Anda di halaman 1dari 26

NAMA : INDAH INAYATI

NIM : 19050634047

TATA RIAS 19B

KELOMPOK 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Bagaimana sejarah dan perkembangan media?

Secara etimologis atau dilihat dari aspek linguistik leksikalnya, kata media berasal dari
bahasa Latin medius, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Dengan kata lain, media pembelajaran secara etimologis
dapat berarti perantara atau pengantar pesan-pesan pembelajaran. Sebagai tambahan, kamu
dapat melihat pengertian media menurut para ahli untuk memahami dengan lebih detail
tentang media massa.

Sedangkan secara terminologi, menurut para ahli, media pembelajaran berarti sebagai
berikut.:

Menurut Berlach dan Ely (1971) media pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis,
fotografis atau elektronis yang membantu dalam menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Heinich, dkk (1985), media pembelajaran adalah media-media yang membawa
pesan-pesan atau informasi yang memiliki maksud pembelajaran.

Menurut Martin dan Briggs (1986) media pembelajaran adalah keseluruhan sumber yang
diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan orang yang sedang belajar. Hal tersebut
dapat berarti perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras yang
digunakan untuk memahamkan peserta didik.

Menurut Hamalik (1994), media pembelajaran adalah semua hal yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran dan perasaan orang yang sedang belajar dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan, dalam rangka merangsang
pikiran, minat, perhatian, perasaan peserta didik sehingga mereka dapat memahami materi
belajar yang diajarkan serta mendorong mereka untuk belajar.

B. Bagaimana klasifikasi media pembelajaran beserta penggunaannya?

Klasifikasi Media dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian
dan cara penyajiannya, kita mendapatkan formal klasifikais yang meliputi tujuh media penyaji,
yaitu:

a. Media Grafis Media grafis yaitu disajikan dalam bentuk tulsan. Biasanya digunakkan untuk
menarik perhatian dan memperjelas sajian ide. Kelebihan didalam media grafis yaitu dapat
dilengkapi dengan warna-warni sehingga lebih menarik perhatian peserta didik. Sedangkan
kekurangannya salah satunya penyajiannya hanya berupa unsur visual.
b. Media Bahan Cetak Media yang pembuatannya melalui proses percetakan. Yang menonjol
dalam media cetak adalah dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah banyak dan
penyebab terjadinya karena banyak mengunakan media online.
c. Media Gambar Diam Gambar dapat diperoleh secara fotograafer, didalam media gambar
pasti ada kelebihan dan kekurangan. kelebihannya yaitu pembuatannya mudah dan
hargannya murah. Kelemahannya ukurannya terbatas sehingga efesien untuuk pembelajaran
kelompok.
d. Media Proyeksi Diam Media visual yang diproyeksikan melalui pesan, dimana hasilnya
tidak bergerak atau memiliki sedikit gerakan. Pada media proyeksi diam dapat digunakkan
untuk penyajian pesan disemua ukuran ruangan kelas. Sedangkan kelemahannya dapat
e. Media Audio Media yang langsung diterima oleh pendengaran seperti radio dan recorder.
Keunggulan dari media audio adalah memiliki variasi program yang cukup banyak dan
Kekuranganya sifat komunikasina hanya satu arah.
f. Media Audio Visual Media yang penyampaianya melalui indera pendengar dan indera
penglihat agar siswa dapat memahaminya secara langsung. kelebihannya dapat meningkatkan
daya tarik peserta didik dan kekurangannya lambat dan kurang praktis.
g. Media Film Rangkaian bentuk film yan bergerak dengan bergantian atau dapat ditayangka
dalam bentuk begerak atau hidup. Keungguannya mampu untuk mengabarkan peristiwa masa
lalu secara realitas dalam bentuk waktu yang singkat. Dan kelemahannya menekankan materi
dari pada proses pengembangan materi tersebut Sedangkan masih ada media yang tidk
termasuk media penyadi yaitu:
a.) Media Objek Pengajarannya menggunakan benda yang nyata tidak harus dihadirkan
dikelas, tetapi peserta didik dapat berlangsung secara objek. Sehingga dapat memberikan
pengalaman yang nyata. Kelebihannya dapat menunjukkan kesempatan yang maksimal
pada peserta didik untuk mempelajari tugas yang ril. Kelemahannya membawa siswa
berbagai tempayt diluar sekolah mengandung resiko.
b.)Media Interactive Media komunikasi yang bekerja menggunakan partisipasi. .
Kemampuannya dapat mengakibatkan komputer dijadikan sebagai sarana untuk
pembelajaran individual. Sedangkan kekurangannya tingginya biaya pengadaan dan
pengembangan progra komputer.
C. Bagaimana karakteristik media pembelajaran?

A. Klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli


Klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1.     Menurut Rudi Bretz


Mengklasifikasikan ciri utama media pada unsur pokok yaitu: suara, visual, dan gerak. Untuk
visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu: gambar visual, garis (liner graphic), dan
simbol. Dia juga membedakan media siar dan media rekam, sehingga terdapat delapan klasifikasi
media yaitu:
a. Media audio visual gerak
b. Media audio visual diam
c. Media audio semi gerak
d. Media visual gerak
e. Media visual diam
f. Media visual semi gerak
g. Media audio
h. Media cetak
2.Menurut Oemar H. Malik
 Ada empat klasifikasi media pengajaran, yaitu:
h. Alat-alat visual yang dapat dilihat,
i. Alat-alat yang bersifat auditif atau yang hanya bisa didengar,
j. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar,
k. Dramatisasi.

