Anda di halaman 1dari 12

Telaak* Desain Penelitian Naratif *• Assjari, Permanarian

Desain Penelitian Naratif


Assjari dan Permanarian S.


Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

ktilah naratif berasal dari kata kerja "menceritakan" atau "mengatakan" (sebagai cerita)
dalam detail atau nnci. Dalam desain penelitian naratif, peneliti mendeskripsikan
kehidupan dan individu, mengumpulkan dan menceritakan cerita mengenai kehidupan
orang, dan menulis naratif dari pengalaman individu. Sebagai bentuk yang jelas dari
pcnchtian kualitatif, sebuah naratif biasanya fokus pada penelitian satu orang
mendapatkan data dari pengumpulan cerita, melaporkan pengalaman individu, dari
roendiskusikan makna dari pengalaman-pengalaman tersebut untuk individu.
Kata kunci: naratif, desain, penelitian

PENDAHULUAN

Penelitian naratif digunakan ketika metodenya masih berkembang, dan masih


kita sebagai peneliti berkehendak atau jarangdidiskusikan dalam literatur (Errante,
keinginan untuk menceritakan cerita atau 2000). Hal ini telah mengantarkan pada
pengalaman seseorang dan kita ingin persetujuan kecil mengenai bentuk-
melaporkan cerita mereka. Untuk para bentuknya. "Bagian naratif, seperti
pendfdik yag mencari pengalaman pribadi Riessman (1993) menyebutnya, mencakup
dalam keadaan sekolah yang nyata, semua pengetahuan manusia, sehingga
pendkiatj naratif menawarkan wawasan bentuk penelitian ini bukan pemeliharaan
praktts dan spesifik. Dengan melakukan dari bidang studi tertentu manapun. Para
penelitan naratif, peneliti membangun penulis dalam sastra, sejarah, antropologi,
ikatan yang dekat dengan partisipan. sosiologi, sosiolinguistik, dan pendidikan
Menceritakan cerita merupakan hal yang semuanya memberikan klaim terhadap
alami dari kehidupan, dan semua individu naratif dan mengembangkan prosedur
memjJiki cerita mengenai pengalaman disiplin secara spesifik. Seperti seni dan
mereka yang mereka ceritakan pada orang ilmu pengetahuan dari potret yang
lain. .Dengan cara ini, penelitian naratif didiskusikan akhir-akhir ini dalam ilmu
menangkap, setiap barinya, bentuk data pengetahuan sosial, desain ini melibafkan
yang normal dan lazim dikenal oleh penggambaran potret dari individu dan
individu. mendokumentasikan suara mereka dan visi
Penelitian naratif merupakan bentuk mereka dalam sebuah kontek sosial dan
harfiah dari penelitian kualitatif dengan kontek budaya (Lawrence-Lightfoot &
hubungan yang kuat serta literatur yang Davis, 1997).
mertyediakan sebuah pendekatan kualitatif Namun, bagaimanapun juga, sebuah
dimana kita bisa menulis dalam bentuk pemahaman gambaran dari desain
sastra persuasif, (McCarthey, 1994). penelitian ini dalam pendidikan muncul
Bagaimana Peneletian NaratifDilakukan? pada tahun 1990. Pendidik D. Jean
Clandinin dan Michael Connelly
Meskipun ketertarikan sangatlah menyediakan artikel pertama, "Stories of
substantial dalam penelitian naratif, Experience and Narrative Inquiry - Kisah

