Anda di halaman 1dari 5

Kelompok :

 Intan Sekar Safitri


 Sultan Guna Wibawa

Konsep terbaru tentang pembaruan – pembaruan Bahasa Indonesia.

Pada tahun 2015, EYD (Ejaan yang Disempurnakan) diganti menjadi PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Perubahan ini telah ditetapkan di dalam
Peraturan Menteri dan Kebudayaan (Permendikbud) RI Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Konsep – konsep baru
PUEBI :

1. Menurut Kepala Bidang Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan


Pembinaan Bahasa Indonesia, Drs Mustakim, M.Hum, yaitu penambahan
huruf diftong pada Bahasa Indonesia, terjadi karena Bahasa Indonesia
banyak menyerap istilah dari bahasa asing, sehingga kini ada empat diftong
dalam bahasa Indonesia yakni ai, au, ei, dan oi.
2. Menurut Mustakim, penambahan huruf tebal, karena huruf tebal ini belum
diatur pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya. Pada PUEBI, huruf tebal ini
dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang ditulis miring serta untuk
menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
3. Menurut Kepala Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Indonesia, Profesor Dr Gufran Ali I, M.S, penyegaran diperlukan
karena bahasa merupakan perangkat penting untuk mempersatukan
masyarakat Indonesia salah satu contohnya adalah penambahan huruf
kapital. Pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya tidak diatur bahwa unsur
julukan ditulis dengan awal huruf kapital.
Adapun perbedaan – perbedaan Antara PUEBI dengan EYD, yaitu :

1. Penambahan huruf vokal diftong ei, dalam EYD hanya ada tiga yaitu ai, au,
dan ao.

2. Penulisan huruf kapital pada EYD digunakan dalam penulisan nama orang
tidak termasuk julukan, sedangkan pada PUEBI huruf kapital digunakan
sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

3. Penulisan huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata, untuk
keperluan itu digunakan huruf miring pada EYD, sedangkan pada PUEBI
huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.

4. Penggunaan partikel pun pada EYD ditulis terpisah kecuali yang sudah lazim
digunakan, maka penulisannya ditulis serangkai, sedangkan pada PUEBI
partikel pun tetap ditulis terpisah, kecuali mengikuti unsur kata penghubung,
maka ditulis serangkai.

5. Penggunaan bilangan, pada PUEBI, bilangan yang digunakan sebagai unsur


nama geografi ditulis dengan huruf, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang
mengaturnya.

6. Penggunaan titik koma (;) pada EYD digunakan dalam perincian tanpa
penggunaan kata dan, sedangkan dalam PUEBI penggunaan titik koma (;)
tetap menggunakan kata dan.
7. Penggunaan tanda titik koma (;) pada PUEBI dipakai pada akhir perincian
yang berupa klausa, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang mengaturnya.

8. Penggunaan tanda hubung (-) pada PUEBI tidak dipakai di antara huruf dan
angka, jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf, sedangkan pada
EYD tidak ada hal yang mengaturnya. Misalnya: LP2M LP3I.

9. Tanda hubung (-) pada PUEBI digunakan untuk menandai bentuk terikat
yang menjadi objek bahasan, sedangkan pada EYD tidak ada hal yang
mengaturnya Misalnya:……pasca-, -isasi.

10.Penggunaan tanda kurung [( )] dalam perincian pada EYD hanya digunakan


pada perincian ke kanan atau dalam paragraf, tidak dalam perincian ke
bawah, sedangkan pada PUEBI tidak ada hal yang mengaturnya.

11.Penggunaan tanda elipsis ( … ) dalam EYD dipakai dalam kalimat yang


terputus-putus, sedangkan dalam PUEBI tanda elipsis digunakan untuk
menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

Adapun pola – pola dasar pada Bahasa Indonesia :

1. S-P

 Ayah Bekerja. (S= Ayah, P= bekerja)


 Petani bercocok tanam. (S= Petani, P= bercocok tanam )
2. S-P-O

 Ibu menanak nasi. (S= Ibu, P= menanak, O= nasi)


 Adik sedang memainkan piano. (S= adik, P= sedang memainkan, O=
piano)

3. S-P-Pel

 Tubuhnya berlumuran keringat. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel=


keringat)
 Anak-anak sedang bermain layang-layang. (S= anak-anak, P= sedang
bermain, Pel= layang-layang)

4. S-P-K

 Anak-anak bermain di lapangan. (S= anak-anak, P= bermain, K= di


lapangan)
 Burung-burung bersahutan di pagi hari. (S= burung-burung, P=
bersahutan, K= di pagi hari)

5. S-P-O-K

 Ibu membeli sayur-sayuran di pasar tradisional. (S= Ibu, P= membeli,


O= sayur-sayuran, K= di pasar tradisional)
 Para petani menanam padi di pagi hari. (S= para petani, P= menanam,
O= padi, K= di pagi hari)
6. S-P-O-Pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkap (Pel).
Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

 Ibu membelikan adik pakaian baru. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik,


Pel= pakaian baru)
 Adik membelikan kucingnya makanan kucing. (S= Adik, P=
membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing)

7. S-P-Pel-K
Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (Pel), dan
keterangan (K). Contoh:

 Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S=


tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat, K= karena bekerja keras
seharian)
 Anak-anak bermain bola di tanah lapang. (S= anak-anak, P= bermain,
Pel= bola, K= di tanah lapang)

8. S-P-O-Pel-K

 Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu kemarin. (S= Ibu, P=
membelikan, O= adik, Pel= sepatu baru, K= pada hari Minggu kemarin)
 Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya
sendiri. (S= adik, P= membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing,
K= dengan uang sakunya sendiri)

Anda mungkin juga menyukai