Anda di halaman 1dari 7

Jenis-jenis Media Pembelajaran.

A. Klasifikasi Media Menurut Para Ahli

Terdapat banyak ahli yang mengelompokkan media berdasarkan kaerakteristik yang


dimiliki media tersebut, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Schramm1, menggolongkan media menjadi big media dan little media. Big media
dapat diartikan sebagai media yang rumit dan mahal sedangkan little media
erupakan media sederhana. Schramm juga menggolongkan media menurut daya
liputnya yaitu:

1. Liputan luas dan secara besama (TV, radio, dan faximile).


2. Liputan yang terbatas pada ruangan (film, video, slide, poster audio tape, dan
sebagainya).
3. Media untuk belajar mandiri/individual (modul, buku, program belajar
dengan computer, telepon).

Gagne2 menggolongan media menjadi benda untuk dikomunikasikan,


komunikasi lisan media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan
mesin belajar. Penggolongan media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan
kemampuan memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu
pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi
kodisi eksternal,menurut cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan
pemberi umpan balik.

Allen Rohani menggolongkan media menjadi sembilan golongan yaitu:

1. Visual diam,
2. Film,
3. Televisi,
4. Obyek tiga dimensi,
5. Rekaman,
6. Pelajaran terprogram,
7. Demonstrasi,
8. Buku teks, dan
9. Sajian lisan.

1
Schramm, W. 1977. Big media, little media. Beverly Hills.
2
Gagne Robert. 1985 .The Conditioning Of Learning. New York. Hot Rinehart and Winston
Menurut Allen terdapat keterkaitan jenis media pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Allen berpendapat bahwa media tertentu memiliki
kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah terhadap tujuan pembelajaran yang
lain.

Gerlach & Ely mengelompokkan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan
kelompok, yaitu:

1. Benda sebenarnya (termasuk orang, kejadian dan benda tertentu),


2. Presentasi verbal (mencangkup media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui
slide, transparansi OHP, catatan di papan tulis, dan majalah dinding),
3. Presentasi grafis (mencangkup chart, grafik, peta, diagram, lukisan, dan gambar),
4. Gambar diam (potret),
5. Gambar gerak (film dan video),
6. Rekaman suara,
7. Pengajaran terprogam, dan
8. Simulasi (peniruan situasi).

Ibrahim mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan ukuran serta kompleks


tidaknya alat dan perlengkapannya ke dalam lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi
dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi;
video, komputer.

B. Jenis Media Berdasarkan Persepsi Indra

Dari klasifikasi media menurut beberapa ahli tersebut maka media pembelajaran dapat
dikelompokkan berdasarkan persepsi Indra yaitu media Audio, Media Visual, dan
Media Audio Visual.

1. Media Audio
Media audio merupakan media yang menggunakan indera pendengaran sebagai
perantara dalam menyampaikan isi media atau mengandalkan suara saja dalam
penggunaannya. Media yang termasuk media audio antara lain adalah radio,
rekaman suara, piringan hitam, dll.
Gambar 1.1 : Piringan Hitam Gambar 1.2 : Radio

2. Media Visual
Media visual merupakan media yang menggunakan indera pengelihatan sebagai
perantara atau dalam penyampaian isi media. Media visual ini terbagi menjadi
media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media visual dua dimensi adalah media
yang hanya memiliki ukuran dimensional Panjang dan lebar atau media yang hanya
dapat dilihat dalam bidang datar 3. Contoh media yang termasuk ke dalam media dua
dimensi adalah media grafis. Selain media dua dimensi ada juga media tiga dimensi,
media tiga dimensi adalah media yang penyajiannya tidak hanya dapat dilihat saja,
namun juga bisa disentuk secara nyata. Media tiga dimensi ini bisa berbentuk
makhluk hidup maupun benda mati. Contoh media tiga dimensi adalah globe, peta
timbul, maket, hewan, tumbuhan, dll.

Gambar 1.3 : Media tiga dimensi Maket Gambar 1.4 : Media dua dimensi poster

3. Media Audio Visual


Media audio visual adalah media yang menggabungkan indera pada media audio
dan media visual. Media audio visual menggunakan indera pengelihatan dan
pendengaran sebagai perantara dalam menyampaikan isi. Contoh yang mudah dari
media audio visual ini adalah berupa video, film, televisi, dll. Media audio visual
juga terbagi lagi menjadi audio visual murni dan audio visual tidak murni. Audio
visual murni adalah audio media yang baik unsur gambar maupun suaranya berasal
dari satu sumber misalnya video dokumenter. Sedangkan audio visual tidak murni,

3
Santyasa, I. Wayan. 2007. Landasan konseptual media pembelajaran. Universitas Pendidikan Ganesha.
hal 1-23.
unsur gambar dan suara pada media tersebut tidak berasal dari satu sumber.
Misalnya slide presentasi yang diberi rekaman suara tambahan4.