3.Menurut Gagne
Media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu:
a. Benda untuk didemonsrasikan,
b. Komunikasi lisan,
c. Media cetak,
d. Gambar diam,
e. Gambar bergerak,
f. Film bersuara,
g. Mesin belajar.

4.Menurut Allen
Terdapat Sembilan kelompok media, yaitu:
a. Visual diam,
b. Film, televisi,
c. Obyek 3 D,
d. Rekaman,
e. Pelajaran berprogram,
f. Demonstrasi,
g. Buku teks cetak,
h. Dan sajian lisan.

Disamping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan
untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan
enam tujuan belajar, antara lain: info factual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur,
ketrampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk
mencapai tujuan belajar.
5.       Menurut Gerlach dan Ely (1971)
Media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas kedelapan kelompok yaitu:
 Benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak,
rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.
6.       Anderson (1976)
Mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:
a. Audio  Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
b. Cetak  Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
c. Audio cetak  Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
d. Proyeksi visual diam  Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
e. Proyeksi audio visual diam  Film bingkai (slide) bersuara.
f. Visual gerak  Film bisu
g. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televise
h. Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
i. Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
j. Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer)

7.       Menurut Bretz dan briggs


Menurut Bretz dan Briggs mengemukakan bahwa klasifikasi media digolongkan menjadi
4 kelompok yaitu :
a. Media Audio

Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima
pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran.contoh media yang dapat
dikelompokkan dalam media audio diantaranya : radio, tape recorder, telepon, laboratorium
bahasa, dll.
b. Media Visual

Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihat. Media visual dibedakan
menjadi dua yaitu: Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan
potongan gambar, film bingkai, film rngkai,OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-
lain. Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan
sebagainya.
c. Media audio visual

Media audiovisual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar.
Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu:
Media audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, buku
bersuara. Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara, gambar bersuara,
dll.
d. Media Serbaneka

Media serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan dengan potensi di suatu
daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai
media pengajaran. Contoh media serbaneka diantaranya : Papan tulis, media tiga dimensi, realita,
dan sumber belajar pada masyarakat. Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya :
papan tulis, papan buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku. Media
tiga dimensi diantaranya : model, mock up, dan drama.
Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya . contoh pemanfaatan realita
misalnya guru membawa kelinci, burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke
kebun sekolah atau ke peternakan sekolah. Sumber belajar pada masyarakat diantaranya dengan
karyawisata dan berkemah.

B. Karakteristik media berdasarkan klasifikasinya

Berdasarkan beberapa pengklasifikasian di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum


media pembelajaran ada lima yaitu:
1. Media berbasis cetakan,
2. Media berbasis visual,
3. media berbasis audio-visual,
4. media berbasis komputer,
5. media berbasis manusia.

1.     Media berbasis cetakan


Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf
dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang
disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah : Buku Teks, Modul, Bahan Pengajaran
Terprogram. Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun
untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Modul,
yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian
rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk
guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan
kunci lembaran tes.
Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pengajaran individual, hampir sama dengan
modul. Materi media berbasis cetak merupakan dasar pengembangan dan penggunaan
kebanyakan materi pembelajaran lainnya.
Dalam media berbasis cetakan terdapat enam hal yang harus diperhatikan saat merancang,
yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
Karakteristik media berbasis cetakan yaitu:
 Teks dibaca secara linear.
 Teks menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
 eks ditampilkan statis.
 Pengembangan sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.
 Teks juga berorientasi pada siswa.
 Informasi dapat diatur dan ditata ulang oleh pemakai.

2.     Media berbasis Visual


Media berbasis visual dalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkaian), slides (bingkai) foto,
gambar, atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol
yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

Karakteristik media berbasis visual yaitu:


 Visual diamati berdasarkan ruang.
 Visual juga menampilkan komunikasi satu arah dan reseptic.
 Visual juga ditampilkan statis.
 Persepsi visual digunakan sebagai acuan dalam prinsip-prinsip kebahasaan media berbasis
teks.
 Media visual juga berorientasi pada siswa.
 Informasi dapat ditata ulang dan diatur oleh pemakai.

Media berbasis visual (image/perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam
proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi
struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa
dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi
efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi
dengan visual itu untuk menyakinkan adanya proses informasi.

       3. Media berbasis audio visual


Media audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan
visual.
Karakteristik media berbasis audio visual ialah:
 Bersifat linier
 Menyajikan visualisasi yang dinamis
 Digunakan dengan cara yang sudah ditetapkan sebalumnya oleh perancang
 Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak
 Dikembangkan menurut prinsi psikologi behaveiorisme dan kognitif.
 Umumnya berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa yang interaktivnya
rendah.
Pengajaran melalui audio visual, memiliki karakteristik pemakaian perangkat keras
selama proses belajar, seperti penggunaan proyektor, tape recorder, proyektor visual yang lebar.
Jadi pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapanya
melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata
atau simbol-simbol yang serupa.

.          4. Media berbasis komputer


Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor.
Media berbasis komputer memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.
 Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau
pengembang sebagaimana direncanakannya.
 Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol, grafik.
 Pembelajaran berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.

Simulasi pada komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis,


interaktif, dan perorangan. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario,
model dasar, dan lapisan pengajaran.

5.     Media berbasis manusia


 Media berbasis manusia merupakan media tertua untuk mengirimkan dan
mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita
adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran
siswa. Media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi
terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek
dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia “sebagai media” secara
intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalamn belajar yang akan
membantu mencapai tujuan pembelajaran.