172 j )Affl^Anakku »Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010


Telaah » Desain Penelitian Naratif» Assjari, Permanarian

pengalaman dan Naratif Inkuiri," seringkali berasosiasi dalam repertoire


diterbitkan dalam Educational Research feminin untuk menyuguhkan atau melayani
(Connelly & Clandinin, 1990), mereka penonton atau pembaca wanita mereka.
menyebutkan banyak aplikasi ilmu (Degh, 1995). Mendengar kisah-kisah ini
pengetahuan sosial dari naratif, telah mendorong penelitian pendidikan
mengelaborasi pada proses dari menggunakan pendekatan naratif.
pengumpulan catatan lapangan dari
penelitian naratif, dan mendiskusikan Jumlah yang meningkat dari
penulisan dan struktur dari penelitian ini. interdisipliner sosial para ilmuan diluar
Artikel ini memperluas diskusi mereka pendidikan telah menawarkan petunjuk
sebelumnya mengenai naratif dalam kontek prosedural untuk laporan naratif sebagai
pengajaran dan pembelajaran dalam kelas sebuah bentuk dari penelitian kualitatif.
(Connelly & Clandinin, 1988). Baru-baru (misalnya, lihat psikolog Lieblich, Tuval-
ini, dua penulis ini menguraikan secara Mashiach, & Zilber, 1998; sosiolog
terperinci ide-ide mereka dalam sebuah
Cortazzi, 1993; dan Riessman, 1993).
buku berjudul Narrative Inquiry (Connelly Usaha interdisipliner dalam penelitian
& Clandinin, 2000), yang secara terbuka naratif juga telah didukung oleh Narrative
menyertakan "apa yang dilakukan peneliti Study of Lives seri tahunan yang bermula
naratif (p. 48). pada tahun 1993 (misalnya, Josselson &
Lieblich, 1993).
Di dalam lahan pendidikan, beberapa
TipeDesain Naratif
kecenderungan mempengaruhi
perkembangan penelitian naratif. Cortazzi Penelitian naratif mengasumsikan
(1993) mengemukakan tiga faktor. Pertama, berbagai macam bentuk. Jika peneliti
ada tekanan yang bam-baru ini meningkat berencana melakukan sebuah penelitian
pada refleksi guru. Kedua, tekanan yang naratif, peneliti hams memikirkan tipe
lebih ditempatkan pada pengetahuan guru - penelitian naratif apa yang akan dilakukan.
apa yang mereka ketahui, bagaimana Penelitian naratif merupakan sebuah
mereka berfikir, bagaimana mereka kategori yang melingkupi berbagai macam
berkembang secara professional, dan praktek penelitian (lihat Casey, 1995/1996),
bagaimana mereka membuat keputusan di seperti diperlihatkan dalam bagan di bawah
dalam kelas. Ketiga, para pendidik ini.
mencoba untuk membawa suara guru ke
Penulis dan Perekam Ceritera
garis depan dengan memberikan kekuasaan
pada gum untuk berbicara mengenai Menentukan siapa yang akan menulis
pengalaman mereka. Misalnya, "Our Own dan merekam cerita merupakan sebuah
Story - Kisah Milik Kita," dilaporkan oleh dasar yang berbeda dalam penelitian naratif.
Richard Meyer (1996) merupakan Sebuah biografi merupakan sebuah bentuk
kumpulan kisah-kisah mengenai gum-guru dari penelitian naratif yang peneliti tulis dan
yang berbagi mengenai pengalaman rekam mengenai pengalaman dari
mereka, apakah mereka duduk di kursi guru kehidupan orang lain. Biasanya, peneliti
disiang hari atau setelah bersekolah. mengkonstruksi biografi dari rekaman atau
McEwan dan Egan (1995) menyediakan arsip (Angrsino, 1989), walaupun peneliti
kumpulan kisah-kisah mengenai para terkadang menggunakan sumber informasi
pendidik sebagai gum dan para lain, seperti wawancara dan foto. Dalam
pengembang kurikulum. Untuk para wanita sebuah autobiografi, individu yang menjadi
secara umum, sama halnya seperti untuk subjek dari penelitian menulis catatan
para gum lelaki, cerita mereka terhadap sendiri. Walaupun bukan merupakan
anak-anak, terhadap gadis dewasa, dan sebuah pendekatan yang populer, kamu bisa
terhadap perempuan mereka sendiri menemukan laporan-laporan dari catatan

}Affl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010 | 173


Telaah♦ Desain Penelitian Naratif ♦ Assjari, Permanarian

autobiografi dari gum sebagai profesional (Connely & Clandinin, 1990).

Contoh Tipe dari Bentuk Penelitian Naratif


Autobiografi Dokumen Pribadi Autoetnografi
Biografi Dokumen Etnopsikologi
Penulisan Kehidupan Kehidupan Etnografi yg berpusat
Akun Pribadi Kisah Kehidupan pada seseorang
Narasi Pribadi dan Sejarah Ingatan atau kenangan
Wawancara Naratif Kehidupan yang dikenal luas
Sejarah lisan Testimonia Amerika
Etnohistories Latin
Etnobiografi Laporan ilmiah

Seherapa Banyak Kehidupan yang Direkam memberikan cerita. Faktor ini terutama
dan Disajikan? relevan dalam pendidikan, dimana tipe para
pendidik atau terdidik telah menjadi tbkus
Pertanyaan ini mengantarkan
dari banyak penelitian naratif. Misalnya,
perbedaan kedua dalam penelitian naratif.
cerita gum merupakan catatan pribadi oleh
Dalam antropologi, beberapa contoh ada
gum dari pengalaman kelas pribadi mereka
dalam kisah dari seluruh hidup individu.
sendiri. Sebagai suatu bentuk narasi yang
Sebuah sejarah kehidupan merupakan
banyak dikenal dalam pendidikan, peneliti
sebuah cerita narasi dari pengalaman
melaporkan cerita gum untuk menangkap
selumh kehidupan seseorang. Antropologis,
kehidupan gum sebagai profesional dan
misalnya, menggunakan penelitian sejarah
mempelajari pembelajaran dalam kelas.
kehidupan untuk mempelajari mengenai
(misalnya, Connelly & Clandinin, 1988).
sebuah kehidupan individu dalam kontek
Penelitian naratif lainnya fokus pada siswa
kelompok berbagi budaya. Seringkali
dalam kelas. Dalam cerita anak-anak,
focusnya melibatkan titik balik atau
peneliti naratif meminta anak-anak dalam
kejadian yang signifikan dalam kehidupan
kelas untuk menunjukkan secara oral atau
individu tersebut (Angrosino, 1989).
dalam penulisan cerita mereka sendiri
Namun, dalam pendidikan, penelitian
mengenai pengalaman belajar mereka
naratif biasanya tidak melibatkan catatan
(misalnya, Ollerenshaw, 1998). Banyak
dari keseluruhan hidup tetapi fokus pada
individu yang berbeda dalam setting
sebuah episode atau satu kejadian dalam
pendidikan yang dapat memberikan cerita,
kehidupan individu. Sebuah Kisah
seperti Administrator, anggota dewan
pengalaman pribadi merupakan penelitian
sekolah, penjaga sekolah, pekerja pelayanan
naratif yang ditemukan dalam satu atau
makanan, dan personil pendidikan lainya.
beberapa episode, situasi pribadi, atau
rakyat komunal (Denzin, 1989). Clandinin Kajian Teoritisyang Digunakan
dan Connelly (2000) memperluas kisah
pengalaman pribadi menjadi pribadi dan Pertanyaan lain yang membentuk
social. karakter dari sebuah naratif adalah apakah
dan sejauh apa peneliti menggunakan kajian
Siapa yang Memberikan Cerita? teoritis dalam pengembangan naratif.
Pendekatan ketiga untuk Kajian Teoritis dalam penelitian naratif
mengidentifikasi tipe naratif adalah untuk mempakan sebuah petunjuk perspektif atau
mempelajari lebih dekat siapa yang ideologi yang menyediakan struktur untuk

