Anda di halaman 1dari 4

JURNAL DISKUSI

PERTEMUAN 3

I. IDENTITAS
Nama : Kurnia Adiati Putri
NIM : 191051301035
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu dan Bioetika
Dosen : Dr. Ismail, M.S.
Kelas : PPs Pendidikan Biologi B
Pertemuan : 3 (7 Oktober 2019)
Topik/Materi : Khazanah Ilmiah (Kelompok 5)

II. EKSPLORASI KONSEP YANG TELAH DIPAHAMI


Mempelajari khazanah ilmiah berarti kita membahas empat aspek yaitu: teori, hukum,
aksioma, dan dalil. Teori adalah suatu paradigma yang menjadi hipotesis mengenai suatu
objek kajian yang dilakukan seseorang dan dirumuskan ke dalam suatu bentuk pernyataan.
Suatu teori menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu yang diiringi dengan
eksperimen untuk membuktikan hipotesis (anggapan dasar).
Dalam konsep ilmu, hukum lahir dari adanya etika. Dalam kehidupan sehari-hari,
manusia akan menjalani dengan yang namanya interaksi dengan sekitar. Interaksi tersebut
akan membuat manusia melakukan tindakan yang beragam, baik maupun buruk. Tindakan-
tindakan tersebut kemudian akan menimbulkan pro dan kontrak di lingkungan manusia itu
sendiri. Untuk menjadikan kehidupan manusia tersebut agar tetap teratur dan berada dalam
tatanan norma dan etika, tindakan-tindakan manusia tersebut akan dibuatkan aturan yang
dinamakan hukum. Hal tersebut semakin menambah khazanah keilmuan yang juga
membahas tentang adab-adab dalam bermasyarakat.
Adanya pertimbangan etika dalam kehidupan menimbulkan penggolongan layak atau
tidak layaknya suatu tindakan tersebut. Inilah yang disebut dengan aksioma. Aksioma sangat
erat kaitannya dengan konsep pasti dan ketidak pastian akan sesuatu. Seperti yang dikatakan
oleh Albert Einstein bahwa sesuatu yang mengacu pada kepastian itu tidak pasti, tetapi
sesuatu yang menngacu pada ketidakpastian maka itu pasti. Maksud dari kalimat tersebut
adalah terdapat hal-hal dalam kehidupan yang kita kira pasti padahal hal tersebut nyatanya
belum tentu pasti atau belum tentu sesuai dengan apa yang kita prediksikan atau hal tersebut
sebenarnya belum pasti. Begitu pula sebaliknya, ada sesuatu yang kita kira hal tersebut belum
pasti tapi ternyata hal tersebut tidak pasti atau kita masih ragu-ragu.
Sehingga dalam mengategorikan suatu tindakan seseorang mejadi baik atau buruk,
dan benar atau salah, kita perlu landasan atau dalil yang menjadi rujukan. Dalil tersebut
merupakan dasar kebenaran argumentasi seseorang yang membutuhkan pembuktian.

III. KONSEP YANG BELUM DIPAHAMI


Adakah batasan-batasan hukum dan etika dalam memahami atau mengembangkan
suatu ilmu?

IV. PERMASALAHAN BESERTA PEMECAHANNYA


1. Kelompok III (Khalisa Azis)
Pertanyaan: Sebutkan satu contoh dari pernyataan Albert Ensten yang mengatakan
“sesuatu yang mengacu pada kepastian itu tidak pasti, tetapi sesuatu yang mengacu pada
ketidakpastian maka itu pasti”
Jawaban:
terdapat hal-hal dalam kehidupan yang kita kira pasti padahal hal tersebut nyatanya
belum tentu pasti atau belum tentu sesuai dengan apa yang kita prediksikan atau hal
tersebut sebenarnya belum pasti. Begitu pula sebaliknya, ada sesuatu yang kita kira hal
tersebut belum pasti tapi ternyata hal tersebut tidak pasti. Contoh: jika seseorang
melompat dari gedung bertingkat maka “pasti” dia akan mati secara logika, tetapi belum
tentu dia mati sebab belum ajalnya. Sedangkan ketidakpastian bahwa kita akan mati
sekarang jika melompat pada gedung bertingkat itu belum pasti tatapi kita pasti akan
mati pada waktunya.

2. Kelompok II (Awaluddin Natsir)


Pertanyaan: Apa maksud suatu yang mengacu pada kepastian itu tidak pasti, tetapi
sesuatu yang mengacu pada ketidakpastian maka itu pasti (albert.e)
Jawaban:
Berdasarkan ilmu pengetahuan maksud dari albert.e yaitu ilmu yang sudah ada sifatnya
pasti dan akan bersifat tidak pasti jika ilmu tersebut telah dikembangakan dan memiliki
perbendaan yang dinilai lebih mutakhir dibanding ilmu pengetahuan sebelumnya.
3. Kelompok VI (Muhammad Afdal Fadli)
Pertanyaan: Apa maksud dari “ kepastian yang lama akan menjadi ketidakpastian” yang
terdapat dalam dalil?
Jawaban:
Peran Dalil dalam ilmu pengetahuan yaitu sebagai pembenar sehingga persepsi tentang
“kepastian yang lama akan menjadi ketidakpastian “ akan di benarkan oleh dalil apabila
ilmu tersebut telah di kembangkan dan di kaji hingga menjadi pengetahuan baru.

4. Kelompok I (Sitti Nurafiah)


Pertanyaan: Apakah orang yang bunuh diri merupakan takdir?
Jawaban:
Kematian adalah takdir namun bunuh diri adalah proses mengambil keputusan yang
bersifat pilihan.

5. Kelompok VII (Makmum Ashari)


Pertanyaan: Bagaimana proses khazanah ilmiah lama menjadi khazanah ilmiah baru?
Jawaban:
Ilmu yang ada menuju ilmu yang baru memalui beberapa proses diantaranya melakukan
perenungan,obeservasi,penelitian ilmiah yang dari waktu kewaktu terus berkebang
hingga saat ini dan sampai masa depan.

6. Kelompok IV (Khusnul Khatimah Hadir)


Pertanyaan: Jelaskan hubungan antara syarat-syarat aksioma dengan khazanah ilmiah?
Jawaban:
 Konsisten : ilmu pengetahuan yang sifatnya pasti seperti pengtahuan alam yang tidak
pernah berubah.
 Independen ( tidak bergantung kepada orang lain) yaitu suatu sikap seimbang yang
tidak memihak kepada pihak lain dan tidak dapat mengubahnya bila kita mengalaminya
atau memahaminya.
 Lengkap artinya aksioma satu sama lain saling melengkapi untuk pembuktian
Ekonomis artinya bahwa kalimat pembentuknya menggunakan kata-kata yang singkat,
efektif, jelas,dan tidak tumpuh tindih.
V. REFLEKSI DIRI
Pada kelas hari ini, suasana diskusi cukup hidup. Hal dapat dilihat dari suasana
diskusi yang cukup aktif dimana peserta diskusi terus menerus memberi tanggapan terhadap
jawaban yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai