlihat
laki dapat menuliskan informasi yang bahwa subjek perempuan dapat
diketahui dan pertanyaan yang diajukan menuliskan informasi yang diketahui
pada soal dengan benar. Pada tahapan dan pertanyaan yang diajukan pada soal
menyusun rencana pemecahan masalah, dengan benar. Pada tahapan menyusun
subjek tersebut sudah cukup dalam rencana pemecahan masalah, subjek
tahapan ini yaitu dengan menuliskan tersebut sudah cukup dalam tahapan ini
volume tabung dan rumus menentukan yaitu dengan menuliskan volume tabung
tambahan air yang dibutuhkan pada dan rumus menentukan tambahan air
bagunan menara air, tetapi belum dapat yang dibutuhkan pada bagunan menara
mengilustrasikan soal dalam gambar air, tetapi belum dapat mengilustrasikan
bangun ruang tabung. Pada tahapan soal dalam gambar bangun ruang
melaksanakan rencana pemecahan tabung. Pada tahapan melaksanakan
masalah, subjek tersebut tidak dapat rencana pemecahan masalah, subjek
menyelesaikan dengan benar, tersebut tidak dapat menyelesaikan
kesalahannya terdapat pada tinggi dengan benar. Pada tahapan mengecek
dalam volume tabung yang seharusnya kembali hasil pemecahan masalah,
untuk tingginya didapatkan dari selisih subjek tersebut tidak menuliskan
antara tinggi bangunan dan tinggi tiang. kesimpulan dari jawaban yang
Pada tahapan mengecek kembali hasil diperolehnya sehingga kurang dalam
pemecahan masalah, subjek tersebut tahapan ini.
tidak menuliskan kesimpulan dari Berdasarkan pemaparan di atas,
jawaban yang diperolehnya sehingga maka dapat disimpulkan hasil tertulis
kurang dalam tahapan ini. subjek laki-laki dan perempuan dengan
Hasil selanjutnya adalah jawaban gaya belajar accomodating dalam Tabel
dari subjek perempuan dengan gaya 5.
belajar accomodating yang disajikan
pada Gambar 8. Tabel 5. Rangkuman mahasiswa dengan
gaya belajar accomodating
Kategori
Tahapan Laki-
Perempuan
laki
Memahami
Baik Baik
masalah
Menyusun
rencana
Cukup Cukup
pemecahan
masalah
Gambar 8. Jawaban subjek perempuan Melaksanakan
dengan gaya belajar accomodating rencana
Cukup Cukup
pemecahan
Berdasarkan hasil tertulis soal masalah
pemecahan masalah pada subjek Mengecek
perempuan dengan gaya belajar kembali hasil
accomodating, maka dapat Kurang Cukup
pemecahan
dideskripsikan subjek tersebut dalam masalah
tahapan memahami masalah sudah

| 249
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

Pada tahapan memahami masalah, gender dan gaya belajar mengalami


kedua subjek berada pada kategori baik. perbedaan dalam tinjauan kemampuan
Kedua subjek lengkap dalam individu baik pada laki-laki maupun
menguraikan permasalahan dan antusias perempuan. Kemampuan mahasiswa
untuk mencari penyelesaiannya. Hal ini dengan gaya belajar diverging, subjek
sejalan dengan (Chasanah, Wicaksono, laki-laki berada pada kategori kurang
Nurtsaniyah, & Utami, 2020) yang dan subjek perempuan berada pada
menyampaikan bahwa subjek dengan kategori cukup dalam pemecahan
gaya belajar accomodating pada saat masalah. Kemampuan mahasiswa
pembelajaran cenderung terfokus pada dengan gaya belajar assimilating,
temannya, suka melihat pekerjaan converging, dan accomodating baik
temannya, tidak mudah menyerah pada subjek laki-laki maupun perempuan
saat mengerjakan soal. Pada tahapan berada pada kategori cukup dalam
menyusun rencana pemecahan masalah pemecahan masalah.
dan melaksanakan rencana pemecahan Berdasarkan hasil penelitian
masalah, kedua subjek berada pada mahasiswa dengan gaya belajar
kategori cukup. Sedangkan pada diverging perlu diberikan kekuatan
tahapan mengecek kembali hasil dalam mengamati dalam pemecahan
pemecahan masalah, subjek laki-laki masalah. Subjek laki-laki masih berada
berada pada kategori kurang sedangkan pada kategori kurang sehingga perlu
subjek perempuan berada pada kategori penelitian lebih lanjut dalam
cukup. meningkatkan kemampuan pemecahan
Berdasarkan keseluruhan jawaban masalah. Perlakuan terhadap subjek
subjek dengan gaya belajar sesuai gaya belajar dalam pendekatan
accomodating, subjek laki-laki dan pada situasi pembelajaran perlu
perempuan berada pada kategori cukup. disesuaikan dengan berbagai metode.
Penelitian ini relevan dengan penelitian
dari (Riau & Junaedi, 2016) yang DAFTAR PUSTAKA
menyatakan bahwa subjek dengan gaya Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J.
belajar accomodating mampu pada (2014). Pengaruh Gaya Belajar
langkah melaksanakan pemecahan Visual, Auditorial, dan Kinestetik
masalah tetapi tidak melakukan Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
pengecekan kembali. Selain itu, Jurnal Kependidikan, 44(2), 168-
(Fatkhiyyah, Winarso, & Manfaat, 174.
2019) yang meneliti kemampuan Budiarto, M. T., & Artiono, R. (2019).
komunikasi matematika ditinjau dari Geometri dan Permasalahan
perbedaan gender. Dalam penelitiannya, dalam Pembelajarannya (Suatu
menyatakan bahwa subjek dengan gaya Penelitian Meta Analisis).
belajar accomodating memiliki JUMADIKA Jurnal Magister
kemampuan komunikasi matematika Pendidikan Matematika, 1(1), 9-
sedang (cukup). 18.
Chao, J. Y., Tzeng, P. W., & Po, H. Y.
KESIMPULAN DAN SARAN (2017). The Study of Problem
Penelitian ini mendeskripsikan Solving Process of E-book PBL
kemampuan mahasiswa dalam Course of Atayal Senior High
pemecahan masalah geometri berbasis School Students in Taiwan.
budaya lokal ditinjau dari perbedaan EURASIA Journal of Mathematics

