Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PROFIL PENGOBATAN PASIEN DAN KAJIAN REKAM MEDIS

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
No. Rekam Medik : 00-3xxxx
Dokter : Dr. W. Sp, S
Ruang : HCU
Umur : 59 tahun
BB / TB : 87 kg
Tanggal Masuk : 17 juli 2019
Tanggal Keluar :
Sistem Pembayaran : BPJS
Outcome Klinik : Membaik / Sembuh /Tidak Sembuh / Pulang Paksa /
Meninggal*

2. PERINCIAN PASIEN
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran, kontak kurang adekuat
Diagnosis : Strok PIS, Hipertensi, Bp
Problem Medis : Strok PIS, Hipertensi, Bp
Penyakit Penyerta :

3. RIWAYAT
Riwayat Penyakit Keluarga :-
Riwayat Penyakit Sekarang : Strok PIS, Hipertensi, Bp
Riwayat Penyakit Dahulu :-
Penggunaan Obat :-
Alergi Obat :-
4. TANDA-TANDA VITAL

Tanggal ( 2018)
Parameter
17-07-19 18-07-19 19-07-19 20-07-19 21-07-19
TD (mmHg) 200/114 190/88 171/92 120/85 135/100
S (˚C) 36,9° C 36,4° C 37,2° C 37,5° C 37,9° C
Nadi (x/mnt) 65 77-84 72 62 72
RR (x/mnt) 20 17 20 26 26

Keterangan :
TD : Tekanan Darah
S : Suhu
N : Nadi
RR : Respiratory Rate
5. CATATAN KEMAJUAN MEDIS
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning Monitoring dan tindak lanjut
Penurunan kesadaran TD : 200/114 Strok PIS -Mannitol inj (200-150-150) - Tekanan darah <140/90
Kontak kurang adekuat S : 36, 9o C Hipertensi -Captopril (3 x 25 mg) - Konsultasi ulang jika sudah ada
17 Juli Nadi: 65 Bronchopnemonia -Amlodipine ( 1x 10 mg) CT scan
2019 RR: 20 -Clonidine (2 x 75 mg) - Nadi 60-100 x/menit
- Respirasi 12-20 x/menit

Bicara tidak jelas TD : 190/88 Strok PIS -Mannitol inj (200-150-150) - Lanjutkan intervensi
S : 36, 4o C Hipertensi -Citicoline inj (2 x 500) - Tekanan darah <140/90
Nadi: 77-84 Bronchopnemonia -Ranitidine inj (2 x 1) - Pemberian obat captopril +
RR: 17 -Oxtercid inj (2 x 1) candesartan harus dimonitor
-Pantopump inj (1 x 1) dengan serius karena
18 Juli -Ondansetron inj (3 x 1) memiliki interaksi yang
2019 -Captopril (3 x 25 mg) memiliki efek hiperkalemia
-Amlodipine ( 1x 10 mg) - Nadi 60-100 x/menit
-Clonidine (2 x 75 mg) - Respirasi 12-20 x/menit
-Prome syr (3 x 1 cth)
-Candesartan (1 x 16 mg)
-Magtral (3 x 1 cth)
19 Juli Kontak cukup adekuat TD : 171/92 Strok PIS -Mannitol inj (200-150-150) - Lanjutkan intervensi
2019 S : 37, 2 o C Hipertensi -Citicoline inj (2 x 500) - Tekanan darah <140/90
Nadi: 72 Broncopnemonia -Ranitidine inj (2 x 1) - Pemberian obat captopril +
RR: 20 -Oxteracid inj (2 x 1) candesartan harus dimonitor
-Pantopump inj (1 x 1) dengan serius karena
-Ondansetron inj (3 x 1) memiliki interaksi yang
-Captopril (3 x 25 mg) memiliki efek hyperkalemia.
-Amlodipine ( 1x 10 mg) - Nadi 60-100 x/menit
-Clinodine (2 x 75 mg) - Respirasi 12-20 x/menit
-Prome syr (3 x 1 cth)
-Magtral (3 x 1 cth)
-Candesartan (1 x 16 mg)
Kontak cukup adekuat TD : 120/85 Strok PIS -Citicolin - Lanjutkan intervensi
S : 37,5o C Hipertensi -Ranitidine - Tekanan darah <140/90
Nadi: 62 Broncopnemonia -Pantopump - Beberapa obat mulai distop
RR: 26 -Ondansetron penggunaannya seperti
-Captopril mannitol, oxtercid, captopril,
20 Juli -Clonidine amlodipine, candesartan, dan
2019 -Prome syr magtral
-Gastrinal - Pantau tekanan darah karena
pemberhentian obat secara
langsung
- Nadi 60-100 x/menit
- Respirasi 12-20 x/menit
Kontak cukup adekuat TD : 135/100 Strok PIS -Citicoline - Lanjutkan intervensi
S : 37, 9 o C Hipertensi -Ranitidine - Tekanan darah <140/90
Nadi: 72 Broncopnemonia -Pantopump - Pantau tekanan darah karena
21 Juli
RR: 26 -Ondansetron pemberhentian obat secara
2019
-Clonidine langsung
-Prome syr - Nadi 60-100 x/menit
-Gastrinal - Respirasi 12-20 x/menit