174 | jAffl_Anakku »Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010


Telaah* Desain Penelitian Naratif♦ Assjari, Permanarian

menyokong kelompok atau individu dan Pembelajaran ini muncul melalui kisah-
penulisan laporan. kisah yang diceritakan oleh individu,
seperti guru atau siswa. Ceritanya
Karakteristik Desain Naratif mengangkat data, dan peneliti biasanya
Seperti yang ditunjukkan oleh tabel di mendapatkannya melalui wawancara atau
atas, peneliti naratif menggali masalah informal] percakapan. Kisah-kisah ini,
penelitian pendidikan dengan memahami disebut field text (Clandinin & Connelly,
pengalaman individu. Seperti pada 2000), memberi data mentah untuk peneliti
penelitian kualitatif kebanyakan, peninjau untuk menganalisis seperti mereka
literatur memainkan peran kecil, temtama menceritakan kembali cerita-ceritanya
dalam menunjukkan masalah penelitian, berdasarkan pada elemen naratif seperti
dan penyelidik menekankan pentingnya masalah, karakter, setting, kegiatan, dan
belajar dari partisipan dalam sebuah setting. resolusi (Ollerenshaw & Creswell, 2000).

Proses Karakteristik Penelitian Karakteristik Penelitian


Penelitian Naratif
Identifikasi • Sebuah masalah • Mencoba untuk memahami dan
rumusan kualitatif merepresentasikan pengalaman
masalah membutuhkan melalui cerita yang dijalani dan
eksplorasi dan diceritakan individu
pemahaman
Meninjau • Literatur kualitatif • Mencoba untuk meminimalisasi
literatur memainkan peran kecil penggunaan literatur dan fokus pda
pengalaman individu
• Literatur kualitatif
menjastifikasi masalah
penelitian
Mengembangk • Tujuan pernyataan • Mencoba untuk menggali makna dari
an tujuan kualitatif dan rumusan pengalaman individu seperti yang
pernyataan masalah luas dan diceritakan melalui cerita
dan rumusan umum

masalah

• Tujuan pernyataan
kualitatif dan rumusan
masalah mencari
pengalaman partisipan
Mengumpulka • Pengumpulan data • Mencoba untuk mengumpulkan teks
n data kualitatif didasarkan dasar yang mendokumentasikan
kualitatif pada penggunaan cerita individu dalam kata-katanya
protocol yang sendiri
berkembang selama
penelitian
• Pengumpulan data
melibatkan pendapatan
data teks atau gambar

}\II\_Anakku » Volume 9:Nomor 2 Tahun 2010 | 175


Telaah ♦ DesainPenelitian Naratif ♦ Assjari, Permanarian

Pengumpulan data
melibatkan
pembelajaranjumlah
kecil dari individu atau
tempat
Menganalisa • Analisis data kualitatif • Mencoba untuk menganalisa cerita
dan terdiri dati analisis teks dengan menceritakan kembali cerita
menginterpret individu
asikan data
kualitatif

Analisis data kualitatif • Mencoba untuk menganalisa cerita


terdiri dari dngan mengidentifikasi tema dan
pendeskripsian kategori dari informasi
informasi dan dari
pengembangan tema
Inteipretasi kualitatif • Mencoba untuk meletakkan cerita
meletakan penemuan dalam tempat atau settingnya
dalam makna yang • Mencoba untuk menganalisa cerita
luas untuk informasi kronologis mengenai
cerita lampau individu, cerita masa
sekarang, dan masa depan
Menulis dan Laporan penelitian Mencoba untuk berkolaborasi dengan
mengevaluasi kualitatif partisipan
penelitian menggunakan struktur
dan criteria evaluasi
yang muncl dan
fleksibel
Penelitian kualitatif Mencoba untuk menulis penelitian
mengambil pendekatan dalam sebuah cara menceritakan
refleksifdanbias yang fleksibel

• Mencoba untuk mengevaluasi


penelitian berdasarkan pada
kedalaman, akurasi, pembujukan,
dan realisme dari catatan.