Media berbasis manusia mempunyai karakteristik sebagai berikut:


 Merumuskan masalah yang relevan.
 Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
 Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan
untuk pemecahan masalah.
 Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kesulitan.
 Nilai pngetahuan ssiwa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
KELOMPOK 2

TEKNIK PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Apa yang dimaksud dasar pertimbangan pemilihan media pembelajaran?


1. Alasan Teoritis

Didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah system yang didalamnya terdapat
suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan adalah alasan utama dalam pemilihan media pembelajaran. Prosedur pengembangan
desain instruksional diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai
pengembangan dari tujuan umum, menentukan materi pembelajaran yang menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran serta menentukan strategi pembelajaran yang tepat sebagai
lanjutan. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sesuai
dengan materi, strategi yang digunakan , dan karakteristik siswa. Untuk mengetahui hasil
belajar, maka selanjutnya guru menetukan evaluasi yang tepat, sesuai tujuan dan materi.

Penyebab rendahnya hasil belajar dapat meninjau ketepatan seluruh komponen


diantaranya: mungkin keberhasilan ini disebabkan karena rumusan tujuan tidak sesuai
dengan row input dan kemampuan awal siswa “entery behavior level” siswa, bisa jadi tujuan
yang ditetapkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam kata lain terlalu tinggi.
Materi kurang sesuai dengan tujuan, terlalu kompleks, terlalu sulit sehingga  tidak dikuasai
sepenuhnya oleh siswa bisa menjadi penyebab yang lain. Strategi bias jadi tidak tepat,
membuat siswa tidak aktif, menjenuhkan, membosankan, tidak merangsang siswa untuk aktif
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Jika media dan strategi sudah tepat, maka
perlu diuji evaluasi yang digunakan apakah sudah tepat baik bentuknya, jenis, instrument
evaluasi dan prosedur evaluasinya. Dengan demikian pemilihan media penting artinya dan ini
menjadi alasan teoritis mendasar dalam pemilihan media. Pentingnya pemilihan media
dengan melihat kedudukan media dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Gerlach dan
Elly (Rudi Susilana 2011:63), sebagai berikut: Prosedur pengembangan pembelajaran
menurut Gerlach dan Elly dengan menggunakan pendekatan system dapat dijelaskan bahwa
perumusan tujuan instruksional merupakan langkah pertama dalam merencanakan
pembelajaran sebagai rumusan tingkah laku yang harus dimiliki oleh siswa setelah selesai
mengikuti pembelajaran. Langkah kedua adalah merinci materi pembelajaran yang
diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perlu juga dilakukan
tes “entering behavoiur level” yaitu untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk menentukan dari mana guru
harus mengawali pembelajaran. Tujuan, isi dan entery behavior level menjadi dasar untuk
menetapkan komponen pembelajaran yang lainnya, yaitu: menentukan strategi yang harus
sesuai dengan karakteristik tujuan maupun materi yang diberikan juga termasuk mengatur
dan mengelompokan siswa. Menentukan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan tujuan, strategi, waktu yang tersedia, dan fasilitas pendukung lainnya.
Secara teoritis menjadi dasar alasan mengapa kita perlu melakukan pemilihan terhadap
media, agar memiliki kesesuaian dengan tujuan (specification of objective), kesesuaian
dengan isi (specification of content), strategi pembelajaran (deternamination of strategy), dan
waktu yang tersedia (allocation of time).

2.  Alasan Praktis
a. Demonstration
Alat peraga pembelajaran merupakan fungsi dari sebuah media, misalnya
seorang dosen sedang menerangkan teknik mengoperasikan Overhead Projector
(OHP), pada saat menjelaskannya menggunakan alat peraga berupa OHP,
dengan cara mendemonstrasikan dosen tersebut menjelaskan, menunjukan dan
memperlihatkan bagaimana cara mengoperasikan OHP. Contoh lain, seorang
guru Fisika akan membelajarkan siswa tentang cara menghitung dan
menggunakan jangka sorong, maka sebelum pratikum dimulai, sebelum siswa
menyentuh jangka sorong, maka guru tersebut menunjukan cara kerja jangka
sorong sesuai dengan prosedur yang benar, ini akan memperlancar proses
belajar dan menghindari resiko kerusakan pada alat pratikum yang digunakan.
Beberapa alasan tersebut sering melandasi pengguna dalam menggunakan media
yaitu bertujuan untuk mendemonstrasikan atau memperagakan sesuatu.
b. Familiarity
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia
menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut,
merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum
tentu bisa dan untuk mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya,
sehingga secara terus menerus ia menggunakan media yang sama. Misalnya
seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan media Over Head Projector
(OHP) dan Over Head Transparancy (OHT). Media yang baik adalah bersifat
konstektual sesuai dengan realitas kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Media
OHP lebih tepat untuk mengajarkan konsep dan aspek-aspek kognitif, dapat
digunakan dalam jumlah siswa maksimal 50 orang dengan ruangan yang tidak
terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak dapat melibatkan secara optimal
potensi mental, emosiaonal dan motor skill, karena control pembalajaran ada
pada guru. OHP kurang tepat untuk mengajarakan keterampilan yang menuntut
demonstrasi, praktek langsung yang lebih membuat siswa aktif secara fisik dan
mental. Alasan familiarity tidak selamanya tepat , jika tidak memperhatikan
tujuannya.
c. Clarity
Mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran
dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek pembelajaran, masih
banyak guru tidak menggunkan media atau tanpa media, metode yang digunakan dengan
ceramah (ekspository), cara seperti ini memang tidak merepotkan guru untuk
menyiapkan media, cukup dengan menguasai materi, maka pembelajaran dapat
berlangsung. Namun cara pembelajaran seperti ini cenderung akan mengakibatkan
verbalitas, yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa.
Disinilah banyak pengguna media, memiliki alasan bahwa menggunakan media adalah
unutuk membuat informasi lebih jelas dan konkrit sesuai kenyataanya.
d.  Active Learning

Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa
harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Seperti pendapat
Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical
means of conveying instructional book, films, videotapes, etc. lebih jauh Briggs
menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya
terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai efektifitas media, Brown (1970) dengan cara
menggaris bawahi bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat
mempengaruhi efektifitas program belajar mengajar. Contoh dilihat pada pelatihan
Emotional Spiritual Question (ESQ), salah satu tujuan pelatihan ini adalah
menumbuhkan seoptimal mungkin motivasi peserta untuk berbuat positif dengan spirit
yang besar dan optiomalisasi potensi individu, diantaranya dengan cara mengkaji proses
dan kejadian serta fenomena alam (ayat qauniyyah), untuk mewujudkan tujuan ini
digunakan banyak visualisasi (media video) untuk memperlihatkan tayangan-tayangan
yang mampu meningkatkan motivasi peserta, dan hasilnya secara empirik terbukti
mampu meningkatkan motivasi peserta.
B. Apa yang dimaksud kriteria pemilihan media pembelajaran?
1. Kriteria Umum
Secara singkat dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah
dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Mc. M. Connel
(1974) dengan tegas mengatakan “if the medium fits use it” artinya jika media sesuai
gunakanlah. Diperlukan analisis terhadap factor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian
media, diantaranya : tujuan pembelajaran, materi pembalajaran, karakteristik siswa,teori
pembelajaran, modalitas belajar siswa (auditif, visual dan kinestetik), lingkungan,
ketersediaan fasilitas pendukung, dan lain-lain. Secara teoritik setiap media memiliki
kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh terhadap afektifitas program
pembelajaran.
a. Kesesuaian dengan Tujuan (instructionagoals). Perlu di kaji tujuan pembelajaran apa
yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan
Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis
media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.

b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau


kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan
lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang
harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai
untuk penyampaian bahan tersebut.

c. Kesesuaian dengan Karakteristik Pebelajar atau siswa. Dalam hal ini media haruslah
familiar dengan karakteristik siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan cirri media
yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah)
ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang
akan digunakan. Terdapat media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak
cocok untuk siswa yang lain.

d. Kesesuaian dengan teori.Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan


teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang
dianggap paling disukai dan paing bagus, namun didasarkan atas teori yang di angkat dari
penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya.

e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis
siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.

f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia.
Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang
tersedia, maka kurang efektif. Misalnya guru IPA merencanakan untuk mengadakan
pembelajaran dengan memanfaatkan TV Edu, tentu saja guru tersebut harus
mengalokasikan waktu yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam TV edu tersebut.

2. Kriteria Khusus

Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat menurut
Erickson (Hidayat:2011) dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari;
access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.

a. Acces
Media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa
b. Cost
Media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
c. Technology
Media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
d. Interactivity
Media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.
e. Organization
Dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris mendapatkan
dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar yang
mengelola).
f. Novelty
Media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya tarik bagi
siswa yang belajar.
C. Bagaimana prosedur pemilihan media pembelajaran?

Menurut, Henich dan kawan-kawan (Arsyad Azhar, 2010:67) megajukan model perencanaan
penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. (ASSURE adalah
singkatan dariAnalyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize,
Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam
perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

1. Analisis Learner Characteristics


Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa. Secaragaris besar
karakteristik siswa terbagi dua,  yaitu karakteristik umum dan khusus.

2.  State Objectives
Langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan
tercapai. Pengkajian  terhadap tujuan atau kompetensi ini akan di jadikan pijakan untuk
prosedur selanjutnya.

3.  Select, Modify or Design materials


Selanjutnya  adalah kegiatan memilih media, memodifikasi media yang sudah  ada atau
merancang sesuai kebutuhan.Langkah ini dilakukan sesuai dengan  langkah dua di atas
yaitu penentuan tujuan/kompetensi.

4.  Utilitize Materialas
Setelah media tersebut dipilih mana  yang sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai
dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran
menggunakan media dalam pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah
menggunakannya.

5.  Require Learner respose


Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon siswa  terhadap penggunaan media tersebut.

6. Evaluate
Tahap akhir  dalam  pemilihan  media  model ASSURE adalah melakukan evaluasi.
Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat suatu keputusan  tentang
nilai suatu objek.

KELOMPOK 3

STORYBOARD

Story board disini maksudnya adalah gambar-gambar yang digrafiskan dalam kolom-
kolom naskah yang dibuat pada kertas atau pada kartu-kartu dalam ukuran tertentu yang
kemudian disusun menurut urutan penyajian yang dikehendaki dalam naskah, biasanya
terletak disebelah kiri kolom. Sedangkan disebelah kanan berisi suara-suara pelaku atau
music yang mengiringinya.[5]
Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan
storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah,
karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji,
sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.
Salah satu  tahapan penting dalam produksi  film adalah membuat storyboard, setelah
sutradara dan pengarah fotografi  membahas sebuah adegan mereka kemudian bertemu
dengan artis storyboard untuk  menterjemahkan gagasan mereka dalam gambar. Disitu
terbentuklah rancangan-rancangan shooting, dan ketika dirasa ada sesuatau yang kurang pas
atau ada kendala-kendala dalam pengambilan gambar nantinya segera dapat dilakukan revisi.
Dengan mengacu pada rencana shooting  dalam storyboard para pemain dan krue dapat
mengerjakan tugas mereka masing-masing dengan cepat dan tepat.  Storyboard secara
gamblang memberikan tata letak visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa
kamera.