6. HASIL LABORATORIUM KOMPREHENSIF

Hasil Nilai Tanggal


Unit
Pemeriksaan Normal 19 Juli 2019
Hematologi (Darah Rutin)
Hemoglobin 13.0 – 18.0 g/dL 16.0
Leukosit 3800 – 10600 Sel/uL 15280
Eritrosit 4.5 – 6.5 Juta/uL 4.87
Hematokrit 40 – 52 % 44.6
Trombosit 150000 – 440000 Sel/uL 412000
Kimia Klinik
Natrium (Na) 134 – 145 mmol/L 131
Kalium ( K) 3.6 – 5.6 mmol/L 3.9
Kalsium (Ca) 1.15 – 1.35 mmol/L 1.00
Fungsi Ginjal
Ureum 10 – 50 mg/dl 21
Kreatinin 0.9 – 1.15 mg/dl 0.87
7. PENGGUNAAN OBAT

No Tanggal
Nama Obat Dosis 17 juli 2019 18 Juli 2019 19 Juli 2019 20 Juli 2019 21 Juli 2019
. P S S M P S S M P S S M P S S M P S S M
Terapi Injeksi
200-
1 Manitol 150-     
150
2 Citicolin 2 x 500       
3 Ranitidin 2x1       
4 Oxteracid 2x1   
5 Pantopump 1x1    
6 Ondansetron 3x1          
Terapi Oral
1 Captopril 3 x 25       S
2 Amlodipine 10 mg 1x1    S
3 Clonidin 2 x 0,15             
4 Prome syr 3x1 cth            
5 Candesartan 16-0-0  
6 Magtral 3x1 cth     
7 Gastrinal 3x1 cth      

8. ANALISIS FARMASI KLINIK


Penggunaan Obat
Tanggal
Tanggal Hasil Yang
Nama Obat Dosis Rute Henti Indikasi Obat Mekanisme Aksi Obat
Mulai Dibutuhkan
Obat
17 juli Manitol 200- IV Distop Untuk mengurangi Untuk mengurangiObat ini akan menyebabkan
2019 150-150 20 juli tekanan dalam tekanan dalampeningkatan osmolaritas di tubulus
kepala akibat kepala akibat
ginjal dan pembuluh darah,
pembengkakan pembengkakan sehingga menurunkan reabsorpsi air
otak otak dan elektrolit dan menyebabkan
diuresis
Citicolin 2x500 IV Diteruskan Kehilangan Mempercepat Citicolin bekerja dengan cara
kesadaran akibat masa pemulihan meningkatkan senyawa kimia di
trauma akibat stroke otak bernama phospholipid
phosphatidylcholine. Senyawa ini
memiliki efek untuk melindungi
otak, mempertahankan fungsi otak
secara normal, serta mengurangi
jaringan otak yang rusak akibat
cedera. Selain itu, citicolin mampu
meningkatkan aliran darah dan
konsumsi oksigen di otak.
Ranitidin 2x1 IV Diteruskan Meredakan Tukak Antagonis reseptor H2 memblok
lambung
reseptor histamin pada sel parietal
sehingga sel aprietal tidak dapat
diransang untuk mengeluarkan
asam lambung