Tujuh karakteristik utama penelitian naratif rencana pengajaran setiap harinya dan
Pengalaman individu rencana dilakukan "masih diudara".
Walaupun tidak secara teratur, peneliti
Dalam penelitian naratif, penyelidik mungkin meneliti lebih dari satu individu
sering kali mempelajari satu orang individu. (McCarthey, 1994).
Peneliti naratif fokus pada pengalaman dari
satu atau lebih individu. Dalam sebuah Sebagai tambahan terhadap penelitian
penelitian yang dilakukan mengenai individu, peneliti paling tertarik dalam
mengeksplorasi pengalaman dari individual
Stephanie, seorang gum sekolah itu. Bagi Clandinin dan Connelly (2000),
dasar, peneliti (Connelly & Clandinin, pengalaman dalam naratif inkuiri ini
1988) mengumpulkan cerita mengenai keduanya pribadi, apa pengalaman individu,

176 I JAffl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010


Telaah ♦ Desain Penelitian Naratif ♦ Assjari, Permanarian

dan sosial, individu tersebut berinteraksi secara oral dari seorang individu. Seringkali
dengan yang lain. Fokus pada pengalaman cerita-cerita ini memiliki sebuah awal,
ini digambarkan dalam pemikiran filosofis pertengahanm dan sebuah akhir. Sama
John Dewey, yang melihat bahwa halnya dengan elemen dasar yang
pengalaman individu merupakan sebuah ditemukan dalam novel yang bagus, aspek-
lensa pusat untuk memahami seseorang. aspek ini melibatkan sebuah keadaan yang
Satu aspek dari pemikiran Dewey adalah sulit, konflik, atau perebutan. Dalam arti
untuk melihat pengalaman sebagai kontinyu yang lebih umum, cerita mungkin
(Connelly & Clandinin, 2000), dimana satu memasukkan elemen yang biasanya
pengalaman membimbing pada pengalaman ditemukan dalam novel, seperti waktu,
lain. Jadi, peneliti naratif fokus pada tempat, plot, dan adegan (Connelly &
pemahaman sejarah pengalaman atau Clandinin, 1990). Untuk menghubungkan
pengalaman masa lalu dan bagaimana hal dengan naratif dari sebuah perspektif
itu berkontribusi pada pengalaman masa literatur, umtannya mungkin jadi
sekarang dan masa yang akan datang. perkembangan dari plot seperti yang
temngkap, keutamaan dari krisis atau titik
Kronologi pengalaman
balik, dari kesimpulan. Peneliti naratif
Memahami masa lalu individu sebaik berharap untuk menangkap garis cerita ini
masa sekarang dan masa yang akan datang seperti mereka mendengarkan pada individu
merupakan kunci elemen lain dalam yang menceritakan kisahnya.
penelitian naratif. Peneliti naratif
Peneliti naratif mengumpulkan cerita
menganalisa dan melaporkan sebuah
dari beberapa sumber data. Catatan
kronologi dari pengalaman individu. Ketika
lapangan merepresentasikan informasi dari
peneliti fokus pada pemahaman
sumber data yang berbeda yang
pengalaman-pengalaman ini, mereka
dikumpulkan peneliti dalam kerangka
mendapatkan informasi mengenai masa
naratif. Sampai pada hal ini, contoh-contoh
lalu, masa sekarang, dan masa depan dari
yang kami berikan telah mengilustrasikan
partisipan. Kronologi dalam kerangka
pengumpulan cerita dengan menggunakan
naratif berarti bahwa peneliti menganalisa
diskusi, perbincangan, atau wawancara
dan menulis mengenai sebuah kehidupan
antara seorang peneliti dengan satu
individu menggunakan urutan waktu atau
individu. Seringkali peran peneliti dalam
kronologi dari kejadian.
proses inkuiri menjadi pusat, dimana
mereka menemukan diri mereka sendiri
Pengumpulan cerita individu
dalam sebuah "sekumpulan cerita"
Untuk mengembangkan perspefktif (Connelly & Clandinin, 2000, p. 63).
kronologis dari pengalaman individu ini, Jurnal-jumal merupakan bentuk lain yang
peneliti naratif meminta partisipan untuk digunakan untuk mengumpulkan cerita,
menceritakan kisah mengenai seperti catatan lapangan yang ditulis baik
pengalamannya. Peneliti naratif peneliti ataupun partisipan.
menempatkan penekanan pada
pengumpulan kisah yang diceritakan pada Menceritakan kembali
mereka oleh individu atau yang didapatkan
Setelah individu menceritakan sebuah
dari berbagai macam catatan lapangan.
cerita tentang pengalaman mereka, peneliti
Catatan-catatan ini mungkin akan
narasi menceritakan kembali cerita tersebut
meningkat selama perbincangan kelompok
menggunakan kata-kata mereka sendiri.
informal (Huber & Wheln, 1999) atau
Nereka melakukan ini untuk menyajikan
melalui wawancara. Cerita dalam penelitian
susunan dan umtan cerita tersebut.
naratif merupakan orang pertama yang
Menceritakan kembali (restroying) adalah
menceritakan atau menceritakan kembali

}Affl_Anakku » Volume 9 :Nomor 2 Tahun 2010 | 177


Telaah » Desain Penelitian Naratif » Assjari, Permanarian

sebuah proses dimana peneliti mengidentifikasi elemen-elemen


mengumpulkan cerita, menganalisanya dalam cerita dan menceritakan
berdasarkan elemen-elemen yang biasanya kembali elemen tersebut dalam umtan
ada dalam cerita (seperti waktu, tempat, kegiatan yang logis.
alur, dan latar), dan kemudian
menuliskannnya kembali untuk disusun Proses pengkodean tema
urutan kronologis ceritanya. Ketika
Seperti halnya semua penelitian
individu menceritakan sebuah cerita, urutan
tersebut sering dikesampingkan. Dengan kualitatif, data dapat dikelompokan
beberapa tema. Peneliti narasi
menceritakan kembali, peneliti melengkapi
diperbolehkan mengkodekan data dari
cerita tersebut dengan tautan yang
cerita ke dalam beberapa tema atau
menghubungkan ide-ide dalam cerita
kategori. Identifikasi tema tersebut
tersebut. Terdapat beberapa cara untuk
mengkaji tentang kompleksitas dari sebuha
melakukan penceritaan kembali.
cerita dan menambah kedalaman wawasan
Proses menceriterakan kembali mengenai pemahaman akan pengalaman
melalui tiga tahapan: setiap orang. Para peneliti menggabungkan
tema-tema tersebut ke dalam tulisan
1. Peneliti melakukan wawancara dan
mentranskripsi percakapan dari mengenai cerita seseorang atau melibatkan
rekaman audio. Transkripsi tersebut mereka sebagai bagian terpisah dalam
ditunjukan dalam kolom pertama penelitian. Peneliti narasi biasanya
sebagai data mentah. menyajikan tema-tema tersebut setelah
menceritakan kembali sebuah cerita.
2. Kemudian, peneliti narasi
mentranskripsi ulang data mentah
Konteks atau pengaturan
tersebut dengan cara mengidentifikasi
elemen-elemen kunci dari cerita Peneliti narasi mendeskripsikan
tersebut. Hal ini ditunjukan dalam dengan detail konteks atau pengaturan
kolom kedua. Kunci dibagian bawah dimana individu tersebut mengalami
tabel mengindikasikan kode yang fenomena pusat. Dalam proses
digunakan oleh peneliti untuk menceritakan kembali cerita dari parstisipan
mengidentifikasi setting, karakter, dan memberitahukan temanya, peneliti
tindakan, masalah, dan narasi benar-benar secara rinci konteks atau
penyelesaiannya dalam transkripsi pengaturan dari pengalaman partisipan.
milik siswa. Pengaturan dalam penelitian narasi bisa jadi
3. Pada akliimya, peneliti narasi teman, keluarga, tempat kerja, mmah,
menceritakan kembali data siswa organisasi sosial, atau sekolah-tempat
dengan mengorganisasikan kode dimana sebuah cerita secara fisik terjadi.
kunci ke dalam sebuah urutan. Urutan Dalam beberapa penelitian narasi, proses
yang disajikan dalam tulisan adalah penceritaan kembali dari seorang pendidik
setting, karakter, tindakan, masalah, sebenarnya bisa dimulai dengan deskripsi
dan penyelesaian, walaupun peneliti mengenai pengaturan atau konteks sebelum
narasi lain mungkin melaporkannya nantinya peneliti menyampaikan kejadian
dalam bentuk umtan yang lain. Proses atau tindakan dari cerita tersebut. Dalam
penceritaan kembali dimulai dengan beberapa kasus lain, informasi mengenai
menceritakan tempat (McDonald's), pengaturan terangkum dalam keseluruhan
karakter (siswa), kejadian (tingkah cerita.
laku seperti gemetaran dan terlalu
aktif). Peneliti mengerjakan kembali
transkripsi tersebut untuk