Gambar 1.6 : Contoh Media Audio Visual

C. Jenis Media Berdasarkan Daya Sebaran


Daya liput merupakan bagian yang dapat menjadi pertimbangan dalam
pemilihan media. Kondisi pembelajaran yang dinamis menjadi faktor daya liput
menjadi hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan media. Seperti yang telah
diungkapkan sebelumnya bahwa Schramm membagi media ke dalam liputan
luas dan secara bersamaan, liputan yang terbatas pada ruangan dan media untuk
belajar mandiri/individual. Namun seiring dengan perkembangan zaman,
teknologi daya liput media menjadi dapat menyebar dengan luas berkat adanya
internet. Akses internet yang luas menjadi Batasan tempat dan ruang menjadi
hilang. Sehingga jenis media berdasarkan daya liput luas dan tidak serentak
dkarenakan konten yang sama dapat diakses kapanpun.

Jenis Media Contoh Media

Daya liput luas dan serentak

Gambar 2.1 : Televisi

4
Haryoko, S. 2012. Efektivitas pemanfaatan media audio-visual sebagai alternatif optimalisasi model
pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro. 5.1
Gambar 2.2 : Faksimile

Daya liput luas dan tidak serentak

Gambar 2.3 : platform youtube

Daya liput terbatas ruang

Gambar 2.4 : Powerpoint

Media untuk belajar mandiri/individual

Gambar 2.5 : Buku

D. Jenis Media Pembelajaran Berdasarkan Pembuatannya


Dalam pembuatan media pembelajaran perlu diperhatikan ketersediaan
dukungan dalam pembuatan maupun kemampuan dalam membuat media
tersebut. Kustiawan membagi media menjadi media sederhana dan media
modern berdasarkan cara pembuatannya5. Media pembelajaran sederhana adalah
media yang mudah dibuat, mudah dalam mencari bahan bakunya, harga relative
murah, dan penggunaannya dalam pembelajaran relative mudah. Media
sederhana ini terbagi menjadi dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.
Sedangkan media pembelajaran modern memiliki sifat elektronis dan kompleks,
bahan baku yang sulit dicari, pembuatannya sulit, dan mahal harganya. Dalam
pengoperasian media pembelajaran modern diperlukan keahlian khusus yang
sesuai. Media pembelajaran modern ini terbagi menjadi media pembelajaran
modern dengan proyeksi dan media pembelajaran modern tanpa proyeksi. Media
5
Kustiawan, U. 2016. Pengembangan media pembelajaran anak usia dini. Penerbit Gunung Samudera
Grup Penerbit PT Book Mart Indonesia.
pembelajaran modern dengan proyeksi misalnya adalah Overhead Projektor
(OHP), LCD Proyektor, Proyektor Film Strip. Sedangkan Media Pembelajaran
modern tanpa proyeksi misalnya adalah Televisi, Handphone, Komputer/Laptop,
Video Game, VCD/DVD.
Pembuatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan yang
dialami oleh masing-masing pelajar, dengan berkembangnya zaman tentu media
pembelajaran modern menjadi media yang sebaiknya digunakan namun kondisi
dilapangan yang berbeda membuat media pembelajaran sederhana tetap
dibutuhkan. Media pembelajaran sederhana cocok pada anak usia dini hingga
sekolah dasar di mana pada usia tersebut anak masih mengalami perkembangan
kognitif dan motoric yang perlu diasah.

E. Jenis Media Pembelajaran Berdasarkan Cara Penggunaannya


Ditinjau dari cara penggunaannya media pembelajaran dibagi menjadi media
tradisional dan media berbasis teknologi dan komputer. Media tradisional adalah
media yang cara penggunaannya masih berpusat kepada guru sebagai pengajar
sebagai individu utama yang menggunakan media pembelajaran tersebut. Media
tradisional ini mencakup media yang digunakan di dalam kelas, laboratorium,
maupun di luar kelas seperti jangka, jangka, peta, rangka bagun ruang, dan lain-
lain. Media yang berbasis teknologi komputer, guru lebih dibantu cara
penggunaannya oleh teknologi dan komputer di mana hal itu dapat
mempermudah guru dalam pembelajaran misalnya adalah ruang kelas dapat
mempermudah guru dalam pembelajaran misalnya ruang kelas otomatis, system
proyeksi berganda, dan system interkomunikasi.

1. Ruang kelas otomatis


Merupakan kelas yang fungsinya dapat disesuaikan secara cepat sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Perubahan yang terjadi dapat berupa kelas
perubahan kelas proyeksi menjadi kelas praktikum, kelas teori menjadi kelas
praktik, dan lain sebagainya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Gambar 3.1 : Ruang kelas praktikum

2. Sistem proyeksi berganda


Merupakan ruang kelas yang dapat memproyeksikan bahan ajar atau materi
melalui satu atau lebih proyektor yang terkoordinasi.

Gambar 3.2 : Kelas dengan system proyeksi

3. Sistem terkoordinasi
Adalah system yang dibuat untuk melaksanakan pembelajaran secara masal.
Pembelajaran ini biasanya menggunakan tayangan televisi atau tayangan
secara daring melalui platform youtube live, facebook live, dan lain
sebagainya.

Gambar 3.3 : Daring melalui platform youtube

Anda mungkin juga menyukai