Captopril 3x25 P.O Distop Hipertensi Tekanan darah ACEI inhibitor menghambat
20 Juli menurun perubahan angiotensin I menjadi
angiotensi II sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi
aldosteron vasodilatasi secara
langsung akan menurunkan tekanan
darah sedangkan berkurangnya
aldosteron akan menyebabkan
eksresi air, natrium dan retensi
kalium.
Amlodipin 1x10 P.O Distop Hipertensi Tekanan darah Amlodipin bekerja dengan
20 Juli menurun menghalangi kadar kalsium yang
masuk ke sel otot halus di dinding
pembuluh darah jantung. Kalsium
akan membuat otot dinding
pembuluh darah dengan adanya
kalsium yang masuk, dinding
pembuluh darah akan menjadi lebih
lemas.
Clonidine 2 x 0,15 P.O Diteruskan Hipertensi akut, Menurunkan Pada saraf simpatolitik sentral
kanker, etOH tekanan darah menstimulasi reseptor alfa sehingga
withdrawal (off tinggi melemaskan pembuluh darah dan
label), serangan mengurangi denyut jantung. Pada
jantung, stroke adrenoseptor alpha 2- presinaptik
dan postjuntional mencegah
transmisi sinyal rasa sakit ke otak
Prome dex syr 3x1 cth P.O Diteruskan Obat batuk, Meredakan gejala Turunan fenotiazin dengan efek
bronkhopneumonia bronkhopneumoni antidopaminergik: Pemblokir
a reseptor dopamin mesolimbik dan
reseptor alfa-adrenergik di otak

Efek antihistamin: H1-receptor


blocker
Candesartan 1x1 P.O Distop Hipertensi Menurunkan Angiotensin II receptor blocker
20 Juli tekanan darah (ARB); mencegah angiotensin II
tinggi dari ikatan ke reseptornya, yang
pada gilirannya menghambat
vasokonstriksi dan efek sekresi
aldosteron dari angiotensin II.

Magtral 3x1 cth P.O Distop Untuk menetralkan Untuk menetralkan Aluminium hidroksida merupakan
20 Juli asam lambung asam lambung senyawa garam inorganik yang
umum digunakan sebagai antasida.
Senyawa ini jika tertelan dan masuk
ke lambung akan membantu
menetralisir sekresi lambung yang
keasamannya sedang tinggi.
Senyawa obat ini akan terurai
secara bertahap dan bereaksi
dengan asam klorida membentuk
aluminium klorida dan
air. Senyawa ini juga
mempengaruhikerja enzim pepsin,
serta bersifat sitoprotektif melalui
peningkatan ion bikarbonat dan
prostaglandin. Aluminium
hidroksida merupakan jenis
antasida yang relatif aman dan
banyak digunakan serta
dikombinasikan dengan senyawa
obat lainnya. Namun senyawa obat
ini dapat berikatan dengan fosfat
pada saluran pencernaan sehingga
dapat mengurangi kadar fosfat di
dalam darah sehingga akan
berdampak pada
berkurangnya nafsu makan dan
tubuh menjadi lemas. Efek ini akan
semakin buruk pada penderita yang
juga alkoholik.

Gastrinal 3x1 cth P.O Diteruskan Mengurangi asam Mengurangi asam Antasid: Menetralkan HCl dalam
lambung dan lambung dan lambung untuk membentuk
menetralkan asam menetralkan asam aluminium klorida yang larut
lambung lambung
Pengikat fosfat: mengikat fosfat
dalam saluran GI untuk membentuk
kompleks yang tidak larut dan
mengurangi penyerapan fosfat
Ondansetron 2x1 IV Diteruskan Obat mual muntah Untuk mengurangi Mekanisme tidak sepenuhnya
sehari setelah kemoterapi mula dan muntah dikarakterisasi; antagonis reseptor
atau radiasi 5-HT3 selektif; berikatan dengan
reseptor 5-HT3 baik di pinggiran
maupun di CNS, dengan efek
utama pada saluran GI