KELOMPOK 4 DAN 5

MEDIA GRAFIS

Bagaimana teknik pembuatan media grafis dalam pembelajaran?

Prosedur umum dalam merancang media grafis dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi Program

Dalam hal ini tentukanlah :


a) Nama Mata Pelajaran

b) Pokok bahasan dan Sub pokok bahasan

c) Sasaran

2. Mengkaji Literatur

Dalam membuat media cetak ini guru selanjutnya menentukan isi materi yang akan disajikan
pada media tersebut. Perlu diketahui bahwa menentukan isi yang akan disajikan pada media
cetak dan media presentasi bukan memindahkan semua isi dalam buku teks, namun perlu
dikemas sedemikian rupa sehingga materi pelajaran dapat divisualisasikan lebih tepat,
merangkum materi yang disampaikan, jelas dan menarik minat dan perhatian siswa.

3. Membuat Naskah

Naskah untuk media grafis berisi sketsa visual yang akan ditampilkan berisi objek gambar,
grafik, diagram, objek foto dan isi pesan visual dalam bentuk teks. Naskah untuk media
presentasi berupa storyboard dengan format double colom berisi kolom visual yang diisi dengan
semua tampilan dalam bentuk visual dan kolom audio

4. Produksi

Media cetak dapat dibuat secara manual atau menggunakan komputer. Cara manual berarti
diperlukan keterampilan khusus untuk menggambar, melukis, atau membuat dekorasi objek
grafis. Bahan-bahan yang digunakan berupa media kanvas atau kertas, cat air atau cat minyak,
kuas, minyak, berbagai bentuk dan bahan kertas, spon, steryoform, dan lain-lain. Cara kedua
menggunakan komputer grafis menggunakan software aplikasi pengolah gambar dan dicetak
secara digital menggunakan printer warna.

Berikut Proses Pengembangan Media Grafis

1. Analisis tujuan dan materi

2. Pengembangan

3. Data Collecting
4. Pembuatan Outline/naskah

5. Produksi

Media grafis merupakan media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui
penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik
dan diingat orang.

Adapun media grafis yang umumnya digunakan adalah diagram, grafik, poster, dll. Diagram
merupakan gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbal balik,
terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-
bagian terpenting saja yang diperlihatkan. Pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual
yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.

Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan
informasi statistik yang saling berhubungan. Grafik berfungsi untuk memperlihatkan
perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana,
terutama pada penyajian secara statistik.

Poster merupakan kombinasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk
menangkap perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di
ingatan seseorang. Media ini umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu produk/promosi.

Dalam pembuatan media grafis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan menjadi prinsip
dasar dalam pembuatan media grafis tersebut, yaitu:

a. Keseimbangan

Faktor keseimbangan terdiri dari keseimbangan formal yang sering disebut simetris,
keseimbangan informal yang sering disebut asimetris, dan keseimbangan radial dengan bentuk
desainnya bergerak dari titik pusat berjalan menurut radiusnya.

b. Kesinambungan
Faktor-faktor kesinambungan meliputi repetitif, alternatif, progresif, dan berubah tempat serta
ukuran secara bertahap.

c. Aksentuasi

Aksentuasi diperlukan untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan bagi penglihatan dengan
cara menghindarkan unsur-unsur monoton dan menonjolkan bagian-bagian yang penting.

d. Dominasi

Faktor dominasi adalah suatu unsur yang dapat mengikat keseluruhan komposisi sehingga dapat
mencapai keutuhan dan kejelasan.

e. Keseragaman

Keseragaman adalah unsur visual yang hadir berbeda sehingga masalah kejenuhan dapat teratasi.

Langkah Mendesain Media Grafis

A. Flipchart
1. Pengertian

Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50X75
cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang
diikat pada bagian atasnya. Flipchart hanya cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30
orang. Sedangan flipbook untuk 4-5 orang,flipchart merupakan salah satu media cetakan yang
sangat sederhana dan efektif.

Penggunaan flipchart merupakan salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk
menulis dipapan tulis. Lembaran kertas yang sama ukurannya dijilid jadi satu secara baik agar
lebih bersih dan baik. Penyajian informasi dapat berupa gambar-gambar, huruf-huruf, diagram,
dan angka-angka.

2. Kelebihan
a. Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis. Pada umumnya
berukuran sedang lebih kecil dari standar dari ukuran whiteboard, maka pesan
pembelajaran yang disajikan secara ringkas mencakup pokok –pokok materi
pembelajaran.
b. Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan. Media ini tidak membutuhkan arus
listrik, jika digunakan di luar ruangan yang tidak ada saluran listrik tidak menjadi
masalah.
c. Bahan pembuatan relatif murah. Bahan dasar flipchart yaitu kertas sebagai media
menuangkan gagasan ide dan informasi pembelajaran. Kertas yang umum digunakan
diantaranya kertas karton atau bisa juga buffalo paper, harga kertas ini relatif murah.
Selain kertas bahan lain yang dibutuhkan untuk flipchart adalah kayu untuk penyangga
dan alas penyangga kertas yang dapat di buat dari bahan kayu lapis ( triplek ).
d. Mudah di bawa kemana ( moveable ). Flipchart hanya berukuran 60 sampai 90 cm jadi
mudah untuk di bawa ketempat yang dibutuhkan. Untuk mempermudah pemindahan,
kertas dapat di gulung namun harus di bentuk menjadi gulungan bulat sehingga tidak
merusak kertas.
e. Meningkatkan aktifitas belajar siswa Flipchart dapat mengaktifkan siswa dalam bentuk
lembaran-lembaran kertas kosong yang siap di isi pesan pembelajaran.Flipchart cocok
digunakan dalam bentuk penugasan secara individu maupun kelompok misalnya diskusi
kelompok, merumuskan sesuatu dan lain – lain. Siswa dapat aktif menuangkan ide dan
gagasannya dalam flipchart tersebut kemudian dipresentasikan di depan guru dan siswa
yang lain