178 I )AfJI_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010


Telaah + Desain Penelitian Naratif ♦ Assjari, Permanarian

Kolaborasi dengan partisipan pengukuran data dengan irigonometri, dan


pengecekan anggota dapat membantu untuk
Seluruh proses penelitian, peneliti
memastikan bahwa data yang bagus
narasi berkolaborasi dengan kajian
terkumpulkan.
individu. Kolaborasi dalam penelitian
narasi berarti bahwa peneliti secara aktif Partisipan mungkin tidak dapat
melibatkan pasrtisipan dalam penelitian menceritakan cerita sebenamya.
seperti yang diungkapkan. Kolaborasi ini Ketidakmampuan tersebut mungkin muncul
terdiri dari beberapa langkah dalam proses ketika pengalamannya tersebut terlalu
penelitian, mulai dari memmuskan mengerikan untuk diceritakan atau terlalu
fenomena pusat untuk memutuskan jenis sulit untuk diingat kembali (contohnya
teks yang diajukan yang akan menghasilkan korban penghancuran besar-besaran, korban
informasi yang berguna untuk menulis bencana alam). Hal tersebut juga mungkin
akhir cerita dari pengalaman individu. terjadi ketika individu merasa takut akan
Kolaborasi melibatkan negosiasi hubungan terkena jika mereka menceritakannya,
antara peneliti dan partisipan untuk sebagai contoh kasus pelecehan seksual.
mengurangi potensi kesenjangan antara Cerita nyata mungkin sedikit tidak jelas
kata-kata narasi dan laporan narasi karena individu semata-semata tidak dapat
(Clandinin & Connelly, 2000). Kolaborasi mengingat kembali ceritanya-cerita tersebut
juga melibatkan proses menjelaskan tujuan terkubur terlalu dalam di bawah kesadaran
dari penelitian kepada partisipan, negosiasi individu. Hal tersebut juga mungkin terjadi
perpindahan dari pengumpulan data menuju karena individu menempatkan cerita
penulisan cerita, dan penyusunan cara-cara mereka ke dalam peristiwa yang terjadi
untuk berbaur dengan partisipan dalam beberapa tahun yang lalu, yang menuntun
sebuah penelitian (Clandinin & Connelly, mereka menuju kisah masa lalunya yang
2000). Kolaborasi sering disebut sebagai mungkin mengubah kejadian cerita dan
sebuah hubungan kerja yang baik antara menjadi cerita yang dibuat-buat (Lieblich,
gum dan peneliti, sebuah situasi ideal yang 1998). Cerita partisipan yang mengesankan
membutuhkan waktu untuk berkembang justru kadang menimbulkan masalah
sebagai sebuah cerita yang saling tentang siapa pemilik cerita tersebut. Dalam
menerangi antara peneliti dan gum (Elbaz- menceritakan cerita terkait pengucilan
Luwisch, 1997). individu dalam lingkungan, peneliti narasi
menghadapi resiko dimana mereka tidak
Apakah Masalah Potensial dalam Proses mendapatkan ijin untuk menceritakannya.
Pengumpulan Cerita? Minimalnya, peneliti narasi dapat
Ketika mengumpulkan cerita-cerita, memperoleh ijin untuk melaporkan cerita,
peneliti narasi perlu untuk berhati-hati dan menginformasikan individu tentang
apakah cerita tersebut asli atau tidak. tujuan dan penggunaan cerita di awal
Pastisipan mungkin memalsukan data proyek penelitian.
(Connelly & Clandinin, 1990, p. 10), Bersamaan dengan potensi masalah
menyampaikan cerita tentang seseorang terkait kepemilikan ada juga masalah terkait
yang sangat periang namun dengan akhir apakah suara pastisipan menghilang di
sejenis cerita-cerita. Pemutarbalikan data akhir laporan narasi. Sebagai contoh, ketika
seperti itu mungkin terjadi di semua jenis proses menceritakan kembali terjadi, ada
penelitian, dan itu menunjukan sebuah kemungkinan laporan tersebut dapat
masalah bagi peneliti narasi dalam hal merefleksikan cerita dari peneliti dan bukan
tertentu karena mereka sangat bergantung cerita dari partisipan. Penggunaan kutipan
pada informasi langsung dari partisipan. dan bahasa yang tepat dari partisipan, serta
Kumpulan bermacam-macam kajian teks, dengan hati-hati menyusun waktu dan

}AJfl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010 \ 179


Telaah » Desain Penelitian Naratif »Assign. Permanarian

tempat untuk cerita, dapat membantu untuk fenomena yang sedang diteliti. Responden
memperbaiki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud mungkin merupakan
lain adalah tentang apakah peneliti seorang tipikal atau seseorang yang kritis
memperoleh keuntungan dalam hal karena responden tersebut telah mengalami
pembiayaan partisipan. Perhatian yang sebuah isu atau situasi tertentu. Studi
seksama terhadap tindakan timbal balik mengenai Naomi merupakan sebuah kasus
atau pemberian penghargaan kepada yang kritikal mengenai pertentangan antara
partisipan, akan menjaga peneliti dan gum sekolah menengah luar biasa dan gum
partisipan agar tetap saling menguntungkan. pengawas yang bertanggung jawab pada
Langkah-langkah Penelitian Narasi penempatan siswa berkebutuhan khusus
(Huber & Whelan, 1999). Meskipun
Langkah J. Mengidentifikasi sebuah kebanyakan studi naratif hanya meneliti
fenomena untuk diteliti yang mengarah seorang responden saja, studi terhadap
pada permasalahan di dunia pendidikan beberapa atau sekelompok individu dalam
Sama halnya dengan proyek satu proyek penelitian bisa saja dilakukan,
penelitian, proses ini diawali dengan masing-masing responden dengan deskripsi
memfokuskan rumusan masalah dan berbeda mungkin akan berselisih atau
mengidentifikasi fenomena yang bersifat mungkin saja dapat mendukung satu sama
lainnya.
sentral untuk diteliti. Meskipun fenomena
yang merupakan daya tarik dari studi naratif Langkah 3. Mengumpulkan kisah
adalah kisah (Connelly &Clandinin, 1990), (pengalaman) dari Individu yang
peneliti perlu mengidentifikasi sebuah isu.' bersangkutan
Sebagai contoh, bagi Huber (1999), isu
dalam studi naratif terhadap siswa di kelas Tujuan kita adalah untuk
terdiri dari deskripsi-deskripsi mengenai mengumpulkan tulisan lapangan {field
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya texts) yang akan memberikan deskripsi
bersama gum praktikannya, Shaun, terkait mengenai pengalaman-pengalaman
dengan kebutuhan para siswa yang responden. Cara terbaik yang paling
berbeda-beda. Termasuk di dalamnya memungkinkan untuk mengumpulkan
adalala siswa yang mengucilkan atau deskripsi tersebut adalah dengan meminta
menyudutkan siswa lain dengan responden untuk mendeskripsikan
mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, pengalaman-pengalamannya melalui media
dan terus-menerus mengunakan amarah dan pembicaraan-pembicaraan/percakapan-
keagresifan dalam menyelesaikan masalah. percakapan pribadi ataupun melalui media
Ketika mengeksplorasi isu-isu seperti pada wawancara. Peneliti bisa mengumpulkan
contoh yang telah diuraikan sebelumnya, field texts lainnya dengan cara seperti
berikut ini:
kita mencoba memahami pengalaman
pribadi ataupun pengalaman sosial yang • Meminta responden untuk membuat
dialami responden atau sekelompok catatan kegiatan yang dilakukan dan
individu di dalam setingan pendidikan. kejadian-kejadian yang dialami dalam
Langkah 2. Memilih Responden dimana bentuk jurnal atau diari (catatan
harian).
Peneliti dapat Mempelajari hal-hal yang
berkenaan dengan fenomena vang akan • Mengamati responden dan menulis
diteliti fieldnotes.
• Mengumpulkan surat-surat yang
Langkah selanjutnya hams dikirimkan oleh responden.
menemukan seorang responden ataupun Mengumpulkan deskripsi-deskripsi
sekelompok orang responden yang dapat lain yang mendukung berkenaan
memberikan pemahaman mengenai

