Anda di halaman 1dari 14

Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

Mata Kuliah : Media dan Teknologi Pengajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu : Tomi Enramika,M.Pd.

Disusun Oleh :

M Arfan Alfallah (202200121)

Marni Arzani (202200014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media pembelajaran sebagai salah satu alat penunjang dalam proses


pembelajaran. Media pembelajaran digunakan oleh guru untuk mempermudah guru
dalam menyampaikan informasi pada siswa. Karena sangat membantu dalam proses
belajar-mengajar. Beberapa ahli mengklasifikasikan media pembelajaran dengan
berbagai klasifikasi.

Hal yang sama dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan
bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta
merangsang peserta didik untuk belajar.

Dari batasan yang telah disampikan oleh para ahli mengenai media, dapat
disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat
komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke
peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Media, selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara
utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dan kegiatan
pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi

Oleh karena itu melalui makalah ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai
klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli ?
2. Apa peranan media dalam proses pembelajaran?
3. Apa saja klasifikasi media pembelajaran menurut klasifikasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui klasifikasi media pembelajaran menurut ahli.
2. Untuk mengetahui peranan media dalam proses pembelajaran.
3. Untuk mengetahui lebih jelas pembagian klasifikasi menurut klasifikasinya

BAB II

PEMBAHASAN

1. Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Ahli

Setyosari & Sihkabuden (2005) mengemukakan klasifikasi media pembelajaran


berdasarkan bentuk dan ciri fisik sebagai berikut:

a) Media pembelajaran dua dimensi.

Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi,


memiliki panjang dan lebar, dan media pembelajaran dua dimensi hanya bisa
diamati dari satu arah pandangan saja. Contohnya: peta, gambar bagan, dan
semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.

b) Media pembelajaran tiga dimensi.

Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi,


mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari
arah pandang mana saja. Contohnya: meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan
lain-lain.

c) Media pandang diam.

Yaitu media yang menggunakan media proyeksi dan hanya menampilkan


gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Contohnya: foto, tulisan, atau
gambar binatang yang dapat diproyeksikan.

Sulaiman mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan presepsi indra,


sebagai berikut :

a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette, tape
recorder, dan radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam
suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual
kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya
tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik
tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya:
telewriting dan recorded telewriting.

R. Murry Thomas mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan


pengalaman yang diperoleh. Thomas menggolongkan media pembelajaran ke dalam
tiga jenjang pengalaman, yaitu sebagai berikut.

a. Pengalaman langsung (the real life experiences). Berupa pengalaman langsung


dalam suatu peristiwa (first hands experiences) maupun mengamati kejadian
atau objek sebenarnya.
b. Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences). Berupa tiruan atau
model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi
melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau
kejadian.
c. Pengalaman dari kata-kata (words only). Berupa kata-kata lisan yang
diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis
maupun dicetak.

Gerlach dan Ely mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan


penggunaannya, sebagai berikut :

a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual. Contohnya


laboratorium bahasa, IPA, IPS serta laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok. Contohnya
film dan slides.
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. Contohnya
televisi, radio, dan lain-lain.

Rudy Bretz mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan unsur


pokoknya, ia mengklasifikasikan berdasarkan suara, visual (berupa gambar, garis
dan simbol), dan gerak. Ia juga membedakan antara media siar (telecomunication) dan
media rekam (recording). Menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjadi 8 bagian,
yaitu:

a. Media audio-visual gerak.

b. Media audio visual diam.

c. Media audio semi gerak.

d. Media visual gerak.

e. Media visual diam.

f. Media semi gerak.

g. Media audio, dan

h. Media cetak

Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching”,


mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh
orang yang belajar. Dalam kerucut pengalaman Dale, jenjang pengalaman disusun
secara urut menurut tingkat kekongkritan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang
paling kongkrit diletakkan pada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman
yang diperoleh semakin abstrak. Berikut kerucut pengalaman dale :

 Kerucut Pengalaman Dale.

Azhar Arshad (2006). Klasifikasi media pembelajran tidak jauh berbeda


dengan bentuknya.

a. Pesan (Apa informasi yang disampaikan?).

b. Orang (Siapa yang menyampaikan informasi?).

c. Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?).

d. Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?).

e. Teknik (Bagaimana informasi itu disampaikan?).

f. Lingkungan/Latar (Dimana informasi itu disampaikan?).

2. Peran Media
Dãlam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan
mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar
dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan
pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal
ataupun media yang sederhana dan murah. Menjabarkan sejumlah kontribusi media
dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

1) Penyajan materi ajar menjadi lebih standar;


2) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik;
3) Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif;
4) Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi;
5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan;
6) Pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang
diinginkan;
7) Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih
kuat/baik;
8) Memberikan nilai positif bagi pengajar.

Penjabaran tentang peranan media dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh


Kemp memberikan wawasan yang luas mengenai pemanfaatan media dalam
pembelajaran. Selain Kemp (1985), Heinich (1996) melihat kontribusi media dalam
proses pemelajaran secara lebih global ditinjau dan kondisi berlangsungnya proses
pembelajaran, seperti berikut :

a. Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar

Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses pembelajaran umumnya


bersifat sebagai pendukung bagi pengajar. Perancangan media yang tepat akan
sangat membantu menguatkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh
pengajar secara langsung.

b. Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar

Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelajaran dapat disebabkan


oleh tidak tersedianya pengajar atau pengajar sedang bekerja dengan peserta
didik lain.
Media dapat digunakan secara efektif pada pendidikan formal di mana
pengajar yang karena suatu hal tidak dapat hadir di kelas atau sedang bekerja
dengan peserta didik lain.

c. Pendidikan jarak jauh

Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan cepat di seluruh dunia.


Hal utama yang membedakan antar pendidikan jarak jauh pendidikan dengan
tatap muka adalah adanya keterpisahan antara pengajar dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Adanya keterpisahan ini membutuhkan suatu
media yang berperan sebagai jembatan antara pengajar dengan peserta didik.
Peranan media dalam pendidikan jarak jauh mampu mengatasi masalah jarak,
ruang, dan waktu. Medaa yang paling umum digunakan dalam pendidikan
jarak jauh adalah media cetak dengan menggunakan sistem korespondensi.

d. Pendidikan khusus

Media memiliki peran yang penting dalam pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki keterbatasan kemampuan, misalnya mereka yang memiliki
keterbelakangan mental, tuna netra, atau tuna rungu. Pengguhaan media
tertentu akan sangat membantu proses pembelajaran bagi mereka. Media yang
digunakan adalah jenis – jenis media yang sesuai dan tepat bagi masing-
masing keterbatasan.

Sesuai dengan klasifikasinya, maka setiap media pembelajaran


mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat
menurut kemampuan media pembelajaran untuk membangkitkan rangsangan
indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun
pembauan/penciuman. Dari karakteristik ini, untuk memilih suatu media
pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru pada saat melakukan
proses belajar mengajar, dapat disesuaikan dengan suatu situasi tertentu.
Media pembelajaran seperti yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan tujuan
praktis yang akan dicapai dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

o Media Grafis

Media grafis adalah suatu jenis media yang menuangkan pesan yang
akan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal.
Simbol-simbol tersebut artinya perlu difahami dengan benar, agar proses
penyampaian pesannya dapat berhasil dengan balk dan efisien. Selain
fungsi tersebut secara khusus, grafis berfungsi untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang
mungkin akan cepat terlupakan bila tidak digrafiskan (divisualkan).
Bentuk-bentuk media grafis antara lain adalah: (1) gambar foto, (2) sketsa,
(3) diagram, (4) bagan/chart, (5) grafik, (6) kartun, (7) poster, (8) peta,
(10) papan flannel, dan (11) papan buletin.

o Media Audio

Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang


disampaikan melalui media audio dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, balk verbal maupun non-verbal. Bebarapa media yang dapat
dimasukkan ke dalam kelompok media audio antara lain: (1) radio, dan (2)
alat perekam pita magnetik, alat perekam pita kaset.

o Media Projeksi

Media projeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis, dalam


art] dapat menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan grafis
banyak digunakan juga dalam media projeksi diam. Media projeksi gerak,
pembuatannya juga memerlukan bahan-bahan grafis, misalnya untuk
lembar peraga (captions). Dengan menggunakan perangkat komputer
(multi media), rekayasa projeksi gerak lebih dapat bervariasi, dan dapat
dikerjakan hampir keseluruhannya menggunakan perangkat komputer.
Untuk mengajarkan skill (keterampilan motorik) projeksi gerak
mempunyai banyak kelebihan di bandingkan dengan projeksi diam.
Beberap media projeksi antara lain adalah: (1) Film Bingkai, (2) Film
rangkai, (3) Film gelang (loop), (4) Film transparansi, (5) Film gerak 8
mm, 16 mm, 32 mm, dan (6) Televisi dan Video.

3. Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Klasifikasinya

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi


tergantung dari sudut mana melihatanya.
1) Dilihat dari sifatnya, media dapat di bagi kedalam :
o Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media
yang hanya memiliki unsur suara,seperti radio, tape recorder, kaset,
piringan hitam dan rekaman suara.
o Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung
unsur suara. Beberapa hal yang termasuk kedalam media ini adaalah film
slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
o Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga megandung unsur gambar yang dapat dilihat,seperti misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik,sebab
mengandung kedua unsur jenis media pertama dan kedua.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya,media dapat pula dibagi kedalam :
o Media yang memilki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan
televisi. Melalui media ini sisiwa dapat mempelajari hal- hal atau kejadian-
kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan
khusus.
o Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu
seperti filmslide, film, video dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya,media dapat di bagi kedalam :


o Media yang diproyeksikan sseperti film slide,film stripe,
transparansi,komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan proyeksi khusus seperti film proyektor untukmemproyeksikan
film slide, overhead projector (OHP). Untuk memproyeksikan
transparansi, LCD untuk memproyeksikan komputer, tanpa dukungan alat
proyeksi semacam ini,maka media semacam ini akan kurang berfungsi.
o Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto,lukisan,radio, dan
lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis lainnya.

4) Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya :


o Kelompok satu : media grafis, bahan cetak dan gambar diam.

Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide,gagasan,


melalui penyajian kata- kata kalimat, angka,simbol, yang termasuk media
grafis adalah : grafik, diagram,bagan,sketsa,poster, papan,flanel, bulletin
board.

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui


proses pencetakan, printing, atau offset. Beberapa halyang termasuk media
cetak adalah: buku tes,modul,bahan pengajaran terprogram.

Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang


dihasilkan melalui proses fotografi,yang termasuk dalam media ini adalah
foto.

o Kelompok kedua : kelompok mediaproyeksi diam, yakni media visual


yang di proyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana
hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis
media ini diantaranya : OHP/OHT,opaque projector, slide dan filmstripe.

OHP/OHT adalah media visual yang diproeyeksikan melalui alat


proyeksi yang disebut OHP ( Overhead projector ) dan OHT biasanya
terbuat dari plastik transparan.

Opaque projector adalah media yan digunakan untuk memprojeksikan


benda- benda tak tembus pandang, seperti buku dan foto. Opaque projektor
ini tidak memerlukan transparansi tetapi memerlukan penggelapan
ruangan.

Media slide atau film bingkai adalah media visual yang di projeksikan
melalui alat yang dinamakan projector slide. Film bingkai ini terbuat dari
film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau
plastik.

Media film stripe, atau film rangkai atau film gelang adalah media
visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide.

o Kelompok ketiga : media audio adalah media penyampaian pesannya


hanya melalui pendengaran. Jenis pesan yang disampaikan berupa kata-
kata, sound effect. Beberapa hal yang termasuk media ini adalah : radio,
media alat perekam pita magnetik/kaset atau tape recorder.
o Kelompok keempat : media audio visual diam, adalah media penyampaian
pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan namun gambar yang
dihasilkannya adalah gambar diam atau memilki sedikit gerakan.
Diantaranya adalah media sound slide,film stripe bersuara.
o Kelompok kelima : film (motion picture ) , yaitu serangkaian gambar diam
yang meluncur secara tepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan
hidup dan bergerak. Ada beberapa jenis film, ada film bisu, film bersuara
dan film gelang yang ujungnya saling bersambungan dan tidak
memerlukan penggelapan ruangan.
o Kelompok keenam : media televisi adalah media yang menyampaikan
pesan audiovisual dan gerak. Dianataranya adalah media televisi, televisi
terbatas, dan video cassate recorder.
o Kelompok ketujuh : adalah multimedia, merupakan suatu sistem
penyampaian dengan menggunakan beberapa jenis bahan belajar yang
membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdiri atas bahan
cetak, bahan audio dan bahan audiovisual.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Setyosari & Sihkabuden (2005) mengemukakan klasifikasi media pembelajaran


berdasarkan bentuk dan ciri fisik.
 Sulaiman mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan presepsi indra.
 R. Murry Thomas mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
 Gerlach dan Ely mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan
penggunaannya.
 Rudy Bretz mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan unsur pokoknya.
 Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching”, mengklasifikasi
media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang
belajar.
 Azhar Arshad (2006). Klasifikasi media pembelajran tidak jauh berbeda dengan
bentuknya.
DAFTAR PUSTAKA

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta: Ciputat

Pers.

Muhammad Isnaini. 2011. Media Pembelajaran. Palembang: Modul (bahan ajar).

Arsyad Azhar, Prof. Dr. Ed.2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Munandi, Yuhdi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta; Gaung Persada Press.

Prof,Dr.Wina sanjaya, M,Pd.2012. Media komunikasi pembelajaran. Jakarta : kencana


prenada media group

Anda mungkin juga menyukai