3. Cara membuat Flipchart


a. Tentukan tujuan pembelajaran

Tujuan perlu dirumuskan lebih khusus apakah tujuan bersifat penguasaan kognitif, penguasaan
keterampilan tertentu atau tujuan untuk penanaman sikap.

b. Menentukan bentuk flipchart

Flipchart terbagi dalam dua sajian, pertama flipchart yang hanya berisi lembaran – lembaran
kertas kosong yang siap di isi pesan pembelajaran. Kedua, Flipchart yang berisi pesan – pesan
pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik,
bagan dan lain – lain. Berdasarkan tujuan yang telah kita tentukan maka pilih bentuk flipchart
mana yang akan di buat atau disiapkan.

c. Mebuat ringkasan materi

Media flipchart tidak berbentuk uraian panjang, namun dalam buku teks hanya di ambil pokok –
pokoknya saja. Setiap pokok bahasan diseleksi mana yang menjadi materi yang perlu disiapkan.

d. Merancang draf kasar ( Sketsa )

Draf kasar yang di maksud adalah sketsa yang langsung dibuatkan di lebaran – lembaran kertas
flipchart menggunakan pensil yang dapat dihapus jika sudah selesai dibuat.

e. Memilih warna yang sesuai

Salah satu upaya adalah menggunakan warna yang bervariatif. Flipchart yang hanya
menggunakan satu warna kurang menarik bagi siswa sekolah dasar. Siswa SD cenderung
menyukai tampilan media yang berwarna – warni. Warna juga akan membantu memfokuskan
perhatian siswa pada materi.

f. Menentukan ukurandan bentuk huruf yang sesuai

Agar mudah di baca dalam jarak yang cukup jauh misalnya 10 meter dalam ruangan kelas
sebaiknya gunakan huruf flipchart yang besar. Gunakan bentuk huruf Arial, Verdona dan Eras
bold ITC. Bentuk huruf cenderung simpel namun mudah untuk di baca dengan cepat walaupun
dengan jarak yang jauh.

4. Cara menggunakan flipchart


a. Mempersiapkan diri

Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik dan memiliki keterampilan untuk
menggunakan media tersebut.

b. Penempatan yang tepat

Posisi penampilan aturlah sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa
dalam ruangan kelas tersebut.

c. Pengaturan siswa

Untuk hasil yang lebih baik tempat duduk siswa dapat dibnetuk menjadi setengah lingkaran,
perhatikan juga siswa dengan baik agar memperoleh pandangan yang baik.

d. Perkenalan pokok materi

Materi diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran.

e. Sajikan gambar

Setelah masuk pada materi mulailah perlihatkan lembaran – lembaran flipchart dan berikan
keterangan yang cukup jelas, gunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami siswa.

f. Beri kesempatan siswa untuk bertanya

Hendaknya guru memberikan stimulus agar siswa mau bertanya, mintalah klarifikasi apakah
materi yang disampaikan jelas dan dipahami atau kurang jelas.

g. Menyimpulkan materi

Pada umumnya kegiatan pembelajran diakhiri dengan kesimpulan, tidak harus guru yang
menyimpulkan namun justru siswalah yang harus menyimpulkan materi yang diperkuat oleh
guru.

B. Flash Card
1. Pengertian media flash card

Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25x30 cm.
Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto  atau  manfaat  gambar / foto yang
sudah ada di tempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar yang ada pada
flashcard merupakan rangkaian pesan yang di sajikan dengan keterangan setiap gambar yang di
cantumkan pada bagian belakangnya.

2. Kelebihan flashcard
a. Mudah di bawa-bawa dengan ukuran yang kecil flashcard dapat disimpan di tas bahkan
disaku, sehinga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat di gunakan di mana saja, di
kelas ataupun di luar kelas.
b. Praktis di lihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flashcard sangat peraktis,
dalam mengunakan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus, media ini tidak
perlu juga membutuhkan listrik.
c. Gampang di ingat karakteristik media flashcard adalah menyajikan pesan – pesan pendek
pada setiap kartu yang di sajikan. Misalnya mengenal huruf,  mengenal angka,  mengenal
nama binatang, atau tata cara berwudhu dan sebagainya.
d. Menyenangkan media flashcard dalam penggunanya bisa melalui permainan. Misalnya
siswa secara berlomba – lomba mencari satu benda atau nama – nama tertentu flashcard
yang di simpan secara acak, dengan cara berlari siswa berlomba untuk mencari sesuai
perintah.

3. Cara membuat Flashcard


a. Siapkan kertas yang aga tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini
berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b. Kertas tesebut di berikan tanda dengan pensil atau spidol dan mengunakan penggaris,untuk
menentukan 25x30 cm.
c. Potong-potonglah kertas duplek tersebut dan menggunakan gunting atau pisau kater hingga
tepat berukuran 25x30 cm. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan di
tempelkan atau sejumlah materi yang kita butuhkan. Selanjutnya, jika objek gambar akan
langsung dibuat dengan tangan, maka kertas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk
menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concort atau kertas karton.
d. Mulailah menggambar dengan meggunakan alat gambar seperti kuas,cat air,spidol,pinsil
warna atau membuat desain meggunakan komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah
di tempelkan pada alas tersebut.
e. Jika gambar yang akan tempelkan memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-
gambar yang di jual di toko, di pasar, makaselanjutnya tinggal di potong sesuai dengan
ukuran, lalu di tempelkan menggunakan perekat atau lem kertas.
f. Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian kartu-kartu tersebut sesuai dengan
nama objek yang ada di depannya. Nama-nama ina bisa menggunakan bahasa indonesia
dan inggris.

