Anda di halaman 1dari 47

TEORI TES KLASIK

Teori Respon Butir


Pengertian

Asumsi-asumsi

Karakteristik Tes

Kelebihan & Kekurangan

Teori Respon Butir


Pengertian

Teori tes klasik menggunakan


model pengukuran yang sangat
Mardapi (1998) sederhana, yakni skor yang
tampak terdiri dari skor
sebenarnya dan skor kesalahan

Teori Respon Butir


Pengertian

• Teori Tes Klasik adalah asumsi-asumsi yang dirumuskan


secara sistematis serta dalam jangka waktu yang lama
• Skor tampak disimbolkan dengan huruf X merupakan nilai
performansi individu pada alat tes yang dinyatakan dalam
bentuk angka
• Skor murni yang dilambangkan dengan huruf T merupakan
performansi individu sesungguhnya yang tidak pernah dapat
kita ketahui besarnya karena tidak dapat diungkap secara
lansung oleh alat tes

Teori Respon Butir


Pengertian

• Kesalahan pengukuran diberi simbol huruf E


• Hubungan antara Skor Tampak (X), Skor Murni (T) dan
Kesalahan Pengukuran (E) dapat ditulis dalam persamaan:

X=T+E

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Allen & Yen (dalam Azwar, 2005) menguraikan asumsi-


asumsi teori klasik sebagai berikut:
1) Asumsi 1
2) Asumsi 2
3) Asumsi 3
4) Asumsi 4
5) Asumsi 5
6) Asumsi 6
7) Asumsi 7

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 1

•Asumsi ini menjelaskan bahwa hubungan antara


skor tampak, skor muni, dan eror pengukuran
•Skor tampak (X) merupakan jumlah skor murni
(T) dan eror.
•Besar skor tampak akan tergantung oleh
besarnya eror pengukuran
•Besarnya skor murni individu pada setiap
pengukuran yang sama diasumsikan selalu tetap
X=T+E

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Contoh
Asumsi 1

Skor murni si Galih dalam tes IQ=110, dalam


Tes 1 diperoleh X=112 (maka E=+2) dan
dalam tes 2 diperoleh X=108 (maka E=-2)

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 2

•Asumsi ini menyatakan bahwa skor murni


merupakan nilai harapan dari skor tampaknya
•T merupakan harga rata-rata distribusi teoretik
skor tampak apabila orang yang sama dikenai tes
yang sama berulang kali dengan asumsi
pengulangan tes itu dilakukan tidak terbatas
banyaknya
•Setiap pengulangan tes adalah tidak bergantung
satu sama lain
ε(X) = T
Teori Respon Butir
Asumsi-asumsi

Asumsi 3

•Asumsi ini menyatakan bahwa bagi populasi


subjek yang dikenai tes, distribusi eror
pengukuran dan distribusi skor murni tidak
berkorelasi
• Implikasinya,skor murni yang tinggi tidak
selalu berarti mengandung eror yang selalu
positif ataupun selalu negatif
ρet = 0

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Contoh
Asumsi 3

Galih memperoleh tes 1 dimana T=120,


X=122 (E=+2), dengan tes 2 dimana X=118
(E=-2)

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 4

•Bila E1 melambangkan eror pada pengukuran


atau tes pertama dan E2 melambangkan eror pada
tes yang kedua maka asumsi ini menyatakan
bahwa eror pengukuran pada dua tes yang
berbeda, yaitu E1 dan E2 tidak berkorelasi satu
sama lain
ρe1e2= 0

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Contoh
Asumsi 4

Pada tes 1, Galih memperoleh (E=+6), tidak


berarti pada tes 2 Galih akan mendapat skor
(E) yang lebih besar dari tes 1

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 5

•Asumsi ini menyatakan bahwa eror pada suatu


tes (E1) tidak berkorelasi dengan skor murni
pada tes lain (T2)
•Asumsi ini tidak dapat bertahan apabila tes yang
kedua mengukur aspek yang mempengaruhi eror
pada pengukuran yang pertama
ρe1t2= 0

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 6

•Asumsi ini menyatakan jika ada dua tes yang


dimaksudkan untuk mengukur atribut yang sama
mempunyai skor tampak X dan X’ yang
memenuhi asumsi 1 sampai 5
•Jika untuk setiap populasi subjek T = T’ serta
varians eror kedua tes tersebut sama, kedua tes
tersebut disebut sebagai tes yang paralel

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Contoh
Asumsi 6

Setiap orang yang dites di UNY memperoleh


skor 80, kemudian di tes di tes di UGM pasti
memperoleh nilai skor 100, maka kedua tes
disebut Ekuivalen