250|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 1, 2021, 240-251 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i1.3256

Science and Technology (Generative Learning) di SMP.


Education, 13(3), 1001-1012. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan
Chasanah, A. N., Wicaksono, A. B., Matematika, 3(2), 166-175.
Nurtsaniyah, S., & Utami, R. N. Middleton, K., Ricks, E., Wright, P., &
(2020). Analisis Kemampuan Grant, S. (2013). Examining the
Literasi Matematika Mahasiswa Relationship Between Learning
pada Mata Kuliah Statistika Style Preferences and Attitudes
Inferensial Ditinjau dari Gaya Toward Mathematics Among
Belajar. Edumatica : Jurnal Students in Higher Education.
Pendidikan Matematika, 10(2), Institute for Learning Styles
45-56. Journal, 1(3), 1-15.
Fatkhiyyah, I., Winarso, W., & Miles, M. B., & Huberman, A. M.
Manfaat, B. (2019). Kemampuan (1994). Qualitative Data
Komunikasi Matematika Siswa Analysis: An Expanded
Ditinjau dari Perbedaan Gaya Sourcebook. London: SAGE
Belajar Menurut David Kolb. Publications Ltd.
Jurnal Elemen, 5(2), 93-107. NCTM. (2000). Principles and
Jalinus, N., Ganefri, Syahril, Wulansari, Standards for School
R. E., Nabawi, R. A., Yunos, J. Mathematics. Reston VA:
M., & Kiong, T. T. (2020). National Council of Teachers of
Comparison of Learning Style Mathematics Inc.
between Engineering and Non- Polya, G. (2014). How to Solve It: A
Engineering Students in New Aspect of Mathematical
Vocational Education. Method. New Jersey: Princeton
International Journal of University Press.
Innovation, Creativity and Riau, B. E., & Junaedi, I. (2016).
Change, 13(12), 283-294. Analisis Kemampuan Pemecahan
Kolb, A. Y., & Kolb, D. A. (2017). Masalah Matematik Siswa Kelas
Learning Styles and Learning VII Berdasarkan Gaya Belajar
Spaces: Enhancing Experiential pada Pembelajaran PBL. Unnes
Learning in Higher Education. Journal of Mathematics
Academy of Management Education Research, 5(2), 166-
Learning & Education, 4(2), 193- 178.
212. Sengodan, V., & Iksan, Z. H. (2012).
Ma, V. J., & Ma, X. (2014). A Students’ Learning Styles and
Comparative Analysis of the Intrinsic Motivation in Learning
Relationship between Learning Mathematics. Asian Social
Styles and Mathematics Science, 8(16), 17-23.
Performance. International Zulfiani, Suwarna, I. P., & Sumantri, M.
Journal of STEM Education, 1(3), F. (2020). Science Adaptive
1-13. Assessment Tool: Kolb's Learning
Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Style Profile and Student's Higher
Kemampuan Pemecahan Masalah Order Thinking Skill Level.
Matematis Siswa pada Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Pembelajaran Matematika dengan 9(2), 194-207.
Menggunakan Model
Pembelajaran Generatif

| 251

Anda mungkin juga menyukai