180 JAffl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010


Telaah* Desain Penelitian Naratif a Assjari, Permanarian

dengan responden yang didapat dari benda di lingkungan sosialnya yang


anggota keluarganya. memiliki keterkaitan dengan
Mengumpulkan dokumen-dokumen responden.
seperti memo, koresponden resmi Merekam dan mencatat pengalaman-
mengenai responden. pengalaman responden di berbagai
Memperoleh foto-foto, memory box bidang semasa hidupnya (seperti di
(kotak yang berisi koleksi benda- bidang tari, teater, musik, film, seni,
benda kenangan pemiliknya), dan dan literatur; Clandinin & Connely,
benda-benda milik pribadi dan 2000).
keluarga responden maupun benda-

FIGURE_»«:*_ -_

kolaborasi «l«-mr«ni
M-vi.oi.<|.'ti dalam
beberapa tal tapan
Tahap 5 tahapsn penelitian
pengumpulan kisab-
, kisah responden yane
I . i II • 1 \ ' > j mrv/rikiii penealam an-
penulisan sebuah narasi
j pengalaman pi ifeadi
t e n t a n g pengalaman-
dan sasiaJny
penealaman pribadi dan
1 Taha p 6 sosial responden

j pemHihan responden
yang dapat mem bantu [ I
Ta ll ,]|i ^ \ nienyediahan informasi vahda5i keakuratan
| yans berkenaan denean! -•-—t^ — -. -y J laporanpenelihan
[fenomena yang drangkaX

tdemiftkasi sebuah
f e n o m e n a yang ber-
Tahap X kartan dengan perma-
salaban peiaordikan
untuk dieksplorasi

Langkah 4. Mengisahkan kembali cerita pengalaman/kisah-kisah yang telah


pengalaman responden diceritakan oleh responden jika peneliti
Langkah berikutnya adalah memeriksa mengorganisimya sesuai urutan yang logis.
dan menunjukkan kembali data yang di Langkah 5. Berkolaborasi dengan
dalamnya terdapat cerita yang diperlukan Responden
dalam studi dan mengemasnya kembali
Tahapan ini merupakan tahapan yang
dalam bentuk deskripsi dengan
berhubungan dengan selumh tahapan dalam
menggunakan bahasa sendiri. Proses ini
pelaksanaan penelitian yang berkolaborasi
terdiri dari menguji data mentah {raw data),
secara aktif dengan responden selama proses
mengidentifikasi elemen-elemen yang
penelitian berlangsung. Kolaborasi atau
terdapat dalam cerita, mengumtkan atau
kerjasama ini bisa diasumsikan sebagai
mengorganisir elemen-elemen tersebut,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama
kemudian menyajikan cerita pengalaman-
dengan responden, seperti negosiasi izin
pengalaman responden yang telah
masuk ke dalam suatu situs/tempat dan
dideskripsikan kembali. Kita menggunakan
bertemu dengan responden yang berada di
metode penceritaan ulang {restorying)
tempat tersebut, melakukan kerjasama yang
karena para pendengar dan pembaca akan
cukup erat dengan responden untuk
lebih memahami sejumlah pengalaman-

}Affl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010 | 181


Telaah+Desain Penelitian Naratifa Assjari, Permanarian

memperoleh field texts sebagai sarana Peneliti juga perlu melakukan validasi
pengumpulan cerita-cerita pengalaman terhadap keakuratan. catatan narasinya.
responden, dan menuliskan serta Ketika kolaborasi dilakukan dengan
menceritakan kisah responden dengan responden (ataupun dengan sejumlah
menggunakan bahasa peneliti sendiri. responden), proses validasi mungkin terjadi
Langkah 6. Menuliskan Narasi tentang ketika tahapan tersebut berlangsung.
Kisah Pengalaman Responden Beberapa pelaksanaan validasi yang telah
dijelaskan di unit 9, seperti pemeriksaan
Tahap yang paling penting dalam anggota, triangulasi sumber-sumber data,
proses pelaksanaan studi naratif adalah dan pencarian dan penelusuran yang
tahap dimana penulis (peneliti) menuliskan ditujukan sebagai diskonfirmasi bukti-bukti,
dan menyajikan narasi dari pengalaman- berguna untuk mendeterminasi/menentukan
pengalaman hidup responden. Meskipun keakuratan dan kredibilitas sebuah laporan
laporan penelitian tidak mungkin ditulis studi naratif.
dalam bentuk narasi, dimasukkannya
sejumlah fitur naratif ke dalam laporan akan Mengevaluasi Penelitian Narasi
cukup membantu. Penceritaan ulang yang Apakah peneliti fokus terhadap
dilakukan peneliti menegaskan satu titik pengalaman individu?
sentral dalam laporan studi naratif. Sebagai Adakah fokus pada satu individu atau
tambahan, peneliti boleh memasukkan beberapa individu?
sebuah analisis untuk menyoroti tema-tema Apakah peneliti mengumpulkan cerita
spesifik yang muncul dalam deskripsi hasil dari pengalaman individu?
penceritaan ulang peneliti.
Apakah penliti menceritakan kembali
Biasanya, peneliti tidak cerita partisipan?
mengikutsertakan bagian literatur secara Dalam proses penceritaan kembali,
spesifik. Namun, peneliti menggabungkan apakah suara partisipan sebaik suara
literature tersebut dengan rumusan masalah yang didengarkan oleh peneliti?
penelitian ke dalam satu bagian yang Apakah peneliti mengidentifikasi tema
merupakan bagian terakhir dari studi naratif yang mewakili cerita tersebut?
Karena pembaca umumnya tidak familiar Apakah cerita tersebut memasukkan
dengan narasi, peneliti dapat menulis satu informasi tentang waktu atau tempat
sesi tentang pentingnya studi naratif dan dari individu?
prosedur pelaksanaannya sehingga peneliti Apakah cerita tersebut memiliki
bisa menjelaskan pada pembaca mengenai urutan yang kronologis meliputi masa
studi naratif. Sama seperti pada penelitian lampau, masa sekarang dan masa
kualitatif lainnya, peneliti menyajikan depan?
narasinya ke dalam bentuk laporan Adakah bukti bahwa peneliti
terstruktur, menggunakan kata ganti orang berkolaborasi dengan partisipan?
pertama {first-person pronoun) sebagai Apakah cerita tersebut cukup
identitas peneliti dalam laporan tersebut. mengarah pada pertanyaan dan tujuan
Langkah 7. Validasi keakuratan laporan dari peneliti?

182 | }Affl_Anakku » Volume 9: Nomor2 Tahun 2010


Telaah a Desain Penelitian Naratif a Assjari, Permanarian

KESIMPULAN

Penelitian naratif merupakan bentuk naratif diantaranya adalah fokus pada


harfiah dari penelitian kualitatif dengan pengalaman individu, pemahaman masa lalu
hubungan yang kuat serta literatur yang individu sebaik masa sekarang dan masa
menyediakan sebuah pendekatan kualitatif yang akan datang, dan proses
dimana kita bisa menulis dalam bentuk menceriterakan kembali, dan adanya
sastra persuasif. Penelitian naratif kolaborasi dengan partisipan.
mengasumsikan berbagai macam bentuk.
Sebagai bentuk penelitian, langkah-
Jika peneliti berencana melakukan sebuah
langkah penelitian naratif adalah: (1)
penelitian naratif, peneliti hams memikirkan
mengidentifikasi sebuah fenomena untuk
tipe penelitian naratif apa yang akan
diteliti yang mengarah pada permasalahan di
dilakukan.
dunia pendidikan, (2) memilih responden
Inti dari penelitian naratif adalah dimana peneliti dapat mempelajari hal-hal
menceriterakan kembali, karena itu yang berkenaan dengan fenomena yang
menentukan siapa yang akan menulis dan akan diteliti, (3) mengumpulkan kisah
merekam cerita merupakan sebuah aspek (pengalaman) dari Individu yang
mendasar dalam penelitian naratif. bersangkutan, (4) mengisahkan kembali
Penelitian naratif biasanya tidak melibatkan cerita pengalaman responden, (5)
catatan dari keselumhan hidup tetapi fokus berkolaborasi dengan responden, dan (6)
pada sebuah episode atau satu kejadian menuliskan narasi tentang kisah pengalaman
dalam kehidupan individu. Sebagai kegiatan responden.
ilmiah, karakteristik khusus penelitian •

DAFTAR PUSTAKA

Creswell. W. John (2008), Narrative


Research Designs dalam Educational
Research, 3third edition, Pearson Education
Intnc, USA.

}Affl_Anakku » Volume 9: Nomor 2 Tahun 2010 \ 183

Anda mungkin juga menyukai