Oleh :
Chasanatul Muwachidah 21601101086
Dosen Pembimbing:
dr. Fathia Annis, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
2.1 Definisi....................................................................................................................3
2.2 Epidemiologi...........................................................................................................3
2.3 Etiologi....................................................................................................................3
2.4 Faktor Resiko..........................................................................................................3
2.5 Patofisiologi............................................................................................................4
2.6 Dasar Penegakan Diagnosa.....................................................................................4
2.6.1 Anamnesis........................................................................................................4
2.6.2 Pemeriksaan Fisik............................................................................................5
2.6.3 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................6
2.6.4 Diagnosa Banding............................................................................................6
2.6.5 Terapi..............................................................................................................6
2.7 Prognosis.................................................................................................................7
BAB III..............................................................................................................................8
KESIMPULAN..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan suatu kegawatdaruratan medi
dan merupakan tanda awal terjadinya stroke yang terjadi pada sepertiga pasien
yang mengalami serangan stroke. Penyakit stroke merupakan penyakit
serebrovaskular yang menyebabkan kematian nomor 2 di dunia, atau 5,7 juta
orang meninggal pertahunnya, atau 10% orang meninggal di dunia akibat
penyakit stroke.
Kejadian stroke sangat tinggi pada 48 jam pertama setelah serangan TIA
sehingga evaluasi ke instalasi gawat darurat adalah tindakan awal yang harus
dilakukan untuk mengidentifikasi serangan tersebut berpotensi untuk menjadi
stroke atau tidak. Kejadian TIA terjadi 12-30% pasien yang mengalami stroke.
Serangan TIA biasanya terjadi tidak lebih dari 1 jam atau kurang dari 24 jam.
Ketika diagnosis TIA telah ditegakkan, harus diklasifikasikan pasien ini termasuk
factor resiko tinggi atau rendah. Kebanyakan TIA terjadi ketika adanya thrombus
atau ateroma akibat aterosklerosis terlepas dari jantung atau pembuluh darah arteri
dan tersebar melalui aliran darah (menjadi emboli), dan terjadi penumpukan di
arteri yang meyuplai darah ke otak. Aterosklerosis menyebabkan TIA berulang
pada sekitar 5% orang.
Pusat perhatian dalam penanganan TIA sebaiknya ditujukan untuk
membedakan antara TIA dengan stroke dan tanda-tanda penyerta. Diagnosis yang
akurat didapatkan melalui riwayat onset mendadak dari tanda-tanda adanya proses
iskemik pada daerah vaskuler, disertai pemeriksaan fisik dan neuroimaging yang
menunjukkan tidak adanya infark pada otak. Ketika diagnosis telah ditentukan,
kriteria resiko klinis dapat membantu penemuan pada pencitraan untuk
mengidentifikasi resiko pasien terkena serangan berulang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat suatu
makalah yang berjudul “Transient Ischemic Attack (TIA)”. Pada makalah ini akan
dibahas perkembangan konsep dari penanganan TIA mulai dari definisi,
epidemiologi, patofisiologi, dasar penegakan diagnosis, diagnosis banding, terapi
dan prognosis.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Transient Ischemic Attack (TIA) adalah suatu deficit neurologis secara tiba-
tiba dan deficit tersebut berlangsung hanya sementara (tidak lebih lama dari 24
jam). Sekelompok ahli baru-baru ini mendefinisikan TIA sebagai episode singkat
disfungsi neurologis yang disebabkan oleh iskemik otak fokal atau retina, dengan
gejala klinis biasanya berlangsung kurang dari 1 jam, dan tanpa bukti infark akut
(Harsono, 2008).
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
3
Hipertensi
Peningkatan kolesterol (terutama LDL)
Aterosklerosis
Penyakit jantung (kelainan katup atau irama jantung)
Diabetes
Merokok
2.5 Patofisiologi
TIA ditandai dengan penurunan sementara atau penghentian aliran darah otak
dalam distribusi neurovaskular tertentu sebagai akibat dari sebagian atau total
oklusi, biasanya dari tromboemboli akut atau stenosis dari pembuluh darah.
Manifestasi klinis akan bervariasi, tergantung pada pembuluh darah dan wilayah
otak yang terlibat. Oklusi dari pembuluh darah ini akan menyebabkan penurunan
laju aliran darah otak yang berhubungan dengan penurunan laju aliran oksigen
pada sel-sel otak. Pada TIA oklusi ini bersifat sementara sehingga hanya
menyebabkan gejala yang sementara dan dapat hilang dalam hitungan menit atau
jam. Thrombus atau emboli menyebabkan otak kehilangan suplai darah, sehingga
otak akan mencoba memulihkan aliran darah dengan vasodilatasi. Jika suplai
darah dapai dipulihkan, maka fungsi dari sel-sel otak yang terkena dapat berfungsi
kembali. Perbaikan gejala yang berlangsung dalam waktu cepat ini menjadi tanda
khas pada diagnosis TIA.
2.6.1 Anamnesis
4
sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam dan tidak meninggalkan gejala
sisa.
Temuan yang paling umum untuk TIA dalam pemeriksaan saraf kranial
adalah diplopia, hemianopia, kebutaan monokular, gerakan lidah lateral,
disfagia, dan disfungsi vestibular. Uji sistem serebelar meliputi gerakan mata
dan finger to nose dapat menunjukkan nistagmus, past pointing, distonia, atau
ataksia. Uji motorik yang menunjukkan TIA dapat menunjukkan kelenturan,
clonus, rigiditas, atau kelemahan unilateral pada ekstremitas atas, bawah,
wajah, dan lidah.
Vertebrobasillar
TIA arteri karotis mengenai korteks dan menimbulkan iskemia pada mata
atau otak ipsilateral, menyebabkan mengaburnya penglihatan, atau kelemahan
atau gangguan sensoris kontralateral. TIA vertebrobasilar mengenai batang
5
otak dan menimbulkan pening, ataksia, vertigo, disartria, diplopia, serta
kelemahan unilateral atau bilateral serta baal pada ekstremitas (Strauss,
2002).
Penilaian tingkat kegawatan dan risiko terjadinya stroke dengan skor ABCD2
(1 – 3 : risiko rendah ; 4 – 5 : sedang ; 6 – 7: tinggi)
2.6.3 Pemeriksaan Penunjang
6
- Anti agregasi platelet: aspirin, klopidogrel dosis 75 mg, dipiridamol
dosis 200 mg, cilostazol dosis 100 mg
- Antikoagulan untuk TIA kardioemboli : warfarin 2 mg
- Neuroprotektan
- Pembedahan endarterektomi jika tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
2.7 Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam. : Bonam
Ad sanationam : Penilaian dengan parameter skor ABCD2 untuk menentukan
risiko stroke dikemudian hari
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Strauss SE, Majumdar SM, McAlister F. 2002. New evidence for stroke
prevention. JAMAA288: 1388-1395