4. Cara penggunaan Flashcard


a. Mempesiapkan diri.Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, memiliki
keterampilan untuk menggunakan media tersut. Kalau perlu untuk memperlancar lakukanlah
dengan latihan berulang-ulang meski tidak langgsung di hadapan siswa. Siapkan pula alat-
alat lain yang di perlukan. Periksa juga urutan gambarnya. Kalau-kalau ada terlewat atau
susunannya tidak tepat
b. Mempersiapkan flashcard ; sebelum dimulai pembelajaran pastikan bahwa jumlahnya cukup,
cek juga urutantannya apakah sudah benar dan perlu atau atau tidaknya media lain untuk
membantu.
c. Mempersiapkan tempat ; hal ini berkaitan dengan posisi guru sebagai penyaji pesan
pembelajaran apakah sudah tepat berada ditangan tangan siswa, apakah ruangannya sudah
tertata dengan baik, perhatikan juga penerangan lampu atau intensitas cahaya di ruangan
tersebut apakah sudah baik, yang terpenting adalah semua siswa bisa dapat melihat isi
flashcard denngan jelas dari semua arah.
d. Mempersiapkan siswa ; sebaiknya siswa ditata dengan baik,diantaranya dengan cara duduk
melingkar dihadapan guru, perhatikan siswa untuk memperoleh pandangan secara memandai.
Cara duduk secara melingkar dipastikan semua siswa dapat melihat sajian dengan baik,
berbeda dengan berjejer kebelakang, mungkin saja ada siswa yang tidak dapat melihat ke
depan karna terhalang teman yang lainnya, atau terlalu jauh sehingga tidak jelas.

C. Flanelgraf

a. Pengertian media Flanelgref

Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa guntingan-guntingan gambar  atau


tulisan yang pada bagian belakangnya di lapisi ampelas.Guntingan gambar tersebut di
tempelkan  pada papan yang dilapisi flanel yang berbulu sehingga melekat.Ukuran papan
flanel  adalah 50X75 cm,di pergunakan untuk pembelajaran kelompok kecil 30 orang.

b.  Kelebihan

1. Gambar-gambar yang di pindah-pindah dapat menarik perhatian siswa, siswa dapat


berperan secara aktif untuk memindahkan objek gambar yang di tempelkan.Hal ini
menunjukan bahawa siswa terlibat tidak hanya secara intelektual namun juga fisik.
2. Gambar-gambar dapat di tambah dan  juga dapat dikurangi jumlahnya termasuk
susunanya  dapat diubah-ubah  sesuai dengan popok pembicaraan.
3. Pembelajaran dapat disetting sesusi dengan kebutuhan yaitu individual maupun secara
kelompok. Dalam setting kelompok siswa bekerjasama dalam menyelsaikan tugas
yang di berikan guru,menyusun gambar atau objek tiga dimensi  yaang di tempelkan
pada papan flanel.

c.   Cara pembuatan flanelgraf

1. Siapkan papan yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar.papan ini dapat di


buat dari  bahan kayu atau  tipblok.Pastikan ukuran papan tersebut kurang 50x75cm. Jika
papan ini tidak dibuat sendiri ,dapat juga membeli papaan seperti halnya whiteboard yang
sudah jadi.
2. Siapkan bahan flanel yang berbulu atau dapat pula menggunakan karpet dengan berbulu
tebal,sesuaikan ukuranya dengan papan tersebut,tempelkan dengan menggunakan
paku,atau menggunakan alat perekam berupa lem.
3. Siapkan gambar-gambar yang akan di tempelkan pada papan flanel tersebut,untuk
menempelkannya,maka gambar tersebut harus dipasang alas yangkeras atau bahan
ampelas.

d.      Cara Penggunaan Flanelgraf

1. Mulailah penyajian dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk ke pelajaran dan
guru berdiri di samping papan flanel.
2. Libatkan siswa dalam penyajian materi .
3. Menilai alat dan penyajian : apakah gambar-gambar sudah jelas,penyajian tampak
menarik dan apakah isi pesan pembelajaran dipahami oleh siswa.

KELOMPOK 6

Media pembelajaran BERBASIS KOMPUTER


A. Karakteristik media pembelajaran berbasis komputer

Pembelajaran berbasis komputer erat sekali kaitannya dengan konsep multimedia. Tay


(2000) dan Thompson (1994) mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi teks, grafik, suara,
animasi dan video secara interaktif. Multimedia merupakan semua media yang berbeda
karakteristiknya , namun digunakan untuk tujuan yang sama minimal mendukung pencapaian
tujuan makna yang ingin dipahami oleh khalayak dari pihak komunikator (Darmawan 2007:253).
Hooper (2002) menyebutkan bahwa multimedia sebagai media presentasi berbeda dari
mutimedia sebagai media pembelajaran.

Media presentasi tidak menuntut pengguna berinteraktivitas tetapi sama (covert). Media
pembelajaran melibatkan pengguna dalam aktivitas-aktivitas yang menuntut proses mental di
dalam pembelajaran. Aktivitas mental spesifik dibutuhkan di dalam terjadinya pembelajaran
dapat dibangkitkan melalui manipulasi peristiwa-peristiwa instruksional (instructional events)
yang sistematis. Dalam hubungan ini Hooper menekankan peran penting suatu desain
instruksional di dalam multimedia pembelajaran (educational multimedia). Dengan demikian
multimedia pembelajaran adalah paket multimedia interaktif di mana didalamnya terdapat
langkah-langkah instruksional yang didesain untuk melibatkan pengguna secara aktif di dalam
proses pembalajaran. Istilah spesifik bagi paket pembelajaran berbasis komputer
adalah Computer Assited Instruction (CAI), Computer Assisted Learning (CAL). Paket-paket
tersebut dapat merupakan multimedia dalam arti luas (mengandung teks, audio, animasi, video,
bahkan simulasi) atau hanya terbatas mengandung beberapa media seperti teks dan gambar saja.

Tetapi ketiganya secara eksplist menekankan adanya instruksional yang didesain didalamnya.
Keunggulan yang paling menonjol dan multimedia adalah interaktivitsnya. Bates (1995)
berargumen bahwa di antara media-media  lain interaktivitas multimedia atau media lain yang
berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Media televisi pun sebenarnya menyediakan
interaktivitas yang samar (covert). Multimedia secara inheren memaksa pengguna untuk
berinteraksi dengan materi. Interaksi ini bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang
kompleks. Interaksi sederhana, misalnya pengguna aru menekan keyboard atau melakukan klik
dengan mouse untuk berpindah-pindah halaman (display) atau memasukkan jawaban benar
melalui suatu umpan balik (feedback). Interaksi yang kompleks, misalnya aktivitas di dalam
suatu simulasi sederhana pengguna dapat mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau simulasi
kompleks seperti simulasi menerbangkan pesawat udara.

Dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan media berbasis TIK  memungkinkan peserta didik
dapat mempelajari unit-unit kompetensi secara runtut, sistematis, interaktif dan inovatif sehingga
diharapkan semua kompetensi tercapai secara utuh dan terpadu.

Peran penting media berbasis TIK dalam proses pembelajaran didasari oleh karakteristik media
yang  lebih  kompleks   dibanding  jenis   media   lain.   Beberapa   karakteristik media berbasis
TIK, antara lain sebagai berikut:

Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan atau computer


network).

Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi menarik, tidak


membosankan dan pada akhirnya memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri.

Memanfaatkan teknologi elektronik, di mana instruktur dan peserta didik, peserta didik dan
sesama peserta didik atau instruktur dan sesama pendidik dapat berkomunikasi dengan relatif
mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.

Menggunakan   media   bersifat   mandiri   (self   learning   materials)   disimpan   di komputer


sehingga dapat diakses oleh instruktur dan peserta didik kapan saja dan di mana saja jika yang
bersangkutan memerlukannya.

Memanfaatkan pertukaran data (information sharing) yang secara interaktif dapat dilihat setiap
saat di komputer.
Media berbasis TIK memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut. (Elangoan, 1999;
Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997)

Memberikan kemudahan bagi instruktur dalam proses pembelajaran untuk menjelaskan hal-hal
yang abstrak.

Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta mempunyai
ketertarikan terhadap media yang sedang dibahas.

Peserta didik dapat balajar atau menelaah media sewaktu-waktu karena media dapat tersimpan di
komputer.

Instruktur dan peserta didik dapat menggunakan media atau petunjuk belajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui jaringan intranet atau internet, sehingga keduanya dapat saling menilai sampai
berapa jauh media dipelajari.

Tersedianya fasilitas e-moderating di mana instruktur dan peserta didik dapat berkomunikasi


secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

Baik instruktur maupun peserta didik dapat melakukan diskusi dan berinteraksi melalui fasilitas-
fasilitas internet yang dapat dilakukan secara berkelompok/group.

Berikut tahapan mendesain penggunaan peralatan TIK dalam pembelajaran.

Menyusun rencana sesi yang berorientasi pada pemanfaatan peralatan TIK sebagai media dan
sumber belajar.

Mengembangkan Lembar Kerja pembelajaran berbasis komputer atau peralatan TIK lainnya.

Memilih alamat situs atau membuat e-book atau e-worksheet yang akan ditelusuri peserta dalam
rangka mengerjakan Lembar Kerja.

Mendesain dan selalu memperbaharui situs-situs atau studi kasus yang perlu dipelajari peserta
pelatihan.

Pastikan seluruh gaya belajar minimal yang dimiliki peserta pelatihan dapat dipenuhi melalui
penggunaan peralatan TIK

B. jenis jenis media pembelajaran

 Media Audio
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan.
Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima,
media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal
(bunyi-bunyian dan vokalisasi).

Contoh media : radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dll.

 Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual
menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui
media ini perangkat lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu
bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.

Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi media
visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta
yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual.

Media visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak :

Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan gambar, film
bingkai, film rngkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain- lain.

Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan
sebagainya.

 Media Audio Visual

Media audio visual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar. Ditinjau
dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu madia audio visual diam, dan
media audio visual gerak.

Media audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, buku
bersuara.

Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara, gambar bersuara, dll.

 Media Serbaneka

Media serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di
sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pengajaran.
Contoh media serbaneka di antaranya adalah papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber
belajar pada masyarakat.

Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya : papan tulis, papan buletin, papan
flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku.

 Media tiga dimensi diantaranya : model, mock up, dan diorama.

Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya . contoh pemanfaatan realit
misalnya guru membawa kelinci, burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke
kebun sekolah atau ke peternakan sekolah.

Sumber belajar pada masyarakat diantaranya dengan karya wisata dan berkemah.

Anda mungkin juga menyukai