Tidak berpengaruh pada reseptor


dopamin dan karenanya tidak
menyebabkan gejala
ekstrapiramidal
Oxtercid 2x1 IV Distop Antibiotik Untuk pengobatan Mengikat protein pengikat penisilin
sehari 20 Juli broncopneumonia dan menghambat langkah akhir
transpeptidasi pada sintesis
peptidoglikan, yang mengakibatkan
kerusakan dinding sel yang tahan
terhadap degradasi oleh beta-
laktamase; dosis yang tepat dan rute
pemberian yang tepat ditentukan
oleh kondisi pasien, keparahan
infeksi, dan kerentanan
mikroorganisme
Pantpump 1x1 IV Diteruskan meredakan gejala Meredakan gejala PPI; berikatan dengan H + / K + -
sehari meningkatnya asam lambung menukar ATPase (pompa proton)
asam lambung dalam sel parietal lambung,
seperti sakit maag menghasilkan penyumbatan sekresi
dan gejala refluks asam
asam lambung,
misalnya rasa perih
dan panas di dada
(heartburn), sulit
menelan, serta
batuk yang tidak
berhenti.

9. KESESUAIAN DOSIS
Obat Dosis Literatur Dosis Pasien Keterangan
Mannitol 250-500 mg 1-2 kali sehari (IV) 3 x 1 (200 – 150 – 150) Sesuai
Citicoline inj Dosis terapi 500 – 2000 mg (IV) 2 x 1 (500 mg) Sesuai
Ranitidine inj 50 mg setiap 6-8 jam (IV) 2 x 1 (50 mg) Sesuai
Oxteracid inj Dosis terapi 750 mg tiap 8 jam 2x1 Sesuai
Pantopump (pantoprazole) inj 40 mg sehari sekali (IV) 1 x 1 (40 mg) Sesuai
Ondansetron inj Dosis terapi 3 x 8 mg/ hari 3 x 1 (8 mg) Sesuai
Captopril 2-3 x 6,25 – 50 mg/ hari 3 x 1 ( 25 mg) Sesuai
Amlodipine Dosis terapi 5-10 mg/hari 1 x 1 (10 mg) Sesuai
Clonidine Dosis terapi 0,1 – 0,2 mg/hari 2 x 1 (0,15 mg) Sesuai
tiap 12 jam maksimal 2,4 mg/hari
Prome dex syr Dosis terapi 3-4 x 1-2 cth 3 x 1 cth (5 ml) Sesuai
Candesartan Dosis terapi 4 – 16 mg/ hari 1 x 1 (16 mg) Sesuai
Magtral Dosis terapi 3-4 x 1-2 cth 3 x 1 cth (5 ml) Sesuai
Gastrinal Dosis terapi 2-3 x 1 cth 3 x 1 cth(5 ml) Sesuai

10. Drug Releated Problem (DRP)


No Kategori DRP Ada/Tidak Keterangan Planning
1. Indikasi tidak diobati Tidak ada - -
2. Pemberian obat tanpa indikasi Tidak ada - -
3. Pemilihan obat tidak tepat Tidak ada - -
4. Dosis terlalu tinggi Tidak ada - -
5. Dosis terlalu rendah Tidak ada - -
6. ROTD/ Efek samping Ada Hipotensi, hiperkalemia, Konsultasikan kepada dokter
dan gangguan ginjal untuk penggunaan obat tersebut
atau gunakan pilihan obat lain
dengan konfirmasi kepada dokter
yang bersangkutan
7. Interaksi obat Ada SERIUS Konsultasikan kepada dokter
Candesartan + captopril untuk penggunaan obat tersebut
meningkatkan toksisitas atau gunakan pilihan obat lain
yang lain dengan sinergisme dengan konfirmasi kepada dokter
farmakodinamik. Hindari yang bersangkutan.
atau Gunakan Obat
Alternatif. Blok ganda
sistem renin-angiotensin
meningkatkan risiko
hipotensi, hiperkalemia, dan
gangguan ginjal.
PEMBAHASAN

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker


kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety)
sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin (Permenkes No.72 Tahun 2016).
Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut
mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat
yang tidak dikehendaki (ROTD), serta rekomenasi atau alternatif terapi. PTO harus dilakukan
secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar
keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui. Kondisi pasien yang perlu dilakukan
PTO antara lain:

 Pasien yang masuk rumah sakit dengan multi penyakit sehingga menerima
polifarmasi.
 Pasien kanker yang menerima terapi sitostatika.
 Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal.
 Pasien geriatri dan pediatri.
 Pasien hamil dan menyusui.
 Pasien dengan perawatan intensif.
 Pasien yang menerima regimen yang kompleks: Polifarmasi, Variasi rute pemberia ,
Variasi aturan pakai, Cara pemberian khusus (contoh: inhalasi)

Proses PTO dimulai dari seleksi pasien, pengumpulan data pasien, masalah terkait
obat, rekomendasi terapi, rencana pemantauan hingga tindak lanjutnya. Rangkaian proses ini
harus dilakukan hingga tujuan terapi tercapai (Depkes, 2009).

Kegiatan dalam PTO meliputi:


 Pengkajian pemilihan Obat, dosis, cara pemberian Obat, respons terapi, Reaksi Obat yang
Tidak Dikehendaki (ROTD);
 Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait Obat; dan
 Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi Obat (Permenkes No.72 Tahun 2016).
Peran apoteker sangat penting dalam mencegah munculnya masalah terkait obat atau
Drug Related Problems (DRPs), Pemantauan Terapi Obat (PTO) harus dilakukan secara
berkesinambungan serta dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan atau
kegagalan terapi dapat diketahui dan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan
rasional bagi pasien.

Pasien bernama Tn. T umur 59 tahun masuk ke RSUD AL IHSAN Baleendah pada
tanggal 17 juli 2019 ke IGD. Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran dan
mengalami kontak kurang adekuat. Pasien didiagnosa stroke PIS, Hipertensi, dan
brokopneumonia. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain. Kemudian pasien dilanjutkan
dengan masuk ke ruangan HCU. Pemantauan terapi obat pada pasien dimulai pada tanggal 17
juli 2019 sampai 21 juli 2019 dengan keadaan pasien membaik dan berpindah dari ruang
HCU ke ruang Asal rawat inap.

Obat-obatan yang diterima oleh paisen selama dirawat di RSUD AL IHSAN baik
secara IV ataupun oral:

a. Manitol Injeksi adalah obat diuretik yang digunakan untuk mengurangi tekanan dalam


kepala (intrakranial) akibat pembengkakan otak serta menurunkan tekanan bola mata
akibat glaukoma. Manitol akan membuat darah yang akan disaring oleh ginjal
menjadi lebih pekat, sehingga mengganggu fungsi ginjal untuk menyerap air kembali.
Hal ini mengakibatkan tubuh membuang air dalam bentuk urine lebih banyak.
Pembuangan urine yang banyak ini membuat kandungan air di sel otak dan bola mata
juga berkurang, sehingga tekanan menurun.
b. Citicoline Injeksi adalah obat obat untuk kehilangan kesadaran akibat trauma selebral
dan untuk mencegah kerusakan otak akibat stoke.
c. Ranitidine Injeksi adalah obat tukak lambung, tukak duodenum refluks esophagitis
dan GERD
d. Oxteracid (Cefuroxim) Injeksi adalah obat antibiotik yang digunakan untuk
menangani sejumlah infeksi, seperti sinusitis, radang amandel, faringitis,
bronkitis, otitis media, dan infeksi kandung kemih akibat bakteri, serta penyakit Lyme
dan gonore. Cefuroxime merupakan antibiotik golongan sefalosporin, tersedia dalam
bentuk tablet dan suntik. Obat ini bekerja dengan cara menekan pertumbuhan bakteri
di dalam tubuh.
e. Pantopump (pantoprazole) adalah obat yang digunakan untuk tukak lambung, tukak
duodenum, GERD, dan hipersekresi patologis.
f. Ondansetron adalah obat yang digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan
muntah yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi, atau operasi.
g. Captopril adalah obat yang digunakan untuk hipertensi dan memiliki fungsi untuk
menurunkan tekanan darah.
h. Amlodipine merupakan obat golongan calcium channel bloker (CCB) yang digunakan
untuk mengatasi diagnosis pasien yaitu CAD, dapat digunakan secara kombinasi
untuk mencegah terjadinya stroke dan angina. Mekansime kerjanya yaitu sebagai
vasodilator dengan memblokade masuknya transmembran ion kalsium ekstrakseluler
dalam sel miokard dan sel otot polos pembuluh darah sehingga memperlebar
pembuluh darah arteri. Dosis terapi 10 mg/hari. Dosis yang diterima oleh pasien 1 x 1
(10 mg)/hari. Dosis tersebut sesuai.
i. Clonidine merupakan obat yang digunakan pada pasien dengan tekanan darah yang
tinggi dan untuk mencegah terjadinya penyakit stroke dan serangan jantung. Obat
tersebut berkerja pada saraf simpatolitik sentral yang menstimulasi reseptor alfa
sehingga dapat melemaskan pembuluh darah dan denyut jantung. Pada adrenoseptor
alpha 2- presinaptik dan postjuntional mencegah transmisi sinyal rasa sakit ke otak.
Dosis terapi 0,1-0,2 mg diulangi 12 jam/hari. Dosis yang diterima oleh pasien 2 x 0,1
mg/hari. Dosis tersebut sesuai.
j. Prome dex sirup adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala batuk yang
terkait influenza, bronchitis, radang saluran pernapasan, bronchopneumonia, alergi,
dan asma.
k. Candesartan adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi) pada orang dewasa maupun anak-anak. Obat Candesartan adalah obat
yang termasuk dalam kelas obat angiotensin receptor blockers (ARBs). Obat tersebut
bekerja dengan cara memblokir reseptor angiotensin, yang melemaskan pembuluh
darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah.
l. Magtral sirup adalah obat yang digunakan untuk mengurangi gejala yang
berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus
dua belas jari, dengan gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan
perasaan penuh pada lambung.
m. Gastrinal adalah obat yang digunakan untuk Perut kembung, hiperasiditas lambung,
gangguan cerna fungsional dan organik, nyeri ulu hati, histus hernia, esofagitis,
gastritis, tukak lambung.

Dari uraian obat yang diterima pasien diatas terdapat 13 macam obat-obatan yang
digunakan termasuk injeksi dan obat diminum secara oral. Berdasarkan jumlah tersebut dapat
dikatakan bahwa pasien menerima obat dengan kategori polifarmasi yaitu obat yang lebih
dari 5. Namun, jika dilihat dari efek samping dan interaksi obat, pengobatan yang diterima
pasien sudah cukup baik. Dosis yang diberikan pun rasional dan berada dalam rentang
terapeutiknya. Namun ada obat yang diberikan memiliki interaksi yang serius seperti obat
candesartan + captopril yaitu meningkatkan toksisitas yang lain dengan sinergisme
farmakodinamik. Yang bisa meningkatkan risiko hipotensi, hiperkalemia, dan gangguan
ginjal. Buat penatalaksanaannya Konsultasikan kepada dokter untuk penggunaan obat
tersebut atau gunakan pilihan obat lain dengan konfirmasi kepada dokter yang bersangkutan.

Keberhasilan terapi sangat dipengaruhi oleh pemberian terapi obat ataupun ada atau
tidaknya edukasi yang disampaikan kepada pasien atau keluarga pasien terkait penggunaan
obat untuk terapi pasien. Pada saat rekonsiliasi obat tgl 17 Juli 2019 pada keluarga pasien dan
pasien dapat berkomunikasi dengan baik Perkembangan pasien tgl 19 juli mulai membaik
berkurangnya sesak nafas dan tidur nyenyak, kemudian pada saat tgl 20 juli tgl 20 juli
pasien dipindahkan ke ruang rawat inap, kemudian pada tanggal 22 juli pagi pasien adanya
peningkatan tekanan darah, sesak nafas kembali, gelisah dan kesulitan tidur, kemudian pada
tanggal 22 juli pasien Tn. T meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai