Classical Test Theory (CTT), yaitu suatu teknik analisis data berdasarkan skor total sebuah test. Analisis statistic CTT mencakup: Item Difficulty, item discrimination, measurement error, & reabilitas. Error pada CTT: 1. Systematic Score: berhubungan dengan validitas sebuah test. 2. Unsystematic Score: berhubungan dengan kebetulan yang tidak disangka-sangka. 3. Measurment Error: error yang terjadi karena test tersebut hanya menggambarkan sedikit contoh dari konstruk yang ingin di ukur. Realibilitas pada CTT: Melakukan kolerasi antara total score dari beberapa test yang dilakukan berulang kali. Semakin tinggi kolerasi (hubungan) antara skor test tersebut maka semakin tinggi realibilitasnya. Rumus Utama CTT: Xn = Tn + En X = Skor yang bias kita dapati (observed score) didapatkan dari hasil pemjumlahan. T = True score. E = Error score. Paralel Test: test yang dilakukan berulang, bukan dengan test yang persis sama tapi serupa dan menggambarkan konstruk yang sama. Item Dificulty Measure: Jumlah presentase dan partisipan test yang menjawab dengan tepat. Dikenal sebagai P-Value (0.0-1.0). Item Discrimination: Metode yang digunakan disebut point biserial correlation, yaitu perbandingan antara skor keseluruhan.
Modern Test Theory ( ITEM RESPONSE THEORY )
IRT, yaitu hubungan antara Latent Traits denngan Indicators sebuah konstruk. Lantent : Tidak bias kita lihat dari kasat mata, maka perlu adanya indicator agar bisa dilihat, atau di test. Perbedaan CTT dan IRT ialah, pada CTT terdapat parallel test, sedangkan IRT adanya observed indicator variable yang sama-sama menggambarkan sebuah latent variable. Apabila terdapat satu latent variable dinamakan “Unidimensional”. Apalabila rerdapat lebih dari satu latent variable dinamakan “Multidimensional”.