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 7

•Asumsi ini menyatakan jika ada dua tes yang


dimaksudkan untuk mengukur atribut yang sama
mempunyai skor tampak X dan X’ yang
memenuhi asumsi 1 sampai 5
•Jika untuk setiap populasi subjek T1 = T2 + C,
dengan C sebagai suatu bilangan konstan, maka
kedua tes tersebut dapat disebut sebagai tes yang
setara (equivalent test)

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 7

•Asumsi ini menyatakan jika ada dua tes yang


dimaksudkan untuk mengukur atribut yang sama
mempunyai skor tampak X dan X’ yang
memenuhi asumsi 1 sampai 5
•Jika untuk setiap populasi subjek T1 = T2 + C,
dengan C sebagai suatu bilangan konstan, maka
kedua tes tersebut dapat disebut sebagai tes yang
setara (equivalent test)

Teori Respon Butir


Asumsi-asumsi

Asumsi 7

Setiap orang yang dites di UNY memperoleh


skor 80, kemudian di tes di tes di UGM pasti
memperoleh nilai skor 100, maka kedua tes
disebut Ekuivalen

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Reliabilitas

Validitas

Tingkat Kesukaran

Daya Pembeda

Efektivitas Distraktor

Kesalahan Pengukuran

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Reliabilitas merupakan derajat


Mehrens & Lehmann keajegan (consistency) di antara dua
(1973: 102) buah hasil pengukuran pada objek
yang sama

Allen & Yen (1979:


Tes dikatakan reliabel jika skor
62)
amatan mempunyai korelasi yang
tinggi dengan skor yang sebenarnya
Karakteristik Tes

Reliabilitas

Untuk menentukan nilai reliabilitas suatu tes (butir soal berbentuk


pilihan ganda (multiple choice)) dapat digunakan formula sebagai
berikut :

R = banyaknya butir soal,


σ2 = varians.

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Reliabilitas

Mehrens & Lehmann (1973: 104) menyatakan bahwa meskipun


tidak ada perjanjian secara umum, tetapi secara luas dapat diterima
bahwa untuk tes yang digunakan untuk membuat keputusan pada
siswa secara perorangan harus memiliki koefisien reliabilitas
minimal sebesar 0,85

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Validitas

Validitas suatu perangkat tes dapat diartikan merupakan


kemampuan suatu tes untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
Ada tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, validitas konstruk dan
validitas kriteria

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Validitas Isi

Validitas isi berarti sejauh mana suatu perangkat tes mencerminkan


keseluruhan kemampuan yang hendak diukur berupa analisis
rasional terhadap domain yang hendak diukur

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes
Validitas kenampakan
didasarkan pada
pertanyaan apakah suatu
Validitas butir-butir dalam
Kenampakan perangkat tes mengukur
aspek yang relevan
dengan domainnya
Validitas Isi

Validitas logika
merupakan jawaban
apakah keseluruhan butir
Validitas Logika
merupakan sampel
representatif dari
keseluruhan butir yang
mungkin dibuat.

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan


seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang hendak
diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang
telah ditetapkan.

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Validitas Kriteria

Validitas kriteria merupakan kesahihan suatu perangkat tes dalam


membuat prediksi, dapat meramalkan keberhasilan siswa pada
masa yang akan datang

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal, yang disimbolkan dendan pi,


merupakan salah satu parameter butir soal yang sangat berguna
dalam penganalisian suatu tes
Hal ini disebabkan karena dengan melihat parameter butir ini,
akan diketahui seberapa baiknya kualitas suatu butir soal

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Tingkat Kesukaran

Jika pi mendekati 0, maka soal tersebut terlalu sukar, sedangkan


jika pi mendekati 1, maka soal tersebut terlalu mudah, sehingga
perlu dibuang
Hal ini disebabkan karena butir tersebut tidak dapat membedakan
kemampuan seorang siswa dengan siswa lainnya

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Tingkat Kesukaran

Allen dan Yen (1979 : 122) menyatakan bahwa secara umum


indeks kesukaran suatu butir sebaiknya terletak pada interval 0,3 –
0,7
Pada interval ini, informasi tentang kemampuan siswa akan
diperoleh secara maksimal
Dalam merancang indeks kesukaran suatu perangkat tes, perlu
dipertimbangkan tujuan penyusunan perangkat tes tersebut

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Tingkat Kesukaran

Untuk menentukan indeks kesukaran dari suatu butir pada


perangkat tes pilihan ganda, digunakan persamaan sebagai
berikut :

p = proporsi menjawab benar pada butir soal tertentu


∑B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes yang menjawab

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Daya Pembeda

Untuk menentukan daya pembeda, dapat digunakan indeks


diskriminasi, indeks korelasi biserial, indeks korelasi point biserial,
dan indeks keselarasan
Pada analisis butir dalam penelitian ini, hanya digunakan indeks
korelasi point biserial.

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Daya Pembeda

Koefisien korelasinya untuk suatu butir tes ditentukan dengan


rumus:

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Daya Pembeda

Keterangan :
rpbis = koefisien korelasi point biserial, Xi merupakan variabel
kontinu, XI¯merupakan rerata skor X untuk peserta tes yang
menjawab benar butir tersebut, X merupakan rerata skor X¯ , sx
merupakan standar deviasi dari skor X , dan p1 merupakan proporsi
peserta tes yang menjawab benar butir tersebut.

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Daya Pembeda

Pada suatu butir soal, indeks daya beda dikatakan baik jika lebih
besar atau sama dengan 0,3
Indeks daya pembeda suatu butir yang kecil nilainya akan
menyebabkan butir tersebut tidak dapat membedakan siswa yang
kemampuannya tinggi dan siswa yang kemampuannya rendah
Jika nilainya kecil, menunjukkan bahwa kemencengan distribusi
skor dari populasi, yang juga mengakibatkan validitas tes menjadi
rendah.

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Efektivitas Distraktor

Efektifitas distraktor adalah seberapa baik pilihan yang salah


tersebut dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui
kunci jawaban yang tersedia

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Efektivitas Distraktor

Semakin banyak peserta tes yang memilih distraktor tersebut,


maka distaktor itu dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Cara menganalisis fungsi distraktor dapat dilakukan dengan
menganalisis pola penyebaran jawaban butir
Pola penyebaran jawaban adalah suatu pola yang dapat
menggambarkan bagaimana peserta tes dapat menentukan pilihan
jawabannya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawaban yang
telah dipasangkan pada setiap butir.

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Efektivitas Distraktor

Menurut Fernandes (1984: 29) distraktor dikatakan baik jika


dipilih oleh minimal 2% dari seluruh peserta
Distraktor yang tidak memenuhi kriteria tersebut sebaiknya
diganti dengan distraktor lain yang mungkin lebih menarik minat
peserta tes untuk memilihnya

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Kesalahan Pengukuran

Kesalahan Baku Pengukuran (Standard Error of Measurement,


SEM) dapat digunakan untuk mamahami kesalahan yang bersifat
acak/random yang mempengaruhi skor peserta tes dalam
pelaksanaan tes

Teori Respon Butir


Karakteristik Tes

Kesalahan Pengukuran

Kesalahan pengukuran, yang disimbulkan dengan σE , dapat


dihitung dengan rumus pada persaman berikut :

Keterangan : σx merupakan simpangan baku dari skor total dan ρxx’


merupakan koefisien reliabilitas.

Teori Respon Butir


Kelebihan & Kelemahan
Kelebihan

• Mudah dalam penerapannya serta model yang cukup


berguna
1.

• Dapat mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam


pengukuran yang dapat mempengaruhi skor amatan
2.

• Asumsi-asumsi yang dirumuskan secara sistematis


serta dalam jangka waktu yang lama.
3.
Teori Respon Butir
Kelebihan & Kelemahan
Kelemahan

• Tingkat kesukaran dan daya pembeda soal sangat


tergantung pada sampel yang dipergunakan dalam
1. analisis

• Skor perolehan peserta tes sangat tergantung pada


pemilihan tes yang digunakan bukan pada kemampuan
2. peserta tes tersebut

• Indeks kesalahan baku pengukuran dipraasumsikan


sama untuk setiap peserta tes
3.
Teori Respon Butir
Kelebihan & Kelemahan
Kelemahan

• Keajegan/reliabilitas tes dalam konteks teori tes


klasik didasarkan pada kesejajaran perangkat tes
sangat sukar untuk dipenuhi. pada praktiknya,
4. sulit sekali memperoleh dua perangkat tes yang
benar-benar sejajar

• Tidak memberikan landasan untuk menentukan


bagaimana respons seseorang peserta tes apabila
5. diberikan butir tertentu

Teori Respon Butir


Pertanyaan
1. Husnatul Hamdiyah (003)
Apa itu asumsi yang kelima dan berikan
contohnya ?
2. Oki Adi Y (022)
Jelaskan perbedaan asumsi 6 dan 7?
3. Umi Dewi (042)
Jelaskan kembali asumsi ke 7?
4. Catur P (045)
Rumus daya pembeda?
Pertanyaan
1. Setiap tes berbeda nilai murninya untuk
tes 1. Pada asumsi ini tergantung jenis
tes
THANK YOU FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai