Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini, seiring perjalanan waktu Masyarakat Indonesia dengan
gaya hidup dan pengetahuan yang dimilikinya, menjalankan kehidupannya
sudah lebih teratur, terjaga dan terarah, baik dari aspek proses pemenuhan
kebutuhannya maupun pemahaman terhadap material kebutuhannya. Pola
perilaku masyarakat menjadi kritis seperti itu terjadi dalam aktifitas
masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsinya, baik yang bersifat
primer, skunder, maupun tersier, mulai dari memilih produk, bagaimana
produk itu dibuat, bahan apa saja produk itu dibuat, bagaimana kwalitas
bahan baku produk itu dibuat, apakah alat yang dipakai itu hegenis, apakah
orang yang membuatnya berpengalaman atau tidak, apa manfaat dari produk
tersebut, apakah produk itu mengandung atau berdampak bahaya atau tidak
dan sebagainya.
Pemikiran di atas muncul sewaktu penulis mengamati seorang ibu
yang sedang berdagang kue donat kwalitas rumahan di halaman rumahnya.
Beliau berjualan kue donat secara manual dari mulai memasukan bahan,
membuat adonan,menggoreng dan memberi aneka toping pada donat-donat
buatannya. Namun dalam perjalanan usahanya selama dalam pengamatan,
penulis melihat si ibu tersebut mengalami kendala tentang waktu produksi,
kwalitas produk dan higienitas produk, dikarenakan adanya peningkatan
permintaan pasar dan tuntutan konsumen tentang kwalitas. Sewaktu saya
tanyakan kepada si ibu pedagang donat tersebut tentang kenapa tidak
menggunakan mesin produksi donat ? kemudian ibu tersebut memberikan
jawaban, mesinnya mahal dan kapasitasnya terlalu besar untuk pangsa pasar
di daerah itu, karena ternyata beliau telah mencari tahu tentang mesin
produksi donat di internet.
Berdasarkan realita tersebut dan adanya perilaku masyarakat dalam
memnuhi kebutuhannya dewasa ini, maka penulis yang sedang menempuh
program pendidikan tehnik mesin tergugah untuk memikirkan tentang
pembuatan mesin produksi donat yang lebih efektif dan efisien, agar para
pelaku usaha kecil dapat membeli dan menggunakannya sesuai kemampuan
dan kebutuhannya. Untuk itu dalam karya ilmiah ini penulis akan
memaparkan tentang komponen dan alur kerja mesin produksi donat yang
telah ada, agar selanjutnya dapat tercipta mesin yang lebih tepat guna.

1.2. Perumusan Masalah


Bertitik tollak dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah
yang akan diselesaikan adalah :
1. Bagaimana cara mengontrol sistem otomatis dari segi elektrik ketika
proses pencetakan donat ?
2. Bagaimana cara pembuatan sistem penggerak pencetak donat dari segi
mekanis ?

1.3. Tujuan Penelitian


a. Membuat Rancang Bangun Mesin Pembuat Donat.
b. Mempermudah Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam memproduksi
donat dalam jumlah massal

1.3. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya dan
memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang teknik mesin yang bisa dimanfaatkan untuk
kehidupan masyarakat luas.

1.4.2. Manfaat Praktis


a. Manfaat secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi peneliti yang berkaitan dengan rancang bangun
mesin
b. Melalui penelitian ini diharapkan memberikan wawasan bagi
peneliti maupun masyarakat luas dalam mengembangkan produk
yang efisien, ekonomis, dan sederhana dimana alat ini tetap bisa
dimanfaatkan lebih untuk kehidupan dan memiliki daya guna lebih
dbandingkan mesin sebelumnya
c. Bagi peneliti bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di
perkuliahan untuk dimanfaatkan masyarakat maupun diri sendiri
seperti membuat peluang usaha donat.
d. Bagi masyarakat umum, khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM)
dapat memperoleh referensi mesin pembuat kue donat untuk bisnis
mereka sehingga mampu meminimalisir biaya pengadaan alat yang
dikeluarkan agar terjangkau.
BAB II
ISI

2.1. Donat
Sebelum mendalami tentang rancang bangun mesin produksi donat, maka
akan dipaparkan mengenai donat dan proses pemmbuatannya secara manual,
agar dalam menalaah tentang mesin produksi donat tersebut dapat
memperoleh hasil yang maksimal.
Donat (doughnuts atau donut) adalah salah satu kue yang digoreng, dibuat
dari adonan tepung terigu, gula, telur dan mentega. Menurut sejarah, donat
pertama kali dibuat pada tahun 1847 oleh Hanson Gregory. Sang kapten
sering harus menyetir kapal dengan kedua belah tangan karena kapal sering
dilanda badai. Kue gorengan yang dimakan ketika sedang menyetir
ditusukkan ke roda kemudi kapal, sehingga kue menjadi bolong. Kebetulan
bagian tengah kue juga sering belum matang, sehingga donat sengaja dibuat
berlubang di tengah agar permukaan donat yang terkena minyak bertambah
dan donat cepat matang. Adonan donat terdiri dari dua jenis, adonan yang
dibangunkan dengan ragi seperti adonan roti, dan adonan kental seperti
adonan kue. Donat dari adonan tepung yang memakai ragi biasanya kadar
lemak 25% dari berat donat, sedangkan donat adonan cake mengandung
kadar lemak 20%. Donat dari adonan cake digoreng selama 90 detik bolak-
balik di dalam minyak bersuhu antara 190℃ hingga 198℃. Sedangkan donat
dari adonan tepung yang dibangunkan oleh ragi memerlukan waktu
penggorengan yang lebih lama (sekitar 150 detik) di dalam minyak bersuhu
182℃ hingga 190℃.
Pada awalnya, sebelum mesin pencetak donat ada, semua orang membuat
donat dengan cara manual. Yaitu dengan cara membentuk donat menjadi
bola-bola, lalu dipilin menyerupai sosis dan ujung-ujungnya saling
dipertemukan. Selanjutnya donat yang telah berbentuk menyerupai cincin,
digoreng dalam minyak yang banyak.
Berdasarkan perkembangannya, pencetak donat tidak lagi manual tetapi
dibuat otomatis. Mesin otomatis ini mencetak donat dengan otomatis dan
melakukan penggorengan hingga pengentasan secara otomatis. Dengan begitu
banyaknya jenis mesin pencetak donat otomatis ini, banyak pula ragam dan
spesifikasi yang dimiliki dalam perkembangannya. Adapun ragam dan
spesifikasi yang dimiliki mesin pencetak donat otomatis adalah:

Tabel 2.1 Perbandingan spesifikasi mesin pembuat donat di perdagangan


No Model Power Size Capacity
(kw) (mm) (pcs/hours)
1 BG-D (automatic) 6 1100x550x650 800-1200
2 GB-10D2 (automatic)   5 1200x640x770 800-1000  
3 GB-10D (automatic)   3.2 1070x520x650 600-1000  
4 GB-9T (automatic)   3.2 1200x550x330 400-600  
5 GB-8T(automatic)   3.2 1200x500x330 400  

2.1.1. Pengertian Sistem Mekanis


Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa yunani
mechanikos, “seseorang yang ahli di bidang mesin”) adalah jenis ilmu
khusus yang mempelajari fungsi dan cara kerja mesin, alat atau benda
yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang sangat penting
dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik. Mekanika
(Mechanics) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari
gerakan suatu benda serta daya dalam gerakan itu.
Adapun sistem mekanis yang menjadi landasan pada
penelitian ini yaitu sistem mekanis pada poros engkol. Poros engkol
(crankshaft) adalah sebuah bagian pada mesin yang mengubah gerak
vertikal/horizontal dari piston menjadi gerak rotasi (putaran). Untuk
mengubahnya, sebuah crankshaft membutuhkan pena engkol
(crankpin), sebuah bearing tambahan yang diletakkan di ujung batang
penggerak pada setiap silindernya. Ruang engkol (crankcase) akan
dihubungkan ke roda gila (flywheel)
Gambar 2.1 Poros Engkol

Keterangan gambar :
 Crankshaft berwarna merah
 piston berwanra abu-abu dan silinder berwarna biru
 flywheel berwarna hitam

Atau dalam dunia permesinan hal ini lebih dikenal dengan poros
eksentrik. Poros eksentrik merupakan suatu benda kerja yang memiliki
lebih dari satu sumbu,satu sumbu utama dan lainnya sumbu yang
diperoleh dari menggeser dari sumbu utamnya. Poros eksentrik memiliki
fungsi merubah gerak putar menjadi gerak lurus.

Gambar 2.2 Poros eksentrik

2.1.2. Kontrol Otomatis


Kontroler berfungsi membandingkan nilai yang sebenarnya
dengankeluaran plant dengan nilai (set poin) yang diinginkan,
menentukan deviasi danmenghasilakan suatu sinyal kontrol yang akan
memperkecil deviasi sampai nolatau sampai suatu nilai yang kecil. Cara
kontroler menghasilkan sinyal control disebut aksi pengontrolan Ogata,
(2011).
Kontrol didefinisikan sebagai operasi pengaturan beberapa
obyek untuktujuan tertentu. Pada kontrol manual, yang bertindak
sebagai kontrol adalahmanusia. Sedangkan pada kontrol otomatis, peran
manusia sebagai operatordigantikan oleh peralatan mekanik maupun
elektronik. Kontrol otomatismembandingkan harga yang sebenarnya
dari keluaran plant dengan harga yangdiinginkan, menentukan deviasi,
dan menghasilkan sinyal kontrol yang akan memperkecil deviasi
sampai nol atau sampai suatu harga yang kecil. Cara kontrol otomatis
menghasilkan sinyal kontrol disebut aksi pengontrolan (control action).
Kontroler otomatis biasa dipergunakan dibidang industri, di mana
prinsip kerjayang digunakan sama yaitu meliputi proses mengamati,
mengolah informasi dan memberikan reaksi terhadap alat.Beberapa
jenis kontrol yang umum digunakan antara lain :

1. Kontrol Sequensial
Kontrol sequensial beroperasi step by step sesuai dengan
urutan yang telah ditentukan. Kontrol jenis ini biasanya
menggunakan relay, timer, limit switch, kontaktor dan sebagainya.
Aplikasinya banyak ditemui pada system pengaturan seperti lampu
lalu lintas dan proses produksi pada skala industri.

Gambar 2.3 Sistem kontrol sequential

2. Kontrol Umpan Balik


Kelebihan kontrol umpan balik adalah kemampuan
mendapatkan informasi keluaran saat itu sehingga bisa dibandingkan
dengan kondisi yang diharapkan(set point) dan mengoreksi
kesalahannya. Sistem kontrol ini secara umum ditunjukkan pada
Happy dan Purwati, (2011

2.1.3. Motor Listrik


Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor
listrik digunakan juga di rumah seperti pada mixer, bor listrik, kipas
angin dan lain sebagainya.
Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua jenis
motor secara umum, yaitu :
 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
 kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan
magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan.

Gambar 2.4 Prinsip kerja motor listrik

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa


yang dimaksud dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada
keluaran tenaga putar / torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE
India, 2004) :
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya
tidak bervariasi. Contoh
 beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel
torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai
kwadrat kecepatan).
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan
torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan
Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan
mesin.
Macam-macam motor arus bolak-balik atau AC ( Alternating
Current ) terbagi menjadi dua, yaitu :
 Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap
pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah
(DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang
rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan
awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk
memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada
sistim yang menggunakan banyak listrik.

Gambar 2.5 Motor sinkron

 Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada


berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya
yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung
disambungkan ke sumber daya AC. Komponen Motor induksi
memiliki dua komponen listrik utama, yaitu :

a. Rotor,
Motor induksi menggunakan dua jenis rotor. Rotor
kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan
dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi
hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin
hubungan pendek. Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga
fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak
kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan
ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang
pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.
b. Stator,
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri
sebesar 120 derajat .

Gambar 2.6 Motor induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok


utama (Parekh, 2003):
a. Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan
stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah
rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk
menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis
motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga,
seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk
penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
b. Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan
oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki
kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau
gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai) dan
penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt
conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp.

2.1.4. Pengertian Daya


Daya adalah laju energi yang dihantarkan selama melakukan
usaha dalam periode waktu tertentu. Daya merupakan besaran skalar,
karena daya hanya memiliki nilai, tidak memiliki arah. Daya keluaran
motor listrik adalah hasil perkalian antara torsi yang dihasilkan motor
dengan kecepatan sudut dari tangkai keluarannya. Satuan SI (Satuan
Internasional) untuk Daya adalah Joule / Sekon (j/s) = Watt (W).
Satuan Watt digunakan untuk penghormatan kepada seorang ilmuan
penemu mesin uap yang bernama James Watt. Satuan daya lainnya
yang sering digunakan adalah Daya Kuda atau Horse Power (hp), 1 hp
= 746 Watt.
Rumus dan satuan daya dalam fisika, dapat disimbolkan
dengan persamaan berikut:

Jika komponen adalah resistor dengan rasio tegangan terhadap arus


dengan waktu tetap, maka : *ada rms hal 28

di mana :
Keterangan:
P= Daya (Joule/sekonatau Watt)
V = Perbedaan potensial sepanjang komponen ( Volt )
I = Arus listrik ( Ampere )
R = Hambatan ( Ohm )

2.1.5. Spur Gear


Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang
berguna untuk mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi
yang saling bersinggungan dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua
atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-sama
disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan
keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu
mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya.
Spur adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari
silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial.
Ujung dari gigi-giginya lurus dan tersusun paralel terhadap aksis
rotasi. Roda gigi ini hanya bisa dihubungkan secara paralel.

D:\foto mesin donat\IMG_20170208_204323.jpg


Gambar 2.7 Spur Gear

Dua roda gigi yang bersinggungan mentransmisikan gerakan


rotasi. Roda gigi yang lebih kecil bergerak lebih cepat, namun
memiliki torsi yang lebih rendah. Roda gigi yang besar berputar lebih
rendah, namun memiliki torsi yang lebih tinggi. Besar kecepatan putar
dan torsi keduanya proporsional

2.1.6. Temperatur
Suhu menyatakan panas atau dinginnya sesuatu. Semakin
panas suatu benda maka semakin tinggi suhunya. Sehingga suhu
menyatakan panas atau dinginnya sesuatu Sears dan Zemansky,
(2010).

2.1.7. Perpindahan Panas


Perpindahan panas merupakan proses perpindahan yang
penting dalam teknik kimia di samping perpindahan momentum dan
perpindahan masa. Perpindahan panas pada dasarnya merupakan
akumulasi dari perpindahan dari panas dan energi dari suatu tempat
ketempat lain. Perpindahan panas sering terjadi dalam kombinasi
dengan unit operasi lain seperti distilasi, evaporasi, pengeringan dan
lain-lain. Penyelesaian soal-soal perpindahan kalor secara kuantitatif
biasanya didasarkan pada neraca energi dan perkiraan laju
perpindahan kalor. Perpindahan panas akan terjadi apabila ada
perbedaan temperatur antara 2 bagian benda. Panas akan berpindah
dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah.

2.2. Proses Produksi


Adapun peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan mesin
pembuat donat otomatis ini antara lain :
1. Mesin bubut
2. Mesin gerinda tangan
3. Mesin gerinda duduk
4. Las listrik
5. Gergaji
6. Pemotong Plat
7. Penekuk Plat
8. Toolkits

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mesin pembuat


donat otomatis ini antara lain :
1. Stenlis steel dengan ketebalan 1,2 mm : 2 lembar
2. Stenlis steel dengan ketebalan 2 mm : 2 lembar
3. elektroda las 2.0 : 2 kg
4. kertas gosok (amplas) : 10 lembar
5. batu gerinda potong : 5 biji
6. Batu gerinda duduk : 1 biji
7. Rangka hollow ukuran 40 x 40 x2 mm : 5 meter
8. Spur gear : 1 unit
9. Unit eksentrik : 1 unit
10. Motor AC spesifikasi 0.5 HP 1 Phase : 1 unit
11. LPG 3 kg : 1 tabung
12. Pulley penggerak : 1 unit
13. V belt tipe A : 1 unit
14. Cat besi : 2 kg
15. Tiner dasar : 4 liter
16. Tiner spesial : 3 liter
17. Dempul : 1 kg
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Karya ilmiah ini disusun untuk memberikan pemaparan tentang
perlunya dibuat mesin pembuat donat yang memiliki kapasitas kecil dan
harga yang terjangkau oleh kalangan wira usahawan kecil. Dan masalah yang
dibahas adalah :
a. Mekanisme mesin produksi donat secara umum
b. Fungsi komponen dalam membuat mesin produksi donat.

3.1. Saran
Dan berdasarkan pengamatan terhadap mesin yang sudah ada, serta
mempeoajari fungsi dari komponen, maka membuat mesin produksi donat
dengan kapasitas yang lebih kecil dapat dilakukan, dengan catatan adanya
ketersediaan pasokan komponen di pasaran secara eceran, atau dapabila tidak
tersedia, dapat melakukan pemesanan langsung ke pabtik, namun dengan
catatan memesan dengan kwantitas tertentu.

Anda mungkin juga menyukai